Anda di halaman 1dari 47

PANDUAN EDUKASI PASIEN

DAN KELUARGA
RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
JL. Kiastramangga, Baleendah 40381
Telp (022)5940872,5940875,5941719 fax (022)5941709
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah Nya
penyusunan “Panduan Edukasi Pasien Dan Keluarga” dapat diselesaikan.
Panduan Edukasi Pasien Dan Keluarga ini berisikan informasi mengenai Panduan
Edukasi Pasien Dan Keluarga dilingkungan RSUD Al Ihsan

Disadari bahwa Panduan Panduan Edukasi Pasien Dan Keluarga belum


sempurna, karena beberapa kendala yang dihadapi, namun kami berharap
Panduan Panduan Edukasi Pasien Dan Keluarga ini dapat memberikan informasi
yang memadai dan konstruktif bagi rumah sakit , Kegiatan penyusunan dan
implementasi Panduan Edukasi Pasien Dan Keluarga yang telah dicapai selama ini
adalah Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan hasil kerja keras dari semua
pihak. Adanya kerjasama dengan komitmen yang tinggi merupakan pendukung
yang telah berkontribusi dalam perkembangan edukasi kepada pasien dan
keluarga serta masyarakat di Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran
pimpinan dan pokja yang telah bekerja dan menjalankan tugas yang dibebankan
serta kepercayaan dan kerja sama yang telah diberikan oleh seluruh pihak dalam
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat

Bandung , Januari 2017

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page i


DAFTAR ISI

Hal
Kata pengantar ............................................................................................... 1
Daftar isi ......................................................................................................... 2
I. PENGERTIAN....................................................................................... 3
II. RUANG LINGKUP ................................................................................5
III. TATA LAKSANA ...................................................................................7
IV. DOKUMEN TERKAIT .........................................................................21

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page ii


BAB I
DEFINISI

Edukasi difokuskan pada pengetahuan dan keterampilan spesifik yang


dibutuhkan pasien dalam rangka memberdayakan pasien dalam proses asuhan
dengan memahami diagnosis dan perkembangan kondisi kesehatannya, ikut
terlibat dalam pembuatan keputusan dan berpartisipasi dalam asuhannya, serta
dapat melanjutkan asuhan di rumah.

A. Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang


melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat
fakta atau kondisi nyata, dengan cara member dorongan terhadap
pengarahan diri, aktif memberikan informasi informasi atau ide baru ( Craven
dan Hirnle, 1996 dalam suliha, 2002 ).
B. Edukasi adalah upaya untuk merubah perilaku seseorang melalui
pengetahuan , pengajaran, pelatihan , peningkatan kemauan (sikap) dan
keterampilan (skill)
C. Asesmen kebutuhan edukasi pasien dan keluarga adalah tindakan tenaga
keperawatan untuk mengumpulkan data dan informasi dari pasien dan keluarga
ketika pasien diterima di rawat jalan dan di ruang rawat inap guna menentukan
kebutuhan edukasi..
D. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga adalah proses memberikan
edukasi yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga berdasarkan hasil asesmen
kebutuhan edukasi
E. Edukasi pasien dan keluarga adalah upaya peningkatan partisipasi pasien
dan keluarga dalam upaya peningkatan status kesehatannya secara mandiri
melaui peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan pasien dan
keluarga sesuai dengan kebutuhan pasien. selama proses asuhan maupun
pengetahuan yang dibutuhkan setelah pasien dipulangkan kepelayanan
kesehatan lain atau kerumah. Pendididkan pasien dapat mencakup informasi
sumber-sumber dikomunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjut
pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi
bila dibutuhkan.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 1


F. Edukasi kolaboratif adalah edukasi yang diberikan secara Kolaborasi antar
team PPA sesuai dengan kewenangannya
G. Verifikasi pemahaman pasien dan keluarga terhadap materi edukasi
adalah tindakan tenaga keperawatan untuk memastikan bahwa pasien dan
keluarga memahami materi edukasi yang telah diberikan.
H. Validasi adalah : derajat ketepatan antara data dan kesesuaian system/
konfirmasi melalui pengujian atau pengadaan bukti yang objektif.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 2


BAB II
RUANG LINGKUP

A. TUJUAN EDUKASI

Adapun tujuan dari pemberian Informasi dan Edukasi adalah :

1. Sebagai pedoman dalam melakukan edukasi kesehatan


2. Memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi kesehatan di
rumah sakit.
3. Sehingga edukasi kesehatan ( penkes ) dapat berjalan lancar dan sesuai
prosedur yang ada.
4. Agar pasien dan keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan
proses perawatan. Sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih
cepat.
5. Pasien/keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahami
pentingnya mengikuti rejimen pengobatan yang telah ditetapkan sehingga
dapat meningkatkan motivasi untuk berperan aktif dalam menjalani terapi
obat

B. RUANG LINGKUP EDUKASI


Edukasi kepada pasien dan keluarga ditargetkan kepada pasien dan
keluarga yang berada atau yang sedang dirawat, mulai masuk sampai keluar
dari Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan. Edukasi tehadap pasien dan
keluarga, dilakukan oleh petugas, terutama ketika mernberikan edukasi dan
informasi yang diseuaikan dengan kebutuhan pasien dan keluarga. Edukasi
yang diberikan adalah :

1. Edukasi Individu Pasien dan Keluarga di Rawat Jalan

2. Edukasi Individu Pasien dan Keluarga di Rawat Inap

3. Edukasi Pasien dan Keluarga Setelah Dirawat Inap

4. Edukasi kelompok di Rawat Inap

5. Edukasi kelompok di Rawat Jalan

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 3


Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention)
dari Leavel and Clark, sebagai berikut:
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, higiene
perorangan, dan sebagainya.

2. Perlindungan Khusus (Specifik Protection)


Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan
khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-
negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap penyakit pada
orang dewasa maupun pada anak-anaknya masih rendah.

3. Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)


Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-
penyakit yang terjadi di dalam masyarakat. Bahkan kadang-kadang
masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini
akan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan
yang layak. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada
tahap ini.

d. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)


Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit, seringkali mengakibatkan masyarakat
tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain
mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit
terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki
ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu pendidikan
kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 4


e. Rehabilitasi (rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang
menjadi cacat.Untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang
diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan
kesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan melakukan latihan-latihan
yang dianjurkan. Di samping itu orang yang cacat setelah sembuh dari
penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering
terjadi pula masyarakat

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 5


BAB II
TATA LAKSANA

Edukasi yang efektif diawali dengan asesmen kebutuhan edukasi pasien


dan keluarganya. Asesmen ini menentukan bukan hanya kebutuhan akan
pembelajaran, tetapi juga proses edukasi dapat dilaksanakan dengan baik.
Edukasi paling efektif apabila sesuai dengan pilihan pembelajaran yang tepat dan
mempertimbangkan agama, nilai budaya, juga kemampuan membaca serta
bahasa. Edukasi akan berdampak positif bila diberikan selama proses asuhan.

Edukasi termasuk pengetahuan yang diperlukan selama proses asuhan


maupun pengetahuan yang dibutuhkan setelah pasien dipulangkan (discharged) ke
pelayanan kesehatan lain atau ke rumah. Dengan demikian, edukasi dapat
mencakup informasi sumber-sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan
tindak lanjut pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan
emergensi bila dibutuhkan. Edukasi yang efektif dalam suatu rumah sakit
hendaknya menggunakan format visual dan elektronik, serta berbagai edukasi jarak
jauh dan teknik lainnya.

Rumah sakit melaksanakan edukasi terhadap pasien dan keluarganya


sehingga mereka mendapat pengetahuan serta keterampilan untuk berpartisipasi
dalam proses dan pengambilan keputusan asuhan pasien. Rumah sakit
mengembangkan/ memasukkan edukasi ke dalam proses asuhan sesuai dengan
misi, jenis pelayanan yang diberikan, dan populasi pasien. Edukasi direncanakan
untuk menjamin bahwa setiap pasien diberikan edukasi sesuai dengan
kebutuhannya. Agar edukasi pasien dan keluarga berjalan dengan baik maka :

A. Rumah sakit menetapkan pengorganisasian sumber daya edukasi secara


efektif dan efisien. Oleh karena itu, rumah sakit perlu menetapkan organisasi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), menciptakan pelayanan edukasi,
dan mengatur penugasan seluruh staf yang memberikan edukasi secara
terkoordinasi.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 6


B. Edukator dari Profesional pemberi asuhan (PPA) terdiri dari :
1. Dokter
2. Perawat
3. Nutrisionis/gizi klinik
4. Farmasis/farmasi klinik
5. Fisioterafis

Dan dapat dibantu oleh staf klinis lainnya yang memberi asuhan memahami
kontribusinya masing-masing dalam pemberian edukasi pasien. Informasi yang
diterima pasien dan keluarga adalah komprehensif, konsisten, dan efektif.
1. Di bagian admisi menyampaikan tentang hak dan kewajiban pasien dan
keluarga serta penjelasan tentang proses pemberian General Consent.
2. Dokter menjelaskan tentang hasil asesmen, diagnose, rencana
pengobatan, rencana lama dirawat, hasil yang diharapkan dan yang tidak
diharapkan.
3. Apoteker menjelaskan tentang cara penggunaan obat-obatan yang efektif
dan aman, potensi efek samping obat-obatan yang diberikan, dan potensi
interaksi obat dengan obat dan atau dengan makanan
4. Nutrisionis menyampaikan tentang program diet nutrisi sesuai dengan
kasus.
5. Perawat menjelaskan tentang manajemen nyeri, penggunaan peralatan,
tehnik rehabilitasi, cuci tangan dan lain - lain.
C. Agar profesional pemberi asuhan (PPA) mampu memberikan edukasi secara
efektif dilakukan pelatihan sehingga terampil melaksanakan komunikasi efektif.
Pengetahuan tentang materi yang diberikan dan kemampuan berkomunikasi
secara efektif adalah pertimbangan penting dalam edukasi yang efektif.
D. Agar edukasi pasien dan keluarga dapat efektif maka staf harus melakukan
asesmen kemampuan, kemauan belajar, dan kebutuhan edukasi yang dicatat
di dalam rekam medis.
E. Pengetahuan dan keterampilan yang menjadi kekuatan dan kekurangan
diidentifikasi serta digunakan untuk membuat rencana edukasi.
F. Pelaksanaan edukasi pasien dan keluarga meliputi :

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 7


a. Edukasi Individu
Definisi :
Proses memberikan edukasi secara individu oleh PPA yang dibutuhkan
oleh pasien dan keluarga berdasarkan hasil asesmen kebutuhan edukasi.
Merupakan kegiatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan individu
tentang kesehatan dan kemampuan pasien / klien dan keluarga agar
dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya.
Tujuan
Upaya peningkatan partisipasi pasien dan keluarga dalam upaya
peningkatan status kesehatannya secara mandiri melaui peningkatan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan pasien dan keluarga sesuai
dengan kebutuhan pasien. selama proses asuhan maupun pengetahuan
yang dibutuhkan setelah pasien dipulangkan kepelayanan kesehatan lain
atau kerumah. Edukasi pasien dapat mencakup informasi sumber-sumber
dikomunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjut pelayanan
apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila
dibutuhkan.
Prosedur yang dilakukan adalah :
1. Assessment
1) Assessment dilakukan diawal dan selama proses (evaluasi)
2) Kaji kebutuhan edukasi pasien dan keluarga sesuai yang tertuang
dalam formulir assesmen
3) Perawat melakukan Asesmen kebutuhan edukasi pasien dan
keluarga guna mengumpulkan data dan informasi untuk menilai dan
mendapatkan informasi kebutuhan edukasi dan keluarga ketika
pasien diterima di rawat jalan dan ruang rawat inap antara lain
tentang :
a) Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
b) Kemampuan membaca.
c) Tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan serta
hambatan bahasa.
d) Hambatan emosional dan motivasi (emosional: depresi, senang
dan marah).

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 8


e) Keterbatasan fisik dan kognitif.
f) Kesediaan pasien untuk menerima informasi
4) Assesmen kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dilakukan oleh
tenaga keperawatan dan dokter.
5) Catat hasil asesmen dalam lembar rekam medis pasien
6) Analisis kebutuhan edukasi Pasien apakah komplek atau tidak
untuk menentukan rencana kebutuhan edukasi
7) Tentukan rencana pemberian edukasi pasien dan keluarga.
8) Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik
(tunarungu, tuna wicara, buta), maka komunikasi yang efektif adalah
memberikan leaflet kepada pasien dan keluarga (istri, anak, ayah,
ibu, atau saudara sekandung) dan menjelaskannya kepada mereka;
dan jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan
emosional pasien (pasien marah atau depresi), maka komunikasi
yang efektif adalah memberikan materi edukasi dan menyarankan
pasien membaca leaflet pada saat setelah pasien merasa nyaman.
9) Lakukan assesmen sesuai dengan juknis tentang pengisian
assesmen kebutuhan edukasi
10)Kolaborasikan dengan bagian terkait untuk memberikan edukasi
pada pasien dan keluarga
11)Assesmen Kebutuhan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait
tentang tatacara/prosedur diatur dalam SPO Assesmen kebutuhan
Edukasi pasien dan keluarga tersendiri.

b. Implementasi Pemberian Edukasi Pasien Dan Keluarga.


Edukasi difokuskan pada pengetahuan dan keterampilan spesifik
yang dibutuhkan pasien dalam rangka memberdayakan pasien dalam
proses asuhan dengan memahami diagnosis dan perkembangan
kondisi kesehatannya, ikut terlibat dalam pembuatan keputusan dan
berpartisipasi dalam asuhannya, serta dapat melanjutkan asuhan di
rumah.
Edukasi yang diberikan sebagai bagian dari proses memperoleh
informed consent untuk pengobatan (misalnya pembedahan dan
anestesi) didokumentasikan di rekam medis pasien. Sebagai

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 9


tambahan, bila pasien atau keluarganya secara langsung berpartisipasi
dalam pemberian pelayanan (contoh: mengganti balutan, menyuapi
pasien, memberikan obat, dan tindakan pengobatan) maka mereka
perlu diberi edukasi.

1) Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga harus dengan


format dan bahasa yang mudah dimengerti baik secara verbal
maupun materi tertulis (brosur, leaflet, poster, lembar balik atau
media eloktronik)
2) Pemberian informasi dan edukasi verbal harus diperkuat secara
tertulis.(leaflet, poster)
3) Pemberian edukasi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlibat
langsung dalam asuhan pelayanan pasien.
4) DPJP memberikan edukasi kepada pasien sesuai kebutuhan atau
melakukan edukasi kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain
sesuai kebutuhan pasien
5) Jika pasien tidak mau diberitahu tentang diagnosis atau
berpartisipasi dalam keputusan tentang pelayanannya mereka
diberi kesempatan dan dapat memilih berpartisipasi melalui
keluarganya, teman atau wakil yang dapat mengambil keputusan
6) Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan persetujuan
tindakan kedokteran (informed consent), pasien dan keluarga
belajar tentang risiko dan komplikasi yang dapat terjadi untuk dapat
memberikan persetujuan.
7) Topik informasi dan edukasi disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan keluarga. Topik-topik edukasi yang diberikan kepada pasien
dan keluarga meliputi:
a) Mengenai hak dan tanggung jawab mereka untuk berpartisipasi
pada proses asuhan
b) Kondisi pasien, diagnosa, rencana asuhan yang akan diberikan
dan hasil yang diharapkan, termasuk komplikasi/hasil yang tidak
diharapkan/terduga, adanya penundaan pemeriksaan bila ada,
termasuk alasan penundaan pemeriksaan tersebut

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 10


c) Penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efektif
dan aman (bukan hanya obat yang diresepkan untuk dibawa
pulang),
d) Potensi efek samping obat;
e) Potensi interaksi obat antarobat konvensional, obat bebas, serta
suplemen atau makanan.
f) Penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman;
g) Diet dan nutrisi;
h) Manajemen nyeri;
i) Teknik rehabilitasi;
j) Cara cuci tangan yang benar.
k) DPJP
l) Risiko jatuh
m) Fungsi gelang
n) Cara membuang sampah
8) Profesional pemberi asuhan (PPA) harus menyediakan waktu yang
adekuat dalam memberikan edukasi.

c. Verifikasi
Tahap cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan
memahami edukasi yang diberikan:
1) Verifikasi pemahaman pasien dan keluarga terhadap materi edukasi
dilakukan oleh pemberi edukasi.
2) Lakukan verifikasi sesuai dengan topik materi edukasi yang telah
diberikan dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan
3) Evaluasi merupakan langkah yang sangat strategis, evaluasi
dilakukan secara berkesinambungan di setiap langkah, hal ini akan
membantu proses edukasi sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat dan edukasi menjadi efketif dan efisien.
4) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan
adalah menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan dengan
cara meminta kepada pasien atau keluarga untuk mengungkapkan
kembali apa yang telah disampaikan.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 11


5) Pertanyaannya adalah: " Dari materi edukasi yang telah
disampaikan, kira-kira apa yang bapa/ibu bisa pelajari ? ".
6) Apabila pasien pada tahap memberikan edukasi dan informasi,
pasiennya mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah
dengan pihak keluarganya dengan pertanyaan yang sama: " Dari
materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa yang bapa/ibu
bisa pelajari ? ".
7) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan
informasi, ada hambatan emosional (marah atau depresi), maka
verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali sejauhmana
pasien mengerti dan paham tentang materi edukasi yang
diberikan, Proses pertanyaan ini bisa via telpon atau datang
langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang.
8) Dengan diberikannya informasi dan edukasi, diharapkan
komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan
oleh pasien. Dengan pasien mengikuti terhadap materi edukasi,
diharapkan akan membantu mempercepat terhadap proses
penyembuhan pasien.
9) Evaluasi Pemahaman Pasien Dan Keluarga Terhadap Materi
Edukasi
a) Mampu menyebutkan apa penyakitnya
b) Mampu menjelaskan tujuan dari pengobatan
c) Dapat menjelaskan obat-obatan yang diterima
d) Dapat menjelaskan efek samping yang umum dariobat-obatan
e) Dapat menjelaskan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
f) Dan sebagainya.
10) Berikan formulir verifikasi untuk ditanda tangani oleh pasien dan
atau keluarga.
11) Kolaborasi kepada pemberi edukasi bila diperlukan reedukasi
kepada pasien dan keluarga.
12) Lakukan verifikasi untuk memastikan bahwa pasien dan keluarga
menerima dan memahami edukasi yang diberikan sesuai dengan
kondisi pasien.
13) Lakukan re-edukasi bila essensi imformasi atau edukasi yang
disampaikan belum diapahami.
14) Isi serta tandatangani formulir verifikasi pemberian edukasi dan
mintalah tandatangan pasien atau keluarga pasien sebagai bukti
bahwa sudah diberikan edukasi dan informasi yang benar.

d. Dokumentasi
1) Dokumentasikan secara detail dan benar.
2) Gunakan formulir edukasi yang teringrasi dari seluruh profesi
3) Dokumentasi edukasi merupakan catatan penting sebagai
bagian pertangungjawaban dan pertanggunggugatan

4) Dapat dijadikan bahan evaluasi


5) Dapat dijadikan referensi tenaga kesehatan akan kebutuhan pasien
kedepan
6) Mengetahui Proses Edukasi
7) Melihat sejauhmana paham terhadap proses edukasi.
8) Melihat dokumentasi, jenis materi edukasi
9) Dokumentasikan /Catat dalam formulir pemberian edukasi,
kemudian simpan dalam berkas rekam medis pasien .
10) Pemberian edukasi terkait tentang tatacara/prosoder diatur dalam
SPO Pemberian Edukasi tersendiri.

e. Evaluasi
1) Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga
2) Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian
edukasi yang ditanda tangani oleh pemberi dan penerima eduksi.
3) Ada bukti dokumen verifikasi.
4) Mengetahui Proses Edukasi
5) Melihat sejauhmana Pemahaman terhadap proses edukasi.
6) Melihat dokumentasi, jenis materi edukasi
7) Verifikasi pemahaman pasien dan keluarga terhadap materi
edukasi

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 12


8) Mintalah Feedback Pasien
9) Feedback dari pasien dan keluarga sangat bernilai akan
memberikan masukan untuk perbaikan proses.
10) Lakukan survey, OMRR, CMRR
11) Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk mendukung promosi kesehatan
12) berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang asuhan pasien yang
berkelanjutan
13) Pasien dan keluarga dirujuk agar mendapatkan edukasi dan
pelatihan yang diperlukan untuk menunjang asuhan pasien
berkelanjutan, agar mencapai hasil asuhan yang optimal setelah
meninggalkan rumah sakit
14) Edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada pasien yang
rencana pemulangannya kompleks

Prosedur komunikasi kepada pasien dan keluarga adalah sebagai berikut :


a. Ketika pertemuan pertama/ saat bertemu pertama petugas mengucapkan
salam
b. Pasien yang berkunjung atau yang sedang dirawat dilakukan asesmen
oleh perawat dan petugas lain yang terkait dan dicatat pada rekam medis
c. Perawat dan petugas terkait mendapatkan data kebutuhan edukasi
pasien dan keluarga
d. Petugas meminta persetujuan kepada pasien dan keluarga untuk
dilakukan edukasi
e. Perawat dan petugas terkait merencanakan dan menyiapkan kegiatan
edukasi yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga
f. Perawat dan petugas terkait siap melakukan edukasi kepada pasien dan
keluarga
g. Petugas menghampiri pasien dan keluarga dengan ekspresi wajah yang
tenang, atur posisi duduk atau berdiri didekat pasien dan keluarga
h. Petugas memperkenalkan nama serta menjelaskan maksud dan tujuan
pertemuan

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 13


i. Kemudian materi edukasi disampaikan dengan menggunakan bahasa
yang sederhana dan mudah dirnengerti oleh pasien dan keluarga.
j. Bila petugas selesai melakukan edukasi, kemudian dilakukan evaluasi,
apakah pasien dan keluarga sudah memaharni terhadap materi yang
telah disampaikan atau belum
k. Bila pasien dan keluarga belurn memahami materi yang telah diberikan,
maka petugas harus mengulangi edukasi tersebut
l. Setelah perawat dan petugas terkait melakukan edukasi dan
pasien/keluarga sudah memahami terhadap materi yang telah diberikan,
kemudian petugas mendokurnentasikan pada rekam medis yaitu mengisi
RM. 12 yang sudah tersedia, kemudian petugas, pasien atau keluarga
melakukan tanda tangan pada rekammedis tersebut.
m. Petugas mengakhiri pertemuan dengan menyampaikan ucapan terima
kasih dan salam penutup.

b. Edukasi Kelompok
Edukasi kelompok adalah pendidikan yang diberikan kepada
sekelompok pasien atau keluarga supaya mereka mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi masalah kesehatan
tertentu atau informasi kesehatan lain.
Pendidikan kelompok ditargetkan kepada sekelompok pasien atau
keluarga pada masa pemulihan atau pasien yang sudah mampu
meninggalkan tempat tidur dan yang memiliki masalah serta memiliki
kebutuhan pendidikan kesehatan yang sama
1. Edukasi Kelompok Rawat Jalan
a) Koordinator rawat jalan melakukan koordinasi dengan PPA terkait
(dokter,perawat, gizi, farmasi) di instalasi rawat jalan
b) PPA terkait menyiapkan bahan dan kegiatan
c) PPA terkait meminta persetujuan kepada pasien/keluarga yang
berada ditempat tunggu poliklinik untuk dilakukan edukasi kesehatan
kelompok sebelum dimulai pelayanan.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 14


d) PPA terkait ( dokter, perawat, gizi, farmasi) siap memberikan
edukasi dan informasi secara kelompok kepada pasien dan
keluarga.

e) Atur posisi petugas dengan duduk atau berdiri berhadapan dan tidak
terlalu jauh dari sekelompok pasien/keluarga
f) PPA terkait menyampaikan salam pembuka dan memperkenalkan
diri serta menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan dengan
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
g) Kemudian PPA terkait menyampaikan materi edukasi dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan
keluarga dengan menggunakan media yang telah disiapkan
h) Metode demonstrasi dilakukan bila diperlukan
i)Komunikasi berlangsung dua arah
j)PPA terkait memberi kesempatan untuk bertanya kepada pasien/
keluarga
k) Lakukan kolaborasi dengan petugas terkait bila diperlukan
l)Bila petugas selesai melakukan edukasi, kemudian melakukan
evaluasi, apakah pasien dan keluarga sudah memahami terhadap
materi yang telah disampaikan atau belum
m) Apabila pasien dan keluarga belum memahami materi yang telah
diberikan, maka petugas harus mengulangi edukasi tersebut
n) Setelah petugas terkait melakukan edukasi, dan pasien/ keluarga
sudah memahami terhadap materi yang telah diberikan, petugas
mendokumentasikan hasil kegiatan
o) Pasien/ atau keluarga melakukan tanda tangan pada daftar hadir.
p) Petugas mengakhiri pertemuan dengan menyampaikan ucapan
terima kasih dan salam penutup.
q) Koordinator PKRS rawat jalan mendokumentasikan hasil kegiatan

2. Edukasi Kelompok Rawat Inap


a) Koordinator PKRS Rawat Inap melakukan koordinasi dengan PPA
Terkait (Dokter,Perawat, Gizi, Farmasi) Di ruangan yang berada
dibawah koordinatornya

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 15


b) Petugas melakukan pengkajian kepada pasien/keluarga yang
memiliki masalah dan kebutuhan edukasi yang sama, apakah
pasien/ keluarga sudah mampu meninggalkan tempat tidur.

c) Petugas melakukan persetujuan untuk dilakukan edukasi kelompok


d) Bila petugas sudah menentukan dan menemukan sekelompok
pasien/keluarga minimal 5 orang, serta pasien/keluarga sudah
setuju, maka pasien /keluarga diarahkan untuk berkumpul di suatu
tempat yang telah ditentukan
e) Petugas mepersiapkan untuk edukasi kelompok, mengatur
tempat,metoda dan media yang akan digunakan
f) Pasien/keluarga dikondisikan duduk dengan nyaman
g) Atur posisi petugas dengan duduk atau berdiri berhadapan dan
tidak terlalu jauh dari sekelompok pasien/keluarga
h) Petugas menyampaikan salam pembuka dan memperkenalkan diri
serta menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan dengan
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh
peserta yang hadir
i) Petugas menyampaikan materi edukasi sesuai dengan kebutuhan
edukasi kelompok tersebut dengan menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami dengan menggunakan media yang
sudah disiapkan.
j) Metoda demontrasi dilakukan bila diperlukan
k) Lakukan komunikasi dua arah
l) Petugas memberi kesempatan untuk bertanya kepada peserta
apabila ada
m) Lakukan kolaborasi dengan petugas terkait bila diperlukan

n) Apabila edukasi dianggap sudah selesai, petugas melakukan


evaluasi kepada peserta, apakah peserta benar-benar sudah
memahami atau belum terhadap materi yang sudah disampaikan
o) Apabila pasien/keluarga belum memahami materi yang telah
diberikan, maka petugas harus mengulangi materi tersebut.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 16


p) Petugas melakukan evaluasi dengan cara, peserta diminta untuk
mengulangi materi yang telah disampaikan
q) Setelah petugas terkait melakukan edukasi kelompok, dan
pasien/keluarga sudah memahami terhadap materi yang telah
diberikan, petugas mendokumentasikan kegiatan tersebut kemudian
pasien/keluarga melakukan tanda tangan pada daftar hadir yang
sudah disediakan
r) Petugas mengakhiri pertemuan dengan menyampaikan ucapan
terima kasih dan salam penutup

Yang Perlu Di Perhatikan Selama Proses Edukasi Adalah :


a) Perhatikan kondisi pasien.
b) Perhatikan privasi pasien.
c) Perhatikan metode yg diberikan dipahami atau tidak.
d) Respect
e) Emphaty
f) Audible (dapat dimengerti)
g) Clarity (keterbukaan/transparansi/kejelasan)
h) Humble (rendah hati)

3. Edukasi Pasien dan Keluarga Setelah Dirawat inap


Merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan
yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk
perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan
jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber
yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse : 94-
95). Kebutuhan pasien difasilitasi keberlanjutannya setelah kelaur dari
rumah sakit. Hal ini berhubungan pula dengan Discharge Planning.
Proses Discharge Planning harus dilakukan secara komprehensif dan
melibatkan multidisiplin,mencakup semua pemberi layanan kesehatan
yang terlibat dalam memberi layanan kesehatan kepada pasien (Perry &
Potter,2006).

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 17


Discharge planning bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
spesifik untuk mempertahankan atau mencapai fungsi maksimal setelah
pulang (Carpenito,1999). Juga bertujuan memberikan pelayanan terbaik
untuk menjamin keberlanjutan asuhan berkualitasantara rumah sakit
dan komunitas dengan memfasilitasi komunikasi yang efektif (Discharge
Planning Association,2008).
Mempersiapkan klien dan keluarga secara fisik dan psikologis
untuk ditransfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat
disetujui, menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada klien dan
pelayanan kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam
proses pemulangan,memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman
dengan memastikan semua pelayanan kesehatan yang diperlukan telah
dipersiapkan untuk menerima klien,memromosikan tahap kemandirian
yang tertinggi kepada pasien,teman-teman,dan keluarga dengan
menyediakan, memandirikan aktifitas perawatan diri (The Royal
Marsden Hospital,2004).
Menurut Luverne & Barbara,1988, perencanaan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat
berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang klien, yang disingkat METHOD, yaitu :
a) Medication (Obat )
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah
pulang.
b) Environment (Lingkungan )
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya
aman. Paien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan ynag
dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
c) Treatment ( Pengobatan )
Perawat harus memastikan sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.
d) Health Teaching ( Pengajaran Kesehatan )

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 18


Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan perawatan kesehatan tambahan.
e) Outpatient Referal
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan kontinue.

f) Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya.
Sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.

Sejak pasien masuk, kaji kebutuhan pemulangan pasien dengan


menggunakan riwayat keperawatan, berdiskusi dengan pasien dan
keluarga;fokus pada pengkajian berkelanjutan terhadap kesehatan
fisik pasien, status fungsional, sistem pendukung sosial, sumber –
sumber finansial, nilai kesehatan, latar belakang budaya dan etnis,
tingkat pendidikan, serta rintangan terhadap perawatan. Kaji
kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan
berhubungan dengan bagaimana menciptakan terapi di rumah,
penggunaan alat – alat medis di rumah, larangan sebagai akibat
gangguan kesehatan, dan kemungkinan terjadinya komplikasi. Kaji
cara pembelajaran yang lebih diminati pasien ( seperti membaca,
menonton video, mendengarkan petunjuk- petunjuk ). Jika materi
tertulis yang digunakan, pastikan materi tertulis yang layak tersedia.
Tipe materi pendidikan berbeda – beda dapat mengefektifkan cara
pembelajaran yang berbeda pada pasien.
Kaji bersama – sama dengan klien dan keluarga terhadap
setiap faktor lingkungan di dalam rumah yang mungkin menghalangi
dalam perawatan diri seperti ukuran ruangan, kebersihan jalan
menuju pintu, lebar jalan, fasilitas kamar mandi, ketersediaan alat –
alat yang berguna (seorang perawata perawatan di rumah dapat
dirujuk untuk membantu dalam pengkajian)
Konsultasikan tim pemberi layanan kesehatan yang lain
tentang kebutuhan setelah pemulangan ( seperi ahli gizi, pekerja

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 19


sosial, perawat klinik spesialis, perawat pemberi perawatan
kesehatan di rumah ). Tentukan kebutuhan rujukan pada waktu yang
berbeda.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu
penatalaksanaan yang dilakukan sebelum hari pemulangan, dan
penatalaksanaan yang dilakukan pada hari pemulangan.
a) Persiapan sebelum hari pemulangan
1) Menganjurkan cara untuk merubah keadaan rumah demi
memenuhi kebutuhan pasien.
2) Mempersiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan
informasi tentang sumber – sumber pelayanan kesehatan
komunitas. Rujukan dapat dilakukan sekalipun pasien masih di
rumah
3) Setelah menentukan segala hambatan untuk belajar serta
kemauan untuk belajar, mengadakan sesi pengajaran dengan
klien dan keluarga secepat mungkin selama dirawat di rumah
sakit ( seperta tanda – tanda dan gejala terjadinya komplikasi,
kepatuhan terhadap pengobatan, kegunaan alat – alat medis,
perawatan lanjutan, diet, latihan,pembatasan yang disebabkan
oleh penyakit atau pembedahan ). Pamflet, buku-buku, atau
rekaman vidio dapat diberikan kepada klien. Klien juga dapat
diberitahu tentang sumber – sumber informasi yang ada di
internet.
4) Komunikasikan respon klien dan keluarga terhadap penyuluhan
dan usulan perencanaan pulang kepada anggota tim kesehatan
lain yang terlibat dalam perawatan klien.

b) Penatalaksanaan pada hari pemulangan

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 20


Jika beberapa aktivitas berikut ini dapat dilakukan sebelum hari
pemulangan, perencanaan yang dilakukan akan lebih efektif.
Adapun aktifitas yang dilakukan pada hari pemulangan antara lain :
1) Biarkan klien dan keluarga bertanya dan diskusikan isu – isu
yang berhubungan dengan perawatan di rumah. Kesempatan
terakhir untuk mendemonstrasikan kemampuan juga
bermanfaat.

2) Periksa instruksi pemulangan dokter, masukkan dalam terapi,


atau kebutuhan akan alat- alat medis yang khusus. (Instruksi
harus dituliskan sedini mungkin).
3) Persiapan kebutuhan dalam perjalanan dan sediakan alat-alat
yang dibutuhkan sebelum klien sampai di rumah (seperti
tempat tidur RS atau oksigen)
4) Tentukan apakah klien dan keluarga telah dipersiapkan dalam
kebutuhan transfortasi menuju ke rumah.
5) Tawarkan bantuan untuk memakaikan baju pasien dan
mengepak semua barang milik klien. Jaga privasi klien sesuai
kebutuhan.
6) Periksa seluruh ruangan dan laci untuk memastikan barang-
barang klien. Dapatkan daptar pertinggal barang-barang
berharga yang telah ditandatanangani oleh klien, dan
instruksikan penjaga atau administrator yang tersedia untuk
menyampaikan barang-barang berharga kepada pasien.
7) Persiapkan pasien dengan prescriptian atau resep pengobatan
pasien sesuai dengan yang diinstruksikan oleh dokter.
8) Lakukan pemeriksaan terakhir untuk kebutuhan informasi atau
fasilitas pengobatan yang aman untuk administrasi diri.
9) Berikan informasi tentang petunjuk untuk kontrol ke dokter.

c) Evaluasi
1) Minta klien dan keluarga untuk menjelaskan kembali tentang
penyakit, pengobatan yang dibutuhkan, tanda-tanda fisik atau

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 21


gejala yang harus dilaporkan kepada dokter.
2) Minta klien atau anggota keluarga mendemonstrasikan setiap
pengobatan yang akan dilanjutkan di rumah.
3) Perawat yang melakukan perawatan rumahmemperhatikan
keadaan rumah, mengidentifikasi rintangan yang dapat
membahayakan bagi klien, dan menganjurkan perbaikan.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 22


BAB IV
DOKUMEN TERKAIT

Dokumen yang terkait dengan pelaksanaan edukasi kepada pasien


dan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Form Asesmen Pasien
2. Form Edukasi Terintegrasi
3. Form Verifikasi
4. Form intruksi perawatan setelah dirumah
5. Daftar Hadir Peserta edukasi
6. Materi edukasi

DITETAPKAN DI : BANDUNG
PADA TANGGAL : JANUARI 2017

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
AL IHSAN PROVINSI JABAR

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 23


Lampiran materi edukasi

MATERI EDUKASI
PASIEN DAN KELUARGA
RSUD AL IHSAN

EDUKASI MEDIS
Adalah pemeberian edukasi yang diberikan oleh tenaga medis terkait dengan
penyakit yang diderita oleh pasien

TUJUAN
Memberikan pengetahuan tentang pelayanan medis dan perencanaan pelayanan
dan tindakan medis

TATA LAKSANA
1. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP)
2. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang Diagnosa
3. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang Perjalanan penyakit
4. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang Rencana perawatan
dan pengobatan

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 24


EDUKASI PERAWAT

Adalah pemeberian edukasi yang diberikan oleh tenaga keperawatan terkait


dengan penyakit yang diderita oleh pasien.

Materi Edukasi yang diberikan antara lain :


1. PENGGUNAAN PERALATAN MEDIS YANG AMAN
a. Pengertian
Peralatan medis adalah alat/asesori yang dipasang ditubuh pasien dengan
tujuan agar pasien mendapatkan edukasi sesuai kebutuhan dan tidak me-
ngalami komplikasi akibat penatalaksanaan kurang tepat pada pasien yang
melanjutkan perawatan dirumah dan masih menggunakan peralatan medis

b. Tata Laksana
1) Memberikan informasi tentang peralatan medis yang digunakan
2) Berikan penjelasan tentang tujuan penggunaan peralatan medis
3) Berikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana penggunaan
peralatan medis yang tepat
4) Evaluasi kemampuan pasien dalam menggunakan peralatan medis
5) Berikan pejelasan kepada pasien akibat yang akan teriadi jika
menghentikan pengunaan peralatan medis sebelum selesai program
6) Berikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping yang mungkin
ada dari pemakaian peralatan medis
7) Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan anggota tim
kesehatan lain
8) Libatkan keluarga/orang terdekat

2. Edukasi pada pasien dengan pemasangan kateter


Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga :
a. Melakukan fiksasi selang kateter dengan menggunakan plester pada
pasien wanita kearah paha, sedangkan pada pasien pria kearah perut
b. Gantungkan kantong urine lebih rendah dari tubuh pasien
c. Buang urine yang berada dalam kantong apabila sudah berisi 500ml.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 25


d. Setelah membuang urine, sebelum ujung port dimasukkan dalam
lubangnya lakukan desinfeksi terlebih dahulu dengan alcohol 70%.
e. Gunakan sarug tangan bersih saat membuang urine, sebelum dan
sesudahnya cuci tangan dengan sabun
f. Lakukan bladder training atau melatih reflek otot untuk menahan berkemih
dengan menutup slang urine (bukan pada slang kteter) dengan
menggunakan klem dengan periode waktu 2 jam diklem 2 jam dialirkan.
g. Lakukan kebersihan kemaluan dengan cebok 2x/hari
h. Lakukan penggantian kateter tiap 7-10 hari

3. Edukasi pada pasien dengan pemberian nutrisi via NasogastricTube


Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga :
a. Selalu menjaga kepatenan slang NGT dengan fiksasi yang baik
b. Atur posisi tidur pasien setengah duduk dengan kepala dimiringkan saat
nutrisi dimasukan
c. Berikan cairan nutrisi dalam kondisi hangat
d. Pastikan cairan yang masuk betul-betul cair agar slang tidak tersumbat
e. Sebelum memasukkan nutrisi pastikan kepatenan NGT dengan melakukan
test dengan cara : masukkan 20cc udara dalam spuit, melalui pipa lambung
& dengarkan desirannya dengan meletakan stetoskop pada ulu hati pasien.
f. Lakukan pengecekan residu untuk mengetahui penyerapan lambung
pasien dengan cara menghisap cairan lambung melalui NGT, apabila :
1) Volume cairan residu ≤50% dari volume cairan nutrisi yang akan dima-
sukkan dan warna cairan identik dengan warna cairan nutrisinya, maka
cairan residu dapat dimasukkan kembali & cairan nutrisi yang akan di-
masukkan volumenya dikurangi sejumlah volume cairan residu tersebut
2) Volume cairan residu >50% dari volume cairan nutrisi yang akan dima-
sukkan dan warna cairan identik dengan warna cairan nutrisinya, maka
cairan residu dapat dimasukkan kembali dan cairan nutrisi yang akan
diberikan ditunda 1 jam
3) Cairan residu warna merah/tidak sesuai dengan warna cairan nutrisi
yang akan dimasukkan, maka cairan residu dibuang dan cairan nutrisi
yang akan diberikan ditunda dilanjutkan dengan melapor pada dokter
atau menelpon ke RS
Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 26
4) Setelah dipastikan kepatenan pipa lambung, masukkan air putih 30 ml
dengan menggunakan spuit, tuangkan cairan nutrisi ke dalam nutriset
bag, sambungkan selang nutrisi bag dengan NGT, kemudian letakkan
nutriset bag dengan ketinggian ± 30 inchi dari hidung
5) Atur kecepatan tetesan cairan nutrisi ± 80 tts/menit
6) Awasi kondisi pasien saat nutrisi masuk terhadap: mual, muntah, dsb
7) Setelah pemberian nutrisi ataupun obat selalu bilas slang dengan air
putih sebanyak 30ml melalui nutriset bag
8) Lepaskan nutriset bag dari sambungan NGT kemudian tutup NGT
9) Posisi pasien boleh ditidurkan kembali setelah 30 menit setelah
pemberian cairan terisi
10) Sebelum dan sesudah memberikan makanan keluarga mencuci
tangan dengan sabun
11) Lakukan pengecekan apakah cairan dan nutrisi yang diberikan telah
memenuhi kebutuhan pasien dengan cara melihat kondisi pasien
apakah pasien terlihat segar, kulit tidak kering dan berkeriput, kalau
dicubit tidak mudah kembali atau dengan menghitung cairan yang
keluar masuk (harus seimbang)
12) Ganti pipa lambung setiap 7-10 hari dengan menghubungi petugas
medis terdekat atau hubungi rumah sakit.

4. Edukasi pada pasien dengan pemasangan infuse


a. Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga untuk :
b. Melakukan pemantauan terhadap kepatenan jarum dan tetesan infuse
c. Penggantian botol infuse dilakukan apabila cairan dalam botol tinggal
tersisa 100ml
d. Saat mengganti botol infuse perhatikan kesterilan (kanul tidak boleh
menyentuh benda lain)
e. Tidak boleh ada udara dalam slang infuse
f. Perhatikan area insersi terutama daerah atas penusukan, apabila dida-
patkan kemerahan segera hentikan infus dan melaporkan dokter/ telp RS
g. Jaga personal hygiene pasien
h. Penggantian insersi jarum dilakukan setiap 3 hari sekali dengan meminta
bantuan tenaga medis
Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 27
i. Sebelum dan sesudah mengganti cairan infuse keluarga mencuci tangan
dengan sabun

5. Edukasi pada pasien dengan pemberian terapi oksigen


Perawat menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang cara memberikan
oksigen pada pasien yaitu dengan cara :
a. Menghubungkan slang oksigen ke sumber oksigen
b. Buka flow meter dan atur kecepatan aliran O₂ dengan melihat apakah air
pada humidifier bergelembung. Selalu menjaga kepatenan slang O₂ yaitu
dengan cara memastikan bahwa salang/kanul masuk kedalam kedua
hidung pasien
c. Perhatikan humidifier terisi aqua sesuai batas yang tertera pada botol
agar kelembaban udara yang masuk ke pasien terjaga
d. Perhatikan kecepatan aliran oksigen sesuai dengan anjuran dokter
e. Periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6 jam
f. Periksa kondisi pasien setiap 1 jam apakah sesak berkurang/bertambah,
jika sesak bertambah segera hubungi dokter atau Telp RS.
g. Lakukan cuci tangan dengan sabun sebelum & sesudah pasang oksigen.

6. EDUKASI NYERI DAN MANAJEMEN NYERI


Pengertian
Menyiapkan pasien dan keluarga tentang strategi mengurangi nyeri
atau menurunkan nyeri ke level kenyamanan yang diterima oleh pasien
Tujuan
Memfasililasi pasien untuk tindakan pengmangan nyeri
Panduan
a. Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang nyeri, termasuk lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau beratnya
nyeri dan faktor presipitasi.
b. Amati perlakuan non verbal yang menunjukkan ketidaknyamanan,
khususnya ketidakmampuan komunikasi efektif
c. Pastikan pasien menerima analgesik yang tepat

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 28


d. Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat diterima tentang
pengalaman nyeri dan merasa menerima respon pasien terhadap nyeri
e. Idenifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
f. Evaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat individu dan keluarga
mengalami nyeri kronik atau yang menimbulkan ketidakmampuan
g. Evaluasi bersama klien tentang efektifitas pengukuran kontrol paska nyeri
yang dapan digunakan
h. Bantu pasien dan keluarga untuk memperoleh dukungan
i. Bersama keluarga mengidenifikasi kebutuhan untuk mengkaji kenyamanan
pasien dan merencanakan monitoring tindakan
j. Beri informasi tentang nyeri Seperti penyebab nyeri, berapa lama berakhir,
antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
k. Ajarkan kepada pasien untuk mengontrol faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien mengalami ketidaknyamanan (misal:
temperatur ruangan, cahaya, kebisingan)
l. Mengajarkan pada pasien bagaimana mengurangi atau menghilangkan
faktor yang menjadi presipitasi atau meningkatkan pengalaman nyeri
(misal: ketakutan, kelemahan, monoton, dan rendahnya pengetahuan)
m. Pilih dan implementasikan berbagai pengukuran (misal: farmakologj,
nonfarmakologi, dan interpersonal) untuk memfasilitasi penurun nyeri
n. Mengajarkan kepada pasien untuk mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri ketika memilih strategi penurun nyeri
o. Anjurkan pasien untuk memantau nyerinya sendiri dan intervensi segera.
p. Ajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi (misal: biofeedback, TENS,
hypnosis, relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, terapi bermain,
terapi aktivitas, acupressure, terapi dingin/panas, dan pijatan
q. Jelaskan tentang penggunaan analgetik untuk penurun nyeri yang optimal
Gunakan pengukuran kontrol nyeri sebelum nyeri meningkat
r. Lakukan verifikasi tingkat ketidaknyamanun dengan pasien, catat
perubahan pada rekam medik.
s. Evaluasi keefektifan pengukuran kontrol nyeri yang dilakukan dengan
pengkajian terus-menerus terhadap pengalaman nyeri
t. Modifikasi pengukuran kontrol nyeri pada respon pasien Dorong istirahat
yang adelcuat/tidur untuk memfasilitasi penurunan nyeri.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 29


u. Anjurkan pasien untuk mendiskusikan pengalaman nyeri, sesuai keperluan
v. Beri informasi yang akurat untuk mendukung pengetahuan keluarga dan
respon untuk pengaleman nyeri
w. Melibatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri, jika mungkin
x. Pantau kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada rentang spesifik

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional akibat adanya keru-


sakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik
dan emosional yang merasakan seolah-olah terjadi kerusakan jaringan.
a. Berdasarkan onsetnya, nyeri dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1) Nyeri akut : nyeri dengan onset segera dan durasi terbatas
2) Nyeri kronis : nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama, lebih
dari 6 minggu
b. Berdasarkan derajatnya, nyeri dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1) Nyeri ringan : sedikit mengganggu aktifitas sehari-hari (skala 1-3)
2) Nyeri sedang : gangguan nyata pada aktifitas sehari-hari (skala 4-6)
3) Nyeri berat : tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari (skala 710)
Catatan skala 0 : tidak ada nyeri

Setelah petugas mengetahui skala nyeri pasien maka akan dilakukan


intervensi sesuai dengan skala nyeri pasien. Tindakan yang dilakukan adalah :
a. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan (skala 1-3) dilakukan edukasi
untuk relaksasi dan distraksi
b. Apabila dengan tehnik relaksasi dan distraksi, keluhan nyeri tidak
berkurang dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis
NSAID
d. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang (skala 4-6)
dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis NSAID /
opioid dosis ringan
e. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat (skala 7- 10)
dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis opioid.
f. Apabila dengan pemberian therapy farmaka jenis opioid, tetapi keluhan
nyeri belum teratasi maka, bila diperlukan Dokter DPJP akan merujuk
kepada Tim nyeri intervensi.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 30


Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 31
EDUKASI FARMASI

Pengertian
Adalah pemberian edukasi yang diberikan oleh tenaga farmasi terkait dengan
penyakit yang diderita oleh pasien

Edukasi yang diberikan antara lain :


1. Cara Penggunaan Obat Yang Benar
2. Efek Samping Obat
3. Interaksi Obat
4. Cara Menyimpan Obat

Panduan :
1. CARA PENGGUNAAN OBAT YANG BENAR
Obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnose, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (PerMenKes 927/MenKes/Per/X/1993).

Secara umum obat merupakan bahan yang menyebabkan perubahan


dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Bahan atau campuran bahan yang
digunakan untuk : pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnose suatu
penyakit, kelainan fisik atau gejala- gejalanya pada manusia atau hewan.
Dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia
atau hewan. Obat dapat merupakan bahan sintesis di dalam tubuh atau
merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh

Penggunaan obat yang baik dan benar, gunakan obat hanya seperti
petunjuk cara pakai, pada waktu yang tepat dan penuh selama waktu
pengobatan. Jika anda menggunakan obat yang dijual bebas, ikutilah cara
pakainya seperti petunjuk pada label kecuali ada petunjuk lain dari dokter anda.
Jangan pisahkan label obat dari obat,karena informasi mengenai cara pakai
dan informasi penting lainnya terdapat pada label tersebut. Untuk mencegah

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 32


kesalahan,jangan minum obat ditempat yang gelap. Selalu membaca label
sebelum minum obat,terutama tanggal kadaluarsa dan petunjuk pakai obat.

a. BENTUK SEDIAAN OBAT DAN CARA PENGGUNAAN


1. Tablet
adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk pipih kedua permukaannya rata atau cembung mengandung
satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa zat tambahan. Beberapa
jenis tablet antara lain :
a) Tablet bersalut adalah tablet yang bersalut/ berlapis dengan tujuan
untuk:melindungi zat aktif dari udara, kelembaban,dan
cahaya, menutupi rasa dan bau,penampilan lebih baik.
b) Tablet effervescent adalah tablet yang dilarutkan dalam air terlebih
dahulu sebelum diminum. Tablet ini mengeluarkan gas CO2.
c) Tablet kunyah adalah tablet yang penggunaannya dikunyah
dengan tujuan memberikan rasa enak dan mudah ditelan.
d) Tablet hisap adalah tablet yang penggunaannya dihisap, tidak
langsung ditelan.
2. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut dalam air, terbuat dari gelatin atau
bahan lain yang sesuai .
Cara pakai obat oral (obat yang diminum melalui mulut) paling baik
digunakan bila meminum obat dengan satu gelas air penuh. Ikutilah
petunjuk dokter atau apoteker. Ada beberapa obat yang diminum
bersama makanan atau sesudah makan, ada juga yang diminum pada
saat lambung kosong. Jika anda harus meminum obat dalam jangka
lama, minumlah semua obat sesuai dosisnya.
3. Sirup adalah sediaan cair yang digunakan sebagai obat dalam
(diminum). Jika meminum obat cairan, harus diperhatikan penggunaan
sendok yang disebutkan pada obat. Sendok makan pada obat
perhitungannya 15 ml, Sendok teh pada takaran obat adalah 5 ml .
4. Salep (Obat kulit - skin drug). Untuk penggunaan obat kulit yang
berbentuk sediaan salep, oleskan salep pada daerah kulit yang
bersih, kering dan sedikit. Usahakan kulit bebas dari bulu, luka

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 33


terbuka dan iritasi. Gunakan bagian salep baru untuk setiap tempat
yang berbeda
5. Inhaler (obat yang dihirup) adalah obat-obat inhaler biasanya
mempunyai petunjuk sendiri untuk pasien. Bacalah petunjuknya
dengan teliti sebelum menggunakan obat. Jika anda tidak mengerti
cara penggunaannya, konsultasikan kepada dokter yang
meresepkan atau konsultasikan dengan apoteker. Ada beberapa
tipe inhaler yang digunakan dengan cara yang berbeda, sehingga
adalah penting untuk mengikuti cara pakai yang diberikan.
6. Obat tetes mata (OTM) - Eyedrop drug. Dalam penggunaan obat
tetes mata atau Eyedrop drug, untuk mencegah kontiminasi, jangan
dibiarkan ujung wadah tetes mata bersinggungan dengan
permukaan/bagian mata dan selalu dijaga tutup tetes mata selalu rapat.
Cara penggunaan : terlebih dahulu cuci tangan anda dengan sabun.
Miringkan kepala kebelakang dan jari telunjuk tarik kelopak mata
bawah dari mata hingga membentuk lekukan. Teteskan obat mata ke
dalam lekukan mata dan pelan-pelan tutup. Jangan kedip-kedipkan
mata dan biarkan tertutup selama 1-2 menit.
7. Salep mata. Dalam penggunaan obat salep mata untuk mencegah
kontiminasi dari salep mata diusahakan jangan sampai unujg "tube"
menyentuh mata. Setelah penggunaan, lap ujung tube dengan tisu
yang bersih dan tutup rapat. Cara pakai : Cuci tangan dengan bersih.
Tarik kelopak mata bawah sehingga terbentuk lekukan. Oleskan
lapisan tipis salep mata pada lekukan kurang lebih 1 cm panjangnya.
Pelan- pelan tutup mata, gerakan bola mata selapa 1-2 menit.
8. Nosedrops - Obat tetes hidung. Untuk penggunaan obat tetes hidung
atau Nosedrops,tengadahkan kepala atau letakan kepala pada bantal
miring. Teteskan pada masing-masing lobang hidung dan diamkan
bebrapa menit. Siram bitil dengan air panas dan keringkan dengan tisu
bersih. Tutup kembali obat. Untuk mencegah penularan infeksi, jangan
gunakan obat tetes mata dan hidung untuk orang lain selain anda.
9. Eardrops - Obat tetes telinga. Dalam penggunaan obat tetes telinga
atau Eardrops, untuk mencegah kontiminasi jangan sampai ujung
obat tetes telinga menyentuh telinga. Botol tidak boleh penuh untuk

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 34


mencegah tetesan. Cara pakai : Tidur dan miringkan kepala sehingga
telinga yang diobati menghadap ke atas. Teteskan obat tetes telinga
pada saluran telinga. Jaga selama 5 menit sehingga obat
mengalir.Untuk anak-anak yang susah diam, diamkan paling tidak 1-2
menit. Jangan goyang-goyang penetes telinga sesudah dipakai. Lap
ujung penetes dengan tisu yang bersih dan tutup wadah dengan
kencang (rapat)
10. Suppositoria. Untuk penggunaan suppositoria, cuci tangan sampai
bersih. Pisahkan pembungkus suppositoria dari badan supp dengan air
bersih. Tidurlah dengan posisi miring dan dorong Suppositoria ke
dalam dubur (rectal) dengan jari kanan. Jika Suppositoria terlalu lunak
untuk dimasukan, simpan 30 menit di dalam lemari es atau siram
dengan air es sebelum dilepaskan dari pembungkusnya. Cucilah
tangan anda setelah selesai penggunaan dengan sabun.
11. Salep/krim untuk dubur (rektal). Untuk penggunaan obat ini,
bersihkan dan keringkan daerah sekitar dubur. Gosoklah dengan
sedikit salep/krim tadi. Masukan aplikator pada rektum (dubur) dan hati-
hati pencet tube hingga salep/krim masuk ke dalam rektum. Pisahkan
ujung aplikator dari tube dan cuci dengan air panas, bersihkan dengan
sabun/deterjen. Lepaskan tube setelah dipakai. Kemudian cuci tangan
sampai bersih.
12. Obat yang melalui vagina. Untuk penggunaan obat yang melalui
vagina, cuci tangan anda hingga bersih. Gunakan aplikator, masukan
obat ke dalam vagina sejauh mungkin secara pelan-pelan dan tak
menimbulkan rasa sakit. Bebaskan obat dengan mendorong plunger.
Tunggu beberapa menit sebelum bangun, cuci aplikator dan tangan
anda dengan sabun dan air panas.

b. EFEK SAMPING OBAT


Pada saat dilakukan pengobatan dengan menggunakan dosis yang
normal,sering timbul efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping ini
terjadi setelah beberapa saat minum obat. Efek samping ini dapat terjadi pada
saluan pencernaan berupa rasa mual, diare, perut sembelit, dapat juga terjadi

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 35


pada kulit, berupa bercak merah, gatal, rasa panas pada kulit, selain itu juga
dapat menyebabkan wajah menjadi bengkak, sesak nafas dan sebagainya.
Efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan akibat
penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal. Efek samping yang biasa
terjadi :
1) Pada kulit, berupa rasa gatal, timbul bercak merah atau rasa panas.
(semua golongan Obat)
2) Mengantuk (Obat ati alergi sedative, spikotropika, narkotika, Obat syaraf,
dan Obat batuk)
3) Pada saluran pencernaan, lambung terasa perih (Obat analgetika), terasa
mual, dan muntah (Obat sitostatika)
4) Pada saluran pernafasan, terjadi sesak nafas. (salbutamol yang digunakan
saat tidak sesak nafas
5) Batuk (pada obat captopril)
6) Urin berwarna merah sampai hitam. (Rifampicin dan Urogetik)

Hal yang harus dilakukan apabila timbul efek samping obat :


1) Hentikan minum obat.
2) Mencari pertolongan ke sarana kesehatan, puskesmas/ rumah sakit/dokter
terdekat.

c. INTERAKSI OBAT
Interaksi obat adalah situasi di mana suatu zat memengaruhi aktivitas
obat, yaitu meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau menghasilkan efek
baru yang tidak diinginkan atau direncanakan. Interaksi dapat terjadi antar-obat
atau antara obat dengan makanan serta obat-obatan herbal.
1) Interksi Obat dengan Obat
Interaksi obat dengan obat seringkali terjadi pada penggunaan obat diare
(attapulgite dan carbo absorben) dengan obat lain. Cara kerja Attapulgite
dan carbo absorben mempunyai daya absorpsi untuk menyerap racun,
bakteri dan entero virus yang menyebabkan diare. Dapat mengurangi
frekuensi buang air besar dan membantu memperbaiki konsistensi feses.
Karena bekerja menyerap racun jika diminum bersamaan dengan obat lain
sehingga obat lain tidak berefek. Pada saat menggunakan obat diare

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 36


(attapulgite dan carbo absorben) dengan obat lain, minumlah berselang 2
jam, sehingga kedua obat dapat berefek dengan baik.
2) Interaksi Obat dengan Makanan
Makanan yang berinteraksi dengan obat sehingga menurunkan atau
memperkuat efek obat. Teh mengandung senyawa tannin, senyawa ini
dapat mengikat berbagai zat aktif obat sehingga sukar diabsorbsi. Jika
obat kurang diabsorbsi berarti daya khasiatnya berkurang. Sebaiknya
diberi jarak 2 jam setelah atau sebelum minum obat dapat minum teh
a) Susu memiliki sifat yang dapat menghambat absorbsi zat aktif
antibiotik ( ampisilin, amoksilin, kloramfenikol, tetrasiklin). Jika obat
kurang diabsorbsi berarti daya khasiatnya berkurang. Sebaiknya
tunggu sampai 2 jam setelah atau sebelum minum antibiotic. Agar
penyerapan obat antibiotika tersebut di saluran pencernaan tidak
terganggu. Namun tidak semua obat tidak baik diminum bersamaan
dengan susu. Terutama obat-obat yang mengiritasi lambung.
Walaupun susu dan makanan dapat sedikit mengurangi daya obat
tersebut, namun efek perlindungan terhadap iritasi lambung lebih
bermanfaat dibandingkan dengan efek penurunan daya kerja obat
yang sangan sedikit. Obat tersebut antara lain anti inflamasi non
steroid (asetosal dan ibuprofen) dan kotikosteroid (prednisone,
prednisolon, methylprednisolon)
b) Kafein yang terdapat pada kopi, teh, coklat atau minuman berenergi
bekerja merangsang susunan syaraf pusat sehingga memberikan
efek berlebih jika digunakan bersamaan dengan obat yang bekerja
merangsang susunan syaraf (obat asma yaitu theofilin dan
epinerfrin). Sebaiknya saat menggunakan obat tersebut menghindari
makanan yang mengandung kafein
c) Alkohol mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap fisiologi
tubuh sehingga dapat menggagu atau bahkan mengubah respon tubuh
tehadap obat yang diberikan. Obat anti alergi atau anti histamine jika
digunakan bersamaan dengan alcohol akan menambah rasa kantuk dan
memperlambat performa mental dan motorik. Obat parasetamol jika
digunakan bersamaan dengan alcohol dapat menyebabkan meningkatnya
resiko perdarahan lambung. Obat penurun tekanan darah tinggi golongan

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 37


betabloker (propanolol) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis
dan membahayakan jiwa pasien. Alkohol yang terdapat pada makanan
tape juga dapat berinteraksi dengan obat.

d. CARA MENYIMPAN OBAT


Cara penyimpanan obat di rumah tangga ebagai berikut :
Umum :
1) Jauhkan dari jangkauan anak – anak.
2) Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
3) Simpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari
langsung atau ikuti aturan yang tertera pada kemasan.
4) Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama
karena
5) suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat.
6) Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.

Khusus :
1) Tablet dan kapsul .Jangan menyimpan tablet atau kapsul ditempat
panas dan atau lembab.
2) Sediaan obat cair Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam
lemari pendingin (freezer) agar tidak beku kecuali disebutkan pada
etiket atau kemasan obat.
3) Sediaan obat vagina dan ovula Sediaan obat untuk vagina dan anus
(ovula dan suppositoria) disimpan di lemari es karena dalam suhu
kamar akan mencair.
4) Sediaan Aerosol /Spray Sediaan obat jangan disimpan di
tempat yang mempunyai suhu tinggi karena dapat menyebabkan
ledakan.

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 38


EDUKASI GIZI

Pengertian
Menyiapkan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dengan benar
Tujuan
Menyiapkan pasien agar mau bekerjasama dalam program diet yang telah
ditetapkan
Panduan
1. Kaji pengetahuan pasien saat ini tentang diet yang dianjurkan
2. Tentukan persepsi pasien tentang diet dan harapan tentang tingkat
pemenuhan diet
3. Berikan penjelasan tentang diet yang ditentukan
4. Jelaskan tujuan diet
5. Berikan penjelasan tentang berapa lama diet harus dilakukan
6. Berikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana membuat agenda
makan secara tepat
7. lnstruksikan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dan menghindari
makanan yang merupakan pantangan
8. Berikan penjelasan tentang interaksi obat dan makanan yang mungkin terjadi
9. Bantu pasien untuk mengakomodasi pilihan makanan dalam diet yang
ditentukan
10. Bantu pasien dalam melakukan penggantian bahan makanan untuk
mendapatkan resep favorit sesuai dengan diet yang dianjurkam
11. Berikan penjelasan kepada pasien cara membaca label makanan dan memilih
makanan dengan tepat
12. Observasi kemampuan pasien memilih makanan sesuai dengan diet yang
telah ditentukan
13. Berikan penjelasan tentang bagaimana cara mendapatkan waktu makan yang
sesuai
14. Berikan secara tertulis waktu makan pasien
15. Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan oieh tim kesehatan lain
16. Rujuk pasien ke gizi
17. Libatkan keluarga klien

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 39


18. Materi edukasi diet:
a. Pedoman diet diabetes melitus
b. Pedoman diet gagal ginjal akut
c. Pedoman diet hati
d. Pedoman diet hiperemesis gravidarum
e. Pedoman diet jantung
f. Pedoman diet lambung
g. Pedoman diet makanan cair
h. Pedoman diet nefrotik sindrom
i. Pedoman diet rendah garam

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 40


EDUKASI REHABILITASI MEDIS

Pengertian
Merupakan informasi yang diberikan kepada pasien/klien terkait dengan
pelaksanaan tindakan di rehabilitasi medis

Materi Edukasi :
SPO pelaksaanaan tindakan fisioterapi, diantaranya :
1. Pelaksanaan Breathing Exercise
2. Pelaksanaan Latihan Gerak Aktif
3. Pelaksanaan Latihan Gerak Pasif
4. Pelaksanaan Latihan Jalan
5. Pelaksanaan Latihan Lingkup Gerak Sendi
6. Pelaksanaan Latihan Mc.Kenzie Exercise
7. Pelaksanaan Latihan Peregangan/Stretching
8. Pelaksanaan Latihan dengan Axilla Crutches
9. Pelaksanaan Latihan dengan Dumble
10. Pelaksanaan Latihan dengan Fisioball
11. Pelaksanaan Latihan dengan sand bag
12. Pelaksanaan Latihan dengan Tripod/Quadripod
13. Pelaksanaan Latihan dengan walker
14. Pelaksanaan Terapi dengan Cold Therapy.
15. Pelaksanaan Terapi dengan Inframerah
16. Pelaksanaan Terapi dengan Faradisasi
17. Pelaksanaan Terapi dengan Stimulasi Interferential
18. Pelaksanaan Terapi dengan Micro Wave Diathermy (MWD)
19. Pelaksanaan Terapi dengan Inhalasi/ Nebulizer
20. Pelaksanaan Terapi dengan Short Wave Diathermy (SWD)
21. Pelaksanaan Terapi dengan TENS
22. Pelaksanaan Terapi dengan Traksi Cervical
23. Pelaksanaan Terapi dengan Traksi Lumbal
24. Pelaksanaan Terapi dengan Ultrasound

Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 41


EDUKASI PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI

Pengertian
Adalah edukasi yang berkaitan dengan tindakan pengendalian dan pencegahan
infeksi untuk meminimalisir resiko terjadinya penyebaran infeksi.

Materi Edukasi Pelayanan informasi unit PPI terdiri dari:


1. Informasi pembuangan sampah medis benda tajam (lihat SPO PPI/...)
2. Informasi tata cara pembuangan sampah medis (lihat SPO PPI PPI/...)
3. Informasi tata cara pembuangan sampah non medis(lihat SPO PPI/...)
4. Informasi etika batuk (lihat SPO PPI PPI/...)
5. Informasi etika meludah (lihat SPO PPI PPI/...)
6. Informasi mencuci tangan dengan air (lihat SPO PPI/....)
7. Informasi mencuci tangan dengan hand rub (lihat SPO PPI/................)
8. Informasi mengenai kewaspadaan isoloasi (lihat Pedoman PPI tentang kewaspadaan
isolasi PPI)
Panduan Edukasi Pasien dan keluarga Page 42

Anda mungkin juga menyukai