Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Matrikulasi Sistem Informasi Kesehatan
Program Studi Profesi Bidan

Dosen Pembimbing:
Siti Saadah Mardiah, SST, MPH

Disusun Oleh:
Nani Muniroh
Nopi Nurlela
Ria Amalia Kusmawati

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA JURUSAN KEBIDANAN
TASIKMALAYA
2023KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas karunia dan hidayah-
Nya tim penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul
“Konsep Dasar Sistem Informasi Kesehatan”. Makalah ini dipergunakan untuk
memenuhi tugas mata kuliah matrikulasi (Sistem Informasi Kesehatan) dalam
kegiatan pembelajaran Program Studi Profesi Bidan Poltekkes Tasikmalaya.
Pada kesempatan ini, tim penulis mengucapkan rasa terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada dosen pembimbing Siti Saadah Mardiah, SST, MPH.,
yang telah memberikan bimbingan dan arahannya untuk penulisan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan
dan kelemahannya. Oleh karena itu kami sangat memerlukan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, kami barharap semoga makalah ini bemanfaat khususnya bagi
kami dan umumnya bagi seluruh mahasiswa dan pembaca. Kami menyadari
bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, untuk itu kami menerima kritik
dan saran yang membangun. Terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Tasikmalaya, 25 Juli 2023

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang, teknologi informasi mempunyai peranan penting
dalam bidang industri maupun kehidupan kita sendiri. Salah satu bidang industri
yang memanfaatkan berkembangnya teknologi informasi adalah bidang kesehatan.

Teknologi informasi sudah berkontribusi banyak dalam kehidupan kita,


salah satu contohnya dalam bidang kesehatan yaitu rekam medis elektronik
(EMR) yang digunakan oleh dokter untuk mengetahui riwayat penyakit anda,
obat-obatan apa saja yang sudah pernah di konsumsi, apakah anda mempunyai
sebuah alergi, dan lain-lain.

Tanpa teknologi informasi, pengumpulan dan pengambilan data tersebut


tidaklah mudah untuk rumah sakit yang mempunyai ribuan pasien jika dilakukan
secara manual. Teknologi informasi juga memudahkan komunikasi jarak jauh
dengan adanya internet. Seluruh rumah sakit akan mengakses database yang berisi
dengan data pasien, sehingga memudahkan pasien dan rumah sakit apabila pasien
menggunakan rumah sakit yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem informasi kesehatan?
2. Apa saja dasar hukum sistem informasi kesehatan?
3. Apa tujuan sistem informasi kesehatan?
4. Apa saja manfaat sistem informasi kesehatan?
5. Apa saja komponen sistem informasi kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi kesehatan
2. Untuk mengetahui dasar hukum sistem informasi kesehatan
3. Untuk mengetahui tujuan sistem informasi kesehatan
4. Untuk mengetahui manfaat sistem informasi kesehatan
5. Untuk mengetahui komponen sistem informasi kesehatan
BAB II
ISI

A. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan


1. Pengertian Sistem
System didefinisikan sebagai suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan usaha
dari berbagai unsure yang saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian tujuan
dalam suatu batas lingkungan tertentu. System juga didefinisikan sebagai kelompok
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Suatu
organisasi merupakan area sebuah system karena terdiri dari sejumlah sumber daya
yang bekerja menuju tercapainya suatu tujuan tertentu. System sebagai suatu elemen
yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi. Sehingga bisa
dikatakan bahwa system berfungsi dengan segala kegiatan untuk suatu maksud dan
tujuan yan jelas yang mempunyai komponen-komponen dan bekerja dalam suatu
kesatuan dinamis dan saling berhubungan.
System terbentuk dari elemen-elemen bagian yang saling berhubungan dan
mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan elemen atau bagian tersebut ialah suatu
yang mutlak harus ditemukan, yang jika tidak demikian halnya maka tidaklah ada yang
disebut dengan system. Elemen jika disederhanakan dapat dikelompokan dalam 6 unsur,
yaitu:
a. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat dalam system yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya system tersebut.
b. Proses
Proses adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat dalam system yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
c. Keluaran
Keluaran adalah kumpulan elemen atau bagian yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam system.
d. Umpan balik
Yang dimaksud dengan umpan balik adalah kumpulan elemen atau bagian yang
merupakan keluaran dari system dan sekaligus sebagai masukan bagi system
tersebut.
e. Dampak
Dampak adalaha akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu system.
f. Lingkungan
Lingkungan adalah dunia luar system yang tidak dikelola oleh system tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap system.
2. Pengertian Informasi
Informasi menurut sauerborn dan Lippeveld (2000) adalah kumpulan dari fakta
atau data yang mempunyai arti. Jadi data yang terkumpul yang mempunyai arti, dengan
kata lain informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki arti bagi penerima
informasi. Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai
dengan kebutuhan tertentu. Pengolahan data menjadi informasi yang antara lain
berbentuk laporan, model deskriptif dan bentuk statistic. Dalam pengolahan data
menjadi informasi dapat terjadi kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh metode
pengukuran dan pengumpulan data yang salah, tidak mengikuti prosedur penolahan
dengan benar, data hilang atau tidak terolah, kesalahan dalam prosedur pengolahan atau
akibat kesalahan yang disengaja. Informasi dalam lingkup system informasi memiliki
cirri benar atau salah, baru, tambahan informasi yang telah ada, sebagai koreksi atas
informasi yang salah, dan dapat pula mempertegas informasi yang telah ada.
3. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK)  adalah gabungan perangkat dan prosedur yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi
kesehatan  adalah integrasi antara perangkat, prosedur  dan kebijakan yang digunakan
untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan
manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan
data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Menurut WHO, Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu dari 6
“building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara.
Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
a. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
b. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi
kesehatan)
c. Health worksforce (tenaga medis)
d. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan)
e. Health information system (sistem informasi kesehatan)
f. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian
dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi
kesehatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan
merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di Puskesmas
atau Rumah Sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang
lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi
kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
Sistem informasi kesehatan adalah sistem informasi yang dapat secara selektif
menjaring data dari tingkat paling bawah dan mengolahnya untuk mendukung
pengambilan keputusan ditingkat atas pada bidang kesehatan (Depkes RI, 2001).
Dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan sistem Informasi
Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator,
prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan
dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna
dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Di dalam peraturan pemerintah RI no.46 tahun 2014 tentang sistem informasi
kesehatan, disebutkan bahwa suatu sistem informasi kesehatan adalah seperangkat
tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi dan
sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan
kesehatan. Dan untuk mendukung penyelenggaran pembangunan kesehatan tersebut,
diperlukan data, informasi dan indikator kesehatan yang dikelola dalam sistem
informasi kesehatan.(Presiden Republik Indonesia, 2014)

B. Dasar Hukum Sistem Informasi Kesehatan


Dasar hukum pengembangan sistem informasi kesehatan di Indonesia:
1. Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi
bidang kesehatan
Desentralisasi pelayanan publik merupakan salah satu langkah strategis yang cukup
populer dianut oleh negara-negara di Eropa Timur dalam rangka mendukung terciptanya
good governance. Salah satu motivasi utama diterapkan kebijaksanaan ini adalah bahwa
pemerintahan dengan sistem perencanaan yang sentralistik seperti yang telah dianut
sebelumnya terbukti tidak mampu mendorong terciptanya suasana yang kondusif bagi
partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan pembangunan. Tumbuhnya kesadaran
akan berbagai kelemahan dan hambatan yang dihadapi dalam kaitannya dengan struktur
pemerintahan yang sentralistik telah mendorong dipromosikannya pelaksanaan strategi
desentralisasi.
2. Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi Pengembangan Sistim
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan
informasi kesehatan kabupaten/kota
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 tentang Pengembangan
Jaringan Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional(Kementerian
Kesehaten RI, n.d.)
Ketiga Keputusan Menteri Kesehatan tersebut dikembangkan menjadi berbagai strategi,
yaitu:
1. Integrasi dan simplifikasi pencatatan dan pelaporan yang ada
2. Penetapan dan pelaksanaan sistim pencatatan dan pelaporan
3. Fasilitasi pengembangan sistim-sistim informasi kesehatan daerah
4. Pengembangan teknologi dan sumber daya
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen dan pengambilan
keputusan
6. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 tentang Pengembangan
Jaringan Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Berdasarkan keputusan tersebut, direncanakan beberapa indikator pencapaian setiap
tahunnya, yaitu:
1. Terselenggaranya jaringan komunikasi data integrasi antara 80% dinas kesehatan
kabupaten/kota, dan 100% dinas kesehatan provinsi dengan Kementerian Kesehatan
2. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara 90% dinas
kesehatan kabupaten/kota, 100% dinas kesehatan provinsi, 100% rumah sakit pusat,
100% Unit Pelaksana Teknis Pusat dengan Kementerian Kesehatan
3. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara seluruh dinas
kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, Rumah Sakit dan UPT Pusat dengan
Kementerian Kesehatan
Dari beberapa hal tersebut, maka pemerintah berupaya mengembangkan sistim
informasi kesehatan yang sesuai dengan keunikan dan karakteristiknya. Pengembangan
sistim informasi kesehatan daerah melalui perangkat lunak atau website, seperti: SIMPUS,
SIMRS, SIKDA, dsb.

C. Tujuan Sistem Informasi Kesehatan


Adapun dibentuknya pengaturan sistem informasi kesehatan itu bertujuan untuk :
1. Menjamin ketersediaan, kualitas dan akses terhadap informasi kesehatan yang bernilai
pengetahuan serta dapat dipertanggungjawabkan.
2. Memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk organisasi profesi dalam
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan.
3. Mewujudkan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dalam ruang lingkup sistem
kesehatan nasional yang berdaya guna dan berhasil guna terutama melalui penguatan
kerja sama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan.
4. Sistim informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistim Kesehatan Nasional
(SKN) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di
setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau
bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas
5. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk Sistem Informasi
Kesehatan (SIK), dengan tujuan dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah
agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun
non rutin menjadi sebuah informasi.

D. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan

World Health Organisation (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi


kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain:
1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami, serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan
Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan
diantaranya:
1. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan pelayanan
kesehatan
2. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat
3. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja secara terstruktur)
Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para
pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua
jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal
berikut :
1. Mendukung manajemen kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas
4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti
(evidence-based decision)
5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal
6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi
7. Membantu penilaian transparansi

E. Komponen Sistem Informasi Kesehatan


1. Perangkat keras (hardware): mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan
printer.
2. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan
perangkat keras untuk dapat memproses data.
3. Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan
pembangkitan keluaran yang dikehedaki.
4. Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi,
pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
5. Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan
penyimpanan data.
6. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan
sesumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehaten RI. (n.d.). Roadmap SIK 2011-2014.

Presiden Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan, 1–66.
Retrieved from https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/PP Nomor 46
Tahun 2014.pdf

Kepmenkes RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentang
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).

Kemenkes RI. 2002. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2009 – 2014.

Kemenkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

Kepmenkes RI. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 tentang
Pengembangan Jaringan Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional.

Kemenkes RI. 2009. UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. http://www.kemenkes.or.id


Kusumadewi, Sri. 2009. Informasi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Robert G Murdick, dkk, Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern, Jakarta : Erlangga, 1991.

Sabarguna, Boy S; Safrizal, Heri. 2007. Master Plan System Informasi Kesehatan.
KONSORSIUM Rumah Sakit Islam Jateng-DIY, Yogyakarta.

http://rikanovitadevi15.blogspot.com/2018/04/makalah-konsep-dasar-sistem-informasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai