TENTANG
KEBIJAKAN PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
DI RSUD Dr. H. CHASAN BOESOIRIE- TERNATE
Ditetapkan di Ternate
Pada Tanggal 03 Oktober 2016
DIREKTUR,
Tembusan :
1. Wakil Direktur
2. Kepala SPI
3. Kepala Bidang
4. Kepala SMF/ Instalasi
5. Ketua Komite
RSUD Dr.H.Chasan Boesoirie.
6.
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSUD Dr.H. Chasan Boesoirie
Nomor : 14.01.04/ KPTS / RSHB
Tanggal : 03 Oktober 2016
Tentang : Kebijakan Panduan pemberian Informasi dan Edukasi di RSUD
dr.H.Chasan Boesoirie Ternate
A. DEFINISI
Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan, yang berupa data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan, aturan, standar,
norma, pedoman atau acuan yang diharapkan dapat diketahui, dipahami, diyakini, dan
diimplementasikan oleh komunikan.
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang
melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau
kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri, aktif
memberikan informasi-informasi atau ide baru (Craven dan Hirnle, 1996 dalam Suliha,
2002). Tujuan panduan pemberian informasi dan edukasi :
1. Sebagai panduan dalam melakukan edukasi kesehatan.
2. Memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi kesehatan di rumah
sakit, sehingga edukasi kesehatan (penkes) dapat berjalan lancar dan sesuai
prosedur yang ada.
3. Agar pasien & keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan proses
perawatan. Sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat.
4. Pasien/Keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahami pentingnya
mengikuti rejimen pengobatan yang telah ditetapkan sehingga dapat
meningkatkan motivasi untuk berperan aktif dalam menjalani terapi obat.
B. RUANG LINGKUP
Kegiatan Edukator/penyampaian informasi dan edukasi terbagi menjadi 3
macam kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan pemberian informasi dan edukasi oleh petugas unit/ instalasi
2. Kegiatan pemberian informasi dan edukasi oleh admisi atau petugas informasi
3. Kegiatan pemberian informasi dan edukasi oleh Unit PKRS.
Sesuatu kegiatan informasi dan edukasi yang dilakukan oleh Pelaksana Lintas
Unit dari unit PKRS kepada pasien, keluarga pasien, pengunjung rumah sakit dan
masyarakat lingkungan sekitar rumah sakit. Kegiatan tersebut dilakukan sesuai jadwal
dan kolaboratif.
Panduan ini berlaku untuk semua staf dan semua bagian yang melakukan kegiatan
dalam lingkup:
1. Pemberian informasi pelayanan.
2. Edukasi pasien dan keluarga.
C. TATA LAKSANA.
1. Tahap Assesmen pasien :
Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi pasien dan
keluarga berdasarkan (data ini didapatkan dari RM RSUD Dr. H.Chasan Boesoirie):
a. Keyakinan dan nilai - nilai pasien dan keluarga.
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
c. Hambatan emosional dan motivasi (emosional : depresi, senang dan marah).
d. Keterbatasan fisik dan kongnitif.
e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi.
2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.
Setelah melalui tahap assesmen pasien, ditemukan:
a. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
b. Jika pada tahap assessmen ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien
dan keluarga sekandung (istri, anak, ayah, atau saudara sekandung) dan
menjelaskan kepada mereka.
c. Jika pada tahap assemen ditemukan hambatan emosional pasien ( pasien marah
atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi edukasi,
atau berikan edukasi melalui keluarga.
d. Jika ditemukan pasien mengalami hambatan dalam bahasa, rumah sakit
memfasilitasi petugas sesuai dengan bahasa yang dibutuhkan.
3. Tahap verifikasi.
Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang
diberikan :
a. Apakah pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien
baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah ;menanyakan kembali
edukasi yang telah diberikan.
b. Pertanyaannya adalah "materi edukasi yang telah disampaikan, kira- kira apa yang
bapak/ ibu bisa pelajari?"
c. Apakah pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarga
dengan pertanyaan yang sama : " dari materi yang telah disampaikan, kira - kira
yang bapak / ibu bisa pelajari ?"
d. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, adahambatan
emotional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan
kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan
dan pahami. Prosesnya pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke
kamar pasien setelah pasien tenang atau edukasi di berikan kepada keluarga.
D. DOKUMENTASI
Pemberian informasi dan edukasi didokumentasikan pada formulir peberian
informasi dan edukasi terintegrasi.
DIREKTUR,