Anda di halaman 1dari 141

BAB V

Peningkatan Mutu
Puskesmas
(PMP)
Oleh : drg. Tri Wachyuni Rahayu, M.M.

Pertemuan Penguatan Kapasitas FKTP


Melalui Pemantauan Mutu
Sabtu, 3 Juni 2023
Hotel Fave Tasikmalaya
CURRICULUM VITAE
Tri Wachyuni Rahayu, drg, M.M.

• Lahir di Cirebon, 28 Oktober 1976


• Lulus S1 Kedokteran Gigi dari Universitas Padjadjaran (UNPAD)
Bandung tahun 2002.
• Lulus Magister Manajemen Konsentrasi Rumah Sakit Universitas Islam
Bandung (UNISBA) tahun 2022.
• Jabatan Dokter Gigi Madya di UPTD Puskesmas Panjalu Kabupaten
Ciamis sejak tahun 2003 sd sekarang.
• Penulis buku “SWOT Model Bisnis Kanvas Untuk Rumah Sakit”,
bersama Dr. Agus H. Rahim, dr, Sp.OT (K)-
Spine.,FICS.,M.Epid.,M.H.Kes.,M.M. dan Dr. Sri Suwarsi, S.E.,M.Si,
Penerbit Unisba Press Bandung, tahun 2022.
• Tim Penulis buku “Pengantar Epidemiologi”, bersama Dr. Agus H.
Rahim, dr, Sp.OT (K)-Spine.,FICS.,M.Epid.,M.H.Kes.,M.M. dan Dr.
Ardini Raksanagara, dr., MPH. Penerbit Unisba Press Bandung, tahun
2023.
• Tim Konsultan Kajian Akademik Pengembangan Puskesmas Dinkes.Kab.
Bandung tahun 2022.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5.1 Peningkatan Mutu
Berkesinambungan
Pengertian Mutu Manajemen Mutu Faktor Yang Mempengaruhi

Secara etimologi mutu berasal Tindakan mengawasi semua 1. Man ( manusia )


dari bahasa inggris yakni quality kegiatan dan tugas-tugas yang
yang artinya kualitas. diperlukan untuk mempertahankan 2. Market ( pasar )
Mutu menjadi indikator nilai tingkat mutu yang diinginkan. Ini 3. Money ( uang )
tertinggi dari produk ataupun termasuk penentuan kebijakan
4. Management ( manajemen )
jasa mutu, menciptakan dan menerapkan
perencanaan mutu dan jaminan, dan 5. Motivation ( motivasi )
kontrol kualitas dan peningkatan 6. Materials ( bahan )
kualitas. Hal ini juga disebut
sebagai Total Management Quality 7. Machines ( mesin
(TQM) 8. Information ( informasi )

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan
Proses rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan kesehatan yang ditetapkan
Mutu (Service Quality) memiliki 5 dimensi menurut Parasuraman,
Zeithaml, Berry yaitu :
1. Bukti Fisik (Tangibles)
2. Reliabilitis (Reliability)
3. Daya Tanggap (Responsiveness)
4. Jaminan (Assurance)
5. Empati (Emphaty)

Sumber :
- PMK nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
- PMK nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
- Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas, Kemenkes 2021

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


WHO Timely

DIMENSI MUTU Mengurangi waktu tunggu dan


keterlambatan pemberian pelayanan
kesehatan
Effective
Efficient
Menyediakan pelayanan kesehatan
Mengoptimalkan pemanfaatan sumber
yang berbasis bukti kepada
daya yang tersedia dan mencegah
masyarakat
pemborosan termasuk alat kesehatan, obat,
Safe energi dan ide
Equitable
Meminimalkan terjadinya kerugian
(harm), termasuk cedera dan kesalahan Menyediakan pelayanan yang seragam
medis yang dapat dicegah, pada pasien- tanpa membedakan jenis kelamin, suku,
masyarakat yang menerima pelayanan etnik, tempat tinggal, agama dan status
ekonomi
People Centred
Integrated
Menyediakan pelayanan yang sesuai
Menyediakan pelayanan yang terkoordinasi lintas fasilitas
dengan presensi, kebutuhan dan nilai-
pelayanan kesehatan dan pemberi pelayanan, serta
nilai individu menyediakan kesehatan pada seluruh siklus kehidupan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Strategi Peningkatan Mutu

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Intervensi Peningkatan Mutu di FKTP

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Indikator Mutu
A. Indikator Nasional Mutu (INM) B. Indikator Mutu Prioritas C. Indikator Mutu Unit
Puskesmas (IMPP) Pelayanan (IMUP)
Tolak ukur untuk menilai tingkat
Indikator mutu yang dirumuskan Indikator mutu dari unit kerja / program
keberhasilam mutu pelayanan kesehatan
berdasarkan prioritas masalah kesehatan yang capaiannya tidak terpenuhi atau
di Fasyankes
yang ada di wilayah kerja yang akan potensial untuk ditingkatkan.
1. Kepatuhan kebersihan tangan dilakukan perbaikan
(KKT) Diperlukan profil indikator mutu
2. Kepatuhan penggunaan APD Upaya perbaikannya di dukung Admen,
3. Kepatuhan identifikasi Pengguna UKM, dan UKP
4. layanan Analisis 3H+1P, USG
5. Angka keberhasilan pengobatan
pasien TB semua kasus sensitif obat
(SO)
6. Ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan ANC sesuai standar
Kepuasan pelanggan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


TATA KELOLA MUTU

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


STRUKTUR
ORGANISASI
TIM MUTU

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


JUMLAH STANDAR, KRITERIA & EP
BAB V PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS

STANDAR KRITERIA ELEMEN PENILAIAN


5.1 5.1.1 - 5.1.4 15
5.2 5.2.1 - 5.2.2 9
5.3 5.3.1 - 5.3.5 14
5.4 5.4.1 - 5.4.2 5
5.5 5.5.1 - 5.5.5 13
5 20 56

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


SISTEMATIKA STANDAR
AKREDITASI PUSKESMAS • Peningkatan Mutu
5.1 Berkesinambungan

• Program Manajemen
Resiko 5.2

• Sasaran Keselamatan
5.3 Pasien

• Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien
dan Pengembangan 5.4
Budaya Keselamatan

• Program Pencegahan
5.5 dan Pengendalian
Infeksi

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5.1 Peningkatan Mutu Berkesinambungan
Standar 5.1
Peningkatan mutu dilakukan melalui upaya berkesinambungan terdiri atas
upaya peningkatan mutu, upaya keselamatan pasien, upaya manajemen risiko,
dan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan meminimalkan risiko bagi pasien, keluarga, masyarakat, petugas,
dan lingkungan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.1.1
Kepala Puskesmas menetapkan penanggungjawab

5 .1
mutu, tim mutu dan program peningkatan mutu
Puskesmas

.1

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


f.
Pokok Pikiran 5.1.1 Program peningkatan mutu yang dibuat target, pembagian
a. tanggung jawab yang jelas serta kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan dan target tersebut.
Penyelenggaraan pelayanan harus dapat menjamin mutu dan
keselamatan pasien, keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
g.
Kepala Puskesmas perlu memfasilitasi, mengalokasikan, dan
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk program mutu
b. sesuai dengan ketersediaan anggaran dan sumber daya yang ada
Ditetapkan Penanggung Jawab Mutu, yang dalam pelaksanaan di Puskesmas
tugasnya dibantu oleh Tim Mutu Puskesmas h.
c. Program peningkatan mutu disusun secara kolaboratif
Penunjukan dan persyaratan kompetensi Penanggungjawab i.
Mutu ditentukan oleh Kepala Puskesmas. Program peningkatan mutu disusun dengan memperhatian
indikator antara lain mutu, kebutuhan dan harapan pencapaian
d. perkembangan masyarakat, ketentuan perundangundangan,
perkembangan teknologi dan pedoman yang berlaku
Tugas tim mutu

e. j.
Kebijakan, prosedur, pedoman dan program peningkatan mutu Perencanaan, pelaksanaan dan capaian disosialisasikan,
Puskesmas sebagai acuan, serta pelaksana kegiatan Puskesmas pelayanan program peningkatan mutu didokumentasikan, dan
dikomunikasikan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.1.2
Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi

5 .1
tanggung jawab untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien berkomitmen untuk

.2
membudayakan peningkatan mutu secara
berkesinambungan melalui pengelolaan indikator
mutu.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.1.2
a. d.
Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk menetapkan Puskesmas melakukan pengukuran yang terdiri atas indikator
prioritas program dan kegiatan yang perlu diperbaiki sebagai berikut.
(1) Indikator Nasional Mutu (INM)
(2) Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMPP)
b.
(3) Indikator Mutu Pelayanan
Area prioritas perbaikan untuk tingkat Puskesmas ditetapkan
setiap tahun berdasarkan masalah kesehatan yang ada di wilayah e.
kerja sebagai hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat Kepala Puskesmas dan petugas yang diberi tanggung jawab
dalam perencanaan dan penerapan peningkatan mutu
mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
c. keterampilan
Keberhasilan perbaikan terhadap area prioritas diukur dengan
indikator area prioritas. i.
Indikator mutu yang sudah tercapai dan dapat dipertahankan
selama tahun berjalan dapat diganti dengan indikator mutu yang
baru.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.1.3
Dilakukan validasi data indikator mutu sebagai
bahan pertimbangan untuk dan analisis hasil
pengumpulan dalam pengambilan keputusan
5 .1
peningkatan mutu Puskesmas dan kinerja
.3

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.1.3 e.
Teknik statistik dapat berguna dalam proses analisis data
a.
Manfaat dan keberhasilan program peningkatan mutu f.
ditunjukkan oleh ketersediaan data yang sahih. Penetapan frekuensi pengumpulan data dan analisisnya
b. g.
dilakukan validasi data Puskesmas wajib menyediakan informasi publik yang akurat,
c. benar, dan faktual.
Validasi data dilakukan ketika : h.
(1) ada indikator baru yang digunakan; Validasi data dilakukan ketika :
(2) data akan ditampilkan kepada masyarakat;
(3) ada perubahan profil indikator; (1) pencapaian dibandingkan secara serial dari waktu ke waktu.
(4) ada perubahan data pengukuran yang tidak diketahui pencapaian dibandingkan dengan target yang telah
sebabnya; dan (2) ditentukan.
(5) sumber data berubah,. pencapaian dibandingkan dengan pencapaian fasilitas
(3) pelayanan kesehatan sejenisnya.
d. (4) pencapaian dibandingkan dengan standar dan referensi
yang digolongkan sebagai best practice atau panduan
Pelaksanaan validasi data hasil pengukuran dilakukan oleh
(5) praktik klinis
petugas yang ditunjuk

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.1.4

5 .1
Peningkatan Mutu dicapai dan
dipertahankan

.4

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.1.4
a. e.
Informasi dari analisis data digunakan untuk mengidentifikasi Perubahan efektif yang dapat dilakukan
potensi perbaikan dan untuk mengurangi atau mencegah
kejadian yang merugikan f.
b. Perbaikan baik yang bersifat mempertahankan capaian maupun
upaya peningkatan, didokumentasikan
Metode untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu dan
keselamatan pasien/masyarakat g.
c. Program peningkatan mutu Puskesmas dilaporkan kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota minimal setahun sekali
Setelah perencanaan, dilakukan uji coba peningkatan dan
dipelajari hasilnya dengan mengumpulkan data selama kegiatan
uji coba kemudian dilakukan penilaian

d.
dipastikan bahwa dilakukan perbaikan berkelanjutan
berdasarkan pengumpulan dan analisis data secara
berkesinambungan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5.2 PROGRAM
MANAJEMEN
RISIKO
5.2 Program Manajemen Risiko
“Dasar hukum Permenkes nomor 25 Tahun 2019 tentang Tujuan Penerapan Manajemen Risiko
penerapan manajemen risiko terintegrasi di lingkungan
kementerian kesehatan” 1. Mengantisipasi dan menangani segala bentuk risiko
secara efektif dan efisien
Manajemen Risiko 2. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi
3. Memberikan dasar pada setiap pengambilan
Proses yang proaktif dan kontinyu meliputi indentifikasi,
keputusan dan perencanaan
analisis, evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi,
4. Meningkatkan pencapaian tujuan dan meningkatkan
pemantauan, dan pelaporan risiko, termasuk berbagai
kinerja
strategi yang dijalankan untuk mengelola risiko dan
potensinya.
Manfaat Penerapan Manajemen Risiko
Risiko
1. Meningkatkan mutu infotmasi untuk pengambilan
Kemungkinan terjadi suatu peristiwa yang berdampak keputusan
negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi 2. Perlindungan kepada unit kerja dan aparatur sipil
negara
3. Mengurangi kejutan atas risiko yang tidak diinginkan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Sebab vs Risiko vs Akibat
• SEBAB adalah fakta / masalah yang sudah terjadi, / sedang FAKTA
SEBAB
terjadi tapi bukan risiko karena bukan ketidakpastian.

• RISIKO adalah ketidakpastian yang mungkin terjadi dan Ketidakpastian Yang


mungkin saja tidak terjadi RISIKO Negatif

• AKIBAT adalah alasan mengapa itu berdampak penting Hasil yang


AKIBAT mungkin
terhadap tujuan. terjadi

Risiko berada di antara Sebab dan Akibat.


Kita tidak bisa mengelola SEBAB karena itu FAKTA, AKIBAT karena MUNGKIN BELUM
TERJADI. YANG BISA KITA KELOLA ADALAH “RISIKO”

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Proses Manajemen Risiko

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Penilaian Risiko
Menilai dan memprioritaskan risiko sehingga tingkat
risiko dapat dikelola dalam batas toleransi yang
ditentukan

Identifikasi Risiko :

A. Risiko Klinis B. Risiko Non Klinis


Risiko yang menyangkut Keselamatan Pasien Di luar keselamatan pasien, seperti : risiko PPI,
risiko K3, risiko MFK, risiko keuangan, risiko
reputasional, resiko strategi, risiko operasional,
risiko kepatuhan, dll

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Langkah-Langkah Penatalaksanaan Identifikasi Risiko

Memahami dan mengidentifikasi kegiatan utama unit/bagian

Mengidentifikasi tujuan dari masing-masing kegiatan tersebut

Mengumpulkan data dan informasi tentang risiko yang


mungkin terjadi atas kegiatan tersebut

Mencari penyebab dari risiko-risiko yang telah diidentifikasi


untuk mendapatkan penyebab utamanya

Mengisi formulir daftar risiko dan memperbaharui


setiap saat terjadi pernyataan risiko

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Analisis Risiko
Proses analisa pada potensi risiko dengan Urutan Pelaksanaan Analisis Risiko
mempertimbangkan frekuensi & dampak risiko.
a) Dapatkan data hasil identifikasi risiko
b) Evaluasi atas kecukupan pengendalian intern current control
Analisis Risiko menggunakan : (yang sudah ada)
c) Ukur tingkat probabilitas terjadinya risiko
Risiko Klinis Risiko Non Klinis
d) Ukur tingkat besaran dampak jika risiko terjadi
e) Hitung skor risiko dengan mengalikan probabilitas dengan
Matriks Kriteria Risiko
dampak
Grading Risiko
f) Tentukan tingkat risiko, apakah termasuk risiko tingkat rendah,
rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi
g) Isikan hasil langkah-langkah di atas ke dalam analisis risiko
h) Dari risiko diatas, selanjutnya dibuat peta risiko

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Risiko Klinis (Keselamatan Pasien)
1. Probabilitas / Frekuensi / Likelihood 2. Dampak Klinis / Consequences / Severity

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Matriks Grading Risiko
= Dampak x Probabilitas
Potencial Concequences
Frekuensi/
Likelihood Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
1 2 3 4 5

Sangat Sering Terjadi Moderate


(Tiap mgg /bln) Moderate High Extreme Extreme
5
Sering terjadi
(Bebrp x /thn) Moderate Moderate High Extreme Extreme
4
Mungkin terjadi Moderate
(1-2 thn/x) Low High Extreme Extreme
3

Jarang terjadi Moderate


Low Low High Extreme
(>2-5 thn/x) 2

Sangat jarang sekali Moderate


(>5 thn/x) Low Low High Extreme
1
Can be manage by procedure Clinical Manager / Lead Clinician should assess Detailed review & urgent treatment Immediate review & action required
(Tindak lanjuti sesuai SPO) the consequences againts cost of treating the should be undertaken by senior at Board level. Director must be
risk management informed
(Manajer analisa dampak yg akan timbul terkait (Analisa detail & urget (RCA) oleh (Analisa segera (RCA) di BOD. Dirut
cost) Manajemen senior) di informasikan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Risiko Non Klinis Menggunakan Kriteria Risiko
1. Probabilitas / Frekuensi / Likelihood 2. Dampak Klinis / Consequences / Severity

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


3. Matriks Analisa Risiko Non Klinis
4. Matriks Analisa Risiko

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria Risiko Kategori Dampak
Derajat Dampak Tuntutan Ganti Penundaan Dampak pada Kesehatan dan Dampak pada pihak
Skor Reputasi
(tingkat) Keuangan Rugi Pelayanan Keselamatan terkait

Hanya berdampak
Sangat ≤ 3% Luka kecil pada orang atau pada
1 ≤ Rp 1.000.000 ≤ 1 hari kerja Diketahui oleh seisi kantor
rendah anggaran beberapa orang
satu pihak

Dimuat oleh media massa lokal


> 3 - 5% > Rp 1.000.000 – Luka kecil berarti pada orang Berdampak pada 2 - 3
2 Rendah > 1 - 2 hari kerja namun cepat dilupakan
anggaran Rp 5.000.000 atau beberapa orang pihak
masyarakat

> Rp 5.000.000 - Dimuat oleh media massa lokal &


>5 - 8% Luka berarti pada orang atau Berdampak pada 3 - 4
3 Sedang > 2 - 3 hari kerja media sosial namun cepat
anggaran Rp 25.000.000 beberapa orang pihak
dilupakan masyarakat

Dimuat di media nasional dan


> 8 - 12% > Rp 25.000.000 - Luka serius pada orang atau Berdampak pada 4-5
4 Tinggi > 3 - 5 hari kerja media online dan diingat
anggaran Rp 50.000.000 beberapa orang pihak
sementara oleh masyarakat

Dimuat oleh media nasional/


Sangat > 12% Luka berganda atau kematian Berdampak pada lebih
5 > Rp 50.000.000 > 5 hari kerja internasional dan media
Tinggi anggaran atau cacat permanen sosial/media online dari 5 pihak
diingat lama oleh masyarakat

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Evaluasi Risiko
 Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa risiko dengan
grading / kriteria / kelompok risiko sesuai yang ditetapkan untuk menentukan apakah
risiko dapat diterima / ditoleransi.

 Tujuan Evaluasi  membantu dalam pengambilan keputusan berdasarkan hasil


analisis risiko dan risiko yang memerlukan prioritas penanganan

 Evaluasi risiko membandingkan antara biaya dan keuntungan


(cost benefit analysis/ CBA)

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pemantauan (Monitoring) & Review

Untuk memastikan bahwa seluruh tahapan proses Pelaksanaan monitoring & review :
dan fungsi manajemen risiko berjalan dengan baik. 1. Pengendalian rutin penanganan risiko dengan
cara membandingkan kinerja aktual dengan
kinerja yg diharapkan
2. Monitoring efektivitas semua langkah dalam
proses penanganan risiko berdasarkan laporan
pelaksanaan tahap sebelumnya guna
memastikan bahwa prioritas penanganan
Risiko masih selaras dengan perubahan di
dalam lingkungan kerja
3. Monitoring dan review secara berkala min. 6
bulan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pencatatan & Pelaporan

1. 2. 3.

Laporan Profil Risiko : merupakan


kumpulan risiko kunci (utama) yang Laporan Proses Manajemen Risiko : di Laporan Pemantauan & Reviu :
disusun pada di masing-masing unit pada masing-masing unit kerja yang memuat proses manajemen risiko di masing-
saat penyusunan rencana kerja dan informasi mengenai risiko kunci (utama) masing unit kerja
anggaran yang dikelola, rencana mitigasi /
pengelolaan, dan realisasi mitigasi /
pengelolaan Risiko yang telah dijalankan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
RUK Manajemen Risiko Tahun 2024

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5.2 Program Manajemen Risiko
Standar 5.2
Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan
identifikasi, analisis, evaluasi, penatalaksanaan risiko dan
monitoring dan review untuk mengurangi kerugian dan
cedera terhadap pasien, staf, pengunjung, serta institusi
puskesmas dan sasaran pelayanan UKM serta
masyarakat.

Upaya manajemen risiko dilaksanakan dengan menyusun


program manajemen risiko setiap tahun yang mencakup
proses manajemen risiko yaitu komunikasi dan
konsultasi, menetapkan konteks, indentifikasi, analisis,
evaluasi, penatalaksanaan risiko dan pemantauan dan
review yang dilakukan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.2.1
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya
Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga,
masyarakat, petugas, dan lingkungan diidentifikasi,
dianalisis.
5.2.1

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.2.1
a. c.
Kategori risiko di Puskesmas meliputi risiko klinis yang Risiko dikelola penanggung jawab dan pelaksana untuk
berhubungan dengan keselamatan pasien dan risiko non klinis mengupayakan langkah pencegahan dan/atau meminimalisasi
meliputi risiko terkait manajemen fasilitas keselamatan (MFK), risiko sehingga tidak menimbulkan akibat negatif atau kerugian
risiko PPI yang tidak berdampak pada pasien, risiko keuangan,
risiko kepatuhan, risiko reputasional dan risiko strategis
padaKMP, pelayanan UKM, serta UKP, laboratorium, dan
kefarmasian. d.
b. Program Manajemen Resiko merupakan pendekatan prooaktif
yang komponen pentingnya meliputi :
Register risiko harus dibuat sebagai dasar penyusunan program 1. Proses identifikasi risiko
manajemen risiko dan untuk membantu petugas Puskesmas 2. Integrasi risiko
mengenal dan mewaspadai kemungkinan risiko dan akibatnya 3. Pelaporan proses manajemen risiko
4. Pengelolaan terkait tuntuttan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.2.2

Puskesmas melaksanakan program manajemen


risiko sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5.2.2

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.2.2
a. c.
Penatalaksanaan risiko berupa strategi reduksi, mitigasi dan Program manajemen risiko (MR) berisi strategi dan kegiatan
pemantauan pelaksanaan tatalaksana sesuai kategori risiko untuk mereduksi atau memitigasi risiko yang disusun setiap
tahun, terintegrasi dalam perencanaan Puskesmas

b.
analisis efek modus kegagalan (failure mode effect analysis)
untuk menganalisis minimal satu proses kritis atau berisiko
tinggi yang dipilih setiap tahun

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5.3 Sasaran
Keselamatan Pasien
Sasaran Keselamatan Pasien

1
Tidak terjadinya salah identifikasi pasien

2
Komunisasi efektif dalam pelayanan

3 Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat

4 Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan

Pengurangan terjadinya risiko infeksi dalam pelayanan klinis


5

Tidak terjadinya pasien jatuh


6

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Sasaran 1 : Tidak terjadinya salah identifikasi pasien
Petugas harus melakukan identifikasi pasien : Identifikasi Pasien Pada Kondisi Tertentu
1. Skrining
2. Pendaftaran Kesadaran menurun Tidak pumya
Pasien yang tidak
dan tidak ada ekstrimitas atas / luka
3. Pemberian Obat dapat berkomunikasi
keluarga bakar
4. Pemberian Darah / Produk Darah
5. Prosedur Diagnostik
6. Sebelum Memberikan Diet Terpasang Identifikasi
ventilator dilakukan dengan
7. Sebelum Prosedur Tindakan Gelang identitas
menempelkan
mencantumkan : Mr
X / Mrs. X, tanggal, stiker di baju
jam masuk, dan pasien
nomor RM
Usia (bayi)

Penempelan foto
pada berkas RM
Pasien tidak sadar

Gangguan mental

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Sasaran 2 : Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif

Proses untuk meningkatkan komunikasi dalam Komunikasi verbal / via telepon yang aman lakukan :
pemberian asuhan ditetapkan dan dilaksanakan  Hindari pemesanan obat / permintaan obat secara verbal
 Dalam keadaan darurat dimana komunikasi tertulis /
komunikasi elektronik tidak dapat dilakukan maka harus
Komunikasi efektif merupakan komunikasi diantara para
ditetapkan panduannya meliputi permintaan pemeriksaan,
petugas pemberi pelayanan yang dilakukan dengan TEPAT
penerimaan hasil pemeriksaan identifikasi dan penetapan
WAKTU, AKURAT, LENGKAP, JELAS, dan DAPAT
nilai kritis, hasil pemeriksaan dignostik, kepada siapa dan
DIPAHAMI oleh penerima. Sehingga dapat MENGURANGI
oleh siapa hasil pemeriksaan dilaporkan
KESAHALAHAN dan MENGHASILKAN PERBAIKAN
 Prosedur menerima perintah lisan / telepon hasil
untuk keselamatan pasien.
pemeriksaan oleh penerima informasi, penerima membaca
kembali dan mengirim informasi atas apa yang telah ditulis
Komunikasi efektif dapat dilakukan secara :  FKTP memiliki daftar singkatan yang diperkenankan dan
1. Verbal yang tidak diperkenankan
2. Tertulis
3. Elektronik

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


S
Situation
What is the situation? (Chief complaint, current
status)

B
Background
What is the clinical background? (Previous
history)

A
Assessment
What is the problem? (Results of assessment,
vital signs and symploms)

R
Request / Recommendation
What do I remoned/request to be done? (Suggested
and anticipated changes, critical monitoring)

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


KOMUNIKASI VERBAL

Dengan SBAR Dengan TBAK

Saat petugas menerima


Saat serah terima pasien instruksi berbal via telpon /
lisan dari DPIP

Saat petugas melaporkan Saat petugas menerima


kondisi pasien kepada DPIP laporan hasil tes klritis /
critical test / pemeriksaan
• Catat unstruksi di cito
formulir terintegrasi
• Beri stempel TBAK
• Beri stempel SBAR
• DPIP memberi paraf saat
visit keesokan harinya

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Sasaran 4 : Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan
Yang Harus Diwaspadai
Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap Kesalahan bisa terjadi :
obat-obatan yang perlu diwaspadai ditetapkan dan 1. Secara tidak sengaja
dilaksanakan 2. Bila perawat tidak mendapatkan orirentasi sebelum
ditugaskan
3. Pada keadaan gawat darurat
Obat Yang Perlu
Diwaspadai

Obat yang sering menyebabkan


KTD atau kejadian sentinel

• NORUM / LASA
• Elektrolit Konsentrat

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


LASA (Look Alike Sound Alike)
NORUM ( Nama Obat Rupa Mirip)

 metRONidazole  metFORMin
 amLODipin  amlTRIPtilin
 vinBLATStine  vinCRIStine
 gliMEPiride  gliBENclamide
 as.MEFEnamat  as.TRANexamat
Tulis yang berbeda dengan huruf KAPITAL

Check Back Poor Handwiting

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Cara Eleminasi / Mengurani KTD

 Tingkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai


 Pindahkan elektrolit konsentrat dari uni pelayanan pasien ke farmasi
 FKTP punya kebijakan dan atau prosedur
 Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di FKTP
• Identifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti
di IGD, ruang tindakan
• Pemberian label secara benar pada elektrolit
• Penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses untuk
mencegah pemberian yang tidak disengaja / kurang hati-hati

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Sasaran 4 : Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur,
Tepat Pasien Operasi
Proses untuk memastikasn tepat pasien, tepat Proses memastikan tepat pasien, tepat prosedur, tepat sisi pada pasien
prosedur, tepat sisi pada pasien yang menjalani yang menjalani operasi / tindakan medis :
operasi / tindakan medis ditetapkan dan  Insiden dapat terjadi akibat salah pasien, salah prosedur, salah sisi
dilaksanakan pada tindakan invasif atau bedah minor
 PKM menetapkan jenis tindakan invasif yang ada di fasilitasnya
dan mengidentidikasi area dimana prosedur invasif dilakukan
 Tindakan invasif : semua tindakan yang meliputi sayatan / insisi
dan/atau tusukan pengambilan jariangan, pencabutan gigi,
pemasangan implan, dan tindakan atau prosedur invasif yang lain
yang menjadi kewenangan puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama
 Puskesmas mengembangkan dan menerapkan Protokol Umum
(Universal Protocol) :
• Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan;
• Penandaan sisi yang akan dilakukan tindakan / prosedur;
• Time out yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Proses memastikan tepat pasien, tepat prosedur, tepat sisi pada pasien
yang menjalani operasi / tindakan medis :
Penandaan Sisi :
 Melibatkan pasien jika memungkinkan, adakalanya pasien tidak
memungkinkan untuk berpartisipasi
 Tanda harus mudah dikenali, tidak membingungkan dilakukan
secara seragam dan konsisten
 Penandaan dilakukan pada semua organ yang mempunya
lateralitas :
 (kanan vs kiri seperti salah satu dari anggota badan, satu dari
sebapasang organ
 Beberapa struktur seperti jari, jari kaki, dan les, atau
 Beberapa tingkat (tulang belakang)
 Untuk tindakan di poli gigi, seperti pencabutan gigi, penandaanya
bila perlu menggunakan hasil ronten gigi dan diagram gigi
 Penandaan harus dilakukan oleh operator yang akan melakukan Time Out dilaksanakan secara aktid segera sebelum dimulai
tindakan yang melakukan seluruh prosedur, dan tetap bersama prosedur invasif di tempat tindakan invasif dilakukan, dengan
pasien selama prosedur berlangsung tim lengkap yang akan melakukan tindakan invasifm
 Penandaan sisi dan tanda tersebut terlihat setelah pasien disiapkan memasitikan benar pasien, benar prosedur, dan benar sisi
dan dipasang doek steril tindakan dan didokumentasikan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Sasaran 5 : Mengurangi Risiko Infeksi
Akibat Perawatan Kesehatan
Kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan
risiko infeksi yang didapat di fasilitas kesehatan
 Puskesmas harus menerapkan kebersihan tangan,
panduan kebersihan tangan perlu disusun dan
disosialisasikan serta ditempel pada tempat yang
mudah dibaca
 Tenaga medis, tenaga kesehatan, dan karyawan
Puskesmas perlu diedukasi tentang kebersihan
tangan.
 Sosialisasi kebersihan tangan perlu juga dilakukan
untuk pasien, keluarga pasien, anak sekolah dan
masyarakat.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5 MOMEN Mencuci Tangan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
Sasaran 5 : Mengurangi Risiko Cedera Pasien
Akibat Jatuh
Proses untuk mengurangi risiko pasien jatuh disusun
dan dilaksanakan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Sasaran 5 : Mengurangi Risiko Cedera Pasien
Akibat Jatuh
Reduksi Risiko Pasien Cedera Dari Jatuh Penapisan Risiko Jatuh Dilakukan
Asesmen risiko ‘jatuh pada pasien rawat inap Pada Pasien Rawat Jalan

Pasien sebaiknya di assess risiko jatuh  Kondisi Pasien, contoh : pasien geriantri, dizziness, vertigo,
 Saat Pendaftaran gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan
obat, sedasi, status kesadaran, dan atau kejiwaan, konsumsi
 Saat Transfer dari Unit Satu ke Unit Lain alkohol
 Setelah Pasien Jatuh  Diagnosis, contoh pasien dengan diagnosis penyakin parkinson
 Regular Interval, Mingguan atau Harian  Situasi, contoh : pasien yang mendapatkan sedasi atau pasien
dengan riwayat tirah baring lama yang dipindahkan untuk
pemeriksaan penunjang dari ambulans, perubahan posisi akan
Tools Assessment : meningkat risik jatuh
Morse Fall Risk Assessment  Lokasi, hasil identifikasi area-area di Puskesmas yang berisiko
Henreich Fall Risk Assessment terjadi pasien jatuh antara lain lokasi yang dengan kendala
penerangan atau mempunyai barrier/ penghalang yang lain
misalnya tempat pelayanan fisioterapi, tangga.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5.3 Sasaran Keselamatan Pasien
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya
keselamatan pasien.

Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran


keselamatan pasien sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.3.1
Proses Identifikasi pasien dilakukan dengan benar.

5.3.1

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.3.1
a. c.
Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan penapisan atau Identifikasi tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi
mulai skrining, pada saat pendaftaran, serta pada setiap akan pasien dirawat
dilakukan prosedur diagnostik, prosedur tindakan, pemberian
obar, dan pemberian diet

b.
Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara
identifikasi yang relatif tidak berubah, yaitu nama lengkap,
tanggal lahir, nomor rekam medis, atau nomor induk
kependudukan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.3.2
Proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dalam
pemberian asuhan ditetapkan dan dilaksanakan.

5.3.2

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.3.1
a. b.
Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau lewat Komunikasi yang rentan menimbulkan kesalahan, terjadi pada
telepon, antara lain dapat dilakukan dengan menggunakan teknik saat :
SBAR (situation, background, asessment, recommendation)
(1) Pemberian petintah secara verbal
Sedangkan saat menerima instruksi lewat telepon dapat (2) Pemberian perintah verbal melalui telepon
menggunakan metode readback (write down, read back, and (3) Penyampaian hasil kritis pemeriksaan penunjang diagnosis
confirmation) Serah terima antar giliran (shift), dan
(4) Pemindahan pasien dari unit yang satu ke unit yang lain
(5)

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.3.3
Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat
yang perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan

5.3.3

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.3.3
a. b.
Obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) adalah Kesalahan pemberian obat dapat juga terjadi akibat adanya obat
obat-obatan yang memiliki risiko menyebabkan cedera serius dengan nama dan rupa obat mirip (look alike
pada pasien jika digunakan dengan tidak tepat. Obat higt alert sound alike).
meliputi :
c.
(1) Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat aktif yang dapat
menimbulkan kematian atau kecacatan bila terjadi Kebijakan dan prosedur tentang pengelolaan obat yang perlu
kesalahan (error) dalam penggunaannya (contoh: insulin, diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan yang meliputi
heparin atau sitostatika), penyimpanan, penataan, peresepan, pelabelan, penyiapan,
(2) Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama penggunaan, dan evaluasi penggunaan obat yang perlu
Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike diwaspadai, termasuk obat psikotropika, narkotika, dan obat
Sound Alike/LASA) dengan nama atau rupa mirip.
(3) Elektrolit konsentrat contoh: kalium klorida dengan
konsentrasi sama atau lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida
dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnesium sulfat
injeksi dengan konsentrasi sama atau lebih dari 50%.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5.3 Sasaran Keselamatan Pasien
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya
keselamatan pasien.

Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran


5.3.4
keselamatan pasien sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan.

Kriteria 5.3.4
Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur,
dan tepat sisi pada pasien yang menjalani
operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.3.4
a. b.
Puskesmas harus mengembangkan suatu sistem untuk Penandaan sisi dapat dilakukan kapan saja sebelum prosedur
memastikan benar pasien, benar prosedur, dan benar sisi jika dimulai selama pasien terlibat secara aktif dalam penandaan sisi
melakukan tindakan dengan menerapkan protokol umum dan tanda. Adakalanya pasien dalam keadaan tidak
(universal protocol) yang meliputi: memungkinkan untuk berpartisipasi, misalnya pada pasien anak
(1) Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan : penandaan atau ketika pasien tidak berkompeten untuk membuat keputusan
sisi yang akan dilakukan tindakan / prosedur; dan tentang perawatan kesehatan.
Time out yang dilakukan segera sebelum prosedur dimulai
(2)
c.
Jeda (time out) merupakan peluang untuk menjawab semua
pertanyaan yang belum terjawab atau meluruskan kerancuan.
Jeda dilakukan di lokasi tempat prosedur akan dilakukan, tepat
sebelum memulai prosedur, dan melibatkan seluruh tim yang
akan melakukan tindakan operasi atau invasif.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.3.5
Proses kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan
risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan.

5.3.5

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.3.5
a. b.
Puskesmas harus menerapkan kebersihan tangan Prosedur kebersihan tangan perlu disusun dan disosialisasikan.
yang terbukti menurunkan risiko infeksi yang terjadi pada Informasi mengenai prosedur tersebut ditempel di tempat yang
fasilitas kesehatan. mudah dibaca. Tenaga medis, tenaga kesehatan, dan karyawan
Puskesmas perlu diedukasi tentang kebersihan tangan. Sosialisai
kebersihan tangan perlu juga dilakukan kepada pasien dan
keluarga pasien

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.3.6

Proses untuk mengurangi risiko pasien jatuh


disusun dan dilaksanakan.
5.3.6

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.3.6
a. c.
Risiko jatuh dapat terjadi pada pasien yang riwayat jatuh, Contoh alat untuk melakukan penapisan pada pasien rawat inap
penggunaan obat, minum minuman beralkohol, gangguan virus, adalah skala Morse unruk pasien dewasa dan skala Humpty
gangguan mental dan sebab lainnya Dumpty untuk anak, sedangkan untuk pasien rawar jalan
dilakukan dengan menggunakan get up and go test
b.
Penapisan risiko jatuh dilakukan pada pasien rawat jalan dengan
mempertimbangankan :
(1) Kondisi Pasien
(2) Diagnosis
(3) Situasi
(4) Lokasi

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien &
Pengembangan Budaya
Keselamatan
Keselamatan Pasien (Patient Safety) ?

Suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

Sumber :
a. Permenkes 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
b. Petunjuk teknis penggunaan aplikasi laporan insiden keselamatan
pasien di Puskesmas

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Insiden Keselamatan Pasien
insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien

 KNC (Kejadian Nyaris Cedera) adalah terjadinya insiden yang


belum sampai terpapar ke pasien.
 KTC (Kejadian Tidak Cedera) adalah insiden yang sudah terpapar
tapi tidak cedera.
 KPC (Kondisi Potensial Cedera) adalah kondisi potensial cedera
 KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
 Kejadian sentinel merupakan suatu Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) yang mengakibatkan kematian, cedera permanen, atau
cedera berat yang temporer dan membutuhkan intervensi untuk
mempetahankan kehidupan, baik fisik maupun psikis, yang tidak
terkait dengan perjalanan penyakit atau keadaan pasien.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
5.4 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien &
Pengembangan Budaya Keselamatan
Standar 5.4
Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden
keselamatan pasien dan pengembangan budaya
keselamatan.
Pelaporan insiden keselamatan pasien berhubungan
dengan budaya keselamatan di Puskesmas dan diperlukan
untuk mencegah insiden lebih lanjut atau berulang pada
masa mendatang yang akan membawa dampak kerugian
yang lebih besar bagi Puskesmas.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.4.1

5.4.1
Dilakukan pelaporan, dokumentasi, analisis akar
masalah, dan penyusunan tindakan korektif sebagai
upaya perbaikan, dan pencegahan potensi insiden
keselamatan pasien.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.4.1
a. c.
Insiden keselamatan pasien terdiri atas : Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan
(1) Kondisi Potensial Cedera Signifikan (KPCS) (unexpected occurrence) yang mengakibatkan kematian atau
(2) Kejadian Nyaris Cedera (KNC) cedera yang serius. Kejadian sentinel dapat berupa :
(3) Kejadian Tidak Cedera (KTC) (1) Kematian yang tidak diduga;
(4) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) (2) Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit
(5) Kejadian Sentinel (KS) atau kondisi pasien;
(3) Tindakan salah sisi, salah prosedur, dan salah pasien;
Penculikan anak, termasuk bayi atau anak dikirim ke
b.
(4) rumah yang bukan rumah orang tuanya; dan
Pelaporan insiden terdiri atas laporan insiden internal dan Perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan
laporan insiden eksternal. (5) (berakibat kematian atau kehilangan fungsi secara
permanen) atau pembunuhan (yang disengaja) atas pasien,
anggota keluarga, staf, dokter, pengunjung, atau
vendor/pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan
Puskesmas.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.4.2

5.4.2
Tenaga kesehatan pemberi asuhan berperan penting
dalam memperbaiki perilaku dalam pemberian pelayanan
yang mencerminkan budaya mutu dan budaya
keselamatan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.4.2
a. b.
Perilaku terkait budaya keselamatan berupa : Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti:
(1) Penyediaan layanan yang baik, termasuk pengambilan
keputusan bersama; (1) Perilaku yang tidak layak (inappropriate)
(2) Bekerjasama dengan pasien; (2) Perilaku yang mengganggu (disruptive)
(3) Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain; (3) Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras,
(4) Bekerjasama dalam sistem kinerja layanan kesehatan; agama, suku termasuk gender; dan
Meminimalisir risiko; (4) Pelecehan seksual.
(5) Mempertahankan professional;
(6) Perilaku profesional dan beretika;
(7) Memastikan pelaksanaan proses pelayanan yang
(8) terstandar; dan
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan termasuk
(9) keterlibatan dalam pelaporan dan tindak lanjut insiden.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5.5 Pencegahan
dan Pengendalian
Infeksi
Sumber Rujukan Utama 2
Penerapan PPI di FKTP
1

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


PMK Nomor 27 Tahun 2017
Penyakit infeksi terkait pelayanan (HAIs) merupakan salah satu
masalah kesehatan diberbagai negara di dunia
1
HAIs dapat dicegah bila Fasyankes secara konsisten melaksanakan
program PPI
2
Upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap
kemungkinan tertular infeksi (masyarakat umum disaat menerima
3 pelayanan kesehatan)

Pedoman PPI :
1. Acuan dalam pelaksanaan PPI
4 2. Melindungi masyarakat & kesehatan pasien
3. Efesiensi & peningkatan mutu

Ditetapkan 2 Mei 2017

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


PPI di Puskesmas
Maksud Prinsip
Agar petugas, pengguna layanan dan masyarakat serta Secara garis besar konsep dan prinsip pelaksanaan PPI
lingkungan terlindungi dari penularan penyakit infeksi pada berbagai kegiatan pelayanan kesehatan di FKTP
dan semua FKTP dalam memberikan pelayanan adalah berlaku sama, tanpa pengecualian.
kesehatan harus mengikuti konsep, prinsip, langkah dan Mutu pelayanan di FKTP sangan ditentukan oleh
prosedur PPI kepatuhan petugas terhadap kebijakan, pedoman, SOP
yang telah ditetapkan oleh masing-masing
Dalam membuat kebijakan, pedoman dan SOP tentang
Tujuan
PPI tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan
Agar petugas, pengguna layanan dan masyarakat serta perundang undangan yang ada
lingkungan terlindungi dari penularan penyakit infeksi

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Istilah - Istilah dalam PPI
PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) Penyakit Infeksi
Upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya Suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi yang
infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan disertai adanya respon imun dan gejala klinik
masyarakat sekitar pelayanan kesehatan
Penyakit Menular
Infeksi
Penyakit (infeksi) tertentu yang dapat berpindah dari satu
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh orang ke orang lain, baik langsung maupun tidak
mikroorganisme patogen dengan/tanpa disertai gejala langsung
klinik
Surveilans ICRA ( Infection Control Risk Assesment )
Suatu proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara terus Penilaian risiko, pengendalian infeksi yang merupakan
menerus, komprehensif dan dinamis berupa perencanaan, proses multidisplin yang berfokus pada pengurangan
pengumpulan data, analisis, interprestasi, komunikasi, evaluasi risiko dari infeksi ke pasien, perencanaan fasilitas,
dari data kejadian infeksi yang dilaporakan secara berkala desain, dan konstruksi kegiatan.
kepada pihak yang berkepentingan berfokus pada strategi
pencegahan dan pengendalian infeksi

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Enam Komponen Rantai Penularan Infeksi

Agensi
Infeksi

Penjamu
Reservoir
Rentan

Pintu Pintu
Masuk Keluar

Cara
Penularan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Ruang Lingkup PPI Di FKTP

A. Kewaspadaan Isolasi

1. Kewaspadaan Standar 2. Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi


a) Kebersihan Tangan ( Hand Hygiene ) a) Kewaspadaan Transmisi Kontak
b) Pengunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) b) Kewaspadaan Transmisi Droplet
c) Pengendalian Lingkungan c) Kewaspadaan Transmisi Udara (airbone)
d) Pengelolaan Limbah Hasil Pelayanan Kesehatan
e) Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien dan Alat
Medis Lainnya
f) Pengelolaan Linen
g) Penyuntikamn Yang Aman
h) Kebersihan Pernapasan atau Etika Batuk
i) Penempatan Pasien
j) Perlindungan Kesehatan Petugas

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


B. PPI Dengan Penerapan Bundles HAIs dan PPI pada Penggunaan Peralatan Kesehatan
Lainnya di FKTP

HAIs Penerapan Bundles HAIs di FKTP


Infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan - Infeksi saluran kemih (ISK) / Catheter Urinary Tract
di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Infection (CAUTI), Peripgeral Line Associated
dimana tidak ada infeksi atau dalam masa inkubasi saat Bloodstream Infection (PLABSI), Infeksi Daerah
masuk rawat serta dapat muncul setelah pulang rawat dan Operasi (IDO) khususnya pada Superficial Incisional
juga infeksi yang dapat terjadi pada petugas di fasilitas Surgical Site Infection.
pelayanan kesehatan karena perkerjaannya - PPI pada penggunaan peralatan kesehatan lainnya
seperti penggunaan alat bantu pernapasan, terapi
inhalasi, dan perawatan luka

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
Ruang Lingkup PPI Di FKTP
Monev Pelaksanaan dan
Perbaikan
Berkesinambungan
• Melaporkan kejadian infeksi,
Pelaksanaan
melakukan surveilans, dan
• Menerapkan PPI secara infection control risk
konsisten, komprehensif dan assessment (ICRA) sebagai
Pemenuhan Sumber Daya berkelenjautan pada bagian dari upaya perbaikan
pelayanan kesehatan di FKTP mutu pelayanan yang
• Merencanakan dan baik dilaksanakan di dalam berkesinambungan
memenuhi sarana, prasarana, maupun di luar Fasyankes
Membuat Kebijakan alat, SDM dan anggaran yang tercermin dalam
untuk PPI sesuai perencanaan (P1)
• Membuat kebijakan PPI di kempampuan dan skala pengordinasian dan
Fasyankes (kebijakan, prioritas yang telah pelaksanaan (P2),
menetapkan komte/ tim / ditetapkan oleh FKTP pengawasan, pengendalian
penanggungjawab PPI,
dan penilaian (P3)
menyediakan pedoman /
panduan/SOP pelaksanaan
PPI) mengacu pada ketentuan
perundang undangan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Penerapan PPI di Puskesmas
• Kegiatan Pendataan • Pendaftaran dan Rekam Medik
• Kegiatan Penjariangan / Penapisan • Pemeriksaan Umum
• Kegiatan Kunjungan Sasaran (Rumah) • Kesehatan Gigi dan Mulut
• Kegiatan Vaksinasi dan Tindakan Medis • Gawat Darurat
• Kegiatan Distribusi / Pemberian Obat • Pelayanan Kesehatan Keluarga
• Kegiatan Distribusi / Pemberian Makanan Tambahan • Pelayanan PONED
• Kegiatan Pelatihan, Penyuluhan dan Konseling • Pelayanan Rawat Inap
• Kegiatan Pemantauan, Pembinaan dan Pemeberdayaan • Pelayanan Gizi
Masyarakat • Pelayanan P2P
• Pelayanan Farmasi
• Pelayanan Laboratorium
• Pelayanan Konseling

Penerapan PPI pada Penerapan PPI pada


Pelayanan Di Luar Pelayanan di Dalam
Fasyankes yang Bersifat Fasyankes yang Bersifat
UKP dan/atau UKM UKP dan/atau UKM

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Implementasi PPI di FKTP
Perencanaan (P1) Matriks Perencanaan

1. Pengumpulan Data Untuk Menyusun Rencana


Program PPI
2. Analisis Situasi PPI
3. Perumusan Masalah PPI
4. Penyusunan Rencana 5 Tahunaan dan Tahunan
(SDM,Sapras, Alkes, Alokasi Anggaran)
5. Pengusulan Kegiatan PPI ke Perencanaan Tingkat
FKTP

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
1. Fokus pada rencana yang sudah dibuat (P1)
Perhatikan ketersediaan :
1. Sumber Daya Manusia (SDM) • SMD
a. Penggerak SDM (Ketua Tim PPI / Koordinator • SPA
• Anggaran
PPI) • Sistem Informasi
b. Anggota PPI 2. Patuhi :
2. Anggaran • Pedoman/panduan
Ketersediaan pembiayaan untuk mendukung • KAK
• SOP yang sudah dibuat
rencana efektif 3. Adanya kegiatan identifikasi dan prioritas masalah terkait dengan
3. Sistem Informasi kegiatan PPI
Sistem informasi untuk mendukung monev & 4. Adanya pertemuan tim PPI yang rutin
5. Ukur tingkat kepatuhan petugas (Audit / Pertemuan)
pelaporan berkala 6. Pelaksanaan Suverilans
4. Sarana, Prasarana Dan Alkes (SPA) 7. Adanya rencana upaya perbaikan program PPI setiap bulan
Penyiapan sarana, prasarana dan alat kesehatan 8. Terlaksananya upaya tindak lanjut program PPI
9. Lakukan CQI  POCQI – PDSA untuk perbaikan

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Monitoring PPI Kewaspadaan Standar & Transmisi

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Monitoring Kejadian Infeksi (HAIs)

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Lembar Observasi INM

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


1. Identifikasi Masalah 2. Menetapkan Skala Prioritas & Tujuan

No Upaya Target Capaian Masalah

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Alternatif
Prioritas Penyebab Pemecahan
3. Identifikasi Masalah No
Masalah Masalah
Pemecahan
Masalah Terpilih
Ket.
Masalah

Melalui diagram Fishbone atau RCA dapat di


identifikasi penyebab masalah pada aspek
1. Sumber daya manusia (Man)
2. Pembiayaan (Money)
3. Bahan / Alat yang diperlukan (Material)
4. Teknis atau Proses (Method)
5. Faktor Lingkungan Fisik, Biologis, Sosial yang
Mempengaruhi (Environment) 4. Pemecahan Masalah

Tools penetapan solusi terpilih :


1. MEER (Metodologi, Efektifitas, Efisiensi,
Relevansi)
2. FGD
3. NGT (Nominal Group Tecnique)
4. Dan Lain-Lain

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5. Rencana Pemecahan Masalah (POA)

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Penerapan PPI di Puskesmas
Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi (P3) Penerapan PPI pada Pelayanan di Dalam Fasyankes
yang Bersifat UKP dan/atau UKM

1. Pencatanan dan Pelaporan 1. Pendaftaran dan Rekam Medik


• Harian, Mingguan, Bulanan 2. Pemeriksaan Umum
2. Kegiatan Penjariangan / Penapisan 3. Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Kegiatan Kunjungan Sasaran (Rumah) 4. Gawat Darurat
4. Kegiatan Vaksinasi dan Tindakan Medis 5. Pelayanan Kesehatan Keluarga
5. Kegiatan Distribusi / Pemberian Obat 6. Pelayanan PONED
6. Kegiatan Distribusi / Pemberian Makanan Tambahan 7. Pelayanan Rawat Inap
7. Kegiatan Pelatihan, Penyuluhan dan Konseling 8. Pelayanan Gizi
8. Kegiatan Pemantauan, Pembinaan dan 9. Pelayanan P2P
Pemeberdayaan Masyarakat 10. Pelayanan Farmasi
11. Pelayanan Laboratorium
12. Pelayanan Konseling

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


5.5 Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Standar 5.5
Program pencegahan dan pengendalian infeksi
dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalkan
terjadinya infeksi terkait dengan pelayanan Kesehatan.
Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya
disingkat PPI adalah upaya untuk mencegah dan
meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas kesehatan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.5.1
Regulasi dan program pencegahan dan pengendalian
infeksi dilaksanakan oleh seluruh karyawan Puskesmas
secara komprehensif untuk mencegah dan meminimalkan
risiko terjadinya infeksi yang terkait dengan pelayanan

5.5.1
kesehatan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.5.1
a. b.
Puskesmas perlu menyusun program PPI yang meliputi : Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya
(1) Implementasi kewaspadaan isolasi yang terdiri atas disingkat PPI adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi; terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan
Pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa pelatihan atau masyarakat sekitar fasilitas kesehatan.
(2) lokakarya) baik bagi petugas maupun pasien dan keluarga,
serta masyarakat; c.
Penyusunan dan penerapan bundel infeksi terkait
Risiko infeksi yang didapat dan/atau ditularkan di antara pasien,
(3) pelayanan kesehatan;
staf, mahasiswa, dan pengunjung diidentifikasi dan dicegah atau
Pemantauan (monitoring) pelaksanaan kewaspadaan
diminimalkan melalui kegiatan PPI.
(4) isolasi;
Surveilans penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan;
(5) serta
Penggunaan anti mikroba secara bijak dan dilakukan
(6) pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.5.2
Dilakukan identifikasi berbagai risiko infeksi dalam
penyelenggaraan pelayanan sebagai dasar untuk
menyusun dan menerapkan strategi untuk mengurangi
risiko tersebut.

5.5.2

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.5.2
a. c.
Puskesmas melakukan identifikasi dan kajian risiko infeksi, baik Puskesmas harus menetapkan kriteria risiko untuk menangani
dalam penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan dampak tersebut yang dituangkan dalam bentuk regulasi tentang
perseorangan maupun upaya kesehatan masyarakat penilaian risiko dan pengendalian infeksi (infection control risk
assessment/ICRA).
d.
b.
Untuk penerapan kewaspadaan isolasi, perlu dipastikan:
Berdasarkan kajian tersebut, disusun strategi dalam pencegahan
(1) Ketersediaan alat pelindung diri (APD),
dan pengendalian infeksi melalui :
(2) Ketersediaan linen yang benar;
(1) Kewaspadaan isolasi yang terdiri atas dua lapis, yaitu (3) Ketersediaan alat medis sesuai dengan ketentuan;
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi; (4) Ketersediaan peralatan penyuntikan yang aman; dan
Penggunaan antimikroba secara bijak, dan (5) Pengelolaan limbah
(2) Pelaksanaan bundel infeksi terkait pelayanan kesehatan,
(3)

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.5.3
Puskesmas yang mengurangi risiko infeksi terkait dengan
pelayanan kesehatan perlu melaksanakan dan
mengimplementasikan program PPI untuk mengurangi
risiko infeksi baik bagi pasien, petugas, keluarga pasien,

5.5.3
masyarakat, maupun lingkungan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.5.3
a. b.
Penerapan kewaspadaan standar : Program pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas
(1) Kebersihan tangan adalah program yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan
(2) Penggunaan APD mengurangi risiko tertular dan menularkan infeksi di antara
(3) Etika batuk pasien, petugas, keluarga, masyarakat, dan lingkungan melalui
(4) Penempatan pasien dengan benar penerapan kewaspadaan isolasi yang terdiri atas kewaspadaan
(5) Penyuntikan yang aman standar dan kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan
(6) Dekontaminasi peralatan perawatan pasien antimikroba secara bijak, dan bundel untuk infeksi terkait
(7) Pengelolaan linen pelayanan kesehatan
(8) Pengelolaan limbah
(9) Perlindungan petugas terhadap infeksi

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.5.4
Puskesmas melakukan upaya kebersihan tangan sesuai
standar.

5.5.4

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.5.4
a. c.
Puskesmas melakukan edukasi dan menyediakan sarana edukasi Puskesmas wajib menyediakan prasarana untuk kebersihan
untuk kebersihan tangan bagi pengunjung dan petugas tangan, sarana dan melakukan
puskesmas. antara lain:

b. (1) Fasilitas cuci tangan meliputi air mengalir, sabun, tisu


pengering tangan/handuk sekali pakai; dan/atau
Penanggung jawab PPI melakukan evaluasi dan tindak lanjut (2) Hand rubs berbasis yang ketersediaannya alkohol harus
penerapan PPI di Puskesmas secara periodik sesuai dengan terjamin di Puskesmas.
ketentuan yang ditetapkan.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.5.5
Dilakukan upaya pencegahan penularan infeksi dengan
penerapan kewaspadaan berdasar transmisi dalam
penyelenggaraan pelayanan pasien yang dapat ditularkan
melalui transmisi.

5.5.5

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.5.5
a. c.
Kewaspadaan berdasar transmisi meliputi kewaspadaan Untuk mengurangi risiko penularan air borne disease, dilakukan
terhadap penularan melalui kontak, droplet, dan air borne. antara lain dengan penggunaan APD, penataam ruang periksa,
penempatan pasien ataupun transfer pasien dilakukan sesuai
dengan prinsip PPI
b.
Penularan penyakit air borne disease, termasuk penularan yang
d.
diakibatkan tindakan oleh prosedur atau yang menimbulkan Untuk mencegah penularan airborne disease, perlu dilakukan
aerosolisasi, merupakan salah satu risiko yang perlu diwaspadai identifikasi pasien yang berisiko dengan memberikan masker,
dan mendapat perhatian khusus di menempatkan pasien di tempat tersendiri atau kohorting, dan
Puskesmas. mengajarkan etika batuk

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Kriteria 5.5.6
Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani
outbreak infeksi, baik di
Puskesmas maupun di wilayah kerja Puskesmas.

5.5.6

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Pokok Pikiran 5.5.6
a. c.
Puskesmas menetapkan kebijakan tentang outbreak Kriteria outbreak infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan di
penanggulangan sesuai dengan wewenangnya Puskesmas :
(1) Terdapat kejadian infeksi yang sebelumnya tidak ada atau
b. (2) sejak lama tidak pernah muncul yang diakibatkan oleh
Dalam keadaan outbreak, disusun dan ditetapkan panduan, (3) kegiatan pelayanan kesehatan yang berdampak risiko
protokol kesehatan, dan prosedur untuk mencegah penularan (4) infeksi, baik di Puskesmas maupun di wilayah kerja
penyakit infeksi (5) Puskesmas.
Peningkatan kejadian sebanyak dua kali lipat atau lebih
jika dibanding dengan periode sebelumnya.
Kejadian dapat meningkat secara luas dalam kurun waktu
yang sama.
Kejadian infeksi ditetapkan sebagai outbreak oleh
pemerintah.

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Elemen Penilaian

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)


Terima Kasih

Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)

Anda mungkin juga menyukai