Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

PASIEN DAN KELUARGA


KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PASUTRI
NOMOR :

TENTANG
PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
PASIEN DAN KELUARGA
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PASUTRI
Menimbang : 1. Bahwa promosi kesehatan di rumah sakit adalah upaya rumah
sakit untuk dapat meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya
setempat dan didukung kebijakan yang berwawasan kesehatan;
2. Bahwa tujuan pelaksanaan promosi kesehatan adalah
membantu pasien dan keluarga pasien dalam proses
penyembuhan dan pencegahan penyakit dalam meningkatkan
aksesibilitas layanan kesehatan serta meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat;
3. Bahwa untuk pelaksanaan butir 1 (satu) dan 2 (dua) tersebut di
atas perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur rumah sakit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1426
Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan
Rumah Sakit;
4. ....................

MEMUTUSKAN

Menetapka : PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI PASIEN


n DAN KELUARGA

KESATU : Memberlakukan panduan pemberian informasi dan edukasi pasien


dan keluarga
sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan Direktur rumah
sakit ini;

KEDUA : Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan/kekurangan dalam


penetapan keputusan ini, maka akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya;

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

Ditetapkan di Bogor

pada tanggal .................... 2018

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


PASUTRI,

...............................................
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi ............................................................................................................... 1
BAB I : DEFINISI .................................................................................................. 2
BAB II : RUANG LINGKUP .................................................................................. 3
BAB III : TATA LAKSANA .................................................................................... 4
BAB IV : DOKUMENTASI .................................................................................... 9
BAB V : PENUTUP .............................................................................................. 10
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR :
TANGGAL :

PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI


PASIEN DAN KELUARGA

BAB I
DEFINISI

Pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga adalah upaya
dari rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dengan
harapan agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhannya dengan
cara ikut berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat
informasi dalam mengambil keputusan tentang asuhannya. Rumah Sakit mendidik
pasien dan keluarganya tidak hanya tentang pengetahuan yang diperlukan selama
proses asuhan, namun juga pengetahuan yang dibutuhkan setelah pasien
dipulangkan.
Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal terkait dengan penyakit
yang dideritanya terkait penyebab, cara penularan (bila penyakit menular), cara
pencegahan, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila pasien dan
keluarga memahami penyakit yang dideritanya diharapkan akan membantu
mempercepat proses penyembuhan dan tidak akan terserang oleh penyakit yang
sama.
Pemberian informasi dan edukasi melalui pendidikan yang efektif diawali
dengan asesmen kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarganya. Asesmen ini
menjelaskan bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran tetapi juga bagaimana
pembelajaran dapat disesuaikan dengan keyakinan, pilihan pembelajaran yang
tepat, agama, nilai budaya dan kemampuan membaca serta bahasa.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga dilaksanakan


seiring dengan pelayanan yang diberikan. Kegiatan pemberian informasi dan edukasi
dilakukan pada pasien atau keluarga di semua unit pelayanan rumah sakit. Unit
pelayanan yang dimaksud antara lain rawat jalan dan rehabilitsi medik, rawat inap,
ICU, IGD, kamar operasi, farmasi, radiologi, serta laboratorium hingga pengelolaan
pelanggan.
Ruang lingkup pemberian informasi dan edukasi menurut sasarannya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut
1. Pasien pada berbagai tingkat penyakit
2. Kelompok atau individu yang sehat
3. Petugas rumah sakit
BAB III
TATA LAKSANA

1. Tahap Assesmen
Semua pasien baru rawat inap sebelum diberikan edukasi, harus terlebih dahulu
dilakukan assesmen baik oleh dokter maupun perawat/bidan yang bertugas di
ruangan. Penentuan kebutuhan edukasi pasien dilakukan oleh dokter dan
perawat/bidan. Adapun dasar penentuan kebutuhan edukasi pasien adalah hasil dari
assesmen Pengkajian awal medis rawat inap dan Pengkajian awal keperawatan
rawat inap. Untuk pengkajian/assesmen kemampuan dan kemauan pasien dilakukan
oleh perawat/bidan. Adapun penilain kemampuan dan kemauan berdasarkan:
1. Penilaian terhadap keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga
Pada tahap ini yang dinilai adalah bagaimana pantangan yang diyakini pasien,
bagaimana budaya yang diyakini pasien, apakah pasien merupakan orang yang
vegetarian dan sejauh mana keyakinan tersebut. Disamping kondisi diatas,
petugas juga bisa memperoleh informasi yang lainnya terkait keyakinan dan nilai-
nilai pasien. Dengan semakin detilnya informasi yang diberikan, maka akan
memudahkan bagi edukator untuk melakukan edukasi.
Sesuai dengan panduan kerohanian maka rumah sakit memfasilitasi adanya
bimbingan rohani yaitu agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu
Cu.
2. Penilaian Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
Pada tahap ini, harus ditanyakan tingkat pendidikan pasien karena dengan
diketahuinya tingkat pendidikan maka secara tidak langsung akan diketahui juga
kemampuan membaca dari pasien tersebut. Bahasa yang digunakan sehari-hari
juga harus ditanyakan karena akan menjadi pertimbangan bagi edukator dalam
memberikan edukasi
3. Hambatan emosional dan motivasi
Petugas juga harus menilai bagaimana emosi dari pasien saat dilakukan
assesmen, karena hal ini akan mempengaruhi edukator saat akan memberikan
edukasi. Apabila respon emosinya marah/tegang, maka sebaiknya rencana
pemberian edukasi ditunda terlebih dahulu hingga kondisi emosional pasien stabil.
Hambatan emosional ini benar-benar harus diperhatikan oleh petugas, karena
sangat memberikan pengaruh apakah edukasi yang diberikan itu nantinya dapat
diterima atau justru ditolak oleh pasien. Adapun yang dinilai adalah apakah pasien
saat assesmen nampak cemas, marah/tegang, gelisah, mudah tersinggung, sedih,
rendah diri, senang atau tenang
4. Keterbatasan fisik dan kognitif
Hambatan belajar yang dinilai adalah gangguan pendengaran, kesulitan bicara,
gangguan penglihatan, hilang memori dan tidak bisa membaca. Kondisi ini harus
dinilai sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi edukator dalam menentukan
metoda yang digunakan saat melakukan edukasi
5. Kesediaan pasien untuk menerima informasi
Kesediaan pasien dalam menerima informasi merupakan hal yang wajib dinilai,
karena apabila pasien tidak bersedia menerima informasi, maka edukator tidak
boleh memberikan edukasi dan harus melakukan penilaian lagi pada hari-hari
berikutnya untuk mengetahui emosi dari pasien tersebut. Edukasi akan diberikan
apabila pasien sudah siap dan bersedia menerima informasi.
Setelah dilakukan penilaian, maka dokter dan perawat/bidan harus menentukan
kebutuhan edukasi dari pasien tersebut yang untuk selanjutnya apabila
membutuhkan kolaborasi dengan tim lainnya akan ditindak lanjuti oleh perawat yang
bertanggung jawab terhadap diri poasien tersebut.
Assesmen/pengkajian kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga harus
didokumentasikan dalam berkas rekam medik. Dimana lembar pengkajian ini
merupakan satu kesatuan dengan berkas Rekam Medik.
2. Cara Penyampaian Informasi dan Edukasi yang Efektif
Setelah diketahui kebutuhan edukasi dari pasien tersebut, maka edukator akan
menyiapkan materi yang dibutuhkan.
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya akan berjalan dengan mudah. Pasien pada kondisi ini akan
siap untuk dilakukan edukasi.
2. Jika pada tahap pengkajian bahasa ditemukan hambatan dalam penggunaan
bahasa, maka perawat penanggung jawab ruangan menghubungi
penterjemah yang dibutuhkan.
3. Jika pada tahap assesmen ditemukan hambatan belajar (gangguan
pendengaran, kesulitan bicara) maka perawat penanggung jawab ruangan
menghubungi penterjemah bahasa isyarat untuk memperlancar proses
edukasi. Sedangkan untuk pasien/keluarga dengan gangguan penglihatan,
hilang memori, tak bisa membaca, maka edukasi yang dilakukan adalah
memberikan penjelasan secara lisan serta memberikan leaflet kepada
keluarga sesuai peraturan yang berlaku.
4. Jika pada tahap assesmen ditemukan hambatan emosional (marah, gelisah)
maka edukasi yang dilakukan adalah memberikan materi edukasi kepada
keluarga pasien sesuai peraturan yang berlaku serta menyarankan pasien
membaca leaflet. Apabila pasien kurang memahami tentang materi edukasi,
maka bisa menanyakan kembali kepada edukator sesuai materi yang tidak
dimengerti.
3.3 Cara Kolaborasi dengan Edukator
Setelah dilakukan assesmen dan telah diketemukan kebutuhan edukasi dari
pasien, maka dokter dan perawat/bidan akan menuliskan kebutuhan edukasi
pasien pada lembar pengkajian kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga di
berkas rekam medik. Selanjutnya perawat ruangan yang bersangkutan akan
menghubungi edukator sesuai kebutuhan edukasi yang telah dituliskan oleh
dokter dan perawat/bidan. Pada saat menghubungi edukator tersebut, perawat
juga akan menginformasikan hasil dari pengkajian kemampuan dan kemauan
pasien dalam pemberian edukasi sebagai bahan pertimbangan bagi edukator
dalam memberikan edukasi. Setelah melakukan edukasi, edukator wajib mengisi
formulir pendidikan pasien dan keluarga terintegrasi yang terdiri dari :
1. Jenis pendidikan yang telah diberikan
2. Metode yang digunakan saat melakukan edukasi
3. Tanggal, jam dan durasi saat melakukan edukasi
4. Evaluasi respon setelah melakukan edukasi
5. Membubuhkan tanda tangan baik edukator maupun pasien/keluarga
3.4 Materi
Materi edukasi adalah materi–materi kasus penyakit terbanyak rawat inap untuk
masing-masing SMF serta kasus-kasus yang telah menggunakan clinical
pathway. Materi tersebut telah dilengkapi dengan leaflet yang bisa dibawakan
setelah dilakukan edukasi.
3.5 Cara Verifikasi
Sebelum mengakhiri pemberian edukasi dan informasi, maka edukator harus
melakukan verifiksi apakah pasien dan keluarga menerima serta memahami
edukasi yang telah diberikan:
1. Apabila selama pemberian informasi dan edukasi kondisi pasien baik dan
senang, maka verifikasi yang dilakukan dengan cara meminta pasien dan
keluarga mengulang kembali penjelasan secara singkat, menunjukkan dan
mendemonstrasikan.
2. Apabila ditemukan hambatan belajar (gangguan pendengaran, kesulitan
bicara, gangguan penglihatan, hilang memori, tak bisa membaca) maka
verifikasinya adalah dengan pihak keluarga dengan cara meminta pasien dan
keluarga mengulang kembali penjelasan secara singkat, menunjukkan dan
mendemonstrasikan.
3. Apabila ditemukan hambatan emosional (marah, gelisah) maka verifikasinya
adalah dengan menanyakan kembali sejauh mana pasien mengerti tentang
materi edukasi yang telah dibaca, dimana proses verifikasi ini bisa dilakukan
dengan cara datang kembali ke kamar pasien apabila pasien telah tenang.
3.6 Pelaksanaan Edukasi
Edukasi kepada pasien/keluarga dilakukan secara kolaborasi antara tenaga
kesehatan profesional yang telah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi
pendidikan kesehatan serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik yaitu
dari dokter, perawat/bidan, ahli gizi, apoteker/asisten apoteker, rehabilitasi medik
maupun tim manajemen nyeri.
3.7 Metode Edukasi
Dalam melaksanakan edukasi, maka edukator harus dapat memilih dan
menggunakan metode yang relevan sesuai kondisi setempat karena tidak ada
satupun metode yang dapat disebut paling baik dan tidak ada satupun metode
yang dapat berdiri sendiri. Adapun metode yang digunakan bisa secara: audio
visual, demonstrasi, ceramah, alat peraga, gambar/leaflet/poster/lembar balik
maupun konseling
1. Metode Ceramah
Dilakukan pada beberapa pasien/keluarga pasien (kelompok) yang perlu
mendapatkan penjelasan yang sama. Untuk memperjelas sebaiknya disertai
dengan demonstrasi atau dengan gambar/foto, metode ini dapat diterima
orang yang tidak dapat membaca serta dalam waktu yang singkat dapat
disampaikan sejumlah pengetahuan
2. Audio visual
Media ini ditempatkan di ruang tunggu pasien rawat jalan dan dibeberapa
tempat perawatan.
3. Leaflet/ Gambar
Jenis media ini diletakkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau pasien
serta ditempat perawatan. Untuk edukasi kepada pasien/keluarga, leaflet ini
juga akan diberikan sebagai bahan bacaan.
4. Demonstrasi
Penyajian materi edukasi dengan cara memperlihatkan bagaimana melakukan
suatu tindakan atau bagaimana memakai suatu prosedur dengan disertai
keterangan secara lisan, gambar atau ilustrasi lain. Demonstrasi ini bisa
dilakukan saat melakukan edukasi baik secara individu maupun secara
kelompok.
5. Konseling
Dengan cara memberikan edukasi secara lebih privasi, dimana baik pasien
dan keluarga bisa melakukan tanya jawab terkait penyakit/masalah kesehatan
yang dialaminya.
3.8 Tempat Pelaksanaan Edukasi
Pada saat melakukan edukasi sebaiknya dilakukan di tempat khusus utamanya
untuk kegiatan edukasi yang personal/individu karena sifatnya lebih privasi.
Sedangkan untuk kegiatan edukasi yang kelompok bisa dilakukan di temapt
yang agak terbuka karena bersifat umum.
1. Tempat pelaksanaan edukasi Individu
Tempat pelaksanaan edukasi dilakukan di masing-masing unit rawat inap,
bisa berupa bed site counseling maupun di ruang konseling yang berada di
masing-masing unit, tergantung sifat privasi dari jenis edukasi yang akan
disampaikan.
Edukasi tentang gizi dan farmasi juga dilakukan di masing-masing unit rawat
inap, dimana petugas gizi dan farmasi datang ke unit tersebut untuk
memberikan edukasi baik terkait masalah diit maupun obat yang dikonsumsi.
Edukasi tentang rehabilitasi medik bisa dilakukan di unit pasien dirawat atau
bisa juga dilakukan di unit rehabilitasi medik tergantung materi edukasi yang
akan diberikan.
2. Tempat pelaksanaan edukasi Kelompok
a. Pasien/keluarga yang sedang rawat inap dengan kasus yang sama, dimana
mereka akan diberikan edukasi dengan materi yang sama pula. Untuk
kegiatan edukasi tersebut, maka akan dilaksanakan di tempat yang agak
luas (ruang tunggu) yang ada di dalam unit tersebut. Pada saat ini belum
semua unit rawat inap yang ada di RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
PASUTRI telah memiliki ruang tunggu karena keterbatasan tempat, namun
hal ini tetap bisa dilakukan di unit-unit tertentu.
b. Kegiatan pemberian pendidikan dan edukasi pada kelompok rawat jalan,
dilaksanakan di ruang tunggu rawat jalan yaitu pada pagi hari sambil
menunggu giliran dilakukan pemeriksaan di poliklinik. Kegiatan ini telah
dijadwalkan oleh tim PKRS yang ada.
3.9 Pelaksanaan Edukasi
1. Semua pasien yang baru masuk ke ruang rawat inap harus dilakukan
pengkajian awal oleh Dokter dan perawat/bidan untuk mengetahui kebutuhan
edukasi.
2. Edukasi dan informasi yang diberikan bersifat kolaboratif dimana pemberi
edukasi kepada pasien terdiri dari beberapa disiplin ilmu yaitu medis,
keperawatan, farmasi, gizi maupun fisoterapi . Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien akan
bersifat holistik.
3. Pemberian edukasi kepada pasien harus didokumentasikan di berkas rekam
medis pada Formulir Pendidikan Pasien dan Keluarga Terintegrasi.
4. Sebelum mengakhiri pemberian Edukasi kepada pasien, Edukator harus
melakukan verifikasi dan memastikan bahwa pasien dan keluarga menerima
dan memahami edukasi yang telah diberikan.
5. Pasien yang sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian
edukasi bisa dilanjutkan di komunitas yang telah bekerjasama (MOU) dengan
RS Bedah Surabaya.
3.10 Sarana Edukasi
Sarana penunjang dalam melaksanakan edukasi untuk menunjang
keberhasilan penyampaian informasi dan edukasi kepada pasien adalah
1. Leaflet
2. Poster
3. Lembar balik
4. LCD
5. Video
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumen dari kegiatan berupa :


1. Lembar assesmen yang ada di dalam berkas RM
2. Lembar pelaksanaan edukasi di dalam berkas RM
3. Materi edukasi dan informasi
4. Leaflet edukasi dan informasi
5. Standar prosedur operasional (SPO)
BAB V
PENUTUP

Panduan pemberian informasi dan edukasi kepada pasiean dan keluarga ini
dibuat dan ditetapkan sebagai panduan di RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PASUTRI
dalam memberikan pelayanan. Bilamana ada perkembangan dan perbaikan
terhadap panduan ini maka dapat dilakukan koreksi demi kemajuan pelayanan di
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PASUTRI .

Ditetapkan di Bogor

pada tanggal .................... 2018

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


PASUTRI,

...............................................

Anda mungkin juga menyukai