0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan14 halaman
saat pandamı Covid 19, hampir semua tenaga Medis, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya sibuk malayani masyarakat, sementara hak advokasi bagi meraka kadang kala terabaikan, Padahal merekalah yang diharapkan untuk berada dilini depan, Oleh karena itu menjadi kewajiban negara untuk memberikan kepastian hukum agar Advokasi itu benar benar terpenuhi bagi mereka.
saat pandamı Covid 19, hampir semua tenaga Medis, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya sibuk malayani masyarakat, sementara hak advokasi bagi meraka kadang kala terabaikan, Padahal merekalah yang diharapkan untuk berada dilini depan, Oleh karena itu menjadi kewajiban negara untuk memberikan kepastian hukum agar Advokasi itu benar benar terpenuhi bagi mereka.
saat pandamı Covid 19, hampir semua tenaga Medis, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya sibuk malayani masyarakat, sementara hak advokasi bagi meraka kadang kala terabaikan, Padahal merekalah yang diharapkan untuk berada dilini depan, Oleh karena itu menjadi kewajiban negara untuk memberikan kepastian hukum agar Advokasi itu benar benar terpenuhi bagi mereka.
Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdako Banjarmasin
§ UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana lahir dengan tujuan di antaranya memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana dan menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. § permasalahan yang muncul dalam implementasi UU No. 24 Tahun 2007 : 1. kebijakan, 2. penetapan status bencana, 3. koordinasi antar lembaga, dan 4. pendanaan, 1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. 2. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. 3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror. 1. cepat dan tepat; 2. prioritas; 3. koordinasi dan keterpaduan; 4. berdaya guna dan berhasil guna; 5. transparansi dan akuntabilitas; 6. kemitraan; 7. pemberdayaan; 8. nondiskriminatif; dan 9. nonproletisi. PRINSIP PENANGGULANGAN PANDEMI 1. perikemanusiaan; 2. manfaat; 3. pelindungan; 4. keadilan; 5. nondiskriminatif; 6. kepentingan umum; 7. keterpaduan; 8. kesadaran hukum; dan 9. kedaulatan negara. Upaya penanggulangan wabah meliputi : 1. penyelidikan epidemiologis; 2. pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina; 3. pencegahan dan pengebalan; 4. pemusnahan penyebab penyakit; 5. penanganan jenazah akibat wabah; 6. penyuluhan kepada masyarakat; 7. upaya penanggulangan lainnya.
Pasal 5 ayat (1) UU No 4/1984 ttg Wabah Penyakit Menular
1. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana; 2. menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada; 3. menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh; 4. menghargai budaya lokal; 5. membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta; 6. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan; 7. menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. § Pasal 4 UU NO 6/2018
§ Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
jawab melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat melalui penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan. Pasal 9 UU No 6/2018 (1) Setiap Orang wajib mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan. (2) Setiap Orang berkewajiban ikut serta dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan. Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan berupa : § Karantina, Isolasi, pemberian vaksinasi atau § profilaksis, rujukan, disinfeksi, dan/atau § dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi; § Pembatasan Sosial Berskala Besar; § disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau § deratisasi terhadap Alat Angkut dan Barang; § dan/atau § penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media lingkungan. Pasal 15 ayat (2) UU No 6/2018 ttg Kekarantinaan Kesehatan Kelompok rentan menjadi prioritas terdiri atas : 1. bayi, balita, dan anak-anak; 2. ibu yang sedang mengandung atau menyusui; 3. penyandang cacat; dan 4. orang lanjut usia. Pasal 14 UU No 4/1984 ttg Wabah Penyakit Menular 1. Barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini, diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). 2. Barang siapa karena kealpaannya mengakibatkan terhalangnya pelaksanaan penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, diancam dengan pidana kurungan selama- lamanya 6 (enam) bulan dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah). 3. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah kejahatan dan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah pelanggaran. Pasal 93 UU No 6/2018 ttg Kekarantinaan Kesehatan
Setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan/atau menghalang-halangi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan sehingga menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Terima kasih