Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS KARANGANYAR

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dilakukan di tempat
berikut ini :
-

SD di kec. Karanganyar ( 10 Agustus 14 September 2015) :

Telah dipresentasikan pada tanggal

September 2015 di Puskesmas Karanganyar, Kabupaten

Karanganyar guna melengkapi tugas sebagai Dokter Internsip.

Karanganyar,

September 2015

Mengetahui,
Dokter Internsip

Pembimbing

dr. Nurina Yupi Roswanti

dr. Vembrianti Prasiwibawani


NIP. 197912152006042011

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi keberhasilan pembangunan
bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia sehat, yaitu suatu
keadaan dimana setiap orang hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup
bersih dan sehat, mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya (Dinkes, 2008, dalam Destya 2009). Pembangunan
mutu sumber daya manusia diberbagai sektor masih menitik beratkan pada programprogram pra-upaya kuratif dan rehabilitatif yang didukung oleh informasi kesehatan
sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat
dan memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri serta dapat menjangkau
pelayanan kesehatan yang berkualitas (Wijono, 1999).
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran atas hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat (Dinkes, 2008,dalam Destya, 2009). Melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) bermanfaat untuk mencegah, menanggulangi dan melindungi
diri dari ancaman penyakit serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
efektif dan efisien (Depkes, 2007). Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai
dari penyakit diare, kolera, disentri, thypus dan pneumonia/infeksi saluran pernapasan
atas (ISPA). Apabila tidak diimbangi dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), maka bisa dipastikan generasi-generasi muda akan terpapar oleh beragam
penyakit, yang mungkin bisa membahayakan kelangsungan hidup manusia di muka bumi
ini. Anak-anak merupakan sasaran tepat untuk menerapkan PHBS sedari dini. Hal
tersebut bisa menjadi tabungan atau bekal untuk mereka di kemudian hari, untuk
meneruskan PHBS sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang mampu untuk
membentengi diri mereka dari serangan berbagai penyakit.
Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu
mendapatkan perhatian mengingat usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan
terserang berbagai penyakit serta munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang

anak usia sekolah (usia 6-10), misalnya diare, kecacingan dan anemia. Dampak lainnya
dari kurang dilaksanakan PHBS diantaranya yaitu suasana belajar yang tidak mendukung
karena lingkungan sekolah yang kotor, menurunnya semangat dan prestasi belajar dan
mengajar di sekolah, menurunkan citra sekolah di masyarakat umum. Berdasarkan data
WHO (2007) menyebutkan bahwa setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat
diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60% (Depkes, 2005), anemia pada
anak sekolah 23,2% (YKB, 2007) dan masalah karies dan periodontal 74,4% (SKRT,
2001).
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diare menjadi penyebab kematian
31,4% anak. Sekitar 162.000 anak meninggal akibat diare setiap tahun, karena masih
rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Hasil studi pendahuluan di sekolah dasar yang ada di Kecamatan Karanganyar, belum
pernah dilakukan pendataan perilaku hidup bersih sehat di masing-masing sekolah, yang
pernah dilakukan hanya pembinaan dan sosialisasi mengenai bagaimana melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat.
B. Tujuan
1. Mengetahui gambaran keadaan PHBS di lingkungan SD yang ada di kecamatan
Karanganyar.
2. Mengidentifikasi masalah dihadapi untuk pelaksanaan PHBS di SD yang ada di
kecamatan Karanganyar.
3. Memberikan alternatif pemecahan masalah yang berhubungan dengan PHBS untuk
lingkungan sekolah, khususnya SD di kecamatan Karanganyar.
C. Manfaat
1. Mampu mengidentifikasi masalah yang banyak terjadi pada pelaksanaan PHBS di
sekolah
2. Mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terutama elemen sekolah dalam
menghadapi masalah perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Mampu mengoptimalkan peran puskesmas sebagai lini pertama kesehatan masyarakat.

BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN

Untuk mengetahui berbagai faktor yang mendukung serta menghambat dalam


pengembangan Puskesmas Karanganyar, perlu diadakan kajian secara seksama dengan analisis
SWOT (Strength , Weakness , Opportunity , Threat) dengan unsur-unsur sebagai berikut :
1) Kekuatan
Kekuatan (Strength) adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh
suatu organisasi, yang apabila dimanfaatkan, akan berperan besar tidak hanya dalam
memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tapi juga dalam
mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
2) Kelemahan
Kelemahan (Weakness) adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki oleh
suatu organisasi, yang apabila diatasi akan berperan besar, tidak hanya dalam
memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga
dalam mencapai tujuan yang dimiliki.
3) Kesempatan
Kesempatan (Opportunity) adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi suatu
organisasi, yang apabila dimanfaatkan akan besar peranannya dalam mencapai tujuan
organisasi.
4) Ancaman
Ancaman (Threat) adalah kendala yang bersifat negatif yang akan dihadapi suatu
organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai tujuan
organisasi.

1) Strength
a. Jumlah tenaga kesehatan yang cukup di Puskesmas Karanganyar
b. Petugas kesehatan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dalam
melakukan aktivitas penyuluhan di dalam masyarakat.
c. Adanya hubungan baik antara puskesmas sebagai sarana kesehatan primer dengan
sekolah yang ada di wilayahnya.
2) Weakness
a. Hambatan pada sumber daya puskesmas
- Tidak selalu ada tenaga yang turun langsung saat penilaian PHBS
- Kurangnya kerjasama lintas program
b. Hambatan pada masyarakat
- Tingkat kesadaran elemen sekolah yang masih rendah tentang manfaat
memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat

Kurangnya jumlah tenaga puskesmas dan pihak sekolah yang berperan serta

dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat


3) Opportunity
a. Kegiatan penilaian PHBS yang bersamaan dengan penjaringan kesehatan siswa
baru sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.
b. Adanya kerjasama dan dukungan petugas puskesmas, sekolah, dan lintas sektor.
c. Motivasi yang besar di antara petugas kesehatan untuk melaksanakan PHBS
menyeluruh pada wilayah puskesmas.
4) Threat
a. Tingginya angka kesakitan karena perilaku kurang bersih dan sehat yang belum
terdeteksi
b. Perilaku dan budaya masyarakat belum mendukung program perilaku hidup
bersih dan sehat.
c. Wilayah kerja puskesmas yang cukup luas.

BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

A. Alternatif Pemecahan Masalah


Berdasarkan penyebab-penyebab yang ada, didapatkan beberapa alternatif penyelesaian
masalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan motivasi serta kinerja petugas kesehatan untuk lebih giat
menyelenggarakan penilaian pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.
2. Membekali elemen sekolah yang mampu dan potensial dengan pengetahuan yang
cukup tentang kesehatan
3. Meningkatkan minat dan motivasi pihak sekolah untuk lebih menggalakkan program
perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah masing-masing.

B. Pemilihan Intervensi
Alternatif pemecahan masalah di atas apabila terlaksana daapat menyelesaikan
permasalahan tentang pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat. Namun, untuk
melaksanakan pemecahan masalah tersebut secara bersamaan akan sangat sulit. Oleh karena
itu, intervensi awal yang dapat dilaksanakan adalah dengan mengamati pelaksanaan perilaku
hidup bersih dan sehat terutama di sekolah.

BAB IV
PELAKSANAAN
A. Metode Intervensi
Metode intervensi awal yang dipilih adalah dengan mengamati dan menilai pelaksanaan
perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah. Metode ini diharapkan menambah kewaspadaan
puskesmas sekaligus sebagai sarana memberikan masukan ke pihak sekolah. Kegiatan ini
dilakukan bersamaan dengan kegiatan penjaringan kesehatan siswa baru di sekolah-sekolah
dasar wilayah puskesmas.
B. Sasaran Intervensi
Sekolah dasar di wilayah Puskesmas Karanganyar
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan yaitu pada saat penjaringan kesehatan siswa baru di sekolah dasar yang
ada di wilayah Puskesmas Karanganyar, tanggal 10 Agustus sampai 14 September 2015.

A. Dokumentasi Kegiatan

BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring dan Evaluasi Proses


Intervensi pada kegiatan penilaian PHBS berupa pengamatan dan penilaian petugas di
lingkungan sekolah. Selain mengamati secara langsung, petugas dapat menanyakan masalah
pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang sudah atau belum dilaksanakan di sekolah
tersebut. Petugas juga dapat memberikan masukan secara langsung ke pihak sekolah,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai perilaku hidup bersih dan sehat untuk
dilaksanakan di sekolah.
B. Evaluasi Target
Selama kegiatan, hampir seluruh pihak yang berwenang di sekolah tampak berminat
terbuka menyampaikan permasalahan dan melakukan tanya jawab dengan petugas kesehatan
untuk memperbaiki pelaksanaan yang masih kurang. Adanya petugas kesehatan yang
lengkap terdiri dari dokter, bidan wilayah, dan petugas pemegang program diharapkan dapat

meningkatkan kepercayaan dan semangat terhadap tindak lanjut pelaksanaan perilaku hidup
bersih dan sehat di puskesmas.

Nama Peserta :

dr. Nurina Yupi Roswanti

Tanda Tangan :

Nama Pendamping :
Nama Wahana :
Tema :
Tujuan :

dr. Prananingrum Dwi Oktarina


Sulastri, SKM.
Tanda Tangan :
Puskesmas Karanganyar
Pengamatan dan penilaian pelaksanaan PHBS di lingkungan sekolah
Evaluasi pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan
di sekolah, khususnya sekolah dasar.

Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Jumlah Peserta :

13 Agustus 2015
08.30 - 10.00
SDN 02 Jantiharjo
32 orang

NOTULEN KEGIATAN :
08.30

: Pembukaan
Pendataan indikator PHBS yang ada di sekolah

09.30

: Penilaian dan pengelompokan kategori PHBS sesuai indikator

10.00

: Evaluasi kegiatan serta pembahasan atau pemberian saran kepada pihak sekolah
terkait masalah yang ditemukan dan disampaikan oleh sekolah.

Anda mungkin juga menyukai