Anda di halaman 1dari 27

PEMBANGUNAN

BERWAWASAN

Oleh:

1. Ni Kadek Ayu Wulan Kusuma (13)


2. Ni Made Ayu Sukma Jayanti (27)
3. Ni Putu Tirta Dewi (41)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN
DENPASAR SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN

1
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. 2
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...3
BAB I ………………………………………………………………………………..4
PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………...4
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………..5
BAB II ……………………………………………………………………………….6
PEMBAHASAN …………………………………………………………………….6
2.1 Fungsi Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan …………...6
2.1.1 Pengertian Pembangunan Berwawasan Kesehatan ………………………..6
2.1.2 Pengertian Tatanan Sehat ……………………………………………………6
2.1.3 Sasaran Tatanan Sehat ……………………………………………………….7
2.1.4 Indeks Potensi Tatanan Sehat ………………………………………………..8
2.2 Fungsi Pusat Pemberdayaan Masyarakat …………………………………….9
2.2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ………………………………….....9
2.2.2 Jenis Pemberdayaan Masyarakat ………………………………………….10
2.2.3 Peran Puskesmas Terhadap Kedua Jenis Pemberdayaan Masyarakat …13
2.2.4 Indikator Keberhasilan ……………………………………………………..14
2.3 Fungsi Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama ………………………..14
2.3.1 Definisi ……………………………………………………………………….14
2.3.2 6 Upaya Pokok Pelayanan ………………………………………………….15
2.3.3 Upaya Pengembangan Pelayanan Kesehatan ……………………………..23
BAB III …………………………………………………………………………….25
PENUTUP …………………………………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..26

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga berhasil
menyeselesaikan makalah ini yang berjudul “Pembangunan Berwawasan
Kesehatan”.

Makalah ini berisikan tentang definisi, sasaran tatanan kesehatan, potensi


tatanan kesehatan, jenis pemberdaya masyarakat, peran puskesmas, indikator
keberhasilan indeks potensi keluarga sehat , pengertian pusat pelayanan kesehatan,
jenis upaya pokok pelayanan dan jenis upaya pengembangan pelayanan kesehatan.

Diharapkan materi ini dapat memberikan informasi dan pelajaran kepada kita
semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan
senantiasa merestui segala usaha kita.

Denpasar, 2 Agustus 2021

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan berwawasan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesaadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan berwawasan kesehatan sangat ditentukan
oleh kesinambungan antar upaya program atau sektor, serta kesinambungan
dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak pembangunan


berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan
dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau
dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan,
upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan fungsi
tersebut yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada
masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang
ada secara efektif dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat bimbingan
teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat, bekerja sama
dengan sektor- sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
puskesmas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari pembangunan berwawasan kesehatan?
2. Apakah pengertian dari tatanan kesehatan?
3. Bagaimanakah sasaran tatanan kesehatan itu?
4. Bagaimana indeks potensi tatanan sehat?
5. Apa pengertian dari pemberdayaan masyarakat?

4
6. Apa saja jenis pemberdayaan masyarakat
a. yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
b. yang berbasis dan bersumberdaya/swadaya masyarakat
7. Apa saja peran puskemas terhadap kedua jenis pemberdayaan masyarakat
tersebut?
8. Apa saja indikator keberhasilan indeks potensi keluarga sehat (keluarga dan
masyarakat)
9. Apa pengertian dari pusat pelayanan kesehatan?
10. Apa saja jenis upaya pokok pelayanan?
11. Apa saja jenis upaya pengembangan pelayanan kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mengetahui pengertian tatanan kesehatan
3. Mengetahui sasaran tatanan sehat
4. Mengetahui indeks potensi tatanan sehat
5. Mengetahui pengertian pemberdayaan masyarakat
6. Mengetahui jenis pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, dan yang berbasis dan bersumberdaya/swadaya
masyarakat
7. Mengetahui peran puskesmas terhadap kedua jenis pemberdayaan masyarakat
tersebut?
8. Mengetahui indikator keberhasilan indeks potensi keluarga sehat (keluarga
dan masyarakat)
9. Mengetahui pengertian pusat pelayanan kesehatan
10. Mengetahui jenis 6 upaya pokok pelayanan
11. Mengetahui jenis-jenis upaya pengembangan pelayanan kesehatan

5
BAB II
ISI
2.1 FUNGSI PUSAT PENGGERAK PEMBANGUNAN BERWAWASAN
KESEHATAN
2.1.1 Pengertian pembangunan berwawasan kesehatan
Pembangunan berwawasan kesehatan adalah inisiatif semua komponen bangsa
dalam menetapkan perencanaan pembangunan selalu berorientasi untuk
mengedapankan upaya promotif dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun
bukan berarti mengesampingkan kegiatan kuratif. Gerakan tersebut berlaku untuk
semua komponen bangsa yang harus berpartisipasi secara aktif baik yang berupa
kegiatan individu, keluarga, kelompok masyarakat, instansi pemerintah
ataupun swasta.
Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam
mewujudkan pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap orang demi tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. (Depkes, 2006).
Fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia
usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2.1.2 Pengertian tatanan sehat


Pengertian tatanan menurut KBBI ialah aturan, tata tertib, system. Sedangkan
pengertian kesehatan menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun
2009 tentang kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tatanan
kesehatan merupakan suatu aturan, tata tertib, atau system yang mengatur semua
perihal mengenai kesehatan yang bertujuan untuk membuat setiap orang dapat hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.

2.1.3 Sasaran tatanan sehat

6
Tatanan adalah sasaran kegiatan Program Kabupaten Sehat yang sesuai dengan
potensi dan permasalahan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten.

a. Sasaran
1) Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yang sinkron dengan
kebutuhan masyarakat, melalui perberdayaan forum yang disepakati
masyarakat.
2) Terbentuknya forum masyarakat yang mampu menjalin kerjasama antar
masyarakat, pemerintah kabupaten dan pihak swasta, serta dapat menampung
aspirasi masyarakat dan kebijakan pemerintah secara seimbang dan
berkelanjutan dalam mewujutkan sinergi pembangunan yang baik.
3) Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya
serta perilaku dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara adil, merata
dan terjangkau dengan memaksimalkan seluruh potensi sumber daya di
kabupaten tersebut secara mandiri.
4) Terwujutnya kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk menigkatkan
produktifitas dan ekonomi wilayah dan masyarakatnya sehingga mampu
meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat menjadi lebih baik

Tatanan dan sasaran Kabupaten Sehat sesuai dengan potensi dan


permasalahan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten, dikelompokkan dalam
9 tatanan berdasarkan tatanan/kawasan dan permasalahan khusus sebagai berikut:

1) Tatanan Permukiman, Sarana dan Prasarana Sehat


2) Tatanan Sarana Lalu Lintas Tertib & Pelayanan Transportasi sehat
3) Tatanan Industri & Perkantoran yang Sehat
4) Tatanan Kawasan Pariwisata Sehat
5) Tatanan Pertambangan Sehat
6) Tatanan Hutan Sehat
7) Tatanan Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri
8) Tatanan Ketahanan Pangan dan Gizi
9) Tatanan Kehidupan Sosial yang Sehat.
Dinas/Instansi/lembaga koordinator menjadi penanggung jawab pada tiap-tiap
tatanan, dengan beranggotakan dinas/lembaga lainnya yang mempunyai peran dan
fungsi untuk mewujudkan tatanan tersebut menjadi tatanan sehat

b. Ciri-Ciri Kabupaten/Kota Sehat


1) Pendekatan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
2) Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat, sedangkan
pemerintah sebagai fasilitator

7
3) Mengutamakan pendekatan proses daripada target, tidak mempunyai batas
waktu, berkembang sesuai sasaran yang diinginkan masyarakat yang dicapai
secara bertahap.
4) Penyelenggaraan kegiatan didasarkan kesepakatan dari masyarakat (Toma,
LSM setempat) bersama Pemkab
5) Pendekatannya juga merupakan master plan Kota.
6) Pemkab merupakan partner kunci yang melaksanakan kegiatan
7) Kegiatan tersebut dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan daerah,
kegiatan inovatif dari berbagai sektor yang dilakukan melalui partisipasi
masyarakat dan kerjasama
8) Dalam pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi kondisi fisik, ekonomi, dan
budaya setempat

c. Dasar hukum Penyelenggaran Kab / Kota Sehat adalah:


1) UU Nomor: 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2) UU Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3) UU Nomor: 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
4) Peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor: 34
Tahun 2005 dan Nomor: 1138/MENKES/PB/VIII/2005 tentang
PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT.
5) Keputusan Bupati Lamongan Nomor: 188/119/Kep/413.013/2010 Tentang
Tim Pembina Teknis Kabupaten Lamongan.

2.1.4 Indeks potensi tatanan sehat


Peran Puskesmas sebagai motor dan motivator terselenggaranya pembangunan
yang berorientasi, mengacu, dan berlandaskan pada kesehatan. Dampak dari peran
ini adalah peningkatan kesehatan masyarakat dengan membangun lingkungan sehat
dan perilaku hidup sehat. Keberhasilan dari fungsi ini diukur dengan IPTS (Indeks
Potensi Tatanan Sehat). Tiga tatanan yang dapat diukut adalah:

1. Tatanan sekolah: SD, SMP, SMU, Madrasah dan Universitas


Indikator institusi pendidikan adalah Sekolah Dasar Negeri maupun swasta
(SD/MI). Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa
dengan indikator:
a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa.
b. Tersedia air bersih atau air kran yang mengalir di setiap kelas.
c. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih dan
serasi.
d. Ketersediaan Usaha Kesehatan Sekolah yang berfungsi dengan baik.
e. Siswa menjadi anggota dana sehat Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(JPKM).
f. Siswa pada umumnya kukunya pendek dan bersih.

8
g. Siswa tidak merokok.
h. Siswa ada yang menjadi Dokter Kecil (tingkat SD/MI) atau dokter Remaja
(tingkat SMP/SMA) minimal 10%
2. Tatanan tempat kerja: kantor, pabrik, industri rumah tangga, peternakan,
perkebunan
3. Tatanan tempat-tempat umum: pasar, tempat ibadah, tempat hiburan, rumah
makan

Dengan demikian, indikatornya adalah berapa persen dari masing-masing tatanan


tersebut yang dinyatakan berpotensi sehat.

2.2 FUNGSI PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


2.2.1 Pengertian pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan secara umum diartikan pemberkuasaan. yang dalam bahasa
Inggris adalah “empowerment” dan secara konseptual diartikan pemberdaya.
Berdasarkan arti tersebut pemberdaya dapat diartikan seseorang atau lembaga yang
memiliki daya atau usaha yang dapat mendorong atau memberdayakan orang lain
atau lembaga sehingga menerima dan mematuhi apa yang diinginkan oleh
pemberdaya.
Mardikanto (2012:27) mengemukakan bahwa “pemberdayaan dapat diartikan
sebagai upaya memenuhi kebutuhan yang diinginkan individu, kelompok dan
masyarakat luas yang memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan
mengontrol lingkungannya termasuk sumber daya yang terkait dengan pekerjaan dan
aktivitasnya” Berdasarkan teori tersebut peneliti berpendapat bahwa pemberdayaan
dalam kehidupan masyarakat berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya lingkungannya.
Mardikanto (2012:28) menjelaskan bahwa pemberdayaan dalam sebuah
pemerintahan merupakan proses agar setiap orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi memenuhi kehidupannya dalam bentuk keterampilan, dan
pengetahuan. Berdasarkan penjelasan tersebut tampak bahwa pemberdayaan
masyarakat diarahkan pada upaya dalam mewujudkan partisipasi masyarakat secara
optimal meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat dalam
kehidupannya.
Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat,
menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan
dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan
kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1 ,
ayat (8)).
Konsep pemberdayaan masyarakat di Indonesia secara konstitusi termasuk
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
disebutkan bahwa setiap daerah di Indonesia diberikan kekuasaan mengatur,
mengelola dan memberdayakan daerah masing-masing. Berdasarkan undangundang

9
tersebut dapat dipahami bahwa setiap daerah memiliki tanggung jawab dalam
memberdayakan masyarakat.
Suharto (dalam Hatu, 2010:102) menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat
merupakan kekuasaan aparat atau pemberdaya untuk memberdayakan masyarakat
sehingga mengikuti kehendak pemberdaya atau penguasa tersebut. Berdasarkan
pendapat tersebut peneliti berpendapat bahwa pemberdayaan berkenaan dengan
orang yang memberdayakan dan orang yang diberdayakan. Golongan pemberdaya
biasanya dari kalangan penguasa atau birokrasi yang berupaya memberikan motivasi
dan fasilitas sehingga masyarakat akan berdaya dalam melakukan suatu kegiatan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat
lewat perwujudan potensi kemampuan yang dimiliki masyarakat. Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat berkenaan
dengan upaya yang dilakukan olehpenguasa untuk memberdayakan individu atau
sekelompok masyararakat sehinga melakukan dan mematuhi apa yang diinginkan
penguasa, dalam hal ini penguasa dalam sebuah negara adalah pemerintah itu sendiri.
Pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah dilakukan secara terprogram berdasarkan
perencanaan yang matang sejalan dengan pembangunan. Atau dengan kata lain inti
pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat.

2.2.2 Jenis pemberdayaan masyarakat


a. Yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat ini.
Gerakan posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara nasional sejak tahun
1982. Saat ini telah populer di lingkungan desa dan RW diseluruh Indonesia.
Posyandu meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, imunisasi, dan
pennaggulangan diare yang terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap
penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya
posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh
mendeteksi permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai daerah. Permasalahn gizi
buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya
menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindarkan jika posyandu kembali
diprogramkan secara menyeluruh. Salah satu penyebab menurunnya jumlah
posyandu adalah tidak sedikit jumlah posyandu diberbagai daerah yang semula ada
sudah tidak aktif lagi.

2. Pondok Bersalin Desa (Polindes)


Pondok bersalin desa (Polindes) merupakan salah satu peran serta masyarakat dalam
menyediakan tempat pertolongan persalinan pelayanan dan kesehatan ibu serta

10
kesehatan anak lainnya. Kegiatan pondok bersalin desa antara lain melakukan
pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan balita), memberikan
imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak, serta
pelatihan dan pembinaan kepada kader dan mayarakat.

Polindes ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam KIA, yaitu
kesenjangan geografis, kesenjangan informasi, kesenjangan ekonomi, dan
kesenjangan sosial budaya. Keberadaan bidan di tiap desa diharapkan mampu
mengatasi kesenjangan geografis, sementara kontak setiap saat dengan penduduk
setempat diharapkan mampu mengurangi kesenjangan informasi. Polindes
dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan dukun bayi, sehingga tidak
menimbulkan kesenjangan sosial budaya, sementara tarif pemeriksaan ibu, anak, dan
melahirkan yang ditentukan dalam musyawarah LKMD diharapkan mamou
mengurangi kesenjangan ekonomi.

3. Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)

Pos obat desa (POD) merupakan perwujudan peran serta masyarakat dalam
pengobatan sederhana terutama penyakit yang sering terjadi pada masyarakat
setempat (penyakit rakyat/penyakit endemik)

Di lapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu kegiatan dari UKBM
yang ada. Gambaran situasi POD mirip dengan posyandu dimana bentuk pelayanan
menyediakan obat bebas dan obat khusus untuk keperluan berbagai program
kesehatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Beberapa
pengembangan POD antara lain :

1)
POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya
2)
POD yang diintegrasikan dengan dana sehat
3)
POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu
4)
POD yang dikaitkan dengan pokdes/polindes
5)
Pos Obat Pondok Pesantren (POP) yang dikembangkan di beberapa
pondok pesantren.
4. Lembaga Swadaya Masyarakat
Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM), namun
sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang kesehatan hanya 105
organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehatan, LSM ini dapat digolongkan menjadi
LSM yang aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara kain organisasi
profesi kesehatan, organisasi swadaya internasional.

Dalam hal ini kebijaksanaan yang ditempuh adalah sebagai berikut

1) Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua


tingkatan.

11
2) Membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap
organisasi kemasyarakatan.
3) Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar kepada
organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan
dengan kemampuan sendiri.
4) Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan
kesehatan.
5) Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk
berkiprah dalam bidang kesehatan.

5. Pos Gizi (Pos Timbangan)


Salah satu akibat krisis ekonomi adalah penurunan daya beli masyarakat termasuk
kebutuhan pangan. Hal ini menyebabkan penurunan kecukupan gizi masyarakat yang
selanjutnya dapat menurunkan status gizi. Dengan sasaran kegiatan yakni bayi
berumur 6-11 bulan terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 12-23 bulan
terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 24-59 bulan terutama mereka dari
keluarga miskin, dan seluruh ibu hamil dan ibu nifas terutama yang menderita kurang
gizi.

Perlu ditekankan bahwa untuk kegiatan pada pos gizi ini apabila setelah diberikan
PMT anak masih menderita kekurangan energi protein (KEP) maka, makanan
tambahan terus dilanjutkan sampai anak pulih dan segera diperiksakan ke puskesmas
(dirujuk)

6. Pos KB Desa (RW)


Sejak periode sebelum reformasi upaya keluarga berencana telah berkembang secara
rasional hingga ketingkat pedesaan. Sejak itu untuk menjamin kelancaran program
berupa peningkatan jumlah akseptor baru dan akseptor aktif, ditingkat desa telah
dikembangkan Pos KB Desa (PKBD) yang biasanya dijalankan oleh kader KB atau
petugas KB ditingkat kecamatan.

7. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh berbeda dengan Pos Obat Desa
namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau masyarakat disekitar
pesantren yang seperti diketahui cukup menjamur di lingkungan perkotaan maupun
pedesaan.

8. Saka Bhakti Husada (SBH)


SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dna keterampilan dibidnag
kesehatan bagi generasi muda khususnya anggota Gerakan Pramuka untuk
membaktikan dirinya kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya. Sasarannya

12
adalah peserta didik antara lain: Pramuka penegak, penggalang berusia 14-15 tahun
dengan syarat khusus memiliki minat terhadap kesehatan. Dan anggota dewasa,
yakni Pamong Saka, Instruktur Saka serta Pemimpin Saka.

9. Pos Upaya Kesehatan Kerja (pos UKK)

Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja
yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha
yang sama dalam meningkatkan produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain
memberikan pelayanan kesehatan dasar, serta menjalin kemitraan.

10. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)


Pokmair adalah sekelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan lingkungan
terutama dalam penggunaan air bersih serta pengelolaan sampah dan limbah rumah
tangga melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan seluruh
warga.

11. Karang Taruna Husada


Karang tarurna husada dalam wadah kegiatan remaja dan pemuda di tingkat RW
yang besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam menyalurkan
aspirasi dan kreasinya. Dimasyarakat karang taruna banyak perannya pada kegiatan-
kegiatan sosial yang mampu mendorong dinamika masyarakat dalam pembangunan
lingkungan dan masyarakatnya termasuk pula dalam pembangunan kesehatan. Pada
pelaksanaan kegiatan posyandu, gerakan kebersihan lingkungan, gotong-royong
pembasmian sarang nyamuk dan lain-lainnya potensi karang taruna ini snagat besar.

12. Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu


Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan pemerintah terdepan yang memberikan
pelayanan langsung kepada masyarakat. Sejalan dengan upaya pemerataan pelayanan
kesehatan di wilayah terpencil dan sukar dijangkau telah dikembangkan pelayanan
puskesmas dna puskesmas pembantu dalam kaitan ini dipandang selaku tempat
rujukan bagi jenis pelayanan dibawahnya yakni berbagai jenis UKBM sebagaimana
tertera di atas.

2.2.3 Peran Puskesmas terhadap kedua jenis pemberdayaan masyarakat


Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana
teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran itu ditunjukkan dalam
keikutsertaan menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang
dan realistis, tata laksana kegiatan yang rapi, serta sistem evaluasidan pemantauan
yang akurat. Rangkaian manajerial tersebut bermanfaat dalam penentuan skala
prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam menentukan Rancangan
Anggaran Pembelanjaan Daerah (RAPBD) yang berorientasi kepada kepentingan

13
masyarakat. Pada masa mendatang, Puskesmas juga dituntut berperan dalam
pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan
secara komprehensif dan terpadu.

Membangun ketahanan nasional bidang kesehatan tidak mungkin jika kita hanya
memprioritaskan upaya di tingkat hilir saja. Pada tataran upaya peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan Penyakit (preventif) Pemerintah wajib
"mengatur dan menyelenggarakan". Sedangkan pada tataran pengobatan (curatif)
dan perbaikan (rehabilitatif) Pemerintah berkewajiban "mengatur dan menggalang
kemitraan" dengan lembaga swadaya masyarakat dan lembaga swasta termasuk
upaya kesehatan perorangan (dokter praktek dan bidan praktek).
Puskesmas berperan menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayahkerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu Puskesmas
aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan
upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.
2.2.4 Indikator keberhasilan
Indeks potensi keluarga sehat (keluarga dan masyarakat)
Indikator keberhasilan dari indeks potensi keluarga sehat dapat dilihat dari makin
baiknya fungsi pemberdayaan keluarga yang ditandai dengan makin tingginya IPKS
(Indeks Potensi Keluarga Sehat) yang berarti makin banyak keluarga yang berpotensi
sehat.

2.3 FUNGSI PUSAT PELAYANAN KESEHATAN STRATA PERTAMA

2.3.1 Definisi

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan


kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggungjawab Puskesmas meliputi pelayanan perorangan antara lain, rawat
jalan dan rawat inap serta, pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat
public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

14
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.

2.3.2 6 upaya pokok pelayanan


1. Promosi Kesehatan
A. Pengertian
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi
perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai tatanan,
dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
prilaku, dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan
pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga/ memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
B. Tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
C. Sasaran
 Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader
 Penyuluhan Kesehatan
- Penyuluhan dalam gedung
- Penyuluhan luar gedung
Penyuluhan kelompok :
- Kelompok posyandu
- Penyuluhan masyarakat
- Anak sekolah
Penyuluhan perorangan : PHN
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
 Advokasi program kesehatan dan program prioritas
Kampanye program prioritas antara lain : vitamin A, narkoba,
P2M DBD, HIV, malaria, diare
 Promosi kesehatan tentang narkoba
 Promosi tentang kepesertaan jamkesmas
 Pembinaan dana sehat/jamkesmas

2. Pencegahan Penyakit Menular


A. Surveilans
Pengertian Surveilans (WHO) adalah proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus
menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan

15
untuk dapat mengambil tindakan.
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara
sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Tujuan surveilans:
1. Menentukan data dasar/besarnya masalah kesehatan
2. Memantau atau mengetahui kecenderungan penyakit
3. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa
4. Membuat rencana, pemantauan, penilaian atau evaluasi program
kesehatan.
B. Pelacakan Kasus
Puskesmas bertugas untuk mengumpulkan dan menganalisis
data penyakit, melaporkan kasus, penyelidikan lapangan,
penyembuhan penderita, pemberian imunisasi, pemberantasan vektor,
dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.Tidak semua penyakit
akan diamati oleh puskesmas, beberapa penyakit yang diamati
puskesmas adalah :
Kolera, Diare, Tifus, TB, Kusta, Campak, Difteri, Batuk,
Tetanus, Hepatitis, Malaria, DB, Pneumonia, Sifilis, Gonorhae,
Filariasis, Influenza.

3. Program Pengobatan Dasar


1. Pelayanan Medik Rawat Jalan
A. Pengertian
Adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh pelaksana
pelayanan (dokter) baik secara sendiri ataupun atas koordinasi
bersama dengan sesama profesi maupun pelaksana penunjang
pelayanan kesehatan lain sesuai dengan wewenangnya, untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dan menyembuhkan penyakit
yang ditemukan dari pengguna jasa pelayanan kesehatan, dengan
tidak memandang umur dan jenis kelamin, yang dapat
diselenggarakan pada ruang praktek.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya
pengguna jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat sejahtera,
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap anggota
keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi dengan baik

16
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah
kesehatannya sendiri, trutama melalui peningkatan kesehatan
dasar dan pencegahan penyakit
b. Meningkatkan kesehatan ‘pengguna jasa pelayanan, dan
komunikasi yang dilayani oleh Puskesmas
c. Terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas serta
melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan untuk:
- Mengurangi penderitaan karena sakit
- Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke arah
kecacatan
- Memulihkan kesehatan fisik, psikis dan sosial
d. Menurunnya angka morbidilitas penyakit di wilayah kerja
Puskesmas.
C. Sasaran
Sasaran pelayanan medik rawat jalan yang diselenggarakan
Puskesmas adalah semua anggota masyarakat dengan tidak
memandang umur, dan tidak membedakan strata sosial.
2. Pelayanan Kedaruratan Medik
A. Pengertian
Adalah pelayanan medik terdepan yang merupakan
penatalaksanaan kecelakaan dan keadaan kedaruratan medik
berkenaan dengan perubahan keadaan baik fisiologik, anatomik dan
mental psikologikal dari pengguna jasa pelayanan, yang terjadi
mendadak, yang tindakan mengatasinya harus segera dilaksanakan
di mulai dari tempat kejadian sampai dengan pelayanan medik
untuk menyelamatkan kehidupan.
B. Tujuan
Tujuan pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik adalah
memberikan pertolongan medik segera dengan menyelesaikan
masalah kritis yang ditemukan untuk mengambil fungsi vital
tubbuh serta meringankan penderitaaan dari pengguna pelayanan.
C. Prinsip Kerja
Pelayanan kedaruratan medik mempunyai prinsip-prinsip kerja
khusus yang harus dilaksanakan, yaitu:
a. Pertolongan harus cepat dan tepat
b. Pertolongan harus memenuhi standar pelayanan tingkat primer,
yaitu :
- Menstabilkan kondisi medik untuk evakuasi ke tempat
rujukan

17
- Memperbaiki jalan nafas dan pernafasan spontan, agar
terjaminnya oksigenasi yang adekuat ke seluruh tubuh
terutama otak
- Memperbaiki sirkulasi darah
- Menghilangkan dan mengurangi rasa nyeri
- Melakukan tindakan invasif medik yang diperlukan
c. Memberikan informed consent kepada keluarga penderita
3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
A. Pengertian
Adalah pelayanan gigi dan mulut yang dilakukan oleh
pelaksana pelayanan medik ataupun kesehatan yang berwenang
dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, yang dilaksanakan sendiri
atau bersama menurut fungsinya masing-masing, gguna
mengantisifasi proses penyakit gigi dan mulut dan
permasalahannya secara keseluruhan, yang dapat dilaksanakan
dalam prosedur pelayanan di kamar praktek dan dengan
pembinaan kesehatan wilayah setempat.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi:
a. Pelayanan kesehatan gigi dasar paripurna yang terintegrasi
dengan program-program lain di Puskesmas adalah
pelayanan kesehatan gigi esensial yang terbanyak di
butuhkan oleh masyarakat dengan mengutamakan upaya
peningkatan dan pencegahan penyakit gigi.
b. Pelayanan kesehatan gigi khusus adalah upaya perlindungan
khusus, tindakan, pengobatan dan pemulihan masalah
kesehatan gigi dan mulut serta pelayanan asuhan sistemik
kesehatan gigi dan mulut.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah
meningkatkannya partisipasi anggota masyarakat dan keluarganya
untuk bersama-sama mewujudkan tercapainya derajat kesehatan
gigi dan mulut masyarakat yang optimal
Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya kesadaran, sikap dan prilaku masyarakat dalam
kemampuan pemeliharaan diri di bilang kesehatan gigi dan
mulut dalam mencari pertolongan sedini mungkin
b. Meningkatkan kesehatan gigi pengguna jasa pelayanan,
keluarga dan komunikasinya
c. Terselenggaranya pelayanan medik gigi dan mulut yang
berkualitas serta melibatkan partisipasi keluarga terhadap
perawatan untuk:

18
- Menghentikan perjalanan penyakit gigi dan mulut yang
diderita
- Terhindarnya/berkurangnya gangguan fungsi kunyah akibat
kerusakan gigi dan mulut
- Mengurangi penderita karena sakit
- Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke arah
kecacatan
- Memulihkan kesehatan gigi dan mulut
d. Menurunnya prevelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak
diderita masyarakat terutama pada kelompok masyarakat yang
rawan
C. Sasaran
Kelompok rentan untuk mendapatkan pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut yaitu:
a. Anak sekolah dasar (upaya kesehatan gigi sekolah)
b. kelompok ibu hamil dan menyusui
c. Anak pra sekolah
d. Kelompok masyarakat lain berpenghasilam rendah
e. Lansia

4. Kesehatan Ibu dan Anak


A. Pengertian
Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi
reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup,
pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun
(BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.
Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah
meningkatkan derajat kesehatan ibbu dan anak dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan anak.Pelayanan KIA
Puskesmas terdiri dari
1. Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di wilayah
Puskesmas
2. Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah
B. Tujuan
Tujuan Umum : Terciptanya pelayanan berkualitas dengan partisipasi
penuh pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa
setiap ibu mempunyai kesempatan yang terbaik dalam hal waktu dan
jarak antar kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman dalam
lingkungan yang kondusif sehat, dengan asuhan antenatal yang ade
kuat, dengan gizi serta persiapan menyusui yang baik.
Tujuan Khusus

19
a. Memberikan pelayanan kebidanan dasar dan KIE kepada ibu
hamil termasuk KB berupa pelayanan antenatal, pertolongan
persalinan dan pelayanan nifas serta perawatan bayi baru lahir.
b. Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan
kebidanan dan neonatal serta merujuk ke fasilitas rujukan primer
(RS Dati II) sesuai kebutuhan
c. Memantau cangkupan pelayanan kebidanan dasar dan
penagganan kedaruratan kebidanan neonatal
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutan
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta
masyarakat dalam upaya KIA
f. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi
baru lahir yang meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga bayi
tetap hangat, menyusui dini dan eksklusif, mencegah interaksi
serta tata laksana neonatal sakit
g. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan
anak pra sekolah yang meliputi perawatn bayi baru lahir,
pemeriksaan kesehatan rutin pemberian imunisasi dan upaya
perbaikan gizi
h. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi
tumbuh kembang pada seluruh balita dan anak pra sekolah yang
melipui perkembangan motorik, kemampuan berbicara dan
kognitif serta sosialisasi dan kemandirian anak
i. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang
berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan
dan tindak lanjutnya
C. Sasaran
Adalah ibu, bayi, balita, anak usia pra sekolah dan keluarga yang
tinggal dan beraada di wilayah kerja Puskesmas serta yang
berkunjung ke Puskesmas.

5. Upaya Peningkatan Gizi


A. Pengertian
Adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi
masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi
kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat
B. Program
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
2. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
3. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:

20
 Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
 Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi
Protein (KEP) Dan Kurang Energi Kronis (KEK)
 Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A
(KVA)
 Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi
Mikro Lain
 Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih
4. Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG) Program
C. Tujuan Umum : Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan
status gizi masyarakat.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga
dan seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang
baik dan benarsesuai denagn gizi seimbang
2. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga
dari berbagai institusi pemerintahan serta swasta
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi/petugas
Puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan,
membina, memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi
masyarakat
4. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi
keluarga terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah
kelainan gizi
5. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan
masalah gizi dan tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.
D. Sasaran
Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang
beresiko menderita kelainan gizi antara lain:
1. Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia sekolah
2. Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin (cantin),
ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan usia lanjut (usila)
3. Semua penduduk rawan gizi (endemik)
4. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi
5. Pekerja penghasilan rendah.

6. Kesehatan Lingkungan
A. Pengertian
Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh
lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi. Sejalan

21
dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang mengutamakan upaya-
upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya
kesehatan lingkungan sangat penting.
Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh para staf
Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta
dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak
perencanaan sampai pemeliharaan.
B. Tujuan
Tujuan Umum , Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan
bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat
melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yang
dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat
kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat
mencapai derajat kesehatan yang optimal
2. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan
sektor lain yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas
upaya peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup.
3. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan
lingkungan dan permukiman yang berlaku.
4. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan
dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi
perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan
makanan, perusahaan dan tempat-tempat umum
C. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan
Puskesmas meliputi:
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukiman
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi

22
2.3.3 Upaya pengembangan pelayanan kesehatan
Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas adalah
beberapa upaya kesehatan pengembangan yang ditetapkan oleh Puskesmas
dan dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan pemasalahan, kebutuhan
dan kemampuan Puskesmas.
Contoh program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas :
1. Usaha Kesehatan Sekolah
Pembinaan kesehatan masyarakat yang dilakukan petugas puskesmas
di sekolah-sekolah ( SD, SMP, SMA ) di wilayah kerja Puskesmas
2. Kesehatan Olah Raga
Semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik
untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, baik atlet maupun
masyarakat umum.Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesehatan
jasmani anak sekolah atau kelompok masyarakat yang dilakukan
Puskesmas di luar gedung.
3. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Program pelayanan penanganan kasus tertentu dari kunjungan
Puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ke tempat tinggalnya
untuk dilakukan asuhan keperawatan individu dan asuhan keperawatan
keluarganya.Misalnya kasus kurang gizi penderita ISPA atau Pneumonia
4. Kesehatan Kerja
Program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujukan untuk
masyarakat pekerja informal maupun formal di wilayah kerja puskesmas
dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan
yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.Misalnya
pemeriksaan berkala di tempat kerja oleh petugas Puskesmas
5. Kesehatan Gigi Dan Mulut
Program pelayanan kesehatan gizi dan mulut yang dilakukan puskesmas
kepada masyarakat yang dilakukan diluar maupun didalam gedung.
Pembinaan kesehatan gigi di posyandu, TK, SD/MI, Tindakan perawatan
dan pengobatan penyakit gigi
6. Kesehatan Jiwa
Program pelayanan Puskesmas dengan didukung oleh masyarakat dala
rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui
pengenalan & deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan
jiwa, dan konseling.
7. Kesehatan Mata
Program pelayanan kesehatan mata terutama program pemeliharaan
kesehatan mata dan pencegahan kebutaan.
8. Kesehatan Usia Lanjut

23
Program pemeriksaan kesehatan usia lanjut meliputi deteksi dini
penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti : Diabetes Melitus,
Hipertensi, Osteoporosis
9. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional,
pengobat tradidional dan cara pengobatan tradidional.Yang dimaksud
pengobatan tradidional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun
temurun baik yang melelui herbal ( jamu ), alat ( tusuk jarum akupuntur )
maupun keterampilan ( pijat )

24
BAB III

PENUTUP

Puskesmas merupakan salah satu media dari Upaya Kesehatan Masyarakat


yang peranannya sangat penting. Puskesmas sendiri memiliki 3 Fungsi Utama yaitu
a. Fungsi Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan
Kesehatan
b. Fungsi Pusat Pemberdayaan Masyarakat
c. Fungsi Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Dalam fungsinya sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,


puskemas memiliki sasaran yaitu terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait
yang sinkron dengan kebutuhan masyarakat, melalui perberdayaan forum yang
disepakati masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan
masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang dimiliki masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat
berkenaan dengan upaya yang dilakukan olehpenguasa untuk memberdayakan
individu atau sekelompok masyararakat sehinga melakukan dan mematuhi apa yang
diinginkan penguasa, dalam hal ini penguasa dalam sebuah negara adalah pemerintah
itu sendiri.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi
pelayanan perorangan antara lain, rawat jalan dan rawat inap serta, pelayanan
kesehatan masyarakat yang bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.

25
DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:


2269/MENKES/PER/XI/2011

Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Tahun


2008. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan. 2012. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat : edisi 2.
Jakarta : EGC.
Effendy, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Preaktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Heri, DJ. Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC

http://lamongankab.go.id/instansi/bappeda/forum-kabupaten-sehat/

Wahyuni, Nanik Sri. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan


Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sumber Rejo Kota Balikpapan Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2012. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia

http://aiphss.org/restoring-the-function-of-puskesmas/?lang=id

http://gardamd12.tumblr.com/post/21178725960/manajemen-pelayanan-kesehatan-
health-services

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBERDAYAAN%20MASYARAKAT.pd
f

http://eprints.ung.ac.id/3193/5/2013-1-87205-221408005-bab2-01082013112705.pdf

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBERDAYAAN%20MASYARAKAT.pd
f

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/kab.pagaralam/BP
S%20BAB%20IV.doc.

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6336.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31773/4/Chapter%20II.pdf

Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesas. 2009. Departemen Kesehatan RI.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009


TENTANG KESEHATAN
WHO, Pedoman Praktid Dafe Motherhood: Perawatan Ibu dan Bayi. Jakarta: EGC

26
27

Anda mungkin juga menyukai