Anda di halaman 1dari 10

1

FRAMBUSIA
KLINIS, DIAGNOSIS
& PENGOBATAN

Eka

Subdirektorat P2 Kusta dan Frambusia


Direktorat P2ML, Kementerian Kesehatan

Tahun 2021
2

Deskripsi

Di wilayah Indonesia masih dilaporkan adanya penularan frambusia, dan


dapat dengan mudah menular ke daerah lain, karena kemudahan
perpindahan penduduk yang didukung dengan banyak media trasportasi
massal antar wilayah. Oleh karena itu, kemampuan menemukan dan
mendiagnosis frambusia masih sangat diperlukan, dan secara berkala
terus ditingkatkan.

Bahasan ini meliputi :


● Apa ciri khas yang bisa membedakan frambusia dengan koreng atau
lesi lain ?
● Apa obatnya ?
● Apa tindakan kesehatan masyarakat yang harus dilakukan ?

BAHASAN

Memastikan Frambusia di Puskemas

Gambaran Klinis Frambusia


Stadium Primer
Lesi papiloma
Lesi krusta papiloma
Lesi ulkus

Masa Inkubasi

Cara Penularan

Diagnosis

Pengobatan

Tindakan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas


3

Memastikan Frambusia di Puskemas


Deteksi frambusia itu mudah, karena gejala lesi frambusia itu khas,
apalagi kalau banyak anak-anak tertular.
Untuk memastikan diagnosis frambusia dapat menggunakan uji serologi
RDT yang juga digunakan untuk penegakan diagnosis sifilis.

Persoalannya, frambusia itu sudah sangat jarang ditemukan, sehingga


dokter dan petugas kita di puskesmas tidak mengenal frambusia.

Gambaran Klinis Frambusia

Stadium Primer
● Biasanya di tungkai/kaki, dengan lesi berupa papula, papiloma,
krusta-papiloma, ulkus .
● Baunya khas dan seringkali dihinggapi banyak lalat
● Jika pinggir lesi ditekan-tekan tidak teriak kesakitan.
● Bentuk papiloma-krusta-ulkus paling khas, pinggir lesi menonjol,
ada genangan getah bening kekuningan yg kadang mengalir,
ditutupi krusta.
● Jika krusta terlepas, terlihat dasar lesi berbenjol-benjol kemerahan
seperti buah strawberi (ulkus)
● Akhir stadium ini, bakteri masuk ke aliran darah, dan berkembang
kedalam stadium sekunder, tertier dan latent
4

Lesi papiloma

dasar lesi berbenjol-benjol kemerahan seperti buat strawberi

Lesi krusta papiloma

pinggir lesi menonjol, ada genangan getah bening kekuningan kadang


mengalir, ditutup krusta warna ke-kuningan keras
5

Lesi ulkus

pinggir lesi menonjol, ada genangan getah bening kekuningan kadang


mengalir , krusta lepas dan terlihat dasar lesi berbenjol-benjol kemerahan
seperti buat strawberi

Masa Inkubasi
masa inkubasi antara 9-90 hari

Cara Penularan
frambusia hanya hidup pada manusia, dengan penularan langsung karena
sentuhan fisik, melalui leka lecet

Diagnosis
● Suspek frambusia. Ada lesi sesuai dg gambaran klinis lebih dari 2
minggu, apalagi jika didukung bukti epidemiologis banyaknya kasus
frambusia diantara kontak
6

● Konfirmasi frambusia. Suspek frambusia dengan pengujian


serologis (RDT) positif

● Probable frambusia. Suspek frambusia yang kontak dg konfirmasi


frambusia
Jika diperlukan, Dinas Kesehatan/ Kementerian Kesehatan
melakukan pengujian lanjutan kasus konfirmasi frambusia, baik RPR,
PCR dan metode lain yang sesuai.

Prosedur Penetapan Diagnosis


Pemeriksaan Klinis
Diagnosis di lapangan terutama berdasarkan pemeriksaan klinis sesuai
dengan bentuk dan sifat kelainan yang ada. Pemeriksaan dilakukan di
tempat dengan pencahayaan yang baik dan terang

Beberapa kondisi di bawah ini dapat membantu menetapkan diagnosis


klinis Frambusia:
1) Umur penderita (Frambusia banyak terjadi pada anak berumur
kurang dari 15 tahun).
2) Gejala klinis berupa lesi pada kulit/tulang sesuai dengan stadium
perkembangan Frambusia.
3) Ciri dan lokasi lesi terjadi di tungkai, kaki, pergelangan kaki, bisa
juga terjadi di lengan dan muka.

Berdasarkan pemeriksaan klinis dapat ditetapkan sebagai kasus suspek,


probabel, atau bukan kasus frambusia. Untuk selanjutnya, kasus suspek
dan probabel dilakukan pengujian serologi (Rapid Diagnostic Test/RDT)
untuk kepastian diagnosis.

Rapid Diagnostic Treponemal test (RDT test)


Tes ini merupakan uji serologi, sehingga orang yang pernah sakit
frambusia sebelumnya juga akan positif dengan uji RDT ini.
Di lapangan, jika ditemukan tanda klinis yang khas, cukup dilakukan
pemeriksaan RDT (lihat gambar dibawah). Namun untuk survei serologi,
apabila didapatkan hasil RDT positif, sebaiknya diuji kembali dengan
pemeriksaan non treponemal Rapid Plasma Reagin (RPR) test untuk
membuktikan apakah penularan masih terus berlangsung.
7

Disamping untuk penegakan diagnosis frambusia, tes ini juga digunakan


untuk diagnosis sifilis. Oleh karena itu, jika RDT positif, bisa positif
karena ada riwayat sakit frambusia atau riwayat sakit sifilis
8

Pengobatan
Obat Azitromisin diberikan dengan dosis 30 mg/kg berat badan
(maksimum 2 gram) oral, atau dosis menurut umur (dosis tunggal)
(pada POPM) sbb :

Dosis Azitromisin Sesuai Umur

Umur (tahun) Dosis tunggal

2-5 500 mg

6-9 1000 mg

10-15 1500 mg

16-69 2000 mg

Biasanya lesi akan menghilang setelah satu minggu. dan follow up


diperlukan untuk memastikan kesembuhan, agar penularannya dapat
dihentikan

Tindakan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas


Dalam rangka eradikasi frambusia Indonesia , maka
● Adanya kasus frambusia, suspek, probable, maupun konfirmasi
dicatat dalam Register Frambusia Puskesmas
● Setiap kasus frambusia yang tercatat dalam Register Frambusia,
segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
pelaporan melalui aplikasi Laporan Kasus Frambusia
● Formulir Register Frambusia Puskesmas terlampir. Data kasus
frambusia yang dilaporkan sesuai dengan yang tercatat dalam
Register Frambusia Puskesmas. Selengkapnya lihat Pencatatan dan
Pelaporan
● Puskesmas secara berkala setiap bulan, juga menyampaikan Laporan
Bulanan Frambusia, baik ada atau tidak ada kasus frambusia
ditemukan, lihat Pencatatan dan Pelaporan Frambusia
● Setiap ditemukan frambusia, dilakukan penyelidikan, surveilans
ketat, dan upaya menghentikan penularan.
● Upaya menghentikan penularan frambusia adalah dengan
melakukan pengobatan kasus dan kontak, atau pemberian obat
pencegahan secara massal sesuai hasil penyelidikan
9

● Secara periodik 6 bulanan dan atau sewaktu diperlukan,


dilaksanakan analisa epidemiologi frambusia berdasarkan data yang
telah dihimpun untuk menilai masih ada atau tidak kasus frambusia
di setiap Kabupaten/Kota di semua wilayah Indonesia, dan setiap
desa/kelurahan di daerah endemis frambusia penularan frambusia,
diikuti dengan tindakan penanggulangan untuk segera menghentikan
penularan berkelanjutan.
10

Lampiran Register Frambusia Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai