Anda di halaman 1dari 96

PEDOMAN STANDAR

PERLINDUNGAN DOKTER

DI ERA COVID-19
Edisi 3
Penyusun Kontributor
DR. Dr. Eka Ginanjar, SpPD-KKV, MARS Prof. DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A (K)
Dr. Agustina Puspitasari, SpOk Prof. DR. Dr. Aryati, MS, SpPK(K)
Dr. Weny Rinawati, SpPK(K), MARS Dr. Robiah Khairani Hasibuan, SpS
DR. Dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) Dr. Noor Arida Sofiana, MBA
Prof. Dr. Menaldi Rasmin, SpP(K) Dr. Arif Budi Satria, SpB
DR. Dr. Astrid W. Sulistomo, MPH, SpOk DR. Dr. Safrizal Rahman, SpOT
Prof. DR. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI DR. Dr. Romdhoni, SpTHT-KL
Dr. Anshari Saifuddin Hasibuan, SpPD DR. Dr. Andani Eka Putra, MSc
Dr. Moh Adib Khumaidi, Sp.OT Dr. Rudyanto Soedono, Sp.An-KIC
Dr. Mahesa Paranadipa, MHKes Dr. Telogo Wismo
Dr. Ahmad Syaifuddin
Penyunting dan Tata Letak Dr. Amran A. Raga
DR. Dr. Eka Ginanjar, SpPD-KKV, MARS Dr. Dian Zamroni, SpJP
Dr. Agustina Puspitasari, SpOk Dr. Garinda Alma Duta, SpP
Dr. Weny Rinawati, SpPK(K), MARS Dr. Hadiwijaya, MPH, MHKes
DR. Dr. Sally Aman Nasution, SpPD-KKV Dr. Ahmadin Yusuf Rizal Susatyo
Dr. Ulul Albab, Sp.OG Dr. Farhan Haidar Fazlur Rahman
Dr. Valerie Hirsy Putri
Dr. Viga Abdillah Haloho
Dr. Icha Farihah Deniyati Faratisha
OUTLINE
1 LATAR BELAKANG

2 STANDAR & PROTOKOL PERLINDUNGAN DOKTER


YANG MENANGANI COVID-19

PERLINDUNGAN HUKUM, BIAYA, INSENTIF DAN


3 PROTEKSI SOSIAL BAGI DOKTER YANG MENANGANI
COVID-19
PENGATURAN JAM KERJA, SHIFT, METODE DINAS
4 SERTA PENANGANAN PSIKOSOSIAL BAGI DOKTER
YANG MENANGANI COVID-19

5 PEDOMAN PERILAKU SOSIAL, MEDIA SOSIAL DAN


ILMIAH BAGI DOKTER DI ERA COVID-19
LATAR BELAKANG

SARS-CoV-2 dan
Varian Baru
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Varian Delta:
telah berlangsung lebih dari satu tahun • Tingkat transmisi yang tinggi (2x lebih cepat dari
varian Alfa)
SARS-CoV-2 bermutasi → varian-varian baru:
• Dapat menurunkan efektivitas vaksin
Variant of Concern: Alfa (B.1.1.7), Beta
(B.1.351), Gamma (P.1), Delta (B.1.617.2) Varian Mu:
• Termasuk yang juga menjadi perhatian
Variant of Interest: Eta (B.1.525), Iota (B.1526),
• Berpotensi menurunkan respons imun
Kappa (B.1.617.1), Lambda (C.37), Mu (B.1.621).
• Belum terbukti lebih menular
(WHO, 2021; CDC 2021) • Masih diperlukan penelitian lebih lanjut
Transmisi SARS-CoV-2 dan Varian Baru LATAR BELAKANG

Coronaviruses (CoV), a family of viruses that can


cause disease in animals or humans, have
previously caused two major outbreaks: SARS
(Severe Acute Respiratory Syndrome) in 2003 and
MERS (Middle East Respiratory Syndrome) in
20121

Telah diolah dari: BBC, 2021


(WHO, 2021; CDC 2021)
Fenomena Long COVID-19 LATAR BELAKANG
Nama lain: Sindrom pasca COVID-19 atau kondisi post-COVID

Sebuah istilah yang luas dari konsekuensi kesehatan Gejala Long COVID-19 melibatkan
yang muncul persisten, > 4 minggu, setelah sembuh sembilan sistem organ:
dari infeksi SARS-CoV-2 dengan gejala yang sama sistem kardiorespirasi,
dengan kondisi akut atau gejala baru neuropsikiatri,
muskuloskeletal,
tromboemboli,
Dari 463 pasien terdapat 63,5%
genitourinaria,
pasien COVID-19 yang
37% dermatologi,
mengeluhkan gejala long COVID-19
autoimun,
gastroinstestinal,
63% hepatobilier,
Orang dengan long COVID-
sindrom fatigue.
19 mengaku tidak dapat
beraktivitas optimal seperti
sebelum terinfeksi Long COVID Normal

(CDC, 2021; Burhan, 2021; PDPI, 2021)


Reinfeksi COVID-19
LATAR BELAKANG

Angka reinfeksi pasca infeksi


dilaporkan sekitar 0,1-0,7%.

Ada juga yang menyebutkan


sekitar 3-4%.

Tingginya paparan dan terus-


menerus, menjadi faktor risiko
terjadinya kasus reinfeksi COVID-19.

(Cheng et al, 2021)


DATA COVID-19 INTERNASIONAL LATAR BELAKANG

World 47,445,687 +121,654 1,213,359 +2,286 34,109,852 12,122,476 86,985 6,087 155,7

https://www.worldometers.info/coronavirus/ (Last updated: September 9th , 2021, 07:19 GMT+7)


LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
DATA COVID-19
INDONESIA

09 September 2021

Sumber :
kawalcovid19-Indonesia
Covid19.go.id
LATAR BELAKANG

Sumber: Survey Tim Mitigasi IDI, Update terakhir 07 September 2021 (23.59 WIB)
LATAR BELAKANG

Sumber: Survey Tim Mitigasi IDI, Update terakhir 07 September 2021 (23.59 WIB)
PENILAIAN RISIKO MORBIDITAS DAN LATAR BELAKANG

MORTALITAS PADA TENAGA DOKTER

Risiko morbiditas tenaga dokter


puskesmas:
Memberikan pelayanan pada pasien
Penelusuran tempat materi
langsung (dalam jarak 1 meter)
genetik SARS-CoV-2 terbanyak:
dengan pasien COVID-19
ICU
Melakukan tindakan menghasilkan
Kamar pasien Pola kematian dokter yang
aerosol
meninggal karena COVID-19:
Mengikuti kegiatan social dan Laboratorium
Dokter berusia 60-69 tahun
keilmuan yang kurang menerapkan Kamar mandi
protokol kesehatan Dokter umum
IGD
Diabetes mellitus menjadi
komorbid terbanyak

(Harimat Hendarwan et al/Puslitbang Sumber Daya dan


Pelayanan Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2020)
LATAR BELAKANG
DATA
VAKSINASI
COVID-19
TENAGA
KESEHATAN

Sumber:
https://vaksin.kemkes.go.id/#/vaccines,
last update September 08th, 2021
LATAR BELAKANG

Kapasitas pelayanan pasien


NONCOVID menurun, Pasien COVID-19 tidak
berdampak pada terkendali maka
meningkatnya kematian Healthcare System
pasien NONCOVID Capacity akan
overloaded dan
exhausted

Lingkaran setan COVID-19


sebagai penyebab tingginya
kematian nakes dan pasien
NON-COVID
Nakes banyak Perawatan
terpapar dan COVID-19 penuh
terdampak dan pasien
sampai menumpuk
meninggal
Angka kematian
pasien COVID-19
meningkat

(CDC/The Economist, 2020)


LATAR BELAKANG

Sumber:
covid.go.id
kemkes.go.id
(Juli 2021)
STANDAR DAN PROTOKOL
PERLINDUNGAN TERHADAP DOKTER
• Pengendalian dan Pencegahan COVID-19
Topik • Vaksinasi COVID-19

bahasan: • Pencegahan Primer dan Mitigasi Paparan SARS-CoV-2


serta Pengendalian Risiko Transmisi COVID-19 Bagi Dokter
• Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
• Pembagian Zona Risiko Penularan COVID-19
• Pengaturan Alur Layanan
• Pengaturan Aliran Udara dan Ventilasi
• Tatalaksana COVID-19 Akibat Kerja
• Pemeriksaan SARS-CoV-2 untuk Dokter dan
Penatalaksanaan Kembali Kerja
Hierarki Pengendalian Risiko Transmisi Infeksi

Telah diolah kembali dari:


National Institute for
Occupational Safety and Health
Klasifikasi Tingkat Risiko Tenaga Kesehatan terhadap SARS-CoV-2
Tujuan penilaian risiko:
Menentukan tingkat risiko terhadap
paparan bahaya potensial, penilaian
kelaikan kerja, dan kembali kerja serta
membuat prioritas kelompok dalam
perencanaan vaksinasi COVID-19.

Telah diolah kembali dari : WHO-ILO, 2021


Risiko rendah

Contoh uraian tugas dokter: Contoh pencegahan: Contoh pencegahan:


Tugas administratif di kantor yang tidak Fasilitas Kesehatan: Dokter:
penuh orang/bekerja secara individu, Layanan telemedicine atau kerja jarak jauh Tinggal di rumah jika tidak sehat
Pelayanan secara telehealth, Ventilasi alami atau mekanis tanpa resirkulasi Hand hygiene dan respiratory
Wawancara pasien secara daring kepada Pembersihan lingkungan kerja dan disinfeksi hygiene
suspek/terkonfirmasi COVID-19 teratur Masker 2 lapis* di area umum dan
Sosialisasi langkah-langkah menghindari saat pertemuan tatap muka
kerumunan dan social mixing *dapat menggunakan masker bedah,
tetapi jika diperlukan atau terjadi
Langkah mencegah berbagi tempat kerja dan lonjakan kasus atau terdapat varian
peralatan baru → maka disarankan untuk
memakai masker dua lapis (bedah dan
Kebijakan izin sakit yang fleksibel kain) atau masker KN95
Risiko sedang
Contoh uraian tugas dokter: Contoh pencegahan: Contoh pencegahan:
Bekerja di tempat yang sulit untuk Fasilitas Kesehatan: Dokter:
menjaga jarak dan pada daerah Alternatif visit pasien rawat jalan dengan Tinggal di rumah jika tidak sehat
yang ada transmisi komunitas pelayanan telehealth
Hand hygiene dan respiratory
Berada di daerah tanpa transmisi Pelindung bersin, penghalang, modifikasi hygiene
komunitas, tetapi sering kontak tempat kerja
dengan orang yang baru datang dari Masker 2 lapis (masker bedah dan
daerah yang diketahui/dicurigai ada Ventilasi alami/mekanis tanpa resirkulasi masker kain)/masker KN95 dan APD
transmisi komunitas Skrining dan triase untuk deteksi suspek lainnya sesuai tugas
COVID-19 dan pengendalian sumber Menerapkan kewaspadaan standar
transmisi di tempat perawatan
Pembersihan lingkungan kerja dan
disinfeksi teratur Pasien:
Sosialisasi langkah-langkah menghindari Hand hygiene dan respiratory
kerumunan dan social mixing hygiene
Pengingat untuk menjaga jarak aman Masker 2 lapis atau sesuai kondisi
saat tidak memakai APD seperti di ruang pasien
istirahat dan kafetaria
Pelatihan PPI dan kecukupan APD
Kebijakan izin sakit yang fleksibel
Risiko tinggi

Contoh uraian tugas dokter: Contoh pencegahan: Contoh pencegahan:


Bertugas wawancara pasien suspek Fasilitas Kesehatan: Dokter :
COVID-19 di triase Pengendalian teknik, lingkungan, Tinggal di rumah jika tidak sehat
dan administratif Hand hygiene dan respiratory hygiene
Memeriksa dan merawat pasien
APD yang adekuat APD sesuai kewaspadaan berdasar
suspek/probable/terkonfirmasi COVID-19 Ventilasi yang tidak resirkuler transmisi (masker KN95, gaun, sarung
selain tindakan aerosol Pembersihan lingkungan kerja dan tangan, pelindung mata) dan
disinfeksi teratur menerapkan kewaspadaan standar
Kontak dengan sampel sekret dari dalam perawatan pasien
Sosialisasi langkah-langkah
saluran nafas, saliva, atau limbah dari menghindari kerumunan dan social Pasien:
pasien COVID19 mixing
Hand hygiene dan respiratory hygiene
Pelatihan PPI teratur
Mendampingi pasien Masker 2 lapis atau sesuai kondisi pasien
Kebijakan izin sakit yang fleksibel
suspek/probable/konfirmasi COVID-19 di
ambulans
Risiko sangat tinggi

Contoh uraian tugas dokter: Contoh pencegahan: Contoh pencegahan:


Berisiko terpapar aerosol yang Fasilitas Kesehatan: Dokter:
mengandung virus SARS-CoV-2 di area Pengendalian teknik, lingkungan, Tinggal di rumah jika tidak sehat
yang sering dilakukan tindakan aerosol dan administratif
pada pasien COVID-19 Menerapkan hand hygiene dan
APD yang adekuat respiratory hygiene
Bekerja diantara orang-orang yang
terinfeksi COVID-19 di ruang tertutup Ventilasi mekanik dengan HEPA Menggunakan APD (respirator N-95
atau tempat yang padat tanpa filters tanpa resirkulasi atau FFP2 atau FFP3, gaun, sarung
ventilasi yang adekuat. Sosialisasi langkah-Langkah tangan, pelindung mata, apron)
menghindari kerumunan dan social dan menerapkan kewaspadaan
mixing standar dalam perawatan pasien

Pelatihan PPI teratur


Kebijakan izin sakit yang fleksibel
Pencegahan
terhadap COVID-19
untuk Dokter

Telah diolah kembali dari:


Occupational Safety and Health
Administration, 2020
VAKSINASI BOOSTER mRNA
Latar belakang dan pertimbangan:

• Risiko paparan SARS-CoV-2 tinggi • Adanya temuan penurunan kadar antibodi


• Tingginya mortalitas dan kejadian infeksi pada vaksinasi tipe inactivated
meskipun telah mendapatkan vaksinasi • Efikasi yang lebih baik dari vaksin mRNA
tipe inactivated terutama terhadap varian baru SARS-CoV-2
• Varian delta menjadi varian dominan • Efek samping vaksin mRNA yang minimal
• Studi terkait pemberian vaksinasi kombinasi • Para ilmuwan masih melakukan penelitian
dan booster pada negara-negara yang terkait perlunya vaksin booster untuk vaksin
telah menggunakan vaksin inactivated tipe viral vector maupun inactivated.

Vaksinasi booster telah


dilaksanakan sejak
tanggal 16 Juli 2021
TABEL CHECKLIST PENGENDALIAN RISIKO TRANSMISI COVID-19 BERDASARKAN TINGKAT RISIKO
ALUR DAN ZONASI RUANGAN

Sumber: Kementerian Kesehatan RI. Panduan teknis pelayanan Rumah


Sakit pada masa adaptasi kebiasaan baru. 2020
ALUR DAN ZONASI COVID-19

Sumber: Kementerian Kesehatan RI. Panduan teknis pelayanan Rumah Sakit pada masa adaptasi kebiasaan baru. 2020
HOSPITAL READINESS
• Redesain fungsi bangsal dan IGD
pada saat terjadi lonjakan kasus
COVID-19 menjadi ruangan yang
bertekanan negatif untuk
mengurangi risiko paparan COVID-19
kepada staf rumah sakit

• Setiap daerah untuk menyiapkan


satu rumah sakit lapangan/rumah
sakit darurat jika terjadi overcapacity
rumah sakit saat terjadi lonjakan
kasus
SKEMA ALIRAN UDARA

1. Udara dari luar; 2. Saluran udara, 3. Udara pada kamar pasien; 4. Penyedot udara; 5. Udara keluar

Sumber: Kementerian Kesehatan RI. Panduan teknis pelayanan Rumah Sakit pada masa adaptasi kebiasaan baru. 2020
PENGATURAN ALIRAN UDARA & VENTILASI

Sumber : PMK Nomor 27 Tahun 2017 tentang PPI di Fasyankes


PENGATURAN ALIRAN UDARA & VENTILASI

*Termasuk ventilasi di tempat istirahat staf dan kamar mandi

Karyum HB. Managing HVAC system during COVID-19 pandemic.2020


SISTEM TEKANAN UDARA

Morawska L, et al. How can airborne transmission of COVID-19 indoors be


minimised?. Environ Int. 2020;142:105832
KRITERIA PENGGUNAAN RDT-Ag

Telah diolah dari: Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.01.07/MENKES/3602/2021 tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021
tentang Penggunaan rapid diagnostic test
antigen dalam pemeriksaan Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19)
ALUR PEMERIKSAAN RDT-AG UNTUK PELACAKAN KONTAK DAN PENEGAKAN
DIAGNOSIS PADA KASUS YANG TIDAK DIRAWAT DI RUMAH SAKIT
ALUR PEMERIKSAAN RDT-AG UNTUK PELACAKAN KONTAK DAN
PENEGAKAN DIAGNOSIS PADA KASUS YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT
ALUR PEMERIKSAAN RDT-AG UNTUK SKRINING
ALUR PEMERIKSAAN,
PELACAKAN, KARANTINA,
DAN ISOLASI UNTUK KASUS
YANG TIDAK DIRAWAT DI RS
Telah diolah dari: Keputusan Menteri Kesehatan
No. HK 01.07/Menkes/4641/2021 tentang
Pelaksanaan pemeriksaan, pelacakan,
karantina, dan isolasi dalam rangka percepatan
pencegahan dan pengendalian COVID-19
KARANTINA
DAN
ISOLASI
Telah diolah dari: Keputusan Menteri
Kesehatan No. HK 01.07/Menkes/4641/2021
tentang Pelaksanaan pemeriksaan,
pelacakan, karantina, dan isolasi dalam
rangka percepatan pencegahan dan
pengendalian COVID-19
CONTOH PENGGUNAAN TRIASE
A. Early Warning System

Bila fasilitas pelayanan kesehatan tidak mempunyai CT scan, dapat dipertimbangkan menggunakan foto toraks
(Song et al., 2020)
B. Algoritma dari WHO
a) Penggunaan alur rujukan dan triase ini
harus mempertimbangkan peraturan dan
pedoman pemerintah.
b) Mengikuti keputusan klinis dokter dan
kapasitas yang ada, contohnya apabila
pasien memerlukan penanganan yang
lebih tinggi dari yang dapat diberikan
oleh fasilitas tersebut
c) Jika belum dites atau hasil tes
sebelumnya negatif tapi klinis mengarah
ke COVID-19
TENAGA KESEHATAN SISTEM KESEHATAN

Aplikasi telemedicine untuk triase dan Menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan
penanganan pasien apabila fasilitas untuk telemedicine
memungkinkan
Menyediakan APD yang lengkap untuk keluarga
Mematuhi pedoman penggunaan APD pasien dan tenaga kesehatan

Meningkatkan edukasi ke pasien dan publik


Melaporkan diri dan menghentikan
mengenai indikasi karantina dan kunjungan ke
kegiatan sebagai tenaga kesehatan
rumah sakit
apabila masuk dalam kriteria kasus sesuai
dengan pedoman resmi pemerintah yang Melakukan tes/pengujian COVID-19 secara berkala
berlaku untuk mengendalikan penularan

Membatasi prosedur elektif Meningkatkan kapasitas pemeriksaan


RT-PCR SARS-CoV-2
Melakukan vaksinasi
COVID-19 Menyediakan vaksin COVID-19
PENENTUAN PENYAKIT COVID-19 AKIBAT KERJA

• Ditegakkan dengan 7 langkah


penegakkan diagnosis okupasi
• Yang dijamin oleh JKK (BP JAMSOSTEK/PT
TASPEN/PT ASABRI): santunan berupa uang
(santunan sementara tidak mampu
bekerja, santunan cacat, biaya
rehabilitasi, beasiswa anak, uang duka,
santunan kematian) dan tunjangan
cacat.
7 LANGKAH DIAGNOSIS PENYAKIT COVID-19 AKIBAT KERJA
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3
Diagnosis Klinis : Menentukan pajanan yang ada di Menentukan hubungan antara pajanan
Konfirmasi COVID-19 lingkungan kerja : dilingkungan kerja dengan penyakitnya:
Pajanan biologi virus SARS-CoV-2 di tempat Pekerjaan tenaga kesehatan berhubungan
kerja, baik dari pasien maupun spesimen erat dengan risiko tinggi pajanan biologi SARS-
pasien COVID-19. CoV-2 di lingkungan kerja di mana dibuktikan
Di masa pandemi: semua pasien, pada 2-14 hari sebelum sakit ada kontak
pengunjung, dan staf fasilitas kesehatan dengan pasien COVID-19 atau spesimennya
berpotensi menularkan atau sebagai
sumber penularan COVID-19

Langkah 6 Langkah 5 Langkah 4

Menentukan faktor lain di luar Menentukan faktor individu : tidak Menentukan dosis pajanan : Tidak ada dosis
pekerjaan: Tidak ada kontak ada faktor individu yang berperan minimal pajanan biologi
erat dengan orang yang karena semua berisiko tertular
terkonfirmasi COVID-19 di luar
pekerjaan dalam waktu 2-14
hari sebelum sakit. Langkah 7

Diagnosis PAK: COVID-19 Akibat kerja


ALUR PEMERIKSAAN KASUS KONTAK
ERAT BILA MENGGUNAKAN
PEMERIKSAAN ANTIGEN

Telah diolah dari: WHO. 2020


PENATALAKSANAAN KEMBALI KERJA
ALUR PENILAIAN KELAIKAN KERJA

1 Penilaian kelaikan kerja

2 Identifikasi penyesuaian

3 Kesepakatan pihak terkait

4 Identifikasi hambatan dan


dukungan

5 Implementasi penyesuaian

Sumber: Pehimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi, 2020


Pertimbangan Penilaian
Risiko COVID-19 untuk
Kembali Bekerja

Telah diolah dari: Society of Occupational Medicine, 2021


Panduan Matriks Estimasi Risiko Tenaga
Kesehatan

Telah diolah dari: Society of Occupational Medicine, 2021


TABEL INSTRUMEN SELF
ASSESMENT HARIAN
DOKTER

Pemantauan self assesment


ini untuk mengetahui secara
dini dokter yg bergejala atau
kontak erat sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut sesuai alur pemeriksaan
SARS-CoV-2 untuk dokter
Alur Tindak
Lanjut Hasil
Formulir Self
Assesment
Risiko COVID-19
CONTOH ASESMEN RISIKO PAJANAN KASUS PROBABLE/KONFIRM COVID-19
PERAWATAN COVID-19
PEMAKAIAN DAN PENGLEPASAN APD

Telah diolah dari :


WHO *sarung tangan lateks
PEMAKAIAN DAN PENGLEPASAN APD

*sarung tangan lateks


Telah diolah dari :
WHO
PERLINDUNGAN HUKUM, BIAYA,
INSENTIF, DAN PROTEKSI SOSIAL

Perlindungan Hukum
Insentif dan Proteksi Sosial
KMK No. HK.01.07/MENKES/327/2020
Penetapan COVID-19 akibat kerja sebagai penyakit akibat
kerja yang spesifik pada pekerjaan tertentu
PERLINDUNGAN
HUKUM SE Menaker No.M/8/HK.04/V/2020
Perlindungan dokter sebagai pekerja medis dalam Program JKK pada Kasu
& PAK karena COVID-19
PEMBIAYAAN
KMK No. HK.01.07/MENKES/446/2020
- Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Penyakit
Infeksi Emerging Tertentu Bagi Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan
Pelayanan COVID-19.
- Setiap nakes/ dokter yang dirawat karena COVID-19 maka
pembiayaan yang berkaitan dengan perawatan dan pengobatan
infeksi COVID-19 ditanggung oleh pemerintah

Pembiayaan pemeriksaan dokter terkait COVID-19 yang tidak dijamin atau klaim tidak mencukupi
dalam jaminan COVID-19 merupakan tanggung jawab fasilitas pelayanan kesehatan terkait.
Pada kasus COVID-19 akibat kerja apabila dokter mempunyai
PERLINDUNGAN Jaminan Kecelakaan Kerja (BP JAMSOSTEK/PT TASPEN/PT ASABRI)
maka mendapat manfaat antara lain:
HUKUM • Santunan berupa uang (santunan sementara tidak mampu bekerja,
& santunan cacat, biaya rehabilitasi, beasiswa anak, uang duka,
santunan kematian)
PEMBIAYAAN
• Tunjangan cacat.

Diharapkan dokter mempunyai Jaminan


Kesehatan dan Jaminan Kecelakaan Kerja
DOKUMEN PERSYARATAN SANTUNAN SEMENTARA TIDAK MAMPU
BEKERJA AKIBAT KK-PAK BAGI ASN (PESERTA JKK PT TASPEN)

1. Formulir permintaan pembayaran;

2. Surat pernyataan sementara tidak mampu bekerja dari instansi;

3. Surat pernyataan dari tim penguji yang menyatakan bahwa peserta menderita penyakit akibat kerja;

4. Surat keputusan KK-PAK;

5. Fotokopi KTP/ kartu identitas lainnya peserta;

6. Fotokopi buku tabungan peserta;

7. Surat keterangan dari instansi yang menyatakan yang bersangkutan sudah masuk kerja;

8. Surat keterangan dari tim penguji yang menyatakan yang bersangkutan sudah mampu bekerja kembali.

• Catatan: Wajib ada laporan kepada PT TASPEN (PERSERO) dugaan kasus KK-PAK 3 x 24 jam dilengkapi
dengan persyaratan

• Surat laporankronologispenyakitakibatkerjadariinstansi
DOKUMEN PERSYARATAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK KLAIM
COVID-19 AKIBAT KERJA UNTUK PESERTA BPJS
KETENAGAKERJAAN
1. Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan 9. Hasil swab dokter yang terkena Covid-19
2. Laporan kasus Penyakit Akibat Kerja Tahap I (Form (semua hasil swab dari pertama)
3 PAK 1) 10. Hasil swab pasien (+) covid yang dilayani
3. Kronologis kejadian (beberapa pasien)

4. SPK/Bukti absensi 11. Riwayat kesehatan pekerja (medical


record)
5. Laporan kasus Penyakit Akibat Kerja Tahap II (Form
3A PAK 2) 12. Riwayat pekerjaan pekerja

6. Formulir 3b PAK 3 13. Rincian gaji pegawai

7. Fotokopi Kartu Keluarga atau fotokopi Surat 14. Surat sakit


Keterangan Ahli Waris yang diterbitkan oleh 15. Dokumen pendukung lainnya apabila
instansi dan ditandatangani oleh pejabat yang diperlukan
berwenang bagi peserta yang meninggal lainnya
8. Surat Keterangan Dokter Kasus Penyakit Akibat
Kerja
DOKUMEN PERSYARATAN KLAIM KEMATIAN BAGI PNS
AKTIF (PESERTA JKK ATAU JKM PT TASPEN)
1. Formulir permintaan pembayaran;

2. Surat keterangan ahli waris disahkan oleh instansi dan lurah / kepala desa;

3. Kutipan perincian penerimaan gaji;

4. Fotokopi surat kematian legalisir lurah/kepala desa;

5. Fotokopi surat nikah yang dilegalisir lurah / kepala desa;

6. Fotokopi KTP pemohon;

7. Fotokopi buku tabungan pemohon;

8. Surat keterangan sekolah (untuk 2 orang anak) dengan syarat: anak yang ada pada saat peserta meninggal dunia,
berusia <25 tahun, belum pernah bekerja/menikah;

9. Tembusan surat usul SK janda/duda dari instansi;

10. Khusus untuk klaim jaminan kecelakaan kerja (tewas/meninggal dunia akibat kecelakaan kerja) ditambahkan
persyaratan:

- SuratKeputusanPenetapan TewasdariPPK

- SuratverifikasidanvalidasidariBKN

- Suratlaporankronologis kejadiandariinstansi
DOKUMEN PERSYARATAN KLAIM JKK TEWAS
TNI/POLRI (PESERTA JKK PT ASABRI)
1. Asli kartu ASABRI (KTPA) 7. Fotokopi kronologis kejadian yang dilegalisir komandan

2. Fotokopi Skep tewas dari Panglima/Kapolri yang satuan

dilegalisir Komandan Satuan 8. Fotokopi Skep pengangkatan pertama


9. Fotokopi surat keterangan gaji pada saat meninggal/KU-
3. Fotokopi Surat Perintah dari Komandan yang
107 yg dilegalisir komandan satuan
dilegalisir Komandan Satuan
10. Dokumen asli riwayat hidup singkat/RHS
4. Asli Surat Keterangan Dokter tentang Diagnosis
11. Daftar susunan keluarga dari Kesatuan (KU-01)
Penyakit Akibat Kerja sesuai Keputusan Menteri
12. Dokumen asli surat keterangan ahli waris yg disahkan
Kesehatan RI Nomor HK. 01.07/MENKES/327/2020
kelurahan
5. Formulir pengajuan 13. Fotokopi surat nikah (jika peserta telah menikah)
6. Fotokopi Surat Keterangan Kematian/Akta 14. Fotokopi KPI/KARIS/KARSU
Kematian yang dilegalisir Kelurahan/Disdukcapil 15. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
(bila sudah berbarcode tidak perlu legalisir) 16. Fotokopi KTP ahli waris yang masih berlaku
17. Asli surat keterangan sekolah/kuliah
18. Fotokopi buku rekening tabungan
PERSYARATAN KLAIM JKM PESERTA BPJS
KETENAGAKERJAAN
1. Form 4 untuk klaim JKM (pengajuan pembayaran jaminan kematian dan jaminan hari tua)

2. Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan asli

3. Fotokopi KTP (WNI)

4. Fotokopi Surat Keterangan Kematian yang ditandatangani oleh pejabat berwenang yang diterbitkan
oleh instansi yang berwenang atau rumah sakit yang merawat

5. Fotokopi Surat Keterangan Ahli Waris dari instansi dan ditandatangani oleh pejabat berwenang

6. Fotokopi Kartu Keluarga

7. Fotokopi Akta Nikah

• Catatan: Dokumen fotokopi wajib menunjukkan yang asli dan masih berlaku
PERLINDUNGAN HUKUM & PEMBIAYAAN
Manfaat JKK peserta PT Taspen diantaranya adalah: • Santunan kematian kerja: 60% x 80 gaji
• Biaya transportasi • Uang duka tewas: 6x gaji
• Darat: Rp. 1.300.000 • Biaya pemakaman: Rp.10.000.000
• Laut: Rp. 1. 950.000 • Beasiswa: Rp. 15.000.000 - Rp 45.000.000
• Udara: Rp. 3.250.000
• Cacat sebagian anatomis: % tabel x 80 gaji Manfaat jaminan kematian bukan akibat kecelakaan
• Cacat sebagian fungsi: % penurunan fungsi x % tabel x kerja (Peserta JKM PT Taspen):
80 gaji • Santunan sekaligus: Rp. 15.000.000
• Cacat total tetap: • Uang duka wafat: 3x gaji pokok
• Santunan sekaligus: 70% x 80 gaji • Bantuan pemakaman: Rp. 7.500.000
• Santunan berkala: Rp. 250.000 x 24 bulan • Bantuan beasiswa: Rp. 15.000.000/anak (maksimal 2
• Pensiun karena cacat: %x gaji atas berkurangnya orang anak)
fungsi organ maksimal 70%
• Biaya pengobatan sampai sembuh Hak yang diperoleh peserta PT. ASABRI meninggal dunia
gugur/tewas:
• Santunan tidak mampu bekerja: 100% gaji (dievaluasi
per 6 bulan) • Nilai tunai tabungan asuransi (NTTA)
• Biaya rehabilitasi medik: Rp. 2.600.000 • Santunan risiko kematian khusus (SRKK)

• Biaya penggantian gigi: Rp. 3.900.000


PERLINDUNGAN HUKUM & PEMBIAYAAN
Manfaat JKK peserta BPJS Ketenagakerjaan diantaranya adalah: • Meninggal dunia:
• Transportasi: • Santunan sekaligus: 60%x 80 upah sebulan
• Darat: Rp. 5.000.000 • Santunan berkala: Rp. 500.000 x 24 bulan diberikan sekaligusRp.
12.000.000
• Laut: Rp. 2.000.000
• Biaya pemakaman Rp. 10.000.000
• Udara: Rp. 10.000.000
• Beasiswa maksimal 2 anak sebesar maksimal Rp. 174.000.000
• Santunan tidak mampu bekerja:
• TK/SD: Rp. 1.500.000 per tahun maksimal 8 tahun
• 12 bulan pertama 100%
• SMP: Rp. 2.000.000 per tahun maksimal 3 tahun
• Selanjutnya 50 % sampai sembuh
• SMA: Rp. 3.000.000 per tahun maksimal 3 tahun
• Kecacatan: • Universitas/PT: Rp. 12.000.000 per tahun maksimal 5 tahun
• Cacat fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 80 x upah
Manfaat JKM bukan akibat kecelakaan kerja peserta BPJS
sebulan
Ketenagakerjaan
• Cacat sebagian anatomis: % tabel x 80 upah sebulan
• Jaminan kematian sebesar Rp. 42.000.000 terdiri dari sebagai berikut:
• Cacat total tetap:
• Santunan Kematian: Rp. 20.000.000
• Santunan sekaligus: 70% x 80 upah sebulan
• Biaya pemakaman: Rp. 10.000.000
• Santunan berkala: Rp. 500.000 x 24 bulan diberikan
sekaligus Rp. 12.000.000 • Santunan berkala: Rp. 500.000 per bulan selama 24 bulan,
diberikan sekaligus Rp. 12.000.000
• Beasiswa maksimal 2 anak sebesar maksimal Rp.
174.000.000 • Beasiswa anak jika masa iuran minimal 3 tahun
• Maksimal sebesar Rp. 174.000.000
• Untuk maksimal 2 orang anak
• Usia 4 - 23 tahun dari TK sampai Perguruan Tinggi/Pelatihan
Kerja
INSENTIF DAN PROTEKSI SOSIAL
KMK No. HK.01.07/MENKES/4239/2021
Insentif untuk tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan COVID-19 di rumah sakit setinggi-tingginya
sebesar:
1. Dokter Spesialis → Rp 15.000.000

2. Peserta PPDS → Rp 12.500.000

3. Dokter Umum → Rp 10.000.000

4. Peserta internsip yg ditugaskan di RS, diberikan insentif kepada yang bertugas di ruangan dengan risiko
terpapar tinggi sebesar paling tinggi → Rp 5.000.000

5. Peserta internsip yg ditugaskan di Puskesmas, diberikan insentif kepada yang melakukan pemantauan isoman
dan wisma karantina serta pengambilan specimen (swab) COVID-19 terkonfirmasi paling tinggi → Rp. 2.500.000

6. Peserta PDGS insentif paling tinggisebesar → Rp. 15.000.000

Sumber insentif: APBN dan APBD


INSENTIF DAN PROTEKSI SOSIAL
KMK No. HK.01.07/MENKES/4239/2021

• Santunan Kematian untuk tenaga kesehatan yang meninggal karena


terpajan COVID-19 yang memberikan pelayanan di fasilitas pelayanan
kesehatan atau institusi kesehatan Rp. 300.000.000 (Tiga ratus juta rupiah)

• Sumber: APBN
KMK No. HK.01.07/MENKES/4239/2021

TUNGGAKAN INSENTIF 2020


• Insentif nakes termasuk residen yang bersumber dari APBN dan belum dibayarkan
pada tahun 2020 dibayarkan melalui APBN 2021
• Insentif nakes yang bersumber dari APBD melalui BOKT dan belum dibayarkan pada
tahun 2020, dibayarkan pada tahun 2021 melalui Sisa dana Belanja Operasional
Kesehatan (BOK) Tambahan TA 2020 di kas daerah atau Dana Alokasi Umum
(DAU)/Dana Bagi Hasil (DBH)
• Dalam hal terdapat tenaga lain yang ditugaskan untuk mendukung penanganan
COVID-19 namun belum dibayarkan insentif di tahun 2020, dibayarkan insentif di
tahun 2021

TUNGGAKAN SANTUNAN KEMATIAN 2020


• Santunan kematian yang belum dibayarkan pada tahun 2020, dibayarkan melalui
APBN 2021.
PENGATURAN JAM KERJA, SHIFT, METODE DINAS,
DAN PENANGANAN PSIKOSOSIAL

Pengaturan Shift Kerja


Kekerasan, Pelecehan, Diskriminasi, dan Stigma
Stres Psikososial Selama Pandemi
PENGATURAN JAM KERJA
NON SHIFT 40 jam seminggu (waktu kerja harian 7 - 8 jam dan tidak melebihi 12 jam sehari)

SHIFT Metropolitan rota ( 2 pagi – 2 siang – 2 malam) atau continental rota (2 pagi –
2 siang – 3 malam) diikuti istirahat 1 atau 2 hari

REKOMENDASI:
Mengurangi durasi shift menjadi 6 jam (satu hari 4 shift).
Penggunaan APD level 3 maksimal berdurasi 6 jam
Istirahat tidur 7-8 jam sehari
Istirahat 48 jam setelah bekerja 14 hari berurutan
Intoleransi kerja shift: usia > 45 tahun
INSIDEN KEKERASAN DAN PELECEHAN
TERHADAP TENAGA KESEHATAN

• Insiden kekerasan dan pelecehan terhadap tenaga kesehatan semakin meningkat selama
pandemi COVID-19.
• Faktor risiko kekerasan, pelecehan, dan diskriminasi di tempat kerja di sektor kesehatan
termasuk:
Stres dan kelelahan,
Waktu tunggu pasien yang lama,
Kerumunan,
Risiko penularan,
Tindakan pencegahan dan pengendalian khusus COVID-19
Pelacakan kontak atau tidak mengizinkan akses ke jenazah COVID-19
Tenaga kesehatan perempuan
Bekerja pada shift malam
Etnis minoritas
STRES PSIKOSOSIAL SELAMA PANDEMI
Sumber stres: Gangguan psikis yang dapat terjadi:
Ketakutan kesejahteraan PTSD
diri/keluarga/rekan kerja
Burnout
Tekanan pekerjaan
Depresi
Aktivitas fisik diperberat dg APD
APD yang kurang
Stigma dan kurangnya dukungan sosial
Ketegangan dengan keluarga pasien
Kesulitan mempertahankan aktivitas
perawatan diri
Kenangan terkait kejadian buruk atau
tragedi kemanusiaan
PENCEGAHAN STRES PSIKOSOSIAL
•Komunikasi baik
•Tempat konseling
•Tim multidisiplin
Praktik berbasis tim •Buddy System
•Psychological First Aid
•Kampanye mengurangi stigma
•Penggunaan humor dan teknik partisipatif

• Pembentukan tim
Budaya organisasi • Fasilitasi komunikasi dan manajemen
konflik


Praktik berbasis
Pengaturan waktu istirahat
• Pemenuhan kebutuhan dasar

individu •

Dukungan psikologis
Peragaan peran organisasi
Sumber: Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kemenkes RI
PEDOMAN PERILAKU SOSIAL, MEDIA SOSIAL
DAN ILMIAH

PERILAKU SOSIAL
Penting bagi dokter untuk dapat menjaga
perilaku baik sosial, media sosial, dan ilmiah Dokter diharapkan dapat
untuk membantu peperangan melawan melakukan protokol kesehatan di
COVID-19 ini masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari seperti social
distancing, penggunaan masker,
praktik cuci tangan yang benar
untuk memberikan contoh yang
baik
212mm
MEDIA SOSIAL
• Untuk berpartisipasi, mengeluarkan pendapat,
memberi konsultasi, memberikan terapi pada pasien
(telemedicine)

• Edukasi masyarakat dengan memperhatikan


kebenaran ilmiah dari informasi yang diberikan

• Tidak terlibat dalam perdebatan online dalam


bentuk apapun.
ILMIAH
Dokter memiliki kewajiban untuk
mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
kedokteran/kesehatan melalui
pertemuan ilmiah, pendidikan,
atau penelitian untuk dapat
memberikan penanganan terbaik
pada pasien
1. Australian Medical Association. National code of practice-hours of work, shiftwork, and rostering
for hospital doctors. 2016.
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Peran Perlindungan BPJS
Ketenagakerjaan untuk Tenaga Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19. 2021
3. Centers for Disease Control and Prevention. Criteria for Return to Work for Healthcare Personnel
with Suspected or Confirmed COVID-19 (Interim Guidance). ww.cdc.gov/coronavirus/2019-
ncov/hcp/return-to-work.html)
4. Centers for Disease Control and Prevention. Disharging COVID-19 patients. 16 Februari 2021.
(https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/disposition-hospitalized-patients.html)
5. Centers for Disease Control and Prevention. Interim guidance on testing healthcare personnel for
SARS-CoV-2. 17 Juli 2020.
6. Centers for Disease Control and Prevention. Interim U.S. Guidance for Risk Asesment and Work
Restrictions for Healthcare Personnel with Potential Exposure to COVID-19.
(www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/guidance-risk-assesment-hcp.html)
7. Centers for Disease Control and Prevention. Managing exposed health care workers (Interim
Guidance). 12 September 2020.
8. Centers for Disease Control and Prevention. Long-term effects of COVID-19. 13 November 2020.
9. Centers for Disease Control and Prevention. Potential exposure at work. 16 Februari 2021.
(https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/guidance-risk-assesment-hcp.html)
10. Centers for Disease Control and Prevention. Returning to work criteria. 16 Februari 2021.
(https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/return-to-work.html)
11. Centers for Disease Control and Prevention. Staff shortages. 14 Februari 2021.
(https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/mitigating-staff-shortages.html)
12. Centers for Disease Control and Prevention. Strategies to mitigate healthcare personnel staffing shortages. 14
Februari 2021 (https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/mitigating-staff-shortages.html)
13. Centers for Disease Control and Prevention. Testing healthcare personnel. 14 Februari 2021.
(https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/testing-healthcare-personnel.html)
14. Centers for Disease Control and Prevention. Post-COVID Condistions: Overview. 09 Juli 2021.
(https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/clinical-care/post-covid-conditions.html)
15. Centers for Disease Control and Prevention. Delta Variant: What We Know About the Science Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19). 26 Agustus 2021. (https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/variants/delta-
variant.html)
16. Centers for Disease Control and Prevention. SARS-CoV-2 Variant Classifications and Definitions. 31 Agustus 2021.
(https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/variants/delta-variant.html)
17. Chookajorn, T., Kochakarn, T., Wilasang, C., Kotanan, N., Modchang, C., Southeast Asia is an emerging hotspot
for COVID-19. Nat Med. 2021. 1–2. https://doi.org/10.1038/s41591-021-01471-x
18. Costa G. Factors influencing health of workers and tolerance to shift work. Theoretical Issues in Ergonomics
Science. 2003, 4:3-4, 263–88.
19. COVID-19 Coronavirus Pandemic [Internet]. Worldometers. 2020. Available from:
https://www.worldometers.info/coronavirus/
20. Driggin E, Madhavan MV, Bikdeli B, Chuich T, Laracy J, Biondi-Zoccai G, dkk. Cardiovascular considerations for
patients, health care workers, and health systems during the COVID-19 pandemic. Journal of the American
College of Cardiology. 2020;75(18):2352-71.
21. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. pedoman teknis ruang isolasi. 2015
22. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Pedoman teknis bangunan dan
prasarana ruang isolasi penyakit infeksi emerging. 2020
23. Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan. Panduan teknis pelayanan rumah sakit pada masa adaptasi
kebiasaan baru. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2020
24. Dyer O. COVID-19: Indonesia becomes Asia’s new pandemic epicentre as delta variant spreads. BMJ.
2021 Jul 16;374:n1815.
25. Burhan E. Long COVID: Gejala, Tatalaksana, Dilema. 2021
26. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Available from: https://COVID- 19.go.id/peta-
sebaran
27. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Penanganan. Standar Alat Pelindung Diri (APD) Untuk
Penanganan COVID-19 di Indonesia. Revisi 2. 2020.
28. Hanafi BK. Managing HVAC System During COVID-19 Pandemic. 2020
29. Hendarwan H, Purnamasari T, Khumaidi MA, Suryatma A, Usman Y, Andriani L, dkk. Laporan Asesmen
Risiko Morbiditas dan Mortalitas COVID-19 pada Tenaga Dokter. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2020
30. Hungerford D, Cunliffe NA. Real world effectiveness of COVID-19 vaccines. BMJ. 2021 Aug 20;374:n2034.
31. Ikatan Dokter Indonesia. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Dokter Indonesia. 2018.
32. Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Petunjuk Pencegahan Penularan COVID-19
Untuk Petugas Kesehatan. Edisi 1. 2020.
33. Indonesian Industrial Hygiene Association. Surat Edaran Himbauan Untuk Mengimplementasikan Metode
Pengendalian Teknis Guna Mengendalikan Penularan COVID-19 di Perkantoran. 2020
34. International Labour Organization-World Health Organization. Occupational Safety and Health in Public
Health Emergencies.2018
35. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
dan Prasarana Rumah Sakit. 2016
36. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Penyakit Akibat Kerja. 2016
37. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit. 2016
38. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2017
39. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2018.
40. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/327/2020 tentang Penetapan
COVID-19 Akibat Kerja Sebagai Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Pekerjaan Tertentu. 2020
41. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). 2020.
42. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/446/2020 tentang Petunjuk Teknis
Klaim Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu Bagi Rumah Sakit Yang
Menyelenggarakan Pelayanan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). 2020
43. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/447/2020 tentang Penetapan
COVID- 19 Akibat Kerja Sebagai Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Pekerjaan Tertentu. 2020
44. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021
tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021 tentang Penggunaan
rapid diagnostic test antigen dalam pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). 2021
45. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan No. HK 01.07/Menkes/4641/2021 tentang Pelaksanaan
pemeriksaan, pelacakan, karantina, dan isolasi dalam rangka percepatan pencegahan dan pengendalian
COVID-19. 2021
46. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan No. HK 01.07/Menkes/4329/2021 tentang Pemberian
Insentif dan Santunan Kematian bagi Tenaga Kesehatan yang Menangani COVID-19.2021
47. Kementerian Kesehatan RI. Vaksinasi COVID-19 Nasional . 09 September 20201.
(https://vaksin.kemkes.go.id/#/vaccines)
48. Lalloo D, Williams A, Roy M, OBE EM, Rayner C. COVID-19 return to work in the roadmap out of lockdown:
guidelines for workers, employers, and health practitioners. 2021.
49. Leka S. Psychosocial Hazards. 2003
50. Leka S, Griffiths A, Cox T, World Health Organization. Work organisation and stress: systematic problem
approaches for employers, managers and trade union representatives. World Health Organization. 2003.
51. Lopez Bernal J, Andrews N, Gower C, Gallagher E, Simmons R, Thelwall S, et al. Effectiveness of Covid-19
Vaccines against the B.1.617.2 (Delta) Variant. New England Journal of Medicine. 2021 Aug 12;385(7):585–94.
52. Morawska L, Tang JW, Bahnfleth W, Bluyssen PM, Boerstra A, Buonanno G, dkk. How can airborne transmission of
COVID-19 indoors be minimised?. Environment International. 2020;142:105832.
53. Occupational Safety and Health Act. Guidance on Preparing Work places for COVID-19. 2020
54. Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia. Buku Penatalaksanaan Kembali Bekerja dari Aspek
Kedokteran Okupasi. 2019
55. Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia. Buku Standar Penilaian Kelaikan Kerja pada Pelayanan
KesehatanKerja. 2019
56. Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia. Buku Panduan Perlindungan Bagi Pekerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Dalam Masa Pandemi COVID-19. 2020.
57. Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia. Rekomendasi PERDOKI Nomor
0261/Sekr/PERDOKI/III/2020 terkait pekerja di fasilitas pelayanan kesehatan yang positif terinfeksi COVID-
19 dan/atau meninggal dengan positif terinfeksi COVID-19. 2020
58. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia. Pedoman penatalaksanaan kembali kerja
pada kasus yang berkaitan dengan pajanan SARS CoV-2 pada masa pandemi COVID-19. 2020
59. Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia. Usulan panduan
pemeriksaan laboratorium COVID-19. 2020
60. Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia. Revisi panduan
tatalaksana pemeriksaan antigen rapid test SARS-CoV-2. 2020
61. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Revisi Rekomendasi PAPDI tentang Pemberian
Vaksinasi COVlD-19. 2021
62. PT TASPEN. Program PT. TASPEN (PERSERO) dalam upaya meningkatkan layanan di masa pandemi
COVID-19.2021
63. PT ASABRI. Sosialisasi penerapan jaminan kecelakaan kerja bagi tenaga kesehatan yang mengalami
COVID-19 Akibat Kerja untuk Peserta ASABRI. 2021
64. Rueda-Garrido JC, Vicente-Herrero M, del Campo M, Reinoso-Barbero L, de la Hoz RE, Delclos GL, dkk.
Return to work guidelines for the COVID-19 pandemic. Occupational Medicine. 2020.
65. Saguni A. Konsep tata kelola ruang-ruang pelayanan Penyakit Infeksi Emerging. Kementerian Kesehatan
RI. 2020
66. Susanto AD, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Alur untuk skrining dini, alur rujukan, penanganan dini
bagi tenaga kesehatan yang terkena COVID-19. 2021.
67. The American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engine. Guidance For Polling Place
HVAC Systems. 2020
57. World Health Organization. Diagnostic testing for SARS-CoV-2 (Interim guidance). 11 September 2020.
58. World Health Organization. Risk asesment and management of exposure of health care workers in the
context of COVID-19. Interim guidance 19 March 2020.
59. World Health Organization. Coronavirus disease (COVID-19): Herd immunity, lockdowns and COVID-19.
30 Desember 2020.
60. World Health Organization. The effects of virus variants on COVID-19 vaccines. 01 Maret 2021.
(https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/the-effects-of-virus-variants-on-covid-19-
vaccines)
61. World Health Organization. Episode #45 - Delta variant. 05 Juli 2021.
(https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/media-resources/science-in-
5/episode-45---delta-variant)
62. World Health Organization. Tracking SARS-CoV-2 variants. 02 September 2021.
(https://www.who.int/en/activities/tracking-SARS-CoV-2-variants/)
68. World Health Organization & International Labour Organization. COVID-19: Occupational Health and
Safety of Health Workers WHO/ILO interim guidance from 2 February 2021. 2021
69. Yadav T, Saxena SK. Transmission cycle of SARS-CoV and SARS-CoV-2. Coronavirus disease 2019 (COVID-
19). 2020;33-42. doi:10.1007/978-981-15-4814-7_4
70. Zhang X, Jiang Z, Yuan X, Wang Y, Huang D, Hu R, dkk. Nurses reports of actual work hours and preferred
work hours per shift among frontline nurses during coronavirus disease 2019 (COVID-19) epidemic: A
cross-sectional survey. International Journal of Nursing Studies. 2020:103635.
REFERENSI GAMBAR DAN TAUTAN LUAR
https://www.bbc.com/news/health-57431420
https://www.freepik.com/
https://www.worldometers.info/coronavirus/
https://www.facebook.com/TheASEANPost/photos/pb.164943657344321.-2207520000../1205697559935587/?type=3&theater
https://datawrapper.dwcdn.net/MwHOx/208/
https://covid19.go.id/peta-sebaran
https://covid19.go.id/peta-sebaran
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/Ketersediaan-Tempat-Tidur-RS-Covid19/BOR-RS-2-JULI-2021.pdf
https://www.thejakartapost.com/news/2021/06/25/hospitals-collapse-as-second-wave-engulfs-ri.html
https://www.reuters.com/world/asia-pacific/delta-variant-taking-hold-indonesias-papua-hospitals-near-capacity-2021-07-22/
https://www.aljazeera.com/news/2021/6/26/over-a-dozen-vaccinated-doctors-dead-amid-indonesia-covid-surge
https://twitter.com/FaheemYounus/status/1434164220266942473
SAFE DOCTORS
SAFE PATIENTS

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai