2017-
2019
KATA PENGANTAR
sejak 1997 dimana salah satu esensinya adalah Rumah Sakit Proaktif harus dapat
berfungsi sebagai Rumah Sakit Promotor Kesehatan (Health Promoting Hospital)
yang juga melaksanakan kegiatan Promotif maupun preventif bagi kesehatan pasien
staf Rumah Sakit dan masyarakat di wilayah cakupannya serta pengembangan
organisasi Rumah Sakit menjadi organisasi yang sehat. Gerakan menjadi Rumah Sakit
Promotor Kesehatan akan menghasilkan reorientasi pelayanan Rumah Sakit dimana
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pendidikan pasien dan keluarga di rumah sakit khususnya untuk individu*
individu yang sedang memerlukan pengobatan atau perawatan. Selain itu promosi
kesehatan ditujukan kepada pengunjung rumah sakit baik pasien rawat jalan maupun
keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di rumah sakit karena keluarga
pasien diharapkan dapat membantu menunjang proses penyembuhan dan pemulihan
pasien.
Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal*hal yang terkait dengan penyakit
yang dideritanya seperti: penyebab penyakit cara penularannya (bila penyakit
menular) cara pencegahannya proses pengobatan yang tepat dan sebagainya.
&pabila
pasien dan keluarganya memahami penyakit yang dideritanya diharapkan akan
membantu mempercepat proses penyembuhan dan tidak akan terserang oleh penyakit
yang sama.
Pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan dimaksudkan apabila
pasien sudah sembuh dan kembali ke rumahnya mereka mampu melakukan upaya*
upaya preventif dan promotif kesehatannya terutama terkait dengan penyakit yang
telah dialaminya. Penerapan proses belajar kesehatan di rumah sakit berarti semua
pengunjung rumah sakit baik pasien melalui informasi dari para petugas rumah
sakit
tetapi dari apa yang dialami didengar dan dilihat di rumah sakit.
Pendidikan yang efektif diawali dengan asesmen kebutuhan pembelajaran pasien
dan keluarganya. &sesmen ini menjelaskan bukan hanya kebutuhan akan
pembelajaran tetapi juga bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.
Pembelajaran akan lebih efektif ketika disesuaikan dengan keyakinan pilihan
pembelajaran yang tepat agama nilai budaya dan kemampuan membaca serta bahasa.
Demikian juga ketika ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan pasien.
Pendidikan termasuk baik kebutuhan pengetahuan pasien selama proses pemberian
pelayanan maupun kebutuhan pasien setelah pulanguntuk di rujuk ke pelayanan
kesehatan lain atau pulang ke rumah. Sehingga pendidikan mencakup informasi
sumber*sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjut pelayanan
apabila diperlukan serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila diperlukan.
Pendidikan efektif dalam satu rumah sakit hendaknya disediakan format visual dan
elektronik serta berbagi pembelajaran jarak jauh san teknik lainnya.
Undang*undang no 06 tahun 2009 tentang kesehatan dalam pasal 0 menyatakan
bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
kemauan
dan kemapuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi*tingginya sehingga investasi bagi pemabangunan
sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya dalam pasal 26
dinyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi*tingginya bagi
masyarakat diselenggarakan upya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam
bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif preventif kuratif dan rehabilitative
yang dilaksankan secara terpadu menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
kesehatan diutamakan pada berbagi upaya yang mempunyai daya ungkit tinggi dalam
pencapaian sasaran pembangunan kesehtan utamanya penduduk rentan antara lain
ibu
II. Tujuan
a. 3ujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan sebagai bagian dari sasaran keselamatan
pasien di rumah sakit melalui perubahan pengetahuan sikap dan perilaku
pasien4klien rumah sakit serta pemeliharaan lingkungan rumah sakit sehingga
dapat dimanfaatkan dengan baik semua pelayanan yang disediakan rumah
sakit.
b. 3ujuan Khusus
1. 5agi Pasien
Mengembangkan perilaku kesehatan khusunya yang berkaitan dengan
•
Melnigheamt
pbaasniegnk/aknlideniasloegbaygaanigsumbejenkyednatnuhsepsearma
saahanamba Tuhan
• Memberikan keteladanan
2.
Bina Suasana
Pemberdayaan akan lebih cepat berhasil bila didukung dengan kegiatan
menciptakan suasana atau lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang
memiliki pengaruh terhadap pasien/klien yang sedang diberdayakan.
3.
Advokasi
Advokasi perlu dilakukan, bila dalam upaya memberdayakan pasien
dan klien, RS membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain. Saran advokasi
4. Kemitraan
a. Pemberdayaan
Ada beberapa cara pemberdayaan atau konseling yang dapat dilakukan
untuk fase tahap penyembuhan terhadap pasien rawat inap yaitu:
•
Konseling di tempat tidur
•
Biblioterapi
•
Biblioterapi adalah penggunaan bahan-bahan bacaan sebagai
sarana untu kembantu proses penyembuhan penyakit yang
diderita pasien RS.
Konseling berkelompok
•
b. Bina Suasana
Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap rawat inap adalah para
penjenguk (pembesuk).
c. Advokasi
d. Promosi Kesehatan di Tempat Pembayaran
V. Sasaran PKRS
Sasaran Promosi Kesehatan di Rumah Sakit adalah masyarakat di Rumah Sakit,
yang terdiri dari :
• Petugas
• Pasien
• Keluarga Pasien
• Pengunjung
• Masyarakat yang tinggal/berada di sekitar Rumah Sakit.
2. Sumber Daya
Sumber daya utama yang diperlukan untuk menyelenggarakan PKRS
adalah tenaga (Sumber Daya Manusia atau SDM), sasaran/ peralatan termasuk
media komunikasi, dan dana atau anggaran.
SDM utama untuk PKRS meliputi :
1. Semua petugas RS yang melayani pasien/klien (dokter, perawat,
bidan dan lain-lain)
2. Tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu para pejabat fungsional
Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
Standar Sarana/Peralatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti
Hawa 2016 sebagai berikut:
b. Indikator Proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi
PKRS pasien (rawat jalan, rawat inap, pelayanan penunjang), PKRS untuk
Klien Sehat dan PKRS di luar gedung RS. Indikator yang digunakan adalah :
• Sudah/sebelum dilaksanakannya kegiatan (pemasangan poster,
konseling, dan lain-lain) dan atau frekuensinya.
• Kondisi media komunikasi yang digunakankan (poster, leaflet, giant
banner, spanduk, neon box, dan lain-lain) yaitu masih bagus at0au
sudah rusak.
c. Indikator Keluaran
Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan, baik secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu,
indikator yang digunakan disini adlah berupa cakupan kegiatan, yaitu
misalnya:
d. Indikator Dampak
Indikator dampak mengacu kepada tujuan pelaksanaannya PKRS, yaitu
berubahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien/klien RS serta
terpeliharanya lingkungan RS dan dimanfaatannya dengan baik semua
pelayanan yang disediakan di RS. Oleh sebab itu, kondisi ini sebaiknya dinilai
setelah PKRS berjalan beberapa lama melalui upaya evaluasi.