Puji syukur alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing Ibuk JIHAN
NATASSA,SKM,M.Kes yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang
bermanfaat dalam proses penyusunan laporan penyuluhan ini. Rasa terima kasih juga hendak
kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga laporan penyuluhan ini bisa selesai pada waktu yang
telah ditentukan.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI................................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan ……………...…………........................................................................................
D. Manfaat…………..............................................................................................................
A. Hasil………………………………………………………………………………………
B. Pembahasan………………………………………………………………………………
C. Jadwal Kegiatan…………………………………………………………....……………..
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 :
2. Lampiran 2 :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, pelayanan kesehatan belum dinikmati secara merata oleh penduduk Indonesia.
Ini terjadi karena terdapat beberapa perbedan seperti jarak geografis, latar belakang
pendidikan, keyakinan, status sosial ekonomi, dan kurang cakupan jaminan kesehatan.
Pelayanan kesehatan tidak terlepas pembiayaan kesehatan sebab dizaman seperti ini apa
bila kita berobat kerumahsakit atau ke dokter spesialis pasti membutuhkan biaya.
Telah disebutkan bahwa salah satu subsistem kesehatan adalah subsistem
pembiayaan kesehatan. Subsistem pembiayaan kesehatan membahas mengenai
pembiayaan untuk program kesehatan,yakni program-program yang berhubungan erat
dengan penerapan langsung ilmu dan teknologi kedokteran. Pembatasan tentang
subsistem pembiayaan kesehatan ini tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang
dikenal dengan nama ekonomi kesehatan ( health economic).
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses
kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa berlangsung aktivitas seperti
biasa. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan sesungguhnya bernilai
sangat investatif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senatiasa
“siap pakai” dan tetap terhindar dari serangan berbagai penyakit. Namun, masih banyak
orang menyepelekan hal ini. Negara, pada beberapa kasus, juga demikian.
Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan kesehatan.
Jika ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh WHO, maka
pembiayaan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan pengadaan pangan, yang
karena juga memiliki dampak terhadap derajat kesehatan, seharusnya turut pula
diperhitungkan. Pada akhir akhir ini, dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan
serta makin langkanya sumber dana yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem
pembiayaan kesehatan makin meningkat. Pembahasan tentang subsistem pembiayaan
kesehatan ini tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama
ekonomi kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pembiayaan kesehatan?
2. Dari mana saja sumber biaya kesehatan?
3. Apa saja macam biaya kesehatan?
4. Apakah syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan?
5. Apa saja masalah pokok pembiayaan kesehatan dan upaya penyelesaiaannya?
6. Format laporan program dipuskesmas Kampar kiri hulu?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari pembiayaan kesehatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui sumber biaya kesehatan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui macam biaya kesehatan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui masalah pokok pembiayaan kesehatan dan upaya
penyelesaiannya.
6. Mahasiswa dapat mengetahui laporan keuangan dari puskemas Kampar kiri hulu
D. Manfaat
1. Menjadikan mahasiswa agar lebih memahami masalah system pembiayaan di
Puskesmas.
2. Dapat dijadikan sebagai data dasar pengambilan keputusan untuk menyusun
suatu rumusan alokasi anggaran di puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pembiayaan Kesehatan
Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari
ekonomi kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah
besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Dari batasan ini segera terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua
sudut yakni :
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan (health
provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak
bahwa kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama
pemerintah dan atau pun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan
menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Pemakai Jasa Pelayanan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan
(health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya
kesehatan di sini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam
batas-batas tertentu, pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni dalam
rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang membutuhkannya.
Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa pengertian
biaya kesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan kesehatan (health provider)
dengan pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer). Bagi penyedia pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan
untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan
untuk dapat memanfaatkan upaya kesehatan. Sesuai dengan terdapatnya perbedaan
pengertian yang seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa besarnya dana yang dihitung
sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara pemakai jasa pelayanan dengan penyedia
pelayanan kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia pelayanan lebih menunjuk padaa
seluruh biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya operasional (operational
cost) yang harus disediakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan
besarnnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk pada jumlah uang yang
harus dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat memanfaatka suatu upaya kesehatan.
Secara umum disebutkan apabila total dana yang dikeluarkan oleh seluruh
pemakai jasa pelayanan, dan arena itu merupakan pemasukan bagi penyedia pelayan
kesehatan (income) adalah lebih besar daripada yang dikeluarkan oleh penyedia
pelayanan kesehatan (expenses), maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut
mengalami keuntungan (profit). Tetapi apabila sebaliknya, maka berarti penyelenggaraan
upaya kesehatan tersebut mengalami kerugian (loss).
Perhitungan total biaya kesehatan satu negara sangat tergantung dari besarnya
dana yang dikeluarkan oleh kedua belah pihakk tersebut. Hanya saja, karena pada
umumnya pihak penyedia pelayanan kesehatan terutama yang diselenggrakan oleh ihak
swasta tidak ingin mengalami kerugian, dan karena itu setiap pengeluaran telah
diperhitungkan terhadap jasa pelayanan yang akan diselenggarakan, maka perhitungan
total biaya kesehatan akhirnya lebih banyak didasarkan pada jumlah dana yang
dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan kesehatan saja.
Dari uraian ini menjadi jelaslah untuk dapat menghitung besarnya total biaya
kesehatan yang berlaku di suatu negara, ada dua pedoman yang dipakai. Pertama,
besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan untuk sektor swasta.
Kedua, besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan kesehatan
untuk sektor pemerintah. Total biaya kesehatan adalah hasil dari penjumlahan dari kedua
pengeluaran tersebut.
B. Sumber Biaya Kesehatan
Telah kita ketahui bersama bahwa sumber pembiayaan untuk penyediaan fasilitas-
fasilitas kesehatan melibatkan dua pihak utama yaitu pemerintah (public) dan swasta
(private). Kini masih diperdebatkan apakah kesehatan itu sebenarnya barang public atau
private mengingat bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan yang dipegang oleh pihak swasta
(private) cenderung bersifat komersil. Di sebagian besar wilayah Indonesia, sektor swasta
mendominasi penyediaan fasilitas kesehatan, lebih dari setengah rumah sakit yang
tersedia merupakan rumah sakit swasta, dan sekitar 30-50 persen segala bentuk pelayanan
kesehatan diberikan oleh pihak swasta (satu dekade yang lalu hanya sekitar 10 persen).
Hal ini tentunya akan menjadi kendala terutama bagi masyarakat golongan menengah ke
bawah. Tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan jika menggunakan fasilitas-
fasilitas kesehatan swasta tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi sebagian besar
masyarakat Indonesia yang tergolong menengah ke bawah.
Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara lain. Secara
umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Bersumber dari anggaran pemerintah
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya
ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh
pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi keuangannya belum
baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat besar.
Contohnya dana dari pemerintah pusat dan provinsi.
2. Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar
masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan
maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan
penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan
atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut.
Contohnya CSR atau Corporate Social Reponsibility) dan pengeluaran rumah
tangga baik yang dibayarkan tunai atau melalui sistem asuransi.
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit-
penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya
oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana dari
luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 yang diberikan oleh WHO
kepada negara-negara berkembang (termasuk Indonesia).
Sama halnya dengan biaya kesehatan secara keseluruhan, maka masing-masing biaya
kesehatan ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yakni dari sudut penyelenggara kesehatan
(health provider) dan dari sudut pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer).
K. Tata Kerja
1. Kantor Camat → koordinasi
2. Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagi mitra
4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai Pembina
5. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama
6. Lintas sektor → koordinasi
7. Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
L. Macam-macam laporan keuangan
Di dalam laporan keuangan terdapat bermacam-macam laporan keuangan, untuk dapat
mengetahui dengan jelas apa saja macam-macam dari laporan keuangan. Mari sama-sama
kita lanjutkan pembahasan di bawah ini.
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang dapat menunjukkan jumlah aktiva (harta),
kewajiban (utang), dan juga modal perusahaan (ekuitas) dari sebuah perusahaan
pada periode tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah laporan keuangan yang bisa menunjukkan kondisi
usaha suatu perusahaan di dalam suatu periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal ialah laporan keuangan yang bisa menggambarkan
jumlah modal yang dimiliki suatu perusahaan pada saat ini.
4. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan ialah laporan keuangan yang dibuat
berkaitan dengan laporan keuangan yang diberikan.
5. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah laporan keuangan yang dapat menunjukkan arus kas
masuk dan juga arus kas keluar perusahaan. Arus kas masuk adalah berupa
pendapatan maupun pinjaman dari pihak lainnya. Sedangkan arus kas keluar
adalah biaya-biaya yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
BAB III
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi kesehatan
(health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah besarnya dana
yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai
upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran pemerintah, anggaran
masyarakat, bantuan dari dalam dan luar negeri, serta gabungan dari anggaran
pemerintah dan masyarakat.
Secara umum biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi dua, yakni biaya
pelayanan kedokteran dan biaya pelayanan kesehatan masyarakat.
Syarat pokok pembiayaan kesehatan adalah jumlah, penyebaran dan pemanfaatan.
Sedangkan fungsi pembiayaan kesehatan adalah penggalian dana, pengalokasian
dana dan pembelanjaan.
Masalah pokok pembiayaan kesehatan antara lain seperti kurangnya dana yang
tersedia, penyebaran dana yang tidak sesuai, pemanfaatan dana yang tidak tepat,
pengelolaan dana yang belum sempurna serta biaya kesehatan yang makin
meningkat. Sedangkan upaya penyelesaian yang dapat ditempuh seperti
meningkatkan jumlah dana, memperbaiki penyebaran, pemanfaatan dan
pengelolaan dana, serta mengendalikan biaya kesehatan.
puskesmas mempunyai banyak program dan mempunyai target yang mesti dicapai
agartercipta suatu masyarakat sehat. Dalam mencapai hal tersebut dibutuhkan suatu
manajemenyang baik dalam kegiatan pelayanan kesehatan di puskesmas itu
sendiri.Manajemen yang baiktak terlepas dari kepemimpinan seorang pimpinan dalam
memimpin anggotanya sehinggatercipta suasana yang kondisif dan dapat terjalin
kerjasama yang harmonis antar anggota dantujuan utama pun akan tercapai yaitu
peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas.Dana merupakan suatu hal yang
penting dalam menjalankan suatu unit pelayanankesahatan.Pembiayaan pelayanan
kesehatan yang baik dan tepat secara tidak langsung jugaakan meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat itu sendiri, dengan baiknya sistempembiayaan pelayanan
kesehatan akan sangat berpengaruh dengan tingginya minat masyarakatuntuk pergi ke
puskesmas, dengan tingginya kunjungan masyarakat ke puskesmas diharapakankedepan
masyarakat akan lebih peduli terhadapa kesehatan mereka, dan tujuan akhir daripelayanan
kesehatan yaitu meningkatkan mutu kesehatan secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA