SOAL :
1. Tuliskan hak-hak ODHA dan OHIDHA. Jelaskan juga bagaimana kontribusi ODHA,
OHIDHA dan Populasi kunci dalam program pencegahan HIV AIDS.
2. Jelaskan bagaimana pencegahan HIV AIDS secara komprehensif melalui transmisi
seksual?
3. Jelaskan pola penularan HIV/AIDS pada Penasun? bagaimana transmisi HIV pada
pasangan Penasun ? bagaimana strategi edukasi dan komunikasi kepada penasun ?
4. Jelaskan bagaimana tatalaksana dan prosedur standar kewaspadaan umum (universal
precaution) di layanan kesehatan? dan pengelolaan kewaspadaan umum untuk keamanan
petugas kesehatan dan pasien ? Jelaskan juga bagaimana cara pemulasaran jenazah
yang menderita HIV AIDS.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan surveilens HIV/AIDS? Bagaimana metoda
surveilans HIV/AIDS?
6. Jelaskan 4 prong (komponen) PMTCT.
7. Jelaskan dampak dari stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan OHIDHA serta
bagaimana program pencegahannya?
8. Jelaskan bagaimana hubungan antara faktor social-ekonomi, budaya, gender dengan
HIV/AIDS?
9. Jelaskan tentang perencanaan perawatan berkelanjutan pada ODHA.
10. Jelaskan bagaimana manajemen program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
serta monitoring dan evaluasinya.
NIM : 17011041
SMESTER : 3 (TIGA)
KELOMPOK : 1 (SATU)
Populasi kunci
Populasi kunci adalah lelaki dan perempuan pengguna narkoba suntik, termasuk
mereka yang ada di lapas/rutan; pekerja seks langsung dan tidak langsung;
pelanggan pekerja seks; dan lelaki yang seks dengan lelaki; waria dan pasangan
intim seluruh populasi kunci. Dalam kelompok ini, program pencegahan akan juga
menjangkau kelompok usia muda (15-24 tahun) dan para pekerja baik dari sektor
pemerintah maupun swasta, buruh, atau pekerja migran. Di Provinsi Papua dan
Papua Barat, upaya pencegahan di atas ditujukan juga untuk masyarakat umum.
5). Surveilans HIV adalah suatu cara untuk mengetahui besarnya masalah dengan
melakukan pengumpulan data yang sistematik dan terus menerus terhadap
distribusi dan tren/kecendrungan infeksi HIV untuk melakukan tindakan
pencegahan dan pemberantasan infeksi HIV dan penyakit lainnya.
Metode surveilans HIV/AIDS :
Surveilans epidemiologi dalam masyarakat
Surveilans epidemiologi ini dilakukan pada suatu wilayah administrasi atau pada
kelompok populasi tertentu. Dengan analisis secara teratur berkesinambungan
terhadap data yang dikumpulkan mengenai kejadian sakit atau kematian, dapat
memberikan kesempatan lebih mengenal kecenderungan penyakit menurut
variabel yang diteliti. Variabel tersebut diantaranya adalah distribusi penyakit
menurut musim atau periode waktu tertentu, mengetahui daerah geografis
dimana jumlah kasus/penularan meningkat atau berkurang serta berbagai
kelompok risiko tinggi menurut umur, jenis kelamin, ras, agama, status social
ekonomi serta pekerjaan.
Surveilans epidemiologi di rumah sakit
Saat ini penderita penyakit menular yang dirawat di rumah sakit jumlahnya
masih cukup besar. Suatu keadaan khusus dimana faktor lingkungan secara
bermakna dapat mendukung terjadinya risiko mendapatkan penyakit infeksi,
sehingga teknik surveilans termasuk control penyakit pada rumah sakit rujukan
pada tingkat provinsi dan regional memerlukan perlakuan tersendiri. Pada
rumah sakit tersebut, terdapat beberapa penularan penyakit dan dapat
menimbulkan infeksi nosokomial. Selain itu, rumah sakit mungkin dapat menjadi
tempat berkembangnya serta tumbuh suburnya berbagai jenis mikroorganisme.
Untuk mengatasi masalah penularan penyakit di rumah sakit maka telah
dikembangkan sistem surveilans epidemiologi yang khusus dan cukup efektif
untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya penularan infeksi (dikenal
dengan infeksi nosokomial) di dalam lingkungan rumah sakit.
7). Dampak dari stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan OHIDHA :
ODHA yang mendapatkan stigma dan diskriminasi di masyarakat tidak akan dapat
bergaul, bekerja, dan menjalani hidupnya dengan baik. Putrus asa, depresi,
keinginan untuk bunuh diri atau merusak dirinya sendiri menjadi masalah serius. Ini
bukan hanyan minimpa ODHA, namun juga dapat mempengaruhi keluarga ODHA
ataupun orang-orang terdekatnya. Stigma dan diskriminasi membuat ODHA
maupun keluarganya merasa takut atau malu untuk mengakui dan mencari
bantuan. Mereka tidak mau pergi ke rumah sakit atau mencari informasi lebih
lanjut. Kurangnyan pemahaman tentang HIV dan AIDS mengakibatkan orang yang
menderita penyakit ini sering sekali dikucilkan atau sering mendapatkan
diskriminasi dari lingkungannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa HIV dan AIDS
membawa dampak yang cukup signifikan bagi ODHA itu sendiri. Trauma, sikap
membisu, suka menghindar, tidak percaya diri, merasa jelek, terhina, dan
sebagainya adalah beberapa contoh dari apa yang ODHA rasakan.
Program pencegahan :
Kebijakan : reformasi hokum dan kebijakan secara global diperlukan untuk
melarang diskriminasi ODHA dan melindungi mereka terutama kelompok yang
paling rentan (pekerja seks, LSL, waria, wanita pengguna narkoba, buruh
migran)
Sosial (Community based program), termasuk media pekerja melalui LSM local.
Institusi melalui militer, sekolah, penjara, rumah sakit, lembaga keagamaan ,
serta pimpinan.
Keluarga, melalui dukungan dan pendidikan.
Memobilisasi dan mendukung orang yang positif dan orang yang mendorong
keterlibatan mereka dalam kegiatan advokasi
Pasangan-pasangan dapat terlibat termasuk dalam melakukan tes dan
konseling
Individu, melakukan kunjungan kesehatan, tes, dan konseling
Rekruit opinion leader, mendidik dan melibatkannya
Mengurangi stigma melalui konten, pesan, yang harus disesuaikan dengan :
Konteks dan norma budaya
Keyakinan kesehatan umum
Hukum local
Pengaturan khusus dinamika stigma
Carilah kekuatan serta tantangan dalam setiap pengaturan budaya
a. Surveilans
Surveilans HIV, AIDS dan IMS merupakan tanggung jawab dari Depkes. Berbagai
bentuk kegiatan surveilans yang diperlukan antara lain adalah sebagai berikut:
Surveilans HIV
Departemen Kesehatan menetapkan surveilans HIV dilakukan sekali setahun. Saat
ini surveilans HIV dilakukan terhadap WPS. Surveilans HIV perlu diperluas ke
semua populasi kunci. Surveilans pada ibu hamil perlu dilakukan pada area
geografis tertentu sesuai dengan tingkat epidemi.
Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP)
STBP telah dilakukan pada beberapa provinsi prioritas. Ke depan STBP perlu
dilakukan secara konsisten pada semua provinsi prioritas.
Survei IMS
Kegiatan ini dapat diintegrasikan ke dalam STBP.
Survei resistensi ARV
Estimasi jumlah populasi kunci
Estimasi jumlah ODHA
Pengumpulan data lainnya: