Anda di halaman 1dari 68

63

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Kesehatan


merupakan kondisi sehat fisik, mental, spiritual dan sosial yang dapat menunjang setiap
individu untuk hidup produktif dalam sosial maupun ekonomis. Kesehatan menjadi hak
azasi setiap manusia dan menjadi salah satu unsur kesejahteraan yang wajib
diwujudkan sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan masyarakat tidak hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah namun masyarakat sendiri, segala upaya untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan manusia hendaknya dilaksanakan
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang dapat dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/untuk masyarakat.
Dalam bidang informasi juga telah mengalami perubahan yang mendasar dimana
tuntutan akan terwujudnya sistem informasi yang terpadu sebagai bagian dari sistem
kesehatan daerah diharapkan juga membawa dampak yang sangat luas terhadap
perkembangan daerah secara umum, lebih-lebih dalam memasuki abad 21 banyak
perkembangan/informasi yang disajikan tidak hanya komitment regional maupun
komitment nasional yang dilaksanakan tetapi juga harus mengikuti komitment global.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan
Informasi Publik, salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan
negara yang terbuka adalah hak publik untuk memperoleh informasi. Hak memperoleh
informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan
salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat
untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. Hak atas informasi menjadi
sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan negara untuk diawasi publik,
penyelenggaraan negara tersebut makin dapat dipertanggungjawabkan.
World Health Organization (WH

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


1
63

O) dalam salah satu publikasinya menyatakan bahwa Sistem Informasi


Kesehatan tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus merupakan bagian fungsional dari
sistem informasi kesehatan akan menjadi jalur komunikasi data dan informasi antara
pusat dan daerah dalam rangka implementasi dari sistem kesehatan nasional di daerah
dan mencapai tujuan “MDGs”.

Di dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa keberhasilan


manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan
informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan,
dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan. Lebih lanjut didalam Sistem
Kesehatan Nasional disebutkan bahwa SKN terdiri dari enam subsistem, yakni (1)
Subsistem Upaya Kesehatan, (2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan, (3) Subsistem
Sumberdaya Manusia Kesehatan, (4) Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan, (5)
Subsistem Pemberdayaan Masyarakat, (6) Subsistem Manajemen Kesehatan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Pasal 168 bab XIV disebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan. Salah satu produk
sistem informasi kesehatan yang selama ini menjadi sarana komunikasi kesehatan
tersebut adalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan Puskesmas Juntinyuat Kabupaten
Indramayu merupakan dokumen informasi yang menggambarkan keadaan kesehatan
masyarakat di Kabupaten Indramayu dan upaya kesehatan yang telah dilaksanakan
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta evaluasi program kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu Tahun 2021. Untuk
penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu Tahun 2021
berpedoman pada Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dari
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Data yang
disajikan adalah data kesehatan yang terpilah menurut jenis kelamin. Data kesehatan
yang responsif gender diperlukan untuk mengidentifikasi ada tidaknya serta besaran
kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan, dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan
perempuan terkait dengan akses, partisipasi, control, dan manfaat pembangunan bidang
kesehatan. Bentuk data terpilah dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif.
Sejalan dengan amanat dari UUD 1945 Pemerintah Kabupaten Indramayu telah
menetapkan visi yaitu mewujudkan Indramayu Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan
Hebat (BERMARTABAT).
Sebagai penjabaran visi BERMARTABAT tersebut di atas, maka ditetapkan pula
misi Kabupaten Indramayu yang dikenal dengan Sapta Karya Mulih Harja, terdiri dari :

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


2
63

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang melayani, melindungi, bersih,


bebas korupsi, kolusi, nepotisme, transparan, akuntabel, profesional
dandemokratis.
2. Peningkatan pelayanan kehidupan beragama, kepercayaan, pemahaman dan
pengamalan agama, serta kerukunan hidup antar umat beragama dan budaya
dalam bingkai kebangsaan Bhineka Tunggal Ika.
3. Terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, dan papan dalam jumlah dan
kualitas yang memadai dan merata.
4. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang layak sebagai upaya
penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan sumber daya sehingga
mampu berdikari.
5. Peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan dan pertumbuhan ekonomi
6. Peningkatan pelaksanaan pembangunan disegala bidang sehingga
terpenuhinya kebutuhan.
7. Mewujudkan Indramayu sebagai daerah yang unggul dan memiliki daya saing
melalui kemandirian ekonomi berbasis sumber daya alam dan pengembangan
industri pertanian, perikanan dan migas.
Guna mendukung visi dan misi Kabupaten Indramayu, maka Dinas Kesehatan
sebagai bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Indramayu
dituntut dapat menjabarkan visi dan misi tersebut sesuai dengan tugas dan kewenangan
sektor kesehatan.
Untuk mencapai visi yang sudah ditetapkan, maka ditetapkan misi Dinas
Kesehatan Kabupaten Indramayu sebagai berikut:
1. Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel
2. Mendorong dan mengarahkan pembangunan di Kabupaten Indramayu yang
berwawasan kesehatan
3. Meningkatkan dan mengembangkan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat
4. Meningkatkan dan memelihara pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau
5. Meningkatkan dan memelihara kesehatan individu, keluarga, masyarakat
beserta lingkungannya.

Puskesmas Juntinyuat yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah yang


berada langsung di bawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu tentu harus
mampu menjabarkan dan melaksanakan visi dan misi yang telah ditetapkan Dinas
Kesehatan Indramayu.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


3
63

B. VISI dan MISI PUSKESMAS JUNTINYUAT

Visi Puskesmas Juntinyuat : ”INDRAMAYU BERMARTABAT” (Bersih, Religius, Maju, Adil,


Makmur dan Hebat)

Untuk mencapai visi tersebut telah ditetapkan Misi sebagai berikut :


1. Pelayanan Kesehatan Dasar
2. Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
3. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Dan Anak

Tujuan : Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.

Untuk mencapai Visi Misi tersebut, maka strategi Puskesmas Juntinyuat


sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
2. Optimalisasi sumber daya tenaga kesehatan dengan meningkatkan kemampuan,
kualitas dan profesionalisme tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
3. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan kemandirian masyarakat di
bidang kesehatan
4. Meningkatkan kegiatan suveilans penyakit di masyarakat.
5. Menjalin kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam upaya kesehatan.

Motto : Memberi yang terbaik

Tata nilai “ SukSes”


Semanagat : Semangat untuk bekerja
Usaha : BerUsaha memberi yang terbaik
Kerjasama : Kerja sama mencapai tujuan
Santun : Bersikap santun dalam memberikan pelayanan
Empati : Empati terhadap sesama
Sehat : Mewujudkan lingkungan bersih dan sehat
Data/Informasi yang dikumpulkan dan dijadikan dasar dalam penyusunan Profil
Kesehatan Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu Tahun 2022, terdiri dari:

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


4
63

1. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3)


2. Data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
3. Data/informasi hasil survey, riset/penelitian, dan kajian bidang kesehatan yang
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu
4. Data yang bersumber dari Dinas/Instansi terkait bidang kesehatan
5. Laporan Pelaksanaan Kegiatan dan Cakupan Program di wilayah kerja Puskesmas
Juntinyuat lingkungan Kabupaten Indramayu
6. Laporan unit pelayanan kesehatan swasta di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat
Kabupaten Indramayu
7. Informasi kebijakan program kesehatan yang bersumber dari unit-unit pelaksana
program, baik lintas program maupun lintas sektoral.

Profil Kesehatan Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu Tahun 2022,


diharapkan dapat menjadi salah satu media untuk memantau dan mengevaluasi hasil
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat
kabupaten Indramayu, serta memberikan data yang dibutuhkan oleh para penentu
kebijakan sebagai suatu bukti untuk dapat dilakukannya pengambilan keputusan
berdasarkan fakta (evidence based decision making). Selain itu, profil kesehatan ini
dapat di gunakan untuk :
a. Menyediakan data/informasi umum dilingkungan wilayah kerja Puskesmas
Juntinyuat Kabupaten Indramayu
b. Menyediakan data/informasi status kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas jumimyuat Kabupaten Indramayu
c. Menyediakan data/informasi tentang upaya kesehatan dan kebijaksanaannya di
wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu
d. Menyediakan data/informasi untuk bahan penyusunan perencanaan
kegiatan/program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten
Indramayu
e. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu.

Sistematika Penyusunan Buku Profil Kesehatan Puskesmas Juntinyuat


Kabupaten Indramayu Tahun 2022 adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Menyajikan tentang tujuan penyusunan profil kesehatan
BAB II Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


5
63

Menyajikan gambaran umum yang meliputi keadaan geografi, demografi,


keadaan lingkungan dan keadaan perilaku masyarakat di Kabupaten
Indramayu
BAB III Situasi Derajat Kesehatan
Berisi uraian tentang indikator keberhasilan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tahun 2021 yang mencakup tentang angka kematian, angka
kesakitan dan angka status gizi
BAB IV Situasi Upaya Kesehatan
Memberikan gambaran dan upaya pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan
lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat dan pelayanan
kefarmasian
BAB V Situasi Sumber Daya Kesehatan
Menguraikan tentang keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan informasi kesehatan
BAB VI Kesimpulan
Memuat hal-hal yang perlu di simak dan di telaah lebih lanjut, berkaitan
dengan keberhasilan-keberhasilan dan hal-hal yang masih dianggap kurang
dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu kedepan.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


6
63

BAB II
GAMBARAN UMUM
WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUNTINYUAT

A. SITUASI KEADAAN UMUM


1. Letak Geografi
Puskesmas Juntinyuat terletak di Kecamatan juntinyuat Kabupaten
Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang terletak di
Pantai Utara Pulau Jawa. Berdasarkan letak geografisnya terletak pada posisi 107°
52´ - 108° 36´ BT dan 6° 15´ - 6° 40´ LS, dengan luas wilayah 5007,2 Ha , terdiri dari
luas pesawahan ±1977,8 Ha dan luas pemukiman ±493,2. Ha.
Batas-batas wilayah Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu sebagai
berikut :
 Sebelah Utara : Desa Majakerta Kecamatan Balongan
 Sebelah Timur : Laut Jawa
 Sebelah Selatan : Kecamatan Karangampel
 Sebelah Barat : Desa Pondoh
2. Topografi
Berdasarkan topografinya ketinggian wilayah pada umumnya berkisar
antara 0 - 18 m diatas permukaan laut dan wilayah dataran rendahnya berkisar
antara 0 – 6 m di atas permukaan laut berupa sawah, pekarangan. Kabupaten
Indramayu sebagian besar permukaan tanahnya berupa dataran dengan kemiringan
antara 0% - 2%. Keadaan ini mempengaruhi terhadap drainase, bila curah hujan
tinggi maka daerah-daerah tertentu akan terjadi genangan air dan bila musim
kemarau akan mengakibatkan kekeringan.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


7
63

Keadaan tersebut berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat


Kabupaten Indramayu, terutama timbulnya penyakit yang dapat menular melalui
perantara air sehingga merupakan daerah endemis, sporadis dan rawan kejadian
luar biasa penyakit demam berdarah dengue.
3. Iklim
Wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu berada di pesisir
pantai utara Pulau Jawa yg memiliki suhu udara cukup tinggi yang berkisar antara
22,9–30C.
Karakteristik iklim di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten
Indramayu antara lain :
 Kelembaban udara berkisar antara 70 – 80 %.
 Suhu udara harian berkisar antara 22,9 – 30 C
 Curah hujan rata-rata tahunan adalah 1.501 mm per tahun
 Curah hujan terendah kurang lebih sebesar 888 mm
Rata – rata hujan sepanjang tahun ini sebesar 1.590 mm dengan jumlah hari
hujan 81 hari.

B. KEADAAN KEPENDUDUKAN
1. Jumlah Penduduk
Komposisi penduduk merupakan sebuah mata statistik dari statistik
kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi
umur dan jenis kelamin.
Untuk lebih jelas mengenai jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Juntinyuat Kabupaten Indramayu pada tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Jumlah Penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Penduduk
Jumlah Jumlah
No Desa
KK Pddk
Laki-laki Perempuan

1 Juntinyuat 2270 3008 2737 5745

2 Juntikebon 2756 2249 2051 4300

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


8
63

Penduduk
Jumlah Jumlah
No Desa
KK Pddk
Laki-laki Perempuan

3 Juntikedokan 3234 4731 4296 9027

4 Juntiweden 1647 1607 1478 3085

5 Dadap 5414 9609 8710 18319

6 Lombang 2827 3008 2737 5745

7 Limbangan 1329 2745 2498 5243

Jumlah 19477 26957 24507 51464

Sex rasio atau komposisi sex adalah suatu komposisi yang berdasarkan jenis
kelamin yang merupakan perbandingan antara jumlah laki-laki dalam setiap 100
wanita.
Struktur umur penduduk seringkali dikaitkan dengan produktivitas secara
ekonomis, yaitu dengan memperhatikan angka rasio beban tanggungan
(Dependency Ratio). Dependency Ratio adalah angka yang menunjukkan beban
ketergantungan penduduk usia produktif pada suatu wilayah. Angka ini menunjukkan
seberapa jauh mereka yang berusia produktif harus menanggung mereka yang
belum produktif dan pasca produktif. Angka beban ketergantungan merupakan
perbandingan antara penduduk yang berusia non produktif (usia 0 – 14 tahun dan
usia 65 tahun ke atas) dibanding dengan penduduk usia produktif (usia 15 – 64
tahun). Dependency Ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting,
semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya
beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase
dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban
yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi. Rasio Beban Tanggungan dapat digunakan juga
sebagai indikator upaya percepatan pembangunan ekonomi, semakin besar angka
rasio beban tanggungan berarti semakin besar pula pendapatan yang diperoleh
kelompok usia produktif yang harus dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan
kelompok usia non produktif, dengan demikian hambatan pembangunan ekonomi
juga akan lebih besar begitupun sebaliknya. Diperlukan pemahaman yang baik dalam

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


9
63

menterjemahkan angka beban ketergantungan, karena naik turunnya angka beban


ketergantungan tidak bisa secara langsung diartikan sebagai naik turunnya
tanggungan ekonomi penduduk usia produktif terhadap usia non produktif. Meskipun
penduduk usia kurang dari 15 tahun dan penduduk usia di atas 65 tahun termasuk
penduduk non produktif faktanya banyak diantara mereka yang bekerja membantu
ekonomi rumah tangga.

2. Peta Administrasi

Tabel 2.2
Peta Administrasi Kecamatan Juntinyuat dan Cakupan Wilayah Kajian

Tabel 2.3

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


10
63

Gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Jumlah Luas Luas Lahan


No Desa
RT RW Wilayah Pekarangan Pertanian Non
Sawah Pertanian
1 Juntinyuat 35 5 281,8 31,6 191,2 59

2 Juntikebon 38 8 424,2 26,8 318,2 79,2

3 Juntikedokan 31 8 535,3 156,4 282 96.9

4 Juntiweden 21 8 335,8 90 51,6 297,4

5 Dadap 32 11 215 6 80 129

6 Lombang 29 9 311 94 1,4 215,6

7 Limbangan 15 5 237,8 11,7 179,2 46,9

Jumlah 201 54 20.299 4.165 1.520,1 924

Tabel 2.4
Jarak Antar Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Junti Junti Junti Junti Lom Limba


DESA Dadap
nyuat kebon kedokan weden bang ngan

Juntinyuat 0,2 3,0 3,0 2,5 5,0 5,0

Juntikebon 2.0 1,0 1,0 2,5 6,5 6,0

Juntikedokan 3,0 1,0 1,0 3,5 4,0 3,5

Juntiweden 3,0 0,4 1,0 3,.5 5,0 4,.5

Dadap 2,5 3,5 3,5 3,5 7,5 7,5

Lombang 5,0 6,5 4,0 5,0 7,5 1,0

Limbangan 4,5 6,0 3,5 4,5 7,5 1,01

Tabel 2.5
Obritasi Jarak Dari Pusat Pemerintahan Desa
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Ibukota Ibukota Ibukota


Ibukota
DESA Kecamatan Kabupaten Propinsi
Negara (km)
(km) (km) (km)
Juntinyuat 0,5 19 204 223

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


11
63

Ibukota Ibukota Ibukota


Ibukota
DESA Kecamatan Kabupaten Propinsi
Negara (km)
(km) (km) (km)
Juntikebon 1,5 22 207 226

Juntikedokan 3 22 207 226

Juntiweden 3,5 23 208 227

Dadap 3 22 207 226

Lombang 5 15 200 226

Limbangan 4 16 201 219

3. Penduduk Kelompok Rentan


Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat,
sasaran program pembangunan kesehatan diprioritaskan pada kelompok yang
rentan terhadap masalah kesehatan. Adapun jumlah sasaran program pembangunan
kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu tahun 2022
berdasarkan PUSDATIN adalah:

a. Pasangan Usia subur : 15.029


b. Ibu hamil : 796
c. Ibu bersalin/ Nifas : 759
d. Bayi lahir hidup : 723
e. Bayi 0 tahun : 727
f. Baduta (0-1 tahun) : 1.444
g. Batita (0-2 tahun) : 2.153
h. Balita (0-4 tahun) : 3.558
i. Anak balita (1-4 tahun) : 2.831
j. Anak pra sekolah (5-6 tahun) : 1.415
k. Kelas 1 SD (7 tahun) : 726
l. Kelas 2 SD (8 tahun) : 748
m. Kelas 3 SD (9 tahun) : 775
n. Usia SD (7-12 tahun) : 7.730
o. Usia produktif (15-64 tahun) : 36.422
p. Pra lansia (45-59 tahun) : 10.426
q. Lansia (+60 tahun) : 6.818

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


12
63

r. Lansia (+70 tahun) : 2.327


s. Terduga TBC : 362
t. HIV/ AIDS dan IMS : 914
u. Diabetes Militus : 893
v. Hipertensi : 16311
w. ODGJ : 73

4. Tingkat Pendidikan
Di dalam Undang – Undang Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 20 Tahun
2003 tentang pendidikan nasional, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumberdaya manusia untuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntunan zaman, dan perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-
persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Tingginya rata-rata tingkat pendidikan masyarakat sangat penting bagi
kesiapan bangsa menghadapi tantangan global dimasa depan. Tingkat pendidikan
yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap
informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari,
khususnya dalam hal kesehatan. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
perubahan sikap dan perilaku hidup sehat.
Tingkat pendidikan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan - tingkatan
tertentu seperti:
a. Pendidikan dasar awal selama 9 tahun meliputi SD/sederajat, SLTP/sederajat.
b. Pendidikan lanjut
c. Pendidikan menengah minimal 3 tahun meliputi SMA atau sederajat dan
d. Pendidikan tinggi meliputi Diploma, Sarjana, Magister, Doktor dan Spesialis yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Program di sektor pendidikan menjadi perhatian utama pemerintah diwilayah
kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu, mengingat pentingnya
meningkatkan sumberdaya manusia agar dapat mengimbangi cepatnya
pembangunan di sektor lain.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


13
63

Tingkat pendidikan masyarakat merupakan salah satu indikator tingkat


keberhasilan pembangunan di daerah. Dengan menggunakan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) sebagai metode penilaian keberhasilan pembangunan, maka tingkat
pendidikan masyarakat mempunyai peranan yang sangat strategis dalam upaya
akselerasi peningkatan IPM. Tingkat pendidikan masyarakat merupakan cermin dari
mutu sumber daya manusia di wilayah yang bersangkutan.
Salah satu indikator di bidang pendidikan yang mempunyai kontribusi cukup
signifikan terhadap capaian indeks pendidikan, adalah penuntasan warga buta huruf
karena mempunyai double effect yaitu mendongkrak terhadap angka-angka melek
huruf, juga warga buta huruf yang telah menuntaskan pendidikannya dapat
dipersamakan dengan lulusan SD kelas 3, sehingga juga berpengaruh terhadap rata-
rata lama sekolahnya.
Indikator untuk mengukur kemajuan dibidang pendidikan, maka digunakan
indiktor partisipasi sekolah (APS), angka melek huruf, dan pendidikan yang
ditamatkan.
Partisipasi bersekolah baik yang masih bersekolah maupun tidak bersekolah
lagi, akan memberikan gambaran jenjang pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan.
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan ini akan memberikan gambaran kualitas SDM
yang ada. Dengan semakin tinggi pendidikannya maka akan semakin tinggi pula
tingkat pengetahuannya yang akan berpengaruh pada kontribusi terhadap
pembangunan disegala bidang.
Kualitas sumber daya manusia suatu bangsa akan sangat bergantung pada
pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi pendidikan masyarakat, semakin tinggi
pula daya saing dan kualitas hidup yang dimiliki masyarakat, karena dengan
pendidikan masyarakat akan dapat menambah wawasan, mampu menerima
pembaruan dan meningkatkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Untuk itu bagi
bangsa yang maju, pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sama dengan
kebutuhan akan perumahan, sandang dan pangan.
Partisipasi bersekolah baik yang masih bersekolah maupun tidak bersekolah
lagi, akan memberikan gambaran jenjang pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan.
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan ini akan memberikan gambaran kualitas SDM
yang ada. Dengan semakin tinggi pendidikannya maka akan semakin tinggi pula
tingkat pengetahuannya yang akan berpengaruh pada kontribusi terhadap
pembangunan disegala bidang.

5. Mata Pencaharian Penduduk

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


14
63

Indikator ketenagakerjaan merupakan indikator penting dalam perencanaan


dan evaluasi pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial.
Indikator ketenagakerjaan dapat menggambarkan daya serap ekonomi terhadap
pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja. Indikator ketenagakerjaan
yang biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi dan pencapaian keterlibatan
usia produktif terhadap kegiatan perekonomian diantaranya Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dan Tingkat
Kesempatan Kerja (TKK).
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase jumlah
angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. TPAK mengindikasikan besarnya
persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. Semakin
tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour
supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu
perekonomian. Semakin tinggi TPAK maka semakin besar penyediaan tenaga kerja
dan secara otomatis kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi semakin
cepat.
Tingkat pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah
pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Mengindikasikan besarnya
persentase angkatan kerja yang termasuk dalam pengangguran. TPT yang tinggi
menunjukkan bahwa terdapat banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar
kerja.
Di Wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat sekitar 80% masyarakatnya bekerja
di sektor informal. Sektor terbesar yang paling besar menyerap tenaga kerja yaitu
sektor pertanian dan perikanan.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


15
63

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian


kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga
dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan
program pembangunan kesehatan lainnya.
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-
unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi. Kualitas
hidup yang digunakan sebagai indikator adalah angka kelahiran hidup, sedangkan untuk
mortalitas adalah angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita per
1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran.
Angka kematian ibu dan bayi juga merupakan indikator dari tujuan 4 dan 5 Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2000.

A. ANGKA KEMATAN

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


16
63

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap
1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai
probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan
perseribu kelahiran hidup).
Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan
keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat
sensitive terhadap keadaan lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat
erat kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi. Kemajuan yang dicapai dalam
bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan
tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka
kematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitive dari semua upaya intervensi yang
dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.

Tabel 3.1
Penyebab Kematian Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
Desa
N Penyebab Junti Lim
Junti Junti Junti Dada Lom Jml
o Kematian kedok bang
nyuat kebon weden p bang
an an
1. Asfiksia - - - - 1 1 - 2
2. Infeksi - - - - - - - -

3. Sepsi - - - - - - - -
Kelainan - - - - 1 1 - 2
4.
Kongenital
5. IUFD - 2 1 - 1 - 4
6. BBL - 1 2 2 1 6
7. Lahir Mati - - - - - - - -

Jumlah - 3 1 2 5 3 - 14

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


17
63

2. Angka Kematian Balita


Konsep definisi angka kematian balita adalah jumlah kematian anak berusia
0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun ini (termasuk kematian bayi).
Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan
merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal
termasuk pemeliharaan kesehatannya. Angka Kematian Balita kerap dipakai untuk
mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk.
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan jumlah kematian bayi selama tahun
2022 menurut data yang dilaporkan yaitu 14 anak balita.

3. Angka Kematian Ibu (AKI)


Banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-
sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Yang dimaksud dengan kematian ibu adalah
kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan,
yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi
bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain-lain.
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan
program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan
membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer),
program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan,
penyiapan system rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan
keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan
untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan
reproduksi.
Tabel 3.2
Penyebab Kematian Ibu
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
Desa
No Penyebab Kematian Jml
Junti Junti Junti Junti Lom Lim
Dadap
nyuat kebon kedokan weden bang bangan
- - - - - -
1 PEB 1 1
- - - 1 - - 2
2 Pendarahan 1
1 - - - - -
Jumlah 2 3

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


18
63

B. ANGKA KESAKITAN
Angka kesakitan atau morbiditas yaitu suatu angka yang menunjukkan kejadian
penyakit tertentu pada suatu populasi dalam kurun waktu tertentu. Penyakit yang sering
diselidiki morbiditasnya ialah penyakit menular, yang biasanya merupakan penyakit
infeksi. Angka ini merupakan salah satu indikator dalam menilai tingkat kesehatan
masyarakat dan kecenderungannya dapat digunakan untuk menilai keberhasilan.
Angka kesakitan merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui kasus
penyakit atau gangguan kesehatan pada masyarakat. Indikator ini dapat dimanfaatkan
untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat secara umum yang dilihat dari adanya
keluhan yang mengindikasikan terkena suatu penyakit tertentu. Pengetahuan mengenai
derajat kesehatan suatu masyarakat dapat menjadi pertimbangan dalam pembangunan
bidang kesehatan, yang bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh
pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut,
diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Semakin
banyak penduduk yang mengalami keluhan kesehatan berarti semakin rendah derajat
kesehatan dari masyarakat yang bersangkutan.
Prevalen dan insiden penyakit merupakan dua jenis indikator yang menunjukkan
angka kesakitan. Angka prevalen mengacu pada saat ini jumlah orang yang menderita
penyakit tahun tertentu, angka prevalen penyakit sangat berguna untuk merencanakan
volume kegiatan/ program penanggulangan penyakit, sedangkan insiden mengacu pada
frekuensi perkembangan penyakit yang baru dalam periode waktu tertentu, angka
insiden penyakit berguna dalam evaluasi efektifitas program yang dilaksanakan untuk
menanggulangi suatu penyakit. Untuk memperoleh angka prevalen dan insiden yang
tepat, maka perlu dilakukan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT).

Tabel 3.3
Jumlah Kunjungan Pasien
di Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
JUMLAH TOTAL KUNJUNGAN

NO BULAN
DALAM GEDUNG LUAR GEDUNG
JUMLAH
JKN UMUM JKN UMUM
PBI NON PBI PBI NON PBI
1 Januari 315 177 808 2 1761 3063
2 Pebruari 229 162 728 3 2865 3987
3 Maret 476 202 730 8 2187 3603
4 April 304 137 490 2 1321 2254
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman
19
63

5 Mei 423 212 470 1 4 1110


6 Juni 692 314 826 35 1922 3789
7 Juli 604 243 664 81 2231 3828
8 Agustus 662 241 755 67 3350 5075
9 September 746 309 765 44 23 2518 4405
10 Oktober 960 242 802 9 2238 4251
11 Nopember 964 202 865 11 1865 3907
12 Desember 1018 158 859 5 2776 4816
JUMLAH 7393 2599 8762 268 23 25038 44083

Tabel 3.4
10 Besar Penyakit Yang Berkunjung Ke Puskesmas
di Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
NO Nama Penyakit Jumlah
1 Acute nasopharyngitis [common cold] 3240
2 Dyspepsia 1184
3 Essential (primary) hypertension 1010
4 Myalgia 999
5 Other dermatitis 562
6 Non-insulin-dependent diabetes mellitus 424
7 Acute pharyngitis 300
8 Congestive heart failur 149
9 Cutaneous abcess, furuncle and carbuncle 116
10 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infection 111

C. UMUR HARAPAN HIDUP (UHH)


Untuk mengukur tingkat pembangunan manusia di suatu daerah, maka
digunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator IPM dipengaruhi oleh
komponen indeks kesehatan, indeks pendidikan, dan indeks ekonomi. Sedangkan untuk
memperoleh data/informasi indeks kesehatan maka digunakan indikator derajat
kesehatan, yaitu: angka/umur harapan hidup. Indikator Umur Harapan Hidup digunakan
untuk mengetahui berapa lama orang dapat hidup sejak kelahiran. Pembangunan
kesehatan diharapkan dapat memberikan dampak kesejahteraan pada masyarakat yang
ditandai dengan terciptanya masyarakat yang sehat dan berumur panjang. Selain itu,
indikator umur harapan hidup dapat memberikan gambaran mengenai keadaan sosial
ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Semakin panjang umur harapan hidup berarti taraf

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


20
63

hidup masyarakat semakin baik. Dengan demikian umur harapan hidup merupakan salah
satu indikator yang sangat penting sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan
kesehatan.

Tabel 3.5
Jumlah Kematian Kasar
di Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
NO Nama Desa Jumlah
1 Juntinyuat 61
2 Juntikebon 76
3 Juntikedokan 125
4 Juntiweden 25
5 Dadap 269
6 Lombang 50
7 Limbangan 58
8 Jumlah 664

D. ANGKA STATUS GIZI MASYARAKAT


Kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) merupakan salah satu kegiatan yang
mendukung program perbaikan gizi. Kegiatan BPB bertujuan antara lain untuk
mengetahui perkembangan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat
Kabupaten Indramayu sebagai cermin status gizi masyarakat.
Cakupan hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Wilayah Kerja Puskesmas
Juntinyuat dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 3.6
Data Hasil BPB
di Wilayah Kerja Puskesmas JuntinyuatTahun 2022

Hasil BPB
No. Desa S D BGM GBR Stunting

FEB AGT FEB AGT FEB AGT FEB AGT FEB AGT
1. Juntinyuat 23 15
436 405 436 405 2 1 0 0

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


21
63

Hasil BPB
No. Desa S D BGM GBR Stunting

2. Juntikebon 26 20
386 376 386 376 3 2 0 1
3. Juntikedokan 25 21
587 566 587 566 1 2 0 0
4. Juntiweden 7 9
245 252 245 252 0 4 1 2
5. Dadap 53 59
1387 1363 1387 1363 7 11 1 3
6. Lombang 22 20
457 418 457 418 2 3 1 0
7. Limbangan 7 9
233 255 233 255 0 0 0 0
Jumlah 163 153
3731 3635 3731 3635 15 23 3 6

Banyak faktor yang mengakibatkan gangguan nutrisi pada anak seperti pola
makan anak dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian jenis makanan yang
seimbang, juga karena adanya penyakit atau kondisi tertentu yang menyebabkan tubuh
tidak mampu mencerna dan menyerap makanan secara sempurna. Selain itu terdapat
faktor yang berhubungan secara tidak langsung dengan keadaan malnutrisi seperti
kemiskinan. Sebagian besar kasus gizi buruk yang ditemukan adalah dari keluarga
miskin karena kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggota keluarganya yang kurang cukup baik jumlah maupun mutunya.
Untuk menangani kasus malnutrisi yang terjadi pada anak dibutuhkan perhatian
khusus dari keluarga dan harus adanya kerjasama yang terpadu dan komprehensif
antara orang tua dan petugas kesehatan, juga memerlukan dukungan sektor lain dalam
pemberdayaan ekonomi keluarga, dan keterpaduan penanganan antara pelayanan gizi
dengan pengobatan penyakit penyerta.
Dalam penanganan stunting, UPTD Puskesmas Juntinyuat mempunyai program
inovasi yaitu Juragan Anting (Juntinyuat Bergerak Cegah dan Penanggulangan Anak
Stunting). Adapun kegiatan Juragan Anting terdiri dari kegiatan edukasi terintegrasi:
1. Edukasi pada remaja
2. Edukasi pada calon pengantin
3. Edukasi pada ibu hamil
4. Edukasi pada ibu balita
5. Edukasi pada lansia

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


22
63

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat. Pengembangan upaya kesehatan, yang mencakup
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan diselenggarakan sesuai
kebutuhan masyarakat (client oriented), dan dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,
berkelanjutan, merata, terjangkau, berjenjang, profesional dan bermutu.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


23
63

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Upaya
Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Upaya Kesehatan Masyarakat meliputi upaya-upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit
tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan,
pengamanan zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan
bantuan kemanusiaan.
Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan meliputi upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan pada
perorangan.
Upaya kesehatan diutamakan pada berbagai upaya yang mempunyai daya
ungkit tinggi dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan utamanya penduduk
rentan, antara lain : ibu, bayi, anak, usia lanjut, dan keluarga miskin.
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan
masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan yang telah
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu.

1. Pelayanan Kesehatan Dasar


Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan sebagian besar
masalah kesehatan dapat diatasi.
Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat
Kabupaten Indramayu secara umum dikatakan sudah cukup merata. Ketersediaan
dan keterjangkauan fasilitas kesehatan oleh masyarakat, dan pelayanan kesehatan
yang berkualitas merupakan satu hal yang tidak dapat dipisahkan. Upaya pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu telah di
dukung oleh sarana pelayanan kesehatan lain.
2. Pelayanan Kesehatan Rujukan
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman
24
63

Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang


aman, bermutu dan terjangkau. Selain itu setiap orang berhak secara mandiri dan
bertanggungjawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya. Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
keterjangkauan dan kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan yang
berkaitan dengan beberapa faktor penentu antara lain : jarak tempat tinggal dengan
sarana kesehatan, waktu tempuh dan alat transportasi ke sarana kesehatan, serta
status sosial ekonomi dan budaya.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi antara lain adalah pelayanan antenatal
(ANC), persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di sarana
kesehatan.
a. Pelayanan Antenatal (Antenatal Care/ANC)
Menurut Pasal 126 (1) Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun
2009 disebutkan bahwa upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga
kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. Pelayanan antenatal
merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter
spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada
ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai standar pelayanan antenatal 10 T
yang terdiri dari : Timbang badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah,
nilai status gizi, skrining status imunisasi tatunus dan pemberian Tetanus
Toxoid, tentukan presentasi janin dan denyut jantung janit (DJJ), ukur tinggi
fundus uteri, pemberian Tabel besi (90 Tabel selama kehamilan), temu wicara
(pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), tatalaksana kasus, test
laboratorium, sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, TBC). Titik berat kegiatan adalah promotif dan
prefentif dan indikator cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dengan
mengggunakan indikator K1 dan K4. Indikator K1 merupakan kontak/kunjungan
pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
atenatal, indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan
atenatal dan kemampuan program dalam menggerakan masyarakat.
Sedangkan indikator K4 yaitu kontak/kunjungan ibu hamil minimal 4 kali selama
kehamilan untuk mendapatkan pelayanan atenatal, yang terdiri dari minimal
satu kali kontak pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua
klai pada trimester ketiga. Indikator ini berfungsi untuk menggambarkan tingkat
perlindungan dan kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


25
63

Apabila cakupan K1 di bawah 100% menunjukkan keterjangkauan


pelayanan atenatal rendah, dan apabila cakupan K4 kurang dari 100%
menunjukkan kualitas pelayanan atenatal yang belum memadai dan
menunjukkan rendahnya kesempata untuk menjaring dan menangani resiko
tinggi obstetrik.

Tabel 4.1
Cakupan Kunjungan K1 dan K4
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
Kunjungan dan Target
Jumlah
No Desa K1 K4
Bumil
Hasil % Hasil %
1. Juntinyuat 89 90 101,12 69 77,53
2. Juntikebon 66 80 121,21 57 86,36
3. Juntikedokan 139 123 88,49 100 71,94
4. Juntiweden 48 62 129,17 46 95,83
5. Dadap 284 306 107,75 284 100,00
6. Lombang 89 109 122,47 114 128,09
7. Limbangan 81 81 100,00 74 91,36
Jumlah 796 851 106,91 744 93,47

Untuk pelaksanaan pemberian Tabel Fe ibu hamil dilakukan sehak


trimester 1 kehamilan. Hal ini sangat penting karena Tabel Fe berguna untuk
meningkatkan Hb selama masa kehamilan, sehingga ibu hamil dan janin dalam
kandungan menjadi lebih sehat. Diharapkan pemberian Tabel Fe pada ibu
hamil trimester I (Fe 1) sebanyak 30 Tabel sehingga pada trimester III
diharapkan ibu hamil sudah mendapat Tabel Fe (Fe 3) mencapai 90 Tabel.
Tabel 4.2
Cakupan Pemberian Tabel Fe
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Jumlah Kunjungan dan Target


No Desa
Bumil Fe 1 – 30 Tabel Fe 3 – 90 Tabel
1. Juntinyuat 89 90 101,12 69 77,53
2. Juntikebon 66 80 121,21 57 86,36
3. Juntikedokan 139 123 88,49 100 71,94
4. Juntiweden 48 62 129,17 46 95,83
5. Dadap 284 306 107,75 284 100,00

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


26
63

6. Lombang 89 109 122,47 114 128,09


7. Limbangan 81 81 100,00 74 91,36
Jumlah 796 851 106,91 744 93,47

b. Pertolongan Persalinan
Cakupan pertolongan persalinan adalah cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidnan (linakes).
Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan
terjangkau.
Cakupan pertolongan persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas
Juntinyuat Kabupaten Indramayu tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut
ini :

Tabel 4.3
Cakupan Linakes
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
Persalinan
Jumlah
No Desa Linkes Non Linkes
Persalinan
Hasil % Hasil %
1. Juntinyuat 85 75 88,24 0 0
2. juntikebon 63 77 122,22 0 0
3. Juntikedokan 133 88 66,17 0 0
4. Juntiweden 46 41 89,13 0 0
5. Dadap 271 273 100,74 0 0
6. Lombang 84 117 139,29 0 0
7. Limbangan 77 67 87,01 0 0
Jumlah 759 738 97,23 0 0

c. Pelayanan Nifas
Masa nifas adalah masa 0 – 6 minggu setelah persalinan dimana organ
reproduksi melai mengalami masa pemulihan untuk kembali normal, walau
pada umumnya oragan reproduksi akan kembali normal dalam waktu 3 bulan
pasca persalinan.
Dalam masa nifas, ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan
yang meliputi pemeriksaan kindisi umum, payudara, dinding perut, perineum,
kandung kemih dan organ kandungan, karena dengan perawtan nafas yang
tepat akan memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu nifas.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman
27
63

Cakupan pelayanan nifas di Wilayah Kerja Puskesnmas Juntinyuat


Kabupaten Indramayu tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4
Cakupan Pelayanan Nifas
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
Kunjungan dan Target
Jumlah
No Desa Ibu Pel. Kesehatan Vit A
Nifas
Hasil % Hasil %
1. Juntinyuat 85 75 88,24 74 87,06
2. juntikebon 63 77 122,22 77 122,22
3. Juntikedokan 133 88 66,17 88 66,17
4. Juntiweden 46 41 89,13 41 89,13
5. Dadap 271 273 100,74 272 100,37
6. Lombang 84 117 139,29 117 139,29
7. Limbangan 77 67 87,01 67 87,01
Jumlah 759 738 97,23 736 96,97

d. Penanganan Komplikasi Kebidanan


Cakupan komplikasi kebidanan yang mendapatkan pelayanan di
Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu tahun 2022 dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5
Cakupan Komplikasi Kebidanan yg Mendapatkan Pelayanan
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
No Desa Jumlah Bumil Komplikasi Ditangani
1. Juntinyuat 89 27 27
2. Juntikebon 66 26 26
3. Juntikedokan 139 34 34
4. Juntiweden 48 14 14
5. Dadap 284 85 85
6. Lombang 89 12 12
7. Limbangan 81 19 19

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


28
63

Jumlah 796 217 217

e. Pemeriksaan Neonatal
Indikator angka cakupan pelayanan kesehatan bayi kurang dari 1 bulan
(neonatal) digunakan untuk mengetahui luasnya jangkauan dan tingkat kualitas
pelayanan kesehatan neonatal. Kunjungan neonatal merupakan kontak bayi
baru lahir (neonatal) dengan tenaga kesehatan minimal 3 kali, yang terdiri dari
kunjungan neonatal ke 1 (KN1 ) pada bayi umur 6 jam – 2 hari, kunjungan
neonatal ke 2 (KN 2) pada umur nayi 3 -7 hari dan kunjungan neonatal
lengkapan/KNL pada umur bayi 8–28 hari.
Cakupan pemeriksaan Neonatal di Wilayah Kerja Puskesnmas
Juntinyuat Kabupaten Indramayu tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Cakupan Neonatal
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
Kunjungan
Jumlah
No Desa KN 1 KN 2 KN 3
Neonatal
Hasil % Hasil % Hasil %
1. Juntinyuat 81 75 92,59 75 92,59 75 92,59
2. Juntikebon 60 77 128,33 76 126,67 76 126,67
3. Juntikedokan 127 88 69,29 88 69,29 88 69,29
4. Juntiweden 44 42 95,45 40 90,91 40 90,91
5. Dadap 258 273 105,81 272 105,43 270 104,65
6. Lombang 80 115 143,75 114 142,50 114 142,50
7. Limbangan 73 68 93,15 68 93,15 68 93,15
Jumlah 723 738 102,07 733 101,38 731 101,11

f. Neonatal Komplikasi
Pada saat memberikan pelayanan kesehatan pada neonates, sekitar
10% diantara neonates yang diperiksa dan ditemui tergolong dalam kasus
resiko tinggi yang butuh pelayanan rujukan.
Neonatal resti/komplikasi yaitu bayi usia 0-28 hari dengan penyakit dan
kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian seperti asfiksia,
tetanus neonatorum sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan
pernafasan dan kelainan neonatal

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


29
63

Tabel 4.7
Cakupan Komplikasi Neonatal yang Ditangani
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022
Jumlah
Jumlah
No Desa Neo
neonatus Ditangani
Resti
1. Juntinyuat 81 4 4
2. Juntikebon 60 5 5
3. Juntikedokan 127 2 2
4. Juntiweden 44 2 2
5. Dadap 258 16 16
6. Lombang 80 2 2
7. Limbangan 73 2 2
Jumlah 723 33 33

4. Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita dan Usia Sekolah


Pelayanan kesehatan pada kelompok anak balita (pra sekolah), usia sekolah
dan remaja dilakukan melalui deteksi/pemantauan dini terhadap tumbuh kembang
dan kesehatan anak pra sekolah serta pemeriksaan kesehatan anak sekolah
dasar/sederajat dan pelayanan kesehatan pada remaja.
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita/pra sekolah adalah
cakupan anak umur 0-5 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya
sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit dua (2) kali pertahun
baik di dalam gedung maupun di luar gedung seperti posyandu, Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dan taman kanak-kanak, sementara untuk pelayanan usia
sekolah dilakukan melalui penjaringan kesehatan bagi murid kelas 1 SD/Sederajat.
Cakupan imunisasi bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten
Indramayu tahun 2022 dapat dilihat pada table beriku ini:

Grafik.4.8
Cakupan Imunisasi Bayi
Di Kabupaten Indramayu Tahun 2022

Cakupan Imunisasi %
No Desa Sasaran
DPT1, DPT3, Campak,
BCG
HB1 HB3 Polio 4

1 Juntinyuat 81 95,1 93,8 100 98,8

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


30
63

2 Juntinyuat 61 101,6 96,7 100 101,6

3 Juntikedokan 128 86,7 89,1 92,2 97,7

4 Juntiweden 43 100 97,7 100 100

5 Dadap 259 100,8 101,2 97,7 96,5

6 Lombang 74 102,5 97,3 94,6 95,9

7 Limbangan 81 94,6 103,7 92,6 98,8

Jumlah 727 97,2 97,5 96,4 97,8

5. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya
kehamilan, sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil
penelitian bahwa usia subur wanita antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk
mengatur jumlah kelahiran maka wanita/pasangan usia subur (PUS) diprioritaskan
untuk menggunakan alat kontrasepsi KB.
Cakupan komplikasi kebidanan yang mendapatkan pelayanan di
Wilayah Kerja Puskesnmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu tahun 2022 dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9
Cakupan KB
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Jenis Alat KB
No Cakupan
Pil Suntik IUD Implant Kondom MOW MOP

1. KB Aktif 3731 5248 3.512 262 281 27 0

2. Drop-Out KB - - - - - - -

6. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


a. Pencegahan Penyakit
Sebagai upaya pencegahan penyakit, imunisasi merupakan salah satu
kegiatan/program kesehatan prioritas yang dinilai sangat efektif menurunkan
angka kesakitan dan kematian, terutama akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Verdasarkan Pasal 130 Undang-undang Nomor 36
tahun 2009 tentang kesehatan, disebutkan, bahwa pemerintah wajib

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


31
63

memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Selain itu
pemerintah menjamin ketersediaan bahan imunisasi yang aman, bermutu,
efektif, terjangkau dan merata bagi masyarakat untuk upaya pengendalian
penyakit menular melalui imunisasi.
b. Pemberantasan penyakit
Pemerintah dan masyarakat mempunyai tanggung jawab dalam
melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit
menular serta akibat yang ditimbulkannya. Upaya tersebut dilakukan untuk
melindungi masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang
sakit, cacat dan/atau nmeninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial
dan ekonomi akibat penyakit menular. Selain itu, upaya pencegahan,
pengendalian dan pemberantasan penyakit menular dilakukan melalui kegiatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative bagi individu atau masyarakat.
Selain pemberantasan penyakit menular juga dilaksanakan
pemberantasan terhadap penyakit tidak menular. Pemberantasan penyakit
tidak menular dilaksanakan untuk mencegah dan mengurangi penyakit dengan
perbaikan dan perubahan perilaku masyarakat.
Tabel 4.10
Cakupan Pemberantasan Penyakit
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

DESA
NO JENIS PENYAKIT Jml
Junti Junti Junti Junti Lom Lim
Dadap
nyuat kebon kedokan weden bang bangan
1 TB-Paru BTA (+) 3 3 3 2 7 0 1 19

2 Kusta 4 3 1 5 5 1 0 19

3 DBD 6 3 3 1 7 0 0 20

4 Diare 83 60 73 50 175 51 65 557

5 PNEUMONIA (ISPA) 21 18 29 13 70 17 23 191

6 Hepatitis /Reaktif 0 0 0 0 5 0 0 5

17 Covid-19 21 20 20 2 16 29 16 124

Tabel 4.11
Cakupan PTM
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

DESA
JENIS
NO Jml
PENYAKIT Junti Junti Junti Junti Lom Lim
Dadap
nyuat kebon kedokan weden bang bangan

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


32
63

1 Hypertensi 81 238 268 103 643 150 56 1539

2 DM 30 15 167 37 10 55 35 349

3 ODGJ 16 14 16 13 15 10 9 93

7. Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Lingkungan
sehat mencakup lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta
tempat dan fasilitas umum. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan
udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan,
pengendalian vector penyakit dan penyehatan atau pengamanan lainnya.

a. Rumah Sehat
Tabel 4.12
Cakupan Rumah Sehat
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

JUMLAH SELURUH RUMAH SEHAT


NO DESA
RUMAH JUMLAH %

1 Juntinyuat 1813 1337 73,75

2 Juntikebon 2278 2018 88,59

3 Juntikedokan 2848 2008 70,51

4 Juntiweden 1288 1007 78,18

5 Dadap 5125 3966 77,39

6 Lombang 2290 1969 85,98

7 Limbngan 1136 667 58,71

Jumlah 16778 12972 77,31

b. Air Bersih
Kondisi cakupan air bersih di di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuatn
Kabupaten Indramayu Tahun 2022 dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.13
Cakupan Air Bersih
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman
33
63

di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Jumlah Sarana Bukan Jaringan Perpipaan Jml


Pddk Yg
Sarana
Memiliki
No Desa Sumur Gali Sumur Bor Penam Perpipaan
Sumur Gali Terminal Mata Air Akses Air
Dengan Dengan pungan (Pdam,
Terlindungi Air Terlindungi Minum
Pompa Pompa Aor Hujan Bpspam)

1 Juntinyuat 98 65 37 - - - 622 5044

2 Juntikebon 273 35 30 - - - 579 3349

3 Juntikedokan 341 35 20 - - - 1120 5276

4 Juntiweden 213 38 19 - - - 306 1679

5 Dadap 497 357 245 - - - 1776 10747

6 Lombang 293 31 6 - - - 1065 5492

7 Limbangan 137 40 31 - - - 661 3484

Jumlah 1.852 601 388 - - - 6129 35071

c. Jamban Keluarga
Jumlah cakupan penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi
yang layak (jamban sehat) di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten
Indramayu Tahun 2022 Belum optimalnya cakupan penduduk yang memiliki
akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak disebabkan karena rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat, alasan kemiskinan, disamping terdapat budaya
masyarakat yang biasa buang air besar di tempat terbuka.

Tabel 4.14
Cakupan Pengguna Jamban
Jumlah Kk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat)
menurut Puskesmas dan Data Puskesmas
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


34
63

Jamban Sehat Semi Jamban Sehat Keluarga dengan


Sharing/ Komunal
Permanen(JSSP) Permanen(JSP) akses terhadap
fasilitas sanitasi
NO DESA Jumlah KK yang layak
Jml Jml KK Jml Jml KK Jml Jml KK (Jamban Sehat)
Sarana Pengguna Sarana Pengguna Sarana Pengguna
Jumlah %

1 Juntinyuat 2270 - - - - 1580 1536 1536 67,7

2 Juntikebon 2756 - - - - 1494 1473 1473 53,4

3 Juntikedokan 3234 - - - - 2140 1837 56,4


1837
4 Juntiweden 1647 - - - - 1086 975 975 59,2

5 Dadap 5414 4 530 - - 3180 2973 2973 64,7

6 Lombang 2827 - - - - 1030 1075 1075 38,0

7 Limbangan 1329 - - - - 964 591 591 44,5

d. Klinik Sanitasi
Pelayanan Klinik Sanitasi Puskesmas merupakan bentuk kegiatan di
dalam dan di luar gedung puskesmas yang tujuannya melakukan konseling dan
bimbingan terhadap klien (pasien) yang mempunyai penyakit berbasis
lingkungan.
Dilihat dari manfaatnya secara tidak langsung dengan adanya klinik
sanitasi dapat menurunkan angka kejadian penyakit berbasis lingkungan
seperti: diare, cacingan, penyakit kulit, ISPA, TBC, DBD, dan penyakit berbasis
lingkungan lainnya.

e. Tempat - Tempat Umum


Tempat- Tempat Umum (TTU) di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat
masih kurang memenuhi syarat kesehatan. Hal ini disebabkan masih
rendahnya cakupan sarana dan prasarana penunjang sanitasi di tempat-tempat
umum. Banyaknya aktivitas di tempat-tempat umum mengakibatkan jumlah
polutan di tempat-tempat umum apalagi tanpa adanya dukungan sarana dan
prasarana sanitasi pada tempat-tempat umum tersebut. Kenyataan ini
mengakibatkan risiko terpaparnya polutan pada tempat-tempat umum terhadap
kesehatan manusia semakin tinggi, akibatnya akan banyak di temukan
penyakit-penyakit pada saluran pernapasan seperti ISPA, Pneumonia dan TBC
disamping penyakit berbasis lingkungan lainnya.
Kondisi cakupan Sarana Tempat-Tempat Umum (TTU) di Wilayah Kerja
Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu Tahun 2022 dapat dilihat pada
table berikut ini:

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


35
63

Tabel 4.15
Cakupan Sarana Tempat-Tempat Umum (TTU)
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

JML YG JML YG JML YG JML YG MEMENUHI


NO JENIS
ADA DIDAFTAR DIPERIKSA SYARAT

1 2 3 4 5 6

1 Hotel - - - -

2 Kolam Renang - - - -

3 Masjid 10 10 9 9

4 Gereja 1 1 1 1

5 Kelenteng - - - -

6 Pura - - - -

1 2 3 4 5 6

7 Terminal :

• Angkutan Darat - - - -

• Angkutan Laut - - - -

• Angkutan Udara - - - -

• Angkutan Sungai - - - -

8 Bioskop - - - -

9 Gedung Pertunjukan - - - -

10 Tempat Pangkas Rambut 5 5 3 3

11 Salon Kecantikan 16 16 16 13

12 Panti pijat 21 21 12 7

13 Pasar - - - -

14 Pasar Pusat Perbelanjaan 5 5 5 5

15 Taman Hiburan 1 1 1 1

16 Sekolah - - - -

• SD / MI 27 27 27 23

• SLTP 5 5 5 4

• SLTA 2 2 2 2

• Perguruan Tinggi/TK 7 7 7 5

17 Pondok Pesantren - - - -

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


36
63

JML YG JML YG JML YG JML YG MEMENUHI


NO JENIS
ADA DIDAFTAR DIPERIKSA SYARAT

1 2 3 4 5 6

18 Puskesmas 1 1 1 1

19 Rumah Sakit - - - -

20 Poli Klinik - - - -

21 Industri :

• Tekstil - - - -

• Kayu 4 4 4 3

• Barang galian non logam

• Logam - - - -

• Logam dari mesin - - - -

• Cat - - - -

• Kulit - - - -

22 Tempat penggilingan 23 23 22 12
padi/Heller

23 Perkantoran 29 29 25 17

24 PT 3 3 3 2

25 CV 5 5 5 4

Jumlah Total 165 165 148 122

f. Tempat Pengolahan Makanan


Masih rendahnya cakupan TPM disebabkan karena pengelola TPM
masih kurang pengetahuan tentang cara produksi pangan yang baik dan masih
rendahnya kesadaran untuk meningkatkan hygiene sanitasi makanan dan
minuman.

8. Perilaku Kesehatan Masyarakat


Derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh faktor lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan faktor heredity. Perilaku manusia merupakan hasil dari
segala macam pengalaman serta interaksi antara manusia dengan lingkungan yang
diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku dibentuk

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


37
63

melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku adalah faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, emosi, inovasi
dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Faktor
ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, sosial
ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.
Perilaku individu maupun masyarakat yang sehat akan meningkatkan derajat
kesehatan, begitupun sebaliknya perilaku yang kurang sehat cenderung akan
menurunkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk merubah perilaku yang tidak
sehat menjadi perilaku yang sehat, diperlukan beberapa upaya diantaranya adalah
dengan memberikan promosi/penyuluhan kesehatan yang diarahkan pada
kemandirian masyarakat untuk menolong dirinya dan memanfaatkan sumber daya
yang ada dalam mempertahankan atau meningkatkan derajat kesehatannya.

9. Konsep Sehat Sakit


Ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan individu maupun
kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut adalah keturunan, lingkungan,
perilaku dan pelayanan kesehatan. Adat istiadat dan struktur sosial masyarakat
lokal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsep sehat sakit di
wilayah yang bersangkutan. Berbagai kebiasaan masyarakat yang kurang
mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat antara lain adalah berbagai
pantangan makan makanan tertentu bagi ibu hamil dan nifas serta pemberian
makanan tambahan yang terlalu dini pada bayi.

10. Gaya Hidup


Perubahan gaya hidup sebagai dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan derasnya arus informasi telah mempengaruhi pola penyakit di
masyarakat. Saat ini masalah kesehatan telah dihadapkan pada masalah kesehatan
ganda dimana penyakit infeksi di masyarakat masih belum dapat ditekan serendah
mungkin, namun disisi lain telah muncul kecenderungan adanya peningkatan
penyakit non infeksi di masyarakat yang terkait dengan gaya hidup seperti :
Hipertensi, Obesitas, Diabetes mellitus, Cardio vaskuler disease dan Gastritis.
Gaya hidup atau perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
dapat tercermin dari cakupan rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Dengan rendahnya cakupan PHBS pada tatanan rumah tangga
tersebut menunjukkan bahwa perilaku masyarakat yang positif dalam mendukung

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


38
63

upaya peningkatan derajat kesehatan masih rendah dan belum dapat mencapai
target yang diharapkan yakni sebesar 65 % rumah tangga PHBS.

11. Perilaku Pencarian Pengobatan


Dalam kesehatan hubungan perilaku sangat erat, banyak hal yang tanpa
disadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar
bagi seseorang.individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat
pula.sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu
dengan kualitas hidup baik. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan
misalnya usaha mengobati penyakitnya sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan
atau pengobatan ke fasilitas kesehatan tradisional.
Pola pencarian pengobatan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas
Juntinyuat kabupaten Indramayu telah mencari pengobatan secara rasional, hal ini
dapat dilihat dari masyarakat yang mencari pengobatan rawat jalan ke Puskesmas,
praktik dokter dan praktik tenaga kesehatan lainnya. Salah satu faktor puskesmas
sebagai alternatif utama berobat adalah kebijakan Pemerintah Kabupaten
Indramayu mengenai pembebasan biaya (gratis) retribusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat Kabupaten Indramayu yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas.

12. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)


Kemandirian masyarakat dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan
derajat kesehatan dapat tergambar dari pencapaian Program Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM).
a. Posyandu ( Pos Pelayanan Terpadu )
Posyandu merupakan bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM). Posyandu juga merupakan jenis UKBM yang paling
memasyarakat dewasa ini dan menjadi unit penunjang kegiatan puskesmas di
wilayah kerjanya. Posyandu meliputi 5 program prioritas (KB, KIA, Gizi dan
Penaggulangan Diare) terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap
penurunan angka kematian bayi.
Tingkat perkembangan posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Juntinyuat Kabupaten Indramayu sebagai berikut:

Tabel 4.16
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman
39
63

Tingkat Perkembangan Posyandu


di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Jumlah Tingkat Kemandirian Posyandu Jml


No Desa
Pratama % Madya % Purnama % Mandiri % Posy.

1 Juntinyuat 0 0 0 0
2 28,5 5 71,5 7
2 Juntikebon 0 0 0 0 0 0
8 100 8
3 Juntikedokan 0 0 0 0
3 37,5 5 62,5 8
4 Juntiweden 0 0 0 0
3 42,8 4 57,2 7
5 Dadap 0 0 0 0
11 61,1 7 38,8 18
6 Lombang 0 0 0 0
4 50 4 50 8
7 Limbangan 0 0 0 0
1 20 4 80 5

Jumlah 0 0 24 49,3 37 60,7 0 0 61

Kondisi ini menggambarkan peran serta masyarakat masih kurang


sehingga kader kesehatan merupakan bentuk nyata dari peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan kurang dari standar pelayanan minimal
(SPM), dimana strata Posyandu Mandiri harus sebesar 40 %.
Tabel 4.17
Situasi Kader Posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Jumlah Kader
Jumlah
No Desa Tidak Jml
Posyandu Aktif
Aktif
1 Juntinyuat
7 35 0 7
2 Juntikebon
8 40 0 8
3 Juntikedokan
8 40 0 8
4 Juntiweden
7 35 0 7
5 Dadap
18 90 0 18
6 Lombang
8 40 0 8
7 Limbangan
5 25 0 5
Jumlah 61 305 0 61

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


40
63

Di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat dari jumlah posyandu 61 rata-


rata memiliki 5 orang kader. Kalua dilihat dari kwantitas sudah dianggap cukup
tapi kalau dari kwalitas masih kurang, sehingga masih perlu peningkatan
pengetahuan kader dan peran serta kader.

b. Posbindu ( Pos Pembinaan Terpadu )


Posbindu merupakan wahana pembinaan terhadap individu lanjut usia.
Kegiatan memberikan pelayanan kepada kelompok lanjut usia paling tidak
berupa penimbangan berat badan, mengukur tanda vital (terutama tekanan
darah), penyuluhan dan pemberian obat yang diperlukan. Posbindu di wilayah
kerja Puskesmas Juntinyuat berjumlah 7 Pos.

Tabel 4.18
Tingkat Perkembangan Posbindu Usila
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Tingkat Kemandirian
No Desa Jumlah
Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Juntinyuat
1 0 0 0 1
2 Juntikebon
1 0 0 0 1
3 Juntikedokan
1 0 0 0 1
4 Juntiweden
1 0 0 0 1
5 Dadap
1 0 0 0 1
6 Lombang
1 0 0 0 1
7 Limbangan
1 0 0 0 1

Jumlah 7 0 0 0 7

c. Poskesdes ( Pos Kesehatan Desa )


Pos Kesehatan Desa dibentuk sebagai upaya pendekatan pelayanan
kesehatan dan mendukung terwujudnya Desa Siaga. Di wilayah Puskesmas
Juntinyuat baru ada 5 desa yang sudah berjalan poskesdesnya dari 7 desa
yang ada.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


41
63

Tabel 4.19
Tingkat Perkembangan Poskesdes
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Tingkat Kemandirian
No Desa
Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Juntinyuat 0 0 0
0
2 Juntikebon 0 0 0
0
3 Juntikedokan 0 0 0
0
4 Juntiweden 0 0 0
1
5 Dadap 0 0
1 0
6 Lombang 0 0
0 0
7 Limbangan 0 0
0 1

Jumlah 1 2 0 0

d. DUKM ( Dana Upaya Kesehatan Masyarakat )


DUKM sebagai wujud dari JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat) atau dikenal pula sebagai Dana Sehat, adalah bentuk peran serta
masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan dirinya, keluarga dan masyarakat.
DUKM merupakan wujud penggalangan dana masyarakat untuk kepentingan
kesehatan, tetapi dengan adanya kebijakan pemerintah mengratiskan biaya
pengobatan dan perawatan (khususnya di Kabupaten Indramayu dengan
kebijakan pengobatan gratis), maupun BPJS (kebijakan pusat), kegiatan
DUKM/JPKM murni dari masyarakat tidak berjalan).

Tabel 4.20
Analisis Situasi Dana Sehat
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

No Pola Dana Sehat Jumlah Ber – DS %


1 Desa 7 7 100
2 SD 27 27 100

3 SLTP 7 7 100

4 SLTA 3 3 100

5 TK/RA 16 16 100

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


42
63

e. LSM ( Lembaga Sosial Masyarakat )


LSM adalah organisasi kemasyarakatan yang diharapkan mempunyai
kepedulian di segala bidang pembangunan, termasuk pembangunan bidang
kesehatan. LSM yang peduli terhadap kesehatan sekala nasional masih sedikit
jumlahnya. Khusus di wilayah Puskesmas Juntinyuat LSM tidak ada.

Tabel 4.21
Tingkat Perkembangan LSM
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

No Desa Nama LSM


1 Juntinyuat
0
2 Juntikebon
0
3 Juntikedokan
0
4 Juntiweden
0
5 Dadap
0
6 Lombang
0
7 Limbangan
0

f. Batra ( Pengobatan Tradisional )


Batra merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya
kesehatan, khusus pelayanan kesehatan kuratif. Dengan menggunakan metode
tradisional kegiatan pengobatan dilakukan. Di Wilayah kerja Puskesmas
Juntinyuat untuk Batra tidak ada.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


43
63

Tabel 4.22
Tingkat Perkembangan Batra
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Jumlah Pengobatan Tradisional


No Desa
Akupuntur Tabib Sinse
1 Juntinyuat 0 0 0
2 Juntikebon 0 0 0
3 Juntikedokan 0 0 0
4 Juntiweden 0 0 0
5 Dadap 0 0 0
6 Lombang 0 0 0
7 Limbangan 0 0 0

Jumlah 0 0 0

g. TOGA ( Taman Obat Keluarga )


TOGA merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam
pengembangan obat tradisional untuk kepentingan keluarga, kedepan
diharapkan TOGA dapat berkembang lebih baik dalam upaya mendukung
kembali ke obat asli Indonesia. Namun demikian kenyataannya tidak sesuai
dengan yang diharapkan, khususnya di Wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat
TOGA belum dapat berkembang.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


44
63

Tabel 4.23
Tingkat Perkembangan TOGA
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Tingkat Perkembangan
No Desa
Pratama Madya Purnama
1 Juntinyuat
0 0 0
2 Juntikebon
0 0 0
3 Juntikedokan
0 0 0
4 Juntiweden
0 0 0
5 Dadap
0 0 0
6 Lombang
0 0 0
7 Limbangan
0 0 0
Jumlah 0 0 0

h. POD ( Pos Obat Desa )


POD merupakan upaya untuk memberdayakan kader di desa agar
dapat memberikan pertolongan pertama pada kejadian sakit bagi warga
desanya. Dalam POD disediakan obat-obat untuk memberikan pertolongan
pada kasus demam, dan diare (oralit), namun dengan semakin banyaknya
petugas kesehatan di desa-desa POD kurang bisa berjala

Tabel 4.24
Tingkat Perkembangan POD
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Tingkat Kemandirian
No Desa
Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Juntinyuat 0 0 0
0
2 Juntikebon 0 0 0 0

3 Juntikedokan 0 0 0 0

4 Juntiweden 0 0 0 0

5 Dadap 0 0 0 0

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


45
63

Tingkat Kemandirian
No Desa
Pratama Madya Purnama Mandiri

6 Lombang 0 0 0 0

7 Limbangan 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0

i. UKK ( Upaya Kesehatan Kerja )


UKK merupakan suatu upaya pendekatan pelayanan kesehatan kepada
kelompok kerja, namun dengan adanya kebijakan pemerintah dalam
memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan UKK tidak berjalan.
Cakupan Pos UKK yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat
Tahun 2022 dapat dilihat pada table berikt ini:
Tabel 4.25
Tingkat Perkembangan POS UKK
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

No Desa Jumlah Pos UKK


1 Juntinyuat 1
2 Juntikebon 0
3 Juntikedokan 1
4 Juntiweden 2
5 Dadap 0
6 Lombang 0
7 Limbangan 0

Jumlah 4

j. SBH ( Saka Bakti Husada )


SBH merupakan bentuk kegiatan pramuka yang dikhususkan untuk
menanamkan kebiasaan hidup sehat bagi anak-anak dan pemuda, diharapkan
anak-anak dan pemuda disamping melaksanakan prilaku hidup sehat juga
dapat mewarnai kebiasaan hidup sehat bagi anggota keluarga dan teman
sebayanya.
Tingka`t Perkembangan Saka Bakti Husada (SBH) yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 dapat dilihat pada table berikt ini:

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


46
63

Tabel 4.26
Tingkat Perkembangan SBH
di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Tingkat Jumlah Tingkat Kemandirian


No
Pendidikan sekolah Pratama Madya Purnama Mandiri
1 SD 27 0 0 0 0

2 SLTP 7 0 0 0 0

3 SLTA 3 0 0 0 0

JUMLAH 37 0 0 0 0

B. PROGRAM DAN TARGET PEMBANGUNAN KESEHATAN


1. PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Program Pembangunan Kesehatan, dengan kegiatan meliputi:
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
 Penyedian jasa surat-menyurat
 Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik
 Penyediaan jasa administrasi keuangan
 Penyediaan alat tulis kantor
 Penyediaan bahan bacaan
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur:
 Pengadaan perlengkapan gedung kantor
 Pemeliharaan rutin/berkala gedung dan peralatan kantor
 Pengadaan kendaraan operasional
 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/oprasional
c. Program Peningkatan dan Pengembangan System Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan :
 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ihktisar realisasi kinerja dan
keuangan SKPD

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


47
63

d. Program Pengembangan Data / Informasi :


 Pengumpulan Up-Dating informasi capaian kinerja program dan kegiatan
e. Program Peningkatan Kesehatan :
 Peningkatan gizi kelompok rawan
 Peningkatan imunisasi
 Peningkatan pelayanan kesehatan anak dan remaja
 Peningkatan pelayanan kesehatan bayi dan balita
 Peningkatan pelayanan kesehatan ibu
f. Program Peningkatan Gizi Masyarakat :
 Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk
 Peningkatan gizi masyarakat
g. Program Promosi Kesehatan :
 Menetapkan kawasan bebas rokok dan peningkatan drajat kesehatan
masyarakat
 Penyelenggaraan dan pengembangan promosi kesehatan
h. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit :
 Peningkatan surveilance epidemiologi dan penanggulangan wabah
 Penanggulangan penyakit menular langsung
 Pencegahan dan pengendalian penyakit bersumber binatang
i. Program Pelayanan Kesehatan :
 Oprasional puskesmas
 Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
 Pelayanan kesehatan khusus dan penyakit tidak menular
 Pelayanan laboraturium kesehatan
 Penataan sarana dan prasarana kesehatan
 Penataan sarana dan prasarana kesehatan
 Pengawasan, pembinaan pelayanan kesehatan swasta
 Pengolahan obat dan perbekalan kesehatan
 Peningkatan manajemen dan akreditasi puskesmas
 Peningkatan pelayanan kesdas
 Peningkatan pelayanan kesehatan lansia
 Penunjang kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
 Penyediaan obat pelayanan kesehatan dasar dan perbekalan kesehatan
 Sistem informasi kesehatan

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


48
63

j. Program Penyehatan Lingkungan :


 Peningkatan kualitas sanitasi dasar dan lingkungan
 Pembinaan dan pengawasan tempat-tempat umum dan industri
 Pengawasan makanan dan minuman.

2. TARGET PEMBANGUNAN KESEHATAN


Kondisi kesehatan masyarakat yang diharapkan dalam pembangunan
kesehatan di Kabupaten Indramayu diwujudkan dalam bentuk pencapaian target
indicator derajat kesehatan, hasil antara, proses dan masukan yang disesuaikan
dengan Standar Pelayanan Minimal Kabupaten.
a. Derajat Kesehatan
Indikator derajat kesehatan dan target yang hendak dicapai pada tahun
2022 adalah sebagai berikut:
1) Mortalitas
 Angka Kematian Bayi 40 per 1.000 kelahiran hidup
 Angka Kematian Balita 58 per 1.000 kelahiran hidup
 Angka Kematian Ibu Melahirkan 150 per 100.000 kelahiran hidup
 Angka Harapan Hidup Waktu Lahir 67,9
2) Morbiditas
 Angka Kesakitan Malaria 5 kasus per 1.000 penduduk
 Angka Kesembuhan Penderita Tb Paru BTA+ 85 %
 Prevalensi HIV (Persentase kasus terhadap penduduk beresiko) 0,9%
 Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada anak usia <15 tahun 0,9 per
100.000 anak
 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) 2 per 100.000
penduduk
3) Status Gizi
 Prevalensi balita gizi buruk < 5%
 Persentase kecamatan bebas rawan gizi > 80 %
b. Hasil dan Target
Hasil antara dan target yang hendak dicapai dalam pembangunan
kesehatan tahun 2021 adalah sebagai berikut:
1) Keadaan Lingkungan
 Persentase Rumah Sehat 80 %
 Persentase Tempat-Tempat Umum Sehat 80%
 Rumah/bangunan bebas jentik aedes >95%

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


49
63

 Institusi yang dibina 70%


2) Perilaku Hidup Masyarakat
 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat 65%
 Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri 40%
 Desa dengan garam beriodium baik 90%
 Balita yang dating dan ditimbang di posyandu 80%
 Balita yang naik berat badannya 60%
3) Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
 Persentase penduduk yang memanfaatkan puskesmas 15%
 Persentase penduduk yang memanfaatkan Rumah Sakit 1,5%
 Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan laboratorium
kesehatan 100%
 Persentase Rumah Sakit yang menyelenggarakan 4 pelayanan kesehatan
spesialis dasar 100%
 Persentase obat generic berlogo dalam persediaan obat 100%
 Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan 90%
 Pengadaan obat essensial 100%
 Cakupan kunjungan ibu hamil 100%
 Cakupan kunjungan neonates 100%
4) Proses dan Masukan Pelayanan Kesehatan
 Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan 100%
 Ibu hamil dengan resiko yang dirujuk 100%
 Ibu hamil dengan resiko tinggi/komplikasi yang ditangani 80%
 Neonatal resiko tinggi/komplikasi yang ditangani 80%
 Cakupan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang ditangani
100%
 Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah 100%
 Cakupan sekolah SD yang melaksanakan penjaringan 100%
 Cakupan penjaringan kesehatan peserta didik SD 100%
 Cakupan pelayanan kesehatan remaja 100%
 Persentase desa yang mencapai “Universal Child Immunization”(UCI)
100%
 Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 100%
 Penderita DBD yang ditangani 80%
 Balita Diare yang ditangani 100%

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


50
63

 Persentase desa terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani <24
jam 100%
 Persentase ibu hamil mendapat Tabel Fe 90 Tabel 92%
 Persentase balita gizi buruk mendapatkan perawatan 100%
 Cakupan balita mendapat Vitamin A 2 kali pertahun 90%
 Persentasi baduta dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) dari
keluarga miskin yang mendapat MP ASI 100%
 Bayi 6-11 bulan mendapat Vitamin A 100%
 Ibu nifas mendapat Vitamin A 100%
 Persentase bayi yang mendapatkan ASI secara Eksklusif 6 bulan 80%
 Persentase murid SD/MI yang mendapat pemeriksaan gigi dan mulut
100%
 Persentase pekerja yang mendapatkan pelayanan kesehatan kerja 80%
 Persentase keluarga miskin yang mendapat pelayanan kesehatan 100%
5) Sumber Daya Kesehatan
 Rasio Dokter Umum 29 per 100.000 penduduk
 Rasio Dokter Spesialis 8 per 100.000 penduduk
 Rasio Dokter Keluarga 2 per 1.000 penduduk
 Rasio Dokter Gigi 10 per 100.000 penduduk
 Rasio Apoteker 8 per 100.000 penduduk
 Rasio Asisten Apoteker 17 per 100.000 penduduk
 Rasio Bidan 100 per 100.000 penduduk
 Rasio Perawat 14 per 100.000 penduduk
 Rasio Ahli Gizi/Nutrisionis 16 per 100.000 penduduk
 Rasio Ahli Sanitasi 9 per 100.000 penduduk
 Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat 7 per 100.000 penduduk
 Persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan
kesehatan 80%
 Alokasi anggaran kesehatan pemerintah Rp 100.000,- per kapita pertahun
 Rata-rata persentase anggaran kesehatan dalam APBD kabupaten 15%
6) Manajemen Kesehatan
 Terselenggaranya Dokumentasi Sistem Kesehatan
 Penyusunan Profil Kesehatan Rutin Setiap Tahun
7) Kontribusi Sektor Terkait

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


51
63

 Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih 85%


 Angka kecelakaan lalu lintas 10 per 100.000 penduduk
 Persentase Penduduk Melek Huruf 95%

Tabel 4.27
Standar Pelayanan Minimal SPM sesuai Permenkes No 4 Tahun 2022

PENCAPAIAN

NO JENIS PELAYANAN SASARAN TARGET Absolut %

1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 796 100% 744 93,47


2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 759 100% 722 95,13
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir 723 100% 734 101,52
4 Pelayanan Kesehatan Balita 3558 100% 2771 77,88
Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan 100%
5 7308 7308 100,00
dasar
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 31599 100% 20644 65,33
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 6277 100% 3334 53,11
8 Pelayanan kesehatan penderita Hipertensi 16311 100% 1617 9,91
Pelayanan kesehatan penderita Diabetes 100%
9 893 353 39,53
Melitus (DM)
Pelayanan kesehatan orang dengan Gangguan 100%
10 73 57 78,08
Jiwa (ODGJ) berat
Pelayanan kesehatan orang terduga 100%
11 362 231 63,81
Tuberkulosis
Pelayanan kesehatan orang dengan risiko
terinfeksi Virus yang melemahkan Daya tahan
12 914 100% 740 80,96
tubuh manusia (Human Immunodefiency
Virus)

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


52
63

BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan


bahwa Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan
oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. Pemerintah bertanggung
jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi
seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sumber daya kesehatan perlu
ditingkatkan dan didayagunakan, sehingga dapat mendukung peningkatan pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Sumber daya kesehatan meliputi pula penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan/kedokteran, serta data dan informasi yang makin
penting peranannya. Untuk mendukung keberhasilan pencapaian cakupan program
kesehatan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya kesehatan yang mencukupi
sesuai kebutuhan.

A. SARANA KESEHATAN
Dalam melaksanakan program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kaplongan
Kabupaten Indramayu diperlukan dukungan sarana kesehatan yang mencukupi dan
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Data ketersediaan sarana kesehatan yang ada
di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu baik milik pemerintah
maupun swasta disajikan pada tabel berikut:

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


53
63

Tabel 5.1
Jumlah Sarana Kesehatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022

Desa
No Fasilitas Kesehatan Jml
JYuat JKeb JKed JWed Ddp Lom Lim

1 Puskesmas 0 1 0 0 0 0 0 1

2 Puskesmas Keliling 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Pos Pelayanan Terpadu 7 8 8 7 18 8 5 61


(Posyandu)

4 Pos Bimbingan Terpadu 1 1 1 1 1 1 1 7


(Posbindu)

5 Pos Kesehatan Pondok Peantren 0 0 0 0 0 0 0 0


(Poskestren)

6 Desa Siaga 1 1 1 1 1 1 1 7

7 Dokter Praktek Perorangan 2 1 0 0 0 0 0 3

8 Praktek Pengobatan Tradisional 8 6 7 3 5 5 4 38


(BATRA)

9 PUSTU 0 0 0 0 1 0 1 2

10 POSKESDES 1 0 0 1 1 0 0 3

Sumber: Laporan SP3 Puskesmas

B. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi dan
non profesi serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan, yang terlibat dan bekerja
serta mengabdikan dirinya dalam upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat. Tenaga kesehatan profesi adalah tenaga kesehatan yang telah melalui
pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi di bidang kesehatan.
Sedangkan tenaga kesehatan non profesi adalah tenaga kesehatan yang telah melalui
pemdidikan vokasi, pendidikan akademis tanpa melalui pendidikan profesi dalam bidang
kesehatan. Tenaga pendukung/penunjang kesehatan adalah setiap tenaga yang telah
memiliki ijazah pendidikan vokasi atau pendidikan dirinya dibidang kesehatan sesuai
keahliannya serta tenaga lainnya yang telah mengikuti pelatihan di bidang kesehatan

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


54
63

sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam mendukung penyelenggaraan


pelayanan kesehatan.
Pembangunan kesehatan harus didukung dengan pemenuhan seluruh kebutuhan
SDM kesehatan yang berkualitas, memiliki kemampuan perencanaan SDM yang mantap
dengan didukung oleh sistem informasi SDM kesehatan yang efektif dan efisien. Oleh
karena itu dibutuhkan upaya-upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan,
pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan yang efektif dan efisien. Pengelolaan
sumber daya manusia kesehatan diarahkan pada ketersediaan SDM Kesehatan yang
kompeten sesuai kebutuhan, terdistribusi secara adil dan merata serta didayagunakan
secara optimal dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya.
Pelaksanaan upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila
ketersediaan sumber daya manusia kesehatan dapat tercukupi dan merata
penyebarannya sesuai kebutuhan. Penyelenggaraan program pembangunan kesehatan
akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila seluruh masyarakat mempunyai akses
terhadap pelayanan kesehatan, sehingga diperlukan tersedianya tenaga kesehatan yang
berkualitas dan jumlah yang tersedia mempunyai rasio yang ideal terhadap jumlah
penduduk.
Kondisi ketersediaan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Juntinyuat
Kabupaten Indramayu Tahun 2022 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2
Ketersediaan Tenaga Kesehatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Juntinyuat (Desember 2022)

Status
No Jenis Tenaga Non PNS Jumlah
PNS
BOP BOK BLUD THL
A. Fungsional
1 Dokter Gigi 1 - - - - 1
(Kepala
Puskesmas )

2 Dokter umum 1 - - 1 - 2
3 Nutrisionis 1 - - - 1
4 Perawat 17 - - 4 1 22
5 Bidan 7 - - 4 4 15
6 Promkes 1 - 1 - - 2

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


55
63

7 Sanitasi - - 1 - - 1
8 Analis Kesehatan - - - - 1 1
10 Asisten Apoteker - - - 1 - 1
B. Pelaksana
11 TU 1 - - - - 1
12 Administrasi 2 - - 1 4 7
13 Pengelola - - 1 - - 1
Keuangan
14 Kebersihan - - - 1 - 1

15 Supir Ambulan - - - 1 - 1

JUMLAH 31 - 3 13 10 57

Apabila melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa kondisi jumlah tenaga
kesehatan di Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu saat ini masih belum
mencukupi apabila dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan. Untuk itu
diperlukan percepatan pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan melalui perencanaan
kebutuhan tenaga kesehatan yang mengacu pada kebutuhan yang sesuai dengan DSP
(Daftar Standar Pegawai) berdasarkan Kepmenkes RI NO.976/Menkes/SK/VIII/1999
tanggal 5 Agustus 1999.
Program distribusi dan manajemen karir SDM kesehatan juga harus dapat
dilaksanakan dalam rangka mendukung pemerataan dan peningkatan pelayanan
kesehatan. Seperti diketahui, permasalahan kesehatan selain kondisi jumlah tenaga
kesehatan yang masih belum mencukupi sesuai kebutuhan, juga terletak pada tidak
meratanya penempatan tenaga kesehatan yang ada.
Berdasarkan data kepegawaian, diketahui bahwa ada beberapa jenis tenaga
kesehatan yang belum dimiliki puskesmas, antara lain: perawat gigi, apoteker,
pengadministrasi, bendahara, perekam medis. Kondisi tenaga kesehatan yang belum
mencukupi akan berpengaruh terhadap kinerja puskesmas dalam melaksanakan
program kesehatan sehingga akan mengakibatkan rendahnya cakupan program
kesehatan dan tidak optimalnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


56
63

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


57
63

DATA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


PENDI
NO NAMA JABATAN DIKAN PELATIHAN
DOKTER

1 Drg. SUSILO HARTATI Dokter Gigi Madya S2 MPH MP  


AN
C
MT MANAJE TE DE
BS/ MEN RP SA
Magister MT KU T PM IMUN ALS, PUSKES AD SIA APA
2 dr. SRI TASRIN, MM Dokter Madya S2 Manajemen BM STA B TCT ISAAI ACLS AS U GA     R  
MTB MANAJE SIS
BT M/ MEN KO SDI
PENDI CL PIS T MTB IMUNIS PUSKES HA PH DT APA ACL
PERAWAT JABATAN DIKAN   S PK B HIV S ASI AS T   N K R S
Keperawatan
1 ELIYAH , Skep., Ners Perawat Madya S1 + Profesi √       √ √           √  
fungsional Perawat Kesehatan
2 CASITA, AM.Kep., SKM Lanjutan S1 Masyarakat √   √   √ √ √         √  
KG
D
psic
iatri
3 NURAIDA, AMd.Kep Perawat penyelia D3 Keperawatan                 c     √  
kes
ehat
an
NAHDIATUZ ZAHRO, Keperawatan indr
4 Skep., Ners Perawat Muda S1 + Profesi           √     a   √ √  
HJ. TITIN FATIMAH, Skep., Keperawatan
5 Ners Perawat Muda S1 + Profesi √                     √  
EUIS YULIYA SUSANTY, Perawat Muda Keperawatan
6 S.Kep., Nersa S1 + Profesi                   √   √  
Perawat Muda Kons
DEWI OKTAVIANI, S.Kep., Keperawatan elor
7 Ners S1 + Profesi TB √
PERAWAT JABATAN PENDI BTCLS PIS TB HI MT IMUN MANAJ SISKOH   PH SDI AP  

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman 52


63

BM/ EMEN
MT PUSKE DT
  DIKAN PK V BS ISASI SAS AT N K AR
HJ. MAFTUHATUL Keperawatan
8 ZAEDAH, Skep., Ners Perawat Pertama S1 + Profesi √             √       √  
H. TONI FIRDAUS, Skep., Keperawatan
9 Ners Perawat Muda S1 + Profesi √   √                 √  
M KHUDRI YAMANI, Skep., Keperawatan
10 Ners Perawat MUda S1 + Profesi   √                   √  
Keperawatan
11 NURUL HUDA, S.Kep.Ners Perawat Muda S1 + Profesi                   √   √  
Keperawatan
12 SUSANTI, S.Kep.Ners Perawa Pertama S1 + Profesi                       √  
Perawa Pertama Keperawatan
13 ERIH HAYATI, Skep.Ners S1 + Profesi
Perawa Pertama Keperawatan
14 NURAENI, S.Kep.Ners S1 + Profesi
15 CARWILAH, AMd.Kep Perawat Pelaksana D3 Keperawatan √                       √
16 DEVIE IRMAYANI, AMd.Kep   D3 Keperawatan     √ √               √  
17 VERAWATI, AMK   D3 Keperawatan                       √  
18 SRI RAHAYU, AMKep   D3 Keperawatan √                     √  
SI
19 SUSLIYAH, AMK   D3 Keperawatan                     √ PTM
20 IIT TRIYANI, AMd.Kep   D3 Keperawatan √                     √  
21 DECY ADITAMA, AMd.Kep   D3 Keperawatan √                     √  
P
P
G
D KEL Upd
 PENDIDIKAN AP O CT SUFA MTBS IMUNISA AS BBL AB PK APA ate
  B. BIDAN  JABATAN   MU N N U S MTBM SI IBU R PK PR R APN
AN
C
Ter
pad
1 HJ. SHOLIHAH, SST Bidan Madya D4 Kebidanan √ √   √ √ √   √ √ √ u √  
2 ONISA, AMd.Keb Pelaksana Bidan D3 Kebidanan √ √ √ √     √         √  
  B. BIDAN  JABATAN  PENDI MU AP PP C SU MTB IMUNIS KELAS BBL AB PK AP Upd
DIKAN N GD T FAS S ASI IBU R PK PR AR ate

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman 53


63

  MTB AP
  ON U M N
3 HJ YAYAH J, STr. Keb Bidan Pertama D4 Kebidanan √ √ √         √ √   √ √ √
4 SRI HAYATI, SST Bidan Ahli Pertama D4 Kebidanan √ √ √ √     √ √ √     √ √
5 RAMINAH, STr.Keb Bidan Pertama D4 Kebidanan √ √   √     √   √     √ √
SRI WIDIYANINGSIH, AMd.
6 Keb Pelaksana Bidan D3 Kebidanan √ √ √         √ √     √  
DEWI SRI ALININGSIH,
7 STr. Keb Bidan Pertama D3 Kebidanan √ √   √     √ √   √   √  
8 FITRIYAH, AMd. Keb   D3 Kebidanan √                     √ √
9 VIDA AMALIA, STr. Keb   D4 Kebidanan √ √ √                 √  
DESTIKA VENI AFIYANTI,
10 STr. Keb   D4 Kebidanan √ √ √                 √  
11 IIS ISTIQOMAH, AMd. Keb   D3 Kebidanan √ √ √                 √  
SEPTI YULANDA, AMd.
12 Keb   D3 Kebidanan   √                   √  
13 TUTI HARYATI, AMd. Keb   D3 Kebidanan √ √                   √  
16 RAHMA NIYAH, AMd. Keb   D3 Kebidanan   √ √                  
17 ANDIANI SITI N, AMd.Keb √ √

Analis Kesehatan
1 Kusniyah, AMd.AK D3
TATA USAHA
APAR
1 WACHYUNINGSIH, SST Ka Sub Bag TU D4 Kebidanan                    
Kesehatan Manajemen  
2 SUETIN, SKM Pengadministrasi Umum S1 Masyarakat Puskesmas               APAR
PROMKES
Manajem
en
Penyuluh Kesehatan Kesehatan Puskesm PISP
1 IRMAYANTI DJOHAR, SKM masyarakat Pertama S1 Masyarakat pemantauan Pertumbuhan Balita as K        
 

Kesehatan
2 EDY JAMHARI, SKM Promotor Kesehatan S1 Masyarakat APAR                

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman 54


63

KESEHATAN LINGKUNGAN

1 Aci Suherningsih, S.KM


ASISTEN APOTEKER
MAYA NURHAYATI, AMd
Farm  Asisten Apoteker
1 D3              
PELAKSNA
Kesehatan
1 SARMINAH, SKM Pengadministrasi Umum S1 Masyarakat     APAR  Kesehatan dan keselamatan kerja
2 DENNI ANGGARA, SH   S1 Hukum                   APAR
Kesehatan
3 LINDA ALFIYANI, SKM   S1 Masyarakat                   APAR
Kesehatan
4 NURSARIH   S1 Masyarakat                   APAR
5 NINING SUNINGSIH   SMA                     APAR

6 DICKY PURNAMA Pet Kebersihan SMA                     APAR


7 HADI Supir SMA                     APAR
8 AYU AMALIA RIVA’I Pengelola Keuangan S1 EKonomi

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman 55


63

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Menurut Pasal 170 (1) Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 menyebutkan
bahwa Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya. Pembiayaan kesehatan yang berasal dari berbagai
sumber, baik dari pemerintah, masyarakat, dan swasta harus mencukupi bagi
penyelenggaraan upaya kesehatan, dan dikelola secara berhasil-guna dan berdaya-
guna. Untuk menjamin terpelihara dan terlindunginya masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan, pembiayaan kesehatan diselenggarakan secara nasional
dengan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas.
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
dibutuhkan pembiayaan kesehatan yang dapat menjamin kecukupan, berkelanjutan,
efektif, efisien, akuntabel, dan berkesinambungan. Pembiayaan kesehatan merupakan
suatu proses yang terus-menerus dan terkendali, sehingga diharapkan dapat tersedia
dana kesehatan yang memadai dan berkesinambungan, yang bersumber dari
masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan sumber lainnya.
Perencanaan dan pengaturan pembiayaan kesehatan adalah hal yang penting
sehingga dapat menggali sumber dana kesehatan, mengalokasikannya secara rasional,
menggunakannya secara efisien dan efektif serta diarahkan pada hal-hal pokok yakni
kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas, menghilangkan hambatan
biaya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dikarenakan pembiayaan tunai
perorangan, pemerataan dalam akses pelayanan kesehatan, peningkatan efisiensi dan
efektifitas alokasi sumber daya serta kualitas pelayanan kesehatan.
Pembiayaan kesehatan yang mengutamakan pemerataan serta berpihak kepada
masyarakat miskin akan mendorong tercapainya akses pelayanan kesehatan yang
universal.
Pengalokasian pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah
diharapkan tidak lagi membiayai pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif, sehingga
sepenuhnya diarahkan untuk membiayai upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan
preventif. Pemerintah hanya membiayai upaya kesehatan kuratif dan rehabilitatif bagi
masyarakat rentan dan miskin, yang dikelola melalui sistem jaminan kesehatan.
Pengelolaan pembiayaan kesehatan melalui sistem jaminan kesehatan nasional
diharapkan telah mantap dan semua penduduk juga diharapkan dapat dicakup dalam
jaminan kesehatan nasional.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


59
63

Walaupun pembiayaan pelayanan dan operasional sudah ditopang oleh anggaran


yang diperoleh dari jasa kapitasi JKN namun Keterbatasan anggaran kesehatan dari
APBD Kabupaten Indramayu sangat berdampak pada upaya pemenuhan dan
peningkatan sarana dan prasarana kesehatan.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


60
63

BAB VI
KESIMPULAN

Untuk memberikan informasi yang menyeluruh dan ringkas mengenai indikator


derajat kesehatan dan hasil pencapaian program kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Juntinyuat Kabupaten Indramayu pada Tahun 2022, maka dapat disimpulkan, sebagai
berikut :
1. Rasio jumlah tenaga kesehatan dibandingkan dengan jumlah penduduk masih belum
ideal. Ketersediaan sarana dan prasarana cukup memadai, didukung dengan
keberadaan upaya kesehatan berbasis masyarakat (Posyandu, Posbindu dan Pustu)
yang sudah berjalan dengan baik.
2. Dalam pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan, Puskesmas Juntinyuat telah berupaya
optimal sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
3. Kegiatan lintas program juga sudah terjalin. Hal ini dilaksanakan dengan maksud
efisiensi anggaran dan pendayagunaan sumber daya manusia.
4. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) telah diupayakan seoptimal mungkin, meskipun
hasilnya sebagian masih fluktuatif. Terdapat pula beberapa indikator keluaran yang
mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu kunjungan ibu hamil (K1 dan
K4), persalinan oleh nakes.
5. Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat dilaksanakan dengan pemberian PMT
pemulihan dan PMT penyuluhan dengan memberdayakan anggaran pemerintah, baik
APBD tingkat I maupun APBD tingkat II. Hasil yang didapatkan mencerminkan upaya
tersebut sudah cukup baik, yaitu indikator D/S, N/S dan K/S telah mencapai target.
6. Hasil pelaksanaan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit fluktuatif.
7. Upaya pengobatan dilaksanakan dengan tujuan memberikan pelayanan prima bagi
pengunjung.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


61
63

LAMPIRAN

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


62
63

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


63
63

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


64
63

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juntinyuat Tahun 2022 |Halaman


65

Anda mungkin juga menyukai