Ditetapkan di : Garut
DIREKTUR
RS. MEDINA GARUT
NIP: 006.07071993.2021
BAB I
DEFINISI
sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah diterimadengan baik.
(konsil kedokteran Indonesia, hal 8).
4. Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam menyampaikan informasi, cara berbicaranya jelas
dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh penerima pesan
(komunikan).
5. Isi Pesan adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan. Panjang,
pendek dan kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media
penyampaian, dan penerimanya.
6. Media/Saluran Pesan (Elektronik, Lisan, Tulisan) adalah sarana komunikasi dari
komunikator kepada komunikan. Media berperan sebagai jalan atau saluran yang
dilalui isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang
disampaikan penerima. Pesan dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya
sekaligus. Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim.
Yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin
terjadi berupa perubahan sikap (konsil kedokteran Indonesia, hal 8).
7. Penerima Pesan/Komunikan adalah pihak/orang yang menerima pesan. Penerima
pesan berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan
penerima berita bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima
adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik danmemberikan umpan
balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi
berlangsung dua arah (konsil kedokteran Indonesia, hal 8).
8. Umpan balik adalah respon/tindakan dari komunikan terhadap respon pesan yang
diterimanya. Pada saat melakukan umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal
sebagai berikut:
a. Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan,
klarifikasi, paraphrase, intonasi.
b. Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat.
c. Cara mengaamati (observation)agar dapat memahami yang tersirat di balik yang
tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak tubuh).
5
10. Komunikasi dengan pasien dan atau keluarga adalah dimana petugas rumah sakit
memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan
pelayanan serta akses untuk mendapatkan pelayanan. Pemberian informasi ini
penting untuk membangun komunikasi yang terbuka dan terpercaya antara pasien,
keluarga dan rumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Sifat komunikasi
B. Proses komunikasi
4. Komunikasi yang dipakai adalah komunikasi yang bersifat informasi dan edukasi.
5. Antar Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
Komunikasi yang dipakai adalah komunikasi yang bersifat informasi. Komunikasi
ini dapat berupa koordinasi, pemberian informasi atau sosialisasi sebagai berikut :
a. Pelayanan yang tersedia dan jam pelayanan yang diupdate
b. Perubahan kebijakan atau regulasi rumah sakit terkait pelayanan maupun SDM
c. Informasi mengenai pelayanan kepada pasien
6. Antar pegawai non klinis
Komunikasi yang dipakai adalah komunikasi bersifat informasi. Komunikasi ini
dilakukan dengan beberapa cara :
a. Over hand/operan kepada shift selanjutnya
6) Kondisi pelayanan
b. Rapat
Rapat adalah suatu pertemuan atau berkumpulnya dua orang atau lebih untuk
memutuskan suatu tujuan. Rapat tidak hanya dilakukan oleh satu
unit/kelompok saja. Rapat juga bisa dilaksanakan oleh lebih dari satu
unit/kelompok.
8
BAB III
TATA LAKSANA
1. Berdiri
2. Senyum
1. Ucapkan salam (bila dalam posisi duduk, segera berdiri terlebih dahulu
kemudian ucapkan salam)
2. Perkenalkan diri
3. Menawarkan bantuan
4. Contoh: Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, Saya (nama) dari (Bagian), saya siap
membantu Bapak/Ibu
1. Berdiri
2. Senyum.
1. Menerima Panggilan
“Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, dari (Bagian), dengan Saya (nama),
ada yang bisa dibantu?”
2. Melakukan Panggilan
“Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, Saya (nama) dari (Bagian), bisa bicara
dengan …”
3. Selesai percakapan, ditutup dengan mengucapkan terima kasih, letakkan telepon
dengan lembut (jangan dibanting).
4. Mengakhiri percakapan via telepon “Ada lagi yang bisa saya bantu, Selamat
Pagi/Siang/Sore/Malam, terima kasih” dan tunggu hingga si penelepon menutup
gagang telepon, baru kita tutup telponnya.
D. Proses Komunikasi
PENERIMA PEMBERI
PESAN PESAN
T TGL
B JAM
K NAMA
TTD
a. Memulai pelajaran.
b. Menciptakan kondisi belajar.
c. Memberikan motivasi.
d. Mengarahkan pelajaran.
e. Mendiagnosa.
f. Melihat proses.
g. Mengundang penerima / komunikan untuk bertanya.
h. Mengevaluasi penerima / komunikan.
i. Memulai untuk berdiskusi dengan penerima / komunikan
a. Pertanyaan umum
Selamat Pagi, ada yang bisa kami bantu?
b. Pertanyaan spesifik
Apakah Ibu sudah membaca laporan saya? Apakah ada yangbelum jelas
dengan email saya?
c. Pertanyaan dengan nilai tambah
Kalau saya beri diskon lebih besar apakah Ibu bisa memesan lebih
banyak?
d. Pertanyaan menuntun
Kapan saya bisa ke tempat Bapak untuk mendiskusikan hal ini, hari ini
atau besok? Pagi jam 8 atau sehabis makan siang?
2. Teknik menjelaskan
12
b. Bagaimana menjelaskan
2) Bersikap ramah
L LIMA Y YANKEE
M MIKE Z ZULU
dengan menggunakan tulisa. Kedua jenis komunikasi perlu digunakan dalam proses
pelayanan, tidak bisa memilih salah satu. Akan tetapi dalam penggunaaanya, bisa
mengunakan salah satu dari dua jenis komunikasi tersebut tergantung proses
komunikasinya. Di suatu waktu, diperlukan menggunakan keduanya.
Pelaksanaan komunikasi di dalam rumah sakit meliputi:
1. Komunikasi rumah sakit dengan masyarakat
Beberapa media yang digunakan dalam komunikasi ini diantaranya:
a. Komunikasi langsung/lisan
Informasi dilakukan secara langsung/lisan kepada masyarakat biasanya
digunakan pada saat penyuluhan. Penyuluhan biasanya dilakukan di lingkungan
pedesaan dengan peserta masyarakat sekitar dan di instansi-instansi seperti
sekolahan dan tempat kerja.
b. Media cetak
Media cetak adalah sebuah alat komunikasi dalam bentuk tulisan. Informasi
mengenai RS Medina Garut. Macam media cetak yang digunakan diantaranya:
1) Brosur/Leaflet
2) Koran
3) Poster/Banner/Baliho
Informasi yang disampaikan menggunakan media cetak meliputi:
1) Jam pelayanan (jadwal dokter)
2) Pelayanan yang tersedia
3) Cara mendapatkan pelayanan
4) Informasi mengenai edukasi tentang penyakit
c. Media elektronik
Media elektronik adalah sebuah alat komunikasi yang menggunakan elektronik
atau energi elektromekanis. Macam media elektronik yang digunakan untuk
menyampaikan informasi diantaranya:
1) Pesawat telephone
2) Rekaman video
3) Rekaman audio
4) Foto
15
5) Televisi
Media sosial yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan edukasi
diantaranya:
1) Website
2) Youtube
3) Facebook
4) Instagram
6) Whatsapp
2. Komunikasi masyarakat dengan rumah sakit menggunakan media:
a. Kotak saran
b. Nomor aduan (telpon/SMS/Whatsapp)
c. Email
d. Sosial media (facebook dan instagram)
3. Komunikasi antara PPA dan pasien atau keluarga
Komunikasi kepada pasien dan keluarga harus menggunakan format yang
mudah dipahami dan bahasa yang dimengerti oleh pasien dan keluarga. Apabila
pasien menggunakan bahasa lain, maka dibutuhkan anggota keluarga atau
penerjemah untuk membantu dalam pemberian informasi dan edukasi. Apabila
tidak ada keluarga yang dapat membantu menerjemahkan, maka petugas – petugas
yang ditunjuk rumah sakit sebagai penerjemah akan membantu menjelaskan
informasi kepada pasien dengan bahasa Inggris, bahasa Jawa atau bahasa yang
lainnya. Apabila petugas tersebut benar – benar tidak mengetahui bahasa pasien,
rumah sakit akan meminta bantuan kantor imigrasi untuk perbantuan tenaga
penterjemah.
1) Siapkan diri ketika akan mengangkat telepon (tidak sedang berbicara hal
lain ketika mengangkat telepon).
2) Siapkan alat tulis untuk mencatat.
3) Ucapkan salam “Selamat pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu. Saya, (nama),
sebut unit kerja.
4) Pastikan identitas pasien
5) Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah.
6) Dengarkan pertanyaan pasien dengan teliti, hindarkan berbicara dengan
orang lain saat sedang menelepon.
7) Berikan informasi kepada pasien dengan jelas, dengan bahasa yang mudah
dimengerti, dan menggunakan teknik komunikasi dua arah.
8) Lakukan motivasi kepada pasien agar bertanya hal-hal/informasi yang
belum dimengerti.
9) Lakukan verifikasi kepada pasien berupa tanya jawab.
10) Tawarkan bantuan kembali “Apakah masih ada yang dapat saya bantu?”
11) Ucapkan terima kasih dan beri salam.
12) Biarkan penelepon menutup teleponnya terlebih dahulu.
4. Komunikasi antar PPA
Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan
oleh kedua pihak, pasien dan dokter, perawat dan dokter,dokter dan dokter, dokter
dan tenaga non medis lainnya, perawat dan pasien/keluarga pasien. Opini yang
menyatakan bahwa mengembangkan komunikasi dengan pasien hanya akan
menyita waktu dokter, tampaknya harus diluruskan. Sebenarnya bila dokter dapat
membangun hubungan komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal
negatif dapat dihindari.
Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan
pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini amat berpengaruh pada
proses penyembuhan pasien selanjutnya. Pasien merasa tenang dan aman ditangani
oleh dokter sehingga akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena
yakin bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya. Pasien
18
3. Asessment
a. Apa penilaian anda pada situasi itu?
b. Saya pikir masalahnya adalah: tuliskan masalah yang anda pikirkan, atau
c. Saya tidak yakin apa masalahnya, tetapi pasien memburuk, atau
d. Pasien terlihat tidak stabil.
4. Recommendation
a. Apa yang anda inginkan dari dokter?
b. Recommendations / Interventions:
1) Haruskah saya mulai dengan pemberian O2, I.V, dll.?
2) Apakah pasien perlu diperiksakan X-RAY, BGA, ECG dan test yang
lain?
3) Jam berapa dokter akan datang?
4) Apakah dokter akan konsul ke dokter spesialis?
5) Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU, HCU, ICCU, dll?
c. Pelimpahan wewenang dokter kepada perawat pemberian terapi,
advice konsul ke dokter spesialis lain.
d. Pemberian tambahan terapi via telpon yang berkaitan dengan kondisi pasien
3. Dokter pasien
Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung
secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian
penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter
dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal
21
b) Identifikasi Pasien
c) Jenis Pelayanan
d) Fasilitas Ruangan/Pelayanan
e) Daftar dokter spesialis yang akan merawat yang bisa dipilih oleh pasien
f) Tarif Ruangan
g) Tarif Tindakan
3) Petugas menuliskan terhadap isi penjelasan dari point 2 pada dokumen
rekam medis dan apabila hal-hal yang dijelaskan sudah dimengerti dan
disetujui oleh pasien/keluarga pasien maka dokumen rekam medis
ditandatangani oleh pasien/keluarga pasien dan petugas pendaftaran yang
memberikan informasi. Data rekam medis dimasukkan ke list pasien.
c. Setelah pasien setuju dengan informasi biaya dan tindakan medis, petugas
pendaftaran menginformasikan ke unit terkait.
d. Jika pasien tidak setuju dengan informasi biaya, petugas pendaftaran akan
menginformasikan kepada dokter yang merawat dan dokter akan memberikan
solusi apakah akan memberikan keringanan biaya atau disarankan ke rumah
sakit pemerintah.
e. Jika terjadi perubahan kriteria tindakan dari ruang tindakan akan
menginfomasikan kepada keluarga pasien.
1) Informasi antara perawat dengan pasien dan keluarga
a) Memberi salam pada pasien dan keluarga
b) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang fasilitas yang ada di
ruang perawatan dan prosedur penggunaannya
c) Menjelaskan tata tertib di rumah sakit
d) Menjelaskan hak dan kewajiban pasien
e) Memberikan penjelasan dokter/petugas yang merawat
f) Informasi waktu konsultasi
g) Informasi catatan perkembangan kondisi pasien dan rencana
asuhan perawatan
h) Informasi tentang persiapan pulang
24
tim siaga bencana rumah sakit untuk kasus kebakaran. Dimana tim ini terdiri dari
seluruh personel rumah sakit yang masing-masing memiliki peran spesifik yang
harus dikerjakan sesuai dengan panduan kebakaran/tanggap darurat
bencana/disaster plan rumah sakit. Misalnya, petugas tehnisi/IPSRS segera
mematikan listrik di tempat area kebakaran, petugas/perawat segera memobilisasi
pasien ke titik kumpul melalui jalur evakuasi, dan sebagainya.
Prosedur pelaksanaan code red:
Petugas paviliun yang pertama yang mengetahui kejadian:
1. Meminta pertolongan kepada petugas yang tercantum pada papan Red Code :
Petugas pemadam kebakaran, petugas pengaman data, petugas pengaman alkes
dan petugas evakuasi.
2. Petugas Pemadam Kebakaran:
bertugas memberi komando kepada orang di sekitar dan melaksanakan
pemadaman api
3. Petugas Pengaman Data:
bertugas memberi komando kepada orang di sekitar dan melaksanakan evakuasi
dokumen
4. Petugas Evakuasi:
bertugas memberi komando dan melakukan evakuasi pasien ketempat yang
lebih aman
5. Petugas Pengaman Alkes :
Bertugas memberi komando kepada orang disekitar dan mengevakuasi alat
kesehatan dan aset ke tempat yang lebih aman.
Satpam
1. Menerima laporan dan ditulis secara cepat pada buku laporan kejadian.
2. Segera melaporkan kepada Tim K3RS serta petugas dari paviliun terdekat untuk
menuju lokasi kebakaran guna membantu proses evakuasi.
3. Segera menutup gerbang masuk dan membuka gerbang keluar bagi pengunjung
4. Mengosongkan area titik kumpul. Lakukan tindakan yang diperlukan untuk
mengosongkan area titik kumpul (contoh: memecahkan kaca jendela mobil untuk
memindahkan mobil yang berada di area titik kumpul).
26
Direksi
I. Code blue
Code Blue adalah kode yang mengumumkan adanya pasien, keluarga
pasien, pengunjung, atau karyawan yang mengalami kegawatan medis atau henti
jantung atau henti nafas dan membutuhkan tindakan bantuan hidup dasar /
resusitasi segera. Pengumuman ini utamanya adalah untuk memanggil tim medis
reaksi cepat atau tim code blue yang bertugas pada saat tersebut, untuk segera
berlari secepat mungkin (Respon time <5 menit) menuju ke tempat lokasi / ruangan
yang diumumkan dan melakukan resusitasi jantung dan paru pada pasien. Tim
medis reaksi cepat (tim code blue) ini merupakan gabungan dari perawat dan dokter
yang terlatih khusus untuk penanganan pasien henti jantung atau henti nafas.
Karena setiap shift memiliki anggota tim yang terdiri dari dokter dan perawat yang
terlatih, dan bertugas sesuai jaga shiftnya yang berbeda-beda pula diperlukan
pengumuman yang dapat memanggil mereka dengan cepat dengan menelpon nomor
ekstensi 211.
d. Aman Pasien
e. Cek respon pasien dengan cara menepuk –nepuk dan menggoyangkan
penderita sambal berteriak memanggil penderita.
2. Periksa tanda-tanda kehidupan:
a. Tidak ada respon.
b. Tidak bernafas normal.
c. Tidak teraba nadi
3. Pengaktifan system code blue, dengan cara meminta bantuan orang terdekat
untuk menelpon system code blue ke nomor ekstensi 211 (UGD). Bila tidak ada
orang lain di deket penolong untuk membantu, maka sebaiknya penolong
menelpon langsung ke UGD. Cara melaksanakan percakapan dengan tim code
blue,
J. Code pink
1. Segera hubungi petugas keamanan dan laporkan lokasi temuan orang yang
dicurigai
2. Lakukan pemeriksaan secara berkala di ruang perawatan bayi (perinatologi)
3. Lakukan identifikasi pada setiap pengunjung ruang perinatologi
4. Pastikan setiap pengunjung ruang perinatologi memakai kalung pengunjung
5. Monitor seluruh ruangan menggunakan CCTV
6. Melarang orang asing / yang tidak berkepentingan berada di ruang perinatologi
7. Awasi dengan ketat pintu masuk dan keluar ruang rawat bayi / anak kepada
semua orang yang akan masuk / meninggalkan rumah sakit dengan bayi / anak
8. Pastikan bahwa keluarga / orang tua bayi / anak menandatangani formulir
idetifikasi bayi
9. Jika ada laporan terjadi penculikan bayi, segera lakukan pemeriksaan terhadap
seluruh area rumah sakit
10. Jika sasaran / penculik terlihat, jangan hentikan sendiri
11. Segera hubungi petugas keamanan dan laporkan lokasi temuan orang yang
dicurigai
K. Code grey
Code grey adalah suatu kode untuk menunjukkan bahwa dalam lingkungan rumah
sakit terdapat perusuh atau oknum bersenjata yang dapat membahayakan karyawan,
pasien, maupun pengunjung.
d. Ajak bicara dan menjawab percakapan, lakukan yang mereka inginkan dan
jangan lebih bila memungkinkan cari tahu penyebab/alasan tindakannya.
e. Ingat apa yang menjadi ciri pelaku (pakaian, penampilan, umur, dll)
f. Jika penyerang melarikan diri, catat rute yang diambil, no dan jenis
kendaraan, dan informasi lainnya.
g. Berikan informasi saat anggota satpam tiba, tunggu instruksi lebih lanjut.
3. Prosedur 4 (Satpam)
L. Code black
b. Melihat benda yang dicurigai sebagai bom, catat lokasi keberadaan bom
dan laporkan kepada satpam, dan dilarang menyentuh benda tersebut.
4. Satpam mengamankan area yang diduga terdapat bom, dengan memasang garis
pengaman, untuk menghindari masyarakat sekitar RS masuk ke area yang diduga
terdapat bom.
7. Jika situasi dinyatakan aman, penghuni gedung dapat memasuki gedung kembali
8. Membuat pelaporan
34
BAB V
DOKUMENTASI