BERWAWASAN
Oleh:
1
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. 2
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...3
BAB I ………………………………………………………………………………..4
PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………...4
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………..5
BAB II ……………………………………………………………………………….6
PEMBAHASAN …………………………………………………………………….6
2.1 Fungsi Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan …………...6
2.1.1 Pengertian Pembangunan Berwawasan Kesehatan ………………………..6
2.1.2 Pengertian Tatanan Sehat ……………………………………………………6
2.1.3 Sasaran Tatanan Sehat ……………………………………………………….7
2.1.4 Indeks Potensi Tatanan Sehat ………………………………………………..8
2.2 Fungsi Pusat Pemberdayaan Masyarakat …………………………………….9
2.2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ………………………………….....9
2.2.2 Jenis Pemberdayaan Masyarakat ………………………………………….10
2.2.3 Peran Puskesmas Terhadap Kedua Jenis Pemberdayaan Masyarakat …13
2.2.4 Indikator Keberhasilan ……………………………………………………..14
2.3 Fungsi Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama ………………………..14
2.3.1 Definisi ……………………………………………………………………….14
2.3.2 6 Upaya Pokok Pelayanan ………………………………………………….15
2.3.3 Upaya Pengembangan Pelayanan Kesehatan ……………………………..23
BAB III …………………………………………………………………………….25
PENUTUP …………………………………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..26
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga berhasil
menyeselesaikan makalah ini yang berjudul “Pembangunan Berwawasan
Kesehatan”.
Diharapkan materi ini dapat memberikan informasi dan pelajaran kepada kita
semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan
senantiasa merestui segala usaha kita.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
6. Apa saja jenis pemberdayaan masyarakat
a. yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
b. yang berbasis dan bersumberdaya/swadaya masyarakat
7. Apa saja peran puskemas terhadap kedua jenis pemberdayaan masyarakat
tersebut?
8. Apa saja indikator keberhasilan indeks potensi keluarga sehat (keluarga dan
masyarakat)
9. Apa pengertian dari pusat pelayanan kesehatan?
10. Apa saja jenis upaya pokok pelayanan?
11. Apa saja jenis upaya pengembangan pelayanan kesehatan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mengetahui pengertian tatanan kesehatan
3. Mengetahui sasaran tatanan sehat
4. Mengetahui indeks potensi tatanan sehat
5. Mengetahui pengertian pemberdayaan masyarakat
6. Mengetahui jenis pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, dan yang berbasis dan bersumberdaya/swadaya
masyarakat
7. Mengetahui peran puskesmas terhadap kedua jenis pemberdayaan masyarakat
tersebut?
8. Mengetahui indikator keberhasilan indeks potensi keluarga sehat (keluarga
dan masyarakat)
9. Mengetahui pengertian pusat pelayanan kesehatan
10. Mengetahui jenis 6 upaya pokok pelayanan
11. Mengetahui jenis-jenis upaya pengembangan pelayanan kesehatan
5
BAB II
ISI
2.1 FUNGSI PUSAT PENGGERAK PEMBANGUNAN BERWAWASAN
KESEHATAN
2.1.1 Pengertian pembangunan berwawasan kesehatan
Pembangunan berwawasan kesehatan adalah inisiatif semua komponen bangsa
dalam menetapkan perencanaan pembangunan selalu berorientasi untuk
mengedapankan upaya promotif dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun
bukan berarti mengesampingkan kegiatan kuratif. Gerakan tersebut berlaku untuk
semua komponen bangsa yang harus berpartisipasi secara aktif baik yang berupa
kegiatan individu, keluarga, kelompok masyarakat, instansi pemerintah
ataupun swasta.
Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam
mewujudkan pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap orang demi tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. (Depkes, 2006).
Fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia
usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
6
Tatanan adalah sasaran kegiatan Program Kabupaten Sehat yang sesuai dengan
potensi dan permasalahan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten.
a. Sasaran
1) Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yang sinkron dengan
kebutuhan masyarakat, melalui perberdayaan forum yang disepakati
masyarakat.
2) Terbentuknya forum masyarakat yang mampu menjalin kerjasama antar
masyarakat, pemerintah kabupaten dan pihak swasta, serta dapat menampung
aspirasi masyarakat dan kebijakan pemerintah secara seimbang dan
berkelanjutan dalam mewujutkan sinergi pembangunan yang baik.
3) Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya
serta perilaku dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara adil, merata
dan terjangkau dengan memaksimalkan seluruh potensi sumber daya di
kabupaten tersebut secara mandiri.
4) Terwujutnya kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk menigkatkan
produktifitas dan ekonomi wilayah dan masyarakatnya sehingga mampu
meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat menjadi lebih baik
7
3) Mengutamakan pendekatan proses daripada target, tidak mempunyai batas
waktu, berkembang sesuai sasaran yang diinginkan masyarakat yang dicapai
secara bertahap.
4) Penyelenggaraan kegiatan didasarkan kesepakatan dari masyarakat (Toma,
LSM setempat) bersama Pemkab
5) Pendekatannya juga merupakan master plan Kota.
6) Pemkab merupakan partner kunci yang melaksanakan kegiatan
7) Kegiatan tersebut dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan daerah,
kegiatan inovatif dari berbagai sektor yang dilakukan melalui partisipasi
masyarakat dan kerjasama
8) Dalam pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi kondisi fisik, ekonomi, dan
budaya setempat
8
g. Siswa tidak merokok.
h. Siswa ada yang menjadi Dokter Kecil (tingkat SD/MI) atau dokter Remaja
(tingkat SMP/SMA) minimal 10%
2. Tatanan tempat kerja: kantor, pabrik, industri rumah tangga, peternakan,
perkebunan
3. Tatanan tempat-tempat umum: pasar, tempat ibadah, tempat hiburan, rumah
makan
9
tersebut dapat dipahami bahwa setiap daerah memiliki tanggung jawab dalam
memberdayakan masyarakat.
Suharto (dalam Hatu, 2010:102) menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat
merupakan kekuasaan aparat atau pemberdaya untuk memberdayakan masyarakat
sehingga mengikuti kehendak pemberdaya atau penguasa tersebut. Berdasarkan
pendapat tersebut peneliti berpendapat bahwa pemberdayaan berkenaan dengan
orang yang memberdayakan dan orang yang diberdayakan. Golongan pemberdaya
biasanya dari kalangan penguasa atau birokrasi yang berupaya memberikan motivasi
dan fasilitas sehingga masyarakat akan berdaya dalam melakukan suatu kegiatan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat
lewat perwujudan potensi kemampuan yang dimiliki masyarakat. Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat berkenaan
dengan upaya yang dilakukan olehpenguasa untuk memberdayakan individu atau
sekelompok masyararakat sehinga melakukan dan mematuhi apa yang diinginkan
penguasa, dalam hal ini penguasa dalam sebuah negara adalah pemerintah itu sendiri.
Pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah dilakukan secara terprogram berdasarkan
perencanaan yang matang sejalan dengan pembangunan. Atau dengan kata lain inti
pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat.
10
kesehatan anak lainnya. Kegiatan pondok bersalin desa antara lain melakukan
pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan balita), memberikan
imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak, serta
pelatihan dan pembinaan kepada kader dan mayarakat.
Polindes ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam KIA, yaitu
kesenjangan geografis, kesenjangan informasi, kesenjangan ekonomi, dan
kesenjangan sosial budaya. Keberadaan bidan di tiap desa diharapkan mampu
mengatasi kesenjangan geografis, sementara kontak setiap saat dengan penduduk
setempat diharapkan mampu mengurangi kesenjangan informasi. Polindes
dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan dukun bayi, sehingga tidak
menimbulkan kesenjangan sosial budaya, sementara tarif pemeriksaan ibu, anak, dan
melahirkan yang ditentukan dalam musyawarah LKMD diharapkan mamou
mengurangi kesenjangan ekonomi.
Pos obat desa (POD) merupakan perwujudan peran serta masyarakat dalam
pengobatan sederhana terutama penyakit yang sering terjadi pada masyarakat
setempat (penyakit rakyat/penyakit endemik)
Di lapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu kegiatan dari UKBM
yang ada. Gambaran situasi POD mirip dengan posyandu dimana bentuk pelayanan
menyediakan obat bebas dan obat khusus untuk keperluan berbagai program
kesehatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Beberapa
pengembangan POD antara lain :
1)
POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya
2)
POD yang diintegrasikan dengan dana sehat
3)
POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu
4)
POD yang dikaitkan dengan pokdes/polindes
5)
Pos Obat Pondok Pesantren (POP) yang dikembangkan di beberapa
pondok pesantren.
4. Lembaga Swadaya Masyarakat
Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM), namun
sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang kesehatan hanya 105
organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehatan, LSM ini dapat digolongkan menjadi
LSM yang aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara kain organisasi
profesi kesehatan, organisasi swadaya internasional.
11
2) Membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap
organisasi kemasyarakatan.
3) Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar kepada
organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan
dengan kemampuan sendiri.
4) Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan
kesehatan.
5) Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk
berkiprah dalam bidang kesehatan.
Perlu ditekankan bahwa untuk kegiatan pada pos gizi ini apabila setelah diberikan
PMT anak masih menderita kekurangan energi protein (KEP) maka, makanan
tambahan terus dilanjutkan sampai anak pulih dan segera diperiksakan ke puskesmas
(dirujuk)
Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh berbeda dengan Pos Obat Desa
namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau masyarakat disekitar
pesantren yang seperti diketahui cukup menjamur di lingkungan perkotaan maupun
pedesaan.
12
adalah peserta didik antara lain: Pramuka penegak, penggalang berusia 14-15 tahun
dengan syarat khusus memiliki minat terhadap kesehatan. Dan anggota dewasa,
yakni Pamong Saka, Instruktur Saka serta Pemimpin Saka.
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja
yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha
yang sama dalam meningkatkan produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain
memberikan pelayanan kesehatan dasar, serta menjalin kemitraan.
13
masyarakat. Pada masa mendatang, Puskesmas juga dituntut berperan dalam
pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan
secara komprehensif dan terpadu.
Membangun ketahanan nasional bidang kesehatan tidak mungkin jika kita hanya
memprioritaskan upaya di tingkat hilir saja. Pada tataran upaya peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan Penyakit (preventif) Pemerintah wajib
"mengatur dan menyelenggarakan". Sedangkan pada tataran pengobatan (curatif)
dan perbaikan (rehabilitatif) Pemerintah berkewajiban "mengatur dan menggalang
kemitraan" dengan lembaga swadaya masyarakat dan lembaga swasta termasuk
upaya kesehatan perorangan (dokter praktek dan bidan praktek).
Puskesmas berperan menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayahkerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu Puskesmas
aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan
upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.
2.2.4 Indikator keberhasilan
Indeks potensi keluarga sehat (keluarga dan masyarakat)
Indikator keberhasilan dari indeks potensi keluarga sehat dapat dilihat dari makin
baiknya fungsi pemberdayaan keluarga yang ditandai dengan makin tingginya IPKS
(Indeks Potensi Keluarga Sehat) yang berarti makin banyak keluarga yang berpotensi
sehat.
2.3.1 Definisi
14
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
15
untuk dapat mengambil tindakan.
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara
sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Tujuan surveilans:
1. Menentukan data dasar/besarnya masalah kesehatan
2. Memantau atau mengetahui kecenderungan penyakit
3. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa
4. Membuat rencana, pemantauan, penilaian atau evaluasi program
kesehatan.
B. Pelacakan Kasus
Puskesmas bertugas untuk mengumpulkan dan menganalisis
data penyakit, melaporkan kasus, penyelidikan lapangan,
penyembuhan penderita, pemberian imunisasi, pemberantasan vektor,
dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.Tidak semua penyakit
akan diamati oleh puskesmas, beberapa penyakit yang diamati
puskesmas adalah :
Kolera, Diare, Tifus, TB, Kusta, Campak, Difteri, Batuk,
Tetanus, Hepatitis, Malaria, DB, Pneumonia, Sifilis, Gonorhae,
Filariasis, Influenza.
16
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah
kesehatannya sendiri, trutama melalui peningkatan kesehatan
dasar dan pencegahan penyakit
b. Meningkatkan kesehatan ‘pengguna jasa pelayanan, dan
komunikasi yang dilayani oleh Puskesmas
c. Terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas serta
melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan untuk:
- Mengurangi penderitaan karena sakit
- Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke arah
kecacatan
- Memulihkan kesehatan fisik, psikis dan sosial
d. Menurunnya angka morbidilitas penyakit di wilayah kerja
Puskesmas.
C. Sasaran
Sasaran pelayanan medik rawat jalan yang diselenggarakan
Puskesmas adalah semua anggota masyarakat dengan tidak
memandang umur, dan tidak membedakan strata sosial.
2. Pelayanan Kedaruratan Medik
A. Pengertian
Adalah pelayanan medik terdepan yang merupakan
penatalaksanaan kecelakaan dan keadaan kedaruratan medik
berkenaan dengan perubahan keadaan baik fisiologik, anatomik dan
mental psikologikal dari pengguna jasa pelayanan, yang terjadi
mendadak, yang tindakan mengatasinya harus segera dilaksanakan
di mulai dari tempat kejadian sampai dengan pelayanan medik
untuk menyelamatkan kehidupan.
B. Tujuan
Tujuan pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik adalah
memberikan pertolongan medik segera dengan menyelesaikan
masalah kritis yang ditemukan untuk mengambil fungsi vital
tubbuh serta meringankan penderitaaan dari pengguna pelayanan.
C. Prinsip Kerja
Pelayanan kedaruratan medik mempunyai prinsip-prinsip kerja
khusus yang harus dilaksanakan, yaitu:
a. Pertolongan harus cepat dan tepat
b. Pertolongan harus memenuhi standar pelayanan tingkat primer,
yaitu :
- Menstabilkan kondisi medik untuk evakuasi ke tempat
rujukan
17
- Memperbaiki jalan nafas dan pernafasan spontan, agar
terjaminnya oksigenasi yang adekuat ke seluruh tubuh
terutama otak
- Memperbaiki sirkulasi darah
- Menghilangkan dan mengurangi rasa nyeri
- Melakukan tindakan invasif medik yang diperlukan
c. Memberikan informed consent kepada keluarga penderita
3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
A. Pengertian
Adalah pelayanan gigi dan mulut yang dilakukan oleh
pelaksana pelayanan medik ataupun kesehatan yang berwenang
dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, yang dilaksanakan sendiri
atau bersama menurut fungsinya masing-masing, gguna
mengantisifasi proses penyakit gigi dan mulut dan
permasalahannya secara keseluruhan, yang dapat dilaksanakan
dalam prosedur pelayanan di kamar praktek dan dengan
pembinaan kesehatan wilayah setempat.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi:
a. Pelayanan kesehatan gigi dasar paripurna yang terintegrasi
dengan program-program lain di Puskesmas adalah
pelayanan kesehatan gigi esensial yang terbanyak di
butuhkan oleh masyarakat dengan mengutamakan upaya
peningkatan dan pencegahan penyakit gigi.
b. Pelayanan kesehatan gigi khusus adalah upaya perlindungan
khusus, tindakan, pengobatan dan pemulihan masalah
kesehatan gigi dan mulut serta pelayanan asuhan sistemik
kesehatan gigi dan mulut.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah
meningkatkannya partisipasi anggota masyarakat dan keluarganya
untuk bersama-sama mewujudkan tercapainya derajat kesehatan
gigi dan mulut masyarakat yang optimal
Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya kesadaran, sikap dan prilaku masyarakat dalam
kemampuan pemeliharaan diri di bilang kesehatan gigi dan
mulut dalam mencari pertolongan sedini mungkin
b. Meningkatkan kesehatan gigi pengguna jasa pelayanan,
keluarga dan komunikasinya
c. Terselenggaranya pelayanan medik gigi dan mulut yang
berkualitas serta melibatkan partisipasi keluarga terhadap
perawatan untuk:
18
- Menghentikan perjalanan penyakit gigi dan mulut yang
diderita
- Terhindarnya/berkurangnya gangguan fungsi kunyah akibat
kerusakan gigi dan mulut
- Mengurangi penderita karena sakit
- Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke arah
kecacatan
- Memulihkan kesehatan gigi dan mulut
d. Menurunnya prevelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak
diderita masyarakat terutama pada kelompok masyarakat yang
rawan
C. Sasaran
Kelompok rentan untuk mendapatkan pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut yaitu:
a. Anak sekolah dasar (upaya kesehatan gigi sekolah)
b. kelompok ibu hamil dan menyusui
c. Anak pra sekolah
d. Kelompok masyarakat lain berpenghasilam rendah
e. Lansia
19
a. Memberikan pelayanan kebidanan dasar dan KIE kepada ibu
hamil termasuk KB berupa pelayanan antenatal, pertolongan
persalinan dan pelayanan nifas serta perawatan bayi baru lahir.
b. Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan
kebidanan dan neonatal serta merujuk ke fasilitas rujukan primer
(RS Dati II) sesuai kebutuhan
c. Memantau cangkupan pelayanan kebidanan dasar dan
penagganan kedaruratan kebidanan neonatal
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutan
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta
masyarakat dalam upaya KIA
f. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi
baru lahir yang meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga bayi
tetap hangat, menyusui dini dan eksklusif, mencegah interaksi
serta tata laksana neonatal sakit
g. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan
anak pra sekolah yang meliputi perawatn bayi baru lahir,
pemeriksaan kesehatan rutin pemberian imunisasi dan upaya
perbaikan gizi
h. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi
tumbuh kembang pada seluruh balita dan anak pra sekolah yang
melipui perkembangan motorik, kemampuan berbicara dan
kognitif serta sosialisasi dan kemandirian anak
i. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang
berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan
dan tindak lanjutnya
C. Sasaran
Adalah ibu, bayi, balita, anak usia pra sekolah dan keluarga yang
tinggal dan beraada di wilayah kerja Puskesmas serta yang
berkunjung ke Puskesmas.
20
Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi
Protein (KEP) Dan Kurang Energi Kronis (KEK)
Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A
(KVA)
Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi
Mikro Lain
Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih
4. Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG) Program
C. Tujuan Umum : Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan
status gizi masyarakat.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga
dan seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang
baik dan benarsesuai denagn gizi seimbang
2. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga
dari berbagai institusi pemerintahan serta swasta
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi/petugas
Puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan,
membina, memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi
masyarakat
4. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi
keluarga terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah
kelainan gizi
5. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan
masalah gizi dan tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.
D. Sasaran
Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang
beresiko menderita kelainan gizi antara lain:
1. Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia sekolah
2. Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin (cantin),
ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan usia lanjut (usila)
3. Semua penduduk rawan gizi (endemik)
4. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi
5. Pekerja penghasilan rendah.
6. Kesehatan Lingkungan
A. Pengertian
Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh
lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi. Sejalan
21
dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang mengutamakan upaya-
upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya
kesehatan lingkungan sangat penting.
Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh para staf
Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta
dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak
perencanaan sampai pemeliharaan.
B. Tujuan
Tujuan Umum , Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan
bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat
melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yang
dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat
kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat
mencapai derajat kesehatan yang optimal
2. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan
sektor lain yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas
upaya peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup.
3. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan
lingkungan dan permukiman yang berlaku.
4. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan
dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi
perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan
makanan, perusahaan dan tempat-tempat umum
C. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan
Puskesmas meliputi:
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukiman
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi
22
2.3.3 Upaya pengembangan pelayanan kesehatan
Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas adalah
beberapa upaya kesehatan pengembangan yang ditetapkan oleh Puskesmas
dan dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan pemasalahan, kebutuhan
dan kemampuan Puskesmas.
Contoh program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas :
1. Usaha Kesehatan Sekolah
Pembinaan kesehatan masyarakat yang dilakukan petugas puskesmas
di sekolah-sekolah ( SD, SMP, SMA ) di wilayah kerja Puskesmas
2. Kesehatan Olah Raga
Semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik
untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, baik atlet maupun
masyarakat umum.Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesehatan
jasmani anak sekolah atau kelompok masyarakat yang dilakukan
Puskesmas di luar gedung.
3. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Program pelayanan penanganan kasus tertentu dari kunjungan
Puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ke tempat tinggalnya
untuk dilakukan asuhan keperawatan individu dan asuhan keperawatan
keluarganya.Misalnya kasus kurang gizi penderita ISPA atau Pneumonia
4. Kesehatan Kerja
Program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujukan untuk
masyarakat pekerja informal maupun formal di wilayah kerja puskesmas
dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan
yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.Misalnya
pemeriksaan berkala di tempat kerja oleh petugas Puskesmas
5. Kesehatan Gigi Dan Mulut
Program pelayanan kesehatan gizi dan mulut yang dilakukan puskesmas
kepada masyarakat yang dilakukan diluar maupun didalam gedung.
Pembinaan kesehatan gigi di posyandu, TK, SD/MI, Tindakan perawatan
dan pengobatan penyakit gigi
6. Kesehatan Jiwa
Program pelayanan Puskesmas dengan didukung oleh masyarakat dala
rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui
pengenalan & deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan
jiwa, dan konseling.
7. Kesehatan Mata
Program pelayanan kesehatan mata terutama program pemeliharaan
kesehatan mata dan pencegahan kebutaan.
8. Kesehatan Usia Lanjut
23
Program pemeriksaan kesehatan usia lanjut meliputi deteksi dini
penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti : Diabetes Melitus,
Hipertensi, Osteoporosis
9. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional,
pengobat tradidional dan cara pengobatan tradidional.Yang dimaksud
pengobatan tradidional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun
temurun baik yang melelui herbal ( jamu ), alat ( tusuk jarum akupuntur )
maupun keterampilan ( pijat )
24
BAB III
PENUTUP
25
DAFTAR PUSTAKA
http://lamongankab.go.id/instansi/bappeda/forum-kabupaten-sehat/
http://aiphss.org/restoring-the-function-of-puskesmas/?lang=id
http://gardamd12.tumblr.com/post/21178725960/manajemen-pelayanan-kesehatan-
health-services
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBERDAYAAN%20MASYARAKAT.pd
f
http://eprints.ung.ac.id/3193/5/2013-1-87205-221408005-bab2-01082013112705.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBERDAYAAN%20MASYARAKAT.pd
f
http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/kab.pagaralam/BP
S%20BAB%20IV.doc.
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6336.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31773/4/Chapter%20II.pdf
26
27