MENULAR
SHALAHUDIN S
Aspek Hukum penyakit menular :
1. Yang termasuk UU Wabah penyakit menular
→ masalah epidemiologi
2. Yang termasuk penyakit hubungan seksual
(PHS/Sexually Transmitted Diseases-STD,
termasuk HIV-AIDS)
UU WABAH PENYAKIT MENULAR
SECARA HIRARQI DI ATUR DALAM :
Pasal 153
Pemerintah menjamin ketersediaan bahan imunisasi
yang aman,bermutu, efektif, terjangkau, dan merata
bagi masyarakat untuk upaya pengendalian penyakit
menular melalui imunisasi.
Pasal 154
(1)Pemerintah secara berkala menetapkan dan
mengumumkan jenis dan persebaran penyakit
yang berpotensi menular dan/atau menyebar
dalam waktu yang singkat, serta menyebutkan
daerah yang dapat menjadi sumber penularan.
(2)Pemerintah dapat melakukan surveilans terhadap
penyakit menular sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
(3)Dalam melaksanakan surveilans sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Pemerintah dapat
melakukan kerja sama dengan masyarakat dan
negara lain.
(4)Pemerintah menetapkan jenis penyakit yang
memerlukan karantina, tempat karantina, dan
lama karantina.
Pasal 155
(1)Pemerintah daerah secara berkala menetapkan
dan mengumumkan jenis dan persebaran
penyakit yang berpotensi menular dan/atau
menyebar dalam waktu yang singkat, serta
menyebutkan daerah yang dapat menjadi
sumber penularan.
(2)Pemerintah daerah dapat melakukan surveilans
terhadap penyakit menular sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam melaksanakan surveilans sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), pemerintah daerah
dapat melakukan kerjasama dengan masyarakat.
(4)Pemerintah daerah menetapkan jenis penyakit yang
memerlukan karantina, tempat karantina, dan lama
karantina.
(5)Pemerintah daerah dalam menetapkan dan
mengumumkan jenis dan persebaran penyakit yang
berpotensi menular dan/atau menyebar dalam waktu
singkat dan pelaksanaan surveilans serta menetapkan
jenis penyakit yang memerlukan karantina, tempat
karantina, dan lama karantina berpedoman pada
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 156
(1)Dalam melaksanakan upaya pencegahan,
pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat
(1),Pemerintah dapat menyatakan wilayah dalam
keadaan wabah, letusan, atau kejadian luar biasa
(KLB).
(2)Penentuan wilayah dalam keadaan wabah, letusan,
atau kejadian luar biasa (KLB) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan berdasarkan
hasil penelitian yang diakui keakuratannya.
(3)Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
melakukan upaya penanggulangan keadaan
wabah,letusan, atau kejadian luar biasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
(4) Penentuan wilayah dalam keadaan wabah,
letusan, atau kejadian luar biasa dan upaya
penanggulangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (3), dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 157
(1)Pencegahan penularan penyakit menular wajib
dilakukan oleh masyarakat termasuk penderita
penyakit menular melalui perilaku hidup bersih
dan sehat.
(2)Dalam pelaksanaan penanggulangan penyakit
menular, tenaga kesehatan yang berwenang
dapat memeriksa tempat-tempat yang dicurigai
berkembangnya vektor dan sumber penyakit lain.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai penyakit
menular sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri.
Penyakit Hubungan Seksual
Aspek dalam penanganan holistik yg menjadi
permasalahan adh aspek hukum pd pasien yg
telah menikah, anak di bawah umur,
→anjuran tdk menularkan pyk pada P blm
menikah/ PSK
→terhadap pasangan, wajib simpan rahasia
kedokteran, rahasia jabatan dan pekerjaan →
Malpraktek
→bila pasangan diduga telah tertular tanpa
disadarinya, dr mengobati pasangan tanpa harus
menyatakan bhw ia tertular, membuka rahasia
pasien,biarpun dlm hub suami istri harus diindari
dokter
HIV/AIDS
[laporan triwulan ketiga tahun 2008 yang diterima Pusat Komunikasi Publik dari Sub
Direktorat AIDS dan Penyakit Menular Seksual Ditjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (PP &PL) Depkes]
Penularan
melalui heteroseksual (47%)
pengguna napza suntik/penasun (43%)
homoseksual (4%)
Usia penderita
20-29 th (51%),
penderita usia 30-39 th (29%)
usia 40-49 th (8%)
Jumlah penderita AIDS yang meninggal 3197
orang (21,12.%)
[laporan triwulan ketiga tahun 2008 yang diterima Pusat Komunikasi Publik dari Sub
Direktorat AIDS dan Penyakit Menular Seksual Ditjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (PP &PL) Depkes]
AIDS
Ratio AIDS laki-laki : perempuan 3,08:1.
15.136 kasus (11.367 laki-laki,3.684 perempuan,
85 kasus tidak diketahui jenis kelaminnya)
(……………………….)
Tembusan Kepada Yth: 1. Kepala Dinas Kesehatan Kab./kota
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi