DI SUSUN OLEH :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan Makalah “Kode Etik” tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Pekanbaru, Oktober 2019
STRUKTUR PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan masyarakat mempunyai bagian atau porsi yang besar. Namun karena
keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu digali atau
tertentu.
B. Rumusan masalah
Indonesia
a. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan
b. Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelayanan Kesehatan
Levey dan Loomba (1973), Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
masyarakat.
dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services). Jika dijabarkan dari
penyakit yaitu sakit ringan (mild), sakit sedang (moderate), dan sakit parah
(severe) yang menuntut bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Oleh
Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
kesehatan primer atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini seperti
memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D,
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan
iuran untuk PMT (Pembinaan Makanan Tambahan), untuk anak balita, dan
sebagainya.
masyarakat.
antara lain:
Departemen Kesehatan.
bagian satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan harus mempunyai
seluruh masyarakat, maka berikut ini akan dipaparkan beberapa program pelayanan
kesehatana masyarakat.
1. Puskesmas
direncanakan terutama ditujukn kepada golongan ibu, anak, tenaga kerja, dan
sehat sejahtera, yaitu dengan makin diterimanya Norma Keluaga Kecil yang
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) melalui kegiatan penyuluhan dan motivasi pada
pasangan usia subur, generasi muda serta pelayanan medic KB. Pelaksanaan
program KB dilaksanakan secara bertahap, mula – mula program mempunyai
orientasi klinis. Kemudian berkembang dengan pesat, untuk mendapat liputan yang
Pelayanan dan monitoring ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu menyusui
kehamilan dan tindak lanjutnya, pelayanan ibu menyusui dan pertolongan oleh
tenaga terlatih. Pelayanan bayi dan anak prasekolah termasuk murid Taman Kanak-
penyuluhan yang terutama ditujukan kepada ibu dan dukun beranakserta guru TK.
derajat kesehatan dan kemampuan untuk hidup sehat dari anak sekolah pada tingkat
Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), SMP, dan SMA termasuk
karena sakit.
a. Pelayanan kesehatan gigi pada unit kelurga terutama ibu hamil, ibu menyusui
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara paripurna di sekolah dasar, kegiatan
6. Kesehatan Jiwa
mental, kelainan perilaku dan penyalahgunaan narkotik, alcohol, obat, dan bahan
yang menyeluruh dan mendalam dari berbagai segi yang saling berkaitan, dan
terutama untuk dapat mendeteksi secara dini berbagai gangguan kesehatan jiwa.
7. Laboratorium sederhana
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan akibt buruk dari penyakit menular.
kematian akibat penyakit jantung, dan pembuluh darah, kanker, kecelakaan, dan
tentang masalah penyakit tak menular, antara lain dengan mengadakan kegiatan
terutama bagi golongan rawan dan masyarakat berpenghasilan rendah baik di desa
maupun di kota. Pokok kegiatan yang dilaksanakan dalm program perbaikan gizi
dan anemi gizi besi, peningkatan gizi anak sekolah, dan pelayanan gizi institusi.
Indonesia. Beberapa catatan penting di bawah ini baik sebelum maupun sesudah
Tahun 1952 : Pengembangan upaya usaha Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kesehatan
bantuan WHO.
Tahun 1969 : Dengan mulai tersusunnya Repelita, sector kesehatan juga mulai
Tahun 1991 : Dokter sebagai pegawai tidak tetap (PTT) mulai diberlakukan.
Daerah
Tahun 1995 : Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dimulai untuk mencapai target
melalui Puskesmas dinilai jauh lebih efisien dan efektif hasilnya dibandingkan
lokalnya seperti muatan tambahan program gizi dikenal dengan nama UPKG
vitamin A untuk Balita, dan Sulfas Ferrosus untuk Ibu Hamil), P2M (Imunisasi
perdagangan dunia (AFTA 2003 dan APEC 2010-2020) akan berpengaruh pada
besar dengan turunnya tingkat kematian bayi (IMR), tingkat fertilitas (FR),
tingkat kematian ibu bersalin (MMR), kematian kasar (CDR), angka kesakitan
beberapa penyakit menular terutama yang bias dicegah dengan imunisasi dan
jasa pelanyanan kesehatan juga akan ditandai dengan adanya investasi modal
semakin ketat.
E. Berbagai Upaya untuk Pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan
dan swadaya sehingga masyarakat mampu mencapai mutu hidup yang sehat dan
sejahtera.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
potensi masyarakat
lingkunga
SISTIM RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan
suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak
proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani
dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan
bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak
ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak
1.3 Tujuan
rujukan, cara cara merujuk, alur rujukan serta bisa menyebutkan kasus kehamilan
PEMBAHASAN
dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk
mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan
berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit
timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik
secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara
rasional.
kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke
unit yang lebih lengkap/Rumah Sakit) maupun horizontal (dari satu bagian ke
pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh
bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga
layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang
timbul baik secara vertical (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun secara
horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah).
rujukan eksternal.
1. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di
2. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok
gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi
TUJUAN RUJUKAN
Menurut Mochtar, 1998 Rujukan mempunyai berbagai macam tujuan antara lain
Menjalin kerja sama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratoriumdari
skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah perifer
Sedangkan menurut Hatmoko, 2000 Sistem rujukan mempunyai tujuan umum dan
1. Umum
2. Khusus
C. JENIS RUJUKAN
sebagai berikut :
lebih lengkap.
c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
2) Rujukan kesehatan
d. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan
D. PERSIAPAN RUJUKAN
yaitu:
E. KEGIATAN RUJUKAN
a. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang
lebih lengkap
kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai
maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka
pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap atau
Rumah sakit pendidikan. Juga dengan mengundang tenaga medis dan paramedis
institusi pendidikan
a. Pengertian
b. Kriteria
sekitarnya
memadai
• Jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari rata-rata.
rata-rata 20.000/Puskesmas
memadai
c. Fungsi
d. Kegiatan
antara lain :
dalam rangka diagnostik dengan rata-rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7
hari
5) Melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita untuk keluarga
berencana
e. Ruangan tambahan
Bangunan tambahan seluas 246m diatas tanah seluas 600m2 terdiri dari :
• Ruangan operasi
• Ruangan persalinan
• Kamar linen
• Kamar cuci
• Dapur
f. Peralatan medis
• Peralatan resusitasi
g. Tenaga
Rumah Sakit 6 bulan dalam bidang : obstetri, gynekologi, pediatri dan interne
• 2 orang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang perawatn
bergilir
h. Alat komunikasi
F. ALUR RUJUKAN
tingkat kegawatan penderita, waktu dan jarak tempuh sarana yang dibutuhkan
Dalam kaitan ini alur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan
sebagai berikut :
1. Dari kader
2. Dari posyandu
b. Pondok bersalin atau bidan desa atau puskesmas atau puskesmas dengan
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit kelas D/C atau rumah sakit swata
Dapat langsung ke rumah sakit kelas D/C atau rumah sakit swasta
sesuai dengan prosedur rujukan yang biasa sesuai hierarki fasilitas pelayanan
G. MEKANISME
Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga/
kader/ dukun bayi, maka segera dirujuk kefasilitas pelayanan kesehatan terdekat,
Puskesmas pembantu dan puskesmas tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas
lebih mampu
Melalui telepon atau radio komunikasi disampaikan kepada tempat rujukan yang
tujuannya untuk :
b. meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
5. Persiapan penderita
dahulu. Keadaan umum perlu dipertahankan selama dalam perjalanan. Untuk itu
c. Dalam hal penderita gawat darurat maka seorang perawat/ bidan perlu
penderita
6. Pengiriman penderita
b. Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka
strategis
kesehatan
a) Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak
dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena itu mereka
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
6. Pengiriman Penderita
tidak melapor
2.6 Alur Rujukan
1. Dari Kader
a. Puskesmas pembantu
2. Dari Posyandu
a) Puskesmas pembantu
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau
masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit yang
lebih lengkap /Rumah Sakit) maupun horizontal (dari satu bagian ke bagian lain
Pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan
yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan
sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan
yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau
http://gustiayuendanghartanti.blogspot.com/2012/03/tugas-makalah-
manajemen-kualitas.html di akses hari Rabu, 24 Oktober 2012
http://staff.blog.ui.ac.id/yaslis/2008/03/06/apa-yang-salah-dengan-program-
kesehatan-kita/ di akses hari Rabu, 24 Oktober 2012