Anda di halaman 1dari 6

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

NOMOR :228/SK/RSSR/IX/2019

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN


EDUKASI PASIEN DI RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT UMUM SEMARA RATIH

DIREKTUR RSU SEMARA RATIH

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas keamanan


peayanan pasien, maka diperlukan adanya Panduan
Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien di RSU Semara
Ratih;
b. bahwa sehubungan dengan huruf “a” di atas, telah disusun
Panduan Pembeian Informasi dan Edukasi Pasien di RSU
Semara Ratih;
c. bahwa sehubungan dengan huruf “b” tersebut di atas,
Panduan tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Rumah Sakit Umum Semara Ratih;
Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran;
4. Keptusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1165.A/MenKes/SK/X/2004 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit

Menetapkan :
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
SEMARA RATIH TENTANG PEMBERLAKUAN
PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
PASIEN DI RSU SEMARA RATIH
Pertama Pelaksanaan Panduan Pemberian INformasi dan Edukasi
Pasien dimaksudkan sebagaimana tercantum dalam Panduan
Keputusan ini.
Kedua Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Luwus

Pada tanggal :17 Desember 2019

Dr.I Wayan Buana, Sp.B., Finacs., M.M.

Direktur RSU Semara Ratih


KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat-Nya lah “PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
PASIEN RUMAH SAKIT UMUM SEMARA RATIH” dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.
Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi semua staf dalam
memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga di Rumah Sakit
Umum Semara Ratih
Diharapkan dengan adanya panduan ini, dapat meningkatkan pelayanan
dalam hal Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Umum Semara Ratih dan
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pemberian informasi dan edukasi
pasien.

Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya atas
bantuan semua pihak dalam menyelesaikan Panduan Pemberian Informasi dan
Edukasi Pasien ini.

Tentunya Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien ini masih


jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat kami harapkan. Sebagai kata penutup atas nama tim PKRS
RSU Semara Ratih kami ucapkan terimakasih.

Om, Shanti Shanti Shanti Om


PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI PASIEN

A. Definisi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat,
lengkap, tidak ragu-ragu dan dimengerti oleh penerima instruksi akan mengurangi
kesalahan-kesalahan dan akan meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi
dapat dilakukan secara elektronik, lisan atau tertulis.
Informasi adalah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan. Proses informasi meliputi empat tahap, yakni tahap sensasi, presepsi,
memori dan berfikir. Proses ini memungkinkan individu dapat memahami kualitas
fisik lingkungannya. Selanjutnya individu mempersiapkan objek atau pun
hubunganhubungan yang diperoleh, kemudian menyimpulkan atau menafsirkan
informasi tersebut. Sensasi yang telah dipersiapkan oleh individu kemudian
direkam oleh memori.
Edukasi Kesehatan adalah kegiatan upaya meningkatkan pengetahuan
kesehatan perorangan paling sedikit mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit
dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya meningkatkan status kesehatan
peserta, mencegah timbulnya kembali penyakit dan memulihkan penyakit.
Menurut Ross (1998) dalam (Afiatin, 2007), pendidikan yang berusaha mengubah
pengetahuan, sikap dan perilaku, lebih penting dibandingkan hanya sekedar
memberikan informasi tanpa disertai usaha pembentukan sikap dan perubahan
perilaku nyata. Haloran (1970) menyatakan bahwa interaksi dengan tatap muka
langsung antara pihak penerima pesan dan pihak penyampai pesan merupakan
intervensi dua arah yang lebih memungkinkan untuk menghasilkan perubahan.
Dengan demikian peningkatan pengetahuan yang bertujuan untuk mengubah sikap
akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara tatap muka langsung.

B. Ruang Lingkup
Panduan ini berlaku untuk semua staf dan semua bagian yang melakukan kegiatan
dalam lingkup :
1. Pemberian informasi pelayanan.
2. Edukasi pasien dan keluarga
C. Tata Laksana
1. Tahap Assesmen Pasien
Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi
pasien dan keluarga berdasarkan (data ini didapatkan dari RM)
a. Keyakinan dan nilai - nilai pasien dan keluarga
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang
digunakan.
c. Hambatan emosional dan motivasi (emosional : depresi, senang dan
marah).
d. Keterbatasan fisik dan kongnitif.
e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi.
2. Tahap Peyampaian informasi dan edukasi yang efektif
Setelah melalui tahap assesmen pasien, ditemukan :
a. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka
proses komunikasinya mudah disampaikan.
b. Jika pada tahap assessmen ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan
tuna wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet
kepada pasien dan keluarga sekandung (istri, anak, ayah, atau saudara
sekandung) dan menjelaskan kepada mereka.
c. Jika pada tahap assemen ditemukan hambatan emosional pasien
(pasien marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah
memberikan materi edukasi, atau berikan edukasi melalui keluarga.
d. Jika ditemukan pasien mengalami hambatan dalam bahasa, rumah sakit
memfasilitasi petugas sesuai dengan bahasa yang dibutuhkan.
3. Tahap verifikasi
Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami
edukasi yang diberikan :
a. Apakah pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah
; menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan.
b. Pertanyaannya adalah "materi edukasi yang telah disampaikan, kira-
kira apa yang bapak/ibu bisa pelajari?"
c. Apakah pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
pasiennya mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah
dengan pihak keluarga dengan pertanyaan yang sama : " dari materi
yang telah disampaikan, kira - kira yang bapak / ibu bisa pelajari ?"
d. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
ada hambatan emotional (marah atau depresi), maka verifikasinya
adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti
tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami. Prosesnya
pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien
setelah pasien tenang atau edukasi di berikan kepada keluarga.

D. Dokumentasi
Pemberian informasi dan edukasi didokumentasikan pada formulir pada formulir
pemberian informasi dan edukasi terintegrasi

Anda mungkin juga menyukai