Anda di halaman 1dari 20

SURVEILANS KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN


JATI WARNA KOTA BEKASI
TAHUN 2015

OLEH: KELOMPOK 9
RISMUNANDY MALAKA 155190093
MARIA FITRI ANGGRAINI 155190057
NOVIA YUSDIANA
155190072
MAMAY MARYA ULFAH
155190150
MIDYAWATI AHMAD
155190062
PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
2015/2016

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Pada tahun 2014, sampai pertengahan


bulan Desember tercatat penderita DBD di
34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668
orang, dan 641 diantaranya meninggal
dunia (Kemenkes RI, 2015)

Dinas Kesehatan Kota


Bekasi mencatat, jumlah
penderita DBD
2011

Berdasarkan data
tahunan dari
Puskesmas Jati Warna
2011

Sumber: Dinkes Kota Bekasi, 2015).

2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, team


tertarik untuk melakukan survei kasus
DBD berdasarkan
data Puskesmas
Jatiwarna tahun 2015.
3. Tujuan

Umum

Untuk mengetahui distribusi kasus DBD di


wilayah kerja Puskesmas Jatiwarna Kota Bekasi
tahun 2015.

Tujuan Khusus
Tersedianya data dan informasi tentang
penyakit DBD pada Puskesmas Jatiwarna Kota
Bekasi Tahun 2015.
Terselenggaranya pengolahan data dan analisis
data sebagai bahan pengambilan keputusan.
Adanya peningkatan kewaspadaan terhadap
kejadian luar biasa di masa depan di wilayah
kerja Puskesmas Jatiwarna Kota Bekasi.
Adanya perencanaan penanggulangan kasus
DBD di wilayah kerja Puskesmas Jatiwarna Kota
Bekasi tahun 2015.

4. Strategi Kegiatan
Surveilans
Pengambilan data dari Puskesmas Jatiwarna
Kota Bekasi dari bulan Januari sampai
dengan Desember 2015.
Pengolahan data
Analisis dan interpretasi data
Membuat rekomendasi dan alternative
tindak lanjut
Umpan balik

Tinjauan Pustaka
Pengertian DBD

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan


penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue yang ditularkan dari orang ke orang
melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae).

Siklus Penularan DBD

Pencegahan DBD

METODE SURVEILANS
Waktu

Survei
ini
pelaksanaannya
dimulai
dari
membuat perencanaan (penyusunan proposal),
pengambilan data melalui Puskesmas Jatiwarna,
pengolahan, analisis dan interpretasi data.
Tempat

Survei ini dilakukan di wilayah kerja


Puskesmas Kota Bekasi tahun 2015.

Metode Pengambilan
Data

Dalam survei ini, kelompok menggunakan data


sekunder yaitu berupa data yang di peroleh melalui
Puskesmas Jatiwarna tentang distribusi DBD pada
tahun 2015.

Populasi, Sampel dan


Teknik Pengambilan
Sampel
a. Populasi
Populasi dalam survei ini adalah Kelurahan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Jatiwarna.
b. Sampel
Sampel dalam survei ini berupa total sampling yaitu Kelurahan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jatiwarna yaitu Kelurahan
Jatiwarna, Jatimurni, Jatimelati dengan kasus DBD.

4. Kerangka Kerja (Frame


Work)

Kerangka kerja adalah tahapan atau


langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah
yang
dilakukan
dalam
melakukan
penelitian. Kerangka kerja survei ini adalah
tentang distribusi kejadian DBD di Kota
Bekasi tahun 2015.

5. Anggaran Dana

Penggunaan anggaran dana dalam survei ini


adalah :

Transportasi + uang saku harian 5 orang : Rp. 1.250.000, Konsumsi + Rapat


: Rp. 300.000, Penggandaan
: Rp.
50.000,

TOTAL

: Rp. 1.600.000,-

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jika dilihat dari golongan umur maka kasus


DBD lebih banyak di derita pada golongan
umur 5-14 tahun, yaitu laki-laki 10 kasus,
perempuan 12 kasus = 22 kasus DBD.

Sedangkan pada golongan umur 15-44 tahun


dengan kasus DBD sebanyak 21 kasus, Lakilaki 15 kasus, perempuan 6 kasus. Sedangkan
jika dilihat berdasarkan jenis kelamin maka
yang tertinggi adalah perempuan dengan total
kasus DBD sebanyak 32, sedangkan laki-laki
sebanyak 23 kasus DBD.

PadaTahun
2015
tidak
terdapat kematian akibat
DBD. Total kasus DBD pada
tahun 2015 sebanyak 55
kasus, ssedangkan pada
tahun 2014 terjadi 21 kasus
DBD. Sehingga pada tahun
2015 ini terjadi peningkatan
kasus dua kali lipat dari
tahun sebelumnya. Jumlah
kasus DBD pada bulan
Maret yaitu sebanyak 11
kasus dimana sebelumnya
hanya terjadi 1 kasus DBD.
Kemudian pada bulan Mei
sebanyak 11 kasus dan
kasus
terbanyak
terjadi
pada
bulan
Agustus
sebanyak 12 kasus.

KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

Perlu dilakukan upaya kewaspadaan dini terhadap


peningkatan penyakit
DBD serta penyakit potensial
KLB/wabah lainnya.
pemerintah dan masyarakat dihimbau agar dapat
melaksanakan antisipasi melalui peningkatan kewaspadaan
dini di wilayahnya masing-masing sebagai berikut:
Gerakan
Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk
(Gertak-PSN) dengan cara 3M Plus
Abatisasi selektif pada tempat tempat penampungan
air yang sulit dibersihkan.
Bila ada kasus DBD, maka perlu ditindaklanjuti dengan
Penyelidikan Epidemiologi dengan radius 100 m dari
rumah penderita (+ 40 rumah)
Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
kepada masyarakat.

Apabila terjadi KLB dilakukan langkahlangkah sebagai berikut :

Membentuk Posko 24 Jam


Tim Gerak Cepat (tim TGC)
puskesmas melakukan
penanggulangan KLB dengan penanggung jawab Kepala
puskesmas (Berada ditempat/puskesmas).
Mengobati penderita sesuai standar pengobatan.
Melaporkan secepatnya kasus KLB ke Dinas Kesehatan baik secara
tertulis maupun lisan/telepon paling lambat 24 jam setelah
kejadian pada jam kerja maupun diluar jam kerja.
Melaporkan perkembangan KLB ke Dinas Kesehatan setiap hari
Mengadakan investigasi/pelacakan di lokasi kejadian tentang
besaran KLB yang mencakup :
Jumlah penderita (menurut tempat, orang, dan waktu)
Kemungkinan penyebab KLB
Ditindaklanjuti dengan PE panas dan PE jentik dengan radius 100
m dari rumah penderita (+ 40 rumah) .
Memberikan penyuluhan sesuai dengan KLB yang terjadi.
Dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Camat dan lintas
sektor yang terkait.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai