Anda di halaman 1dari 57

ASPEK LEGAL PADA

PENANGANAN BENCANA
TRI WAHYU MURNI

TWMS - S2 KPRWT march 2019 1


PENANGANAN BENCANA

UU. NO 24 – 2007
ttg
BENCANA
TWMS - S2 KPRWT march 2019 2
BENCANA DI INDONESIA
UU. NO 24 – 2007

DEFINISI BENCANA :
peristiwa atau rangkaian peristiwa yg
mengancam dan menganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yg disebabkan baik
oleh alam dan/atau non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
DISASTER CYCLE

TWMS - S2 KPRWT march 2019 4


TANGGAP DARURAT BENCANA
UU NO 24/2007 BAB.I,PASAL 1 BUTIR 10

• Adalah serangkaian kegiatan yg dilakukan dengan segera


pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yg ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
• penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
• pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,pengurusan
pengungsi,
• penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana
TANGGAP DARURAT
UU NO 24/ 2007 TTG BENCANA. BAB VII PS .48

Penyelengaraan bencana saat tanggap darurat meliputi:


a. Pengkajian secara cepat dan tepat lokasi, kerusakan dan
sumber daya
b. Penentuan status keadaan darurat bencana
c. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana
d. Pemenuhan kebutuhan dasar
e. Perlindungan terhadap kelompok rentan dan
f. Pemulihan dgn segera prasarana dan sarana vital
REHABILITASI
UU NO 24/2007 BAB.I,PASAL 1 BUTIR 11

• Adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek


pelayanan publik atau masyarakat sampai
tingkat yg memadai pd wilayah pasca bencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat
pada wilayah pascabencana.
REKONSTRUKSI
UU NO 24/2007 BAB.I,PASAL 1 BUTIR 12

• Adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana


kelembagaan pd wilayah pasca bencana, baik pd tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dgn sasaran utama tumbuh
dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pd
wilayah pasca bencana.
MITIGASI
UU NO 24/2007 BAB.I,PASAL 1 BUTIR 9. 8

• MITIGASI : adalah serangkaian upaya untuk mengurangi


risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana
PERINGATAN DINI
UU NO 24/2007 BAB.I,PASAL 1 BUTIR 9. 8

• PERINGATAN DINI (EARLY WARNING) : adalah


serangkaian pemberian peringatan sesegera
mungkin terjadinya bencana pd suatu tempat oleh
lembaga yg berwenang
UU KESEHATAN NO 36 - 2009

TWMS - S2 KPRWT march 2019 11


UU. KESEHATAN NO 36-2009
• Pasal 47.
Penyelenggaraan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yg dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan.

• Pasal 54.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara
bertanggung jawab, aman bermutu serta merata dan
nondiskriminatif
TWMS 2018 12
UU. KESEHATAN NO 36-2009
Perlindungan pasien
• Pasal 56.
Berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh
tindakan pertolongan yg akan diberikan kepadanya setelah
menerima informasi mengenai tindakan tersebut secara
lengkap.

Hak tidak berlaku pada:


1. Penderita penyakit yg penyakitnya dapat secara cepat menular kedalam
masyarakat yg lebih luas.
2. Keadaan seseorang yg tidak sadarkan diri atau
TWMS
3. Gangguan mental berat 2018 13
UU. KESEHATAN NO 36-2009

Pasal 152.
1. Pemerintah, Pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung
jawab melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit menular serta akibat yang
ditimbulkannya.

2. Upaya pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular


sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan untuk melindungi masyarakat
dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yg sakit, cacat dan/atau
meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi
akibat penyakit menular

TWMS 2018 14
UU WABAH NO 4 -1984

TWMS - S2 KPRWT march 2019 15


WABAH PENYAKIT MENULAR
(UU NO 4 TAHUN 1984)

Bab I Ketentuan umum Pasal 1

Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut


wabah adalah kejadian berjangkit nya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yg jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari pd keadaan yg
lazim pd waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.

Bagaimana dengan definisi KLB .. ???


TWMS 2018 16
BAB III UU NO 4 TAHUN 1984
JENIS PENYAKIT YG DAPAT MENIMBULKAN WABAH

Pasal 3 : Menteri menetapkan jenis2 penyakit tertentu


yg dapat menimbulkan wabah

BAB IV. UU no 4 tahun 1984


DAERAH WABAH
Pasal 4 : ayat (1)
Menteri menetapkan daerah tertentu dalam
wil. Indonesia yang terjangkit wabah sbg daerah
17
wabah
TWMS 2018
BAB V UU NO 4 TAHUN 1984
UPAYA PENANGGULANGAN
• Pasal 5 ayat (1):
1. Penyelidikan epidemiologis
2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan iso;asi penderita termasuk tindakan
karantina
3. Pencegahan dan pengebalan
4. Pemusnahan penyebab penyakit
5. Penanganan jenazah akibat wabah
6. Penyuluhan kepada masyarakat
7. Upaya penanggulangan lainnya
TWMS 2018 18
BAB V UU NO 4 TAHUN 1984
UPAYA PENANGGULANGAN
• Pasal 5 ayat (1):
1. Penyelidikan epidemiologis
2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan iso;asi penderita termasuk tindakan
karantina
3. Pencegahan dan pengebalan
4. Pemusnahan penyebab penyakit
5. Penanganan jenazah akibat wabah
6. Penyuluhan kepada masyarakat
7. Upaya penanggulangan lainnya
TWMS 2018 19
UU WABAH

• Ps 10
• Pemerintah bertanggung jawab utk melaksanakan
upaya penanggulangan wabah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 ayat (1)

TWMS 2018 20
UU WABAH PS 14 AYAT(2)

• Barang siapa karena kealpaannya mengakibatkan terhalangnya


pelaksanaan penanggulangan wabah sbgmn diatur dlm UU ini
diancam dg pidana kurungan se-lama2 nya 6 bulan dan atau denda
se-tinggi2 nya Rp 500.000,-

• Yg dimaksud dg kealpaan adl alpa membuat perencanaan pencegahan wabah,


alpa melakukan monitoring kejadian wabah dan alpa mengevaluasi
permasalahan yg terjadi akibat wabah.

TWMS 2018 21
PP NO 25 TH 2000 ttg OTONOMI DAERAH

TWMS - S2 KPRWT march 2019 22


PEMERINTAH DAERAH

• PP no 25 / 2000 ttg Kewenangan Pemerintah dan


kewenangan Propinsi sbg daerah otonom (ps 2 ayat 2)
kebijakan perencanaan dan pembangunan nasional.

• Sedangkan kewenangan propinsi dlm bid pemerintahan


bersifat lintas kabupaten/ kota .. (ps 3 ayat 1)
TWMS 2018 23
PEMERINTAH DAERAH

• PP no 25 / 2000 : bidang kesehatan


• ps 2 ayat 3 angka 10 huruf j disebut ttg Surveilans epidemiologi
serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan wabah,
penyakit menular dan KLB

• Ps 3 ayat 5 angka 9 sub d. Ttg kewenangan propinsi dlm


surveilans epidemiologi serta penanggulangan wabah dan KLB
TWMS 2018 24
KEBIJAKAN UNTUK RUMAH SAKIT

TWMS - S2 KPRWT march 2019 25


KEBIJAKAN & IMPLEMENTASI DI RUMAH SAKIT

Dasar Hukum dan Kebijakan

• UU no 24/ 2007 ttg Penanganan Bencana • Kep Dirjen BUK no HK 02.04/1/2790/11 ttg
standar akreditasi RS
• UU no 36 / 2009 ttg Kesehatan
• Pedoman perencanaan penyiagaan
• UU no 44/2009 ttg Rumah sakit bencana bagi RS (Kemkes 2009)
• Permenkes no 12/2012 ttg akreditasi RS • Pedoman teknis bangunan RS yg aman
dalam situasi darurat dan bencana
• Permenkes no 19/2016 ttg SPGDT
(Kemkes 2012)
PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PENYIAGAAN
BENCANA BAGI RUMAH SAKIT

6. Analisis sumber daya


1. Tentukan tim yg berwenang menyusun 7. Kembangkan sistem dan prosedur yg
rencana dibutukan
2. Bentuk tim penanganan bencana 8. Penulisan rencana bencana
3. Lakukan penilaian/ assessmen risiko bencana 9. Pelatihan personil dan uji thd rencana
4. Tentukan tujuan perencanaan ,personel dan prosedur

5. Tentukan peran dan tg jawab 10. Review dan perbaikan rencana


11. Diseminasi dan sosialisasi
12. Pelatihan dan simulasi
PERENCANAAN RUMAH SAKIT PADA PENANGANAN KORBAN
MASAL

• Mobilisasi SDM (petugas medis: dokter/ perawat , nonmedis:


keamanan, staf penunjang komunikasi/ farmasi/ gizi/ lab dll)
• Mobilisasi sarana – prasarana ( ambulans, peralatan medis,
bahan medis habis pakai, obat dll)
• Perluasan area kegiatan di rumah sakit (ruang tindakan di
IGD, penambahan daya tampung ruang rawat, penambahan
daya tampung ruang jenazah
NUCLEAR BIOLOGI CHEMICAL (NBC) DISASTER

TWMS - S2 KPRWT march 2019 29


NUCLEAR DISASTER

DI Indonesia : rumah sakit dimana yang harus siap , dimana ada reactor
nuklir diwilayahnya .

RUMAH SAKIT DI KOTA BANDUNG DAN SERPONG ADAKAH YG DISIAPKAN


UNTUK PENANGANAN BENCANA NUKLIR (tidak ada ketentuan /
kebijakan pemerintah)

TWMS - S2 KPRWT march 2019 30


CHEMICAL DISASTER

BENCANA DI DAERAH INDUSTRI ATAU TERJADI KARENA BIOTERORISME

TWMS - S2 KPRWT march 2019 31


CHEMICAL INCIDENT AND SPECIFIC AGENT

• The arrival of multiple patients suffering from a similar symptom complex


should be highly suspicious as a chemical mass casualty event.

• A high index of suspicionis needed and rapid action must be taken not only to
treat the casualties but also to protect the health care facility and to allow
time to organize an effective response.

• While the decontamination and supportive care will be needed for patients
with any chemical exposure, only nerve agents and cyanogens have specific
antidotes.
BENCANA KIMIA DI INDONESIA
• DASAR HUKUM
• Kep Menkes No 1105/MENKES/ SK/IX/2007
:Pedoman penanganan medis korban massal akibat
bencana kimia

BAGAIMANA DENGAN RUMAH SAKIT DI KAWASAN


INDUSTRI sudah siapkah menghadapi bencana kimia
DECONTAMINATION AREA (BEFORE EMERGENCY DEPT)

•DIVIDER
SINGAPORE GENERAL HOSP. •SHOWER
.
BENCANA BIOLOGI
OUBREAK – PANDEMI - BIOTERORISME

TWMS - S2 KPRWT march 2019 35


BIOTERORISM

• Delay in detection
• Incubation period
• Odorless, invisible, tasteless
• Diagnosis may be difficult, initially missed
• Many people exposed before diagnosis made
BAGAIMANA MENYIAPKAN RUMAH SAKIT
MENGHADAPI BENCANA BIOLOGI/ BIOTERORISM

• Di INDONESIA – UU WABAH, KEP MEN KES


• INTERNATIONAL HEALTH REGULATION

TWMS - S2 KPRWT march 2019 37


PERATURAN PERUNDANGAN TTG WABAH. PENYAKIT
MENULAR

INTERNATIONAL HEALTH
REGULATION (2005)
UU No. 4 Tahun 1984
PART I Definition, purpose and scope,
Ttg. Wabah Penyakit Menular
priniciples and respoonsible authorities
BAB I Ketentuan Umum PART II Information and public health response
BAB II Maksud dan tujuan PART III Recommendation
BAB III Jenis peny yg dapat PART IV Points of entry
PART V Public health measures
menimbulkan wabah
PART VI Public health documents
BAB IV Daerah wabah PART VII Charges
BAB V Upaya penanggulangan PART VIII General provision
BAB VI Hak dan kewajiban PART IX IHR Roster of experts, emergency
BAB VII Ketentuan pidana committee and review committee
BAB VIII Ketentuan peralihan PART X Final provision
TWMS PART XI mei 2018 38
PERATURAN PERUNDANGAN
INTERNATIONAL
INTERNATIONAL HEALTH
REGULATION (2005)

PART I Definition, purpose and scope, priniciples and respoonsible authorities


PART II Information and public health response
PART III Recommendation
PART IV Points of entry
PART V Public health measures
PART VI Public health documents
PART VII Charges
PART VIII General provision
PART IX IHR Roster of experts, emergency committee and review committee
PART X Final provision
PART XI
TWMS 2018 39
IHR
(INTERNATIONAL HEALTH REGULATION)
Part 1
• Article 1.Definition

• Article 2. Purpose and scope


• The purpose and scope of these Regulation are to prevent. Protect against,
control and provide a public health response to the international spread of
disease in ways that are commensurate with and restricted to public health risks
and which avoid unnecessary interference with international traffic and trade
TWMS 2018 40
IHR
(INTERNATIONAL HEALTH REGULATION)
Part 1
• Article 3. Principles
1. The implementation of these Regulations shall be with fullrespect for
the dignity, human rights and fundametal freedoms of persons.
2. The implementation of these Regulations shall be guided by the charter
of the United Nations and the Constitution of the WHO
3. The implementation of these regulations shall be guided by the goal of
their universal application for the protection of all people of the world
the international spread of disease
4. ..

TWMS 2018 41
IHR
(INTERNATIONAL HEALTH REGULATION)
Part 1
• Article 3. Principles
1. The implementation of these Regulations shall be with fullrespect for
the dignity, human rights and fundametal freedoms of persons.
2. The implementation of these Regulations shall be guided by the charter
of the United Nations and the Constitution of the WHO
3. The implementation of these regulations shall be guided by the goal of
their universal application for the protection of all people of the world
the international spread of disease
4. ..

TWMS 2018 42
IHR
(INTERNATIONAL HEALTH REGULATION)

Part .VI
• Article 35.Generale role
• No health document, other than those provided for under
these regulations or in recommendation issued by WHO,
shall be required in international traffic, provided however
that this articles shall not apply to traveller seeking
temporary or permanent residence, nor shall it apply to
document requirement concerning the public health status
of goods or cargo in international pursuant to applicable
international agreements. The competent authority may
request travellers to complete contact information forms
and questionares on the health of travellers, provided that
they meet the requirement set out in article 23
TWMS 2018 43
IHR
(INTERNATIONAL HEALTH REGULATION)

Part II
• Article7. Information-sharing during unexpected or unusual public health
events
• Article 8. Consultation
• Article 9. Other reports
• Article 10. Verification
• Article 11.Provision of information by WHO
• Article 12. Determination of a public health emergency of international
concerns
TWMS 2018 44
IHR
(INTERNATIONAL HEALTH REGULATION)

Part .VI

• Article 36, Certificates of vaccinations or other prophylaxis


• Article 37. Maritime declaration of health
• Article 38. Health part of the aircraft general declaration
• Article 39. Ship sanitation certificate

TWMS 2018 45
BAGAIMANA DENGAN PENGALAMAN KLB
DI INDONESIA

• AVIAN FLU
• SWINE FLU
• DENGUE/HEMORHAGIC FEVER
• SMALLPOX

NEXT WEEK
DEMAM BERDARAH

TWMS 2018 47
PENANGGULANGAN DBD 2004

SK MENKES
SK MENKES
• No 254/ Menkes/ III/ 2004 tgl 5 Maret
• No 143/ Menkes/ II/ 2004 tg 20 Febr 2004 perihal Pembiayaan pasien
2004 perihal Penanggulangan KLB DBD demam berdarah

• No 144/ Menkes/ II / 2004 tgl 20 Febr • No 255/ Menkes/ III/ 2004 tgl 5 Maret
2004 perihal Penanggulangan KLB 2004 perihal Penanggulangan KLB
Demam berdarah Dengue

TWMS - S2 KPRWT march 2019 48


PER PRES RI NO 7 TAHUN 2006

• Ketua : Menko Kesra


• Wk Ketua I : Menko bid perekonomian
• Wk Ketua II : Menteri Pertanian
• Wk Ketua III : Menteri Kesehatan
• Sekretaris : Deputi Menko bid Perekonomian, bid pertanian &
kelautan

TWMS 2018 49
TIM NASIONAL PENANGGULANGAN PENYAKIT FLU BURUNG
(SK MENKES)
1. Tim Nasional Penanggulangan Penyakit FB (Dirjen PP& PL)
2. Tim Pakar P.P. FB
3. Tim Pengembangan surveilans epidemiologi dan monitoring evaluasi
penanggulangan
4. Tim verifikasi pengembangan tata laksana kasus dan perawatan RS
5. Tim pengembangan kinerja lab
6. Tim pengembangan operasional penanggulangan
7. Tim pemantauan dan pengendalian faktor risiko
8. Tim advokasi, sosialisasi dan humas
9. Tim bantuan hukum
TIM GERAK CEPAT PENGENDALIAN FB & PANDEMI INFLUENZA
Ketua tim : Bupati/ Walikota/ pejabat yg ditunjuk
TWMS Anggota tenaga berbagai program dan sektor terkait 2018 50
BAGAIMANA MEMBANGUN SISTEM PENANGANAN
BENCANA DGN KORBAN MASAL ANTAR RUMAHSAKIT

1. Berbeda kepemilikan (50% pemerintah – 50% non Pemerintah)

2. Masalah pendanaan korban bencana

3. Kebijakan – kesepakatan - penyiagaan


HUKUM NASIONAL
UUD 1945

Pasal 28 H
• ayat (1): setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan serta
berhak atas jaminan kesehatan.

TWMS mei 2018 52


UUD 1945

Pasal 34
• ayat (2): negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
manusia.

• ayat (3): negara bertanggungjawab atas penyediaan


fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang
layak

TWMS mei 2018 53


APAKAH DIPERLUKAN TERJADINYA BENCANA TERLEBIH
DAHULU.. BARU AKAN DITETAPKAN KEBIJAKAN DAN
PENGATURAN HUKUM DI INDONESIA

TWMS - S2 KPRWT march 2019 54


U.U DISUATU WILAYAH AKAN DIBUAT KARENA ,
(VAN DER MIJN)
• Karena ada kebutuhan akan pengaturan pemberian jasa
keahlian

• Adanya kebutuhan akan tingkat kualitas keahlian tenaga


kesehatan

• Adanya kebutuhan terarah

• Adanya kebutuhan akan kebebasan masyarakat

• Adanya kebutuhan masyarakat (pasien) maupun tenaga


kesehatan akan perlindungan hukum.

TWMS • Adanya kebutuhan perlindungan bagi kepentingan umum mei 2018 55


SEMOGA MENJADI PEMIKIRAN
DIPERLUKAN REGULASI DI INDONESIA
UTK PENANGANAN BENCANA

TWMS april 2011


PANDEMI

Anda mungkin juga menyukai