Anda di halaman 1dari 32

Pertemuan 14

Sistem Layanan Kesehatan

Sistem Pelayanan Kesehatan


Pengertian Pelayanan Kesehatan
1. Menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmojo(2001) pelayanan
kesehatan adalah sub sistem pelayanan
Pengertian Sistem Kesehatan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan
Menurut WHO(1996) sistem promotif (peningkatan kesehatan)
kesehatan adalah suatu jaringan dengan sasaran masyarakat.
penyedia pelayanan kesehatan
(supply side) dan orang-orang yang 2. Menurut Depkes RI (2009) pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang
menggunakan pelayanan tersebut diselenggarakan sendiri atau secara
(demand side) di setiap wilayah,serta bersama-sama dalam suatu organisasi
negara dan organisasi yang melahir untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan
kan sumber daya tersebut, dalam menyembuhkan penyakit serta
bentuk manusia maupun dalam memulihkan kesehatan perorangan,
bentuk material. keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat. 
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan
kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif (penyembuhan), dan
rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
atau masyarakat, lingkungan.
Yang dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan
kesehatan yaitu input , proses, output, dampak, umpan balik.

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN


MENURUT HIDAYAT(2008) SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
MERUPAKAN BAGIAN PENTING DALAM MENINGKATKAN DERAJAT
KESEHATAN. MELALUI SISTEM INI TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
DAPAT TERCAPAI DENGAN EFEKTIF, EFISIEN DAN TEPAT SASARAN.
Tujuan Pelayanan Kesehatan

Menurut A. A. Maulana (2013), Sistem


Pelayanan Kesehatan memiliki tujuan yaitu:
1. Promotif, yaitu pemelihara dan peningkatkan
kesehatan hal-hal ini sangat diperlukan misalnya
dalam peningkatan gizi.
2. Preventif, yaitu pencegahan terhadap orang yang
berisiko terhadap penyakit, terdiri dari :
3. Preventif primer, yaitu terdiri dari program
pendidikan, misalnya imunisasi, penyediaan nutrisi
yang baik.
4.Preventif sekunder, yaitu pengobatan
penyakit tahap dini.
5.Preventif tersier, yaitu diagnosa penyakit,
pembuatan diagnosa dan pengobatan.
6.Kuratif, yaitu penyembuhan penyakit
7. Rehabilitasi, yaitu pemulihan dan proses
pengobatan
Pelayanan kesehatan ini  dilakukan oleh:

• Dokter Spesialis
• Dokter Subspesialis terbatas
• Perawat
• Bidan
• Petugas kesehatan lingkungan
Jenis Pelayanan Kesehatan
Menurut Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara
umum dapat dibedakan menjadi dua, diantaranya yaitu:


Pelayanan Kedokteran

1

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran
(medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat
sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan
utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta
sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga

Pelayanan Kesehatan Masyarakat


2
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat

(public health service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang


umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi. Tujuan utamanya
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,
serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat.
Bentuk pelayanan kesehatan adalah

1.    Pelayanan kesehatan tingkat pertama


(primer)
Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan
yang bersifat dasar dan dilakukan bersama
masyarakat dan dimotori oleh:
a.Dokter Umum (Tenaga Medis)
b.Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)
Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau
pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang
depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka
mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan.

Primary health care


pada pokoknya ditunjukan kepada masyarakat yang sebagian besarnya
bermukim di pedesaan, serta masyarakat yang berpenghasilan
rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini sifatnya berobat jalan
(Ambulatory Services). Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan
dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka
atau promosi kesehatan.

Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.


2.    Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)
Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan
yang lebih bersifat spesialis dan bahkan kadang
kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas.
Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier
(secondary and tertiary health care), adalah
rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan
perawatan lebih lanjut (rujukan). Di Indonesia
terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari
rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit
kelas A.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a.Dokter Spesialis
b.Dokter Subspesialis terbatas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan
atau pelayanan rawat (inpantient
services).Diperlukan untuk kelompok
masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan primer.

Contoh : Rumah Sakit tipe C dan


Rumah Sakit tipe D.
3.    Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)
Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih
mengutamakan pelayanan subspesialis serta subspesialis luas.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a.Dokter Subspesialis
b.Dokter Subspesialis Luas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan
jalan atau pelayanan rawat inap (rehabilitasi).Diperlukan untuk
kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.

Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.


Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
a. Tersedia dan berkesinambungan
Pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia
di masyarakat serta bersifat
berkesinambungan artinya semua pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak
sulit ditemukan
b. Dapat diterima dan wajar
Artinya pelayanan kesehatan tidak
bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat
c. Mudah dicapai
Dipandang sudut lokasi untuk dapat
mewujudkan pelayanan kesehatan yang
baik,pengaturan distribusian sarana
kesehatan menjadi sangat penting
d. Bermutu
menuju pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
yang disatu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain tata
cara penyelenggaraannnya sesuai dengan
kode etik serta standar yang telah ditetapkan
Dapat disimpulkan syarat pelayanan kesehatan

1. Tersedia (available ) dan berkesinambungan ( continous )


2. Dapat diterima ( acceptable ) dan wajar ( appropriable )
3. Mudah dicapai ( accessible )
4. Mudah dijangkau ( affordable )
5. Bermutu ( quality )
Bagan Komponen Sistem Pelayanan Kesehatan

Input Proses
Merupakan sistem yang akan Merupakan kegiatan merubah sebuah
memberikan segala masukan untuk masukan menjadi sebuah hasil yang
berfungsinya sebuah sistem. Input diharapkan dari sistem tersebut. Proses
pelayanan kesehatan meliputi: potensi dalam pelayanan kesehatan meliputi
masyarakat, tenaga dan sarana berbagai kegiatan dalam pelayanan
kesehatan, dan sebagainya. kesehatan.

Output Dampak
Merupakan hasil yang diperoleh dari Merupakan akibat dari output atau
sebuah proses. Output pelayanan hasil suatu sistem, terjadi dalam
kesehatan dapat berupa pelayanan waktu yang relatif lama. Dampak
yang berkualitas dan terjangkau sistem pelayanan kesehatan adalah
sehingga masyarakat sembuh dan masyarakat sehat, angka kesakitan
sehat dan kematian menurun.

Umpan balik
Tingkat Pelayanan Kesehatan
Disability Limitation ( Pembatasan Kecacatan )
Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat
tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini
dilaksanakan pada kasus atau penyakit yang memiliki potensi kecacatan. Bentuk
kegiatan yang dapat di lakukan dapat berupa perawatan untuk menghentikan 
penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, pemberian segala fasilitas untuk
mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.

Rehabilitation (rehabilitasi)
Tingkat pelayanan ini di laksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh. Sering pada
tahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan sebagaimana program
latihan-latihan yang diberikan pada pasien., kemudian memberikan fasilitas agar
pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah hidup kembali ke masyarakat dan
masyarakat mau menerima dengan senang hati karena kesadaran yang dimilikinya.
Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan

Primary Health Care


( Pelkes Tingkat
Pertama )

Secondary Health Care


( Pelkes Tingkat Kedua )

Tertiary Health Services


( Pelkes Tingkat Ketiga )
Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan

1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru


Pelayanan kesehatan untuk mengatasi penyakit yang
sulit --- laser
2. Pergeseran Nilai masyarakat
3. Aspek Legal dan Etik
tuntutan hukum dan etik ,pelayanan kesehatan
---- profesionalisme
4. Ekonomi
5. Politik --- kebijakan pemerintah berpengaruh
terhadap sistem pemberian pelayanan kesehatan
• Aspek Etik dan Legal dalam konteks Keperawatan
adalah merupakan istilah yang digunakan untuk
merefleksikan baaimana seharusnya manusia
berprilaku, apa yang seharusnya dilakukan
seseorang terhadap orang lain, selain itu merupakan
prinsip yang menyangkur benar atau salah, baik dan
buruknya dalam berhubungan dengan orang lain.
 
• Keperawatan telah mengembangkan kode etik
dengan menggambarkan kondisi ideal  professional.
Kode etik mencerminkan prinsip etis yang secara
luas dapat diterima anggota pro
Kode etik keperawatan bencana
1. Perawat bencana memberikan pelayanan
dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusian dan keunikan klien
2. Perawat bencana mempertahankan
kompetensi dan tanggung jawab dalam
praktek keperawatan emergency
3. Perawat bencana melindungi klien manakala
mendapatkan pelayanan kesehatan yang
tidak cakap,tidak legal sehingga keselamatan
terancam
• Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Pemerintah dan pemerintah daerah
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana. Sebagaimana
didefinisikan dalam UU 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana adalah serangkaian
upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Pada dasarnya penyelenggaraan adalah tiga
tahapan yakni :
1. Pra bencana yang
meliputi: - situasi tidak
terjadi bencana - situasi
terdapat potensi bencana
2. Saat Tanggap Darurat
yang dilakukan dalam
situasi terjadi bencana
3. Pascabencana yang
dilakukan dalam saat
setelah terjadi bencana
• Tahapan bencana yang digambarkan di atas,
sebaiknya tidak dipahami sebagai suatu
pembagian tahapan yang tegas, dimana kegiatan
pada tahap tertentu akan berakhir pada saat
tahapan berikutnya dimulai. Akan tetapi harus
dipahami bahwa setiap waktu semua tahapan
dilaksanakan secara bersama-sama dengan porsi
kegiatan yang berbeda. Misalnya pada tahap
pemulihan, kegiatan utamanya adalah pemulihan
tetapi kegiatan pencegahan dan mitigasi juga
sudah dimulai untuk mengantisipasi bencana yang
akan datang.
Peringa ta n di ni
Kes iapsia ga an

Pencegahan & Mitigasi


Pe ringa tan dini

Pemulihan

Rencana Bencana
Pemulihan Mitigasi

Rencana Rencana
Operasi Kontinjensi

Pemulihan
Darurat
Bencana
Tanggap
Darurat
Perencanaan dalam Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana

1. Pada tahap Prabencana dalam situasi 3. Pada Saat Tangap Darurat dilakukan
tidak terjadi bencana, dilakukan Rencana Operasi (Operational Plan) yang
penyusunan Rencana Penanggulangan merupakan operasionalisasi/aktivasi dari
Bencana (Disaster Management Plan), Rencana Kedaruratan atau Rencana
yang merupakan rencana umum dan Kontinjensi yang telah disusun
menyeluruh yang meliputi seluruh sebelumnya
tahapan / bidang kerja kebencanaan.
.4 .Pada Tahap Pemulihan dilakukan
. 2.Pada tahap Prabencana dalam situasi Penyusunan Rencana Pemulihan (Recovery
terdapat potensi bencana dilakukan Plan) yang meliputi rencana rehabilitasi dan
penyusunan Rencana Kesiapsiagaan rekonstruksi yang dilakukan pada pasca
untuk menghadapi keadaan darurat bencana. Sedangkan jika bencana belum
yang didasarkan atas skenario terjadi, maka untuk mengantisipasi
menghadapi bencana tertentu (single kejadian bencana dimasa mendatang
hazard) maka disusun satu rencana dilakukan penyusunan petunjuk /pedoman
yang disebut Rencana Kontinjensi mekanisme penanggulangan pasca bencana
(Contingency Plan).
Proses Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana

Pengenalan dan Pengkajian Bahaya

Pengenalan Kerentanan

Analisis Kemungkinan Dampak Bencana

Pilihan Tindkaan Penanggulangan Bencana

Mekanisme Penanggulangan Dampak Bencana

Alokasi Tugas dan Peran Instansi


Mekanisme Penanggulangan Bencana
Mekanismepenanggulang Koordinasi
pelaksana
an bencana yang akan
Pencegahan

dianut dalam hal ini Mitigasi


Kesiapasiagaan Koordinasi
Komando
adalah mengacu pada UU Pelaksana
No 24 Tahun 2007 Tentang Tanggap Darurat

Penanggulangan Bencana Koordinasi


Pelaksana
dan Peraturan Pemerintah
No 21 Tahun 2008 tentang Pemulihan

Penyelenggaraan
Sebelum Pada Saat Setelah
Penanggulangan Bencana
Dari peraturan perundang-undangan tersebut
di atas, dinyatakan bahwa mekanisme
tersebut dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu :
1.Pada pra bencana maka fungsi BPBD bersifat
koordinasi dan pelaksana,
2.Pada saat Darurat bersifat koordinasi,
komando dan pelaksana
3.Pada pasca bencana bersifat koordinasi dan
pelaksana.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai