Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS

PENEMUAN KASUS ILTB


KELOMPOK 2
KABUPATEN INDRAMAYU
Anggota kelompok 2
1.dr.Bintang
2. dr.Sanudin
3. Dr. Sri Tasrini
4. Hj Huliyati
5. Dine Yusnita
6. Susanti
7. Cucu Carminih
8. Irmayanti Djohar
9. Dewi Handayani
10. dr. Lucyana
11. Hesti Heryanti
12. Wayana Tri Wulandarai
13. Casita
14. Septian Dwi
15. Yopan
16. dr. Henry
1. Yang dilakukan untuk pelaksanaan IK sampai ditemukan kasus TBC dan
pemberian TPT
a. Mendapatkan data pasien TB (sebagai indeks kasus)baik dari
Puskesmas,RS maupun klinik/DPM dari SITB
b. Petugas TB/kader mendapatkan data kontak erat serumah/social
dari kegiatan IK aktif maupun pasif
c. Kontak erat dilakukan skrining TBC (gejala dan pemeriksaan TCM)
d. Jika hasil TCM positif maka diberikan terapi sesuai temuan kasus
e. jika hasil TCM negatif dan pemeriksaan pendukung/Rontgen dada
negative maka dilakukan mantoux test
f. Jika Mantoux test positif, berikan TPT
2. Cara merujuk kontak TB SO/RO sampai
mendapatkan pemeriksaan TBC lebih lanjut
a. Apabila kasus TB ditemukan dari RS/DPM/Klinik maka untuk kontak
serumah dianjurkan untuk pemeriksaan IK ke Puskesmas terdekat
dan apabila pasien dari Puskesmas maka kontak erat dapat
langsung diperiksa
b. Petugas TB/kader mendapatkan data kontak erat serumah/social
dari kegiatan IK aktif maupun pasif
c. Untuk wilayah khusus (lapas, boarding school, barak militer) kontak
erat diisolasi sebelum mendapatkan hasil TCM
d. Edukasi keluarga atau kontak erat untuk selalu memakai masker
3. Hambatan atau tantangan beserta Upaya tindak
lanjut yang dapat dilakukan pada pelaksanaan IK
a. Hambatan: beban kerja yang tinggi pada petugas.
Tindak lanjut : Menggandeng petugas lain/ Kerjasama lintas program
diperkuat sebagai tim IK, memberdayakan kader Kesehatan masyarakat
b. Hambatan : Motivasi petugas yang kurang
Tindak lanjut : Reward berupa penambahan poin remunerasi/ jasa
c. Hambatan : Pemahaman petugas puskesmas belum merata
Tindak lanjut: Sosialisasi informasi program TB pada semua kegiatan
4. Koordinasi antara dinas kesehatan dengan
RS/DPM/klinik
a. Membuat MOU jejaring P2TB (DOTS dan SITB)
b. Membuat grup WA faskes non puskesmas sehingga memudahkan
koordinasi dan konsultasi
c. membuat grup WA faskes RS dan Puskesmas
d. Untuk mempermudah koordinasi, dinas Kesehatan memetakan
wilayah kerja puskesmas dengan data Indeks kasus yang dikirimkan
oleh faskes non Puskesmas
5. Alur Koordinasi data Indeks ke
kader/komunitas
a. Petugas TB mendapat data indeks kasus dari SITB
b. Petugas berkoordinasi dengan kader/komunitas untuk pelaksanaan
IK dan berbagi tugas dalam pelaksanaannya
c. Setelah pelaksanaan IK, kader/komunitas menyerahkan hasil IK
kepada petugas TB untuk dientri kedalam SITB

Anda mungkin juga menyukai