Efektif
Ns. Dorisnita, S. Kep, M. Kep, FISQua
KOMUNIKASI
Sebuah proses
PENYAMPAIAN INFORMASI
dari seseorang kepada
orang lain melalui SUATU
CARA TERTENTU sehingga
orang lain tersebut
MENGERTI apa yang
dimaksud oleh pengirim
pesan
Kondisi
Kepribadian
sekitar
Kemajuan
Usia
Tekhnologi
Bahasa Budaya/status
• Pertukaran informasi, • Pengukuran efektifitas
Komunikasi ide, perasaan yang dari suatu proses
Efektif MENGHASILKAN komunikasi dapat
PERUBAHAN SIKAP dilihat dari
sehingga terjalin sebuah TERCAPAINYA
hubungan baik antara TUJUAN si pengirim
pemberi pesan dan pesan
penerima pesan
Cara Berkomunikasi
Efektif
Menyusun Komunikasi
• Susun ide
• Jelas
• Fokus pada topik
Bahasa tubuh
Bab SKP 2
Bab KE 7
Standar TKRS 3
Pimpinan rumah sakit
MENYUSUN MISI, RENCANA
KERJA DAN KEBIJAKAN untuk
memenuhi misi rumah sakit
serta merencanakan dan
menentukan jenis pelayanan
klinis untuk memenuhi
kebutuhan pasien yang dilayani
rumah sakit
Direktur melibatkan wakil direktur rumah sakit dan kepala unit dalam proses menyusun misi dan nilai
yang dianut rumah sakit. Apabila rumah sakit tidak mempunyai wakil direktur, maka kepala
bidang/manajer dapat dianggap sebagai pimpinan rumah sakit.
Berdasarkan misi tersebut, pimpinan bekerja sama untuk menyusun rencana kerja dan kebijakan yang
dibutuhkan. Apabila misi dan rencana kerja dan kebijakan telah ditetapkan oleh pemilik atau Dewan
Pengawas, maka pimpinan bekerja sama untuk melaksanakan misi dan kebijakan yang telah dibuat.
Jenis pelayanan yang akan diberikan harus konsisten dengan misi rumah sakit. Pimpinan rumah sakit
menentukan pimpinan setiap unit klinis dan unit layanan penting lainnya.
Pimpinan rumah sakit bersama dengan para pimpinan tersebut:
a) Merencanakan cakupan dan intensitas pelayanan yang akan disediakan oleh rumah sakit, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
b) Meminta masukan dan partisipasi masyarakat, rumah sakit jejaring, fasilitas pelayanan kesehatan dan
pihak pihak lain untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Bentuk pelayanan ini akan
dimasukkan dalam penyusunan rencana strategis rumah sakit dan perspektif pasien yang akan
dilayani rumah sakit
c. Menentukan komunitas dan populasi pasien, mengidentifikasi pelayanan yang
dibutuhkan oleh komunitas, dan merencanakan komunikasi berkelanjutan dengan
kelompok pemangku kepentingan utama dalam komunitas. Komunikasi dapat secara
langsung ditujukan kepada individu, melalui media massa, melalui lembaga dalam
komunitas atau pihak ketiga.
Jenis informasi yang disampaikan meliputi:
a) informasi tentang layanan, jam kegiatan kerja, dan proses untuk mendapatkan
pelayanan; dan
b) informasi tentang mutu layanan, yang disediakan kepada masyarakat dan sumber
rujukan.
Elemen Penilaian TKRS 3
a) Direktur menunjuk pimpinan rumah sakit dan kepala unit sesuai kualifikasi dalam
persyaratan jabatan yang telah ditetapkan beserta uraian tugasnya.
b) Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk melaksanakan misi yang telah
ditetapkan dan memastikan kebijakan serta prosedur dilaksanakan.
c) Pimpinan rumah sakit bersama dengan pimpinan unit merencanakan dan menentukan
jenis pelayanan klinis untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani rumah sakit.
d) Rumah sakit memberikan informasi tentang pelayanan yang disediakan kepada tokoh
masyarakat, para pemangku kepentingan, fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar rumah
sakit, dan terdapat proses untuk menerima masukan bagi peningkatan pelayanannya.
Standar TKRS 3.1
Komunikasi yang efektif baik antara para profesional pemberi asuhan (PPA); antara
unit dengan unit baik pelayanan maupun penunjang, antara PPA dengan kelompok
nonprofesional; antara PPA dengan manajemen, antara PPA dengan pasien dan
keluarga; serta antara PPA dengan organisasi di luar rumah sakit merupakan
tanggung jawab pimpinan rumah sakit. Pimpinan rumah sakit tidak hanya
mengatur parameter komunikasi yang efektif, tetapi juga memberikan teladan
dalam melakukan komunikasi efektif tentang misi, rencana strategi dan informasi
terkait lainnya. Para pimpinan memperhatikan keakuratan dan ketepatan waktu
dalam pemberian informasi dan pelaksanaan komunikasi dalam lingkungan rumah
sakit. Untuk mengoordinasikan dan mengintegrasikan pelayanan kepada pasien,
pimpinan menetapkan Tim/Unit yang menerapkan mekanisme pemberian
informasi dan komunikasi misalnya melalui pembentukan Tim/Unit PKRS. Metode
komunikasi antar layanan dan staf dapat berupa buletin, poster, story board, dan
lain-lainnya.
Komunikasi yang efektif
Antara para
Antara unit dengan Antara PPA dengan
profesional
unit baik pelayanan kelompok
pemberi asuhan
maupun penunjang nonprofesional
(PPA)
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dipahami oleh resipien/penerima pesan akan mengurangi potensi terjadinya
kesalahan serta meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat dilakukan
secara lisan, tertulis dan elektronik.
Komunikasi yang paling banyak memiliki potensi terjadinya kesalahan adalah
pemberian instruksi secara lisan atau melalui telpon, pelaporan hasil kritis dan saat
serah terima. Latar belakang suara, gangguan, nama obat yang mirip dan istilah
yang tidak umum sering kali menjadi masalah.
Metode, formulir dan alat bantu ditetapkan sesuai dengan jenis
komunikasi agar dapat dilakukan secara konsisten dan lengkap.
Formulir serah terima antara PPA, tidak perlu dimasukkan ke dalam rekam medis. Namun
demikian, rumah sakit harus memastikan bahwa proses serah terima telah dilakukan.
misalnya PPA mencatat serah terima telah dilakukan dan kepada siapa tanggung jawab
pelayanan diserahterimakan, kemudian dapat dibubuhkan tanda tangan, tanggal dan waktu
pencatatan).
Elemen Penilaian SKP 2
1) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi
saat menerima instruksi melalui telepon:
menulis/menginput ke komputer -
membacakan - konfirmasi kembali”
(writedown, read back, confirmation dan
SBAR saat melaporkan kondisi pasien kepada
DPJP serta di dokumentasikan dalam rekam
medik.
2) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi
saat pelaporan hasil kritis pemeriksaan
penunjang diagnostic melalui telepon:
menulis/menginput ke komputer –
membacakan – konfirmasi kembali”
(writedown, read back, confirmation dan di
dokumentasikan dalam rekam medik.
3) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi
saat serah terima sesuai dengan jenis serah
terima meliputi poin 1) - 3) dalam maksud
dan tujuan.
Metode Komunikasi
• S= Situation
• B= Background
• A= Assessment
• R= Recommend
Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
(MRMIK)
Pengelolaan kegiatan
Promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS)
Rumah sakit
menetapkan tim atau
unit PROMOSI
KESEHATAN RUMAH
SAKIT (PKRS) dengan
tugas dan tanggung
jawab sesuai peraturan
perundangan.
Elemen Penilaian KE 1
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelaksanaan PKRS di rumah sakit sesuai poin
a) – b) pada gambaran umum.
b) pemberian edukasi kepada pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Terdapat penetapan tim atau unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang
mengkoordinasikan
c) Tim atau unit PKRS menyusun program kegiatan promosi kesehatan rumah sakit setiap
tahunnya, termasuk kegiatan edukasi rutin sesuai dengan misi rumah sakit, layanan, dan
populasi pasiennya.
d) Rumah sakit telah menerapkan pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga
menggunakan media, format, dan metode yang yang telah ditetapkan.
• Brosur
• Leaflet
• Banner
• Bulletin This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
• Website
• Call/ sms centre
• Slide show
• Seminar awam,pameran, TV
internal, dll
Rumah sakit
melakukan pengkajian
terhadap KEBUTUHAN
EDUKASI SETIAP
PASIEN, BESERTA
KESIAPAN DAN
KEMAMPUAN pasien
untuk menerima
edukasi.
Hasil pengkajian tersebut dijadikan dasar oleh staf klinis dalam merencanakan dan
melaksanakan pemberian
informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga. Hasil pengkajian didokumentasikan di
rekam medis pasien agar PPA yang terlibat merawat pasien dapat berpartisipasi dalam
proses edukasi.
Elemen Penilaian KE 3
a) Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dinilai berdasarkan
pengkajian terhadap kemampuan dan kemauan belajar pasien dan
keluarga yang meliputi poin a) – f) pada maksud dan tujuan, dan
dicatat di rekam medis.
b) Hambatan dari pasien dan keluarga dalam menerima edukasi dinilai
sebelum pemberian edukasi dan dicatat di rekam medis.
c) Terdapat bukti dilakukan pengkajian kemampuan dan kemauan
belajar pasien/keluarga, serta hasil pengkajian digunakan PPA untuk
membuat perencanaan kebutuhan edukasi.
Contoh form edukasi
Standar KE 4
Informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga sesuai dengan bahasa
yang dipahaminya sesuai hasil pengkajian.
Mereka ikut terlibat dalam pembuatan keputusan dan berpartisipasi dalam asuhannya,
serta dapat melanjutkan asuhan di rumah.
Pasien/keluarga diberitahu tentang hasil pengkajian, diagnosis, rencana asuhan dan hasil
pengobatan, termasuk hasil pengobatan yang tidak diharapkan.
Pasien dan keluarga diedukasi terkait cara cuci tangan yang aman, penggunaan obat yang
aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dan
makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan teknik rehabilitasi serta edukasi asuhan
lanjutan di rumah.
Elemen penilaian KE 4
a) Terdapat bukti bahwa edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga
telah diberikan dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami.
b) Terdapat bukti bahwa pasien/keluarga telah dijelaskan mengenai hasil
pengkajian, diagnosis, rencana asuhan, dan hasil pengobatan, termasuk
hasil pengobatan yang tidak diharapkan.
c) Terdapat bukti edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan cara
cuci tangan yang aman, penggunaan obat yang aman, penggunaan
peralatan medis yang aman, potensi interaksi obat-obat dan obat-
makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan teknik rehabilitasi serta
edukasi asuhan lanjutan di rumah.
Proses edukasi akan berlangsung dengan baik bila mengunakan metode yang
tepat. Pemahaman tentang kebutuhan edukasi pasien serta keluarganya
akan membantu rumah sakit untuk memilih edukator dan metode edukasi
yang sesuai dengan nilai dan preferensi dari pasien dan keluarganya, serta
mengidentifikasi peran pasien/keluarga.
Dalam proses edukasi pasien dan keluarga didorong untuk
bertanya/berdiskusi agar dapat berpartisipasi dalam proses asuhan. Materi
edukasi yang diberikan harus selalu diperbaharui dan dapat dipahami oleh
pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga diberi kesempatan untuk
berinteraksi aktif sehingga mereka dapat memberikan umpan balik untuk
memastikan bahwa informasi dimengerti dan bermanfaat untuk diterapkan.
Edukasi lisan dapat diperkuat dengan materi tertulis agar pemahaman pasien
meningkat dan sebagai referensi untuk bahan edukasi selanjutnya.
Rumah sakit harus menyediakan penerjemah sesuai dengan kebutuhan pasien dan
keluarga. Bila di rumah sakit tidak ada petugas penerjemah maka dapat dilakukan kerja
sama dengan pihak ketiga diluar rumah sakit.
Elemen Penilaian KE 5
a) Rumah sakit memiliki proses untuk memastikan bahwa pasien dan keluarganya
memahami edukasi yang diberikan.
b) Proses pemberian edukasi di dokumentasikan dalam rekam medik sesuai dengan
metode edukasi yang dapat diterima pasien dan keluarganya.
c) Materi edukasi untuk pasien dan keluarga selalu tersedia dan diperbaharui secara
berkala.
d) Informasi dan edukasi disampaikan kepada pasien dan keluarga dengan menggunakan
format yang praktis dan dengan bahasa yang dipahami pasien dan keluarga.
e) Rumah sakit menyediakan penerjemah (bahasa dan bahasa isyarat) sesuai dengan
kebutuhan pasien dan keluarga.
Standar KE 6
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang memberi asuhan memahami kontribusinya masing-masing
dalam pemberian edukasi pasien. Informasi yang diterima pasien dan keluarga harus komprehensif,
konsisten, dan efektif. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) diberikan pelatihan sehingga terampil
melaksanakan komunikasi efektif.
Elemen penilaian KE 7
a ) Profesional Pemberi Asuhan (PPA) telah diberikan pelatihan dan terampil melaksanakan
komunikasi efektif.
b ) PPA telah memberikan edukasi yang efektif kepada pasien dan keluarga secara kolaboratif.
WASSALAM