Anda di halaman 1dari 26

Aspek Legal Keperawatan

Bencana

Dr. Hariyono
Aspek legal :
1. Undang – Undang RI No.24 tahun 2007 Tentang penanggulangan
Bencana
2. Undang – Undang RI No. 38 tahun 2014 Tentang Keperawatan
Prinsip Etik Dalam Keperawatan Bencana
1. Menghargai otonomi (facilitate autonomy)
Kebebasan pasien/Masyarakat untuk memilih
pengobatan/pertolongan dan siapa yang berhak mengobatinya
sesuai dengan yang diinginkan.
2. Kebebasan (freedom)
Klien dan keluarga mempunyai hak untuk menerima atau
menolak asuhan keperawatan yang diberikan.
3. Kebenaran (Veracity)  truth
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral
dan etika yang tidak bertentangan (tepat, lengkap).
Cont…
4. Keadilan (Justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991).
Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua
individu.
5. Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)
Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau
membahayakan orang lain.
6. Kemurahan Hati (Benefiecence)
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan dan
merugikan/membahayakan dari tindakan yang dilakukan atau
melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain.
Cont…
7. Confidentiality
menjaga privasi atau rahasia klien, segala sesuatu mengenai klien
boleh diketahui jika digunakan untuk pengobatan klien ataumendapat
izin dari klien.
8. Informed Consent
Informed consent merupakan suatu persetujuan tindakan medis
terhadap suatu hal yang dapat dilakukan pada dirinya. Informed
consent dinyatakan valid jika memenuhi tiga elemen yaitu :
1. Pasien harus kompeten atau sadar untuk menyetujui,
2. Pasien harus diberikan informasi yang adekuat sehingga mampu
mengambil keputusan
3. Pasien pada saat pengambilan keputusan harus bebas dari
ancaman atau paksaan
Definisi Bencana
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
2. Peristiwa atau serangkaian peristiwa yang dapat
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Oleh karena itu, perlunya
kesiapsiagaan perawat terlebih khusus pada aspek
psikologis disamping dari aspek fisik.
Kategori Bencana
• Bencana alam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara
lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
tanah longsor.
• Bencana nonalam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa
gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit.
• Bencana sosial adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia
yang meliputi konflik sosial antar kelompok
atau antar komunitas masyarakat, dan teror.
Azas Penanggulangan bencana
1. Kemanusiaan;
2. Keadilan;
3. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
4. Keseimbangan, keselarasan, dan keserasian;
5. Ketertiban dan kepastian hukum;
6. Kebersamaan;
7. Kelestarian lingkungan hidup; dan
8. Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Prinsip penanggulangan bencana
1. Cepat dan tepat;
2. Prioritas;
3. Koordinasi dan keterpaduan;
4. Berdaya guna dan berhasil guna;
5. Transparansi dan akuntabilitas;
6. Kemitraan;
7. Pemberdayaan;
8. Nondiskriminatif;
9. Nonproletisi.
Tujuan Penangulangan bencana
1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana;
2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
3. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
4. Menghargai budaya lokal;
5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
6. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
kedermawanan; dan
7. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Tujuan Keperawatan Bencana
Memastikan bahwa perawat mampu untuk mengidentifikasi,
mengadvokasi dan merawat dampak dari semua fase bencana
termasuk didalamnya adalah berpartisipasi aktif dalam
perencanaan dan kesiapsiagaan bencana.
• Indonesia kini termasuk dalam daftar negara paling beresiko
bencana (dilansir Badan Pencegahan Bencana PBB atau United
Nations International Strategy for Disaster Reduction).
• 87% wilayah Indonesia adalah rawan bencana alam, sebanyak 383
kabupaten atau kotamadya merupakan daerah rawan bencana
alam dari 440 kabupaten atau kotamadya di seluruh Indonesia.
• Dalam situasi darurat bencana sering terjadi kegagapan
penanganan dan kesimpangsiuran informasi dan data korban
maupun kondisi kerusakan, sehingga mempersulit dalam
pengambilan kebijakan untuk penanganan darurat bencana.
Masalah yang sering di hadapi saat terjadi
bencana :
1. Sistem koordinasi juga sering kurang terbangun dengan baik,
2. Penyaluran bantuan yang tidak merata,
3. Distribusi logistic sulit terpantau dengan baik sehingga
kemajuan kegiatan penangan tanggap darurat kurang terukur
dan terarah secara obyektif
4. Dokter, perawat, petugas surveilans, petugas gizi dan sanitarian
tidak terkoordinasi dengan baik dan format RHA tidak di isi
keseluruhan karena belum sepenuhnya menguasai dokumentasi
RHA.
Sistem disaster management di Indonesia
1. Sistem peringatan dini belum terbangun dengan baik
2. Respon penyelamatan masih lemah
3. Alokasi dana dan birokrasi yang lemah dan berbelit
Secara umum manajemen siklus
penaggulangan bencana meliputi:
1. Kejadian bencana (impact)
2. Tanggap darurat (emergency response);
3. Pemulihan (recovery);
4. Pembangunan (development);
5. Pencegahan (preventation);
6. Mitigasi (mitigation);
7. Kesiapsiagaan (preparedness),
• Profesi keperawatan bersifat luwes dan mencakup segala kondisi,
dimana perawat tidak hanya terbatas pada pemberian asuhan
dirumah sakit saja melainkan juga dituntut mampu bekerja dalam
kondisi siaga tanggap bencana.
• Situasi penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal
memang sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara
skill dan teknik dalam menghadapi bencana
Role of nursing in disaster
Disaster preparedness, including risk assessment and multi-
disciplinary management strategies at all system levels, is critical to
the delivery of effective responses to the short, medium, and long-
term health needs of a disaster-stricken, ICN(2006).
Domain Kompetensi Perawat Disaster
(ICN, 2009)
1. Pengurangan Risiko,Pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
2. Pengembangan kebijakan dan perencanaan
3. Komunikasi dan penyebaran infromasi
4. Pendidikan dan kesiapsiagaan
5. Bertindak etik, legal dan tanggung jawab
6. Memberikan pelayanan kepada masyarakat
7. Memberikan pelayanan kepada individu dan keluarga
8. Perawtan psikologis
9. Pelayanan kelompok rentan
10. Pemulihan jangka panjang terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat
Manajemen Penanggulangan Bencana
• Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana (2011), manajemen
penanggulangan bencana memiliki kemiripan dengan sifat-‐sifat manajemen lainnya secara umum.
• Perbedaannya :
1. Nyawa dan kesehatan masyarakat merupakan masalah utama;
2. Waktu untuk bereaksi yang sangat singkat;
3. Risiko dan konsekuensi kesalahan atau penundaan keputusan dapat berakibat fatal;
4. Situasi dan kondisi yang tidak pasti;
5. Petugas mengalami stres yang tinggi;
6. Informasi yang selalu berubah.
Peran dan fungsi perawat dalam kondisi
bencana
1. Mempunyai ketrampilan teknis dan pengetahui tentang
epidemiologi, fisiologi, farmakologi, struktur budaya dan social
serta masalah psikososial sehingga dapat membantu dalam
kesiapsiagaan bencana dan selama bencana sampai dengan
tahap pemulihan (ICN,2009).
2. Perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat baik yang bersifat kegawat daruratan maupun
berkelanjutan seperti perawatan neonatal, pendidikan dan
penyuluhan kepada masyarakat, mengidentifikasi penyakit dan
imunisasi serta intervensi pada saat kesiapsiagaan dan tanggap
darurat bencana (Savage & Kub, 2009).
Kesiapsiagaan perawat secara profesional
dalam penanggulangan bencana menjadi hal
yang penting
1. kesiapsiagaan dalam tindakan keselamatan,
2. kesiapsiagaan dalam komando bencana di rumah sakit,
3. kesiapsiagaan mengakses sumber kritis,
4. kesiapsiagaan dalam support psikologis yaitu kemampuan perawat
dalam menangani psikologis korban,
5. kesiapsiagaan dalam komunikasi,
6. kesiapsiagaan dalam deteksi agen biologis,
7. kesiapsiagaan dalam isolasi dan dekontaminasi dan
8. kesiapsiagaan dalam pengambilan keputusan kliniskepada korban
(Georgino, 2015 ; Baack, 2011
Mengapa Perawat?
1. Kelompok tenaga kesehatan terbesar
2. Ketrampilan:teknis,komunikasimanajerial
3. Kepedulian tinggi
4. Fleksibilitas
5. Dekat dengan masyarakat
Etik dalam Keperawatan Bencana (ANA)
• Perawat, dalam semua hubungan profesional, praktek dengan
kasih sayang dan rasa hormat terhadap martabat yang melekat,
nilai, dan keunikan setiap individu, dibatasi oleh pertimbangan
status sosial atau ekonomi, atribut pribadi, atau sifat masalah
kesehatan
Cont…
• Perawat komitmen utama adalah untuk pasien, baik individu,
keluarga, kelompok , atau masyarakat
• Perawat mempromosikan, menganjurkan, dan berusaha untuk
melindungi kesehatan, keselamatan, dan hak pasien
• Perawat bertanggung jawab dan akuntabel untuk praktek
keperawatan individu dan menentukan delegasi yang sesuai tugas
sesuai dengan kewajiban perawat untuk memberikan perawatan
pasien yang optimal.
Tugas kelompok
1. Peran Perawat dalam penanggulangan bencana alam banjir dan tanah
longsor
2. Peran Perawat dalam penanggulangan bencana wabah penyakit
3. Peran Perawat dalam penanggulangan bencana social konflik antar
kelompok
Penanggulangan meliputi :
1. Kesiapsiagaan
2. Peringatan dini
3. Mitigasi
4. Tanggap darurat bencana
5. Rehabilitasi
6. Rekonstruksi
Selamat mengerjakan dan kesuksesan selalu
menyertai anda…..

Anda mungkin juga menyukai