Anda di halaman 1dari 8

ada tahun 2015 terdapat 827 jiwa yang terkena penyait diare di lingkungan Kelurahan

Wates Kota Mojokerto. Diare menduduki 10 penyakit terbanyak di lingkungan Kelurahan


Wates. UPT. Puskesmas Wates Kota Mojokerto hadir dengan inovasi POSKO PAMAN
(Program Oke Singirkan Diare dengan Observasi Pangan Aman, Mencuci Tangan Pakai Sabun
dan Air Minum Aman) untuk mengatasi penyakit diare. Inovasi tersebut dapat menurunkan
penyakit diare secara signifikan dan menghantarkannya sebagai TOP 99 SINOVIK 2019 oleh
KemenPAN-RB. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mendalami Inovasi POSKO
PAMAN terkait manajemen inovasinya agar mudah diterapkan ke masyarakat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif berjenis deskriptif. Dengan sumber data
utama dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi untuk
mendapatkan acuan data yang akurat serta bersifat objektif. Penelitian ini berfokus pada
manajemen inovasi POSKO PAMAN dengan dianalisis menggunakan teori manajemen
inovasi oleh Utomo. Setelah program POSKO PAMAN berjalan 2016 – 2017 sudah mulai
membuahkan hasil yang diharapkan yakni angka penyakit diare mengalami penurunan yang
signifikan dari tahun 2015 sebesar dari 827 kasus menjadi 822 kasus (2016), 797 kasus
(2017). Tahun 2018 berjalan efektif sebagai suatu tempat atau wadah untuk melakukan
kegiatan pemeriksaan bahan tambahan pangan berbahaya yang dilarang beredar di
Indonesia. POSKO PAMAN berhasil menurunkan angka penyakit diare. POSKO PAMAN
berhasil menurunkan angka penyakit diare. Menurunkan kebiasaan makan makanan tidak
aman aman untuk merubah pola hidup lebih sehat. Atas keberhasilan program POSKO
PAMAN di Kelurahan Wates ini alangkah baiknya program ini bisa diterapkan untuk seluruh
Kelurahan dan Posyandu yang ada di Kota Mojokerto.

Kata Kunci: inovasi pelayanan , pelayanan kesehatan, posko paman.

INOVASI PROGRAM SUNAN GIRI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PROMOSI


KESEHATAN DI TK DEWI SARTIKA KECAMATAN SONGGON KABUPATEN BANYUWANGI
Fika Ardiana Putri

Abstract

Tahun 2014 Badan Pusat Statistik Banyuwangi menyebutkan bahwa angka kejadian
diare di Kabupaten Banyuwangi mencapai 25.231 kasus. Salah satu penyebab
terjadinya diare adalah hygiene personal yang kurang baik. Kecamatan Songgon
mempunyai risiko masalah kesehatan terkait hygiene personal, hal ini dapat dilihat
dari angka kejadian diare sebesar 1.306 kasus. Usia anak-anak sangat rentan
mengalami diare karena hygiene personal yang kurang baik seperti tidak cuci tangan
sebelum dan sesudah beraktivitas. TK Dewi Sartika merupakan sekolah yang masih
belum menerapkan cuci tangan dengan baik karena kurangnya edukasi, sehingga
perlu dilakukan penyuluhan di sekolah tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengembangkan inovasi Sunan Giri (Senam Cuci Tangan Pakai Sabun Gembira
Riang) dengan cara melakukan penyuluhan. Sasaran pada penyuluhan terbagi
menjadi 3 yaitu sasaran primer adalah anak TK, sasaran sekunder adalah guru TK,
dan sasaran tersier adalah orang tua wali murid. Metode penyuluhan dengan role
model, diawali dengan mengajarkan gerakan senam dan lagu cuci tangan pakai
sabun kepada guru TK, kemudian guru TK mengajarkan kepada muridnya secara
seksama. Adapun tahapan penyuluhan melalui beberapa tahap, meliputi
perencanaan, advokasi, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi. Hasil dari
kegiatan ini guru mampu mengajarkan senam CTPS dan anak-anak mampu
melakukan senam serta mempraktikkan CTPS dengan baik dan benar. Inovasi ini
telah mendapat respon baik dari pihak sekolah dan pihak Puskesmas Songgon
karena berdasarkan observasi anak TK sudah mau dan mampu melakukan cuci
tangan sebelum dan sesudah beraktifitas. Mayoritas dari mereka sudah hafal
dengan gerakan senam dan lagu cuci tangan. Harapan keberlanjutan dari inovasi ini
adalah dapat diterapkan di sekolah sederajat yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Songgon.

Keywords

Inovasi, Penyuluhan, Promosi Kesehat

Hindari diare dengan makan minum aman dan cuci tangan pakai sabun sebelum
dan setelah aktifitas.

“HADIA MAMI CINTA PASTI”

Sebutkan Langkah-langkah dalam proses


inovasi
1. Pengenalan Masalah (Problem) atau Kebutuhan (Need)
2. Penelitian Dasar dan Penelitian Terapan
3. Pengembangan
4. Komersialisasi
5. Difusi dan Adopsi
6. Konsekuensi

5 Langkah penanganan diare?


 Berikan oralit. Oralit diberikan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dengan
mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. ...
 Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut. ...
 Teruskan ASI-makan. ...
 Berikan antibiotik secara selektif. ...
 Berikan nasihat pada ibu/keluarga

 
1
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM INOVASI SISKAMPUNGA.
 
Pendahuluan
Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya k
esehatandiselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (r
ehabilitative),yang dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
B.
 
Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Inovasi
 
adalah pemasukan atau
 
 pengenalan hal-hal baru, pembaharuan, penemuan baru
 
yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenalsebelumnya. Kata kuncinya adalah
hal yang baru, pembaharu dan penemuan baru.
 
Didalam kegiatan puskesmas yang berorientasi kesehatan masyarakat sebetulnya banyak
sekalikegiatan yang bisa dikatakan sebagai kegiatan pembaharuan. Kegiatan inovatif yang
fungsinyasebagai penunjang kegiatan pokok yang sudah ada. Disamping sebagai penunjang,
kegiatan ini jugadapat dijadikan sebagai tolak ukur kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan
sebelumnya.
C.
 
Tujuan
1.
 
Tujuan UmumMengembangkan program UKM2.
 
Tujuan khususa.
 
menunjang kegiatan pokok yang sudah ada b.
 
Menjadi tolak ukur kegiatan yang sudah adac.
 
Peningkatan pelayanan demi tercapainya visi, misi dan tata nilai Puskesmas Cileles
D.
 
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1.
 
Mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan inovasi program2.
 
Menganalisis hasil identifikasi peluang inovasi3.
 
Memasukkan program inovasi kedalam perencanaan Puskesmas Cileles4.
 
Sosialisai kepada masayarakat bahwa Puskesmas Cileles memiliki program inovatif
untukmenunjang kegiatan pokok Puskesmas Cileles.5.
 
Mengevaluasi program inovasi Puskesmas Cileles6.
 
Membuat rencana tindak lanjut dan tindak lanjut terhadap program inovasi Puskesmas Cileles
E.
 
Cara Melaksanakan Kegiatan.
1.
 
Kader SISKAMPUNG melaporkan jenis penyakit baru yang ditemukan setiap 1 minggu
melaluiSMS ke nomor server.2.
 
Analisa laporan
 
2
F.
 
Sasaran
Lintas program, lintas sektor dan masyarakat.
 G.
 
Jadwal Pelaksanaan KegiatanNo Kegiatan BulanAgustus September
Oktober November Desember
1 Rekapitulasi

 

 

 

 

 
2 Analisis

 

 

 

 

 
3 RTL

 

 

 

 

 
4 Tindak lanjut

 

 

 

 

 
5 Evaluasi

 

 

 

 

 
H.
 
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Evaluasi inovasi program dilaksanakan setahun sekali pada bulan Desember.
 I.
 
Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi kegiatan
Kegiatan inovasi program SISKAMPUNG dicatat dan dilaporkan dalam bentuk laporan
kegiata
PERAN KADER POSYANDU SAKURA DALAM PEMBERDAYAAN
KESEHATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN GUNUNG SULAH KECAMATAN
WAY HALIM KOTA BANDAR LAMPUNG

RINDU PERSADA, PERSADA (2019) PERAN KADER POSYANDU SAKURA


DALAM PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN
GUNUNG SULAH KECAMATAN WAY HALIM KOTA BANDAR
LAMPUNG. Masters thesis, UIN Raden Intan Lampung.

PDF
Download (1MB) | Preview

PDF
Download (7kB) | Preview

Official URL: http://repository.radenintan.ac.id/cgi/users/home?...

Abstract

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya


Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Posyandu Sakura terintegrasi dengan kegiatan pemberdayaan kesehatan
masyarakat lainnya yang sesuai dengan kondisi wilayah setempat, seperti halnya
di Kelurahan Gunung Sulah masyarakat sekitar kurang adanya kesadaran dan
kepedulian terhadap kesehatan di lingkungan rumah tangga disebabkan pola
perilaku yang tidak bersih dan tidak sehat. Program PHBS di tatanan rumah
tangga sebagai upaya memberdayakan masyarakat dalam mencegah timbulnya
sumber penyakit, karena lebih efektif dan efisien di bandingkan upaya pengobatan.
Berdasarkan kondisi permasalahan tersebut penulis mengadakan penelitian
tentang peran kader posyandu sakura dalam pemberdayaan kesehatan
masyarakat melalui kegiatan PHBS di tatanan rumah tangga serta dampak dari
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh kader Posyandu Sakura
Kelurahan Gunung Sulah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti
secara mendalam mengenai peran kader posyandu sakura dalam
memberdayakan warga binaan yang ada di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan
Way Halim Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus
dengan pendekatan kualitatif, yakni jenis data yang dikumpulkan bukan berupa
data angka-angka, maka analisisnya adalah non statistik. Adapun teknik
pengumpulan data penerapan program PHBS di tatanan rumah tangga antara lain
menggunakan metode wawancara, observasi, studi literatur, studi dokumentasi.
Subjek penelitian ini terdiri dari subjek primer ialah penyelenggara dan warga
binaan, subjek sekunder ialah pedoman-pedoman dasar kegiatan, total responden
6 orang. Dari penelitian ini ditemukan bahwa peran kader posyandu sakura dalam
memberdayakan kesehatan masyarakat di Kelurahan Gunung Sulah melalui tiga
(tiga) tahap, yaitu promotor/motivator, pendidik, pelatih/tutor, serta dampak
pemberdayaan masyarakat berupa dampak sosial, kesehatan dan pendidikan
sehingga terciptanya kemandirian dan mampu memanfaatkan sumberdaya yang
ada sehingga dapat meningkatkan derajat hidup sehat. Maka kader posyandu
sakura dalam menjalankan program pemberdayaan kesehatan warga binaan bisa
dikatakan optimal karena mampu merubah perilaku hidup bersih dan sehat di
tatanan rumah tangga maka tercapailah pemberdayaan kesehatan masyarakat
yang dilakukan kader posyandu sakura melalui kegiatan PHBS di tatanan rumah
tangga. Kata kunci : Peran Kader Posyandu, Pemberdayaan Kesehatan
Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai