Anda di halaman 1dari 2

PEMENUHAN HAK SEHAT YANG BERMUTU DAN BERMARTABAT

DENGAN PENERAPAN PPK-BLUD PADA FASYANKES


DI KOTA BANJARMASIN
Oleh
Dr. Machli Riyadi, S.H., M.H.

Mendapatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu, berkualitas dan


bermartabat merupakan hak asasi setiap orang (the righ to health care)
sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28h dan
Pasal 4, Pasal 5 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Hal
ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang diwujudkan sesuai cita-cita
bangsa Indonesia, artinya jika sesorang tidak mendapatkan layanan kesehatan
yang layak, bermutu dan bermartabat dan memberikan jaminan keamanan serta
keselamatan, maka hakikatnya sesorang itu tidak terpenuhi kesejahteraannya,
padahal negara menjamin hak kesejahteraan rakyatnya.
Setiap kegiatan dalam upaya memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsif non
diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan dalam pembentukan sumber daya
manusia Indonesia sehat dan hidup berkualitas.
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan bermutu
serta bermartabat. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang baik, yang pada gilirannya memperoleh kehidupan
yang sehat dan produktif hingga memiliki hidup yang berkualitas bagi setiap orang.
Pengembangan di bidang pelayanan kesehatan sangat terkait dan
dipengaruhi oleh berbagai aspek baik demografi, perkembangan regulasi,
kompetensi manajemen kesehatan, tingkat pendidikan SDM Kesehatan serta
perkembangan lingkungan fisik dan biologi khususnya epidemiologi penyakit serta
yang tidak kalah penting adalah melejitnya perkembangan teknologi informasi turut
memengaruhi perilaku masyarakat yang dahulu menerima apa adanya semua
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, tetapi sekarang masyarakat cenderung
lebih kritis dan tidak bisa menerima begitu saja suatu kebijakan atau fakta yang
terjadi.
Misalnya saja dirumah sakit atau di Puskesmas ketika ada anggota
keluargnya yang meninggal saat sedang perawatan, mereka akan menanyakan
apa penyebab kematiannya ? apa saja yang dilakukan oleh petugas ? dan banyak
pertanyaan kritis lainnya. Paradigma seperti ini mengharuskan tata kelola sistem
layanan kesehatan secara profesional dan mengikuti regulasi yang berlaku dalam
bingkai sistem informasi teknologi yang terbuka agar mampu menghasilkan output
pelayanan yang bermutu dan jaminan keselamatan pada pasien serta akuntabel,
lebih-lebih di era JKN ini yang sudah menerapkan sisten rujukan on-line, sistem
laporan on line dan akreditasi data via on line bahkan rekam medis on line.
Sekaitan dengan hal tersebut, diperlukan tidak cukup hanya persiapan
SDM Kesehatan yang sesuai dengan kompetensi bidang kesehatan saja, tetapi
juga diperlukan SDM Kesehatan yang memahami regulasi dan teknologi Informasi
selain tenaga penunjang yang juga tentu diperlukan dari profesional berbasis
Informasi teknologi dan programer serta unsur aparatur pemerintah itu sendiri yang
memiliki pemahaman yang sama bahwa pelayanan kesehatan itu adalah urusan
wajib pemerintah dengan sistem yang khusus dalam tatakelolanya, yakni Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD).
Apa itu BLUD ?, BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dinas / badan daerah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan
keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada
umumnya (Pasal 1 butir 1 Permendagri No 79/2018). Dengan menerapkan BLUD
diharapkan Fasyankes dapat mengatasi pola / tren perkembangan penyakit sesuai
dengan jumlah kunjungan di Fasyankes tingkat pertama atau tingkat rujukan
(rumah sakit) dan komfleksitas masalah lainnya dalam pemenuhan urusan wajib
pemerintah ini.
Kompleksitas manajemen kesehatan pada Puskesmas dan lebih lebih
Rumah Sakit memerlukan dukungan Sumber Daya Manusia yang kompeten,
memahami regulasi kesehatan, mengikuti perkembangan terkini sistem Jaminan
Kesehatan Nasional (BPJS) yang masih membawa banyak persoalan yang belum
singkron dengan Peraturan perundang-undangan lainnya.
Berdasarkan gambaran tersebut diatas, Konsep BLUD adalah solusi dari
kompfleksitas tata kelola dalam layanan kesehatan, BLUD tidak merubah struktur
organisasi, tetapi diberikan fleksibilitas dalam tata kelola yang bertujuan
memudahkan dan memangkas birokrasi palayanan munuju kemandirian hingga
tercapainya tujuan utamanya yakni meningkatkan layanan kesehatan yang
bermutu dan bermartabat.
BLUD harus dimaknai sebagai tools untuk memenuhi kualitas pelayanan
yang sesuai dengan standar dengan tetap mengedepankan transparansi dan
akuntabilitas pengelolan teknis maupun keuangan, mengingat BLUD tidak hanya
diaudit oleh auditor pemerintah tetapi juga dapat diaudit oleh auditor publik.
Untuk dapat berhasil dalam melaksanakan BLUD, tidak hanya pemahaman
dan terpenuhinya regulasi yang diperlukan tetapi mutlak juga diperlukan jiwa
interpreunership oleh semua pihak manajemen fasyankes tersebut. Pentingnya
memahami dan memiliki jiwa intepreunership ini agar bisa mengembangkan jenis
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota, lebih lebih
Banjarmasin sebagai pusat rujukan kabupaten kota dalam sistem rujukan layanan
kesehatan, hal ini tentu menjadi peluang besar bagi Kota Banjarmasin dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan juga Pendapatan Asli Daerahanya,
dengan demikian Fasyankes yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD dapat mencapai kemandirian dan mampu wujudkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, bermartabat dan akuntabel.

Anda mungkin juga menyukai