Anda di halaman 1dari 11

PELAYAN KESEHATAN IBU,BAYI DAN ANAK

DOSEN PEMBIMBING: Dr.KISWANTO,M.Kes

DI SUSUN OLEH:
NAMA : ANTON JANUARIL NIM : 17011041

NAMA : RENALDY MITRA BAYU NIM : 17011136

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


HANG TUAH PEKAN BARU
2019
KESEHATAN IBU HAMIL MELAHIRKAN

1.) Pasal 126

1. Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga
mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi
angka kematian ibu.
2. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan
terjangkau

2.) Pasal 131

1. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk


mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas
serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.
2. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan
belas) tahun.
3. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) menjadi tanggung jawab dan kewajiban bersama bagi
orang tua, keluarga, masyarakat, dan Pemerintah, dan pemerintah daerah.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis-jenis imunisasi dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

3.) Pasal 131

1. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dan ayat (2) menjadi tanggung jawab dan kewajiban bersama bagi
orang tua, keluarga, masyarakat, dan Pemerintah, dan pemerintah daerah.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis-jenis imunisasi dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Pasal 133

1. Setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar dari segala bentuk
diskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat mengganggu kesehatannya.
2. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban untuk
menjamin terselenggaranya perlindungan bayi dan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan menyediakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan.

Pasal 141

1. Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi


perseorangan dan masyarakat.
2. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat bersama-sama
menjamin tersedianya bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi
secara merata dan terjangkau..
a. bayi dan balita;
b. remaja perempuan; dan
c. ibu hamil dan menyusui.
2. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan standar angka kecukupan gizi,
standar pelayanan gizi, dan standar tenaga gizi pada berbagai tingkat
pelayanan.
3. Pemerintah bertanggung jawab atas pemenuhan kecukupan gizi pada
keluarga miskin dan dalam situasi darurat.
4. Pemerintah bertanggung jawab terhadap pendidikan dan informasi yang
benar tentang gizi kepada masyarakat.
5. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan upaya untuk
mencapai status gizi yang baik.

Pasal 143

Pemerintah bertanggung jawab meningkatkan pengetahuan dan kesadaran


masyarakat akan pentingnya gizi dan pengaruhnya terhadap peningkatan status gizi.
KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. Pengertian
            Program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah program untuk mengurangi
AKI dan AKB. Program tersebut antara lain Safe Motherhood. Program ini di
Indonesia dituangkan dalam bentuk program Keluarga Berencana (KB), pelayanan
pemeriksaan dan perawatan kehamilan, persalinan sehat dan aman, serta
pelayanan obstetri esensial di pusat layanan kesehatan masyarakat. (Zahtamal,
2011)
            Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA)
adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah
kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.
(Depkes, 2009)
Fasilitas pelayanan kesehatan KIBBL adalah sarana (alat dan sumber daya)
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah/masyarakat)

2. Landasan Hukum
•      UU Nomor 23 tahun 2002  tentang Perlindungan Anak
•      UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Adiministrasi Kependudukan
•      UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
•      Kepmenkes Nomor 284/Menkes/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA)
•      SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada
bayi 0 – 6 bulan
•      Kepmenkes RI Nomor 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman
penyelenggaraan imunisasi
•      Kepmenkes Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang  Standar Asuhan Kebidanan

1. Tujuan Umum

Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya
untuk atau mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan
Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

2. Tujuan Khusus

Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam


mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, Desa Wisma,
penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.

 Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara


mandiri di dalam lingkungan keluarga, Desa Wisma, Posyandu dan Karang
Balita, serta di sekolah TK.
 Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifasdan ibu menyusui.
 Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.
 Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.

 Program KIA
a. Sebelum Kehamilan
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum kehamilan, antara lain:
1. PEMERIKSAAN PENYAKIT DAN VIRUS
Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes, varicella zoster, virus
hepatitis dan virus HIV untuk menghindari diturunkan penyakit akibat virus-virus
tersebut kepada janin.
2. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur yang mempengaruhi
antibodi yang terkandung di dalam sel darah merah) pada pasangan suami isteri
dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan golongan darah dan rhesus antara
darah ibu dan bayinya.
3. Pemeriksaan Faktor Genetika
Inti dari pemeriksaan genetika ini adalah untuk mengetahui penyakit dan cacat
bawaan yang mungkin akan dialami bayi akibat  secara genetis dari salah satu
atau kedua orangtuanya.
4. Persiapan Mental
Kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang
tua harus mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi proses ini.
Selama sembilan bulan masa kehamilan, biasanya terjadi perubahan-perubahan
psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga pada ayah calon bayi. (Depkes,
2009)

b. Perawatan selama kehamilan


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal dalam penerapannya
terdiri atas:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT)   bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10.Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. (Depkes, 2009)

c. Perawatan selama proses persalinan


Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal- hal sebagai
berikut :
 Pencegahan infeksi
 Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.
 Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang
lebih tinggi.
 Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir.
d. Perawatan esensial dan ekstra pada bayi baru lahir
6. PP No 61 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
PP No 61 2014 tentang Kesehatan Reproduksi dalam Bab III pasal 8
menyebutkan:
 Setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan ibu untuk
mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu
 Pelayanan kesehatan ibu dilaksanakan melalui pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif
7. Kesehatan Ibu
Setiap ibu berhak:
 mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan;
 mendapatkan persalinan dari tenaga kesehatan yang terlatih dan
bersih;
 mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas;
 penanganan kesulitan persalinan yang adekuat;
 mendapatkan kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi  ibu;
 menolak pelayanan kesehatan yang diberikan kepadanya dan
anaknya  oleh tenaga dan fasilitas yang tidak memiliki sertifikasi.

9. Asuhan bayi baru lahir meliputi:


 Pencegahan infeksi (PI)
 Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
 Pemotongan dan perawatan tali pusat
 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
 Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit
bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
 Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha
kiri
 Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
 Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal
 Pemeriksaan bayi baru lahir
 Pemberian ASI eksklusif (Depkes, 2010)
10. Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir
Tujuan penyelenggaraan pelayanan KIBBL yaitu :
 terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi,
dan anak balita;
 tercapainya peningkatan akses pelayanan KIBBL sehingga
tercapainya  percepatan penurunan angka kesakitan dan kematian ibu, bayi baru
lahir, bayi dan anak balita
 terjadinya perubahan perilaku masyarakat, pemerintah, dan pemberi  pelayanan
kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang  kurang
menguntungkan KIBBL.
11. Bayi Baru Lahir
            Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai dengan usia 4 minggu, biasanya
lahir pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu (Wong, 2003). Setiap bayi
dan anak  berhak mendapatkan:
 imunisasi dasar yang lengkap dan berkualitas;
 lingkungan yang bersih dari bahan-bahan yang merugikan kesehatan
dan  keselamatan bayi dan anak balita;
 pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk memulihkan
gangguan  kesehatannya.
 air susu ibu yang eksklusif selama enam bulan; dan
 makanan dan minuman yang bergizi serta bersih dari pencemaran
biologis dan kimia.
 Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:
Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:

 Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan
diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
 Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan
dengan ibunya atau di ruangan khusus.
 Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
 Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
 Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan  di
puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan
rumah oleh tenaga kesehatan.
 Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu
atau keluarga pada saat diperiksa atau  diberikan pelayanan kesehatan.
(Depkes, 2010)

12. Pencegahan AKB dan AKI


a. Kebijakan dan Strategi
·         Kebijakan KIA
1.      Setiap ibu menjalani kehamilan dan persalinan dengan sehat dan selamat serta
bayi lahir sehat
2.      Setiap anak hidup sehat, tumbuh dan berkembang secara optimal
·         Strategi KIA
 Pemberdayaan perempuan, suami dan keluarga
 Pemberdayaan masyarakat
 Kerjasama lintas sektor termasuk pemerintah daerah dan lembaga
legislatif
 Peningkatan cakupan dan kualitas kesehatan ibu dan anak secara terpadu
dengan komponen KR lainnya
 Pemerintah perlu meningkatkan anggaran program pembinaan pelayanan
kesehatan ibu dan reproduksi dan program pembinaan pelayanan
kesehatan anak sebesar 6% dari total anggaran sektor kesehatan dalam
APBN 2014.
 Memperkuat basis pelayanan KIA dalam skema Jaminan Kesehatan
Nasional. 
 Revitalisasi program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB)
di Indonesia.
 Pemerintah pusat perlu mendorong setiap pemerintah daerah untuk
membuat Rencana Aksi Daerah (RAD) Penurunan AKI, AKB dan AKABA
(Saputra, 2013)
 Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program Jampersal (Jaminan
Persalinan) yang digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan
bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang belum
memiliki jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan
Jampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan
namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan
disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga
dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi serta
pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting. (Depkes, 2012)
 Pemantauan Kesehatan Ibu dan Bayi
 Penurunan AKI dan AKB
 Cakupan kunjungan ibu hamil, pertolongan persalinan, pelayanan
nifas, penanganan komplikasi obstetrik, pelayanan neonatal
 Penurunan BBLR dan gizi buruk/kurang, cakupan imunisasi wajib
 Deteksi Dini Stimulasi Tumbuh Kembang Anak
 Cakupan pemberian vit A, ASI eksklusif

Anda mungkin juga menyukai