Anda di halaman 1dari 10

KEPUTUSAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS PAYANGAN


NOMOR 800/015/Pusk.Py/2022

TENTANG

KOMUNIKASI DAN KOORDINASI


UPTD PUSKESMAS PAYANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS PAYANGAN,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas harus mudah diakses oleh masyarakat,


baik informasi, pelaksana maupun pelayanan, ketika
masyarakat membutuhkan pelayanan preventif, promotif,
kuratif, dan/atau rehabilitatif sesuai dengan kemampuan
Puskesmas;

b. bahwa masyarakat sebagai penerima manfaat layanan lintas


program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan akses
informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis
pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas serta akses
terhadap pelayanan dan akses penyampaian umpan balik;

c. bahwa untuk peningkatan pelayanan di tingkat Puskesmas


perlu adanya media komunikasi dan melakukan koordinasi
baik ke dalam (internal) maupun ke luar Puskesmas
(eksternal);

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, b, dan c perlu ditetapkan Keputusan Kepala
UPTD Puskemas Payangan tentang Komunikasi dan
Koordinasi di UPTD Puskesmas Payangan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008


tentang Keterbukaan Informasi Publik;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009


tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014


tentang Tenaga Kesehatan;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun


2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 83 Tahun
2012 Tentang Pedoman Pemanfaatan Media Sosial Instansi
Pemerintah;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 44


Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31


Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Puskesmas;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43


Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PAYANGAN


TENTANG KOMUNIKASI DAN KOORDINASI UPTD
PUSKESMAS PAYANGAN.

Kesatu : Komunikasi dan koordinasi di lingkungan UPTD Puskesmas


Payangan dilakukan dalam dua bentuk yaitu antar pegawai di
lingkungan UPTD Puskesmas Payangan (internal) dan dengan
masyarakat (eksternal) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Surat Keputusan ini.

Kedua : Dengan ditetapkannya Surat Keputusan ini, maka Surat


Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Payangan Nomor
800/005/Pusk.Py/2019 tentang Komunikasi dan Koordinasi Di
Lingkungan UPTD Puskesmas Payangan dan Surat Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Payangan Nomor
800/017/Pusk.Py/2019 tentang Media Komunikasi yang
Digunakan Untuk Menangkap Keluhan Masyarakat atau
Sasaran Kegiatan di UPTD Puskesmas Payangan dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi.

Ketiga : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Surat


Keputusan ini dibebankan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
dilakukan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Payangan, Gianyar


Pada tanggal : 5 Januari 2023

KEPALA UPTD PUSKESMAS PAYANGAN,

MADE ARISANI
LAMPIRAN 1.
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PAYANGAN
NOMOR 800/015/Pusk.Py/2022
TENTANG KOMUNIKASI DAN KOORDINASI
UPTD PUSKESMAS PAYANGAN

KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNAL


UPTD PUSKESMAS PAYANGAN

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari


seseorang/satu pihak kepada orang lain/pihak lain baik secara verbal maupun
nonverbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Penyampaian pesan dapat
dilakukan dengan menggunakan simbol, tanda, atau tingkah laku. Dari pengertian
komunikasi, dapat dijelaskan bahwa komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika
ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu,
artinya komunikasi hanya bisa terjadi apabila didukung oleh adanya sumber, pesan,
media, penerima dan efek. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen
komunikasi.
Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator (pengirim / sumber
pesan) menyampaikan pesan kepada komunikannya (penerima). Sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.
Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai
dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Secara ringkas, proses berlangsungnya
komunikasi dapat digambarkan seperti berikut:
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain
mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan
dapat berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang
bisa dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalu
telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
3. Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke
komunikan.
4. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi
pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu
sendiri.
5. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas
pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan
yang dimaksud oleh si pengirim.

Proses komunikasi adalah panduan yang sempurna untuk mencapai


komunikasi yang efektif. Ketika diikuti dengan baik, prosesnya dapat menjamin bahwa
pesan yang dikirim oleh pengirim akan dimengerti oleh penerima. Meskipun proses
komunikasi terkesan sederhana, namun tidak menutup kemungkinan terjadi hambatan
selama proses berlangsung. Hambatan merupakan faktor yang memiliki dampak
negatif pada proses komunikasi. Beberapa hambatan umum termasuk penggunaan
media yang tidak tepat, tata bahasa salah, kata inflamasi, kata-kata yang bertentangan
dengan bahasa tubuh, dan jargon teknis. Untuk meminimasir terjadinya hambatan
dalam pelaksanaan komunikasi di lingkungan UPTD Puskesmas Payangan, ditentukan
beberapa strategi komunikasi untuk menjalin komunikasi yang baik, yaitu:
1. komunikasi dilakukan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah di
mengerti;
2. mengenali sasaran komunikasi;
3. menggunakan cara penyampaian yang informatif;
4. memanfaatkan teknologi informasi yang dikenal oleh masyarakat; dan
5. memperhatikan tata nilai budaya yang ada.

Dua jenis komunikasi yang diselenggarakan di UPTD Puskesmas Payangan, yaitu:


1. Komunikasi Internal
Komunikasi internal merupakan segala bentuk kegiatan komunikasi yang
dilakukan antar pegawai dalam suatu instansi atau perusahaan. Dalam hal ini adalah
seluruh pegawai UPTD Puskesmas Payangan, baik yang bertugas di bagian
manajemen Puskesmas, pelayanan UKM atau pelayanan UKP. Komunikasi ini dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Komunikasi ke atas, komunikasi apapun yang datang dari pegawai Puskesmas
ke penanggun jawab upaya dan/atau Kepala Puskesmas. Komunikasi ini dapat
dilakukan dari orang lain ke atas hierarki organisasi.
b. Komunikasi ke bawah atau komunikasi manajerial. Komunikasi ini dilakukan dari
atas ke bawahan. Misalnya dari Kepala Puskesmas ke penanggung jawab upaya
atau dari Penanggung Jawab UKM ke pelaksana program.
c. Komunikasi lateral atau komunikasi teknis. Komunikasi leteral adalah komunikasi
internal antar unit pelayanan, antar program, atau antara rekan kerja.

Penyampaian pesan dalam proses komunikasi dapat disampaikan secara


langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media komunikasi).
a. Informasi disampaikan secara tatap muka, yaitu:
1) Komunikasi antarpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang
terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal.
Misalnya komunikasi antara bawahan dengan atasan atau komunikasi antar
pegawai Puskesmas.
2) Komunikasi kelompok, merupakan interaksi tatap muka dari tiga atau lebih
individu, guna memperoleh maksud ataupun tujuan yang dikehendaki, seperti
berbagi informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan masalah. Misalnya rapat
pralokmin masing-masing upaya pelayanan, rapat Tim Mutu Puskesmas,
lokakarya mini bulanan Puskesmas, apel pagi, dan rapat atau pertemuan internal
lainnya.
b. Informasi disampaikan melalui media komunikasi, yaitu:
1) papan pengumuman / papan informasi kegiatan program;
2) media cetak seperti petunjuk teknis, pedoman, Kerangka Acuan Kegiatan (KAK),
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan lain-lain;
3) media elektronik; dan
4) media sosial seperti WhatsApp Group Puskesmas dan WhatsApp Group masing-
masing upaya kesehatan atau unit pelayanan dan media sosial lain yang sering
digunakan oleh pegawai Puskesmas.

Komunikasi yang dilakukan di lingkungan internal UPTD Puskesmas Payangan


meliputi penyampaian pesan berupa ide, perkembangan ilmu pengetahuan, instruksi,
pengumuman, saran/masukan, keluhan dan/atau kepuasan pegawai terhadap suatu
hal serta informasi lainnya. Dalam hal penilaian tingkat kepuasan pegawai, UPTD
Puskesmas Payangan menyelenggarakan Survei Kepuasan Pegawai minimal setahun
sekali. Hasil pengumpulan data dan analisis terhadap tingkat kepuasan pegawai
digunakan untuk melakukan upaya perbaikan.

2. Komunikasi Ekternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara UPTD Puskesmas Payangan
dan orang mana pun, organisasi atau pihak-pihak lain di luar Puskesmas. Komunikasi
dengan eksternal Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan untuk melakukan
koordinasi maupun pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar Puskesmas. Pihak
luar yang dimaksud adalah lintas sektor dan masyarakat, baik yang ada di dalam
maupun luar wilayah kerja Puskesmas, ataupun pihak-pihak lain yang terkait dengan
pelayanan/program Puskesmas.
Kegiatan komunikasi eksternal ini bertujuan untuk untuk menggali informasi dari
masyarakat mengenai harapan dan persepsi masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan, serta menyampaikan informasi kepada masyarakat luas mengenai
informasi kesehatan dan pelayanan Puskesmas. Puskesmas adalah sumber informasi
kesehatan bagi masyarakat yang ada di wilayah kerjanya. Sehingga Puskesmas harus
mudah diakses oleh masyarakat, baik informasi, pelaksana kegiatan maupun
pelayanannya. Terutama ketika masyarakat membutuhkan pelayanan preventif,
promotif, kuratif, dan/atau rehabilitatif sesuai dengan kemampuan Puskesmas.
Informasi kesehatan sebagai pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan tersebut dapat disampaikan secara
tatap muka atau melalui media komunikasi.
Penyampaian informasi dari UPTD Puskesmas Payangan dilakukan
menggunakan dua cara, yaitu:
a. Informasi disampaikan secara tatap muka, yaitu:
1) Komunikasi antarpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang
terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal.
Misalnya komunikasi langsung secara lisan antara petugas Puskesmas dengan
pasien atau sasaran program, konseling tatap muka, pemberian KIE kepada
pasien atau sasaran program.
3) Komunikasi kelompok, merupakan interaksi tatap muka dari tiga atau lebih
individu, guna memperoleh maksud ataupun tujuan yang dikehendaki, seperti
berbagi informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan masalah. Misalnya
penyuluhan, diskusi, rapat, forum pertemuan dan komunikasi dengan
masyarakat, pertemuan lintas sektor, lokakarya mini lintas sektor, dan lain-lain
b. Informasi disampaikan melalui media komunikasi. Untuk memudahkan
penyampaian informasi kepada masyarakat, UPTD Puskesmas Payangan
menggunakan berbagai media yang dikenal oleh masyarakat, yaitu:
1) papan pengumuman;
2) penanda arah;
3) televisi;
4) media cetak seperti poster, brosur, leaflet, lembar balik, dan lain-lain;
5) media elektronik yaitu:
e-mail : puskesmaspayanganoke@gmail.com
youtube : puskesmas payangan

5) media sosial Puskesmas yaitu:


WhatsApp : +62 813-3720-6667
facebook : puskesmaspayangan
instagram : puskesmaspayanganoke
tiktok : @puskesmaspayanganoke
Komunikasi yang dilakukan dengan masyarakat meliputi penyampaian
informasi, menerima informasi dan penyampaian tindak lanjut terhadap informasi,
konsultasi, keluhan dan/atau pengaduan dari masyarakat. Dalam hal penanganan
keluhan dan pengaduan masyarakat, selain melalui media tatap muka atau lisan,
media elektronik, dan media sosial Puskesmas, UPTD Puskesmas Payangan
menyediakan media tertulis berupa Buku Keluhan Pelanggan dan Kotak Saran serta
menyelenggarakan Survei Keluasan Pelanggan secara periodik yang dapat dijadikan
sebagai media penyampaian aduan/keluhan pengguna layanan Puskesmas.

KEPALA UPTD PUSKESMAS PAYANGAN,

MADE ARISANI
LAMPIRAN 2.
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PAYANGAN
NOMOR 800/015/Pusk.Py/2022
TENTANG KOMUNIKASI DAN KOORDINASI
UPTD PUSKESMAS PAYANGAN

KOORDINASI INTERNA DAN EKSTERNAL


UPTD PUSKESMAS PAYANGAN

Koordinasi dan komunikasi merupakan dua pengertian yang saling


berhubungan. Hal ini disebabkan karena koordinasi hanya dapat tercapai sebaik-
baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang efektif. Hubungan kerja adalah
bentuk administrasi yang membantu tercapainya koordinasi. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa hasil akhir daripada komunikasi (hubungan kerja) adalah tercapainya
koordinasi dengan cara yang berhasil guna dan berdaya guna (efektif dan efisien).
Koordinasi adalah kerjasama antar unit atau bagian dalam menciptakan
keharmonisan kerja dan melakukan proses kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.
Adapun ciri-ciri koordinasi adalah sebagai berikut:
1. Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan. Koordinasi menjadi wewenang
dan tanggung jawab dari pimpinan. Pimpinan yang berhasil adalah pimpinan yang
mampu melakukan koordinasi dengan baik.
2. Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama yang ditetapkan dalam kelompok, bukan
terhadap usaha individu. Kerjasama yang berasal dari suatu usaha kelompok,
secara keseluruhan akan menghasilkan pekerjaan yang baik. Hal ini disebabkan
karena kerjasama merupakan syarat mutlak terselenggaranya koordinasi dengan
sebaik-baiknya.
3. Koordinasi adalah proses kerja yang terus-menerus, artinya suatu proses yang
bersifat kesinambungan dalam rangka tercapainya tujuan organisasi.
4. Konsep kesatuan tindakan. Pimpinan harus dapat melakukan pengaturan usaha
dari setiap kegiatan individu sehingga tercipta keserasian dalam mencapai hasil. Hal
ini disebabkan karena koordinasi adalah konsep yang diterapkan di dalam
kelompok, bukan terhadap usaha individu, melainkan sejumlah individu yang
bekerja sama di dalam kelompok untuk tujuan bersama dan didukung oleh adanya
konsep kesatuan tindakan.
Dapat disimpulkan bahwa koordinasi merupakan ciri-ciri yaitu suatu usaha atau proses
kerjasama yang dilakukan secara terus-menerus dan didukung adanya kesatuan
usaha atau tindakan yang menjadi tanggung jawab pimpinan. Untuk dapat
menjalankan koordinasi dengan baik, dibutuhkan suatu kerjasama dari setiap
komponen organisasi.

Adapun syarat-syarat khusus umum yang ada dalam koordinasi adalah sebagai
berikut:
1. Sense of cooperation (perusahaan untuk bekerja sama), ini harus dilihat dari sudut
bagian pembagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
2. Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara
bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan
3. Team Spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian saling menghargai
4. Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau dihargai, umumnya
akan menambah kegiatan yang bersemangat.
Ringkasnya kekuatan suatu organisasi ditentukan oleh spirit-esprit atau semangatnya.
Semangat ini ditentukan oleh tujuan dan cara-cara mencapai tujuan tersebut. Selain
semangat, koordinasi juga harus mempunyai aspek-aspek formal yaitu metode-
metode, teknik yang ditunjukan untuk mencapai sasaran tersebut.
Jenis koordinasi yang diterapkan di UPTD Puskesmas Payangan adalah
berdasarkan lingkup kerjanya, yaitu:
1. Koordinasi Internal
Koordinasi internal yaitu koordinasi antar pegawai atau antar unit yang ada di
dalam lingkungan UPTD Puskesmas Payangan. Koordinasi internalal ini terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Koordinasi vertikal (vertical coordination) adalah integrasi pekerjaan yang
dilakukan antara pemegang jabatan yang tinggi dengan anggotanya yang masih
dalam satu garis komando (line of command). Kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit dan/atau
kesatuan-kesatuan kinerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung
jawabnya. Misalnya Penanggung Jawab UKP berkoordinasi dengan petugas
ruang pelayanan. Setelah itu, mereka melaporkan hasil pekerjaan kepada
atasannya, yaitu Kepala Puskesmas.
b. Koordinasi horizontal (horizontal coordination) dilakukan antara pegawai yang
memegang posisi yang sama. Koordinasi dan pengarahan dilakukan terhadap
tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan dalam tingkat organisasi
(aparat) yang setingkat. Misalnya, kerja sama antar pelaksana program atau
antara petugas di Ruang UGD dengan rekan kerjanya satu timnya.
c. Koordinasi diagonal yaitu koordinasi fungsional dimana yang mengkoordinasi
memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan yang dikoordinasikan,
namun satu dengan yang lainnya tidak berada dalam satu garis komando (line
of command). Misalnya koordinasi yang dilakukan oleh Penanggung Jawab
UKM terhadap petugas ruang farmasi/apotek mengenai penyimpanan obat TB.

Koordinasi internal di lingkungan UPTD Puskesmas Payangan dilakukan


melalui berbagai metode, yaitu:
a. Koordinasi langsung (tatap muka) seperti koordinasi antarpersonal, apel rutin,
rapat pralokmin masing-masing upaya pelayanan, rapat Tim Mutu Puskesmas,
Rapat Tinjauan Manajemen (RTM), Lokakarya mini bulanan Puskesmas, dan
rapat atau pertemuan internal lainnya.
b. Koordinasi tidak langsung dilakukan melalui media komunikasi seperti telepon,
Short Message Service (SMS), media elektronik, media cetak (surat perintah,
surat tugas), dan/atau media sosial yang umum digunakan oleh pegawai
Puskesmas seperti WhatsApp.

2. Koordinasi Eksternal
Koordinasi ektern yaitu koordinasi antar pejabat dari berbagai organisasi atau
antar organisasi. Koordinasi ektern terjadi antara UPTD Puskesmas Payangan dengan
lintas sektor ekternalnya. Hal ini dilakukan untuk memahami lebih dalam kebutuhan
lintas sektor sehingga dapat memperbaiki dan/atau mempererat kerjasama yang
terjalin.
a. Koordinasi vertikal adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang kepala
wilayah yang menjalankan kegiatan pembangunan antar dinas maupun antar
pimpinan dinas lain, seperti rapat staf, rapat kerja dan rapat pimpinan.
Misalnya koordinasi yang dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Gianyar terhadap Kepala UPTD Puskesmas yang ada di Kabupaten Gianyar.
b. Koordinasi horizontal, dimana seorang kepala atau pimpinan selalu
berhubungan dengan dinas lain yang memiliki hubungan dengan masalah
pembangunan wilayah kerjanya. Misalnya koordinasi yang dilakukan oleh
Kepala UPTD Puskesmas Payangan dengan Kepala UPTD Puskeswan
Payangan mengenai penanggulangan rabies di Kecamatan Payangan.
Pelaksana Program UKM Puskesmas berkoordinasi dengan Kelian Dinas
mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan.

Koordinasi eksternal antara UPTD Puskesmas Payangan dengan lintas sektor


dilakukan melalui berbagai metode, yaitu:
c. Koordinasi langsung (tatap muka) seperti koordinasi antarpersonal, Lokakarya
mini tribulan / lintas sektor, musrembang desa, Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD), dan rapat atau pertemuan lintas sektor lainnya.
d. Koordinasi tidak langsung dilakukan melalui media komunikasi seperti telepon,
Short Message Service (SMS), media elektronik, media cetak (surat perintah,
surat tugas), dan/atau media sosial yang dikenal oleh masyarakat.

Koordinasi merupakan fungsi dari suatu organisasi. Begitu organisasi dibentuk


atau terbentuk, maka koordinasi internal dan eksternal harus berjalan. Koordinasi
juga merupakan syarat mutlak untuk menjamin agar semua kegiatan kerja dalam
organisasi dapat berjalan dengan harmonis dan efisien. Untuk itu diperlukan
komunikasi yang baik antara Kepala UPTD Puskesmas Payangan sebagai pimpinan
dengan semua pegawai Puskesmas agar koordinasi dan kerjasama dapat berjalan
dengan lancar untuk menjalankan fungsi Puskesmas.

KEPALA UPTD PUSKESMAS PAYANGAN,

MADE ARISANI

Anda mungkin juga menyukai