DI SUSUN OLEH:
NAMA : ANTON JANUARIL NIM : 17011041
1. Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga
mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi
angka kematian ibu.
2. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan
terjangkau
1. Setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar dari segala bentuk
diskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat mengganggu kesehatannya.
2. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban untuk
menjamin terselenggaranya perlindungan bayi dan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan menyediakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan.
Pasal 141
Pasal 143
1. Pengertian
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah program untuk mengurangi
AKI dan AKB. Program tersebut antara lain Safe Motherhood. Program ini di
Indonesia dituangkan dalam bentuk program Keluarga Berencana (KB), pelayanan
pemeriksaan dan perawatan kehamilan, persalinan sehat dan aman, serta
pelayanan obstetri esensial di pusat layanan kesehatan masyarakat. (Zahtamal,
2011)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA)
adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah
kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.
(Depkes, 2009)
Fasilitas pelayanan kesehatan KIBBL adalah sarana (alat dan sumber daya)
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah/masyarakat)
2. Landasan Hukum
• UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
• UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Adiministrasi Kependudukan
• UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
• Kepmenkes Nomor 284/Menkes/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA)
• SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada
bayi 0 – 6 bulan
• Kepmenkes RI Nomor 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman
penyelenggaraan imunisasi
• Kepmenkes Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
1. Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya
untuk atau mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan
Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus
Program KIA
a. Sebelum Kehamilan
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum kehamilan, antara lain:
1. PEMERIKSAAN PENYAKIT DAN VIRUS
Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes, varicella zoster, virus
hepatitis dan virus HIV untuk menghindari diturunkan penyakit akibat virus-virus
tersebut kepada janin.
2. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur yang mempengaruhi
antibodi yang terkandung di dalam sel darah merah) pada pasangan suami isteri
dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan golongan darah dan rhesus antara
darah ibu dan bayinya.
3. Pemeriksaan Faktor Genetika
Inti dari pemeriksaan genetika ini adalah untuk mengetahui penyakit dan cacat
bawaan yang mungkin akan dialami bayi akibat secara genetis dari salah satu
atau kedua orangtuanya.
4. Persiapan Mental
Kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang
tua harus mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi proses ini.
Selama sembilan bulan masa kehamilan, biasanya terjadi perubahan-perubahan
psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga pada ayah calon bayi. (Depkes,
2009)
Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan
diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan
dengan ibunya atau di ruangan khusus.
Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di
puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan
rumah oleh tenaga kesehatan.
Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu
atau keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.
(Depkes, 2010)