No. Dokumen :
RSUD AL-IHSAN No. Revisi : Halaman :
445/SPO.3408/
PROVINSI JAWA 04 1 dari 2
BARAT Bidper
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit : Plt. Direktur RSUD Al Ihsan Prov. Jawa
PROSEDUR 04 Maret 2019 Barat,
OPERASIONAL
PENGERTIAN Suatu kegiatan mengukur tekanan darah melalui dinding arteri pasien
dengan kriteria normal :
1. Usia neonatus : 80/45 mmhg
2. Usia 6-12 bulan : 90/60 mmhg
3. Usia 1-5 tahun : 95/65 mmhg
4. Usia 5-10 tahun : 100/60 mmhg
5. Usia 10-15 tahun : 115/60 mmhg
6. Usia > 15 tahun : Sistole 100 – 130 mmHg, Diastole 60 – 90
mmHg
1
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Stetoscope.
2) Spignomanometer dengan manometer air raksa/aneroid atau
Tensimeter digital.
3) Manset sesuai dengan besarnya lengan.
4) Catatan keperawatan.
b. Persiapan pasien
1) Beritahu pasien dan keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2) Atur posisi pasien, untuk memudahkan tindakan.
3) Pilih lokasi pengukuran dan manset yang tepat.
c. Persiapan lingkungan
1) Siapkan lingkungan sekitar agar menjaga privasi pasien dan
mempermudah tindakan.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat / Bidan cuci tangan.
b. Ucapkan basmallah.
c. Cocokan nama pada gelang identitas pasien.
d. Atur posisi lengan pasien sejajar jantungnya.
e. Buka pakaian dari lengan pasien.
f. Pasang manset tekanan darah :
1) Metode Auskultasi
a) Pasang manset dilengan atas, posisi manometer
setinggi mata pemeriksa.
b) Raba arteri brakhialis, pompa manset sampai 30
mmhg diatas posisi denyutan menghilang
2
PROSEDUR c) Kempiskan manset, tunggu selama 30 detik
d) Pompa manset sampai 30 mmHg diatas sistolik
e) Gunakan stetoskop untuk mendengar suara denyut sistole
dan diastole diatas arteri brakhialis.
f) Kempiskan manset dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik,
kemudian ukur saat terdengar sistole dan diastole.
2) Metode Palpasi
a) Raba arteri brakialis/radialis, pompa manset sampai 30
mmHg diatas titik denyut nadi menghilang.
b) Kempiskan manset dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik.
c) Raba arteri untuk mengukur denyut sistole.
3) Metode digital
a) Tekan tombol “ON” atau pompa manset sampai 30 mmHg
diatas titik denyut nadi menghilang.
b) Lihat hasil pengukuran di layar mesin.
g. Lepaskan manset dari lengan pasien.
h. Ucapkan hamdallah.
i. Bereskan alat-alat.
j. Cuci tangan.
3. EVALUASI
Kaji respon pasien setelah dilakukan tindakan, bandingkan hasil
pemeriksaan saat ini dengan hasil pemeriksaan yang lalu.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan dan hasil pengukuran dalam catatan
keperawatan.
No. Dokumen :
No Revisi : Halaman :
445/SPO.3409/
RSUD AL-IHSAN 04 1 dari 2
Bidper
PROVINSI JAWA BARAT
3
Ditetapkan oleh,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Plt. Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
OPERASIONAL 04 Maret 2019 Barat
PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghitung denyut nadi dan
pernafasan pasien.
1. Kriteria normal denyut nadi
a. Bayi 0 – 1 tahun 130 – 160 x/menit
b. Anak 1 – 14 tahun 90 – 120 x/menit
c. Dewasa 60 – 80 x/menit
2. Kriteria normal pernafasan
a. Bayi 0 – 1 tahun 40x/menit
b. Anak 1 – 14 tahun 28x/menit
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat dan bahan
1) Jam tangan dengan detik atau polsteller
2) Stetoscope
3) Catatan keperawatan
b. Persiapan pasien dan keluarga
Informasikan kepada pasien/keluarga tentang tujuan dan
prosedur yang akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar menjaga privasi pasien dan
mempermudah tindakan.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat / Bidan cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan basmallah sebelum melakukan tindakan.
d. Hitung denyut nadi selama 1 menit.
e. Hitung pernafasan selama 1 menit.
f. Rapihkan kembali pasien.
g. Ucapkan hamdallah.
h. Bereskan alat.
i. Ucapkan hamdallah.
j. Cuci tangan sesudah tindakan.
3. EVALUASI
Respon pasien selama dilakukan tindakan, bandingkan jumlah nadi
dan pernafasan sebelumnya, adanya demam, palpitasi atau
aritmia, pemberian obat-obatan, riwayat aritmia.
4
POSEDUR 4. DOKUMENTASI
Catat tindakan dalam rekam medik pasien meliputi waktu dan hasil
pemeriksaan.
5
No. Dokumen :
No Revisi : Halaman :
445/SPO.
04 1 dari 2
3410/Bidper
RSUD AL-IHSAN
PROVINSI JAWA
BARAT
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit : Plt. Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
PROSEDUR 04 Maret 2019 Barat
OPERASIONAL
6
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat dan bahan
1) Thermometer axilla (elektrik).
2) Bengkok.
3) Tissue 2 lembar.
4) Kapas alkohol
5) Catatan suhu nadi.
b. Persiapan pasien dan keluarga
1) Informasikan kepada pasien atau keluarga tentang tujuan
dan prosedur yang akan dilakukan.
2) Atur posisi pasien.
c. Persiapan lingkungan
1) Siapkan lingkungan sekitar agar menjaga privasi pasien
dan mempermudah tindakan.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat / Bidan cuci tangan sebelum tindakan.
b. Ucapkan basmallah.
c. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
d. Keringkan ketiak dengan tissue.
e. Siapkan thermometer.
f. Pastikan thermometer elektrik dapat berfungsi.
g. Tekan tombol “ON” pada thermometer menunjukan angka tanda
“L0C“.
h. Pasangkan reservoir thermometer, jepitkan di tengah ketiak,
lengan dilipat sampai tanda alarm berbunyi.
i. Cabut thermometer, baca dan mencatat hasilnya.
j. Tekan “ON/OFF” untuk mematikan thermometer.
k. Bersihkan termometer dengan tissue.
l. Ucapkan hamdallah.
m. Pasien dirapihkan kembali.
n. Bereskan alat – alat dan bersihkan thermometer dengan kapas
alkohol.
o. Cuci tangan setelah tindakan
No. Dokumen :
No Revisi : Halaman :
RSUD AL-IHSAN 445/SPO.
PROVINSI JAWA
04 2 dari 2
3410/Bidper
BARAT
PROSEDUR 3. EVALUASI
Kaji respon pasien selama dan setelah dilakukan tindakan dari
adanya demam, akral dingin, cianosis atau pemberian obat-obatan
yang mempengaruhi perubahan suhu tubuh.
4. DOKUMENTASI
a. Dokumentasikan hasil pengukuran pada rekam medik pasien
meliputi jam pemeriksaan, hasil pemeriksaan dan respon
pasien saat dilakukan tindakan.
b. Buat grafik gambaran suhu di lembar grafik suhu nadi.
7
MENGUKUR TINGGI BADAN
No. Dokumen :
No Revisi : Halaman :
445/SPO.3411/
RSUD AL-IHSAN 04 1 dari 2
PROVINSI JAWA BARAT
Bidper
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit : Plt. Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
PROSEDUR 04 Maret 2019 Barat
OPERASIONAL
PENGERTIAN Suatu kegiatan untuk mengukur tinggi badan pasien dari puncak kepala
sampai dengan ujung kaki.
8
445/Kep.2934 – RS. Ihsan/2019
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Alat pengukur tinggi badan (bersatu dengan timbangan
berat badan / alat pengukur yang ditempel di dinding).
2) Alat tulis.
b. Persiapan pasien
1) Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. PELAKSANAAN
a. Perawat / Bidan cuci tangan sebelum tindakan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan basmallah.
d. Pasien diminta membuka alas kaki dan berdiri dengan posisi
kepala menghadap ke depan.
e. Pastikan posisi alat ukur pada posisi nol.
f. Ukur tinggi badan pasien.
g. Catat tinggi badan pasien.
h. Bereskan alat-alat.
i. Ucapkan hamdallah.
j. Cuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
Yakinkan alat ukur berada pada posisi yang benar.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan hasil pengukuran tinggi badan dalam rekam medik
pasien.
No. Dokumen :
No Revisi : Halaman :
445/SPO.3411/
RSUD AL-IHSAN 04 1 dari 2
Bidper
PROVINSI JAWA BARAT
9
MENGUKUR BERAT BADAN
10
5. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pasien
2. PELAKSANAAN
a. Cuci tangan sebelum tindakan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Atur timbangan agar jarum menunjukan angka nol dan
seimbang.
d. Ucapkan basmallah.
e. Pasien diminta membuka alas kaki dan pakaian yang tebal
(jaket /tas/popok bayi).
f. Ukur berat badan pasien.
g. Catat berat badan pasien.
h. Ucapkan hamdallah.
i. Bereskan alat-alat.
j. Cuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
Bandingkan hasil pengukuran saat ini dengan hasil pengukuran
sebelumnya.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan hasil pengukuran tinggi badan dalam rekam
medis pasien.
11
MEMBERI MAKAN MELALUI SELANG NGT
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan memberikan nutrisi berupa makanan cair kepada
pasien melalui selang penduga lambung/NGT untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.
12
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Makanan cair sesuai diet dalam gelas tertutup.
2) Air minum pada tempatnya.
3) Spuit 50 cc dengan lubang di tengah.
4) Serbet makan/tissue.
5) Bengkok.
6) Meja makan pasien.
b. Persiapan pasien
1) Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan.
2) Pasien diposisikan dengan kepala lebih tinggi dari badan
/ setengah duduk.
c. Persiapan lingkungan
1) Skherm ditutup (bila perlu), bedplang tempat tidur pasien
dibuka agar memudahkan perawat bekerja maksimal.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Dekatkan alat – alat di samping pasien.
d. Ucapkan Bismillahirrohmanirrohiim, lalu bimbing pasien
melapalkan doa sebelum makan.
e. Pasangkan serbet / tisue di bawah dagu pasien.
f. Lakukan retensi cairan lambung dengan menarik cairan
lambung dari selang NGT sebanyak 5cc menggunakan spuit
50cc. Apabila jumlah retensi kurang dari 5cc dibuang tetapi
bila banyak lebih dari 5 – 10cc jadwal makan ditunda sampai
retensi kurang dari 5 cc.
g. Masukan makanan melalui selang NGT dengan cara : ujung
atas selang NGT ditekuk / diklem, tabung spuit 50cc
disambungkan dengan selang NGT kemudian isi dengan
makanan cair sebanyak 50cc atau sesuai kebutuhan tegakkan
posisi tabung spuit lalu buka klem selang NGT biarkan
makanan mengalir ke
3. EVALUASI
a. Apabila saat diretensi cairan lambung yang keluar berubah warna
menjadi kuning pekat, kecoklatan, kehitaman atau merah segar,
pasien harus dipuasakan jangan diberi makan.
b. Apabila pasien muntah dan atau retensi cairan lambung berubah
warna lakukan bilas lambung.
c. Segera konsultasi / kolaborasi dengan dengan dokter penanggung
jawab untuk mendapat terafi apabila terjadi stress ulcer.
13
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan dalam catatan asuhan keperawatan
meliputi : waktu tindakan, jumlah makanan dan minum yang masuk
serta jenis obat bila ada, reaksi setelah dan selama makan.
ORAL HYGIENE
No. Dokumen :
RSUD AL-IHSAN
No Revisi : Halaman :
445/SPO.3414/
PROVINSI JAWA BARAT 04 1 dari 2
Bidper
Ditetapkan oleh,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Plt. Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
OPERASIONAL 04 Maret 2019 Barat
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan membersihkan mulut, gigi dan lidah pasien dari
berbagai kotoran yang mengganggu kebersihan dan kesehatan mulut.
PROSEDUR 1 PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Handuk / kain pengalas.
14
2) Gelas berisi air bersih.
3) Sikat dan pasta gigi.
4) Bak spuit kecil diberi alas kassa bersih.
5) Tonge spatel 2 buah yang telah dibungkus kassa bersih.
6) Kassa bersih 5 lembar / sesuai kebutuhan.
7) Pinset / Kapas lidi.
8) Bengkok.
9) Handschoon / sarung tangan bersih.
10) Borak gliserin (jika diperlukan).
11) Benang untuk flossing (jika diperlukan).
12) Baki / tempat membawa semua peralatan yang telah
disiapkan.
b. Persiapan pasien
Pasien dan atau keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Skherm disekitar pasien ditutup, bedplang tempat tidur pasien
dibuka agar memudahkan perawat bekerja maksimal.
2 PELAKSANAAN
a. Perawat / Bidan cuci tangan sebelum tindakan.
b. Ucapkan basmallah.
c. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
d. Atur posisi pasien kalau bisa semi fowller atau duduk.
e. Pakai sarung tangan.
f. Letakkan handuk / kain pengalas di bawah dagu dan pipi pasien.
g. Untuk pasien sadar, tapi belum mampu melakukan sendiri bantu
untuk menggosok gigi seperti menggososk gigi biasa.
h. Untuk pasien yang tidak sadar, ujung pinset / tonge spatel yang
dibungkus kassa dibasahi dengan air bersih.
i. Buka mulut pasien dengan tonge spatel.
j. Bersihkan dengan pinset berbungkus kassa/kapas lidi sampai
bersih area rongga mulut, gigi, gusi dan lidah, ganti kassa
dengan yang baru bila sudah kotor.
ORAL HYGIENE
3 EVALUASI
a. Observasi respon pasien setelah tindakan.
b. Catat adanya kelainan pada gigi dan mulut pasien.
4 DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan keperawatan
meliputi : jenis tindakan, waktu pelaksanaan, kondisi mulut, adanya
luka, jamur atau caries gigi.
15
MEMASANG SELANG PENDUGA LAMBUNG (NGT)
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Selang NGT, dengan nomor sesuai kebutuhan
2) Bak instrumen
16
3) Sepasang sarung tangan
4) Jelly
5) kassa dan atau pinset
6) Plester dan gunting
7) Stetoscope
8) Air dalam gelas/cangkir/mangkuk
9) Bengkok
10) Perlak dan alas perlak
11) Spuit 50 cc
12) Baki
b. Persiapan pasien
1) Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2) Mengatur posisi pasien, terlentang tanpa bantal atau duduk
bagi pasien yang sesak.
c. Persiapan lingkungan
Skherm disekitar pasien ditutup, bedplang tempat tidur pasien
dibuka agar memudahkan perawat bekerja maksimal.
2. PELAKSANAAN
a. Cuci tangan
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas
c. Pasang perlak dan alasnya didada pasien
d. Pakai sarung tangan
e. Ucapkan Bismillahirrohmanirrohiim
f. Tentukan panjang NGT yang masuk ke dalam lambung
dengan cara mengukur dari procesus xypoides ke dahi/hidung
dan dari hidung ke telinga kemudian beri tanda.
g. Beri jelly secukupnya di ujung selang yang akan masuk ke
lambung.
h. Tutup pangkal NGT dengan cara ditekuk / diklem.
i. Masukan NGT pelan-pelan ke dalam lambung melalui lubang
hidung hingga mencapai batas yang telah diberi tanda, atur
posisi pasien dengan posisi kepala flexi sampai terlihat pasien
menelan
17
n. Alat – alat dirapihkan kembali di atas baki.
o. Sarung tangan dilepaskan.
p. Bedplang dipasang kembali.
q. Ucapkan alhamdulillah.
r. Buang sampah sesuai jenisnya.
s. Cuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
Perawat mengevaluasi reaksi pasien setelah pemasangan NGT
meliputi produksi cairan lambung yang keluar dan adanya keluhan
mual atau muntah.
4. DOKUMENTASI
Perawat mencatat respon pasien setelah terpasang NGT di buku
rekam medik pasien beserta tanggal dan jam pemasangan NGT.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Baki
18
2) Bak instrumen
3) Sepasang sarung tangan
4) Plester dan gunting
5) Stetoscope
6) Air dalam gelas/cangkir/mangkuk
7) Bengkok
8) Perlak dan alas perlak
9) Spuit 50 cc
b. Persiapan pasien
1) Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang prosedur
dan tutjuan tindakan yang akan dilakukan.
2) Mengatur posisi pasien, terlentang ataupun duduk.
c. Persiapan lingkungan
1) Skherm disekitar pasien ditutup, bedplang tempat tidur
pasien dibuka agar memudahkan perawat bekerja
maksimal.
2. PELAKSANAAN
a. Mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan Bismillahirrohmaniirrohiim.
d. Memasang perlak dan alasnya didada pasien.
e. Pakai sarung tangan.
f. Pastikankan NGT ada di dalam lambung dengan cara :
1) Masukkan ujung NGT sampai terendam dalam mangkuk
berisi air, jika tidak mengeluarkan gelembung udara
berarti NGT ada di dalam lambung dan jika air
bergelembung udara berarti NGT masuk saluran
pernafasan harus segera dicabut.
2) Cara ketiga adalah dengan melihat/meretensi adanya
cairan yang keluar dari selang NGT dari lambung.
3) Cara kedua adalah dengan memasukkan udara melalui
spuit ke dalam selang NGT, jika terdengar suara “blub”
(melalui
3. EVALUASI
Perawat mengevaluasi reaksi pasien setelah perawatan NGT
meliputi produksi cairan lambung yang keluar dan adanya keluhan
mual atau muntah.
4. DOKUMENTASI
Catat respon pasien setelah NGT dirawat di buku rekam medik pasien
beserta tanggal dan jam perawatan NGT.
19
MELEPAS / MENCABUT SELANG NGT
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
20
1) Baki
2) Bak instrumen
3) Sepasang sarung tangan on steril
4) Kapas wash bensin
5) Stetoscope
6) Bengkok
7) Perlak dan alas perlak
b. Persiapan pasien
1) Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2) Mengatur posisi pasien, terlentang ataupun duduk.
c. Persiapan lingkungan
1) Skherm disekitar pasien ditutup, bedplang tempat tidur
pasien dibuka agar memudahkan perawat bekerja
maksimal.
2. PELAKSANAAN
a. Mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bissmillahirrohmanirrohiim.
d. Pasang perlak dan alasnya didada pasien.
e. Pakai sarung tangan.
f. Observasi bising usus dan reflek menelan pasien.
g. Buka plester fiksasi NGT dengan cara diolesi dulu kapas wash
bensin.
h. Lipat ujung NGT sehingga selang tertutup.
i. Cabut perlahan – lahan selang NGT sampai selesai.
j. Letakan NGT bekas di bengkok.
k. Bersihkan bekas pemasangan plester fiksasi di hidung dan
pipi.
l. Alat – alat dirapihkan, bedplang dipasang kembali.
m. Ucapkan alhamdulillah.
n. Buang sampah sesuai jenisnya.
o. Cuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
Pantau reaksi pasien setelah pencabutan selang NGT meliputi
keluhan nyeri menelan, mual atau muntah.
PROSEDUR 4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan dalam rekam medik pasien meliputi reaksi setelah
tindakan, tanggal dan jam pencabutan NGT.
21
MEMBERI MAKAN PERORAL
22
445/Kep.2934 – RS. Ihsan/2019.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Makanan sesuai diet pasien pada tempatnya.
2) Air minum pada tempatnya.
3) Serbet makan/tissue.
4) Bengkok (bila diperlukan).
5) Meja makan pasien.
b. Persiapan pasien
1) Pasien atau keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
2) pasien diposisikan kepala lebih tinggi / setengah duduk.
c. Persiapan lingkungan
1) Skherm disekitar pasien ditutup, bedplang tempat tidur
pasien dibuka agar memudahkan perawat bekerja
maksimal.
2. PELAKSANAAN
a. Cuci tangan sebelum tindakan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Pasang serbet makan dibawah dagu pasien.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim dan pasien dibimbing
untuk berdoa sebelum makan.
e. Suapi pasien makanan dengan tidak terburu-buru.
f. Beri minum setelah selesai makan.
g. Bersihkan daerah sekitar mulut dengan tissue atau serbet
makan.
h. Ucapkan alhamdulillah dan doa setelah makan.
i. Alat-alat dikembalikan ke tempat semula.
j. Cuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
Observasi reaksi pasien setelah makan meliputi mual,
muntah atau perasaan tidak nyaman.
RSUD AL-IHSAN
No. Dokumen : No Revisi : Halaman :
PROVINSI JAWA BARAT 445/SPO.3418/ 04 2 dari 2
Bidper
PROSEDUR 4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan dalam catatan rekam medik pasien
meliputi : jam pelaksanaan, porsi makan dan reaksi setelah makan.
23
MENYIAPKAN OBAT INJEKSI DARI AMPUL DAN VIAL
PENGERTIAN Suatu kegiatan menyiapkan obat suntikan (injeksi) dari ampul atau vial,
secara aman dan benar.
24
KEBIJAKAN Surat Keputusan Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Tindakan Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan No:
445/Kep.2934 – RS. Ihsan/2019.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Obat-obat yang akan diberikan dalam tempatnya.
2) Bak spuit yang telah diberi alas kassa steril.
3) Cairan pelarut (aquabidest) atau normal saline.
4) Spuit dan needle dissposible sesuai kebutuhan.
5) Kapas alcohol.
6) Kikir ampul dan kassa 1 lembar.
7) Label untuk etiket obat.
8) Bengkok.
9) Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang
mencantumkan secara lengkap ; nama pasien, nomor
medrek, nama dan dosis obat, jadwal pemberian obat.
b. Persiapan pasien
Pasien atau keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Dilakukan di ruang tindakan atau di meja dekat pasien.
2. PELAKSANAAN
a. Cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan.
d. Perawat membaca bismillahirrohmanirrohiim.
e. Siapkan obat injeksi dari :
1)OBAT AMPUL
a) Gerakan ampul secara memutar agar obat
seluruhnya berada pada bagian bawah.
b) Patahkan leher ampul kearah menjauhi perawat dan
orang lain dengan cara : pegang bagian atas ampul
dengan kain kassa, pegang bagian bawah ampul oleh
tangan yang lain, lalu tarik kedua bagian ampul
tersebut kearah berlawanan, gunakan kikir ampul jika
proses pematahan terasa sulit.
c) Masukan cairan pelarut ke dalam ampul, kocok
hingga larut
d) Aspirasi obat sesuai kebutuhan dengan spuit.
e) Keluarkan sisa udara yang ada dalam spuit.
f) Beri Label pada spuit yang telah diisi obat, meliputi ;
nama
1) OBAT VIAL
a) Buka kap plastik / metal pada vial.
b) Masukan cairan pelarut sesuai kebutuhan,
kemudian tarik udara dalam vial, tarik spuit.
c) Kocok-kocok vial sampai dengan homogen
dengan tutup karet di tahan oleh kapas alkohol.
d) Aspirasi obat sesuai kebutuhan, dengan rumus
25
pengoplosan sebagai berikut ;
D xV=A
H
Keterangan :
D = dosis yang diinginkan
H = sediaan yang ada
V = pelarut
A = jumlah dalam ml
Contoh :
Pasien memperoleh dosis obat 400 mg (D)
Obat yang tersedia 1000 mg (H)
Obat dioplos sebanyak 5 ml (H)
Jadi :
400 mg x 5 ml = 2 ml
1000 mg
e) Keluarkan sisa udara yang ada dalam spuit.
f) Ganti niddle spuit (untuk pemberian intravena
langsung).
g) Beri Label pada spuit yang telah diisi obat,
meliputi ; nama pasien, nama obat, dan dosis.
h) Buang vial dan niddle bekas ketempat khusus
yang telah di sediakan.
f. Perawat membaca Hamdalah.
g. Alat-alat dirapikan dan dibereskan ketempat semula.
h. Perawat cuci tangan, selanjutnya obat diberikan kepada pasien
sesuai prosedur.
3. EVALUASI
a. Respon pasien setelah diberikan obat
b. Tanda-tanda vital
c. Reaksi alergi
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan di rekam medis
pasien meliputi : jenis obat, jam pelaksanaan, dosis obat.
26
PENGERTIAN Suatu kegiatan memberikan obat tertentu kedalam jaringan tubuh
dengan menyuntikan (injeksi), secara : intravena, intramuskuler,
intracutan, subcutan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip :
1. Prinsip aseptik
2. Membaca etiket nama obat dengan benar
3. Membaca dosis obat dengan benar
4. Memastikan obat yang diberikan kepada orang dengan benar
5. Memberikan obat pada jadwal yang telah ditentukan
6. Memberikan obat dengan cara yang benar
7. mendokumentasikan obat yang telah diberikan dengan benar.
PROSEDUR
1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Meja atau baki
2) Obat-obat yang siap diberikan
3) Bak spuit yang telah diberi alas kassa steril
4) Sarung tangan
5) Kapas alcohol
6) Torniket / karet pembendung (intravena)
7) Plester dan gunting (intravena)
8) Alas kerja
9) Bengkok
10) Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang
mencantumkan secara lengkap ; nama pasien, nomor
medrek, jenis dan nama obat, dosis obat, jadwal
pemberian obat
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
c. Persiapan Lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan
b. Memberikan salam dan tersenyum
c. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas
d. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan (nama obat,
dosis dan rute pemberian)
e. Dekatkan alat-alat
f. Perawat membaca Basmalah
RSUD AL-IHSAN
PROVINSI JAWA No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
BARAT 445/SPO.3420/ 04 2 dari 3
Bidper
PROSEDUR
h. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
i. Gunakan sarung tangan
j. Pasang alas kerja
k. Pemberian Intra Kutan
1) Desinfeksi area yang akan ditusuk, lalu tegangkan dengan
27
tangan kiri, area yang lajim digunakan ; Permukaan ventral
lengan bawah, dada bagian atas area klavikula, punggung
dada area skapula, dan permukaan medial paha.
2) Jarum ditusukan dengan lubang jarum menghadap keatas
dan membentuk sudut 15 0 sampai 20 0 dengan permukaan
kulit (Jarum yang digunakan biasanya no 26, 27)
3) Masukan obat sampai permukaan kulit yang disuntik
mengembung sesuai kebutuhan
4) Tarik jarum dengan cepat, bekas tusukan jarum tidak boleh
ditekan dan dihapus dengan kapas alkohol
5) Buat lingkaran dengan ballpoint diameter 2, cm di sekitar
tempat yang menggembung
6) Setelah jangka waktu yang telah ditentukan, lihat dan catat
reaksi pasien yang terjadi pada area penusukan. hasilnya
segera laporkan kepada penanggung jawab ruangan / dokter
yang bersangkutan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
l. Pemberian Subkutan
1) Desinfeksi area yang akan ditusuk, lalu angkat sedikit dengan
tangan kiri (seperti dicubit). area tempat penyuntikan ;
abdomen, paha atas, paha sisi lateral, lengan atas.
2) Jarum ditusukan dengan lubang jarum menghadap keatas
dan membentuk sudut 45 0 – 90 0 dengan permukaan kulit
3) Tarik plunger spuit untuk menentukan tidak mengenai
pembuluh darah, jika tidak ada darah, masukan obat dengan
perlahan-lahan
4) Setelah obat masuk semua, tarik jarum dengan cepat, bekas
tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol
m. Pemberian Intra Vena
1) Pasang torniket 15 cm diatas area penusukan
2) Pilih pembuluh darah vena yang akan ditusuk, lokasi
penyuntikan yang lajim antara lain pada lengan ; V mediana
cubiti, V chepalika, V basilika, V radialis. pada tungkai ; V
saphenous. pada kepala ; V frontalis, V temporalis (anak)
3) Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
tunggu sampai kering dan ditegangkan
4) Jarum ditusukan dengan lubang jarum menghadap keatas
pada posisi 300, tusukan kedalam pembuluh darah vena
Tarik plunger spuit untuk menentukan mengenai pembuluh
darah, jika ada darah, rendahkan posisi jarum sejajar kulit,
bukalah karet pembendung, masukan obat dengan per lahan
sampai habis
5) Jika obat diberikan melalui selang infus
a) Cek kepatenan infus, jika darah tempak keluar dari
slang infus maka obat bisa dimasukan
b) Lakukan desinfeksi area karet untuk penyuntikan
c) Hentikan tetesan infus dengan memutar stopcock ke
arah pasien
d) Masukan obat secara perlahan-lahan
e) Setelah obat masuk semua, tarik jarum agak cepat,
teteskan kembali cairan infus yang tersedia sesuai
dengan program
28
kapas alkohol.
m. Pemberian Intra Muskuler
1) Tentukan area yang akan disuntik, yaitu muskulus deltoid,
dorso gluteal, ventro gluteal dan vastus lateralis (1/3 SIAS
illiaka psoas mayor, 1/3 muskulus femoralis bagian luar),
pastikan nidlle pada spuit obat adalah baru
2) Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
3) Tusukan jarum tegak lurus dengan posisi 90 0
4) Tarik plunger spuit untuk menentukan mengenai otot, jika ada
darah, tarik sedikit, tarik kembali planger, jika tidak terdapat
darah, masukan obat dengan perlahan
5) Setelah obat masuk semua, tarik jarum dengan cepat, bekas
tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol
n. Perhatikan reaksi pasien setelah obat dimasukan
o. Perawat membaca Hamdalah, Memberikan Salam dan tersenyum
p. Alat-alat dirapikan dan dibereskan ketempat semula
q. Perawat cuci tangan
3. EVALUASI
Catat reaksi pasien setelah diberikan obat, tanda-tanda vital dan reaksi
alergi
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan keperawatan dan
kartu obat : jenis obat, jam pemberian, cara pemberian, dan dosis obat
dalam catatan keperawatan
SKIN TEST
29
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit: Plt. Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
PROSEDUR 04 Maret 2019 Barat
OPERASIONAL
PENGERTIAN Suatu kegiatan memasukan test obat secara benar dan efektif untuk
menghindari terjadinya alergi obat.
PROSEDUR
1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Baki
2) Aquabidest
3) Obat-obat yang akan diberikan dalam tempatnya
4) Bak spuit berisi : kapas alcohol
5) Sarung tangan
6) Spuit 1 cc disposible
7) Nidle (nomor 25 / 26 / 27)
8) Perlak dan alas perlak
9) Bengkok
10) Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang
mencantumkan secara lengkap ; nama pasien, nomor
medrek, jenis, dosis dan nama obat, jadwal pemberian obat.
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan.
d. Perawat membaca basmalah.
e. Gunakan sarung tangan.
f. Pasang perlak dengan alasnya.
g. Ambil 0,1 ml obat yang telah di oplos dengan spuit, campur
dengan 0,9 ml aquabidest sehingga diperoleh perbandingan 1 :
9 (untuk obat-obat tertentu perbandingannya 1 : 99, sesuai
advice dokter, sehingga obat di ambil 0,01 ml, dan aquabidest
0,99 ml).
h. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
i. Pasang perlak dan alas perlak dibawah tangan yang akan
dilakukan skin test.
j. Lakukan skin test seperti prosedur penyuntikan intracutan (IC)
masukan obat sampai terjadi undulasi di area tersebut.
k. Lingkari area penyuntikan dengan pulpen diameter 2,5 cm,
tuliskan nama obat yang ditest, waktu pelaksanaan dan waktu
pembacaan hasil.
30
SKIN TEST
3. EVALUASI
a. Observasi reaksi obat ± 15 menit, Jika hasilnya negatif (lingkaran
area penyuntikan tidak membesar, tidak memerah dan pasien
tidak mengeluh gatal) obat bisa diberikan, tetapi jika hasilnya
positif (lingkaran area penyuntikan membesar / memerah dan /
pasien mengeluh gatal) obat tidak boleh diberikan.
b. Laporkan segera pada dokter penanggung jawab jika terdapat
reaksi / efek samping.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam rekam medik pasien meliputi : jenis
obat, waktu pemberian, petugas yang melakukan skin test dan reaksi
yang terjadi.
31
PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIA MELALUI ANUS
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Baki.
2) Obat yang akan diberikan dalam tempatnya.
3) Bak steril berisi ; kassa.
4) Sarung tangan on steril.
5) Perlak dan alas perlak.
6) Bengkok.
7) Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang
mencantumkan : nama pasien, nomor medrek, jenis dan
nama obat, dosis obat, jadwal pemberian obat.
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan.
d. Baca bismilahirrohmanirrohiim.
e. Perawat memakai sarung tangan.
f. Buka pakaian bawah pasien, kemudian diselimuti.
g. Atur posisi pasien miring ke sisi terjauh perawat.
h. Pasang perlak dan alas perlak.
i. Buka bungkus suppositoria, pegang dengan kain kassa.
j. Anjurkan pasien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut,
lalu masukan obat kedalam anus.
k. Anjurkan pasien untuk menahan suppositoria agar tidak
keluar, dengan cara menarik nafas panjang dan tidak
mengedan, minta klien untuk tetap pada posisi semula
selama ± 5 menit sementara itu perawat menahan bokong
pasien sekurang-kurangnya 20 menit.
l. Rapihkan kembali pasien dan perhatikan reaksi pasien.
m. Perawat membaca hamdalah.
32
n. Alat-alat dirapikan dan dibereskan ketempat semula.
o. Perawat cuci tangan.
PROSEDUR 3. EVALUASI
Laporkan segera pada dokter penanggung jawab yang merawat jika
terdapat reaksi / efek samping.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam rekam medis pasien meliputi waktu
tindakan dan reaksi pasien.
33
PEMBERIAN OBAT PADA MATA
PENGERTIAN Suatu kegiatan memberikan obat berupa zalf / cair secara local
kepada pasien melalui mata.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Meja atau Baki
2) Obat-obat yang akan diberikan dalam tempatnya
3) Bak steril berisi ; vinset anatomi, kapas bulat yang
dibasahi cairan NaCl 0,9 % hangat khusus untuk mata,
dan kassa steril
4) Sarung tangan
5) Alas kerja
6) Gunting dan plester
7) Bengkok
8) Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang
mencantumkan secara lengkap ; nama pasien, nomor
tempat tidur, jenis dan nama obat, dosis obat, jadwal
pemberian obat
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Persiapan Lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Memberi Salam dan tersenyum.
c. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
d. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan (nama obat,
dosis, rute pemberian dan mata bagian mana yang akan
diobati).
e. Perawat membaca Basmalah.
f. Atur posisi klien duduk atau terlentang.
g. Pasang alas kerja.
h. Bersihkan mata pasien dengan kapas basah dari bagian
dalam keluar kantus mata, buang pada bengkok.
34
i. Posisikan wajah pasien sejajar dengan langit-langit, tarik
kelopak mata bawah pasien kearah bawah.
1) Pemberian obat cair / tetes :
a) Pegang penetes mata yang terisi obat ± 1-2 cm diatas
kantus konjungtiva.
b) Teteskan obat pada konjungtiva palpebra bawah
sebanyak yang telah ditentukan dalam program
PROSEDUR pengobatan
c) Anjurkan pasien untuk menutup mata secara perlahan
d) Berikan tekanan yang lembut pada duktus lakrimalis
pasien selama 30-60 detik.
e) Bersihkan sisa obat yang ada dimata pasien dengan
kapas basah.
3. EVALUASI
Laporkan segera pada dokter penanggung jawab yang merawat jika
terdapat reaksi / efek samping.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan keperawatan dan
kartu obat.
35
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
PENGERTIAN Suatu kegiatan memberikan obat untuk pasien melalui kulit sesuai
kebutuhan.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Meja atau baki
2) Obat-obat yang akan diberikan dalam tempatnya
3) NaCl 0,9 %
4) Sarung tangan
5) Sabun (jika perlu), handuk, waslap, dan baskom berisi
air hangat/bak steril berisi ; vinset anatomi, kom kecil, lidi
waten, kassa
6) Perlak dan alas perlak
7) Bengkok
8) Gunting dan plester (jika diperlukan)
9) Kartu obat/Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang
mencantumkan secara lengkap ; nama pasien, nomor
medrek, nama obat, dosis dan jadwal pemberian obat.
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan (nama obat,
dosis dan rute pemberian).
d. Baca basmalah.
e. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
f. Dekatkan alat-alat.
36
g. Pakai sarung tangan.
h. Pasang perlak dan alas perlak.
i. Bersihkan area yang akan diberikan obat dengan air hangat
menggunakan sabun (jika perlu), lalu keringkan tetapi jika
terdapat luka, bersihkan sesuai dengan langkah-langkah
membersihkan luka pada prosedur mengganti balutan luka.
j. Berikan obat topikal merata ke seluruh area/luka searah
pertumbuhan bulu/rambut, pemberian obat melalui kulit,
dapat
3. EVALUASI
a. Observasi kondisi kulit sebelum dan setelah diobati meliputi
keluhan nyeri, gatal, seperti terbakar atau adanya kulit yang
mengelupas.
b. Laporkan segera pada dokter penanggung jawab jika terdapat
reaksi / efek samping.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan keperawatan dan
kartu obat meliputi waktu tindakan, obat yang diberikan dan reaksi
yang timbul.
37
PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Baki
2) Obat yang akan diberikan dalam tempatnya
3) Pipet obat
4) Sarung tangan
5) Tissue
6) Bengkok
7) Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH) berisi ;
nama pasien, nomor medrek, nama obat, dosis, jadwal
pemberian.
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan (nama obat,
dosis, rute pemberian dan hidung bagian mana yang akan
diobati).
d. Dekatkan alat-alat.
e. Perawat membaca basmalah.
f. Pakai sarung tangan.
g. Atur posisi pasien tidur dengan kepala ekstensi
(hiperekstensi untuk sinus etmoid dan sphenoid,
38
hiperekstensi miring untuk sinus maksilaris).
h. Bersihkan lubang hidung terlebih dahulu, teteskan obat
sesuai program pengobatan.
i. Pertahankan posisi tidur pasien dengan kepala ekstensi
selama 2 menit.
j. Bersihkan area sekitar hidung dengan tissue.
k. Perawat membaca hamdalah.
l. Alat-alat dirapikan dan dibereskan ketempat semula.
m. Perawat cuci tangan.
3. EVALUASI
Laporkan segera pada dokter penanggung jawab jika terdapat
reaksi / efek samping.
PROSEDUR 4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam catatan asuhan keperawatan
dan kartu obat.
39
PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Baki
2) Obat yang akan diberikan dalam tempatnya
3) Mangkok berisi air panas
4) Bak steril berisi : lidi waten, kapas
5) Pipet obat
6) Sarung tangan on steril
7) Perlak dan alas perlak
8) Bengkok
9) Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang
mencantumkan secara lengkap : nama pasien, nomor
medrek, jenis, nama obat, dosis, jadwal pemberian obat.
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan (nama obat,
dosis, rute pemberian dan telinga bagian mana yang akan
diobati).
40
d. Baca bismillahirohmanirrohiim.
e. Pakai sarung tangan.
f. Masukan obat kedalam air panas dalam mangkok agar
hangat.
g. Tes suhu obat dengan cara diteteskan di punggung tangan
petugas.
h. Pasien diatur dalam posisi miring dengan telinga yang akan
diobati menghadap keatas dengan sudut 60 0
i. Pasang perlak dan alas perlak.
j. Bersihkan dan keringkan kanal telinga luar dengan lidi waten.
k. Tarik daun telinga ke atas lalu ke belakang.
l. Teteskan obat pada telinga pasien sebanyak yang telah
ditentukan dalam program pengobatan.
m. Tutup lubang telinga pasien dengan kapas.
n. Bersihkan sisa obat disekitar telinga.
o. Anjurkan pasien tetap miring setelah di beri obat selama 5
menit
3.EVALUASI
Perhatikan reaksi pasien setelah pemberian obat, laporkan segera
pada dokter penanggung jawab jika terdapat reaksi / efek
samping.
4.DOKUMENTASI
Dokumentasikan dalam rekam medis meliputi : jenis obat, waktu
pemberian, petugas yang melakukan dan reaksi yang terjadi bila
ada.
41
PEMBERIAN OBAT-OBATAN INHALER MELALUI SALURAN
PERNAFASAN (NEBULAIZER)
RSUD AL-IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
445/SPO.3427/ 04 1 Dari 2
Bidper
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan oleh,
OPERASIONAL Tanggal Terbit : Plt. Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
04 Maret 2019 Barat
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Baki
2) Alat nebulaizer lengkap, siap pakai
3) Obat-obat inhaler yang akan diberikan dalam tempatnya
4) NaCl 0,9 %
5) Sputum pot yang berisi cairan desinfektan
6) Bak spuit berisi ; kassa / tissue
7) Kabel terminal listrik (jika diperlukan)
8) Perlak dan alas perlak
9) Bengkok
10) Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH) berisi ;
nama pasien, nomor medrek, nama obat, obat, jadwal
pemberian.
b. Persiapan pasien
42
Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan (nama obat, dosis
dan rute pemberian).
d. Dekatkan alat-alat.
e. Perawat membaca bismillahirrohmanirrohiim.
f. Isi mangkok dalam alat nebulaizer dengan NaCl 0,9%
sebanyak 3 – 5 cc dan obat sesuai program therapy.
g. Sambungkan alat nebulaizer ke pusat listrik.
h. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
i. Pasang perlak dan alas perlak.
j. Nyalakan mesin, atur waktu pemakaian, tekanan uap, dan
volumenya (disesuaikan dengan jenis mesin).
k. Pasang masker/mouth pace pada pasien, anjurkan pasien
menghirup obatnya tunggu sampai selesai.
l. Buka masker/mouth pace, keringkan area wajah pasien
dengan kassa/tissue.
3. EVALUASI
Laporkan segera pada dokter penanggung jawab jika terdapat
reaksi / efek samping.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam rekam medik pasien meliputi
waktu pelaksanaan, lama pemberian nebulizer dan reaksi pasien
bila ada.
43
PEMBERIAN OBAT ORAL
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Baki.
2) Obat-obat yang akan diberikan dalam tempatnya.
3) Amalgam + martil (jika pasien ada kesulitan menelan,
hancurkan obat dan tambahkan sedikit air).
4) Air minum dalam tempatnya.
5) Tissue.
6) Bengkok.
7) Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH) berisi : nama
44
pasien, nomor medrek, jenis, nama obat, dosis obat,
jadwal pemberian.
b. Persiapan pasien
1) Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2) Kaji kemampuan klien dalam menelan obat.
c. Persiapan Lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Baca etiket obat untuk mencegah.
d. Perawat membaca basmalah.
e. Atur posisi pasien.
f. Berikan obat kepada pasien dan tunggu sampai obat ditelan
habis.
g. Perhatikan reaksi pasien.
h. Perawat membaca hamdalah.
i. Alat-alat dirapikan dan dibereskan ketempat semula
j. Perawat cuci tangan.
3. EVALUASI
Laporkan segera pada penanggung jawab ruangan / dokter yang
merawat jika terdapat reaksi / efek samping.
PROSEDUR 4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam rekam medik pasien meliputi :
waktu pelaksanaan, obat dan dosis yang diberikan dan reaksi
pasien.
45
PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Baki.
2) Obat yang akan diberikan dalam tempatnya.
3) Aplikator untuk krim vagina (jika diperlukan).
4) Bak steril berisi ; kassa dan pelumas larut air.
5) Kapas sublimate dalam tempatnya.
46
6) Sarung tangan.
7) Perlak dan alas perlak.
8) Bengkok.
9) Kartu obat / Rencana Kegiatan Harian (RKH) berisi ; nama
pasien, nomor medrek, nama obat, dosis dan jadwal
pemberian
b. Persiapan pasien
1) Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2) Anjurkan pasien untuk berkemih terlebih dahulu.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan (nama obat,
dosis dan rute pemberian).
d. Baca bismillahirohmanirrohiim.
e. Pakai sarung tangan.
f. Buka pakaian bawah pasien, lalu selimuti.
g. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
h. Pasang perlak dan alas perlak.
i. Bersihkan area labia dengan kapas sublimate, sesuai dengan
prosedur perineal care, buang sampahnya ke bengkok.
j. Buka bungkus suppositoria, pegang dengan kain kassa,
berikan pelumas larut air pada sekitar ujungnya, ibu jari dan
teluntuk kiri petugas di balut dengan kapas sublimate.
k. Buka vulva dengan tangan kanan petugas
l. Masukan obat kedalam lubang vagina, masukan obat sekitar
8–10 cm sepanjang dinding vagina posterior.
3. EVALUASI
Laporkan segera pada penanggung jawab ruangan / dokter yang
merawat jika terdapat reaksi / efek samping.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam rekam medik pasien meliputi
waktu pelaksanaan, obat yang diberikan, dosis, dan reaksi pasien.
47
MEMINDAHKAN PASIEN KE KERETA DORONG (BRANKAR)
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
48
1) Brankar
2) Alat pemindah pasien
3) Selimut
4) Bantal
5) Alas brankar
6) Bengkok, bila perlu
7) Oksigen lengkap bila diperlukan
b. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas cuci tangan
b. Letakan brankar sejajar tempat tidur.
c. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
d. Satu atau dua perawat berdiri di sisi tempat tidur dan dua
orang perawat lainnya berdiri di sisi brankar.
e. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
f. Letakan alat pemindah pasien disalah satu sisi tempat tidur.
g. Pasien dimiringkan.
h. Masukan alat pemindah pasien ke bawah badan pasien.
i. Posisikan pasien terlentang kembali.
j. Letakan lengan pasien menyilang didada pasien.
k. Dorong badan pasien untuk memindahkan pasien ke brankar
pada hitungan ketiga.
l. Setelah pasien berada di atas brankar, posisikan kembali
pasien untuk miring.
m. Cabut alat pemindah pasien dari bawah tubuh pasien.
n. Posisikan kembali pasien dalam posisi terlentang.
o. Tutup sisi brankar dan pindahkan brankar menjauh dari tempat
tidur.
p. Pakaikan selimut, gunakan sabuk pengaman menyilang
didada pasien dan panggul pasien.
3. EVALUASI
Perhatikan keadaan umum pasien, reaksi pasein selama dan
setelah dipindahkan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan reaksi pasien selama dan setelah dipindahkan.
49
MENGATUR POSISI BERBARING PASIEN : POSISI FOWLER’S
PENGERTIAN Mengatur posisi pasien terlentang di tempat tidur dengan bagian kepala
ditinggikan 45 - 90° dan bagian lutut dapat difleksikan.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
50
1) Bantal
2) Balok penahan kaki tempat tidur ( footboard) bila perlu
3) Gulungan kain
4) Tempat tidur yang bisa diatur posisinya
b. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Tinggikan tempat tidur pada posisi yang nyaman untuk bekerja,
pindahkan bantal dan dekatkan alat footboard dan gulungan
kain.
e. Datarkan tempat tidur, bantu pasien bergeser ke atas tempat
tidur.
f. Tinggikan bagian kepala tempat tidur pasien 45 - 90°.
g. Letakan bantal tipis menyokong kepala, leher dan bahu.
h. Gunakan bantal untuk mendukung lengan pasien bila tubuh
bagian atas pasien diimobilisasikan.
i. Letakan bantal kecil atau gulungan kain dibawah paha, hindari
penekanan pada area popliteal.
j. Ucapkan alhamdulillahirobil alamin.
k. Cuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
a. Perhatikan keadaan umum pasien.
b. Bila posisi pasien berubah harus segera dibetulkan.
c. Khusus untuk pasien pasca bedah dilarang meletakan bantal
dibawah lutut.
d. Inspeksi kulit pada area yang tertekan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan meliputi : waktu
perubahan posisi, kondisi kulit pada area yang tertekan.
51
MENGATUR POSISI BERBARING PASIEN : POSISI SUPINE
PENGERTIAN Mengatur posisi tidur pasien terlentang di atas tempat tidur dengan
posisi anatomi.
52
Tindakan Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan No:
445/Kep.2934 – RS. Ihsan/2019.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persipan alat
1) Bantal
2) Balok penahan kaki tempat tidur ( footboard) bila perlu
3) Gulungan kain ( bila diperlukan )
b. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Tinggikan tempat tidur pada posisi nyaman untuk bekerja,
pindahkan bantal dan dekatkan alat yang dibutuhkan untuk
mengatur posisi tidur.
e. Datarkan tempat tidur, bantu pasien bergeser ke atas tempat
tidur.
f. Letakan bantal tipis menyokong kepala, leher dan bahu.
g. Letakan bantal kecil atau gulungan kain dibawah paha.
h. Letakan bantal tipis atau gulungan kain dibawah pergelangan
kaki untuk menaikan tumit.
i. Letakan bantal dibawah lengan yang pronasi, pertahankan
lengan atas sejajar dengan lengan pasien.
j. Ucapkan alhamduliilahirobil alamin.
k. Petugas mencuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
a. Perhatikan keadaan umum pasien.
b. Bila posisi pasien berubah harus segera dibetulkan.
c. Khusus untuk pasien pasca bedah dilarang meletakan bantal
dibawah lutut.
d. Inspeksi kulit pada area yang tertekan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : catat waktu
perubahan posisi, kondisi kulit pada area yang tertekan.
53
MENGATUR POSISI BERBARING PASIEN :
POSISI LATERAL ( SIDE LYING)
PENGERTIAN Mengatur posisi tidur pasien miring atau bertumpu pada salah satu sisi
tubuh (kanan atau kiri).
54
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah mengatur posisi tidur
pasien miring atau bertumpu pada salah satu sisi tubuh.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persipan alat
1) Bantal
2) Balok penahan kaki tempat tidur (footboard) bila perlu
3) Gulungan kain (bila diperlukan)
b. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Tinggikan tempat tidur pada posisi nyaman untuk bekerja,
pindahkan bantal dan dekatkan alat yang dibutuhkan.
e. Datarkan tempat tidur, bantu pasien bergeser ke atas tempat
tidur.
f. Naikan pengaman tempat tidur yang berlawanan dengan posisi
perawat.
g. Geser pasien ke sisi tempat tidur yang berlawanan dengan
arah posisi lateral.
h. Letakan tangan dimana pasien akan miring menjauh dari tubuh
pasien dan tangan lain menyilang didada.
i. Tekuk lutut pasien yang tidak bersentuhan dengan tempat tidur
atau silangkan kaki pasien.
j. Letakan tangan perawat pada pinggul dan bahu pasien. Tarik /
gulingkan pasien kearah perawat.
k. Letakan bantal dibawah kepala dan leher pasien.
l. Fleksikan kedua tangan, tangan bagian atas disokong bantal.
m. Letakan bantal/guling di punggung pasien.
n. Letakan bantal dibawah kaki yang semifleksi mulai dari pangkal
paha sampai kaki.
o. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin
p. Mencuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
a. Perhatikan keadaan umum pasien.
b. Bila posisi pasien berubah harus segera dibetulkan.
55
PROSEDUR c. Khusus untuk pasien pasca bedah dilarang meletakan bantal
dibawah lutut.
d. Inspeksi kulit pada area yang tertekan.
e. Rubah posisi pasien setelah dua jam dalam posisi yang sama.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan meliputi : waktu
perubahan posisi, kondisi kulit pada area yang tertekan.
56
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
445/SPO.3434/ 04 1 dari 2
Bidper
RSUD AL-IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT
Ditetapkan oleh,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: Plt. Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
OPERASIONAL 04 Maret 2019 Barat
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persipan alat
1) Bantal
2) Balok penahan kaki tempat tidur ( footboard) bila perlu
3) Gulungan kain ( bila diperlukan )
b. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Atur tempat tidur pada posisi nyaman untuk bekerja,
pindahkan bantal dan dekatkan semua alat yang dibutuhkan.
e. Semua perawat berdiri disisi tempat tidur yang sama dengan
kaki ditekuk, satu kaki berada didepan kaki yang lain.
f. Geser pasien ke satu sisi tempat tidur bersamaan dengan
menggunakan alat bantu. Naikan penghalang tempat tidur
yang berlawanan dengan posisi perawat.
g. Gunakan 1 bantal untuk menyokong kepala pasien selama
dan sesudah mengubah posisi.
h. Letakan bantal diantara kaki pasien.
i. Intruksikan pasien untuk meletakan tangan diatas dada.
j. Pegang/sokong bagian kepala, bahu, panggul, lengan dan
kaki.
k. Gulingkan pasien secara bersamaan pada posisi lateral pada
hitungan ketiga.
l. Support pasien dengan bantal seperti pada posisi “side lying”.
Pasien yang dicurigai atau mengalami spinal injury harus
menggunakan collar cervical.
m. Rapihkan alat tenun pasien.
n. Ucapkan alhamdulillahirobil alamin.
o. Mencuci tangan setelah tindakan.
57
3. EVALUASI
a. Perhatikan keadaan umum pasien.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan meliputi : waktu
perubahan posisi, kondisi kulit pada area yang tertekan.
58
MENGATUR POSISI BERBARING PASIEN :
POSISI SIM’S ( SEMI PRONE )
PENGERTIAN Suatu kegiatan mengatur posisi berbaring pasien dengan posisi miring
dan setengah telungkup yang bertumpu pada salah satu sisi anterior
dada.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Bantal.
2) Sampiran.
b. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas cuci tangan.
b. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
c. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
d. Pasang sampiran / tutup gordyn.
e. Atur kepala pasien pada posisi datar.
f. Posisikan pasien untuk tidur berbaring.
g. Posisikan pasien dalam posisi lateral di bagian abdomen.
h. Letakan bantal dibawah kepala.
i. Letakan bantal dibawah lengan atas yang difleksikan,
mensupport lengan sejajar bahu.
j. Letakan bantal dibawah kaki atas yang difleksikan, sokong
kaki sejajar pinggul.
k. Rapihkan alat tenun pasien.
l. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
m. Mencuci tangan.
3. EVALUASI
a. Perhatikan keadaan umum pasien.
b. Bila posisi pasien berubah harus segera dibetulkan.
c. Khusus untuk pasien Pasca Bedah dilarang meletakan bantal
dibawah lutut.
d. Inspeksi kulit pada area yang tertekan.
59
4. DOKUMENTASI
a. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan meliputi : waktu
perubahan posisi, kondisi kulit pada area yang tertekan.
60
MENGATUR POSISI BERBARING PASIEN :
POSISI DORSAL RECUMBENT
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1. Bantal
2. Selimut
b. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Atur posisi pasien berbaring terlentang, lutut ditekuk, paha
direnggangkan dan telapak kaki menapak pada tempat tidur.
e. Bantu pasien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki.
f. Posisikan kedua telapak kaki tetap menapak di tempat tidur.
g. Simpan bantal dibawah kepala pasien.
h. pakaian bawah dibuka, selimuti tubuh pasien lalu rapihkan.
i. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
j. Cuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
a. Perhatikan keadaan umum pasien.
b. Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada
pasien serta tetap menjaga kesopanan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medic
61
pasien meliputi waktu pelaksanaan dan reaksi pasien.
62
MENGATUR POSISI BERBARING PASIEN :
POSISI TRENDELENBURG
PENGERTIAN Suatu kegiatan mengatur posisi tidur pasien dengan posisi kepala lebih
rendah dari kaki.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Balok penopang.
2) Bantal.
b. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Luruskan tubuh pasien dalam posisi terlentang.
e. Tinggikan bagian kaki tempat tidur, berikan balok penyangga
dibagian kepala tempat tidur.
f. Letakan bantal di bawah tangan atau kaki.
g. Bereskan alat tenun pasien.
h. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
i. Perawat mencuci tangan.
3. EVALUASI
Catat respon pasien selama dilakukan tindakan
4. DOKUMENTASI\
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medic
pasien meliputi waktu pelaksanaan dan reaksi pasien.
63
INSTALASI TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Anestesi dan Perawatan Intensif
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Haemodialisa
PENGERTIAN Suatu kegiatan mengatur posisi tidur pasien terlentang lurus dengan
posisi kepala lebih tinggi dari kaki.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Balok penopang kaki tempat tidur.
2) Bantal.
3) Tempat tidur khusus, bila ada
b. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Posisikan pasien terlentang lurus di tempat tidur.
e. Atur posisi kepala tempat tidur ditinggikan 15º-45º.
f. Atur tempat tidur dibagian kaki direndahkan.
g. Pasien dibaringkan lurus tanpa bantal.
h. Diantara kepala pasien dan ujung tempat tidur diberi bantal
sebagai penahan.
i. Rapihkan alat tenun pasien.
j. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
k. Cuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
Catat respon pasien selama dilakukan tindakan, rasa nyaman dan
tanda-tanda vital
64
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medic
pasien meliputi waktu pelaksanaan dan reaksi pasien.
65
MENGATUR POSISI BERBARING PASIEN :
DENGAN POSISI LITHOTOMI
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Selimut atau kain penutup.
2) Tempat tidur khusus pemeriksaan kebidanan (gynecology
bed).
b. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas cuci tangan.
b. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
c. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
d. Posisikan pasien berbaring terlentang dan pakaian bagian
bawah dibuka.
e. Kedua kaki ditekuk, kedua paha diangkat dan ditarik kearah
perut, sedangkan tungkai bawah membuat sudut 90 derajat
terhadap paha dan dibantu oleh perawat untuk meletakkannya
pada penahan lutut.
f. Pakaikan selimut pasien.
g. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
h. Petugas cuci tangan.
66
3. EVALUASI
a. Perhatikan keadaan umum pasien.
b. Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada
pasien tetap menjaga kesopanan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan dalam rekam
medic pasien.
RSUD AL-IHSAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PROVINSI JAWA BARAT
445/SPO.3439/ 04 2 dari 2
Bidper
67
MENGATUR POSISI BERBARING PASIEN :
GENU PECTORAL (KNEE CHEST)
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
Selimut / kain penutup
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas cuci tangan.
b. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
c. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
d. Bantal disingkirkan dari tempat tidur.
e. Posisi pasien diatur menungging, kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada kasur pakaian bawah dibuka, bila perlu.
f. Setelah selesai tindakan, pasien dirapihkan.
g. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
h. Petugas cuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
Catat respon pasien setelah dilakukan tindakan, hindari tindakan
yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada pasien serta tetap
menjaga kesopanan.
68
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan dalam rekam medic pasien.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Kursi / kursi roda dalam keadaan terkunci
2) Sabuk untuk berpindah posisi
3) Alas kaki
4) Bantal
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien tetap terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Petugas mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Posisikan tempat tidur sejajar dengan kursi/kursi roda dan
naikan penyangga kaki/alas kaki pada kursi roda.
e. Tutup sisi pengaman tempat tidur yang berlawanan dengan
pasien dan anjurkan pasien untuk bergeser kearah perawat.
f. Bantu pasien untuk duduk.
g. Intruksikan pasien untuk tarik nafas dalam. Dorong untuk
melakukan pergerakan bahu, kaki, jari kaki, dan duduk selama
69
1 – 2 menit.
h. Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki / sepatu dan
letakan kaki menapak dilantai.
i. Gunakan sabuk untuk berpindah bila diperlukan.
j. Gunakan penyangga lengan bila flaccid/lumpuh.
k. Sokong pasien lewat axial dan letakan tangan di scapula pasien
atau pegang sabuk pengaman. Pasien dapat meletakan tangan
dibahu perawat (bukan disekitar leher perawat).
l. Intruksikan pasien untuk berdiri tegak pada hitungan ketiga. Bila
perlu stabilkan pasien dengan meletakan lutut didepan lutut
pasien.
m. Arahkan pasien ke kursi roda, anjurkan untuk memegang sisi
kursi/kursi roda.
n. Dudukan pasien di atas kursi/kursi roda dengan hati-hati.
o. Fleksikan panggul dan lutut ketika menurunkan pasien ke
kursi / kursi roda
3. EVALUASI
Catat respon pasien setelah tindakan, hindari tindakan yang
menimbulkan rasa lelah pada pasien serta tetap menjaga
kesopanan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan dalam rekam medic pasien meliputi
waktu tindakan dan reaksi setelah tindakan.
70
MELATIH ROM (RANGE OF MOTION) ATAU
RPS (RENTANG PERGERAKAN SENDI)
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Kursi/kursi roda dalam keadaan terkunci
2) Alas kaki
3) Sabuk untuk berpindah posisi
4) Bantal
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan.
dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga
2. PELAKSANAAN
a. Petugas cuci tangan
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Atur posisi tidur pasien untuk terlentang.
e. Latih pergerakan otot dan persendian, dengan cara sebagai
berikut:
71
BAGIAN GERAKAN CARA LATIHAN PASIF
Leher Fleksi dan ekstensi Letakan salah satu telapak tangan petugas
dibawah kepala pasien dan telapak tangan
lainnya dibawah dagu.
Tekuk kepala kedepan hingga dagu
menempel didada, kemudian kembali ke
posisi tegak.
Leher Fleksi lateral Letakan kedua tangan pada pipi kanan dan
kiri pasien.
Tekuk kepala kearah samping (kearah
bahu) kanan dan kiri berganatian.
Bahu Rotasi lateral Letakan kedua tangan pada pipi kanan dan
kiri pasien.
Palingkan muka kearah samping kanan
dan kiri bergantian.
Fleksi ekstensi Pegang tangan kiri dibawah siku dengan
satu tangan, sementara tangan lain
memegang pergelangan tangan.
Angkat tangan keatas hingga mencapai
bagian kepala tempat tidur, kembalikan ke
posisi semula.
No. Dokumen :
445/SPO.3442/Bidper
No. Revisi :
04
Halaman :
2 dari 4
PROSEDUR
Cara memegang tangan pasien sama dengan pada saat
BAGIAN GERAKAN CARA LATIHAN PASIF
menggerakan pergelangan tangan.
Bahu Abduksi Angkat tangan pasien keatas hingga
Fleksi ekstensi Kepalkan jari-jari tangan pasien kemudian
mencapai bagian kepala tempat tidur,
kembalikan ke posisi semula.
Abduksi anterior Gerakan tangan kiri melewati tubuh hingga
& posterior mencapai tangan pasien yang lain. 72
Kembalikan ke posisi semula.
Rotasi internal Gerakan tangan kesamping setinggi bahu
dan eksternal hingga membentuk sudut 90º dengan
bahu tubuh. Tekuk sendi siku hingga jari-jari
menghadap kearah atas.
Gerakan tangan kearah bawah sehingga
telapak tangan menyentuh tempat tidur.
Naikan tangan hingga punggung telapak
tangan menyentuh tempat tidur
Jari-jari luruskan kembali.
tangan dan Hiperekstensi Bengkokkan jari-jari kebelekang sejauh
ibu jari mungkin.
Abduksi – Kembangkan jari-jari tangan kemudian
adduksi rapatkan kembali.
Oposisi Sentuhkan ujung ibu jari dengan jari-jari
lainnya secara bergantian.
Sirkumduksi Putar ibu jari pasien dengan sumbu sendi
metacarpal.
Abduksi - Rentangkan ibu jari kesamping, dekatkan
adduksi kembali dengan jari yang lain.
Panggul Latihan pasif panggul dan lutut dapat dilakukan bersamaan.
Untuk dapat melakukan latihan pada panggul dan lutut,
letakkan satu tangan dibawah lutut pasien dan tangan lainnya
dibawah tumit.
Fleksi ekstensi Angkat kaki dan tekuk lutut. Gerakan lutut
kearah dada sejauh mungkin. Turunkan
kaki, luruskan kaki, kembali ke posisi
semula.
Abduksi – Gerakan kaki ke samping menjauhi sumbu
adduksi tubuh dan kearah sebaliknya hingga
menyilang kaki lainnya di depan
Rotasi internal Putar kaki kearah dalam.
No. Dokumen :
445/SPO. 3442/Bidper
No. Revisi :
04
Halaman :
3 dari 4
PROSEDUR
73
Pergelangan Tempatkan satu tangan dibawah tumit dan tangan lainnya
kaki dibagian atas telapak kaki
Dorsi fleksi Dorong telapak kaki kearah kaki dan
kembalikan keposisi semula.
Plantar pleksi Dorong telapak kaki kearah bawah dan
kembalikan ke posisi semula.
Eversi Putar telapak kaki kearah luar.
Inversi Putar telapak kaki kearah dalam.
Sirkumduksi Putar telapak kaki dengan poros pada
sendi tumit.
Jari-jari kaki Fleksi ekstensi Letakan jari-jari tangan perawat dibawah
jari-jari pasien, dorong jari-jari kearah
atas kemudian kearah bawah.
Abduksi – Lebarkan jari kaki dan dekatkan jari kaki
adduksi bersama-sama.
3. EVALUASI
Catat respon pasien selama dan setelah dilakukan tindakan, hindari tindakan yang menimbulkan rasa
lelah pada pasien serta tetap menjaga kesopanan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan dalam rekam medik pasien meliputi : sendi yang dilatih, adanya edema atau
nyeri saat latihan, adanya keterbatasan ROM dan toleransi pasien terhadap latihan.
DOKUMEN TERKAIT
Status pasien
INSTALASI TERKAIT
RSUD AL-IHSAN
PROVINSI JAWA
74
BARAT
PENGERTIAN Pengambilan darah melalui pembuluh darah tepi pada ujung jari, daun
telinga bagian bawah, ibu jari kaki dan bagian tumit pasien.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Pinset darah
2) Jarum khusus atau pena cacar yang steril
3) Kapas alkohol
4) Kapas kering
5) Alat pengukur gula darah / stick gula darah set
6) Kaca objek (object glass)
7) Botol pemeriksaan sesuai kebutuhan
8) Bengkok
9) Perlak dan alas perlak
b. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Gunakan sarung tangan.
e. Atur posisi tidur klien sesuai kebutuhan.
f. Pasang perlak dan alas perlak.
g. Permukaan kulit daerah yang akan ditusuk didesinfeksi dengan
kapas alkohol. Biarkan supaya kering, baru kemudian cepat-
cepat ditusuk dengan lanset darah dengan posisi tegak dan
dalam. Untuk menghilangkan rasa sakit, pegang secara
kencang bagian tubuh yang akan ditusuk.
h. Darah yang pertama keluar segera diambil untuk pemeriksaan.
i. Setelah selesai, bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol.
j. Peralatan dibersihkan, dibereskan ketempat semula.
k. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
l. Cuci tangan setelah tindakan.
3. EVALUASI
a. Hindari pengambilan darah pada ujung jari yang mengalami
gangguan peredaran darah, misalnya cyanosis setempat,
75
MENYIAPKAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
PENGAMBILAN DARAH PERIFER
RSUD AL-IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT
4. DOKUMENTASI
Catat tindakan yang telah dilakukan pada catatan keperawatan,
meliputi : identitas pasien, waktu pelaksanaan, jenis sample darah
yang diambil, reaksi dan respon klien saat dan setelah tindakan
serta perawat yang melakukan tindakan.
76
MENGAMBIL SAMPEL DARAH VENA
PENGERTIAN Suatu kegiatan pengambilan sampel darah pasien dari pembuluh darah
vena.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Disposible steril sesuai kebutuhan
2) Tempat darah/vacum sesuai jenis pemeriksaan
3) Kapas alcohol dalam tempatnya
4) Plester bulat penutup luka
5) Perlak dan alas perlak
6) Sarung tangan
7) Torniquet
8) Bengkok
9) Baki
10) Etiket dan format pemeriksaan
b. Persiapan pasien
Berikan penjelasan kepada pasien/keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Atur posisi tidur/duduk klien sesuai kebutuhan.
d. Pasang perlak dan alas perlak dibawah organ tubuh yang
akan diambil sample darah.
e. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
f. Pakai sarung tangan.
g. Pastikan daerah vena yang akan ditusuk.
h. Pasang tourniquet di atas vena.
i. Intruksikan pasien jangan menggerakkan organ yang akan
ditusuk.
j. Desinfeksi area sekitar vena dengan kapas alcohol secara
melingkar.
k. Tusukan jarum ke vena dengan posisi ujung jarum spuit
menghadap ke atas, tarik pluge spuit dan ambil darah sesuai
kebutuhan.
l. Buka torniquet
77
m. Tarik jarum dengan cepat, tekan bekas tusukan dengan kapas
alcohol.
3. EVALUASI
a. Catat respon pasien selama dan setelah tindakan dilakukan.
b. Lengkapi format permintaan pemeriksaan laboratorium.
c. Segera kirimkan sample darah ke instalasi laboratorium.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan pada rekam medik pasien meliputi :
waktu pelaksanaan, identitas pasien, reaksi dan respon klien,
perawat yang melakukan.
78
MEMASANG INFUS
PENGERTIAN Sebuah tehnik memasukan jarum atau kanula kedalam vena untuk
memasukan cairan infus kedalam tubuh pasien dalam jumlah dan
waktu tertentu.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan Alat
1) Cairan infus sesuai program
2) Infus set / transfuse set sesuai kebutuhan
3) IV cath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
4) Kassa seteril atau plester penutup infus khusus
5) Kapas alkohol dalam tempatnya
6) Sarung tangan steril
7) Perlak dan alas perlak
8) Tourniquet
9) Bak spuit
10) Plester dan gunting
11) Bengkok
12) Bidai / spalk / kassa gulung ( jika diperlukan)
13) Standar infus
b. Persiapan Pasien
1) Pastikan program infus yang direncanakan oleh dokter
penanggung jawab.
2) Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan.
c. Persiapan Lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Mengisi selang infus :
1) Buka kemasan infus set dengan benar.
2) Tusukkan ujung atas infus set pada ped penutup cairan
infus.
3) Gantungkan cairan infus pada standar infus.
4) Buka rolling infus set kemudian alirkan cairan infus ke
79
selang infus set, cegah jangan sampai udara masuk ke
selang infus.
5) Tutup rolling infus, ujung selang infus tetap ditutup untuk
MEMASANG INFUS
3. EVALUASI
Perhatikan kelancaran infus dan perhatikan juga respon pasien
terhadap pemberian tindakan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan di rekam medik
pasien meliputi : waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi / respon
pasien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang
diberikan, nomor IV cath, vena yang diinfus, dan perawat yang
melakukan.
80
MENGGANTI CAIRAN INFUS
PENGERTIAN Kegiatan menganti cairan infus yang sedang terpasang pada pasien.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Baki tindakan.
2) Cairan infus sesuai program.
3) Label berisi jam pemasangan, jumlah tetesan atau jenis
obat yang terkandung dalam cairan infus.
4) Jam tangan yang ada detiknya.
b. Persiapan pasien
Beritahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Tutup rolling infus yang terpasang.
e. Siapkan cairan infus baru : buka penutup botol jaga jangan
menyentuh area penusukan.
f. Ganti cairan lama dari selang infus, cepat tusukan selang infus
kedalam botol baru pertahankan kesterilan area penusukan
botol infus.
g. Gantungkan botol infus yang baru, pastikan bebas udara dalam
selang infus.
h. Buka klem rolling lalu tetesan infus diatur kembali sesuai
program.
i. Cairan infus diberi label (seperti : labu 1, labu 2 dan
selanjutnya), serta program jumlah tetes/menit.
j. Bereskan alat - alat, sampah dibuang sesuai jenisnya.
k. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
l. Perawat cuci tangan.
3. EVALUASI
Perhatikan kelancaran infus dan respon pasien.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan dalam rekam medik pasien meliputi :
81
waktu mengganti cairan infus jenis cairan infus yang diganti dan
jumlah tetesan serta respon pasien.
82
MELEPAS CAIRAN INFUS (UP INFUS)
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Sarung tangan.
2) Bak spuit berisi kassa steril.
3) Kapas alkohol.
4) Wash bensin (jika diperlukan).
5) Perlak dan alas perlak.
6) Plester dan gunting.
7) Bengkok.
b. Persiapan pasien
Beritahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Pakai sarung tangan.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Pasang perlak dan alas dibawah area insersi IV catheter.
f. Simpan bengkok di dekat area yang terpasang infus.
g. Tutup klem tetesan infus.
h. Buka plester pelan-pelan menggunakan wash bensin,
pertahankan posisi IV catheter dan selang infus dengan tangan
tidak dominan.
i. Cabut IV Cateter keluar dari vena.
j. Tekan area bekas penusukan dengan kapas alkohol 1–2 menit
(tunggu sampai darah tidak keluar lagi).
k. Buang kapas alkohol kedalam bengkok.
l. Beri kassa steril di bekas pemasangan infus, lalu difiksasi
plester.
m. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
n. Bereskan alat dan buang sampah sesuai jenisnya.
o. Perawat cuci tangan.
3. EVALUASI
83
Evaluasi kondisi pasien pasca pencabutan infus, catat respon
pasien.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan dalam rekam medis pasien meliputi :
waktu tindakan dan kondisi area yang telah dilepas infus.
84
OBSERVASI INTAKE – OUTPUT CAIRAN TUBUH PASIEN
PENGERTIAN Suatu kegiatan menghitung jumlah cairan tubuh pasien yang masuk
(intake) dan keluar (output) serta jumlah keseimbangannya .
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Format observasi.
2) Sarung tangan non steril.
3) Gelas ukur.
4) Bahan yang akan diukur.
b. Persiapan pasien
Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat mencuci tangan.
b. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
c. Pakai sarung tangan.
d. Buka penutup urine bag tempat menampung cairan output
berupa urine, drain, WSD atau NGT.
e. Buang cairan dari urine bag ke gelas ukur.
f. Tutup kembali saluran pembuangan di urine bag.
g. Buang limbah ke spoelhok, buka sarung tangan buang ke
tempat sampah.
h. Bereskan alat dan kembalikan ketempatnya semula.
i. Perawat cuci tangan.
j. Hitung jumlah cairan yang masuk baik oral-maupun parenteral
(makanan cair, air minum dan cairan infus).
k. Hitung jumlah cairan output yang dibuang.
l. Lakukan penghitungan balance cairan yaitu intake-output =
balance.
m. Catat hasil penghitungan.
n. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
3. EVALUASI
85
Evaluasi TTV pasien, status cairan dan elektrolit serta kondisi klinis
status hidrasi pasien.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan hasil tindakan dalam rekam medis pasien meliputi
jumlah intake, output dan balance cairan, sisa cairan infus yang
terpasang dan kondisi klinis pasien.
86
MENGGANTI BALUTAN INFUS
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Baki berisi kit balutan baru.
2) Bak spuit.
3) Kasa infus steril.
4) Kapas alcohol.
5) Wash bensin bila perlu.
6) Sarung tangan.
7) Plester non alergis dan gunting.
8) Perlak dan alas perlak.
9) Bengkok.
b. Persiapan pasien
Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Periksa tanggal penggunaan infus set dan penggunaan IV Cath.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Pasang perlak di bawah organ yang terpasang infus.
f. Pakai sarung tangan.
g. Buka balutan lama menggunakan wash bensin.
h. Bersihkan area penusukan vena secara steril dengan larutan
antiseptik dan pertahankan fiksasi agar tetap adekuat.
i. Oleskan tempat penusukan dengan zalf anti mikroba.
j. Tutup area insersi dengan kasa steril lalu fiksasi dengan
87
plester.
k. Sesuaikan kecepatan tetesan infus sesuai kebutuhan.
l. Pasang label di atas kassa penutup infus berisi informasi waktu
penggantian.
m. Alat dirapihkan dan dibereskan, sampah dibuang sesuai
jenisnya.
n. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
o. Perawat cuci tangan.
3. EVALUASI
Evaluasi kepatenan tetesan infus, tanda-tanda infeksi di lokasi
insersi dan respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan.
PROSEDUR 4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang dilakukan di rekam medik pasien
meliputi : waktu tindakan, keadaan lokasi insersi, tanda-tanda
plebhitis, kecepatan tetesan infus dan respon pasien.
88
MENILAI TINGKAT KESADARAN MENGGUNAKAN
GLASGOW COMA SCALE (GCS)
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Formulir GCS
2) Alat tulis
b. Persiapan pasien / keluarga
Pasien/keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Atur posisi pasien.
e. Nilai kesadaran pasien dengan menggunakan GCS
(Glasgow Coma Scale), dengan panduan nilai :
1) Respon membuka mata (E = eye / mata)
(a) Nilai 4 jika : pasien mampu membuka mata tanpa
rangsangan/spontan.
(b) Nilai 3 jika : pasien buka mata bila diperintah
dengan suara.
(c) Nilai 2 jika : pasien mampu membuka mata bila ada
89
rangsangan nyeri.
(d) Nilai 1 jika : pasien tidak mampu membuka mata
sama sekali meskipun ada rangsangan verbal atau
nyeri.
2) Respon verbal (V = verbal / bicara)
(a) Nilai 5 jika : pasien mempunyai orientasi baik, dapat
menjawab pertanyaan dengan tepat.
(b) Nilai 4 jika : pasien menjawab pertanyaan kacau.
(c) Nilai 3 jika : pasien menjawab pertanyaan dengan
kata yang tidak dapat dimengerti.
(d) Nilai 2 jika : pasien merespon pertanyaan dengan
erangan
(e) Nilai 1 jika : pasien tidak ada respon.
3) Respon motorik (M = motorik / gerakan)
(a) Nilai 6 jika : pasien dapat menggerakan extermitas
sesuai perintah.
RSUD AL-IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
445/SPO.3525/Bidper 04 2 dari 2
3. EVALUASI
a. Kaji adanya perubahan tingkat kesadaran secara rutin
b. Perlu diperhatikan kondisi pasien dengan :
1) Trauma kepala :
(a) Jika nilai GCS ≤ 8 termasuk trauma kepala berat /
severe
(b) Jika nilai GCS 9 - 2 atau 9 – 11 dengan adanya
lessi pada intra kranial sesuai hasil CT-Scant
termasuk trauma kepala sedang / Moderate
(c) Jika nilai GCS 13-15 atau 12 - 15 dengan adanya
lessi intra kranial sesuai hasil CT-Scan termasuk
trauma kepala ringan / Mild
2) Penurunan kesadaran yang lain :
(a) Jika nilai GCS 15 : compos mentis
(b) Jika nilai GCS 12 - 14 : samnolen
(c) Jika nilai GCS 8 - 11 : soporus
(d) Jika nilai GCS 3 - 7 : coma
c. Identifikasi GCS sebelumnya, penggunaan obat-obatan yang
mempengaruhi tingkat kesadaran.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan hasil dan waktu penilaian dalam rekam medis
pasien.
90
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Haemodialisa
RSUD AL-IHSAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PROVINSI JAWA BARAT 445/SPO.3526/ 04 1 dari 3
Bidper
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit: Plt. Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
PROSEDUR 04 Maret 2019 Barat
OPERASIONAL
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Waskom mandi 2 buah
2) Waslap 2 buah
3) Air hangat dengan suhu 43 – 46°C
4) Sabun mandi pada tempatnya
5) Pasta gigi dan sikat gigi
6) Pakaian bersih
7) Handuk 2 buah
8) Selimut mandi/kain penutup
9) Sarung tangan
10) Alas meja
11) Tempat alat tenun kotor
12) Bedak, deodorant, lotion (sesuai kebutuhan)
13) Urinal/pispot (sesuai kebutuhan)
b. Persiapan pasien dan lingkungan
91
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan yang akan dilakukan.
2) Minta persetujuan dari pasien/keluarga untuk dimandikan.
3) Tutup scherm disekeliling tempat tidur, pintu dan jendela.
4) Atur ketinggian tempat tidur agar memudahkan perawat
dalam bekerja.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat mencuci tangan.
b. Dekatkan alat-alat ke sebelah pasien.
c. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
d. Jelaskan maksud dan tujuan.
e. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
f. Pakai sarung tangan.
g. Lipat selimut dan letakan dikaki tempat tidur, singkirkan bantal
dan barang-barang yang tidak diperlukan.
h. Bantu pasien untuk bergerak ke sisi dekat perawat dan tutup
92
scapula dengan lembut lalu lakukan pemijatan 3-4 menit.
4) Remas kulit dengan memegang jaringan dengan ibu dan
jari-jari. Remas ke arah atas pada sisi spina dan sekitar
otot-otot leher, hindari tulang yang menonjol.
5) Akhiri massage dengan memberikan pukulan perlahan.
6) Observasi kulit dari kemerahan dan integritas kulit yang
tidak utuh.
7) Kenakan pakaian atas. Bila pasien menggunakan infus,
maka dahulukan lengan yang menggunakan infus.
o. Bersihkan paha dan kaki, dengan cara :
1) Tanggalkan pakaian bawah pasien dan tutup bagian
bawah dengan handuk atas secara melintang.
2) Bentangkan handuk dibawah kedua tungkai, anjurkan
pasien menekuk tungkai.
3) Cuci tungkai dari arah mata kaki ke arah paha kemudian
keringkan dengan handuk bawah.
p. Bersihkan bokong dan genital, dengan cara :
1) Letakkan handuk bawah melintang di bawah bokong
3. EVALUASI
a. Kemampuan pasien dalam berpartisipasi terhadap prosedur
memandikan pasien di tempat tidur.
b. Mengkaji integrasi dan kondisi kulit serta tingkat mobilitas serta
kenyamanan atau adanya nyeri.
c. Kulit pasien harus bebas dari keringat yang berlebihan, sekresi
dan bau tidak enak.
d. Kemampuan pasien merubah posisi tubuh, melatih persendian
otot secara aktif dan pasif selama mandi.
e. TTV sebelum dan sesudah tindakan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam rekam
medis pasien meliputi : waktu pelaksanaan tindakan, toleransi
pasien terhadap prosedur memandikan, kondisi kulit pasien,
intervensi yang dilakukan untuk menangani masalah intergritas
kulit, kemampuan range of motion. Selain itu laporkan hal-hal yang
penting pada saat memandikan.
93
DOKUMEN TERKAIT Status Pasien
MENCUKUR RAMBUT
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Pisau cukur manual atau elektrik
2) Sarung tangan
3) Handuk
4) Sabun/larutan pembersih/bedak (bila perlu)
5) Bengkok
b. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar pripasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Pakai sarung tangan.
f. Atur posisi tidur pasien yang memudahkan tindakan
94
pencukuran.
g. Letakan handuk dibawah kepala.
h. Basahi kulit yang akan dicukur dengan sabun/bedak.
i. Regangkan kulit yang halus dengan tangan kiri dan cukur
searah dengan tumbuhnya rambut.
j. Bersihkan sabun dan keringkan, observasi kembali daerah
cukurannya.
k. Bereskan peralatan.
l. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
m. Mencuci tangan.
3. EVALUASI
a. Lokasi pencukuran rambut dari adanya lesi atau kelainan kulit.
b. Bila terjadi penyimpangan baik secara fisik maupun emosional
dapat teridentifikasi lebih dini sebelum operasi.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medis
MENCUKUR RAMBUT
95
PERAWATAN KEBERSIHAN GENITALIA EKSTERNA
(PERINEAL)
PROSEDUR a. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
A.A.1. Baskom yang berisi air hangat.
a.a.2. Sabun
A.A.3. Handuk
a.a.4. Tissu gulung
a.a.5. Sarung tangan bersih
a.a.6. Wash lap atau kapas bulat
A.A.7. Perlak dan alas perlak
A.A.8. Handuk
a.a.9. Pispot
b. Persiapan pasien dan lingkungan
96
A.B.1. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien atau
keluarga.
a.b.2. Menyiapkan lingkungan yang nyaman dengan
menutup scherm di sekeliling tempat tidur, pintu
atau jendela.
a.b.3. Atur ketinggian tempat tidur supaya perawat
nyaman dalam bekerja.
B. PELAKSAAN
c. Perawat mkencuci tangan
d. Pakai sarung tangan bersih
e. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
f. Lepaskan pakaian bawah dan letakkan handuk melintang menutupi
bagian depan.
g. Pasang perlak di bawah bokong pasien.
h. Pasang pispot diatas perlak.
i. Siram perineum dengan air hangat dan cuci dengan sabun.
j. Bersihkan area perineal menggunakan washlap/kapas bulat
memakai sabun dengan cara :
1) Untuk pasien wanita dengan posisi dorsal recumbent :
RSUD AL-IHSAN
PROVINSI JAWA No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
BARAT 445/SPO.3528/Bidper 04 2 dari 2
3. EVALUASI
a. Area perineal bersih, kering dan bebas dari bau tidak
nyaman.
b. Genitalia tidak iritasi dan bebas discharge (secret).
c. Pada pasien yang menggunakan kateter lakukan perawatan
kateter dua kali sehari.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan di rekam medis
pasien meliputi : waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi pasien
setelah tindakan, kondisi kulit sekitar perineum, adanya bau atau
cairan serta perawatan lanjutan bila perlu.
97
MEMBERIKAN KOMPRES ES
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Kirbat es / es kap
2) Sarung kirbat es
3) Kom berisi potongan es
4) Washlap
b. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
98
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
e. Periksa kirbat es apakah bocor/tidak dan pastikan penutup
kirbat es dalam keadaan baik.
f. Isi kirbat es ½ - 2/3 bagian dengan potongan es.
g. Letakan kirbat es pada lokasi dengan pembuluh darah besar
(axilla, lipat paha, leher).
h. Observasi reaksi yang timbul pada pasien seperti bercak-
bercak biru, pucat atau mati rasa.
i. Ukur kembali suhu pasien.
j. Isi kembali kirbat es bila es telah mencair.
k. Rapihkan pasien dan bereskan alat-alat.
l. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
m. Perawat mencuci tangan.
3. EVALUASI
b. Catat reaksi pasien setelah dilakukan tindakan.
MEMBERIKAN KOMPRES ES
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan yang dilakukan pada rekam medis pasien
meliputi : waktu pelaksanaan, respon pasien dan TTV.
99
MEMBERIKAN KOMPRES PANAS
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Kantong air panas (Warm Water Zack/WWZ)
2) Sarung kantong air panas (kantong WWZ)
3) Kom berisi air panas
4) Washlap
b. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
100
c. Persiapan lingkungan
Siapkan lingkungan sekitar agar privasi pasien terjaga.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Isi kantong air panas/WWZ dengan air panas 1/3 bagian.
e. Keluarkan udara dari kantong air panas/WWZ.
f. Periksa apakah kantong air panas bocor atau tidak.
g. Pasang kantong sarung air panas.
h. Letakan kantong air panas di area yang perlu dihangatkan
seperti : perut, kaki atau tangan.
i. Ganti air panas bila telah dingin.
j. Observasi jaringan kulit jangan sampai terbakar.
k. Rapihkan pakaian pasien setelah selesai tindakan kompres
l. Bereskan alat-alat.
m. Keluarkan air dari kantung air panas/WWZ, kemudian kantung
air panas/WWZ di gantung terbalik.
n. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
o. Mencuci tangan.
3. EVALUASI
a. Catat reaksi pasien setelah dilakukan tindakan.
b. Observasi Tanda-tanda vital sebelum dan setelah tindakan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan yang dilakukan pada rekam medis
pasien meliputi : respon pasien, waktu pelaksanaan, TTV,
kondisi kulit sebelum dan sesudah dilakukan kompres.
101
MENGAJARKAN LATIHAN NAPAS DALAM
PENGERTIAN Adalah metode latihan napas yang diajarkan kepada pasien dengan
mengatur pola inspirasi dan ekspirasi.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Bantal
2) Kursi bila perlu
b. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan latihan yang akan dilakukan.
102
2) Siapkan lingkungan yang tenang tidak bising.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan.
e. Anjurkan pasien untuk duduk ditepi tempat tidur atau di kursi
dengan bantal di pangkuan.
f. Perawat berdiri dihadapan pasien.
g. Intruksikan pada pasien untuk menyilangkan kedua lengannya
didepan dada dan jari-jari terbuka menempel pada dinding
thorax.
h. Pasien mengambil napas dalam perlahan-lahan melalui
hidung, tahan 1 – 2 detik dengan hitungan 1-2-3, lalu buang
melalui mulut.
i. Anjurkan pasien untuk melakukan latihan napas 10 kali setiap
2 jam atau sesuai kondisi.
j. Atur kembali posisi tidur setelah sesi latihan selesei.
k. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
l. Mencuci tangan.
3. EVALUASI
a. Kemampuan pasien melakukan teknik batuk efektif.
b. Respon pasien setelah tindakan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medis
103
MEMASANG KONDOM KATETER
PENGERTIAN Memasukan alat non invasif yang digunakan untuk menampung urine
pada pasien pria yang mengalami inkontinensia urine tanpa
menimbulkan resiko infeksi saluran perkemihan.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Kondom kateter dengan ukuran sesuai kebutuhan dan
perekatnya.
2) Sarung tangan bersih.
104
3) Urine bag.
4) Gantungan urine bag.
5) Perlak dan alas perlak.
6) Kom air hangat, waslap, sabun dan handuk.
7) Plester.
8) Bengkok.
9) Alat cukur jika diperlukan.
b. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2) Siapkan lingkungan : tutup scherm pasien, jika perlu tutup
pintu.
3) Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat untuk memudahkan tindakan.
2. PELAKSANAAN
a. Mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Pakai sarung tangan bersih.
e. Bantu pasien untuk posisi supine.
f. Buka pakaian bawah pasien, tutupi dengan selimut / handuk.
g. Letakan perlak + alas perlak dibawah bokong pasien.
h. Bersihkan daerah genitalia dengan air hangat+sabun+bilas
keringkan adengan handuk. Jika perlu cukur rambut yang ada
disekitar genitelia.
i. Pasang kondom kateter dengan cara :
1) Sambungkan ujung selang urine bag dengan ujung
kondom kateter.
105
PROSEDUR 2) Tempelkan plastic tipis pelindung kulit penis (ada didalam
kondom kateter set) tunggu kering selama ± 30 detik.
3) Pegang penis dengan tangan yang tidak dominan, letakan
kondom kateter di gland penis, dengan tangan yang
dominan buka gulungan kondom cateter sepanjang penis
sampai dengan batas perekat.
4) Tempelkan plester perekat dengan cara melingkar
membentuk spiral di penis, pastikan plester tidak terlalu
kencang.
b. Gantung urine bag ditempat yang aman dan posisi yang baik,
usahakan selang urine bag tidak menggulung atau terjepit.
c. Atur posisi pasien nyaman, fiksasi selang urine bag dengan
baik.
d. Bereskan alat-alat.
e. Buka sarung tangan.
f. Ucapkan alhamdulillahirobbil alamin.
g. Perawat mencuci tangan.
3. EVALUASI
a. Catat reaksi pasien setelah dilakukan tindakan.
b. Tanda-tanda vital.
c. Tanda dan gejala terjadinya lecet atau iritasi.
d. Kelancaran aliran urine pada selang urine bag, jumlah dan
karakteristik urine yang keluar.
e. Observasi daerah penis setiap 15 – 30 menit setelah
pemasangan kondom kateter, dari pembengkakan atau
perubahan warna kulit.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan yang dilakukan pada rekam medic
pasien meliputi : waktu pelaksanaan, konsistensi, warna, bau dan
jumlah urine, respon pasien dan kondisi kulit sepanjang batang
penis.
106
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
445/SPO.3533/Bidper 04 1 dari 4
RSUD AL-IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT
Ditetapkan oleh,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: Plt. Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
OPERASIONAL 04 Maret 2019
PENGERTIAN Adalah tindakan memasukan selang kateter urine melalui uretra ke dalam
kandung kemih pasien.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Set kateter didalam bak/pembungkus kain steril, terdiri dari :
a) Doek bolong steril 1buah
b) Kom kecil 1 buah
c) Pinset anatomis 1 buah
d) Kapas 5 buah
e) Sarung tangan steril 1 pasang
2) Kateter urine sesuai ukuran Nomor 8 – 22F
a) Pria : 18 – 20F
b) Wanita : 14 – 16F
c) Anak -anak : 8 – 10F (1F : 0,33 mm)
3) Urine bag
4) Jell atau xylocain jell
5) Spuit steril 10 atau 20cc
6) NaCl 0,9%
7) Sarung tangan steril sesuai ukuran tangan petugas
8) Sarung tangan on steril 1 pasang
9) Larutan antiseptic (iodine)
10) Perlak dan alas perlak
11) Plester dan gunting
12) Bengkok
13) Gantungan urine bag
14) Handuk / selimut
15) Handrub untuk cuci tangan
b. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur dan.
107
MEMASANG KATETER URINE
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Pakai sarung tangan bersih.
f. Buka pakaian bawah pasien, tutupi dengan handuk / selimut.
g. Pasang perlak dan alas perlak dibawah bokong pasien.
h. Atur posisi tidur pasien :
1) Untuk pasien wanita : dorsal recumbent atau posisi sim’s
(pada pasien tua atau mengalami kontraktur berat pada kaki
bagian atas fleksi).
2) Untuk pasien pria : supine.
i. Bersihkan perineum dengan air hangat+sabun+waslap kemudian
keringkan dengan handuk bawah.
j. Pasangi lampu penerangan yang difokuskan pada perineal.
k. Letakkan set kateter dekat pasien (kalau mungkin diantara tungkai
bawah pasien dengan jarak ± 45 cm dari perineum).
l. Letakan bengkok di di dekat pasien, buka sarung tangan on steril
lalu cuci tangan dengan handrub.
m. Buka kemasan kateter, spuit, xylocain jell letakan di atas bak steril,
isi kom dengan larutan desinfectan (iodine) dan kapas steril.
n. Pakai sarung tangan steril.
o. Lakukan pengetesan balon catheter dan aspirasi kembali
cairannya.
p. Pasang doek bolong di daerah genitalia pasien.
q. Lumasi ujung catheter dengan dengan xylocain jell.
1) Untuk pasien wanita : 3 – 4 inci (± 2,5 – 5 cm).
2) Untuk pasien pria 6 – 7 inci (± 12,5 – 17,5 cm).
r. Bersihkan daerah genitelia :
1) Untuk pasien wanita :
a) Letakan tangan yang tidak dominan pada labia mayora,
buka labia mayora lalu lebarkan sehingga spicter meatus
uretra terlihat jelas.
b) Bersihkan daerah meatus uretra dengan menggunakan
kapas antiseptic (iodine) dengan menggunakan pincet.
c) Bersihkan daerah labia mayora, labia minora dan terakhir
adalah bagian meatus urethra dari arah depan
kebelakang (1 kapas untuk 1 kali usapan).
2) Untuk pasien pria :
a) Dengan tangan yang tidak dominan letakan penis dengan
sudut 90° dari tubuh, jika pasien tidak disirkumsisi
(disunat) tarik prepucium ke bawah untuk melihat meatus
uretra.
b) Bersihkan penis dengan arah melingkar dengan kapas
antiseptic (iodine), mulai dari meatus uretra keluar sampai
ke batang penis dengan menggunakan pincet (1 kapas
untuk 1 kali usapan).
108
MEMASANG KATETER URINE
3. EVALUASI
a. Catat reaksi pasien setelah dilakukan tindakan.
b. Tanda-tanda vital sebelum dan sesudah tindakan.
c. Palpasi kandung kemih dan tanyakan rasa tidak nyaman yang
timbul.
d. Posisi kateter, drainage urine ke urine bag.
e. Observasi karakteristik dan jumlah urine yang keluar.
f. Keadaan sekitar kulit tempat masuk kateter urine.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan yang dilakukan pada rekam medis pasien
meliputi : waktu pelaksanaan, konsistensi, warna, bau dan jumlah
urine, respon pasien, kondisi meatus urethra, tipe dan ukuran kateter
serta jumlah cairan yang dipasang dalam balon.
109
MEMASANG KATETER URINE
110
MERAWAT KATETER URINE
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Sarung tangan bersih
2) Baskom berisi air hangat
3) Sabun
4) Waslap
5) Handuk
6) Kapas lidi steril
7) Pincet steril
8) Sarung tangan steril
9) Bak spuit berisi kapas
10) Perlak dan alas perlak
11) Bengkok dan kantung plastik
12) Salep antibiotika (sesuai intruksi)
13) Handrub untuk cuci tangan
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Jelaskan maksud dan tujuan.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Pakai sarung tangan bersih.
f. Buka pakaian bawah pasien lalu tutupi dengan
handuk/selimut.
111
g. Pasang perlak dan alasnya dibagian bawah bokong.
h. Atur posisi pasien :
1) Untuk pasien wanita : dorsal recumbent atau posisi sim’s
(pada pasien tua atau mengalami kontraktur berat pada
3. EVALUASI
a. Catat reaksi pasien setelah dilakukan tindakan.
b. Observasi tanda-tanda vital.
c. Tanda dan gejala terjadinya lecet atau iritasi.
d. Kelancaran aliran urine pada selang urine bag.
e. Jumlah dan karakteristik urine yang keluar.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan yang dilakukan pada rekam medsc
pasien meliputi : respon pasien, waktu pelaksanaan, konsistensi
urine, warna, bau dan jumlah urine, kondisi meatus urethra.
112
MELEPAS KATETER URINE
PENGERTIAN Adalah tindakan melepaskan selang kateter urine pada pasien setelah
tujuan dari pemasangan kateter tercapai atau berdasarkan intruksi
dokter.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Spuit 10 cc
2) Sarung tangan bersih
3) Perlak dengan alas perlak
4) Tissue
5) Sabun
6) Washlap
7) Handuk
8) Baskom berisi air hangat
9) Bengkok dan kantung plastik
10) Gelas ukur sebagai penampung urine
b. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2) Pastikan bahwa bladder training telah dilakukan minimal
10 jam sebelum kateter dilepas (lihat prosedur bladder
training).
3) Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat.
4) Siapkan lingkungan : tutup scherm pasien, jika perlu tutup
pintu.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
113
c. Jelaskan maksud dan tujuan.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Pakai sarung tangan bersih.
f. Kosongkan urine bag sambil ukur jumlah urine yang keluar
dengan gelas ukur.
g. Buka pakaian bawah pasien, tutup dengan handuk bawah atau
selimut.
h. Pasang perlak dibagian bawah bokong pasien.
i. Atur posisi tidur pasien :
1) Untuk pasien wanita : dorsal recumbent, atau sim’s.
3. EVALUASI
a. Jumlah, warna dan karakteristik urine.
b. Rasa tidak nyaman saat kateter dicabut.
c. Kondisi kulit akibat plester yang menempel.
d. Kemampuan pasien bereliminasi secara spontan.
4. DOKUMENTASI
Catat dalam rekam medis pasien meliputi waktu pelepasan kateter,
jumlah dan karakteristik urine yang keluar serta kondisi meatus
urethra.
114
MEMBANTU PASIEN MENGGUNAKAN TONGKAT / KRUK
DAN PENYANGGA TUBUH
PENGERTIAN Kruk adalah alat bantu yang digunakan untuk menyokong tubuh pasien
yang membutuhkan bantuan berjalan karena adanya penyakit, injuri
atau cacat bawaan. Kruk digunakan oleh pasien yang harus
memindahkan beban tubuhnya ketangan.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Kruk (alat untuk ambulasi)
2) Safety belt
3) Alas kaki yang tidak licin
b. Persiapan pasien
1) Jelaskan tujuan dan prosedur sebelum dilakukan latihan
mobilisasi.
2) Diskusikan jadwal dan seberapa jauh kemampuan
ambulasi pasien.
3) Ukur tinggi dan berat badan pasien sebelum memulai
latihan mobilisasi.
c. Persiapan lingkungan
1) Siapkan ruangan yang cukup luas tidak banyak barang.
2) Lakukan latihan di tempat yang bersih dan tidak licin, cukup
pencahayaan tidak gelap.
2. PELAKSANAAN
115
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
d. Pastikan bahwa jenis kruk yang akan digunakan sudah
disesuaikan dengan tinggi badan pasien.
e. Pasang safety belt jika merasa tidak yakin dengan
keseimbangan tubuh pasien.
f. Bantu pasien dalam keadaan berdiri dan amati keseimbangan
tubuh pasien jika pasien tampak lemah bawa pasien
ketempat tidur.
g. Pilih kruk yang sesuai :
1) Four point gait
a) Mulai dalam posisi tripod. Kruk ditempatkan 15 cm
didepan dan 15 cm disamping tiap kaki.
3. EVALUASI
116
a. Observasi pasien saat menggunakan alat bantu kruk meliputi
tangan dan aksila lihat adanya kemerahan, bengkak, atau
iritasi kulit yang disebabkan karena penggunaan alat bantu.
b. Evaluasi rasa ketidaknyamanan yang dirasakan pasien
setelah melakukan latihan.
c. Monitor adanya hipotensi postural, peningkatan HR, TD, RR,
atau sesak setelah ambulasi.
d. Toleransi pasien terhadap aktivitas yang dilakukan.
e. Jarak yang dapat ditempuh pasien dalam latihan.
f. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien dan
keluarga.
g. Segera lapor setiap injury yang terjadi selama latihan
ambulasi, perubahan TTV, atau ketidakmampuan pasien
melakukan ambulasi.
PROSEDUR 4. DOKUMENTASI
Catat dalam rekam medis pasien meliputi waktu pelaksanaan,
kondisi pasien selama dan sesudah latihan.
117
MEMBANTU PASIEN MENGGUNAKAN WALKER
PENGERTIAN Walker adalah alat bantu ambulasi pasien yang sangat ringan dan
dapat dibawa kemana – mana. Tingginya kira – kira setinggi pinggang
terbuat dari metal disertai adanya pegangan dengan empat kaki dan
terdapat satu bagian sisi yang terbuka.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Alat untuk ambulasi (walker) yang sudah disesuaikan
dengan tinggi badan pasien.
2) Kursi dengan sandaran.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
118
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Jelaskan maksud dan tujuan latihan dengan walker.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Perawat berdiri dibelakang pasien.
f. Bantu pasien untuk berdiri ditengah walker, instruksikan untuk
memegang handgrips dengan kuat.
g. Angkat walker pindahkan 15-20 cm kedepan badan pasien,
pastikan keempat kaki walker telah tertumpu pada lantai.
h. Intruksikan dan bantu pasien melangkahkan kaki kedepan
secara bergantian pertahankan langkah seimbang, ulangi
langkah berikutnya dengan mengangkat walker kembali.
i. Jika pasien mengalami kelemahan (kaki) unilateral setelah
walker digerakkan maju instruksikan pasien melangkah
dengan kaki yang lemah didukung dengan kedua lengan diikuti
kaki yang sehat.
j. Jika pasien mengalami hemiplegia/hemiparese berdiri
disamping sisi tubuh yang sehat kemudian dukung pada
bagian panggul dan
3. EVALUASI
a. Observasi kondisi pasien saat dan sesudah menggunakan alat
walker.
b. Evaluasi rasa ketidaknyamanan yang dirasakan pasien setelah
melakukan latihan.
c. Monitor adanya hipotensi postural, peningkatan HR, TD, RR,
atau sesak setelah ambulasi.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan kegiatan dalam rekam medis pasien meliputi
waktu pelaksanaan, tingkat toleransi pasien terhadap ambulasi,
derajat bantuan perawat yang diperlukan pasien.
119
MELAKUKAN TEST RUMPLE LEED
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi
lengkap.
2) Tensimeter dan mansetnya.
3) Jam tangan yang ada jarum detiknya.
4) Penggaris.
5) Lembar observasi.
b. Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
120
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Jelaskan maksud dan tujuan.
c. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas yang
terpasang.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Atur pasien dalam posisi tidur terlentang.
f. Ukur tekanan darah pasien pada lengan.
g. Hitung batas tekanan yang akan dipertahankan (MAP) : 1
sistole + 2 diastole : 3.
h. Pompa kembali manset pada batas MAP lalu diamkan
selama 5 menit.
i. Buka pompa secara perlahan-lahan lalu buka manset.
j. Perhatikan timbulnya petekie pada kulit dibawah lengan
bawah bagian medial pada sepertiga proximal.
k. Baca hasil test : positif atau negatif.
Uji dinyatakan positif apabila 1 inchi persegi (2,8 x 2,8 cm)
didapat lebih dari 20 petekie.
l. Rapihkan pasien dan peralatan.
m. Ucapkan alhamdulillahirobbil’alamin.
n. Perawat cuci tangan.
PROSEDUR 3. EVALUASI
a. Catat respon pasien setelah dilakukan tindakan.
b. Laporkan hasil pemeriksaan kepada dokter penanggung
jawab.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan dalam rekam
medis pasien meliputi waktu pelaksanaan, hasil pemeriksaan dan
kondisi pasien secara keseluruhan.
121
MENGELUARKAN FECES SECARA MANUAL
PENGERTIAN Tindakan mengeluarkan feces yang keras (fekal impaksi) dalam jumlah
besar yang berada dalam kolon.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Sarung tangan bersih
2) Jelly / vaselin
3) Perlak / alas karet
4) Tissue, handuk bawah
5) Kom air hangat + sabun + waslap
6) Bengkok
7) Pispot
122
8) Barakshort
2. PELAKSANAAN
a. Mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan.
d. Ucapkan basmallah.
e. Gunakan barakshort.
f. Gunakan sarung tangan.
g. Lepaskan pakaian bawah pasien dan tutup dengan handuk
bagian bawah.
h. Letakan perlak atau alas karet dibawah bokong pasien.
i. Atur posisi pasien miring kiri dan posisi kaki fleksi.
j. Olesi ujung jari perawat dengan menggunakan jelly / Vaseline.
3. EVALUASI
a. Impaksi fecal teratasi, pasien mampu mengeluarkan feces
dengan pola yang konsisten, bebas nyeri, flatus dan
ketidaknyamanan.
b. Observasi reaksi pasien setelah dilakukan tindakan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam rekam
medic : jam pelaksanaan tindakan, area operasi, kondisi kulit
sebelum dan sesudah tindakan pengeluaran feces.
123
INSTALASI TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Anestesi dan Perawatan Intensif
4. Instalasi Haemodialisa
5. Instalasi Rawat Jalan
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Sarung tangan bersih.
2) Cairan enema sesuai intruksi
3) Jelly / vaselin.
4) Perlak / alas karet.
5) Tissue, handuk bawah.
6) Kom air hangat + sabun + waslap.
7) Rectal kanul + irrigator.
8) Pispot, bengkok.
124
9) Barakshort.
b. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan yang akan dilakukan.
2) Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat.
3) Siapkan lingkungan : tutup scherm pasien, jika perlu tutup
pintu.
2. PELAKSANAAN
a. Mencuci tangan
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas
c. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan
d. Ucapkan bismillah
e. Gunakan barakshort
f. Gunakan sarung tangan
g. Persiapkan cairan enema
1) Suhu 105°-109F atau 40,5°C - 43°C untuk dewasa, 37°C
untuk anak-anak.
2) Jumlah cairan infant 150 – 250 ml, toddler 250 – 350 ml,
school age 300-500 ml, adolescent 500 – 750 ml, adult 750 –
1000ml
h. Jenis cairan sesuai dengan indikasi dan intruksi dokter
penanggung jawab
i. Letakan perlak atau alas karet dibawah bokong pasien.
j. Siapkan pispot pada daerah yang mudah terjangkau oleh
perawat.
PROSEDUR k. Atur posisi pasien : huknah renah posisi miring kiri, huknah
tinggi miring
l. kiri, tengah kemudian kanan bila memungkinkan.
m. Sambungkan kanul rectal dengan selang irrigator.
n. Beri jelly / Vaseline pada ujung kanul ± 3 – 4 inci / 7,5 – 10
cm.
o. Bebaskan selang irrigator dan kanul dari udara dengan cara
mengalirkan cairan kemudian selang di klem.
p. Buka bokong pasien sampai rectum terlihat jelas sambil
intruksikan pasien untuk rileks dengan cara menarik nafas
panjang melalui mulut.
q. Masukan kanul ke dalam rectum denagn ujung kanul
mengarah ke umbilical secara hati-hati sepanjang :
1) Infant 2,5–4 cm
2) Anak-anak 5–6,5 cm
3) Dewasa 7,5– 10 cm
r. Atur ketinggian irrigator untuk huknah tinggi : 30–45 cm,
huknah rendah 30 cm dari anus.
s. Buka klem dan alirkan cairan enema kedalam colon dengan
kecepatan 75–100 cc/menit, sambil anjurkan pasien untuk
menahan cairan sampai seluruh cairan masuk ke rectum.
t. Bila ada kram abdomen atau cairan yang keluar dari rectal
canul rendahkan ketinggian irrigator.
u. Klem irrigator setelah semua cairan masuk kedalam colon.
v. Letakan kertas tissue pada rectal kanul kemudian cabut
rectal kanul secara perlahan-lahan kemudian masukan ke
dalam plastic sampah.
w. Anjurkan pasien untuk menahan cairan selama 5–10 menit
125
sambil pasien berbaring diatas tempat tidur.
x. Jelaskan kepada pasien bahwa rasa tidak nyaman adalah
normal.
y. Bila pasien ada keinginan untuk defekasi anjurkan pasien
untuk BAB dikamar mandi, bila tidak memungkinkan bantu
pasien untuk BAB di tempat tidur.
z. Observasi karakteristik, jumlah, warna feces dan cairan yang
keluar.
aa. Bersihkan daerah anus dan bokong pasien dengan
menggunakan tissue dan waslap + sabun, kemudian
keringkan.
bb. Buka sarung tangan.
cc. Kenakan kembali pakaian bawah pasien.
dd. Atur posisi tidur yang nyaman.
ee. Bereskan peralatan.
ff. Ucapkan hamdallah.
gg. Mencuci tangan.
3. EVALUASI
a. Impaksi fekal teratasi dengan dan feces menjadi lunak.
b. Pasien menyatakan rasa nyaman dan bebas dari distensi
abdomen.
c. Cairan yang keluar menjadi bening jika untuk persiapan
pemeriksaan dignostik atau persiapan pembedahan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dalam rekam medic
pasien meliputi : waktu pemberian enema, tipe dan jumlah cairan,
karakteristik, warna cairan dan feces yang keluar, komplikasi yang
terjadi selama dan sesudah pemberian enema dan toleransi pasien
126
MENJAGA KEBERSIHAN RONGGA MULUT DAN GIGI
PADA PASIEN YANG TIDAK SADAR
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat.
1) Tonge spatel 2 buah
127
2) Kassa 2 buah
3) Sarung tangan on steril
4) Air dalam gelas
5) Bengkok
6) Tissue
7) Handuk
8) Pelembab bibir
b. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
tindakan dan tujuan yang akan dilakukan.
2) Atur ketinggian tempat tidur supaya perawat mudah dalam
bekerja.
3) Menyiapkan lingkungan dengan menutup skherm di
sekeliling tempat tidur.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Jelaskan maksud dan tujuan.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Pakai sarung tangan.
f. Atur posisi tidur semi fowler dengan kepala dimiringkan ke arah
perawat.
g. Letakkan handuk di bawah kepala dan bengkok di bawah dagu
pasien.
h. Buka mulut pasien dengan menggunakan spatel yang
dibungkus kassa, masukan spatel
i. diantara rahang atas dan bawah melalui geraham belakang.
j. Bersihkan mulut pasien dengan menggunakan kassa basah
yang dibalutkan pada tonge
k. spatel sampai bersih.
l. Lumasi bibir pasien dengan pelembab bibir.
RSUD AL-IHSAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PROVINSI JAWA BARAT
445/SPO. /Bidper 04 2 dari 2
3. EVALUASI
a. Status kesehatan rongga mulut pasien.
b. Adanya jamur atau bakteri penyebab plak.
c. Catat kondisi yang tidak normal seperti adanya perdarahan,
edema, gigi bolong, bau mulut, sekresi berlebihan atau plak
pada lidah.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medis
pasien meliputi : tanggal dan waktu pelaksanaan perawatan mulut
dan kondisi mulut pasien.
128
MEMBERIKAN RETENTION ENEMA
PENGERTIAN Memasukan cairan obat / oil enema untuk membersihkan colon pasien.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
129
a. Persiapan alat
1) Cairan enema sesuai intruksi
2) Spuit glyserine
3) Cairan glyserine / minyak oil
4) Sarung tangan on steril
5) Perlak / alas karet
6) Tissue/waslap
7) Sabun mandi
8) Handuk bawah
9) Pispot
10) Kom / bengkok
11) Barakshort
b. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2) Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat.
3) Siapkan lingkungan : tutup scherm pasien, jika perlu
tutup pintu.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat mencuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Jelaskan maksud dan tujuan.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Pakai sarung tangan on steril.
f. Persiapkan cairan gliserine didalam spuit dengan perbandingan
1 : 1 antara glyserine dengan minyak oil (dewasa 15 – 20cc,
anak-anak 10cc) atau cairan enema sesuai dengan intruksi
dokter.
g. Lepaskan pakaian bawah pasien dan tutup dengan handuk
bawah.
h. Letakan perlak atau alas karet di bawah bokong pasien.
i. Atur posisi pasien miring kiri dan posisi kaki fleksi atau posisi
sim.
j. Keluarkan sedikit cairan dalam spuit glyserine untuk membasahi
130
keluar.
s. Bersihkan daerah anus dan bokong pasien dengan
menggunakan tissue atau waslap + sabun, kemudian
keringkan.
t. Pakaikan kembali pakaian bawah pasien.
u. Lepaskan sarung tangan.
v. Atur posisi tidur yang nyaman.
w. Ucapkan alhamdulillahirobbil’alamin.
x. Bereskan dan bersihkan peralatan.
y. Perawat cuci tangan.
3. EVALUASI
a. Karakteristik, jumlah, warna cairan dan feces yang keluar.
b. Pasien menyatakan rasa nyaman dan bebas dari distensi
abdomen.
c. Adanya komplikasi yang terjadi selama dan sesudah
pemberian enema.
d. Toleransi pasien terhadap prosedur yang dilakukan.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dalam rekam medis
pasien meliputi : waktu dan tanggal pemberian enema, tipe dan
jumlah cairan, respon pasien dan komplikasi bila ada.
MEMASANG RESTRAIN
131
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelksanaan tindakan
memasang restrain, untuk :
1. Mempertahankan mobilisasi sendi.
2. Mencegah terjadinya kontraktur.
3. Mencegah pasien jatuh, cedera dan pasien mencabut alat
medis/keperawatan yang sedang terpasang.
PROSEDUR
1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Jacket restrain.
2) Belt restrain.
3) Extremity restrain.
b. Persiapan pasien
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2) Menandatangani surat ijin tindakan.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Atur posisi pasien sesuai dengan pemasangan restrain.
f. Alasi bagian tubuh pasien yang akan dipasang restrain
dengan kain lembut.
g. Pasang restrain (dengan ikatan kuat tetapi mudah dibuka).
1) Untuk jacket restrain:
a) Rompi restrain diletakan diatas pakaian pasien.
b) Tempatkan pasien diatas tempat tidur / kursi roda.
c) Agar pemasangan restrain tidak terbalik, baca
intruksi dari bahan yang digunakan.
d) Bila pasien menggunakan kursi roda, restraint diikat
ke belakang kursi roda.
2) Belt restrain :
a) Mengamankan pasien di tempat tidur / kursi roda.
b) Letakan restraint dipinggang pasien, bukan dibagian
dada dan hindari pemasangan yang terlalu kencang.
3) Ekstremitas restrain :
a) Bantu pasien dalam posisi tidur lateral.
b) Gunakan alas dibawah restrain Kalau perlu.
MEMASANG RESTRAIN
132
m. Perawat cuci tangan.
3. EVALUASI
1. Observasi keefektifan penggunaan restrain untuk mencegah
cedera pada pasien.
2. Observasi sirkulasi pada lokasi pemasangan restrain.
4. DOKUMENTASI
a. Observasi pemasangan restrain dan catat dalam lembar
khusus observasi restrain
b. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dalam rekam medis
pasien meliputi : waktu dan tanggal pemasangan, tipe restrain
yang digunakan dan ukuran restrain.
133
merawat gigi palsu, dalam rangka :
1. Mencegah timbulnya masalah-masalah pada rongga mulut.
2. Memberi rasa nyaman pada pasien.
3. Mengurangi bau mulut.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat.
1) Sikat gigi
2) Pasta gigi
3) Gelas air kumur 2 buah
4) Sarung tangan on steril
5) Handuk atau tisue
6) Bengkok
b. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2) Siapkan lingkungan dengan menutup tabir di sekeliling tempat
tidur, lingkungan yang cukup penerangan.
2. PELAKSANAAN
a. Perawat cuci tangan.
b. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
c. Jelaskan maksud dan tujuan.
d. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
e. Gunakan sarung tangan on steril.
f. Anjurkan pasien untuk melepas gigi palsunya.
g. Bersihkan mulut, gusi dan sisa gigi yang ada dengan sikat yang
lembut .
h. Bersihkan gigi palsu di bawah air mengalir dengan sikat dan pasta
gigi.
i. Rendam gigi palsu dalam gelas kumur dan letakkan di atas meja
pasien.
j. Bereskan alat-alat.
k. Ucapkan alhamdulillahirobbil’alamin.
l. Perawat cuci tangan.
3. EVALUASI
a. Apakah ada bagian gigi yang retak atau patah
b. Apakah masih ada kotoran yang menempel pada gigi palsu
PROSEDUR 4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dalam rekam medic
pasien meliputi : waktu pelaksanaan, kondisi gigi palsu yang tidak
normal, kondisi rongga mulut seperti perdarahan, edema, bau
mulut, sekresi berlebihan atau plak pada lidah.
134
2. Instalasi Anestesi dan Perawatan Intensif
135
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan memberikan oksigen tambahan dari luar ke
paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat nasal
kanul.
Aliran yang diberikan antara 1 sampai dengan 6 liter / menit.
1. Dilakukan oleh perawat atau bidan yang mendapat mandat atau
delegasi.
2. Harus ada intruksi dari dokter penanggung jawab.
3. Dilakukan pada pasien-pasien dengan indikasi :
a. Frequensi pernafasan diatas 20 x / menit untuk dewasa.
b. Frequensi pernafasan diatas 40 x / menit untuk anak.
c. Frequensi pernafasan diatas 60 x / menit untuk bayi.
d. Pasien-pasien dengan masalah jantung.
e. Pasien-pasien yang mengalami trauma paru.
f. Pasien yang sedang dilakukan narcose umum.
PROSEDUR 1. PERSIAPAN
a. Persiapan alat
1) Nasal kanul.
2) Sumber O2.
3) Regulator oksigen / flow meter dengan humidifier.
b. Persiapan pasien
1) Pasien diberikan penjelasan tentang prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan.
2) Siapkan lingkungan dengan menutup skerm di sekeliling
tempat tidur, lingkungan yang cukup penerangan.
2. PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan.
2. Cocokan nama pasien dengan gelang identitas.
3. Jelaskan maksud dan tujuan.
4. Ucapkan bismillahirrohmanirrohiim.
5. Atur posisi tidur pasien.
6. Sambungkan selang oksigen dengan humidifier.
7. Masukan kedua ujung kanul ke dalam lubang hidung pasien.
8. Atur flow meter untuk menentukan tekanan O2 sesuai
kebutuhan.
9. Fiksasi selang oksigen dengan cara menyelipkan selang
kebelakang telinga dan berakhir dibawah dagu pasien atau
dengan cara fiksasi kebelakang kepala melalui bagian atas
telinga.
10. Obserasi pola napas pasien.
11. Ucapkan alhamdulillahirobbilalamin.
12. Perawat cuci tangan.
PROSEDUR 3. EVALUASI
a. Perhatikan respon pasien selama dan setelah pemberian
136
oksigen.
b. Observasi tanda – tanda vital terutama RR secara kontinue.
4. DOKUMENTASI
Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dalam rekam medic
pasien meliputi : waktu pemberian oksigen, jumlah aliran dan
tehnik pemasangan.
137