FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2019/2020
0
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan lahir dan batin. Serta telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beriring salam semoga tercurahkan kepada
baginda Rasulullah SAW, yang telah menunjukkan jalan kebenaran kepada umatnya dari
alam yang tidak berilmu pengetahuan sampai ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang
kami rasakan saat ini.
Makalah ini membahas tentang “TOPIK, TEMA DAN JUDUL”. Tujuan dibuatnya
makalah ini salah satunya adalah untuk menambah wawasan, pengetahuan serta
menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan baik materi maupun teknik penyajian. Untuk itu kami mengharapkan
saran dan kritik dari dosen kami yaitu, Bapak Tri Budiarta, SS, MM yang bersifat
membangun untuk kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini dikemudian harinya. Semoga
makalah ini bisa diterima dengan baik. Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta , 27 Novemer
2019
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Topik.................................................................................................................................6
2.2 Tema...............................................................................................................................10
2.3 Judul...............................................................................................................................16
2
2.3.4 Ciri – ciri Judul........................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
3.2 Saran...............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar
dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia.
Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut topik, tema, judul. Dimana terdapat
perbedaan antara topik, tema dan judul.
Banyak orang mengetahui kalau ketiga hal tersebut itu berbeda tapi kebanyakan orang
juga kurang dapat menjelaskan perbedaannya dimana. Seorang mahasiswa harus mengetahui
perbedaannya agara dapat menulis karya ilmiah maupun penulisan skripsi dengan baik.
Karena dengan penulisan yang baik dapat melancarkan persyaratan – persyaratan sidang
nanti.
4
15. Apa saja ciri – ciri judul?
16. Apa fungsi dari judul?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui perbedaan dalam
topik, tema, dan judul ,serta mengetahui bagaimana penggunaan topik, tema, dan judul
yang baik dalam bahasa Indonesia demi menarik minat para pembaca. Selain itu untuk
memenuhi tugas pembuatan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok
pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang
digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip
apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia.
2.1 Topik
2.1.1 Pengertian Topik
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2007:1207) arti kata
topik adalah “pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan dan sebagainya. Topik
dapat juga disebut sebagai bahan pembicaraan atau hal yang menarik perhatian umum akhir-
akhir ini”. Sumber lain menyatakan ” The topic is the main idea, or the subject, in a piece of
writing ” (www.wikianswers.com, 2009). Dengan demikian bila disebut topik penelitian
dapat diartikan bebas sebagai pembicaraan atau ide utama yang menarik perhatian umum
akhir-akhir ini dalam penelitian.
Topik juga dapat didefinisikan sebagai hal yang pertama kali ditentukan ketika
penulis akan membuat tulisan, atau bisa disebut juga topik adalah tahap awal dalam proses
penelitian atau penyusunan karya ilmiah. Topik yang masih bersifat awal tersebut kemudian
difokuskan dengan cara membuatnya lebih sempit cakupannya atau lebih luas cakupannya.
Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang
lebih sempit atau lebih luas.
Topik berasal dari bahasa Yunani yaitu “TOPOI” adalah inti utama dari seluruh isi
tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembi caraan. Topik adalah
hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih
awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau
lebih luas.Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya
adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab
pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya
atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
6
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta
perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya
samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik
masih mengandung hal yang umum, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah
dalam membahas suatu permasalahan.
2. Bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat
mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:
Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan.
Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan
akademik dan profesi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.
7
Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya.
Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan.
Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya.
Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya.
3. Ditinjau secara umum, ciri topik yang baik meliputi :
Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang penulis secara terus
menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.Penulis
akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaikbaiknya.Suatu topik sama sekali
tidak disenangi penulis akan menimbulkan kesalahan.Bila terdapat hambatan ,penulis tidak
akan berusaha denngan sekuat tenaga untuk mengumpulkan data dan fakta yang akan
digunakan untuk memecahka masalah.
Jangan terlalu baru, jangan terlalu teknis dan jangan terlalu kontroversial
Bagi penulis pemula,topik yang baru kemungkinan belum ada referensinya dalam
kepustakaan.Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis bila tidak benar-
benar menguasai bahan penulisannya. Topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan
untuk bertindak secara objektif.
Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun
dari segi praktis.
8
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis. Setiap penulis harus benar – benar yakin
bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas untuk digarap sehingga tulisannya
dapat terfokus. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam,
dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis
atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik
yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya.
Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak
menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh Karena itu, pembahasan topik harus dilakukan
secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang
dapat siterima oleh pembacanya. Contoh topik yang baik dan terbatas:
Jadi, robot cerdas ini dikembangkan terbatas bagi pelayanan pasien di rumah sakit.
Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
Topik yang dipilih memiliki sumber acuan atau memiliki buku referensi.
9
2.1.5 Cara Membuat Topik
Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus benar-
benar mengetahui pokok persoalannya. Agar pembicaraan pengarang tidak melantur,
hendaknya topik dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan diperoleh salah satu
aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan karangan. Contoh berikut ini adalah cara
untuk mempersempit topik supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya, yakni:
1. Menurut tempat :
Negara tertentu lebih khusus dari pada dunia, seperti Jakarta lebih terbatas dari pada
Pulau Jawa. Topik “Pulau Jawa sebelum Indonesia Merdeka” dapat dipersempit menjadi
“Jakarta sebelum Indonesia Merdeka”.
2. Menurut waktu atau periode atau zaman :
“Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan menjadi “Seni Patung pada Zaman Kerajaan
Hindu”.
3. Menurut hubungan sebab akibat :
“Dekadensi Moral di Kalangan Muda-Mudi” dapat dipersempit menjadi “Pokok Pangkal
Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Muda – mudi”
4. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia:
Politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, kesenian, ... dan sebagainya. Karangan
tentang “Usaha-usaha Pemerintah dalam bidang Ekonomi dapat diperkhusus menjadi
“Kebijaksanaan Deregulasi di Bidang Ekonomi Selama Ganti”.
5. Menurut aspek khusus umum :
Individual – kolektif, seperti “Pengaruh Siaran televisi terhadap Kaum Tanidi Jawa
Timur” dapat dipersempit menjadi “Pengaruh Siaran Televisi Boyolali.
6. Menurut objek material dan objek formal :
Objek material ialah bahan yang dibicarakan, sedangkan objek formal ialah sudut dari
mana bahan itu kita tinjau, misalnya: “Kesusastraan Indonesia (objek material) Ditinjau
dari Sudut Gaya Bahasanya (objek formal). Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut
Pembentukan Kader-kader Baru; Keluarga Berencana ditinjau dari Segi Agama.
10
2.2 Tema
2.2.1 Pengertian Tema Secara Umum
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau
sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh
penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang
mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan
yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan
dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya
yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
Tema adalah ide atau gagasan yang disampaikan pengarang dalam ceritanya. Tema ini
akan diketahui setelah seluruh unsur prosa fiksi dikaji. Dalam menerapkan unsur-unsur
tersebut pada saat mengapresiasi karya prosa, pengapresiasi tidak sekedar menganalisis dan
memecahnya tiap bagian, tetapi juga setiap unsur tersebut harus dilihat kepaduannya dengan
unsur lain. Penganalisis akan melihat hubungan unsur-unsur tersebut berupa kekuatan saling
mendukung dan memperkuat dalam menyampaikan tema cerita atau justru sebaliknya.
Dengan kata lain tema yaitu ide pikiran atau gagasan pokok akan suatu hal, salah
satunya dalam sebuah tulisan. Pastinya di setiap tulisan mempunyai tema, sebab dalam suatu
penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang mau ditulis. Misalnya dalam menulis
sebuah novel, puisi, cerpen, atau karya tulis lain tentunya harus mempunyai sebuah tema.
Jadi apabila diibaratkan sebuah rumah, tema adalah pondasinya. Selain itu tema juga
merupakan hal paling utama yang dilihat para pembaca sebuah karya sastra. Apabila tema
yang diangkat dalam tulisan menarik, maka akan memberikan nilai yang lebih pada karya
sastra tersebut. Bagi pengarang tema merupakan dasar yang digunakan pengarang dalam
mengembangkan sebuah cerita. Biasanya setiap cerita dibuat dengan dasar tema tertentu dan
semua aktivitas dalam cerita juga didasari dengan tema tersebut.
11
2. Menurut Kamus Istilah Pengetahuan Populer
Tema adalah pokok pikiran atau persoalan yang dijabarkan dalam sebuah karangan,
isi dari sebuah karya atau ciptaan.
3. Menurut Stanton dan Jenny C
Tema adalah makna yang terkandung dalam suatu cerita yang terdapat di dalam
sebuah karya sastra.
4. Menurut Mido
Tema merupakan suatu persoalan yang berhasil menempati tempat utama dalam
sebuah cerita rekaan dan bukan hanya di dalam pikiran pengarang saja.
5. Menurut Aminuddin
Tema adalah ide yang dilandasi sebuah cerita diperankan, dan juga sebagai pangkal
tolak seorang pengarang dalam aktivitasnya memaparkan karya fiksi yang telah dia
buat.
6. Menurut Keraf
Tema adalah sebuah amanat utama yang disampaikan oleh seorang penulis melalui
sebuah karangan atau karya sastra yang dibuatnya.
1. Tema jasmaniah adalah tema yang berkaitan atau berfokus pada permasalahan atau
keadaan jasmani fisik seseorang. Biasanya jenis tema ini menyangkut pada hal yang
sifatnya dalam tubuh manusia seperti jasad, molekul, zat, tubuh dan perasaan. Contoh
tema jasmaniah salah satunya yaitu tentang percintaan atau perasaan cinta.
2. Tema ketuhanan adalah tema yang berhubungan erat dengan kekuasaan tuhan yang
tampak dalam setiap aktivitas manusi, atau dengan kata lain tema ketuhanan yaitu
tema yang ada hubungannya dengan situasi dan kondisi manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan. Biasanya jenis tema seperti ini dijabarkan pengarang cerita dengan
menunjukkan hal – hal magis yang berada di luar akal manusia. Contoh tema
ketuhanan yaitu keajaiban penyembuhan penyakit, kejadian kiamat dan lain-lain.
3. Tema sosial adalah tema yang berkaitan dengan hal – hal yang berbau masalah sosial
dan bukan masalah pribadi. Biasanya dalam tema ini pengerang cerita menjelaskan
tentang berbagai macam hal yang ada kaitannya dengan masalah kehidupan
12
masyarakat. Contoh tema sosial seperti masalah pendidikan, politik, propaganda,
interaksi manusia dengan sekitarnya, dan lain-lain.
4. Tema egoik adalah tema yang berhubungan erat dengan sifat ego manusia, atau
dengan kata lain tema yang berkaitan tentang reaksi pribadi yang pada umumnya
menentang akan pengaruh sosial. Contoh tema egoik yaitu tentang ketamakan
manusia, keserakahan manusia dan lain-lain.
5. Tema organik adalah tema yang mencakup tentang moral karena tema ini
berhubungan erat dengan moral dasar manusia yang wujudnya tentang hubungan
antar manusia. Contoh tema organik yaitu hubungan antar pria dan wanita, nasihat,
dan lain-lain.
13
2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain,
bagaimana cerita diselesaikan.
3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai
kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam
sebuah cerita.
2. Kesatuan
Kesatuan pertama-tama dilihat dari adanya satuan gagasan sentral yang menjadi
landasan seluruh karangan itu. Sebenarnya kejelasan dan kesatuan merupakan hal yang
sama, hanya segi penekanan berbeda. Kesatuan dilihat semata-mata dari persoalan bahwa
hanya ada satu gagasan sentral dalam setiap karangan atau tema. Setiap perincian dari
gagasan sentral hanya menunjang gagasan sentral tadi, dan tiap perincian itu pun hanya
boleh mengandung satu gagasan saja; demikian seterusnya.
Ada tulisan yang tidak memperlihatkan kesatuan, yaitu tidak memperlihatkan dengan
tegas tesis atau pengungkapan maksudnya, tetapi hanya membuat pernyataanpernyataan
yang sambil lalu tentang sebuah topik. Kesatuan gagasan sentralnya merupakan suatu hal
yang esensil. Seringkali pengarang berhasil menetapkan gagasan sentralnya, tetapi gagal
14
mempertahankannya dalam seluruh tulisannya, sehingga pembaca tidak tahu apa yang
telah dibacanya. Seringkali pula terjadi bahwa kesatuan itu menjadi kabur karena penulis
gagal mempertahankan keharmonisan nada tulisannya berupa penyimpangan terhadap
topiknya, atau berupa pemakaian kata atau frasa yang tidak tepat, perincian-perincian
yang bertentangan dengan gagasan sentralnya, atau bagian-bagian yang tidak tepat
sehingga transisinya terganggu.
Lebih sering lagi terjadi bahwa penulis-penulis baru gagal menggarap detail-detail
yang cukup konkrit dan khas untuk membuat gagasan sentralnya lebih jelas, sehingga
dapat terjamin kesatuan karangan itu. Sebuah tulisan yang baik harus tetap membatasi
dirinya dalam mengemukakan satu gagasan tunggal, sehingga karena bertolak dari
gagasan tunggal, maka pembaca-pembaca juga dapat menyimpulkan karangan itu dalam
sebuah kalimat.
3. Perkembangan
Kejelasan, kesatuan dan perkembangan sebenarnya merupakan satu kesatuan syarat
yang satu tidak bisa dilepaskan dari yang lain. Ketidakjelasan akan menimbulkan efek
negatif pada kesatuan dan perkembangan, kesatuan yang kurang baik dapat menimbulkan
ketidakjelasan tema yang perkembangan tema kurang baik dan terarah, perkembangan
yang kurang baik akan merusak tema dan mengaburkan topik dan tujuannya.
Dalam uraian mengenai pengembangan alinea telah dikemukakan bahwa
perkembangan alinea dapat dilihat dari dua sudut yaitu pertama, apakah gagasan yang
lebih tinggi sudah diperinci secara maksimal, dan kedua, apakah perincian-perincian
tersebut juga sudah diurutkan secara logis dan teratur. Dalam hal ini perkembangan
sebuah tema juga dapat dilihat dengan ukuran ini. Apakah tesis atau pengungkapan
maksud sudah diperinci secara maksimal untuk membuat tema itu menjadi jelas, dan
apakah perincian secara maksimal untuk membuat tema itu menjadi jelas, dan apakah
perincian itu sudah diurutkan dalam suatu urutan yang teratur dan logis. Demikian pula
apakah setiap perincian itu sudah diperinci lagi secara maksimal, dan apakah perincian-
perincian itu sudah diurutkan secara teratur atau tidak.
Kesatuan alinea dapat dicapai dengan beberapa latihan singkat, tetapi membuat
perincian-perincian sampai ke detail-detailnya dalam data tingkat yang berbeda-beda,
merupakan masalah yang sulit. Penulis biasanya tahu apa yang diinginkannya, tetapi
belum tentu pembaca dapat memahami dengan mudah apa yang dimaksudkan penulis.
15
Pembaca hanya akan memahami maksud pengarang bila ia membaca perincianperincian
yang konkrit dan teratur dari tiap pokok yang lebih umum.
Seringkali terjadi bahwa penulis selalu berusaha untuk mempertahankan tesisnya, dan
telah membuat perincian sebaik-baiknya tetapi membiarkan pembaca dalam pertanyaan:
"Bagaimana penyelesaiannya?" Penulis tidak dapat menyelesaikan persoalannya atau
mengakhiri persoalannya secara menyenangkan, bila pembaca sampai mengajukan
pertanyaan di atas. Bila hal itu terjadi maka ada dua kemungkinan: pertama, penulis tidak
berhasil untuk menunjukkan bagaimana gagasan itu diterapkan dalam hidup, atau kedua,
pembaca tidak disiapkan untuk menyelesaikan masalahnya. Pembaca merasa bahwa
penulis telah memberinya terlalu banyak harapan.
Di samping perincian-perincian yang konkrit, perkembangan juga dapat dijamin
dengan mengurutkan perincian-perincian itu secara logis. Demikian pula susunan itu
harus memperlihatkan transisi yang jelas dan lancar, baik antara alinea dengan alinea,
maupun antara bagian dengan bagian.
4. Keaslian
Ditinjau dari segi kesatuan dan perkembangan mungkin penulis sudah membuat
sebaik-baiknya, tetapi penulisan itu mungkin belum merupakan tulisan yang baik dan
berhasil. Tema yang baik harus mengandung ukuran lain yaitu keaslian atau originalitas.
Keaslian dapat diukur dari beberapa sudut, pertama dari pilihan pokok persoalannya, dari
sudut pandangannya, pendekatannya, dari rangkaian kalimatkalimatnya, dari pilihan kata,
dsb.
Harus diakui bahwa tidak ada ketentuan-ketentuan untuk mengukur keaslian suatu
karangan secara mutlak. Tetapi beberapa cara umum dapat dipergunakan untuk maksud
tersebut. Keaslian atau originalitas harus diartikan bahwa sebuah karangan telah digarap
dalam batas-batas selera yang baik, sehingga menimbulkan kesegaran dan tidak
menjemukan. Sebuah gagasan yang segar atau sebuah pendekatan yang segar terhadap
sebuah topik yang sudah umum, juga merupakan hal yang originil. Demikian pula sebuah
observasi yang cermat serta laporan-laporan yang teliti dapat dianggap originil, sebab
tidak ada dua observasi yang melihat hal-hal yang sama. Akhirnya bila penulis jujur
terhadap apa yang dikatakannya, jujur mengungkapkan pendapatnya sendiri, jujur
menyajikan perasaan dan tanggapannya terhadap sebuah situasi atau gagasan dengan
mempergunakan kata-kata sendiri, maka tulisan itu dapat dinilai sebagai bersifat originil.
16
2.3 Judul
2.3.1 Pengertian Judul
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah
menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul juga merupakan nama
yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin
dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan
adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala
tulisan.
Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga
miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul
artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul
tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan
bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap
tema, shingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik
akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga
pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul
yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi,
contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat
Kediaman yang Tidak Memadai”. Judul karangan harus :
2. Relevan.
17
Setelah menulis,baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan dengan
karangan anda ( harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian
dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut).
3. Provokatif.
Judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga(calon) pembaca sudah dapat
menduga isi karangan anda, kalau(calon) pembaca sudah dapat menebak isinya
tentu karangan anda sudah tidak menarik lagi.
4. Singkat.
Judul tidak boleh bertele-tele, harus singkat dan langsung pada inti yang ingin
dibicarakan sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat tercermin lewat judul.
18
4. Judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk
kata yang singkat.
5. Judul harus mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Topik adalah belajar mengemukakan pendapat secara efektif. Tujuannya yitu untuk
menjelaskan dan memahami bagaimana cara mengeluarkan pendapat secara lisan,
tertulis, logis, dan sistematis dalam bahasa yang baik secara efektif dan efisien.
2. Tema berarti pokok pemikiran, ide atau gagasan serta yang akan disampaikan oleh
penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Tema dapat diartikan sebagai
pengungkapan maksud dan tujuan, tujuan yang dirumuskan secara singkat dan
wujudnya berupa satu kalimat disebut tesis.
3. Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul
hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak
lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
3.2 Saran
Dengan memahami dan menguasai berbagai kaidah penulisan topik, tema dan judul.
Diharapkan pembaca dapat membuat topik, tema dan judul yang baik dan benar. Setidaknya
dengan memahami pembahasan makalah penulis kali ini, pembaca menjadi paham
bagaimana cara membuat topik, tema dan judul dengan baik dan sisitematis dan mengerti apa
saja syarat-syarat penyusunan topik, tema dan judul agar didapat suatu karya yang baik dan
benar, serta menghindari kekeliruan penentuan.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
https://wede56.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia.html
https://haviafotokopi.blogspot.com/2015/10/perbedaan-antara-tema-topik-danjudul.html
https://acehkrak.blogspot.com/2016/01/makalah-topik-tema-dan-judul.html
http://www.g-excess.com/penjelasan-topik-fungsi-dan-cara-menentukan-topik.html
http://solikhaton.blogspot.com/2013/08/makalah-bahasa-indonesia-topik.html
21