NOMOR : 780/KEP/RSB/VIII/2019
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BANYUMANIK
SEMARANG TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN
KOMUNIKASI EFEKTIF
Kedua : Surat Keputusan berlaku sejak ditetapkan dan akan dilakukan evaluasi
setiap 1 tahun.
Ketiga : Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dan akan
dilakukan evaluasi setiap 1 tahun sekali
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 28 Agustus 2019
Rumah Sakit Banyumanik Semarang
Direktur,
A. LATAR BELAKANG
Secara bahasa, komunikasi artinya penyampaian pesan. Efektif (mangkus)
artinya berhasil guna. Komunikasi efektif adalah proses penyampaian pesan yang
bedampak atau ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) serta membawa hasil.
Komunikasi efektif didefinisikan sebagai komunikasi antara dua orang atau lebih
dimana pesan yang dimaksud : dikodekan dengan benar, dikirimkan melalui saluran
yang sesuai, diterima, diterjemahkan dengan benar dan dipahami oleh penerima. Untuk
itu ketrampilan komunikasi efektif harus dimiliki oleh komunikator agar proses
penyampaian yang dilakukan tidak sia-sia.
Dalam memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat
bergantung pada komunikasi dan informasi. Komunikasi yang dibutuhkan di rumah
sakit adalah :
1. Komunikasi dengan kominitas masyarakat
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses
masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan informasi tentang pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit.
2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga
a. Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien tentangjenis asuhan
dan pelayanan, serta akses untuk mendapatkan pelayanan.
b. Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga dalam memahami
kondisi kesehatannya, sehingga pasien berpartispasi lebih baik dalam
asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil
keputusan tentang asuhannya.
3. Komunikasi antar tenaga kesehatan pemberi asuhan di dalam dan luar rumah sakit
a. Informasi asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antarstaf
klinis selama bekerja dalam sif atau antarsif.
b. Penetapan tentang informasi yang harus disampaikan secara akurat dan
tepat waktu ke seluruh rumah sakit termasuk yang “urgent” (code blue,
code red, dll) dan perintah evakuasi.
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang
dipahami oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
B. TUJUAN
1. Bagi komunitas masyarakat serta pasien dan keluarga
a. Mendapat fasilitas untuk mengakses ke pelayanan di rumah sakit.
b. Membangun komunikasi yang terbuka dan terpercaya antara pasien,
keluarga, dan rumah sakit.
c. Pasien dan keluarga mendapat pengetahuan serta ketrampilan untuk
berpartisipasi dalam proses dan keputusan asuhan pasien
2. Bagi antar tenaga kesehatan
a. Komunikasi dan pertukaran informasi penting untuk berjalannya proses
asuhan pasien.
b. Penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu, khususnya keadaan
yang urgen.
A. PENGERTIAN
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”.
(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
Secara etimologis, kata efektif (effective) sering diartikan dengan mencapai hasil
yang diinginkan (producing desired result), dan menyenangkan (having a pleasing
effect).
Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”.
(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
B. TEORI KOMUNIKASI
1. Proses komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana, 2003).
Unsur-unsur/ elemen dalam komunikasi efektif :
a. Sumber/ pemberi pesan/ komunikator (dokter, perawat, admission,
Adm.Kasir, dll), adalah orang yang memberikan pesan.
1) Sumber (yang menyampaikan informasi) : adalah orang yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima/komunikan. Hal-
hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim
pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta
kejelasan apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik. (Konsil
Kedokteran Indonesia, hal.8)
2) Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang yang
disampaikan, cara berbicaranyanya jelas dan menjadi pendengar yang
baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan).
Dalam berkomunikasi ada kalanya terdapat informasi misalnya nama obat, nama
orang , dll. Untuk menverifikasi dan mengklarifikasi, maka komunikan sebaiknya
mengeja huruf demi huruf menggunakan alfabeth standart internasional yaitu :
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada hal – hal tersebut
diatas maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada
gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh
dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan
jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan dengan
menjalankan komunikasi efektif di rumah sakit.
Penyampaian informasi kepada pasien dan keluarga dilakukan oleh staf Rumah
Sakit sesuai dengan kewenangan dan kebutuhan pasien, yaitu :
1. Pendaftaran/ Admission
Sebagai lini terdepan dari rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada
pasien dan keluarga maka pendaftaran perlu melakukan manajemen komunikasi
efektif.
a. Pengkajian
1) Petugas perlu mengetahui identitas pasien dan keluarga sebelum
memberikan pelayanan.
2) Menanyakan kebutuhan pelayanan yang diinginkan pasien dan
keluarga.
b. Informasi yang diberikan
1) Pendaftaran rawat jalan, menyampaikan informasi meliputi :
a) Jenis dan fasilitas pelayanan
b) Jam pelayanan/ jadwal praktek dokter
c) Pembiayaan
d) Hak dan kewajiaban pasien
2) Pendaftaran rawat inap, menyampaikan informasi meliputi :
a) Jenis dan fasilitas pelayanan
b) Pembiayaan
c) Hak dan kewajiban paien
d) Tata tertib rumah sakit
c. Pelaksanaan pemberian informasi
1) pasien rawat jalan dilakukan di tempat pendaftaran rawat jalan
2) pasien rawat inap dilakukan di tempat pendaftaran rawat inap
d. Pendokumentasian
1) Pasien baru
Identitas pasien dan keluarga diketahui melalui pengisian form
pendaftaran pasien baru, yang berisi nama pasien, alamat lengkap,
nomer telpon, tanggal lahir, jenis kelamin, agama, pekerjaan,
pendidikan terakhir, bahasa yang digunakan, status perkawinan
Sistem peringatan dini merupakan acuan bagi dokter jaga dan perawat yang
bertugas dalam mendeteksi adanya kegawatdaruratan pada pasien yang dirawat
di rumah sakit dengan petunjuk umum sebagai berikut :
1) Early Warning System (EWS) dilakukan oleh perawat atau dokter jaga,
tetapi tidak menggantikan penilaian klinis yang kompeten
2) Ketika perawat/dokter jaga khawatir, maka perawatan pasien harus
ditingkatkan terlepas dari nilai skor
3) Beberapa pasien mungkin memerlukan pemeriksaan medis segera
namun tidak akan memicu skor tinggi
4) Observasi dan pencatatan EWS dilakukan pada saat :
a) Pasien akan dipindahkan antar ruang perawatan
b) Pasien yang baru tiba diruang perawatan
c) Setiap shift perawat pada awal shift
d) Pada saat ada perubahan kondisi
2. Henti jantung Dewasa & Anak serta darurat medis lainnya - Code Blue
Jika staf rumah sakit menemui pasien dalam situasi darurat medis/henti jantung :
a) SEGERA melakukan langkah-langkah RJP (Resusitasi Henti Jantung)
b) MINTA bantuan staf lainnya (teriak minta bantuan “Code Blue -- Code Blue” ;
atau gunakan Bel yang tersedia).
c) TELPON 11 (Ruang Perawat) yang akan meneruskannya melalui audio dengan
menyiarkan Code Blue di ruang ..... dewasa/anak-anak ...jumlah....
d) TINDAK pasien dengan :
a. Check pernafasan.
b. Check nadi.
c. Bebaskan jalan nafas.
d. Lakukan tindakan emergensi sesuai yang diperlukan misalnya: Cardio-
Pulmonary Resuscitation (CPR).
e) DAMPINGI/JAGA terus pasien sampai bantuan datang.
Catatan : Rekam medik pasien harus selalu menyertai setiap pasien yang dievakuasi bila
memungkinkan.
6. Bencana Eksternal : Kecelakaan Massal Lalin Darat, Laut, Udara, Gempa Bumi,
Tsunami, Ledakan, Badai, dll – Code Brown
1) Pada saat menerima pemberitahuan terjadinya darurat eksternal, petugas IGD dan
atau operator akan menyampaikan kepada semua pejabat senior dan Tim Siaga
Bencana Rumah Sakit Banyumanik Semarang.
2) Rekan yang berdekatan sesudah diberitahu petugas IGD atau operator meneriakkan
:“Code Brown......... 3 kali!!!
3) Setiap staf akan merespon sesuai dengan Panduan Siaga Bencana Rumah Sakit
Banyumanik Semarang.Respon dapat meliputi salah satu atau lebih langkah berikut
ini:
a. Bila memungkinkan sediakan tempat tidur untuk menampung korban, bila perlu
dengan cara memulangkan sebagaian pasien rawat inap atau mengirimkannya ke
RS lain.
b. Sediakan fasilitas penerimaan dan perawatan pasien secukupnya.
c. Bila diminta oleh Manajer Senior atau Direksi ataupun utusan dari lokasi
bencana, sediakan bantuan yang dapat dikirim ke lokasi bencana.
4) Semua personil lainnya merespon sesuai arahan supervisornya.
5) Bila kondisi bencana memberikan dampak kepada Rumah Sakit Banyumanik
Semarang (misalnya: serbuan asap, huru-hara sipil), pengisolasian/penyekatan
mungkin diperlukan.
6) Tunggu sampai ada pemberitahuan bahwa “SITUASI TELAH TERKENDALI”.