Dosen Pembimbing:
Rusmawati Sitorus, S.Pd. S.Kep. MA
Oleh:
Farid Usman
(18021)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana telah memberikaan kami
semua kekuatan serta kelancatan dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Promosi Kesehatan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan memberikan
dorongan semangat agar makalah ini dapat di selesaikan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing
kami agar kami dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini. Dosen
tersebut antara lain:
1. Ibu Rusmawati Sitorus, S.Pd. S.Kep. MA selaku Dosen mata kuliah Promosi Kesehatan
yang telah memberikan tugas mengenai masalah ini sehingga pengetahuan kami dalam
penulisan makalah ini semakin bertambah.
2. Kedua orang tua dan teman-teman Akademi Keperawatan yang selalu memberikan doa
serta dukungannya.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan. Makalah ini membahas tentang
Aplikasi Promosi Kesehatan dalam Asuhan Keperawatan pada Individu, Keluarga dan
Kelompok Khusus.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................................3
A. Praktek PBHS....................................................................................................................3
1. Definisi PHBS.............................................................................................................3
2. Tujuan PHBS...............................................................................................................3
3. Tatanan PHBS.............................................................................................................3
B. Perencanaan Promosi Kesehatan.......................................................................................5
1. Definisi Perencanaan Media Promosi Kesehatan........................................................5
2. Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Promosi Kesehatan.......................................5
C. Media Promosi Kesehatan.................................................................................................9
1. Definisi Media Promosi Kesehatan.............................................................................9
2. Tujuan Media Promosi Kesehatan...............................................................................9
3. Langkah Persiapan Promosi Kesehatan.....................................................................10
4. Penggolongan Media Kesehatan...............................................................................10
D. Promosi Kesehatan Kepada Individu, Keluarga Dan Kelompok Khusus.......................21
BAB III PENUTUP...................................................................................................................24
A. Kesimpulan......................................................................................................................24
B. Saran................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh
perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat.
Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang
atau individu itu mencakup aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya
keadaan yang sejahtera bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.
Menurut Bloom (1974), derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor
lingkungan, faktor perilaku, faktor keturunan dan faktor pelayanan kesehatan. Dari keempat
faktor tersebut, faktor kedua, yaitu faktor perilaku sangat berpengaruh dalam kesehatan
seseorang, terutama dalam penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baik
dilingkungan pribadi, keluarga, maupun masyarakat.
Perilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak serta
merta terjadi, tetapi harus senantiasa diupayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang
sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan
pola pikir sehat kepada masyarakat yang harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri.
Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam
mengupayakan perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Perilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak serta
merta terjadi, tetapi harus senantiasa diupayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang
sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan
pola pikir sehat kepada masyarakat yang harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri.
Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya
sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Sementara
itu, kesadaran masyarakat akan kesehatan dan pola hidp bersih sehat, khususnya masyarakat
desa masih sangat rendah. Untuk itu pemberian penyuluhan terkait Perilaku Hidup bersih
sehat diharapkan dapat menjadi upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya melakukan
upaya Perilaku Hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari sekaligus memberikan
pengetahuan bagaimana cara merealisasikannya sehingga bisa terwujud masyarakat yang
peduli sehat
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktek dalam PHBS?
2. Media apa saja dalam Promosi Kesehatan?
3. Seperti promosi kesehatan kepada individu, keluarga dan kelompok khusus?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu PHBS.
2. Untuk mengetahui media dalam promosi kesehatan.
3. Untuk mengetahui promosi kesehatan kepada individu, keluarga dan kelompok khusu.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Praktek PHBS
1. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes
RI, 2007).
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat
(Empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011).
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena
rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal pembangunan di masa depan yang
perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga
mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan penyakit tidak menular, oleh
karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga perlu diberdayakan
untuk melaksanakan PHBS.
a. Diagnosa masalah
Diagnosa sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat terhadap
kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk
meningkatkan kualita hidupnya melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi
yang didesain sebelumnya.
Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
1) Tujuan program (Program Objective)
Merupakan pernyataan apa yang akan dicapai dalam periode tertentu dengan status
kesehatan. Pada tujuan ini harus mencakup who will do how much of what by when.
Tujuan program sering disebut dengan tujuan jangka panjang.
2) Tujuan pendidikan (Educaional Objective)
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan
yang ada. Olehh sebab itu tujuan pendidikan sering disebut dengan tujuan jangka
menengah.
3) Tujuan perilaku (Behavioral objective)
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai agar tecapai pperilaku
yang diinginkan. Oleh sebab itu tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan
dan sikap dan disebut dengan tujuan jangka pendek.
b) Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat
singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana.
Leaflet atau sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas yang
berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan
tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 – 400
kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu
masalah, misalnya deskripsi pengolahan air ditingkat rumah tangga,
deskripsi tentang diare serta pencegahannya, dan lain-lain. Isis harus bisa
ditangkap dnegan sekali baca. Leaflet dpat diberikan atau disebarkan pada
saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus Group
Discussion (FGD), pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat leaflet :
a. Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai.
b. Tuliskan apa tujuannya.
c. Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet.
d. Kumpulan tentang subje yang kaan disampaikan.
e. Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya
bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya.
f. Buatkan konsepnya. Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok
sasaran yang hampir sama dengan kelompok sasaran, perbaiki konsep,
dan buat ilistrasi yang sesuai dengan isi.
Kegunaan leaflet :
a. Mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau
dikomunikasikan.
b. Diberika sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah
disampaikan.
c. Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepa orang banyak.
Keuntungan leaflet :
a. Dapat disimpan lama
b. Sebagai referensi
c. Jangkauan dapat jauh
d. Membantu media lain
e. Isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi
f. Papan Pengumuman
Papan pengumuman biasanya dibuat dari papan dengan ukuran 90 x
120 cm, biasa dipasang di dinding atau ditempat tertentu seperti balai
desa, posyandu, masjid, puskesmas, sekolah, dan lain-lain. Pada papan
tersebut gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu topik tertentu.
Bahan yang diperlukan :
a. Tripleks ukuran 90 x 120 cm
b. Kertas berwarna
c. Gunting
d. Paku paying
e. Huruf-huruf atau tulisan
f. Koleksi gambar-gambar dalam segala ukuran
Cara membuat papan pengumuman :
a. Ambil kayu tripleks (plywood).
b. Warnai bila diperlukan.
c. Beri bingkai pada sekeliling papan.
d. Paku di dinding gedung atau di tempat yang memungkinkan.
e. Letakkan pada tempat atau lokasi yang mudah dilihat.
f. Tuliskan judul yang menarik.
Cara menggunakan papan pengumuman :
a. Tentukan jangka waktu pemasangan sehingga tidak membosankan,
misal 1-2 minggu.
b. Gunakan pada peristiwa-peristiwa tertentu saja, misal pada waktu
pertemuan besar atau hari libur.
c. Cari sumber untuk melengkapi tampilan, misal dari perpustakaan,
kantor humas, dan lain-lain.
Keuntungan papan pengumuman :
a. Dapat dikerjakan dengan mudah.
b. Merangsang perhatian orang.
c. Menghemat waktu dan membiarkan pembaca untuk belajar masalah
yang ada.
d. Merangsang partisipasi.
e. Sebagai review atau pengingat terhadap bahan yang pernah diajarkan.
f. Gambar Optik
Gambar optik mencakup foto, slide, film, dan lain-lain.
1. Foto
Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk
album ataupun dokumentasi lepasan. Album merupakan foto-foto
yang isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita, kegiatan, dan
lain-lain. Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada
masyarakat sesuai dengan topik yang sedang didiskusikan.
Misalnya album foto yang berisi kegiatan-kegiatan suatu desa
untuk mengubah kebiasaan buang air besarnya menjadi di jamban.
Dokumentasi lepasan yaitu foto-foto yang berdiri sendiri dan tidak
disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok
persoalan atau titik perhatian. Foto ini digunakan biasanya untuk
bahan brosur, leaflet, dan lain-lain.
2. Slide
Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok.
Penggunaan slide cukup efektif karena gambar atau setiap materi
dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide sangat
menarik, terutama bagi kelompok anak sekolah dibanding dengan
gambar, leaflet, dan lain-lain.
3. Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping dapat
menyisipkan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini
adalah kelompok besar dan kolosal.
A. Kesimpulan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan
dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah,
penentuan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan.
Dalam membuat perencanaan promosi kesehatan, perencanaan harus terdiri dari
masyarakat, profesional kesehatan dan promotor kesehatan. Kelompok ini harus bekerja
bersama-sama dalam proses perencanaan promosi kesehatan sehingga dihasilkan program
yang sesuai, efektif dalam biaya dan berkesinambungan
B. Saran
Bagi masyarakat promosi kesehatan adalah proses memampukan,memberdayakan dan
memandirikan maupun individu dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Membiasakan
individu hidup sehat dan menjaga kebersihan perseorangan dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo S.(2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Promkes-Komprehensif.pdf&ved=2ahUKEwi6us-
lt_boAhV26XMBHR5cAKoQFjAEegQIBBAC&usg=AOvVaw3EPdKWndmUFRIKSPZj1abX
&cshid=1587366079475