REPRODUKSI
“Cara atau Teknik Mengukur Kepuasan”
Oleh: Kelompok 4
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah, selain itu juga untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan untuk yang lebih baik
kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
semua.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan...............................................................3
2.2 Indikator Kepuasan Pelanggan..................................................................3
2.3 Teknik Mengukur Kepuasan Pelanggan....................................................6
2.4 Mengukur Kepuasan Pelanggan Pada Pelayanan Kesehatan....................8
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara atau teknik mengukur
kepuasaan pelanggan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
6) Tingkat kepercayaan dan keyakinan terhadap dokter.
7) Tingkat pengertian tentang kondisi atau diagnosis.
8) Sejauh mana tingkat kesulitan untuk dapat mengerti nasehat dokte atau
rencana pengobatan.
Adapun indikator kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit X antara lain:
a. Pelayanan masuk RS, meliputi :
1. Lama waktu pelayanan sebelum dikirim ke ruang perawatan
2. Kondisi tempat menunggu sebelum dikirim ke ruang perawatan
3. Lama pelayanan di ruang IGD
4. Kelengkapan peralatan di ruang IGD
4
1. Variasi menu makanan
2. Ketepatan waktu menghidangkan makanan
3. Keadaan tempat makan (piring, sendok)
4. Kebersihan makanan yang dihidangkan
5. Sikap dan perilaku petugas yang menghidangkan makanan.
Dari indikator kepuasan pasien yang dikemukakan kedua penulis diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa kepuasan pasien dapat diukur menggunakan indikator kepuasan terhadap
akses layanan kesehatan, yang dimulai dari pelayanan masuk rumah sakit sampai keluar
5
rumah sakit, kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan, berkenaan dengan pelayanan dokter
dan perawat, kepuasan terhadap proses layanan kesehatan seperti layanan makan dan minum
pasien, ketersediaan obat dan alat medis, fasilitas rumah sakit, kebersihan ruangan dll.
6
Sedapat mungkin perusahaan seyogianya menghubungi para pelanggan yang telah
berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat mengambil
kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya exit interview saja
yang diperlukan, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting, di mana
peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam
memuaskan pelanggannya. Hanya saja kesulitan penerapan metode ini adalah
pada mengidentifikasi dan mengkontak mantan pelanggan yang bersedia
memberikan masukan dan evaluasi terhadap kinerja perusahaan.
7
Dalam teknik ini, responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan berbagai
atribut relevan dan tingkat kinerja perusahaan (perceived performance) pada
masing-masing atribut tersebut.Kemudian nilai rata-rata tingkat kepentingan
atribut tersbut. Kemudian nilai rata-rata tingkat kepentingan atribut dan kinerja
perusahaan akan dianalisis di Important-Performance
Matrix.
Menurut Hidayat (2009), kepuasan pelanggan dapat diukur dengan tiga indikator:
a) Overall satisfaction: merupakan hasil evaluasi dan pengalaman konsumsi
sekarang yang berasal dari kebiasaan, kendala, dan standarisasi layanan.
b) Confirmation of expectation: tingkat kesesuaian antara tingkat kepuasan yang
dirasakan dan harapan nasabah,
c) Comparison of ideal: kinerja produk dibandingkan dengan kondisi ideal
menurut persepsi nasabah.
8
pewawancara(interviewer bias), sedangkan kerugannya yaitu sulit melakukan klarifikasi
terhadap ketidakjelasan data, tingkat pengembalian kuesionernya rendah, serta kurang
mendapat tanggapan dan kepedulian dari responden. Untuk wawancara sendiri, ada beberapa
bentuknya yaitu wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur, dan wawancara
berdasarkan teknik kejadian atau peristiwa kritis.
Penilaian kepuasan pasien yang biasanya diperoleh melalui survei akan bermasalah
ketika hasilnya menunjukkan sebagian besar reponden menyatakan benar-benar merasa puas.
Hal ini bisa terjadi karena pasien atau responden segan mengemukakan kritik atau
pendapatnya yang sebenarnya dan biasa disebut dengan efek normatif.
Hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi efek normatif ini adalah dengan melakukan
hal berikut:
a. Memodifikasi jumlah pilihan di dalam kuesioner
Suatu kuesioner dibuat untuk mendorong tanggapan yang lebih beragam dengan cara
memberikan berbagai tanggapan terhadap butir-butir pertanyaan atau berbagai
pilihan tanggapan yang dapat mencerminkan pendapat yang lebih tepat tentang
mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan. Ada suatu studi banding yang
dipublikasikan dalam Journal of Medical Care pada tahun 1988.Studi ini
mengkaji pengaruh dari dua kuesioner tentang kepuasan pasien dengan skala yang
berbeda.Pasien diberikan 2 kuesioner tentang kepuasan pasien dengan skala yang
berbeda.Kuesioner pertama, mempunyai 6 pilihan dengan kisaran jawaban dari
“luar biasa puas” sampai “sangat tidak puas”.Pada kuesioner kedua, terdapat 5
pilihan, dengan kisaran jawaban dari “baik sekali” sampai “lumayan.Kuesioner
yang kedua berulang-ulang menghasilkan tanggapan pasien yang beragam dan
juga lebih baik dalam memprediksi maksud pasien dalam mematuhi nasihat
dokter.
o. Mengubah penempatan butir kepuasan dalam kuesioner dengan menyisipkan butir
yang bersifat faktual
Beberapa studi telah menunjukkan apabila butir-butir kepuasan pasien dalam suatu
kuesioner diselang selingi oleh butir-butir yang sifatnya faktual, pasien akan
memberi jawaban yang lebih beragam dan efek normatif menjadi minimal.
Keanekaragaman tanggapan itu kemungkinan disebabkan butir-butir faktual yang
menggiring pasien untuk lebih mempertimbangkan pengalaman mereka.
p. Menghindari bias dengan mempertahankan netralitas pewawancara
9
Bias harus dapat dikendalikan selama dilakukan pengumpulan data. Netralitas
pewawancara juga harus dipertahankan.
q. Memelihara kerahasiaan responden.
Dalam survei kepuasan pasien kerahasiaan itu sangat penting.Pasien harus benar-
benar merasa terlindungi ketika memberi jawaban.Nama atau identifikasi
responden tidak boleh tercantum dalam formulir kuesioner.
Berikut adalah contoh kuesioner penilaian pelayanan rawat inap terhadap kinerja
pelayanan kesehatan
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepuasan pelanggan menurut Kotler dan Keller (2009: 177) adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang
diharapkan.Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas.
Kepuasan pasien menurut Pohan (2007:144-154) dapat diukur dengan indikator
berikut ini :
a. Kepuasan terhadap akses layanan kesehatan Dinyatakan oleh sikap dan
pengetahuan
b. Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan.
c. Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan antar
manusia.
d. Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan.
Menurut Kotler (dalam Tjiptono dan Chandra, 2011:314) ada beberapa cara
mengukur kepuasan pelanggan, di antaranya adalah:
a. Sistem Keluhan dan Saran
b. Ghost Shopping (Mystery Shopping)
c. Lost Customer Analysis (Analisis Pelanggan yang Lari)
d. Survei Kepuasan Pelanggan
Menurut Hidayat (2009), kepuasan pelanggan dapat diukur dengan tiga indikator:
a) Overall satisfaction: merupakan hasil evaluasi dan pengalaman konsumsi
sekarang yang berasal dari kebiasaan, kendala, dan standarisasi layanan.
b) Confirmation of expectation: tingkat kesesuaian antara tingkat kepuasan
yang dirasakan dan harapan nasabah,
c) Comparison of ideal: kinerja produk dibandingkan dengan kondisi ideal
menurut persepsi nasabah.
12
3.2 Saran
Cara/teknik mengukur kepuasan pelanggan sangatlah penting untuk
mampu diketahui dan dilakukan oleh setiap perusahaan/institusi karena berguna
untuk kesuksesannya baik itu dalam jangka pendek maupun panjang untuk
mencapai tujuan dan harapan perusahaan/institusi tersebut.
NOTULENSI KELOMPOK 4
Jawaban:
Tambahan:
13
kepada kepuasan pasien terhadap faskes . Dan setiap jawaban di beri skor darj
tiggi kee rendah. Dan hasil skor akhir itu dapat kita tentukan apakah pasien di
faskes itu puas terhadap pelayanan atau tidak , setelah kita menganalisis dan
mengelompokkan skor tersebut.
Bagaimana dgn pengukuran dgn teknik lost customer analisis pada fasyankes?
Apakah efektif?
Jawaban:
Teknik analisis lost customer ini efektif, karena suatu instansi dapat langsung
mengetahui alasan pelanggannya kenapa dia berhenti berlangganan.. contoh :
ketika pasien hendak berobat kesalah satu yankes namun karna satu dan lain hal
pasien tersebut tidak jadi untuk berobat, maka yankes akan menghubungi pasien
tersebut dan menanyakan mengapa pasien tersebut tidak jadi untuk berobat. dan
teknik lost customer ini tidak hanya untuk memantau pelanggan yg hilang, namun
bisa juga untuk menjaga komunikasi yang baik antara instansi dengan
pelanggannya
Tolong kelompok jelaskan metode apakah yang paling efektif/ paling baik
digunakan untuk mengukur kepuasan pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan ?
Jawaban:
14
customers tidak jd atau menawarkan untuk di lain waktu bisa datang kembali dan
mendaftarkan kembali customers.
Yg efektif selanjutnya yaitu survei pelanggan karna faskes dapat melihat keluh
keseh saran dan masukan dari pelanggan serta faskes Yang dapat secara lgsg
memberi perhatian kepada faskes untuk menyampaikan dan memberi feedback yg
baik kepada customers
Saya ingin bertanya, banyak kasus saat ini di RS dimana waktu tunggu pasien
terlalu lama, yg mana kasusnya banyak terjadi karna lamanya berkas RM pasien
sampai ke tangan dokter yg padahal sesuai SPM nya berkas RM tersebut paling
lama sampai ke tangan dokter itu +-15menit sedangkan kenyataan nya bisa 30-60
menit, dengan kasus tersebut banyak pasien yg menormalkan keadaan tsb dan
tidak mempermasalahkan nya padahal itu sudah tidak sesuai SOP yg ada,
bagaimana menurut klp 4 akan hal tsb? Apakah itu masuk ke kategori pelanggan
puas atau tidak?
Jawaban:
Karna SPMnya sdh tertlis 15 m tntu hrsnya memang 15 menit dan jika lebih 30m
berarti ada kekurangan dlm manajemennya. Jadi kenapa masy menormalkan
alasannya mnrt saya :
1. Orang awam Emang tidak tau kalau ada batas wktunya/krng pngtahuan jdi
dianggp biasa
2. Karna emang tjuannya berobat dan konsul jadi pokonya dapat konsul aja jdi
tidak maslh jika nunggu lama/krna tuntutan hrs berobat
15
ketersusunan file rekam medis, jelas penempatannya sehingga tidak wasted
time utk mencari2 lagi berkasnya pasiennya
16
DAFTAR PUSTAKA
17