Anda di halaman 1dari 19

KONSEP ETIKA DAN ETIKET

DALAM DUNIA KEPERAWATAN


Oleh Hj. Siti Fatimah, SKM
STIKES YARSI MATARAM

I.Pendahuluan :

Pentingnya pemahaman dan penerapan


etika keperawatan dalam era globalisasi bagi
tenaga keperawatan.
1. Tuntutan terhadap profesionalisme setiap
anggota profesi semakin tinggi
kenapa ?

Adanya tuntutan akan kebutuhan pelayanan


kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan
terus meningkat, baik mutu maupun
jangkauan serta cakupannya.

2.

Masyarakat semakin kritis dan semakin sadar akan


hukum serta hak-hak konsumen dilindungi oleh
hukum, dan inilah yang mendorong adanya tuntutan
tersedianya pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan keperawatan dengan mutu yang dapat di
pertanggung jawabkan secara professional.

3.

Adanya tekanan tuntutan terhadap IPTEK


keperawatan, serta perkembangan profesi
keperawatan yang mengakibatkan bertambahnya
tuntutan terhadap tanggung jawab dan tanggung
gugat Perawat dalam pengambilan keputusan
secara professional, dimana aspek etika dan aspek
hukum senantiasa menjadi LANDASAN
PERTIMBANGAN PENTING. Oleh karena itu
pemahaman terhadap etika dan aspek legal
merupakan hal yang esensial bagi setiap tenaga
keperawatan,

Dengan alasan :
1. Apabila setiap tenaga keperawatan memahami
dengan benar tentang konsep etik, berarti tenaga
keperawatan memperoleh arahan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan
tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat
keputusan secara sembarangan.
2. Dengan memahami aspek legal/hukum serta
perundang-undangan yang mendasari praktek
keperawatan berarti tenaga keperawatan memiliki
keyakinan bahwa pengambilan keputusan telah
sesuai/harus sesuai dengan prinsip hukum. Dengan
demikian Perawat dapat melindungi dirinya dari
tuntutan hukum.

II.

Pengertian :
Etika berasal dari bahasa yunani ethikos
yang berarti adapt-istiadat atau
kebiasaan.
Bahasa Latin yaitu Moral (Moralitas)
artinya adapt-istiadat atau kebiasaan.
Kamus Umum bahasa Indonesia
(Poerwadaiminta, 1953) etika adalah :
Ilmu Pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral).

Oleh Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan 1988 disimpulkan bahwa
etika adalah :
a.

b.

c.

Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang benar


atau tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Kumpulan asas atau nilai berkenaan dengan
akhlak.
Nilai tentang yang benar dan yang salah yang
dianut suatu golongan/kelompok/masyarakat.

Definisi Etika menurut CURTIN (1982)


adalah :
Disiplin ilmu yang mengawali dengan
mengidentifikasi, mengorganisasi,
menganalisa kemudian memutuskan
perilaku dengan menerapkan prinsipprinsip perilaku yang baik terhadap situasi
yang dihadapi.

2.

Etiket adalah cara atau aturan yang sopan


dalam berhubungan sosial, cara bersopan-santun.

Kesimpulan :

Etika memberi norma/nilai tentang perbuatan yaitu


perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan,
misal mengambil barang milik orang lain tanpa ijin
tidak boleh.
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, misal :

Etiket yang mengatur cara makan.


Dianggap melanggar apabila makan sambil bernyanyi,
dan sebagainya.

3.

Keperawatan : Suatu bentuk pelayanan professional


yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, yang pelaksanaannya dalam bentuk biopsiko-sosial-spritual yang komprehensip, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik yang
sakit maupun yang sehat, yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia.

Bentuk pelayanan keperawatan yaitu berupa bantuan yang


diberikan karena adanya : kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari
secara mandiri. (Lokakarya Nasional Keperawatan, Jakarta
1983).

4.

5.
6.

Praktek Keperawatan : adalah tindakan mandiri


Perawat professional melalui kerja sama yang
bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya (CHS 1992).
Etika (etos) yaitu nilai atau moral, berarti yang
baik atau yang layak.
Etika keperawatan berarti suatu ungkapan
tentang bagaimana Perawat wajib bertingkahlaku pada saat memberikan pelayanan asuhan
keperawatan.

(FRY 1994) menyatakan bahwa : standar etika yang


menentukan dan yang menuntun perawat dalam praktek
sehari-hari adalah :

Dalam profesi keperawatan, bahwa etik berarti berbicara


tentang :

Jujur terhadap klien


Menghargai klien atas hak-hak yang dirahasiakan klien, dan
Beradvokasi atas nama klien.

Berbagai kewajiban yang secara sukarela diemban oleh


perawat.
Menyelidiki bagaimana berbagai keputusan perawat dalam
mempengaruhi kehidupan diri pasien dan keluarganya, sejawat
profesi dan system pelayanan asuhan kesehatan secara
keseluruhan.

Dengan memahami konsep etika, berarti perawat harus


mampu dan disiplin untuk : mengidentifikasi,
mengorganisasikan, memeriksa, mengaplikasikan
semua tindakan-tindakan keperawatan demi
kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip
tertentu.

7.

8.

Kode etik profesi yaitu pernyataan perilaku yang


diharapkan atau diyakini public, bagi setiap anggota
profesi untuk bertindak dengan kapasitas
profesionalnya. (Tabbner, 1981).
Kode Etik : adalah standar praktek professional yang
membedakan tindakan berdasarkan nilai-nilai yang
disepakati secara lisan dan atau tertulis.

9.

Rumusan yang merupakan penuntun perilaku etnis bagi


kelompok profesi
Rumusan yang mengatur/mengikat kelompok profesi agar
berprilaku etis.

Profesional adalah tindakan, pelayanan, tingkah-laku,


penampilan yang dilakukan oleh tenaga profesi secara
serius (sungguh-sungguh) dan bertanggung-jawab,
atas pekerjaan, jabatannya, bekerja keras dalam
penampilan dan mendemonstrasikan Sence of etnis.

III.

Terminologi pelayanan untuk penerapan etika


keperawatan.
Kapan penerapan etika dimulai?
Dimulai ketika :
A.

Petugas/perawat berjumpa dengan


pelanggan.

Ada 4 hal kebutuhan pelanggan yang paling pokok,


yaitu :
1.
Kebutuhan disambut (welcome)

Merupakan sentuhan pertama ketika pelanggan berjumpa


dengan petugas rumah sakit.
Sentuhan pertama ini akan berupa :

a.

Sapaan

Sapaan yang ramah dan senyum manis


Menyapa dan memberi salam berupa : selamat pagi/sore/malam
dan seterusnya.

b.

Body Language (bahasa tubuh) petugas ini


sangat penting diperhatikan terutama pada
saat petugas/perawat melakukan
KOMUNIKASI langsung, karena terasa oleh
pelanggan, misal :

c.

Berbicara dengan menatap mata.


Mendengarkan dengan sabar dan aktif
Ekspresi tubuh yang menyenangkan

Fisik lingkungan, artinya perlu menyambut


pelanggan tiba ditempat dengan :

Lingkungan yang bersih dan rapi, nyaman dan


meyenangkan.
Bila perlu adanya bunga
Toilet yang bersih
Tempat sampah yang jelas.

2.

Kebutuhan dimengerti (Understand).


Semua pasien (klien/keluarga) yang berkunjung atau
masuk rumah sakit dan atau berhubungan dengan
rumah sakit Sangat mengharapkan kebutuhan
dimengerti oleh semua petugas :
Dari DIREKSI PELAKSANA, terutama menyangkut
keadaan :
a.
b.
c.
d.
e.

Pelayanan yang cepat dan tepat, terutama layanan Gawat


Darurat.
Jawaban yang cepat dan tepat bila ditanya.
Menerangkan dengan jelas apa yang telah dan atau yang
akan dilakukan.
Pengobatan dan atau tindakan yang segera bila
diperlukan.
Komunikasi yang dapat meredakan ketidakjelasan dan
ketidak mengertian : perlu mengingat nama
pasien/pelanggan, perlu memperkenalkan diri,
menggunakan identitas diri.

3.

Kebutuhan Keamanan (Security).


Pelanggan yang berkunjung dan atau masuk rumah
sakit, bukan seperti pelanggan sebuah hotel, akan
tetapi mereka mempunyai permasalahan yang jelas
dan perasaan was-was terhadap keadaan
dirinya/keluarganya dan hawatir jangan sampai
keadaan tersebut menjurus kekeadaan yang lebih
kritis.
Oleh sebab itu mereka membutuhkan rasa aman,
bahwa keadaan kesehatan pasien/pelanggan berada
dibawah kendali tenaga yang kompeten dan dapat
memberikan rasa aman yang pasti, berarti perlu :

Dilayani dengan benar dan tepat.


Tindakan perlu dilakukan secara baik dan tepat.
Pelayanan kerohanian bila diberikan, harus secara baik dan
tepat serta tidak berlebihan.

4.

Kebutuhan Kenyamanan.
Hal ini sangat mempengaruhi citra
petugas/rumah sakit manakala kebutuhan rasa
nyaman yang minim atau tidak dapat di
penuhi.
Terciptanya kenyamanan yaitu melalui :

Fasilitas pelayanan sesuai standar.


Kebersihan linen yang memadai.
Tempat duduk untuk menunggu memadai.
Ruang tunggu/duduk tanpa puntung rokok.
Kebersihan KM/WC dan ruang perawatan, dan
seterusnya.

B.

Pasien/keluarganya ( pelanggan )
melakukan transaksi pelayanan.
Pada saat itulah seluruh tenaga keperawatan
harus mampu mengaplikasikan etika
keperawatan demi tugas yang diemban
sebagai tenaga professional, sehingga pada
terminology pelayanan asuhan keperawatan
dengan menggunakan metode pendekatan
proses keperawatan, berlaku format evaluasi
diri dalam memberikan pelayanan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai