Anda di halaman 1dari 18

BAB

PROMOSI

12 KESEHATAN
DITATANAN
RUMAH SAKIT
*YUHELVA DESTRI, SKM., M.Kes*

A. Pendahuluan
Promosi kesehatan bukan hanya diperlukan dalam
pelayanan preventif dan promotif saja, melainkan juga
diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau
pelayanan rumah sakit. Secara konsep, promosi kesehatan di
rumah sakit (RS) adalah sama dengan promosi kesehatan pada
pelayanan preventif dan promotif atau yang disebut dengan
pelayanan kesehatan masyarakat. Perbedaannya hanya terletak
pada sasarannya saja. Sasaran promosi kesehatan masyarakat
adalah kelompok orang yang sehat, sedangkan sasaran promosi
kesehatan di rumah sakit utamanya adalah orang yang sakit
(pasien) dan juga orang yang sehat atau keluarga pasien.
Ditinjau dari tempat pelaksanaan atau tatanan (setting)
promosi kesehatan seperti telah diuraikan sebelumnya, rumah
sakit adalah termasuk tatanan institusi pelayanan kesehatan.
Dengan demikian maka promosi kesehatan ini adalah promosi
kesehatan yang dikembangkan di rumah sakit dalam rangka
untuk membantu orang sakit atau pasien dan keluarganya agar
mereka dapat mengatasi masalah kesehatannya, khususnya
mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. Dari segi
psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga dari orang
yang sakit adalah dalam kondisi ketidakenakan: rasa sakit,

1
kekhawatiran, kecemasan, kebingungan, dan sebagainya. Oleh
sebab itu, mereka ini sangat memerlukan bantuan bukan saja
pengobatan, tetapi bantuan lain seperti informasi, nasihat, dan
petunjuk-petunjuk dari para petugas rumah sakit berkaitan
dengan masalah kesehatan atau penyakit yang mereka alami
(Notoatmodjo, 2018).

B. Pengertian
Promosi Kesehatan Rumah Sakit atau yang biasa disebut
dengan PKRS. Menurut Permenkes No. 44 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit, PKRS
adalah proses memberdayakan pasien, keluarga pasien, sumber
daya manusia rumah sakit, pengunjung rumah sakit, dan
masyarakat sekitar rumah sakit untuk berperan serta aktif
dalam proses asuhan untuk mendukung perubahan perilaku
dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan
menuju pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
Dari definisi tersebut kita dapat melihat peran PKRS
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dimana
sesuai dengan value penting dari kegiatan promosi kesehatan
adalah membuat sasaran berdaya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Maksud dari tujuan mencapai derajat
kesehatan yang optimal tidak hanya ditujukan kepada pasien
atau orang yang sedang sakit. Kata “optimal” berarti setiap
orang punya kesempatan untuk meningkatkan derajat
kesehatannya (Permenkes No 44, 2018).

C. Prinsip Dasar
Dalam mengembangkan promosi kesehatan rumah sakit,
beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
1. Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan untuk
individu-individu yang sedang memerlukan pengobatan
dan/atau perawatan di rumah sakit. Di samping itu,
promosi kesehatan di rumah sakit juga ditujukan kepada
pengunjung rumah sakit, baik pasien rawat jalan, maupun
keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di
rumah sakit. Keluarga pasien yang mengantar atau

2
menemani pasien di rumah sakit. Keluarga pasien juga
perlu diperhatikan dalam promosi kesehatan di rumah
sakit, karena keluarga pasien diharapkan dapat membantu
atau menunjang proses penyembuhan dan pemulihan
keluarganya yang sakit (pasien).
2. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah
pengembangan pengertian atau pemahaman pasien dan
keluarganya terhadap masalah kesehatan atau penyakit
yang dideritanya. Pasien dan keluarganya harus
mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit yang
dideritanya seperti: penyebab penyakit tersebut, cara
penularan penyakit (bila penyakit menular), cara
pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan
sebagainya. Apabila pasien atau keluarga pasien memahami
penyakit yang dideritanya, diharapkan akan membantu
mempercepat proses penyembuhan, dan tidak akan
terserang oleh penyakit yang sama.
3. Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai prinsip
pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan.
Hal ini dimaksudkan, apabila pasien sudah sembuh dan
kembali ke rumahnya, mereka mampu melakukan Upaya-
upaya preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan)
kesehatannya, utamanya terkait dengan penyakit yang telah
dialami.
4. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah
penerapan “proses belajar” kesehatan di rumah sakit.
Artinya semua pengunjung rumah sakit, baik pasien
maupun keluarga pasien memperoleh pengalaman atau
“pembelajaran” dari rumah sakit, bukan saja melalui
informasi atau nasihat-nasihat dari para petugas rumah
sakit, tetapi juga dari apa yang dialami, didengar, dan
dilihat di rumah sakit. Penampilan rumah sakit yang bersih,
nyaman, aman, dan teduh, serta penampilan para petugas
rumah sakit, terutama dokter dan perawat, yang bersih dan
rapi, ramah, murah senyum, dan sebagainya, rumah sakit
yang membelajarkan pasien atau keluarga pasien tentang
kesehatan (Notoatmodjo, 2018).

3
D. Tujuan Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit
Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit bukan hanya
orang sakit atau pasien dan keluarga pasien saja, tetapi juga rumah
sakit. Oleh sebab itu, promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai
bermacam-macam tujuan sesuai dengan sasaran-sasaran tersebut,
yakni tujuan bagi pasien, keluarga pasien, dan tujuan bagi rumah
sakit itu sendiri.
1. Bagi pasien
a. Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior)
Promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan
untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku (praktik) tentang kesehatan, khususnya yang
terkait dengan masalah atau penyakit yang diderita oleh
pasien yang bersangkutan. Pengetahuan atau pengertian
yang perlu diberikan atau dikembangkan untuk pasien
adalah pengetahuan tentang penyakit yang diderita
pasien, mencakup: jenis penyakit, tanda-tanda atau
gejala penyakit, penyebab penyakit atau bagaimana
proses terjadinya penyakit, bagaimana cara mencegah
penyakit tersebut. Dari segi perilaku atau praktik yang
harus dilakukan atau dianjurkan kepada pasien adalah
tindakan yang harus dilakukan untuk terhindar atau
mencegah penyakit tersebut. Apabila pengetahuan,
sikap, dan perilaku ini dipunyai oleh pasien, maka
pengaruhnya, antara lain:
1) Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien
2) Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau
mencegah kekambuhan penyakit
3) Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada
orang lain, terutama keluarganya
4) Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses
penyembuhan kepada orang lain, sehingga orang lain
dapat belajar dari pasien tersebut.
b. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas
kesehatan (health seeking behavior)

4
Pengetahuan, sikap, dan praktik (perilaku) pemanfaatan
secara tepat oleh pasien akan mempercepat proses
penyembuhan. Bagi pasien yang kurang pengetahuan
tentang penyakit yang diderita, kadang-kadang mencari
pengobatan yang tidak tepat misalnya ke dukun atau
para-normal, sehingga dapat memperpanjang proses
penyembuhan. Oleh sebab itu, promosi kesehatan
terhadap pasien dengan memberikan pengetahuan yang
benar tentang penyakit, terutama cara penyembuhannya
maka pasien akan mencari penyembuhan dengan tepat.
2. Bagi keluarga
Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling
dekat dengan pasien. Proses penyembuhan dan terutama
pemulihan terjadi bukan hanya semata-mata karena faktor
rumah sakit, tetapi juga faktor keluarga. Oleh sebab itu,
promosi kesehatan bagi keluarga pasien penting karena
dapat:
a. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien
Dalam proses penyembuhan penyakit, bukan hanya
faktor obat dan terapi lain saja, tetapi juga faktor
psikologis dari pasien. Lebih-lebih penyakit tidak
menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jiwa, dan sebagainya, faktor
psikososial sangat berperan. Dalam mewujudkan
lingkungan psikososial ini, keluarga sangat penting
peranannya. Oleh karena itu, promosi kesehatan perlu
dilakukan juga bagi keluarga pasien.
b. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit
Dengan melakukan promosi kesehatan kepada keluarga
pasien, mereka akan mengetahui dan mengenal penyakit
yang diderita oleh anggota keluarganya (pasien), cara
penularan, dan cara pencegahannya. Keluarga pasien
tentunya akan berusaha untuk menghindar agar tidak
terkena penyakit atau tertular penyakit seperti yang
diderita oleh anggota keluarga yang sakit tersebut.
c. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang
lain

5
Keluarga pasien yang telah memperoleh pengetahuan
tentang penyakit dan cara-cara penularannya, maka
keluarga tersebut diharapkan dapat membantu pasien
atau keluarganya yang sakit untuk tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain, terutama kepada
tetangga atau teman dekatnya.
3. Bagi Rumah Sakit
Banyak orang berpendapat bahwa promosi kesehatan di
rumah sakit dapat merugikan rumah sakit itu sendiri.
Alasan mereka, karena promosi kesehatan di rumah sakit
merepotkan, menambah tenaga, waktu, dan biaya. Di
samping itu apabila pasien cepat sembuh karena promosi
kesehatan maka pendapatan rumah sakit akan menurun.
Pengalaman-pengalaman dari rumah sakit yang telah
melaksanakan promosi kesehatan, justru membuktikan
bahwa promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai
keuntungan bagi rumah sakit itu sendiri, diantaranya:
a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
Dengan meningkatnya tuntutan Masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit, maka
pasien mengunjungi rumah sakit tidak sekedar untuk
memperoleh perawatan atau pengobatan saja, tetapi juga
pelayanan psikososial. Promosi kesehatan pada
prinsipnya adalah salah satu bentuk pelayanan
psikososial. Oleh karena itu, penerapan promosi
kesehatan di rumah sakit adalah merupakan Upaya
meningkatkan mutu rumah sakit.
b. Meningkatkan citra rumah sakit
Penerapan promosi kesehatan di rumah sakit
diwujudkan dalam memberikan informasi-informasi
tentang berbagai masalah kesehatan atau penyakit dan
masing-masing dengan jenis pelayanannya. Di masing-
masing titik pelayanan rumah sakit disediakan atau
diinformasikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
proses penyembuhan pasien. Di tempat loket
pendaftaran, di ruang tunggu, di tempat pemeriksaan, di
tempat pengambilan obat, di ruang perawatan, dan

6
sebagainya, selalu dilakukan penjelasan atau pemberian
informasi terkait denga napa yang harus diketahui dan
dilakukan oleh pasien. Oleh sebab itu, promosi kesehatan
ini dapat memberikan kesan kepada pasien dan keluarga
pasien bahwa rumah sakit tersebut pelayanannya baik.
c. Meningkatkan angka hunian rumah sakit (BOR)
Dari pengalaman rumah sakit yang telah melaksanakan
promosi kesehatan, menyatakan bahwa kesembuhan
pasien menjedi lebih pendek dari sebelumnya. Hal ini
berarti bahwa promosi kesehatan dapat memperpendek
hari rawat pasien, yang akhirnya meningkatkan “turn
over”. Dengan menurunnya hari rawat pasien ini dapat
membawa dampak bahwa rumah sakit yang
bersangkutan baik, karena pasien yang dirawatnya cepat
sembuh, yang artinya meningkatkan pamor rumah sakit
tersebut. Selanjutnya akan berakibat meningkatkan
angka hunian rumah sakit tersebut (Board Occupancy
Rate), sebagai salah satu indikator pelayanan rumah sakit
yang baik (Notoatmodjo, 2018).

E. Sasaran Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit


Sasaran promosi kesehatan rumah sakit adalah
Masyarakat rumah sakit, yang dikelompokkan menjadi
kelompok orang sakit (pasien), kelompok orang yang sehat
(keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit), dan petugas
rumah sakit. Secara rinci sasaran promosi kesehatan di rumah
sakit yaitu:
1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkatan penyakit
Pasien yang datang ke rumah sakit sangat bervariasi, baik
dilihat dari latar belakang sosioekonominya, maupun dilihat
dari tingkat keparahan penyakit dan jenis pelayanan yang
diperlukan. Dari sudut tingkat penyakitnya, dibedakan
menjadi pasien dengan penyakit akut, dan pasien dengan
penyakit kronis. Dari jenis pelayanan yang diperlukan,
dibedakan dengan adanya pasien rawat jalan yang tidak
memerlukan rawat inap, dan pasien rawat inap dengan
indikasi memerlukan perawatan inap. Promosi kesehatan
dengan berbagai jenis sasaran pasien ini dengan sendirinya

7
dijadikan dasar untuk menentukan metode dan strategi
promosi dan penyuluhannya.
2. Kelompok atau individu yang sehat
Pengunjung rumah sakit yang sehat antara lain keluarga
pasien yang mengantarkan atau menemani pasien, baik
pasien rawat jalan maupun rawat inap. Di samping itu, para
tamu rumah sakit lain yang tidak ada kaitannya langsung
dengan pasien juga merupakan kelompok sasaran yang
sehat bagi promosi kesehatan di rumah sakit. Teknik dan
metode promosi kesehatan untuk kelompok sasaran ini
tentu berbeda dengan promosi kesehatan bagi orang sakit
atau pasien. Kelompok sasaran orang sehat di rumah sakit
ini penting untuk dijadikan sasaran promosi kesehatan,
karena mereka ini akan dapat menunjang proses
penyembuhan pasien baik pada waktu masih dalam
perawatan di rumah sakit maupun bila sudah pulang ke
rumah.
3. Petugas rumah sakit
Petugas rumah sakit secara fungsional dapat dibedakan
menjadi: petugas medis, para medis, dan non-medis.
Sedangkan secara struktural adapat dibedakan menjadi:
pimpinan, tenaga administrasi, dan tenaga teknis. Apapun
fungsi dan strukturnya, semua petugas rumah sakit
mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi atau
penyuluhan kesehatan untuk pengunjung rumah sakit, baik
pasien maupun keluarganya, di samping tugas pokok
mereka. Oleh karena itu, sebelum mereka melakukan
promosi dan penyuluhan kepada pasien dan keluarga
pasien, mereka harus dibekali kemampuan promosi dan
penyuluhan kesehatan. Agar mereka mempunyai
kemampuan tersebut, maka harus diberikan pelatihan
tentang promosi dan pendidikan kesehatan (Kementerian
Kesehatan, 2022).

F. Tempat dan Kesempatan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit


Pada waktu pasien akan menjalani perawatan di rumah
sakit atau pasien yang akan berobat jalan di rumah sakit, sudah
tentu pasien akan melewati serangkaian prosedur yang telah
ditentukan oleh rumah sakit tersebut, Misalnya, untuk pasien
rawat jalan prosedur yang dilalui sekurang-kurangnya adalah:

8
1. Pendaftaran
2. Masuk ke ruang tunggu
3. Masuk ke ruang pemeriksaan
4. Ke apotek atau tempat pengambilan obat
5. Pembayaran di kasir, dan seterusnya.
Di tempat-tempat atau bagian-bagian tersebut
idealnya merupakan tempat-tempat untuk dilaksanakan
promosi atau penyuluhan kesehatan, terkait dengan
pelayanan yang diberikan. Namun demikian tidak semua
titik pelayanan tersebut efektif untuk dilakukan promosi
kesehatan. Tempat-tempat atau bagian-bagian pelayanan
rumah sakit yang potensial dilakukan promosi kesehatan,
antara lain sebagai berikut:
1. Di ruang tunggu
Di ruang tunggu adalah tempat yang baik untuk
melakukan promosi dan penyuluhan kesehatan. Karena
pada umumnya, di ruang itulah pasien atau para pengantar
berkumpul dalam waktu yang relatif lama untuk menunggu
giliran pemeriksaan atau memperoleh obat. Di ruang ini
dapat dilakukan penyuluhan kesehatan langsung atau
ceramah kesehatan, ataupun penyuluhan kesehatan tidak
langsung misalnya menggunakan rekaman radio kaset atau
video kaset. Pasien atau para pengantar pasien umumnya
merasa jenuh pada saat menunggu giliran, sehingga waktu
tersebut sangat baik bila digunakan untuk memberikan
informasi-informasi atau pesan-pesan kesehatan agar
mencegah kegelisahan dan kejenuhan pasien atau keluarga
pasien.
Di samping itu, di ruang tunggu juga disediakan
leafleat-leafleat atau selebaran-selebaran yang dapat dibaca
oleh pasien atau keluarga pasien. Leaflet atau selebaran
berisikan pesan-pesan atau informasi-informasi terkait
dengan penyakit-penyakit tertentu. Demikian pula dinding-
dinding ruang tunggu perlu ditempel poster-poster yang
berisikan pesan-pesan kesehatan.
2. Di kamar periksa
Di kamar periksa dokter, dokter gigi atau bidan,
merupakan tempat dan kesempatan yang baik memberikan

9
pesan-pesan kesehatan, khususnya yang terkait dengan
masalah kesehatan ataupun penyakit pasien. Saat
memeriksa pasien atau setelah selesai memeriksa pasien,
petugas kesehatan atau dokter dapat menjelaskan tentang
penyakit yang diderita pasien, penyebabnya, perjalanan
penyakitnya, cara penularannya, cara pencegahannya, dan
pengobatan yang diberikan. Pasien dalam kondisi sakit dan
ingin segera sembuh dari penyakitnya, apabila diberikan
pesan-pesan, informasi-informasi, atau anjuran-anjuran
yang berkaitan dengan penyakitnya, akan lebih mudah
mematuhi atau menjalankannya dibanding mereka yang
dalam keadaan sehat. Untuk menunjang promosi dan
penyuluhan kesehatan pada kesempatan-kesempatan
tersebut, seyogyanya ruang periksa dilengkapi dengan alat-
alat peraga atau gambar-gambar terkait dengan penyakit
tertentu. Misalnya: kerangka manusia, pantom, gambar-
gambar anatomi tubuh, gambar jenis-jenis makanan bergizi,
skema perjalanan suatu penyakit, dan sebagainya.
3. Di ruang perawatan
Di ruang perawatan peran tenaga kesehatan sangat
penting karena di tempat ini, tenaga kesehatan mempunyai
waktu yang relatif banyak untuk berkomunikasi dengan
pasien, dibandingkan dengan petugas yang lain. Tenaga
kesehatan di ruang rawat berkewajiban untuk memberikan
obat, melayani kebutuhan pasien yang lain seperti makan,
minum, membantu ke kamar mandi, dan sebagainya. Pada
kesempatan-kesempatan itulah, tenaga kesehatan dapat
menyampaikan pesan-pesan dan atau anjuran-anjuran yang
harus dipatuhi oleh pasien dalam rangka penyembuhannya.
Seorang tenaga kesehatan pada waktu mengambil
sampel darah, pada waktu mengukur tekanan darah pasien,
dan sebagainya, dapat sekaligus memberikan penyuluhan
kesehatan terkait dengan yang dihadapi oleh pasien tersebut
(Permenkes No 44, 2018).

G. Materi Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit

10
Materi atau isi promosi kesehatan di rumah sakit adalah
mencakup pesan-pesan dan informasi-informasi kesehatan
yang disampaikan kepada pasien atau keluarga pasien. Materi
promosi kesehatan di rumah sakit ini dapat dikelompokkan
menjadi 3 yakni:
1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan:
Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan ini mencakup perilaku hidup
sehat (healthy behavior), antara lain:
a. Makan dengan menu atau susunan makanan dengan gizi
seimbang
b. Aktivitas fisik secara rutin, termasuk olahraga dan
kegiatan-kegiatan lainnya seperti tugas dan pekerjaan
sehari-hari yang mengeluarkan tenaga
c. Tidak merokok atau minum minuman keras seperti
alkohol
d. Mengelola dan mengendalikan stress untuk memelihara
kesehatan
e. Istirahat cukup karena istirahat dapat mengendorkan
ketegangan-ketegangan yang dialami oleh seseorang.
2. Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan
serangan penyakit
Pasien yang sudah sembuh dari penyakit, dapat saja
terserang penyakit yang sama (kambuh). Di samping itu,
apabila penyakit itu menular maka kemungkinan penyakit
itu tertularkan kepada orang lain. Oleh sebab itu pesan-
pesan tentang pencegahan berbagai macam penyakit perlu
dikemas dalam media leafleat atau poster. Pesan-pesan
tersebut sekurang-kurangnya mencakup:
a. Gejala atau tanda-tanda penyakit
b. Penyebab penyakit
c. Cara penularan penyakit
d. Cara pencegahan penyakit.
3. Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan proses
penyembuhan dan pemulihan

11
Pasien yang datang ke rumah sakit, baik untuk rawat jalan
atau rawat inap, tujuan akhirnya adalah agar sembuh dari
sakit dan pulih kesehatannya. Masing-masing penyakit
mempunyai proses penyembuhan yang berbeda-beda. Oleh
sebab itu, informasi atau pesan-pesan kesehatan yang terkait
dengan proses penyembuhan dan pemulihan itu adalah
merupakan isi promosi kesehatan di rumah sakit.

H. Bentuk Metode Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit


Istilah atau nama “rumah sakit” di Indonesia memang
tidak menguntungkan dari segi promosi kesehatan. Karena
rumah sakit yang merupakan terjemahan dari bahasa Belanda
memberikan kesan yang tidak menyenangkan, menyeramkan,
sakit, tidak enak, dan tidak nyaman. Di negara-negara maju,
rumah sakit disebut Hospital atau keramahtamahan, sehingga
bertentangan dengan kesan rumah sakit seperti disebutkan di
atas. Oleh sebab itu promosi kesehatan rumah sakit seyogyanya
menciptakan kesan rumah sakit tersebut menjadi tempat yang
menyenangkan, tempat untuk beramah Tamah, dan
sebagainya. Untuk mengubah kesan tersebut seyogyanya
bentuk atau pola promosi kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi:
1. Pemberian contoh
Tahap pertama yang diperlukan untuk mengubah kesan
rumah sakit yang menyeramkan tersebut adalah dengan
menampilkan bangunan fisik dan fasilitas rumah sakit itu
antara lain sebagai berikut:
a. Bangunan dan lingkungan rumah sakit yang bersih dan
rapi.
Cat bangunan rumah sakit tidak harus putih seperti
biasanya atau pada umumnya. Ruangan atau kamar
perawatan dapat menggunakan cat yang warna-warni.
Dari hasil penelitian mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat UI, membuktikan bahwa pasien yang
dirawat di ruangan yang dicat berwarna, lebih cepat
sembuh dibandingkan pasien yang dirawat di ruangan
yang hanya bercat putih.

12
b. Kamar mandi dan WC harus bersih dan tidak
menimbulkan bau tidak enak, tetapi justru berbau wangi.
Air bersih seharusnya mengalir dengan lancer dan cukup
sebagai sarana untuk kebersihan kamar mandi dan WC.
c. Tersedianya tempat sampah dimana-mana, baik di luar
ruangan maupun di dalam ruangan, rumah sakit yang
kurang menyediakan tempat sampah yang cukup, berarti
tidak menjadikan rumah sakit itu kondusif untuk
berperilaku bersih bagi pasien dan pengunjung lainnya.
d. Tersedianya taman hidup atau kebun di sekitar rumah
sakit. Taman yang indah atau kebun bunga di rumah
sakit dapat menghilangkan kesan yang kering, sakit,
yang kurang ramah, dan formal seperti perkantoran.
Taman di rumah sakit akan menimbulkan kesan yang
sejuk, sehat, senyum, dan ramah.
e. Petugas atau karyawan rumah sakit sangat penting
untuk menimbulkan kesan kesehatan, kebersihan, dan
kesan keramahtamahan. Oleh sebab itu, kebersihan dan
cara berpakaian petugas rumah sakit, terutama dokter
dan tenaga kesehatan yang secara langsung berkontak
dengan pasien adalah perlu dijaga dan dipertahankan
supaya tetap bersih dan rapi.
2. Penggunaan Media
Media promosi atau penyuluhan kesehatan di rumah
sakit merupakan alat bantu dalam menyampaikan pesan-
pesan kesehatan kepada para pasien dan pengunjung rumah
sakit lainnya. Media promosi yang layak digunakan di
rumah sakit diantaranya dalam bentuk cetakan: leaflet, flyer,
selebaran, poster, dan spanduk, serta dalam bentuk media
elektronik, yaitu radio kaset dan video kaset. Leaflet dan
selebaran didistribusikan atau disediakan di ruang-ruang
tunggu, atau di lobi rumah sakit, agar mudah dijangkau
oleh para pengunjung rumah sakit.
Media elektronik, baik radio kaset maupun video
kaset yang berisi pesan kesehatan bagi pasien dan keluarga
pasien dapat dapat digunakan di ruang-ruang tunggu atau
ruang rawat inap. Khususnya media elektronik yang

13
digunakan di ruang-ruang rawat antara lain penggunaan
sound system yang dikendalikan dari ruang tertentu dapat
menyampaikan pesan-pesan dalam rangka proses
penyembuhan pasien di ruang rawat. Di samping itu,
melalui media elektronik ini juga dapat digunakan untuk
program music, dan siraman Rohani untuk menghibur dan
memperkuat iman para penderita atau pasien.
3. Promosi dan penyuluhan langsung
Penyuluhan langsung dapat dilakukan secara
terstruktur atau terprogram, tetapi juga dapat dilakukan
secara tidak terstruktur atau terprogram. Penyuluhan
langsung secara terprogram harus direncanakan secara baik,
dan ditangani oleh petugas yang khusus mempunyai
kemampuan bidang promosi kesehatan, khususnya media.
Bentuk program promosi langsung tidak terprogram dapat
dilakukan oleh para petugas medis dan paramedis yang
langsung berhadapan dengan pasien.
Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, bentuk
promosi kesehatan dapat dilaksanakan pada:
a. Individual
Penyuluhan atau promosi kesehatan secara individual
dilakukan dalam bentuk konseling. Konseling dilakukan
oleh dokter, perawat, atau petugas gizi terhadap pasien
atau keluarga pasien yang mempunyai masalah
kesehatan khusus, atau penyakit yang dideritanya.
b. Kelompok
Promosi atau penyuluhan langsung dengan sasaran
kelompok dilakukan di ruang tunggu bagi penyakit-
penyakit sejenis, misalnya ruang tunggu penyakit dalam,
ruang tunggu penyakit THT, ruang tunggu bagian anak,
dan sebagainya. Penyuluhan langsung kelompok juga
dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan pasien
dengan kasus sejenis di ruangan tertentu. Metode
penyuluhan kelompok, seperti ceramah, diskusi
kelompok, simulasi, dan bermain peran (role play) tepat
digunakan dalam promosi kesehatan ini.
c. Massa

14
Bagi seluruh pengunjung rumah sakit, baik pasien
maupun keluarga pasien dan tamu rumah sakit, adalah
sasaran promosi kesehatan dalam bentuk ini. Promosi
kesehatan dengan sasaran semacam ini perlu
penyesuaian bentuk promosi kesehatannya adalah
dengan menggunakan metode penyuluhan massa,
seperti penggunaan poster dan spanduk.
Seperti halnya promosi kesehatan di tatanan-tatanan
lainnya, pada umumnya promosi kesehatan dengan
menggunakan metode langsung dan metode tidak
langsung.
1) Secara langsung
Metode penyuluhan langsung diguanakan pada
waktu penyuluhan langsung, yakni apabila antara
sasaran (pasien dan keluarga pasien) bertatap muka
dengan petugas kesehatan sebagai promotor
kesehatan. Oleh karena itu, metode yang digunakan
adalah ceramah, diskusi kelompok, simulasi, dan
bermain peran.

2) Secara tidak langsung


Promosi atau penyuluhan secara tidak langsung
berarti menggunakan media, dan antara petugas
promosi kesehatan tidak dapat bertatap muka dengan
pasien atau keluarga pasien sebagai clients. Oleh
karena itu, metode promosi secara tidak langsung ini
selalu menggunakan media atau alat bantu
pendidikan atau promosi, misalnya: leaflet, booklet,
selebaran, poster, radio kaset, video kaset, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2018).

15
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan (2022) Mengenal Peran dan Fungsi PKRS di


Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayan Kesehatan.
Notoatmodjo, S. (2018) Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Permenkes No 44 (2018) Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah
Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.

16
Yuhelva Destri, SKM., M.Kes,
lahir di Pringsewu, 20
Desember 1985. Menyelesaikan
pendidikan DIII di Akademi
Kebidanan Suluh Bangsa
Jakarta, S1 Kesehatan
Masyarakat di Perguruan Tinggi
Mitra Lampung, dan S2
Kesehatan Masyarakat di
Universitas Malahayati
Lampung. Wanita yang kerap
disapa Eva saat ini bekerja
sebagai dosen di STIKes Adila
di Kota Bandar Lampung.
Penulis pernah menulis buku
Mutu Pelayanan Kebidanan
yang diterbitkan oleh Trans Info
Media, Pelayanan Kebidanan
dalam Sistem Pelayanan
Kesehatan yang di terbitkan

17
oleh PT Mavy Media Literasi
Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai