Anda di halaman 1dari 19

Muhammad Dezha Detiro

Kepala Department Hual BEM


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Apa itu COVID-19?
• Pada tanggal 31 Desember 2019 terjadi outbreak pneumonia yang
tidak diketahui penyebabnya di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.
• Dari pemeriksaan diketahui bahwa pneumonia ini disebabkan oleh
coronavirus, yang diduga berasal dari salah satu Pasar Grosir Seafood
di Wuhan.
• Wabah (outbreak) ini kemudian dikenal dengan novel coronavirus
outbreak.
• WHO kemudian secara resmi menyebut penyakit ini dengan COVID-
19, singkatan dari Coronavirus Disease 2019.

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Pandemi COVID-19
• Wabah (outbreak) : kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan
banyak orang.
• Epidemi : outbreak yang menyebar luas, dalam waktu yang cepat, dan
menjangkit banyak orang.
• Pandemi : epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, benua, atau
bahkan seluruh dunia.
• Kriteria WHO untuk pandemi:
1. Munculnya penyakit baru pada penduduk
2. Menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit yang berbahaya
3. Penyakit baru yang muncul dapat menyebar dengan mudah dan berkelanjutan di antara
manusia

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Pandemi COVID-19

Sumber: Johns Hopkins Coronavirus resource center, 14 Maret 2020, 05.00 WIB
Wabah COVID-19 di Indonesia

Sumber: Johns Hopkins Coronavirus resource center, 14 Maret 2020, 05.00 WIB
Apa itu Coronavirus?
• Coronavirus (CoV) adalah kelompok virus yang lazim ditemukan pada hewan, dan
dapat ditransmisikan dari hewan ke manusia. Virus ini dapat menyebabkan
gangguan saluran nafas pada manusia.
• MERS-CoV dan SARS-CoV adalah dua tipe coronavirus yang sudah terlebih dahulu
diidentifikasi pada manusia.
• Novel coronavirus (nCoV) adalah tipe coronavirus yang baru diidentifikasi pada
manusia, dan menyebabkan COVID-19.
• Penelitian menunjukkan bahwa SARS-CoV ditularkan oleh Luwak, sedangkan
MERS-CoV dari Unta Arab. Namun, hingga saat ini belum diketahui sumber
penularan nCoV, meskipun virus ini mirip dengan coronavirus yang ditemukan
pada kelelawar.

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Penularan nCoV

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Berapa lama nCoV bisa bertahan di
permukaan/udara bebas?
• Karena pengetahuan tentang nCoV masih sangat terbatas, peneliti kemudian merujuk
kepada SARS-CoV dan MERS-CoV yang memiliki karakteristik serupa.
• Dari studi literatur terhadap karakteristik coronavirus, peneliti menyimpulkan bahwa
coronavirus dapat bertahan hidup di permukaan, dalam suhu kamar hingga 9 hari,
dengan rata-rata 4-5 hari di permukaan aluminium, kayu, kertas, plastik, dan kaca.
• Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus ini tidak aktif pada suhu di atas
860F (300C). Penelitian juga menunjukkan bahwa coronavirus dapat dibersihkan dari
permukaan dengan menggunakan cairan desinfektan.
• Meskipun nCoV memiliki struktur yang mirip dengan SARS-CoV dan MERS-CoV, namun
masih belum bisa dipastikan jika nCoV memiliki sifat yang sama dengan coronavirus
lainnya.

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Masa Inkubasi COVID-19
• Masa inkubasi COVID-19 antara Perbandingan masa inkubasi nCoV dengan virus
lain
2-14 hari, dengan possible
outliers: 0-27 hari*
• World Health
Organization (WHO) : 2-10 hari
• Departemen Kesehatan
Tiongkok : 10-14 hari[
• CDC Amerika Serikat : 2-14 hari

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


COVID-19 Mortality Rate
Perbandingan mortalilty rate nCoV dengan virus • WHO mengumumkan pada tanggal 3
lain Maret bahwa estimasi mortality rate
dari COVID-19 menjadi 3.4% (
WHO Director-General's opening remarks at the media briefing on COVID-19
- 3 March 2020
 - World Health Organization, March 3, 2020)

• Meskipun mortality rate nya rendah,


sampai tanggal 17 Februari 2020,
pasien yang meninggal akibat COVID-
19 (1871) lebih banyak dibandingkan
2019-Novel Coronavirus (2019-nCoV): estimating the case fatality rate – a korban jiwa akibat SARS ditambah
word of caution
 - Battegay Manue et al., Swiss Med Wkly, February 7, 2020 MERS (1632) (BMJ 2020;368:m641)

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Gejala Klinis COVID-19
• Ringan: Demam, batuk, nafas terasa berat, nyeri kepala, otot dan
sendi, diare.

• Berat: pneumonia dan Acute Respiratory Distress Syndrome (henti


nafas).

• Berbeda dengan SARS dan MERS, COVID-19 menunjukkan gejala


infeksi saluran nafas bawah (tidak disertai pilek).

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Kriteria Pasien
• Orang dalam pemantauan : mereka yang baru pulang dari daerah
terjangkit COVID-19, atau memiliki riwayat kontak dengan penderita
COVID-19 (baik probable maupun confirmed cases).

• Pasien dalam pengawasan (probable) : mereka yang memenuhi


kriteria orang dalam pengawasan dan menunjukkan gejala COVID-19.

• Confirmed cases : yang sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium


dan didapatkan hasil positif.

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Alur diagnosis COVID-19 di Indonesia

Anamnesis
Bronchoscopy/swab Pemeriksaanspesimendilab
(riwayatkontak+gejalakl
+Fotothorax/ thorax CT Litbangkes
inisinfeksisalurannafas)

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Tatalaksana
• Orang dalam pengawasan (ODP) : karantina/isolasi selama minimal
14 hari.

• Probable cases (PDP) : dirawat di ruang isolasi dan ditatalaksana


sebagai confirmed cases

• Confirmed cases (Positif) : dirawat di ruang isolasi dan ditatalaksana


sesuai gejala klinis.

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Terapi
• Seperti halnya penyakit yang diakibatkan oleh virus lainnya, COVID-19
juga merupakan self-limited disease (dapat sembuh sendiri)
• Oleh karena itu, penting untuk menjaga daya tahan tubuh dengan
makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan olahraga rutin, serta
menkonsumsi multivitamin JIKA PERLU
• Hingga saat ini belum ada vaksin untuk COVID-19.
• Terapi pasien COVID-19 bersifat simptomatis (sesuai gejala)
• Pencegahan masih merupakan tatalaksana paling efektif untuk
COVID-19.

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Call center

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


“There is an end to cure, but there is no
end to care”
- Amanda Yufika -

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Anda mungkin juga menyukai