Anda di halaman 1dari 44

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH


WONOSARI

NOMOR :
TENTANG
PEDOMAN KERJA BAGIAN HUMAS DAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH WONOSARI

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari perlu untuk selalu
meningkatkan pelayanan melalui peningkatan mutu secara
berkesinambungan;
b. bahwa berdasarkan poin (a) di atas, perlu disusun sebuah regulasi untuk
memandu pelaksanaan kerja Humas dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit;
c. bahwa berdasarkan poin a, dan b diatas, perlu ditetapkan melalui Peraturan
Direktur tentang Pedoman Kerja Bagian Humas dan Promosi Kesehatan
Rumah Sakit.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik;
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 004 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1787/MENKES/PER/XII/2010
tentang iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018
tentang kewajiban Rumah sakit dan Kewajiban Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 81 Tahun 2015 tentang Pedoman
Umum Kuhumasan Bidang Kesehatan;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR UTAMA TENTANG PEDOMAN KERJA
BAGIAN HUMAS DAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud
dengan:
1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari.
2. Hubungan masyarakat pada rumah sakit yang selanjutnya disebut Humas RS adalah
bagian humas dan/atau praktisi humas yang melakukan fungsi manajemen dalam
bidang layanan informasi dan melaksanakan komunikasi publik yang persuasif,
efektif, efisien untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan saling
menguntungkan dengan publik.
3. Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya Rumah sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok masyarakat sehingga pasien
dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, mandiri
dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah kesehatan, dan
mengembangkan upaya kesehatan melalui pembelajaran sesuai sosial budaya
masing-masing.
4. Customer Service adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada klien melalui pelayanan yang diberikan seseorang/
instansi/ perusahaan dalam menyelesaikan masalah secara memuaskan. Dalam
prakteknya, Customer Service rumah sakit secara garis besar berperan sebagai
penghubung antara pihak internal dan pihak eksternal rumah sakit dalam hal
memfasilitasi masyarakat agar dapat mengetahu iinformasi pelayanan serta
fasilitas rumah sakit.
5. Komunikasi Publik adalah pertukaran pesan antara organisasi kesehatan dengan
publiknya, baik internal maupun eksternal.

Pasal 2
Pedoman ini menjadi acuan tata laksana pembentukan dan tata kerja Bagian Humas dan
PKRS

Pasal 3
Fungsi Bagian Hubungan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah :
1. Mengembangkan Sinergi dalam kegiatan komunikasi diantara Bagian dan Instalasi di
Rumah Sakit
2. Membangun dan memelihara berbagai hubungan dengan publik
3. Menjalankan Fungsi Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Pasal 4
Tugas Bagian Hubungan Masyarakat adalah :
1. Penanganan perjanjian kerja sama
2. Pelayanan Tamu
3. Membangun Komunikasi Publik
4. Penanganan Komplain

Pasal 5
Tugas Bagian PKRS adalah :
Memberikan Informasi dan Edukasi dalam upaya Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Kepada Pasien dan Keluarga ataupun Masyarakat Umum.

Pasal 6
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Humas dan PKRS bertanggungjawab kepada
Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari.

Pasal 7

ii
1) Dokumen Pedoman Kerja yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur ini,
dijadikan acuan dalam melakukan tugas dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur ini;
2) Peraturan Direktur Rumah Sakit ini mulai berlaku 1 (satu) tahub sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : Gunungkidul
Pada Tanggal

Direktur Rumah Sakit PKU


Muhammadiyah Wonosari

dr. Kunto Budi Santoso

iii
LAMPIRAN 1
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH WONOSARI
NOMOR :
TENTANG PEDOMAN KERJA BAGIAN
HUMAS DAN PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT

PEDOMAN KERJA BAGIAN HUMAS DAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004 tahun
2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit, promosi kesehatan
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.
Dalam masyarakat demokrasi, keterbukaan informasi adalah keharusan. Rumah
sakit yang merupakan lembaga layanan publik harus memiliki kemampuan
melaksanakan komunikasi terkait berbagai kebijakan yang berhubungan dengan
publiknya. Kemampuan komunikasi publik juga semakin penting seiring kemajuan
teknologi di bidang informasi dan komunikasi. Akses terhadap internet telah
memungkinkan publik secara langsung merespon dan menyampaikan opininya
tentang layanan seputar kesehatan dan rumah sakit. Konsekuensinya, organisasi
dituntut mampu melaksanakan bentuk komunikasi dua arah.
Bagi rumah sakit, layanan informasi dan komunikasi publik yang dilakukan oleh
Bagian Humas dan PKRS merupakan salah satu upaya agar masyarakat menjadi
mandiri dalam memahami informasi kesehatan secara positif, obyektif, dan
dinamis. Bagian Humas dan PKRS memiliki tugas pokok, fungsi, dan peran yang
penting dalam pengelolaan informasi dan komunikasi publik.
Informasi yang diberikan sebagai salah satu upaya promosi kesehatan
rumah sakit juga merupakansalah satu indikator dalam peningkatan mutu atau
kualitas pelayanan rumah sakit kepada masyarakat. Menjadikan pelayanan
rumah sakit tidak lagi terbatas pada upaya penyembuhan (rehabilitatif)
didalam rumah sakit, tetapi lebih jauh dari itu, juga untuk memberikan
pengetahuan atau upaya promotif yang lebih kepada pasien dan keluarga
terkait kesehatan.
Dengan semakin berkembangnya isu kesehatan, peningkatan jumlah dan jenis
media, serta semakin canggihnya teknologi informasi, maka diperlukan suatu
pedoman kerja bagi pelaksana bagian Humas dan PKRS di rumah sakit dalam
memberikan layanan informasi dan komunikasi publik.

1
B. Ruang Lingkup Humas dan PKRS
Ruang lingkup Pedoman Kerja Bagian Humas dan PKRS ini adalah proses tata
kelola kehumasan yang meliputi kegiatan publikasi dan upaya promosi kesehatan
baik secara internal maupun eksternal rumah sakit.

C. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Pedoman kerja bagian Humas dan PKRS ini dimaksudkan sebagai acuan
atau panduan bagi penyelenggara Humas dan PKRS dalam melaksanakan tata
kelola secara optimal, efektif, efisien, dan akuntabel. Pedoman kerja ini
bertujuan untuk memberikan arah strategi bagian Humas dan PKRS serta
menciptakan pengelolaan pada Rumah Sakit.
2. Tujuan Umum
Pedoman Kerja bagian Humas dan PKRS ini dirancang agar dapat
memberikan penjelasan tentang aspek terkait dengan cara
menyelenggarakan komunikasi publik agar setiap program dan kegiatan
komunikasi dapat berlangsung secara padu dengan berpijak pada kerangka
kerja komunikasi yang sama.
Selain itu, manfaat lain Pedoman Kerja Bagian Humas dan PKRS ini
antara lain:
a. Sebagai acuan untuk melakukan program Humas dan PKRS untuk setiap
kebutuhan tujuan dan menjangkau khalayak sasara n tertentu.
b. Membantu perencanaan kerja Bagian Humas dan PKRS dalam memilih
dan menetapkan unsur-unsur komunikasi (pengemasan pesan dan
pemilihan media).
c. Mengem bangkan sinergi dalam kegiatan komunikasi di antara
Bagian/Instalasi di rumah sakit.

D. Sasaran
Sasaran dari Pedoman Kerja Bagian Humas dan PKRS ini adalah:
1. Pelaksana Bagian Humas dan PKRS mampu mengelola dan memberikan layanan
informasi dan melaksanakan komunikasi publik yang berkualitas dan
memberikan pelayanan yang profesional.
2. Pelaksana Bagian Humas dan PKRS mampu memberikan pelayanan informasi
dan melaksanakan komunikasi publik secara akurat, cepat, dan mudah diakses
serta terjangkau oleh publik.
3. Pelaksana Bagian Humas dan PKRS rumah sakit mampu melaksanakan tugas
yang mencerminkan kinerja yang efektif dan tepat guna.

E. Batasan Operasional
Batasan operasional di perlukan untuk menghindari timbulnya salah
pengertian akan salah penafsiran terhadap isilah-istilah. Oleh karena itu diperlukan
penegasan istilah agar ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan terjadi persepsi serta
pemahaman yang jelas.
1. Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang atau kepada orang lain melalui suatu cara tertentu, sehingga orang

2
lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-
pikiran atau informasi.
2. Informasi adalah pemberitahuan kabar atau berita tentang sesuatu secara
elektronik ataupun non elektronik.
3. Edukasi Kesehatan adalah suatu proses perubahan perilaku secara terencana
pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam
mencapai tujuan hidup sehat. Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu
tentang nilai kesehatan menjadi tahu dan dari tidak mampu mengatasi
kesehatannya sendiri menjadi mandiri. Pendidikan kesehatan adalah semua
kegiatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan, sikap dan
praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
4. Pasien Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, pasien adalah orang yang
sakit. Pasien dalam praktik sehari-hari sering dikelompokkan menjadi :
a. Pasien dalam atau rawat inap, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan
tingal atau dirawat khusus pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu
dengan cara menginap dan dirawat di rumah sakit.
b. Pasien rawat jalan, yaitu pasien yang hanya memperoleh pelayanan
kesehatan tanpa memperoleh pelayanan tinggal atau dirawat inap,
biasanya pasien yang sudah sembuh tapi masih dalam pengobatan
lanjutan.
5. Keluarga Pasien adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga terdekat
adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-
saudara kandung dan pengampunya.
6. Diskusi adalah metode pembelajaran yang melibatkan dua orang penerima
atau lebih untuk berintraksi saling bertukar pendapat dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara penerima edukasi.
7. Ceramah adalah metode penyajian pembelajaran melalui penuturan materi
secara lisan.
8. Observasi adalah metode atau tata cara menganalisa dan mengamati secara
langsung mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau
sekelompok orang secara langsung. Cara atau metode ini ditandai pada
umumnya pada pengamatan apa yang benar-benar dilakukan oleh individu.
9. Demonstrasi merupakan metode penyajian pembelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau sekedar tiruan.
10. Simulasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan mencontoh atau
mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan nyata
tanpa harus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya.
11. Praktik langsung adalah metode penyajian pembelajaran dengan cara
melakukan hal yang diedukasikan secara langsung.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Insani


Hubungan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit selanjutnya
akan disingkat Humas dan PKRS merupakan usaha tim. Dalam upaya
mempersiapkan tim Humas dan PKRS yang handal, perlu kiranya melakukan
kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya yang tepat bagi
organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan Sumber Daya Insani, yaitu
proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam,
dan keluar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber
tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan
sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan organisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi.

B. Kebutuhan Tenaga
Adapun kualifikasi dan kebutuhan sumber daya insani secara umum dalam
tim Humas dan PKRS adalah sebagai berikut :

Tabel Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil


Bagian Humas & Promosi Kesehatan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari

Kualifikasi Tenaga
Nama Jabatan Kompetensi yang
dibutuh
Formal Non Formal kan

Kepala Bagian S1 Semua Pelatihan Lancar membaca Al


Humas & Jurusan Komunikasi Efektif Qur’an, Mampu dan 1
PKRS bersedia berdakwah/
mengajar ngaji,
Dewasa/bijak dan
merupakan pribadi yang
berpemikiran,
Menguasai computer
minimal ms.office,
Memiliki integritas
tinggi, Memiliki bakat
dan minat dalam Humas
& PKRS, dan dapat
bersosialisasi dengan
baik & profesional

4
Staf Humas & Berijazah D3 Pelatihan Lancar membaca Al
CS semua jurusan komunikasi efektif Qur’an, Mampu dan
bersedia berdakwah/ 1
mengajar ngaji,
Dewasa/bijak dan
merupakan pribadi yang
berpemikiran,
Menguasai computer
minimal ms.office,
Memiliki integritas
tinggi, Memiliki bakat
dan minat dalam Humas
& PKRS, dan dapat
bersosialisasi dengan
baik & profesional
Staf PKRS Berijazah D3 Pelatihan Lancar membaca Al
Medis komunikasi efektif Qur’an, Mampu dan
bersedia berdakwah/ 1
mengajar ngaji,
Dewasa/bijak dan
merupakan pribadi yang
berpemikiran,
Menguasai computer
minimal ms.office,
Memiliki integritas
tinggi, Memiliki bakat
dan minat dalam Humas
& PKRS, dan dapat
bersosialisasi dengan
baik & profesional
PL Humas & D3 atau Pelatihan Lancar membaca Al 1
Protokoler sederajat Komunikasi Efektif Qur’an, Mampu dan
dalam bidang bersedia berdakwah/
kesehatan/ mengajar ngaji,
yang sesuai Dewasa/bijak dan
dengan merupakan pribadi yang
Kehumasan & berpemikiran,
PKRS Menguasai computer
minimal ms.office,
Memiliki integritas
tinggi, Memiliki bakat
dan minat dalam Humas
& PKRS, dan dapat
bersosialisasi dengan
baik & profesional
PL Customer Pelatihan Lancar membaca Al 2
 Berijazah
Service SMA/sedera Komunikasi Efektif Qur’an, Mampu dan
jat untuk bersedia berdakwah/

5
pelaksana mengajar ngaji,
bagian care Dewasa/bijak dan
line rumah merupakan pribadi yang
sakit dan berpemikiran,
administras Menguasai computer
i minimal ms.office,
 D3 atau Memiliki integritas
sederajat tinggi, Memiliki bakat
dalam dan minat dalam Humas
bidang & PKRS, dan dapat
kesehatan/ bersosialisasi dengan
yang sesuai baik & profesional.
dengan
Kehumasan
& PKRS
PL PKRS D3 atau Pelatihan Lancar membaca Al 2
sederajat Komunikasi Efektif Qur’an, Mampu dan
dalam bidang bersedia berdakwah/
kesehatan/ mengajar ngaji,
yang sesuai Dewasa/bijak dan
dengan merupakan pribadi yang
Kehumasan & berpemikiran,
PKRS Menguasai computer
minimal ms.office,
Memiliki integritas
tinggi, Memiliki bakat
dan minat dalam Humas
& PKRS, dan dapat
bersosialisasi dengan
baik & profesional
PL Design SMA/ Pelatihan Lancar membaca Al 2
Grafis Sederajat Komunikasi Efektif Qur’an, Mampu dan
bersedia berdakwah/
mengajar ngaji,
Dewasa/bijak dan
merupakan pribadi yang
berpemikiran,
Menguasai computer
minimal ms.office,
menguasai ketrampilan
design grafisMemiliki
integritas tinggi,
Memiliki bakat dan
minat dalam Humas &
PKRS, dan dapat
bersosialisasi dengan
baik & profesional

6
C. Jam Kerja
Jam kerja di bagian Humas dan PKRS bersifat purna waktu, pada hari Senin sd
Jumat jam 07:00 WIB sd 16:00 WIB kecuali bagi petugas Customer Service
dengan jam kerja fungsional.

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
1. Ruang Tamu Humas
Ruang Humas terletak di Lantai 1 samping anjungan Customer Service
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari.
Ruang Humas harus dijaga kebersihannya, agar dapat menciptakan kondisi yang
nyaman dalam penyambutan tamu.
2. Ruang Kerja Bagian Humas dan PKRS
Ruang kerja Bagian Humas dan PKRS terletak di Lantai 5 samping ruang
Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari.

B. Standar Fasilitas Humas


1. Ruang Tamu Humas
a. Televisi
b. Air Conditional (AC)
c. Kulkas dan tersedianya minuman dingin
d. Sofa
e. Peralatan kantor dan meubeler
f. Koran atau bacaan
2. Standar Fasilitas Bagian Humas PKRS
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.004/MenKes/SK/II/2012 tentang
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah sakit mengatur tentang Standar
minimal fasilitas untuk unit/instalasi PKRS sebagai berikut :
a. Ruang bagian Humas dan PKRS
b. LCD Proyektor
c. Amplifier dan Wireless Microphone
d. Komputer dan Laptop
e. Pointer
f. Kamera photo
g. Public Address System (PSA) atau Megaphone
h. Caser Recorder (Player)
i. Handphone
j. Leaflet
k. Billboard
l. Media Cetak
m. Media Sosial
3. Standar Fasilitas Customer Service
Customer service rumah sakit berperan untuk menyediakan fasilitas-
fasilitas sebagai berikut:
a. Menyediakan sarana prasarana untuk pemberian informasi pasien, misalnya
daftar tempat tidur pasien rawat inap, daftar fasilitas kamar rawat inap, dan
lain-lain.
b. Menyediakan sarana prasarana handling complain, seperti form dan amplop
complain untuk pasien yang ingin memberikan kritik dan saran ataupun
menyampaikan keluhan pelayanan di rumah sakit.

8
c. Menyediakan buku daftar permohonan klaim asuransi bagi pasien atau
keluarga pasien yang membutuhkan kelengkapan administratif untuk klaim
ke suatu asuransi/ instansi/ perusahaan.
d. Menyediakan buku tamu protokoler untuk tamu dinas yang berkunjung ke
rumah sakit, baik untuk bertemu dengan direksi, dokter, dan bagian lain di
rumah sakit yang sifatnya kedinasan.

9
BAB IV
TATA LAKSANA KERJA BAGIAN HUMAS DAN PKRS

A. Tugas Humas
Bagian Humas dan PKRS memiliki peran sebagai pihak yang membantu rumah
sakit dalam membangun dan memelihara berbagai hubungan dengan publik untuk
memastikan kesuksesan rumah sakit secara berkelanjutan. Oleh karena itu, seluruh
program komunikasi rumah sakit, baik internal maupun eksternal, berada dalam
koordinasi Bagian Humas.
Secara garis besar Tugas Humas rumah sakit terbagi menjadi 2 :
1. Humas dan Protokoler
Tugas Humas Protokoler :
a. Mengakomodir tamu :
i. Mengakomodir kunjungan eksternal dengan cara membuat jadwal
pertemuan atau appoinment antara pihak eksternal dengan karyawan
terkait.
ii. Mengatur waktu dan tempat pertemuan
iii. Tamu yang akan berkunjung ke rumah sakit harus mengisi buku kunjungan
tamu yang terletak di anjungan Humas dan Protokoler
iv. Kemudian tamu diberikan Id Card Visitor yang wajib dikenakan selama
berada di rumah sakit.
v. Petugas Humas dan Protokoler mengakomodir pertemuan tamu dengan
karyawan terkait hingga ketempat pertemuan.
vi. Apabila kunjungan telah selesai tamu rumah sakit harus melapor kembali ke
anjungan Humas dan Protokoler. dan menyerahkan Id Card Visitor
vii. Jika kunjungan tersebut bersifat insidentil, maka petugas Humas dan
protokoler menanyakan langsung kepentingan tamu tersebut untuk
kemudian ditindak lanjuti dengan mengkonfirmasi kepada karyawan
yang dituju. Apabila karyawan tidak hadir atau tidak berkenan
menerima kunjungan tersebut, Petugas Humas dan Protokoler
menginformasikan kepada tamu untuk melakukan rescedule ataupun
pemberitahuan penolakan sesuai dengan standart yang berlaku dirumah
sakit.
b. Penanganan Perjanjian Kerja Sama
Melakukan legal review seluruh Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) yang
masuk termasuk didalamnya, kerjasama dengan asuransi, layanan
kesehatan RS, dan kerjasama vendor dan lain-lain meliputi :
i. Data diri valid Litigant (para pihak)
ii. Landasan Hukum
iii.Ruang lingkup
iv.Jangka waktu perjanjian
v.Force Majeure Aspect
vi.TTD litigant
vii.Adendum (jika ada)
Semua unit atau bagian yang melakukan kerja sama dengan pihak ke
tiga harus menyerahkan tanda bukti perjanjian surat perjanjian kerjasama
atau Memorandum Of Understanding (MOU) kepada Staff Administrasi,
yang kemudian didisposisikan kepada Direktur. Lembar Disposisi

10
tersebut ditindak lanjuti oleh Bagian atau Instalasi terkait sesuai dengan
kompetensi masing-masing.
Dalam hal ini, Humas melakukan Legal Review sesuai dengan tenggat
waktu yang ditentukan oleh pemohon didalam buku register SPK.
c. Membangun Komunikasi Dengan Publik Secara Internal dan Eksternal
i. Internal
Kegiatan kehumasan dalam komunikasi internal rumah sakit diantaranya
a. Publikasi Internal
Menyusun dan melaksanakan publikasi internal dengan publik rumah
sakit, seperti pengumuman internal publik rumah sakit baik yang
dilakukan secara reguler maupun insidentil.
i. Pengumuman reguler yang dilakukan rumah sakit :
i) Pengumuman peringatan waktu jam kunjung yang akan
berakhir
ii) Pengumuman peringatan waktu shalat akan segera tiba
iii) Pengumuman shalat jumat dimasjid lantai 6 rumah sakit
i. Pengumuman insidentil
Pengumuman ini dilakukan saat ada kejadian atau hal penting
yang harus disampaikan kepada publik internal rumah sakit,
seperti :
i) Pengumuman kehilangan barang
ii) Pengumuman anjuran pemindahan parkir mobil yang
menghalangi akses, dll
Semua pengumuman publik internal rumah sakit disampaikan oleh
Bagian Humas. Bagian atau instalasi lain yang mempunyai
kepentingan untuk menyampaikan pengumuman dapat
memberikan materi kepada petugas Humas, untuk kemudian
pengumuman tersebut dipublikasikan melalui speaker yang
tersedia dianjungan Customer Servise yang telah diatur secara
panel sampai keseluruh ruang yang ada dirumah sakit.
ii. Eksternal
Humas dalam kegiatan eksternal menjalin kerja sama diantaranya melalui
:
a. Hubungan media (Media Relations)
Humas menjalin hubungan dengan media massa, baik cetak
maupun elektronik untuk menginformasikan kegiatan ataupun
layanan rumah sakit.Untuk media cetak Humas bekerjasama dengan
2 media nasional Jawa Pos dan Suara Merdeka.
Dalam pelaksanaannya Bagian Humas bertugas untuk
mengelola penyampaian berita yang akan dipublikasikan secara luas
kepada ublik eksternal melalui 2 media cetak tersebut.Materi yang
disampaikan dapat berupa informasi kesehatan, layanan rumah
sakit, ataupun kegiatan internal atau eksternal rumah sakit.
Dalam penyusunan materi Bagian Humas dapat berkoordinasi
dengan bagian profesional terkait sebagai sumber data yang valid.
Materi yang telah tersusun harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direktur sebelum dikirimkan ke media cetak.
b. Pengelolaan dan pemanfaatan media sosial

11
Dalam melaksanakan sosialisasi dan komunikasi publik,
Humas rumah sakit memanfaatkan media sosial. Akun resmi media
sosial rumah sakit (Account Official) yaitu:
Dalam pengelolaannya Bagian Humas bertanggung jawab
untuk memberikan update informasi media sosial setiap hari kerja
Bagian Humas.
c. Kegiatan tatap muka
Selain melalui media massa dan media sosial, dalam rangka
melaksanakan komunikasi eksternal, Humas rumah sakit juga dapat
melaksankan kegiatan tatap muka langsung degan publik seperti
melalui :
i. Pameran
Dalam rangka berhubungan dengan publik eksternal,
Humas rumah sakit juga dapat melakukan atau mengikuti
pameran berupa layanan kesehatan. Humas dapat
menyelenggarakan pameran sendiri atau terlibat dalam
pameran yang diselenggarakan pihak lain.
Dalam hal ini Bagian Humas bertanggung jawab atas
informasi yang diberikan kepada pengunjung pameran serta
berkoordinasi kepada Manager Pelayanan dan Penunjang
Medis, serta Manager Keperawatan terkait SDM yang
dibutuhkan saat pameran berlangsung.
ii. Seminar
Membangun hubungan dengan publik eksternal juga dapat
dilakukan Humas rumah sakit melalui penyelenggaraan
seminar kesehatan.
Humas dapat melibatkan berbagai pihak yang
berkepentingan dalam pelaksanaan seminar tersebut. Selain
itu, humas rumah sakit juga dapat terlibat dengan seminar
yang dilakukan oleh pihak lain yang berhubungan dengan
tema kesehatan.
Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari Seminar dapat
dilakukan secara :
i) Berkala
Seminar dokter dan perawat yang ber SKP.
Dilaksanakan 2x dalam satu tahun
ii) Insidentil
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari
mengadakan seminar insidentil untuk masyarakat umum.
Seminar ini digelar ketika ada pembukaan layanan baru
dengan tujuan memeberikan edukasi dan informasi terkait
pelayanan baru tersebut.
d. Penanganan komplain
Kegiatan kehumasan di bidang kesehatan lainnya adalah menangani
pengaduan masyarakat atau keluhan pelanggan. Kegiatan ini merupakan salah

12
satu tugas penting humas Rumah Sakit. Kepercayaan publik yang merupakan
salah satu kunci sukses Rumah Sakit, salah satunya ditentukan oleh
kemampuan Rumah Sakit dalam menangani pengaduan masyarakat atau
keluhan pelanggan.
Dalam rangka penanganan pengaduan masyarakat, rumah sakit telah
memiliki sistem pengaduan masyarakat atau keluhan pelanggan yang
merupakan sarana pelayanan informasi dan pengaduan yang dapat digunakan
oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi atau mengadukan masalah
kesehatan melalui :
1) Formulir kritik dan saran
Formulir ini tersedia di anjungan Customer Service, pasien dan
atau keluarga dapat menyampaikan masukan secara tertulis kemudian
dimasukkan ke Kotak Saran yang disediakan.
2) Kritik dan saran melalui pesan singkat
Rumah sakit menyediakan nomor telepon, sms dan whatsapp
melalui nomor 0812-3190-7777 yang dapat diakses dengan mudah oleh
publik untuk menyampaikan masukan mereka.
3) Surat elektronik
Dalam mengikuti perkembangan teknologi rumah sakit telah
menggunakan email / surat elektronik (surel) dengan alamat
ceofastabiqsehatpkupati@gmail.com
4) Bertatap muka
Penyampaian komplain dapat dilakukan secara langsung oleh
pelanggan. Dalam penanganan komplain secara langsung atau tatap
muka ini diakomodir oleh petugas humas dan protokoler rumah sakit di
ruang Humas yang terletak dilantai 1 rumah sakit, sehingga
memudahkan pengunjung atau pasien untuk menyampaikan saran dan
masukannya.
2. Customer Service
Tugas Customer Service :
a) Memberikan informasi kepada public
Petugas Customer Service memiliki tanggung jawab untuk memberikan
informasi kepada publik tentang rumamh sakit seperti fasilitas alur
pelayanan, jadwal praktek dokter, dan acara-acara yang sedang berlangsung
di rumah sakit, kepada pasien baik yang datang langsung, melalui telepon,
maupun sarana komunikasi lain. Tujuannya adalah agar publik dapat
mengetahui dan tetap menggunakan fasilitas pelayanan rumah sakit.
b) Sebagai media penghubung kepentingan publik dan rumah sakit
Dalam hal ini, customer service bertugas untuk menerima seluruh
keluhan serta masukan dari pasien. Keluhan dan masukan tersebut wajib
diselesaikan oleh customer service yang sedang bertugas. Namun, jika dalam
prakteknya masalah dan keluhan tersebut tidak dapat ditangani langsung
oleh customer service, maka customer service wajib melaporkan masalah dan
keluhan tersebut kepada bagian Bagian Humas untuk mendapatkan
pemecahan masalah yang cepat dan tepat.
c) Recalling (Menghubungi kembali pasien)
Recalling merupakan salah satu upaya rumah sakit untuk
mendatangkan pasien post rawat inap guna melakuukan kontrol rawat jalan

13
di poliklinik spesialis sesuai dengan ketepatan tanggal kontrol yang telah
tertulis di lembar surat kontrol rawat inap.
Petugas customer Servise bertugas untuk merekap jumlah pasien pulang
post rawat inap per hari berdasarkan rekam medis yang turun dari rawat
inap di Ms.excel dengan judul folder “re-calling”. Dalam folder re-calling
tersebut diberikan tanda warna hijau untuk pasien yang kembali kontrol
dan warna kuning untuk pasien yang tidak melakukan kontrol. Melakukan
Recalling H-1 sebelum jadwal pasien kontrol. No.telp dapat diperoleh dari
SIM RS saat pasien melakukan pendaftaran.
d) Membantu melakukan pemberkasan bagi pasien asuransi non JKN-KIS, baik
secara provider maupun reimbursement. Pemberkasan klaim asuransi non
JKN- KIS merupakan salah satu wujud pemberian layanan paripurna bagi
pasien dan keluarga. Pelayanan klaim asuransi tak hanya dilakukan untuk
asuransi yang telah bekerjasama dengan rumah sakit (by provider), namun
juga untuk sistem reimbursement. Untuk pelayanan asuransi, customer
service membantu menyiapkan pemberkasan dapat dilakukan dalam bentuk
permintaan:
1) Resume medis pasien
2) Rincian obat & BHP
3) Hasil penunjang medis
4) Surat keterangan selisih biaya
5) Surat keterangan dirawat
6) Legalisir
Pemberkasan klaim asuransi non JKN-KIS dikatakan tepat waktu jika
dalam prakteknya memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) Pemberkasan selesai dalam 3x24 jam kerja setelah pasien selesai
menjalani perawatan (sistem klaim by provider)
2) Pemberkasan selesai dalam 2x24 jam kerj setelah permohonan
masuk (sistem klaim reimbursement).

B. Tugas PKRS
Dalam upaya menjalankan kegiatan promosi kesehatan rumah sakit, tidak bisa
dilakukan oleh Bagian Humas dan PKRS saja, namun hal ini juga menjadi tanggung
jawab bersama dari Direksi dan seluruh jajaran bagian atau instalasi dirumah sakit
yang mempunyai peluang untuk memberikan informasi dan edukasi dalam upaya
promosi kesehatan rumah sakit kepada pasien dan keluarga ataupun kepada
masyarakat umum. Sehingga bagian Humas dan PKRS lebih berfungsi sebagai
koordinator pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan rumah sakit.
Banyak sekali tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di
rumah sakit. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut.
1. Internal (Didalam gedung rumah sakit)
a. Pasien Rawat Jalan
1) Penyuluhan kesehatan
Bagian PKRS menjadwalkan penyuluhan kesehatan untuk pasien
rawat jalan 1 bulan sekali di Ruang Tunggu pasien rawat jalan.
Penyuluhan kesehatan pada pasien rawat jalan, melibatkan dokter,
perawat atau bidan dan petugas bagian atau instalasi lain yang relevan
dengan tema yang diberikan.

14
Bagian PKRS berkoordinasi dengan Manager Pelayanan dan
Penunjang Medis terkait petugas yang akan menyampaikan materi
penyuluhan.
Media yang digunakan pada penyuluhan kesehatan diruang tunggu adalah
microphone dan leaflet (bila tersedia) sesuai tema.
2) Informasi dan Edukasi Kepada Pasien dan Keluarga
Bagian PKRS bekerja sama dengan seluruh bagian yang
bersinggungan dengan pasien rawat jalan, agar dapat memberikan
informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga. Kegiatan ini dilakukan
dari mulai bagian pendaftaran, poliklinik, penunjang medis (laboratorium,
radiologi, fisioterapi, farmasi) sampai ke bagian administrasi atau
pembayaran.
Kegiatan promosi kesehatan ini didokumetasikan pada formulir edukasi
terintegrasi.
3) Poster atau standing banner
Pembuatan poster dilakukan oleh Bagian PKRS dengan menentukan
tema yang dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Direktur Medis.
Setelah tema ditentukan, bagian PKRS berkoordinasi dengan profesional l
pemberi asuhan pasien atau bagian terkait tema untuk penyusunan materi
poster atau standing banner.
Bagian PKRS membuat atau mengisi buku register permohonan
desain kepada petugas Desain Grafis dengan membuat kesepakatan waktu
atau deadline jadi desain yang dicantumkan lengkap pada buku register
tersebut.
Desain yang telah diselesaikan, dikonsultasikan kembali kepada Direktur
Medis sebelum diajukan cetak pada bagian pengadaan. Standing banner
terletak di ruang tunggu Poli Rawat jalan. Poster terletak di Lift
Pengunjung, Pilar ruang tunggu Poli Rawat jalan.
4) Leaflet
Penyusunan Leaflet dilakukan oleh Bagian PKRS dengan menentukan
tema yang dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Direktur Medis.
Dalam hal pemenuhan dan penyusunan materi, Bagian Humas
berkoordinasi dengan bagian atau instalasi terkait yang sesuai dengan
tema leaflet.
Jika materi sudah ada, Bagian PKRS berkonsultasi kepada profesional
pemberi asuhan pasien untuk mendapatkan persetujuan.
Materi atau konten yang sudah disetujui diteruskan oleh Bagian
PKRS kepada petugas Desain dengan mengisi buku register permohonan
deesain dan membuat kesepakatan waktu atau deadline jadi desain yang
dicantumkan lengkap pada buku register tersebut.
Desain yang telah diselesaikan, dikonsultasikan kembali kepada
Direktur Medis sebelum diajukan cetak pada bagian pengadaan.
Leaflet diberi penomoran dengan format : no.seri . No.seri leaflet adalah
penomoran yang diberikan berdasarkan urutan pembuatan. Bagian
belakang leaflet ditambahkan nomor seri leaflet dan kode jumlah leaflet
tercetak.
Bagian PKRS menyediakan leaflet pada bagian atau instalasi yang
dapat dijangkau oleh pasien dan atau keluarga. Misal : diruang tunggu

15
resep diberikan leaflet tentang efek obat, interaksi obat, dan penggunaan
obat.
Dalam hal ini, Bagian PKRS bertanggung jawab untuk mengecek
ketersediaan leaflet setiap minggu sekali.
b. Pasien Rawat inap
1) Informasi dan Edukasi Kepada Pasien dan Keluarga
Bagian PKRS bekerja sama dengan seluruh bagian yang
bersinggungan dengan pasien rawat inap, agar dapat memberikan
informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga. kegiatan ini dilakukan
dari mulai bagian pendaftaran, Instalasi Gawat Darurat, penunjang medis
(laboratorium, radiologi, fisioterapi, farmasi), Profesional pemberi Asuhan,
sampai ke bagian administrasi atau pembayaran. Kegiatan promosi
kesehatan ini didokumetasikan pada Formulir Edukasi Terintegrasi.
2) Leaflet
Penyusunan Leaflet dilakukan oleh Bagian PKRS dengan
menentukan tema yang dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Direktur
Medis.
Dalam hal pemenuhan dan penyusunan materi, Bagian Humas
berkoordinasi dengan instalasi Rawat Inap dan Profesional Pemberi
Asuhan.
Jika materi sudah ada, Bagian PKRS berkonsultasi kepada
profesional pemberi asuhan pasien untuk mendapatkan persetujuan.
Materi atau konten yang sudah disetujui diteruskan oleh Bagian PKRS
kepada petugas Desain dengan mengisi buku register permohonan
deesain dan membuat kesepakatan waktu atau deadline jadi desain yang
dicantumkan lengkap pada buku register tersebut.
Desain yang telah diselesaikan, dikonsultasikan kembali kepada
Direktur Medis sebelum diajukan cetak pada bagian pengadaan. Leaflet
diberi penomoran dengan format : no.seri leaflet/PKRS/RSFS/bulan
pembuatan/tahun pembuatan. No.seri leaflet adalah penomoran yang
diberikan berdasarkan urutan pembuatan. Bagian belakang leaflet
ditambahkan nomor seri leaflet dan kode jumlah leaflet tercetak.
Bagian PKRS menyediakan leaflet pada instalasi Rawat Inap
dengan bekerjasama dengan Perawat Penanggung Jawab Pasien untuk
menyampaikan leaflet sesuai kebutuhan pasien. Dalam hal ini, Bagian
PKRS bertanggung jawab untuk mengecek ketersediaan leaflet setiap
minggu sekali.
c. Pengunjung
1) Poster atau standing Banner
Pembuatan poster dilakukan oleh Bagian PKRS dengan
menentukan tema yang dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Direktur
Medis. Setelah tema ditentukan, bagian PKRS berkoordinasi dengan
profesional pemberi asuhan pasien atau bagian terkait tema untuk
penyusunan materi poster atau standing banner.
Bagian PKRS membuat atau mengisi buku register permohonan
desain kepada petugas Desain Grafis dengan membuat kesepakatan waktu
atau deadline jadi desain yang dicantumkan lengkap pada buku register
tersebut. Desain yang telah diselesaikan, dikonsultasikan kembali kepada
Direktur Medis sebelum diajukan cetak pada bagian pengadaan.

16
2) Leaflet
Penyusunan Leaflet dilakukan oleh Bagian PKRS dengan
menentukan tema yang dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Direktur
Medis. Dalam hal pemenuhan dan penyusunan materi, Bagian Humas
berkoordinasi dengan bagian atau instalasi terkait yang sesuai dengan
tema leaflet.
Jika materi sudah ada, Bagian PKRS berkonsultasi kepada
profesional pemberi asuhan pasien untuk mendapatkan persetujuan.
Materi atau konten yang sudah disetujui diteruskan oleh Bagian PKRS
kepada petugas Desain dengan mengisi buku register permohonan
deesain dan membuat kesepakatan waktu atau deadline jadi desain yang
dicantumkan lengkap pada buku register tersebut.
Desain yang telah diselesaikan, dikonsultasikan kembali kepada
Direktur Medis sebelum diajukan cetak pada bagian pengadaan. Leaflet
diberi penomoran dengan format : no.seri leaflet/PKRS/RSFS/bulan
pembuatan/tahun pembuatan. No.seri leaflet adalah penomoran yang
diberikan berdasarkan urutan pembuatan. Bagian belakang leaflet
ditambahkan nomor seri leaflet dan kode jumlah leaflet tercetak.
Bagian PKRS menyediakan leaflet di anjungan Customer Service
dan tempat-tempat strategis di dalam gedung Rumah Sakit yang dapat
dijangkau oleh Pengunjung. Misal : di pintu masuk Rumah Sakit, Ruang
tunggu lantai 1 dan lantai 2 Poli Rawat Jalan, Nurse Station lantai 3, 4, dan
5. Dalam hal ini, Bagian PKRS bertanggung jawab untuk mengecek
ketersediaan leaflet setiap minggu sekali.
d. Klien Sehat Non Pengunjung
1) Seminar
2) Senam
Didukung oleh Program Prolanis (Program pengelolaan Penyakit
Kronis) yang secara reguler dilaksanakan 1 bulan sekali oleh Klinik Satelit
Fastabiq Sehat, bagian Humas dan PKRS menangkap peluang untuk dapat
memberikan materi informasi dan edukasi kesehatan kepada anggota
senam prolanis tersebut.
Bagian Humas dan PKRS mempunyai tanggung jawab untuk
berkoordinasi pada Manager Pelayanan dan Penunjang Medis terkait
pemateri yang akan mengisi dalam senam prolanis tersebut.
2. Eksternal (Di Luar Gedung)
a. Penyuluhan pada kelompok atau organisasi kemasyarakatan
Penyuluhan kesehatan diluar gedung rumah sakit dapat dilaksanakan
melalui kerjasama dengan kelompok atau organisasi kemasyarakatan seperti :
PKK, Dharma Wanita, perusahaan, kegiatan bakti sosial, dll. Penyuluhan
kesehatan ini dilakukan sebulan dua kali. Bagian Humas dan PKRS
berkoordinasi dengan bagian atau instalasi terkait yang bertugas sebagai
pemateri dalam penyuluhan tersebut.
b. Billboard
Untuk menunjang keberhasilan kegiatan promosi kesehatan, rumah sakit
menyediakan tiga Billboard yang diletakkan pada tempat-tempat strategis di
Kabupaten Pati yakni :
1) Perempatan Jl.Dr. Susanto
2) Pertigaan Jl. kembangjoyo

17
3) Perempatan Jl. Rogowangsan
Materi untuk Billboard berisi tentang layanan atau promosi kegiatan yang
diadakan oleh rumah sakit. Dalam pelasanaannya materi Billboard tersebut
diganti satu bulan sekali pada tanggal 10 setiap bulannya dengan tema yang
telah disetujui oleh Direktur Medis rumah sakit.
Bagian PKRS berkoordinasi dengan profesional instalasi atau bagian
terkait untuk penyusunan materi. Materi atau konten yang sudah disetujui
diteruskan oleh Bagian PKRS kepada petugas Desain dengan mengisi buku
register permohonan desain dan membuat kesepakatan waktu atau deadline
jadi yang dicantumkan lengkap pada buku register tersebut.
Desain yang telah diselesaikan, dikonsultasikan kembali kepada Direktur
Medis sebelum diajukan cetak pada bagian pengadaan. Bagian PKRS
berkoordinasi dengan tenaga pemasang Billboard.
c. Media massa
Rumah sakit bekerja sama dengan media massa untuk mendukung upaya
promosi kesehatan dengan menampilkan liputan atau berita di media cetak
sebanyak dua kali dalam satu bulan. PKRS bekerjasama dengan 2 media
nasional Jawa Pos dan Suara Merdeka.
Dalam pelaksanaannya PKRS mengelola penyampaian berita yang akan
dipublikasikan secara luas kepada publik eksternal melalui 2 media cetak
tersebut. Materi yang disampaikan dapat berupa informasi kesehatan,
layanan rumah sakit, ataupun kegiatan internal atau eksternal rumah sakit.
Dalam penyusunan materi PKRS dapat berkoordinasi dengan bagian
profesional terkait sebagai sumber data yang valid. Materi yang telah
tersusun harus disetujui terlebih dahulu oleh Direktur sebelum dikirimkan ke
media cetak.
d. Media Sosial
Dalam melaksanakan promosi kesehatan rumah sakit, PKRS
memanfaatkan media sosial agar lebih mudah dijangkau oleh publik. Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari mempunyai Account Official dijejaring
sosial seperti
1) Facebook : “ PKU Muhammadiyah”
2) Instagram : “ ”
3) Twitter : “ ”
Materi yang ditampilkan dimedia sosial yang berhubungan dengan
kesehatan dikonsultsikan terlebih dahulu kepada Direktur Medis. Untuk
materi yang berhubungan dengan agama, ayat Al Quran atau Hadist
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Komite Islam dan
Kemuhammadiyahan. Hal inii dilakukan agar informasi yang diberikan kepada
masyarakat valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk mendukung
narasi, PKRS bekerjasama dengan petugas desain grafis untuk mengajukan
permohonan desain, dengan mengisi buku registrasi.

C. Tugas Desain Grafis


Dalam Penyampaian informasi layanan rumah sakit perlu disajikan dalam sebuah
tampilan desain yang menarik, agar mudah diingat, tanpa mengesampingkan
ketepatan batas waktu yang telah disepakati antara pemohon desain dengan desain

18
grafis. Dalam pemenuhan desain dari pemohon, desain grafis memiliki tugas sebagai
berikut :
1. Bertanggung jawab atas kegiatan publikasi dan dokumentasi dokumen-dokumen
PKRS Rumah Sakit.
Desain grafis bertanggung jawab untuk melakukan pendokumentasian dalam
bentuk foto dan video guna mendukung program kegiatan Rumah sakit.
Melakukan dokumentasi dan publikasi pada Bagian atau Instalasi Rumah Sakit
yang mempunyai program untuk dipublikasikan maupun di dokumentasikan
yang telah terdaftar pada buku register permohonan dokumentasi dan publikasi
desain grafis.
2. Membuat Desain Berdasarkan permohonan desain sesuai Deadline
Petugas desain grafis membuat skala kebutuhan waktu berdasarkan
kebutuhan desain yang mendesak dan tidak mendesak. Petugas desain grafis dan
pemohon menyepakati tenggat waktu untuk penyelesaian desain yang
didokumentasikan didalam buku register dengan menuliskan tanggal deadline
jadi dan tanda tangan pemohon.

19
BAB V
LOGISTIK

A. Pengadaan Sarana dan Prasarana


1. Pengadaan leaflet sebagai media edukasi.
Leaflet dikelola oleh Bagian Humas dan PKRS melalui pengadaan di Bagian
Logistik Rumah Sakit.
2. Pengadaan poster sebagai media edukasi
Poster dikelola oleh Bagian Humas dan
PKRS.
3. Pengadaan sarana yang digunakan
Sarana yang digunakan antara lain : LCD, sound system, pointer, Screen atau
layar. Sarana-sarana ini merupakan inventaris dari Rumah Sakit.

B. Tujuan
Sebagai upaya dalam pelaksanaan program Promosi Kesehatan Rumah Sakit baik
internal maupun eksternal diperlukan dukungan sarana dan prasarana sebgai
media dalam penyampaian edukasi.

C. Permintaan
Permintaan leaflet, poster ataupun standing banner dari instalasi rawat inap
maupun rawat jalan dapat menghubungi Bagian Humas dan PKRS dengan mengisi
buku Distribusi Leaflet dan Register PKRS.

D. Penggantian
Penggantian tema atau konten pada leaflet, poster, dan standing banner dapat
dilakukan oleh instalasi/bagian terkait dengan mengajukan permohonan tertulis
kepada Bagian Humas dan PKRS dengan mengisi buku register PKRS dan
memberikan sumbangsih konten atau isi sesuai prosedur.

E. Penyimpanan
1. Penyimpanan leaflet dilakukan oleh Bagian Humas dan PKRS. Bila ada
permintaan leaflet dari unit rawat jalan maupun unit rawat inap, dapat
menghubungi Bagian Humas dan PKRS.
2. Penyimpanan sarana yang digunakan.
Secara administratif, sarana-sarana tersebut termasuk dalam Instalasi Sarana
Prasarana Rumah Sakit (IPSRS).

20
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi
yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit,
cidera, cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai
tujuan agar tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, dan
terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

C. Sasaran Keselamatan Pasien Bagian Humas dan PKRS


1. Ketepatan identifikasi pasien.
Ketepatan identifikasi pasien adalah ketetapan penentuan identitas pasien
sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua
pelayanan yang diterima oleh pasien.
2. Peningkatan komunikasi efektif.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan
prosedur SBAR, read back dengan benar.
3. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan. Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk
pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran
darah, penumonia yang sering berhubungan dengan ventilasi mekanis.

D. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah
menuju keselamatan pasien rumah sakit, Adapun tujuh langkah tersebut
adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus
yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktifitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem
dan proses pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan assesmen
hal potensial bermasalah.

21
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan
mudah dapat melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit
mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Rumah Sakit
5. Melibatkan pasien dan mengembangkan cara-cara komunikasi yang
terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong
karyawan untuk melakukan analisa akan masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cIdera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien, standar keselamatan


pasien harus diterapkan. Standar tersebut adalah :
1. Hak pasien.
2. Mendidik pasien dan keluarga.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien.
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit :


1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program
keselamatan pasien rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2
tahun.
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit.
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran
manjemen dan karyawan.
5. Menerapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit
seperti tersebut diatas.
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut
diatas) melakukan self assessment dengan instrumen akreditasi pelayanan
keselamatan pasien rumah sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit.
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien
rumah sakit dan kejadian tidak diharapkan.

22
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa
upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerjaan agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam katagori seperti
tersebut diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Program kesehatan ini bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan
terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerjaan pekerjaan berada dalam
kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.

B. TUJUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerjaan dalam hal ini Bagian Humas PKRS dan
perlindungan terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah bagian integral dari Rumah
Sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktifitas
pegawai dan meningkatkan produktifitas Rumah Sakit. Undang – undang Nomor 1
tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
2. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KERJA


Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila aus.
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi.
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilisai udara kurang memadai, ruangan terlalu
panas atau terlalu dingin.
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan
lain-lain.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja


dapat digolongkan ada tiga kelompok, yaitu :
1. Kondisi dan lingkungan kerja,
2. Kesadaran dan kualitas pekerja,
3. Peranan dan kualitas manajemen.

23
1. Perlindungan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Petugas Kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan
pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan
pencegahan, dan pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika
terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan
umum mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien menular melalui udara harus
menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak minum dingin)
dengan baik dan menjaga kebersihan tangan.

2. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas Kesehatan


a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan
kesehatan petugas harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai
untuk kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi (berdasarkan penularan
secara kontak, droplet, atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang penyakit
menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievakuasi untuk
memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan
dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di Intalasi
Pelayanan Intensif, ruang rawat anak, ruang bayi.

24
BAB VIII
PENINGKATAN MUTU

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang
akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang akan
digunakan untuk mengukur mutu pelayanan. Dengan adanya Bagian Humas PKRS,
diharapkan dapat meningkatkan dan melindungi hak pasien dan keluarganya serta
pasien memahami haknya selama mendapat pelayanan kesehatan di rumah sakit secara
menyeluruh, staf rumah sakit lebih menghargai hak-hak pasien dalam proses pelayanan
kesehatan. Indikator mutu pada Bagian Humas PKRS Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Wonosari mengacu pada Pedoman Indikator Mutu Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Wonosari, antara lain yaitu :

1. Penyuluhan Kesehatan Eksternal


Judul Indikator Angka ketercapaian pelaksanaan kegiatan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit melalui
kelompok/organisasi masyarakat.
Definisi Operasional Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
adalah program-program yang dirancang
sebagai upaya Rumah Sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien,
masyarakat, maupun organisasi dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya
untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-
tingginya.
Tujuan Peningkatan Mutu Terwujudnya masyarakat yang menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melalui perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku pasien Rumah Sakit sehingga semua
pelayanan yang disediakan Rumah Sakit
dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dimensi Mutu Efektifitas dan kesinambungan PKRS.
Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan Promosi kesehatan rumah sakit dianggap
indikator penting untuk mensosialisasikan segala
fasilitas dan layanan yang telah tersedia di
Rumah Sakit melalui sosialisasi kepada
kelompok/organisasi masyarakat dalam
upaya meningkatkan pengetahuan
masyarakat dibidang kesehatan.
Numerator (N) Jumlah kegiatan PKRS dalam 1 bulan (2x)

25
Denominator (D) Jumlah target pelaksanaan PKRS dalam 1
bulan.
Formula Pengukuran N/D X 100%
Metodologi Pengumpulan Data Sensus Bulanan
1. Petugas menentukan tema konten yang
akan disosialisasikan dalam satu bulan
tersebut.
2. Petugas bekerjasama dengan bagian unit
terkait untuk menyampaikan materi
PKRS yang telah ditentukan.
Cakupan Data Jumlah 100% (seluruh kegiatan PKRS yang
telah terealisasi)
Frekuensi Pengumpulan Data dan 1 Bulan
Pelaporan
Frekuensi Analisis Data 1 Bulan
Nilai Ambang/Standar 100%
Metode Analisis Data Membuat buku register PKRS .
Sumber Data Buku Register PKRS
Penanggung Jawab Pengumpul Data Staff Humas
Publikasi Data Kegiatan PKRS terealisasi.

2. Ketepatan Waktu Desain


Judul Indikator Angka Ketepatan Waktu penyelesaian
permintaan Desain oleh designer grafis
Definisi Operasional Penyampaian informasi layanan rumah sakit
perlu disajikan dalam sebuah tampilan desain
yang eye catching agar lebih menarik dan
mudah diingat tanpa mengesampingkan
ketepatan batas waktu yang telah disepakati
antara pemohon desain dengan desainer
grafis.
Tujuan Peningkatan Mutu Tersajinya informasi layanan rumah sakit
yang menarik tanpa mengesampingkan
ketepatan batas waktu
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisiensi
Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan Memenuhi kebutuhan desain rumah sakit

26
indikator dengan batas waktu yang sesuai
Numerator (N) Jumlah permintaan desain yang diselesaikan
sebelum tenggat waktu
Denominator (D) Jumlah pengajuan desain yang masuk dalam
satu bulan
Formula Pengukuran N/D X 100%
Metodologi Pengumpulan Data Buku Register permohonan desain
Cakupan Data Jumlah100% populasi (seluruh order desain
yang terlayani berdasarkan ketepatan waktu)
Frekuensi Pengumpulan Data dan 1 bulan
Pelaporan
Frekuensi Analisis Data 1 bulan
Nilai Ambang/Standar 100%
Metode Analisis Data 1. Membuat skala kebutuhan waktu
berdasarkan kebutuhan desain yang
mendesak dan tidak mendesak.
2. Memdokumentasikan data desain yang
dibuat pemohon dan data desain yang
telah jadi di dalam sebuah buku register
Sumber Data Buku registrasi desain
Penanggung Jawab Pengumpul Data Staff Humas
Publikasi Data Melaporkan hasil desain yang telah
terealisasi dalam satu bulan kepada atasan.

3. Kunjungan Instansi dan Sekolah di Pati Sekitarnya


Judul Indikator Angka kesesuaian kunjungan Humas rumah
sakitke instansi maupun sekolah di
kabupaten Pati dan sekitarnya.
Definisi Operasional Kunjungan Humas rumah sakit yang
mencakup kunjungan perusahaan, instansi
dan sekolah dalam upaya kerjasama bidang
pelayanan kesehatan berupa pelayanan rawat
inap maupun medical check up.
Tujuan Peningkatan Mutu 1. Target kerjasama antara Rumah sakit
dengan dinas terkait tercapai
2. Mengoptimalkansos ia lisasi layanan

27
rumahsakit dengan scope yang leb ih
luas
3. Meningkatkan kunjungan pasien rawat
inap maupun rawat jalan
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi, komunikasi
Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan Kerjasama dalam bidang pelayanan
indikator kesehatan meliputi pemeriksaan kesehatan
dasar anak, medical check up karyawan dan
pelayanan rawat inap merupakan salah satu
faktor meningkatnya kunjungan pasien ke
rumah sakit.
Numerator (N) Jumlahkunjungan yang dilakukan setiap
bulan
Denominator (D) Jumlah target kunjungan yang ditentukan
dalam 1 bulan (2 kali)
Formula Pengukuran N/D X 100%
Metodologi Pengumpulan Data Sensus bulanan
1. Kerjasama yang berjalan dan
ditandatangani oleh pihak terkait
2. Kerjasama yang melakukan rekontrak
jika perjanjian berakhir
Cakupan Data Jumlah100%instansi (seluruh instansi yang
dikunjungi)
Frekuensi Pengumpulan Data dan 1 Bulan
Pelaporan
Frekuensi Analisis Data 1 Bulan
Nilai Ambang/Standar 100 %
Metode Analisis Data 1. Melakukan screening data sekolah,
instansi, dan perusahaan di Kabupaten
Pati
2. Analisis kepada pihak terkait yang
belum/sudah melakukan kerjasama
dengan rumahsakit lain
3. Mengirimkan surat penawaran
kerjasama pelayanan kesehatan
4. Melakukan follow up melalui
teleponmaksimal 2 minggu setelah surat

28
perjanjian kerjasama, company profile,
dan surat pengantardikirim
5. Goalyang diharapkan adalah hasil
penawaran berlanjut pada presentasi
layanan kesehatan hingga
penandatanganan SPK oleh pihak terkait.
6. Membuat usulan perbaikan bersama
unit/tim/komite terkait
7. Membuat laporan ke atasan langsung
Sumber Data Buku register SPK
Penanggung Jawab Pengumpul Data Staf Humas
Publikasi Data 1. Membuat list data instansi yang telah
melakukan kerjasama
2. Presentasi rapat jika dibutuhkan

4. Legal Review
Judul Indikator Angka ketercapaian pelaksanaan legal review untuk
seluruh Surat Perjanjian Kerjasama (SPK)
Definisi Operasional Melakukan legal review seluruh SPK yang masuk
termasuk kerjasama dengan asuransi, layanan kesehatan
RS, dan kerjasama vendor dan lain- lain meliputi :
1. Data diri validLitigant (para pihak)
2. Landasan Hukum
3. Ruang lingkup
4. Jangka waktu perjanjian
5. Force Majeure Aspect
6. TTD litigant
7. Adendum (jika ada)
Tujuan Peningkatan Mutu Untuk memberikan kejelasan legal aspect dalam setiap
perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan
Dimensi Mutu Kejelasan dan ketertiban
Dasar Pemikiran / Alasan Seluruh SPK meliputi kerjasama pelayanan kesehatan,
Pemilihan indikator asuransi hingga vendor pendukung pelayanan medis
rumah sakit tertib dan patuh terhadap perundang-
undangan yang berlaku.
Numerator (N) Jumlah SPK yang telah disurvei dan ditelaah berdasarkan

29
legal review
Denominator (D) JumlahSPK yang harus di review sesuai target
Formula Pengukuran N/D X 100%
Metodologi Pengumpulan Data 3. Petugas melaksanakan legal review
4. Hasilreview yang telah dilakukan
Cakupan Data Jumlah100%surat permohonan kerjasama yang masuk
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
dan Pelaporan
Frekuensi Analisis Data 1 bulan
Nilai Ambang/Standar 100%
Metode Analisis Data 1. Membuat buku ekpedisi permohonan legal review
2. Pemohon menulis di dalam buku ekspedisi sesuai
dengan data yang telah tersedia
3. MerekapdataMOU yang masuk dan telah direview
4. Timpeningkatanmutumelakukanvalidasidananalisis
data
5. Penyusunanlaporandandiserahkankepadadirektur
Sumber Data Buku permohonan legal review
Penanggung Jawab Pengumpul Staf Humas
Data
Publikasi Data 1. Presentasi rapat evaluasi mutu pelayanan

5. Kunjungan Kepada Dokter dan Bidan


Judul Indikator Angka ketercapaian Kunjungan dokter dan
bidan oleh tenaga marketing
Definisi Operasional Kunjungan dokter dan bidan yang dilakukan
oleh petugas dengan cara berkunjung ke
tempat-tempat praktek dokter atau bidan
mandiri yang bertujuan untuk
mensosialisasikan layanan Rumah Sakit,
perubahan jadwal praktik dokter spesialis,
dan pencatatan kritik dan saran terhadap
layanan Rumah Sakit.
Tujuan Peningkatan Mutu 1. Penambahan atau perubahan Layanan
Rumah Sakit segera tersosialisasikan
kepada dokter, perawat, dan bidan yang

30
praktik sebagai Fasilitas kesehatan awal
2. Ketidakpuasan terhadap layanan Rumah
Sakit oleh pasien dan perujuk bisa segera
diketahui dan segera dievaluasi oleh
manajemen Rumah Sakit.
3. Terciptanya hubungan yang baik antara
Rumah Sakit sebagai layanan kesehatan
tingkat lanjut dan dokter, perawat, bidan
praktik sebagai layanan kesehatan awal
Dimensi Mutu Efektifitas, Hubungan timbal balik, Evaluasi
berkala.
Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan Menjalin hubungan yang baik antara pihak
indikator rumah sakit dengan tenaga medis
penyedia layanan fasilitas tingkat pertama
menjadi salah satu indikator penting
dalam meningkatnya kedatangan pasien
terutama
pemilik kartu JKN-KIS
Numerator (N) Jumlah kunjungan marketing dalam 1 bulan
Denominator (D) Target kunjungan dalam 1 bulan (60
kunjungan)
Formula pengukuran N/D x 100%
Metodologi Pengukuran Data 1. Menjumlahkan keseluruhan hasil
kunjungan dalam 1 bulan
2. Menjumlahkan jumlah kunjungan Buku
Kunjungan bulanan
Cakupan Data Jumlah 100% dokter, perawat, bidan yang
terkunjungi.
Frekuensi Pengumpulan Data dan 1 Bulan
Pelaporan
Frekuensi Analisis Data 1 Bulan
Nilai Ambang/Standar 100%
Metode Analisis Data 1. Menghitung jumlah Jumlah kunjungan
2. Analisis dilakukan dalam waktu 1 bulan
dengan metode PDSA (Plan, Do, Study,
Action)
3. Menggali faktor penyebabkurangnya
kunjungan

31
4. Membuat usulan perbaikan bersama unit
terkait
Sumber Data 1. Form kunjungan
2. Buku kunjungan
Penanggung Jawab Pengumpul Data Staff Humas

6. Pemasangan Billboard
Judul Indikator Angka ketercapaian pelaksanaan kegiatan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit melalui
Billboard.
Definisi Operasional Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
adalah program-program yang dirancang
sebagai upaya Rumah Sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien,
masyarakat, maupun organisasi dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya
untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-
tingginya.
Tujuan Peningkatan Mutu Terwujudnya masyarakat yang menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melalui perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku pasien Rumah Sakit sehingga semua
pelayanan yang disediakan Rumah Sakit
dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan PKRS, dan
efisiensi promosi
Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan Promosi kesehatan rumah sakit dianggap
indikator penting untuk mensosialisasikan segala
fasilitas dan layanan yang telah tersedia di
Rumah Sakit melalui Billboard sebagai salah
satu marketing tools yang efektif dalam
meningkatkan pengetahuan masyarakat
dibidang kesehatan.
Numerator (N) Jumlah kegiatan PKRS melalui Billboard
dalam 1 bulan (1x)
Denominator (D) Jumlah target pelaksanaan PKRS melalui

32
Billboard dalam 1 bulan.
Formula Pengukuran N/D X 100%
Metodologi Pengumpulan Data Sensus Bulanan
3. Petugas menentukan tema konten yang
akan dipublish pada Billboard dalam
satu bulan tersebut.
4. Petugas membuat konten sesuai tema
dengan sumber data dari bagian unit
terkait.
5. Mengajukan permohonan desain grafis
sebagai pendukung tampilan.
Cakupan Data Jumlah 100% (seluruh kegiatan PKRS
melalui Billboard yang telah terealisasi)
Frekuensi Pengumpulan Data dan 1 Bulan
Pelaporan
Frekuensi Analisis Data 1 Bulan
Nilai Ambang/Standar 100%
Metode Analisis Data 1. Membuat buku register PKRS .
2. Membuat daftar permintaan kepada
desainer grafis untuk tampilan
pendukung Billboard.
Sumber Data Buku Register PKRS
Penanggung Jawab Pengumpul Data Staff Humas
Publikasi Data Update informasi Billboard terealisasi.

7. Publikasi Informasi RS Melalui Media Cetak

Judul Indikator Angka ketercapaian pelaksanaan kegiatan


Promosi Kesehatan Rumah Sakit melalui
media cetak.
Definisi Operasional Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
melalui media cetak adalah program-
program yang dirancang sebagai upaya
Rumah Sakit untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya untuk
mencapai derajat kesehatan setinggi-

33
tingginya melalui pemberitaan advertorial.
Tujuan Peningkatan Mutu Terwujudnya masyarakat yang menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melalui perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat sehingga semua
pelayanan yang disediakan Rumah Sakit
dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dimensi Mutu Efektifitas dan kesinambungan PKRS.
Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan Promosi kesehatan rumah sakit dianggap
indikator penting untuk mensosialisasikan segala
fasilitas dan layanan yang telah tersedia di
Rumah Sakit melalui media cetak sebagai
salah satu marketing tools yang efektif dalam
meningkatkan pengetahuan masyarakat
dibidang kesehatan.
Numerator (N) Jumlah kegiatan PKRS melalui media cetak
dalam 1 bulan (2x)
Denominator (D) Jumlah target pelaksanaan PKRS melalui
media cetak dalam 1 bulan.
Formula Pengukuran N/D X 100%
Metodologi Pengumpulan Data Sensus Bulanan
1. Petugas menentukan tema konten yang
akan dipublish ke media cetak dalam
bulan tersebut.
2. Petugas membuat narasi sesuai tema
dengan sumber data dari bagian unit
terkait.
3. Menentukan foto pendukung narasi.
4. Petugas membuat dokumentasi kegiatan
PKRS yang telah ditayangkan media
cetak dengan membuat kliping
Cakupan Data Jumlah 100% (seluruh kegiatan PKRS
melalui media cetak yang telah terealisasi)
Frekuensi Pengumpulan Data& Pelaporan 1 bulan
Frekuensi Analisis Data 1 bulan
Nilai Ambang/Standar 100%
Metode Analisis Data 1. Membuat buku Register PKRS

34
2. Membuat kliping liputan PKRS yang
telah terbit dimedia cetak.
Sumber Data Buku Register PKRS dan File Box Kliping
RS
Penanggung Jawab Pengumpul Data Staff Humas
Publikasi Data Terbitnya liputan/advertorial PKRS.

8. Publikasi Informasi RS Melalui Media Sosial


Judul Indikator Angka ketercapaian pelaksanaan kegiatan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit melalui
media sosial.
Definisi Operasional Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
adalah program-program yang dirancang
sebagai upaya Rumah Sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien,
masyarakat, maupun organisasi dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya
untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-
tingginya.
Tujuan Peningkatan Mutu Terwujudnya masyarakat yang menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melalui perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku pasien Rumah Sakit sehingga semua
pelayanan yang disediakan Rumah Sakit
dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dimensi Mutu Efektifitas dan kesinambungan PKRS.
Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan Promosi kesehatan rumah sakit dianggap
indikator penting untuk mensosialisasikan segala
fasilitas dan layanan yang telah tersedia di
Rumah Sakit melalui jejaring sosial
(Facebook, Twitter, dan Instagram) sebagai
salah satu marketing tools yang efektif dalam
meningkatkan pengetahuan masyarakat
dibidang kesehatan.
Numerator (N) Jumlah kegiatan PKRS melalui
media/jejaring sosial dalam 1 bulan (10x)

35
Denominator (D) Jumlah target pelaksanaan PKRS melalui
media sosial dalam 1 bulan.
Formula Pengukuran N/D X 100%
Metodologi Pengumpulan Data Sensus Bulanan
6. Petugas menentukan tema konten yang
akan dipublish ke media sosial dalam
satu bulan tersebut.
7. Petugas membuat narasi sesuai tema
dengan sumber data dari bagian unit
terkait.
8. Mengajukan permohonan desain grafis
sebagai pendukung narasi.
Cakupan Data Jumlah 100% (seluruh kegiatan PKRS
melalui media/jejaring sosial yang telah
terealisasi)
Frekuensi Pengumpulan Data dan 1 Bulan
Pelaporan
Frekuensi Analisis Data 1 Bulan
Nilai Ambang/Standar 100%
Metode Analisis Data 3. Membuat buku register PKRS .
4. Membuat daftar permintaan kepada
desainer grafis untuk tampilan
pendukung konten.
Sumber Data Buku Register PKRS
Penanggung Jawab Pengumpul Data Staff Humas
Publikasi Data Update informasi di medis/jejaring sosial
terealisasi.

36
BAB IX
Key Performance Indicator (KPI)

Sebuah perusahaan membutuhkan metode penilaian yang objektif untuk menilai


kinerja atau produktivitas karyawan yang bekerja. Setiap perusahaan, tanpa terkecuali
pasti membutuhkan penilaian kinerja karena dari hal tersebut akan dapat dilihat
dengan jelas apakah perusahaan mengalami kemajuan atau malah justru kemunduran.
Banyak sekali metode yang tersedia, namun yang paling populer dan dianggap paling
objektif sehingga digunakan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari adalah KPI
atau Key Performance Indicators.
Pada umumnya Key Performance Indicators berisikan angka-angka yang mutlak.
Angka atau hasil penjumlahan dari angka-angka atau bisa dibilang skor tersebut akan
menunjukkan kinerja seorang pegawai atau karyawan yang bekerja di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Wonosari.
Perancangan kerangka KPI di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari
diawali dengan penerjemahan visi dan misi serta tujuan berdirinya Rumah Sakit untuk
menjadi sasaran strategis. Kemudian membuat inisiatif strategis yang berfungsi
mewujudkan target strategis Rumah Sakit Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah.
Langkah selanjutnya adalah dengan membuat perhitungan terhadap bobot dari
sasaran strategis beserta target dan ukuran strategisnya. Pengukuran tersebut
dilakukan terhadap aspek kinerja yang dapat diukur yang secara umum akan
menunjukkan kinerja rumah sakit. Hasil yang didapat dari pengukuran tersebut akan
menjadi bahan masukan atau pertimbangan bagi rumah sakit untuk memperbaiki
kinerja agar dapat bersaing dengan yang lain.
Adapun KPI di Bagian Humas dan PKRS Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Wonosari adalah sebagi berikut:

Total
Posisi Indikator Kinerja

Target

Recalling 100,0%

Kunjungan Asuransi 100,0%


Utam

Kunjungan Pasien 100,0%


a
Staff Humas dan PKRS

Protokoler Tamu 100,0%


Mashitoh Fenty

Handling Complain 100,0%


P

Kedisiplinan 100,0%

Kerapihan 100,0%

Kehadiran kegiatan RS 100,0%


Basic

Pengajian 1 kali/1 bulan

Sholat Jama'ah 100,0%

Nilai (Rata-Rata) 100,0%

37
Total
Posisi Indikator Kinerja

Target

Recalling 100,0%

Kunjungan Asuransi 100,0%

Kunjungan Pasien 100,0%

Utam
Pelaksana Humas dan PKRS

a
Protokoler Tamu 100,0%

Handling Complain 100,0%


Rumiya
ti

Kedisiplinan 100,0%

Kerapihan 100,0%

Kehadiran kegiatan RS 100,0%


Basi
c

Pengajian 1 kali/1 bulan

Sholat Jama'ah 100,0%

Nilai (Rata-Rata) 100,0%

Total
Posisi Indikator Kinerja
Target

Recalling 100,0%

Kunjungan Asuransi 100,0%

Kunjungan Pasien 100,0%


Utam
Pelaksana Humas dan PKRS

a
Muhammad Chabib Lutfi

Protokoler Tamu 100,0%

Handling Complain 100,0%

Kedisiplinan 100,0%

Kerapihan 100,0%

Kehadiran kegiatan RS 100,0%


Basic

Pengajian 1 kali/1 bulan

Sholat Jama'ah 100,0%

Nilai (Rata-Rata) 100,0%

38
Total
Posisi Indikator Kinerja

Target

Kunjungan Pasien 100,0%

Kunjungan Instansi 100,0%

Baksos/Penyuluhan 100,0%

Utam
Pelaksana Humas dan PKRS

a
M. Gilanng Lazuardi , AMK

Kedisiplinan 100,0%

Kerapihan 100,0%

Kehadiran kegiatan RS 100,0%


Basi
c

Pengajian 1 kali/1 bulan

Sholat Jama'ah 100,0%

Nilai (Rata-Rata) 100,0%

Total
Posisi Indikator Kinerja
Target

Publikasi PKRS 100,0%

Kunjungan Pasien 100,0%

Baksos/Penyuluhan 100,0%
Utam
Wakhidatin Nafiah, Amd., Keb

Pelaksana Humas dan PKRS

Kedisiplinan 100,0%

Kerapihan 100,0%

Kehadiran kegiatan RS 100,0%


Basic

Pengajian 1 kali/1 bulan

Sholat Jama'ah 100,0%

Nilai (Rata-Rata) 100,0%

39
Total 100%
Posisi Indikator Kinerja

Target

Ketepatan Waktu Design 100,0%

Live Streaming 100,0%

Kunjungan Pasien 100%

Utam
Pelaksana Humas dan PKRS

a
Arik Miftakhul Huda

Kedisiplinan 100,0%

Kerapihan 100,0%

Kehadiran kegiatan RS 100,0%


Basi
c

Pengajian 1 kali/1 bulan

Sholat Jama'ah 100,0%

Nilai (Rata-Rata) 100,0%

40
BAB X
PENUTUP

Pedoman kerja Bagian Humas dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini
disusun agar dapat dijadikan acuan dalam pengembangan kegiatan kehumasan dan
promosi kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari. Pedoman ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan rumah sakit.
Bagian Humas dan PKRS yang sukses secara berkelanjutan adalah yang mampu
membangun, menjaga dan memelihara hubungan baik dan kepercayaan publik. Sebagai
penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan mereka yang
bertugas di Bagian Humas dan PKRS saja, namun juga menjadi tanggung jawab bersama
dari Direksi dan seluruh jajaran bagian atau instalasi dirumah sakit yang mempunyai
peluang untuk memberikan informasi dan promosi kesehatan kepada pasien dan
keluarga ataupun kepada masyarakat umum.
Hal yang paling penting dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya
pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap
maupun terhadap klien rumah sakit. Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini
akan lebih berhasil jika didukung oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi, bina
suasana dilakukan terhadap mereka yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien.
Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung dan
membantu rumah sakit dari segi kebijakan (peraturan perundang undangan) dan
sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/ klien.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut
harus dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang yang
bersangkutan.

Ditetapkan di : Gunungkidul
Pada Tanggal

Direktur Rumah Sakit PKU


Muhammadiyah Wonosari

dr. Kunto Budi Santoso

41

Anda mungkin juga menyukai