Anda di halaman 1dari 32

.

PENDAHULUAN
Di Indonesia setiap 30 detik satu orang tertular Tuberkulosis atau TBC, dan rata-rata 13 orang
meninggal setiap satu jam. Saat ini Indonesia menjadi negara dengan beban TBC tertinggi ketiga
di dunia. Namun penderita TBC masih menghadapi tantangan untuk mendapatkan pengobatan
dan perawatan.

Kasus baru TBC mencapai 842.000 pertahun dan ini diperkirakan baru mencapai 46 persen dari
total kasus yang diperkirakan. adalah kasus baru TBC masih menjadi tantangan. "Penemuan
kasusnya hingga saat ini belum menggembirakan, penemukan kasus TBC sehingga perlu
melibatkan semua pemangku kepentingan tetap dilakukan di semua wilayah di Indonesia. Dubes
AS Pertegas Kemitraan dengan Indonesia untuk Berantas TBC Pada kesempatan yang sama,
Duta Besar Amerika untuk Indonesia Joseph R. Donovan mengingatkan, meski dapat dicegah
dan disembuhkan, TBC masih menjadi 10 penyakit mematikan di dunia. Dubes Donovan
mengatakan, Amerika telah bermitra dengan Indonesia selama 20 tahun dalam memerangi TBC
dan telah memberikan manfaat lebih dari 700.000 penderita TBC di Indonesia. Pemerintah
Amerika berkomitmen untuk terus membantu Indonesia khususnya menuju bebas TBC tahun
2030.
Pencegahan Penyakit TBC

by Wildan Asrorion July 27, 2019 Leave a Commenton Pencegahan Penyakit TBC


Agar orang yang sehat tidak tertular penyakit TBC, ada dua jalan, yaitu tindakan dari orang yang
sehat dan tindakan dari penderita TBC itu sendiri. Usahakanlah penderita TBC tidak membuang
ludah, batuk dan bersin di sembarang tempat. Ada baiknya dilakukan di tempat yang terkena
sinar matahari langsung. Jadi, seperti yang dikatakan di atas, kamar penderita TBC harus
mendapatkan sinar matahari langsung. Sinar matahari akan membunuh bakteri-bakteri TBC yang
tersebar.

Ada baiknya bagi seorang yang sehat menghindari kontak bicara pada jarak yang dekat dengan
penderita TBC. Atau Anda bisa menggunakan masker, namun hal ini masih tetap rentan. Bila
penderita TBC batuk atau bersin, sebaiknya orang yang sehat menutup mulut. Satu hal yang
perlu diperhatikan, yaitu arah angin. Jangan sampai angin berhembus mengarah ke orang yang
sehat setelah sebelumnya melalui orang yang menderita TBC. Bukan mencegah arah anginnya,
namun kita yang harus menghindari angin tersebut yang bisa merupakan angin karena alam atau
angin karena kipas angin dll. Ingat, bakteri TBC bisa terbawa oleh angin.

Jemur tempat tidur penderita TBC di panas matahari langsung, ini untuk menghindari hidupnya
bakteri di tempat tidur tersebut. Pada bayi, jangan pernah melewatkan imunisasi BCG, ini
penting untuk mencegah dari terserangnya penyakit TBC di kemudian hari.
Dari semua hal-hal diatas, daya tahan tubuh orang yang sehat sangat berperan dalam mencegah
penularan TBC. Karena rasanya sulit untuk menghindari terhirupnya bakteri TBC di saat tinggal
serumah dengan penderita TBC. Bila seseorang itu memiliki daya tahan tubuh yang kuat,
walaupun bakteri TBC masuk, sistem pertahanan tubuhnya akan memusnahkannya. Apa saja
yang harus dilakukan untuk memiliki daya tahan tubuh yang kuat ini? Tidak lain adalah rajin
berolahraga, konsumsi cukup makanan yang seimbang, terapkan pola hidup sehat seperti tidur
yang cukup dan tidak merokok
sumber medkes.com
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)
PENJARINGAN SUSPECT
Pendahuluan
Penjaringan suspek adalah upaya untuk menjaring pasien-pasien yang di curigaimenderita
tuberculosa (suspek pasien TB), yang di lakukan promosi secara aktifoleh petugas kesehatan
bersama masyarakat
II.
 
Latar Belakang
Penemuan pasien merupakan langkah pertama dalamkegiatan tata laksana pasienTB. Penemuan
dan penyembuhan pasien TB menular secara bermakna akandapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian akibat TB serta sekaligusmerupakan kegiatan pencegahan penularan TB yang
paling efektif dimasyarakat.Keikutsertaan pasien merupakan salah satu faktor penting
dalamupaya pengendalian TB
III.
 
Tujuan
Untuk mendapatkan kasus TB melalui serangkaian kegiatan mulai dari penjaringan terhadap
suspek TB, pemeriksaan fisik dan laboratorium,menentukan diagnosis dan menentukan
klasifikasi penyakit dan tipe pasien TB.
IV.
 
KEGIATAN POKOK DALAM PERINCIAN KEGIATAN
 1.
 
Anamnesa pasien2.
 
Pemeriksaan fisik3.
 
Pemeriksaan laboratorium
 
KERANGKA ACUAN PENJARINGAN SUSPEK
TUBERKULOSISA . P E N D A H U L U A N
Program P2P merupakan salah satu dari 5 upaya kesehatan masyarakatesensial  yang
memberi perhatian khusus pada
pencegahan dan pengendalianp e n y a k i t .   S a l a h   s a t u   s a s a r a n   p r o g r a m   P 2 P   a d a l a
h   m e n g a t a s i   p e r m a s a l a h a n penyakit menular langsung yaitu penyakit Tuberkulosis.
B.
 LATAR BELAKANG
Dalam rangka mengurangi permasalahan pencegahan dan
penanggulanganp e n y a k i t   m e n u l a r   t e r u t a m a   p e n y a k i
t   T B   P a r u ,   P u s k e s m a s   D o r o   1 menyelanggarakan kegiatan
penjaringan suspek TB . Di ilayah !ecamatan Doro 1diperkirakan ada "1 pasien TB
BT# positi$ tiap tahun, tetapi pada tahun 2%1" hanya12 penderita TB BT# Positi$ yang
ditemukan, atau hanya 2& '. Permasalahanselanjutnya adalah masih adanya kasus TB yang
belum terlaporkan. (ntuk itu perludilaksanakan kegiatan penjaringan kasus TB dimasyarakat.
C.TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
 #. Tujuan umum(ntuk penyampaian in$ormasi mengenai penyakit TB dan
penemuansuspek tuberkulosisB. Tujuan khusus
1.
)emberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai penyakit TB
2.
)enyarankan kepada masyarakat untuk mau memeriksakan dahaknya
3.
) e n y a r a n k a n   k e p a d a   m a s y a r a k a t   u n t u k   m e m a n $ a a t k a n   p e l a y a n a n kesehatan di
Puskesmas
D.KEGIATAN
1.Penyuluhan kesehatan mengenai tuberkulosis2.Pengambilan dahak suspek
tuberkulosis* . P e m e r i k s a a n d a h a k d i l a b o r a t o r i u m
PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH TIMUR
DINAS KESEHATAN
 UPT. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
IDI TIMUR 
 
Jln. Banda Aceh-Medan Km 385 Snb. Teungoh Snb. Muku Idi Timur
KERANGKA ACUAN KEGIATANPENEMUAN SUSPEK TB PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS IDI TIMURTAHUN 2018I.
 
Pendahuluan
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kumantuberkulosis(TB)
yang dikenal dengan nama
  Mycobacterium Tuberculosis
. Sebagian besarkuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.TB
Sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakatdidunia
walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS(Directly Observed Treatment,Shortcourse
Chemoteraphy) telah diterapkan di banyak Negara sejak tahun 1995.Ditambah Koinfeksi TB
sering terjadi pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yangmemiliki kemungkinan 30 kali lebih
beresiko sakit TB dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.Lebih dari 25% kematian pada ODHA
disebabkan oleh TB
.
 
II.
 
Latar Belakang
Dalam upaya pengendalian TB, dibutuhkan adanya tatalaksana pasien TB yang
meliputi penemuan pasien TB, diagnosis dan klasifiksi,
serta pengobatan pasien TB yang dapat menjadiacuan bagi pengelola program TB dalam
menjalankan tugasnya secara baik dan benar sesuaidengan pedoman nasional pengendalian
tuberkulosis.
III.
 
Tujuan
Tujuan dari tatalaksana pasien TB adalah untuk menurunkan angka kesakitan dankematian
akibat TB serta sekaligus pencegahan penularan TB.
IV.
 
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1.
 
Penemuan Pasien TB

 
Penjaringan terhadap terduga pasien

 
Pemeriksaan fisik, tanda dan gejala TB

 
Pemeriksaan dahak di labolatorium (SPS)2.
 
Diagnosis TB

 
Pemeriksaan Bakteriologis

 

 
Menentukan klasifikasi tipe pasien TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis, pemeriksaan
klinis dan pemeriksaan penunjang(foto toraks).3.
 
Pengobatan

 
Tahap Awal.Pemberian obat setiap hari untuk meminimalisir jumlah kuman yang ada didalam
tubuh.

 
Tahap LanjutanPemberian obat 3 x seminggu untuk membunuh sisa kuman yang masih
adadalam tubuh

 
Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga menjamin efektifitasobat dan
mengurangi efek samping

 
OAT diberikan dalam bentuk KDT ( Kombinasi Dosis Tepat ) yaitu paduandalam bentuk kaplet
dan tablet yang isinya terdiri dari klombinasi beberapa jenisobat dengan dosis tertentu4.
 
Tes Cepat HIV Pada Pasien TB

 
Pemberian konseling pada pasien TB tentang pentingnya tes cepat HIV

 
Pemberian rujukan tes cepat HIV ke labolatorium

 
Jika hasil tes positif HIV, maka dirujuk ke unit HIV.
V.
 
Cara Pelaksanaan Kegiatan
1.
 
Penemuan Pasien TB

 
Dokter poli umum menemukan pasien terduga TB dengan gejala sebagai berikut :Gejala utama :
batuk 2 minggu atau lebih dengan atau tanpa gejala tambahandahak disertai darah, sesak, berat
badan menurun, berkeringat malam haritanpa kegiatan fisik, demam lebih dari 1 bulan.

 
Dokter merujuk pasien terduga TB ke pengelola TB dengan rujukan internal

 
Mencatat dalam register Suspek TB (form.TB.06)

 
Membuatkan formulir permohonan ke laboratorium untuk pemeriksaandahak(Form TB.05).

 
Berikan 3 pot sputum SPS (Sewaktu, Pagi, Sewaktu) dan diajarkan
pengambilandahak yang produktif.

 
Pengambilan dahak sewaktu (dahak-1) dilakukan ditempat yang terbuka dibawacahaya sinar
matahari.

 
Klien membawa dahak ke Ruang Laboratorium selanjutnya, esoknya kembali membawa pot
sputum yang berisi dahak pagi hari (dahak ke-2) ke laboratorium puskesmas
 

 
Pengambilan dahak ke-3 (sewaktu) dilakukan di puskesmas saat klien menyetordahak ke-2.

 
Pengambilan hasil pemeriksaan sputum diinformasikan oleh petugaslaboratorium.2.
 
Diagnosis TB

 
Klien mengambil hasil pemeriksaan sputum dari labolatorium. (TB. 05)

 
Jika hasil pemeriksaan BTA SPS minimal 1 dari uji dahak (+) maka ditetapkansebagai pasien
TB.

 
Jika hasi uji BTA SPS semuanya (-) maka perlu pemeriksaan klinis dan penunjang (foto thoraks)

 
Jika hasil pemeriksaan klinis dan penunjang mendukung TB maka di diagnosisTB BTA Neg(-)
Rotgen (+)

 
Klien dibuatkan kartu pengobatan pasien (TB 01)

 
Klien dibuatkan Kartu Identitas Pasien. (TB 02)

 
Klien di register di TB 03 Faskes3.
 
Pengobatan4.
 
Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di TB 05 atauTB 09 jika pasien
tersebut rujukan dari faskes lain.5.
 
Untuk pasien dengan hasil BTA(+) atau BTA(-) Rotgen(+) dan ekstra paru,diberikan pengobatan
dengan OAT kategori I sesuai dengan berat badan pasien.Dengan dosis pemberian sesuai tabel
sebagai berikut :Tabel 01. pemberian obat TB paru sesuai BB pasienBerat BadanTahap Awal
tiap hari selama56 hari RHZE(150/75/400/275)Tahap Lanjutan 3 kali semingguselama 16
minggu RH (150/150)30-37 kg38-54 kg55-70 kg>71 kg2 tablet 4 KDT3 tablet 4 KDT4 tablet 4
KDT5 tablet 4 KDT2 tablet 2 KDT3 tablet 2 KDT4 tablet 2 KDT5 tablet 2 KDTSetelah
pengobatan tahap awal pada akhir bulan ke II, dilakukan pemeriksaanBTA, bila hasil negative
dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaanBTA positif dilanjutkan tahap lanjutan dan
diperiksa bulan ke III.Kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V, bila hasil
negativedilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan pemeriksaan ulang pada bulan ke VIatau
akhir pengobatan.

 
Untuk pasien dengan kategori II adalah pasien yang gagal pengobatan/kambuh :Kategori 2:
2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3
 
 

 
Pasien yang berumur 60 tahun ke atas, dosis maksimal untuk streptomisin adalah500 mg tanpa
memperhatikan berat badan

 
Untuk wanita hamil, lihat pengobatan TB dalam keadaan khusus

 
Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidestsebanyak 3,7
mL sehingga menjadi 4 mL (1 mL = 250 mg)Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative
dan pada awal pengobatan positif pasien dinyatakan sembuh.Dan bila pada akhir pengobatan
hasil negative dan pada awal pengobatannegative dengan rotgen positif pasien dikatakan
pengobatan lengkap.6.
 
Tes Cepat HIV Pada Pasien TB

 
Petugas TB menjelaskan pentingnya melakukan tes HIV

 
Petugas TB menganjurkan untuk melakukan tes HIV

 
Petugas mengisi form TIPK(Tes HIV atas Inisiasi Petugas Kesehatan)

 
Petugas membuat rujukan ke labolatorium untuk tes HIV

 
Bila hasil positif, petugas memberikan rujukan ke Unit HIV untuk berkolaborasiTB-HIV
VI.
 
Sasaran
1.
 
Semua pasien yang berkunjung di puskesmas
 
2.
 
Pasien yang menjadi suspek 
 
3.
 
Pasien dengan hasil BTA(+), BTA(-)Ro(+), Ekstra Paru
 
4.
 
Pasien gagal pengobatan/ kambuh
 
5.
 
Semua pasien penderita TB
 VII.
 
Jadwal Kegiatan
Setiap hari kerja (Senin-Jumat)

ETOS (Entas TB Sak Oyote Sak Lawase)

Rendahnya penemuan suspek TB di wilayah Puskesmas Simolawang. Kegiatan ini meliputi:

 Pemberian masker pada pasien batuk


 Pemisahan pasien TB dengan cara langsung masuk ke klinik TB dan Kusta
 Pengobatan 6 bulan dengan didampingi satgas TB
 Pembentukan paguyuban keluarga TB
 Penemuan suspek TB dengan satgas TB
 Penyuluhan TB baik petugas ataupun satgas TB
 Pelacakan bagi pasien TB yang tidak datang pengobatan (mangkir

 DINAS KESEHATAN KOTA


 PUSKESMAS SUDIANG RAYA
 Bumi Sudiang Permai Jl. Perumnas Raya No. 05 Telp. (0411)-4812686 / Fax (0411)-
4812686
 MAKASSAR

 DINAS KESEHATAN KOTA


 PUSKESMAS SUDIANG RAYA
 Bumi Sudiang Permai Jl. Perumnas Raya No. 05 Telp. (0411)-4812686 / Fax (0411)-
4812686
 MAKASSAR
 KERANGKA ACUAN KERJA
 PENANGANAN TB DENGAN STRATEGI DOTS
 DI PUSKESMAS KAMPAR KIRI
 I. Pendahuluan
 Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
 Tuberkulosis. Sebagian kuman Tuberkulosis menyerang paru dan dapat juga menyerang
organ
 tubuh lainnya. Oleh karna itu perlu diupayakan Program Penanggulangan dan
Pemberantasan
 Penyakit Paru.
 Sejak tahun 1995, Program pemberantasan penyakit Tuberkulosis paru telah dilaksanakan
 dengan strategi DOTS (Directhy Observed Treatment Short Course) yang
direkomendasikan oleh
 WHO. Penanggulangan TB dengan strategi DOTS dapat memberikan angka kesembuhan
yang
 tinggi, menurut BANK Dunia strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling
Cost
 Efektif.
 II. Latar Belakang
 Penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan, tahun 1995 menunjukkan bahwa
 penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor 3 dan nomor 1 dari golongan
penyakit
 infeksi.
 Diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita paru TB BTA
 Positif. Penderita Penyakit TB sebagian besar kelompok usia kerja produktif, kelompok
ekonomi
 lemah dan berpendidikan rendah.
 Pada tahun 2014, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sudiang Raya 29.281
 jiwa, dari jumlah tersebut diperkirakan suspek sebanyak 470 orang dan TB BTA Positif
50
 orang. Target pencapaian program TB paru di Puskesmas Sudiang Raya 34 % atau 17
orang BTA
 Positif. Penemuan BTA positif dari Bulan Januari sampai dengan desember
Tahun 2015
 ,berdasarkan data tersebut maka dapat diperincikan sebagai berikut :
 1. Penemuan suspek belum mencapai target berdasarkan data estimasi dari
Dinas
 Kesehatan.
 2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB paru.
 3. Penemuan penderita BTA positif belum mencapai target.
 III. Tujuan
 1. Tujuan Umum :
 Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara memutuskan mata rantai
 penularan sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat
 2. Tujuan Khusus :
 - Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru
BTA
 positif yang ditemukan
 - Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap

 IV. Rencana Kegiatan
 Upaya untuk mensukseskan Program DOTS di Puskesmas Kampar kiri, direncanakan
 akan diadakan kegiatan sebagai berikut :
 1. Pemeriksaan specimen dahak dari setiap suspek
 2. Pengamatan dan pelacakan penderita TB paru yang mangkir
 3. Pemeriksaan kontak serumah pasien TB positif
 4. Penyuluhan kepada masyarakat melalui nilai lokarya dan Posyandu.
 V. EVALUASI PELAKSANAAN
 Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan
pelaksanaan
 program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus menerus, untuk
dapat segera
 mendeteksi bila ada masalah dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
supaya dapat
 dilakukan tindakan perbaikan.
 Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program, pemantauan
 dengan mengolah laporan, pengamatan dan wawancara dengan petugas
pelaksana maupun
 dengan masyarakat . Evaluasi berguna untuk menilai sejauh mana tujuan dan target yang
telah
 ditetapkan evaluasi dilakukan satu priode waktu tertentu dan biasanya setiap 6 bulan
hingga 1
 tahun
 VI. PENCATATAN DAN PELAPORAN
 Sistem pencatatan dan pelaporan digunakan untuk sistematika evaluasi kemajuan pasien
dan hasil
 pengobatan.
 Sistem pencatatan dan pelaporan terdiri dari :
 - Register lab/TB 04 yang berisi catatan dari semua pasien yang diperiksa sputumnya
 - Kartu pengobatan pasien dan kartu identitas pasien/TB 01 dan TB 02
 - Pemeriksaan sputum lanjutan.
 - Pencatatan register TB/TB 03
 Lipat kain, 2016
 Kepala puskesmas Kampar kiri
 Dr,PASNIWATI
 NIP: 19750805 200904 2 001

KERANGKA ACUAN
PROGRAM P2 TB PARU UPTD UNIT PUSKESMAS
MANATAHAN
TAHUN 201
6
A.
LATAR BELAKANG
Mycobacterium Tuberculosa telah menginfeksi Sepertiga penduduk dunia
,pada tahun 1993,WHO mencanangkan
kedaruratan Global
penyakit TBC ,karena
pada sebagian Besar Negara di dunia ,penyakit TBC tidak terkendali .Ini disebabkan
banyaknyan penderita yang tidak berhasil disembuhkan ,Terutama penderita menular (
BTA Positif )
Sejak tahun 1995 program pemberantasan tuberculosis Paru telah dilaksanakan
dengan strategi DOTS (
Directly observed treatment,Shotcourse Chemotherapi
) yang
direkomendasi oleh WHO .kemudian Berkembang seiring dengan Pembentukan
GERDUNAS TBC,maka pemberantasan penyakit Tuberculosis paru Berubah menjadi
Program penanggulanagan Tuberculosis .
Penanggulanagan dengan strategi DOTS dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi .Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi
kesehatan yan
Cost –Effectife
Penykit TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia :
1.
Pada tahun 1995,hasil survey kesehatan rumah tangga 9SKRT ) menunjukan
bahwa penyakit TBC merupakan penyebab kematian nomor 3 ( tiga ) setelah
penyakit cardiovascular dan saluran pernafasana pada semua kelompok usia
dan nomor satu (1) dari golongan penyakit infeksi
2.
Pada tahun 1999,WHO memperkirakan setiap tahu terjadi 583.000 kasus baru
TBC dengan kematian TBC sekitar 140.000.Secara kasar diperkirakan setiap
100.000penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TBC paru BTA
Positif (tahun 2005 = 115 BTA Positif )
3.
Penyakit TBC menyerang sebagian Besra kelompok usia kerja.program
penanggulangan TBC dengan strategi DOTS belum dapat menjangkau seluruh
puskesmas .
4.
Pengobatan yang Tidak Teratur Di masa lalu ,diduga telah menimbulkan
kekebalan ganda kuman TBC terhadap Obat anti Tuberculosis ( OAT ) atau
Multi drug resistenc ( (MDR)
Dasar kebijaksanaan Program Tb paru
1.
Evaluasi Program TBC yang dilaksanakan bersama oleh Indonesia dan WHO
pada april 1994 (
Indonesia –WHO Joint on national TB program )
2.
Lokakarya national Program p2 TBC pada September 1994
3.
Dokumen perencanaan ( Plan Of action ) pada Bulan September 1994
4.
Rekomendasi “Komite nasional penanggulangan TBC paru “ ( KOMNAS –
TBC 9 september 1996)
5.
Gerdunas –TBC ( Gerakan terpadu nasional penanggulangan Tuberculosis) 24
maret 1999
B.
TUJUAN
1.
Tujuan jangka panjang
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBc dengan cara
memutuskan rantai penularan,sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan
masalah kesehatan masyarakat Indonesia
2.
Tujuan jangka pendek

Tercapainya angka kesembuhan Minimal 85 % dari semua penderita baru
BTA positif yang ditemukan

Tercapainya Cakupan penemuan penderita secara bertahap Sehingga pada
tahun 2005 dapat mencapai 70 % dari perkiraan semua penderita baru
BTA Positif
C.
SASARAN
Penderita batuk lebih dari 2 minggu
D.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
1.
Kebijakan
Untuk mencapai tujuan tersbut ,ditetapkan kebijakan Operasional sebagai
berikut :
a.
Penanggulangan TBC di Indonesia dilaksanakan Dengan desentralisasai
sesuai kebijaksanaan Departemen kesehatan
b.
Penanggulanagan TBc dilaksanakan oleh Seluruh Unit pelayanan
kesehatan (UPK ) <meliputi Puskesmas ,Rumah sakit dan swasta ,BP$4
serta Praktek dokter Swasta ( PDS ) dengan melibatkan peran serta
masyarakat secara paripurna
c.
Dalam rangka menyukseskan pelaksanaan penanggulangan TBC,prioritas
ditujuak Terhadap Peningkatan Mutu pelayanan ,penggunaan obat yang
rasional dan paduan Obat yang sesuai dengan strategi DOTS
d.
Target Program dalam .
2.
Strategi
Paradigma sehat

Meningkatkan penyuluhan untuk menemukan kontak sedini mungkin
.serta meningkatkan cakupan program

Promosi Kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat

Perbaikan perumahan serta peningkatan status gizi ,pada kondisi tertentu
Strategi DOTS ,Sesuai rekomendasi WHO

Komitmen Politis dari pada Pengambil keputusan ,termasuk dukungan
dana

Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara microscopis

Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberculosis(OAT) jangka pendek
dengan pengawasan langsung pengawas menelan Obat (PMO)

Kesinambungan Persediaan Obat jangka pendek dengan Mutu terjamin

Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan
dan evaluasi program penanggulangan TBC
Peningkatan Mutu Pelayanan

Pelatihan seluruh tenaga pelaksana

Ketepatan diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara Microskopis

Kualitas laboratorium yang diawasi melalui pemeriksaan uji silang ( Cross
Check)

Untuk menjaga kualitas pemeriksaan laboratorium ,Dibentuklah
KPP( kelompok Puskesmas pelaksana) terdiri dari 1 PRM ( puskesmas
Rujukan mikroskopis )dan beberapa PS ( Puskesmas satelit ).Untuk
daerah dengn geografis sulit di bentuk PPM ( Puskesmas pelaksana
mandiri )

Ketersdiaan OAT bagi semua penderita TBC yang Ditemukan

Pengawasa n Kualitas OAT dilandaskan secara berkala dan terus menrus
Pengembangan program dilakukan secara bertahap di seluruh UPK
Peningkatan kerjasama dengan semua Pihak melalui kegiatan advokasi
,diseminasi informasi dengan memperhatikan peran masing-masing
Kegiatan penelitian dan pengembangan dilaksanakan dengan melibatkan semua
unsure terkait
Memperhatikan Komitmen nasional
E.
KEGIATAN
a.
Tatalaksana Pasien TB

Penemuan tersangka TB

Diagnosis

Pengobatan
b.
Managemen Program

Perencanaan

Pelaksanaan

Pencatatan dan pelaporan

Pelatihan

Bimbingan tehnik

Pemantapan Mutu Laboratorium

Pengelolaan logistic

Pemantauan dan evaluasi
c.
Kegiatan penunjang

Promosi

Kemitraan

Penelitian
d.
Kolaborasi TB/HIV

Membentuk mekanisme kolaborasi

Menurunkan Beban TB pada ODHA

Menurunkan beban HIV pada pasien TB
F.
MEKANISME PENYELENGGARAAN
e.
Tatalaksana Pasien TB

Penemuan tersangka TB: Lewat paoyandu lansia,Pojok batuk ,polindes

Diagnosis
: menggunakan fasilitas Rontgen yang sudah ada

Pengobatan : dilayani setiap hari di ruang Obat
f.
Managemen Program

Perencanaan : tiap awal Bulan untk penemuan suspek

Pelaksanaan

Pencatatan dan pelaporan : tribulanan

Pelatihan : Usulan kegiatan untuk Pelatihan kader p2 TB paru

Pemantauan dan evaluasi
Dengan Kontak tracing
G.
MONITORING DAN EVALUASI
1.
Pemantauan /Monitoring
Pemantauan di Program P2 TB paru :

Memantau keteraturan Minum obat

Mengunakan indicator sederhana

Dengan memberdayakan Masyarakat sebagi PMO

Teratur dantepat waktu

Memantau cakupan Suspek tiap desa
2.
Evaluasi

Evaluasi Terhadap Ketepatan Minum Obat

Evaluasi Akhir pengobatan

Evaluasi menjelang akhir pengobatan

Evlauasi terhadap kesmbuhan penderita
H.
PEMBIAYAAN
A.
Memberikan Peluang kepada masyarakat dan swasta unntuk memberikan
dukungan dana untuk penyelenggaraan Progam P2TB paru
B.
Sumber pembiayaan bersala dari APBN,APBD,dan sumber lain yang sah
I.
PENUTUP
Pelaksanaan Program TB akan lebih berhasil Dengan Kerjasama yang baik
antar lintas Program ,Lintas Sektor .Semoga kerangka acuan ini bisa digunakan
sebagai pedoman untuk Pelaksanaanprogram P2 TB par di Puskesmas
Manatahan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PELACAKAN KASUS KONTAK
PELACAKAN KASUS KONTAK
PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULA
R TB
PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULA
R TB
A.A.
Pendahuluan
Pendahuluan
Tuberkulosis merupakan penyebab kematian ke-3 terba
nyak di Indonesia.
Tuberkulosis merupakan penyebab kematian ke-3 terba
nyak di Indonesia.
Diperkirakan setiap tahun ada 539.000 kasus baru, d
an dari kasus tersebut 101.000 orang
Diperkirakan setiap tahun ada 539.000 kasus baru, d
an dari kasus tersebut 101.000 orang
meninggal karena TB. TB dapat disembuhkan jika pasi
en menelan obat secara teratur 6-8
meninggal karena TB. TB dapat disembuhkan jika pasi
en menelan obat secara teratur 6-8
bulan
bulan
sesuai
sesuai
dengan
dengan
petunjuk
petunjuk
dokter.
dokter.
(Buku
(Buku
Saku
Saku
3B,
3B,
Departemen
Departemen
Kesehatan
Kesehatan
RI
RI
Pusat
Pusat
Promisi Kesehatan tahun 2009)
Promisi Kesehatan tahun 2009)
Pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama, sehingga
dimungkinkan pasien tidak
Pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama, sehingga
dimungkinkan pasien tidak
patuh
patuh
dalam
dalam
menelan
menelan
obat,
obat,
disamping
disamping
masih
masih
adanya
adanya
stigma
stigma
tentang
tentang
TB,
TB,
serta
serta
terbatasnya
terbatasnya
informasi pelayanan dan pengobatan TB di masyarakat
.
informasi pelayanan dan pengobatan TB di masyarakat
.
Untuk menanggulangi masalah tersebut peran masyarak
at sebagai kader dan petugas
Untuk menanggulangi masalah tersebut peran masyarak
at sebagai kader dan petugas
di unit pelayanan kesehatan terdepan sangatlah pent
ing. Diharapkan dengan aktifnya kader
di unit pelayanan kesehatan terdepan sangatlah pent
ing. Diharapkan dengan aktifnya kader
dan petugas dalam pendampingan di masyarakat, akan
menurunkan angka drop-out dan
dan petugas dalam pendampingan di masyarakat, akan
menurunkan angka drop-out dan
meningkatkan kesembuhan serta penemuan kasus TB di
wilayahnya.
meningkatkan kesembuhan serta penemuan kasus TB di
wilayahnya.
B.B.
Latar Belakang
Latar Belakang
Menurut hasil distribusi penjaringan suspek dan pen
emuan kasus TB paru UPTD
Menurut hasil distribusi penjaringan suspek dan pen
emuan kasus TB paru UPTD
Puskesmas sukamara tahun 2016 didapatkan jumlah Sus
pek yg diperiksa dahak 39% dan
Puskesmas sukamara tahun 2016 didapatkan jumlah Sus
pek yg diperiksa dahak 39% dan
yang diobati 59%. Sesuai dengan tabel berikut ini :
yang diobati 59%. Sesuai dengan tabel berikut ini :
No
No
Nama Desa
Nama Desa
Target
Capaian
Target
Capaian
Suspek
Suspek
Yang Diobati
Yang Diobati
Suspek
Suspek
Yang Diobati
Yang Diobati
%%
%%
11
Kel.
Kel.
Mendawai
Mendawai
232
232
22
22
53
53
23
23
10
10
4545
22
Kel.
Kel.
Padang
Padang
100
100
10
10
58
58
58
58
77
7070
33
Desa
Desa
Pudu
Pudu
14
14
11
55
36
36
00
00
44
Desa
Desa
Natai
Natai
Sedawak
Sedawak
33
33
33
11
11
33
33
22
6767
55
Desa
Desa
Kartamulia
Kartamulia
68
68
77
42
42
62
62
77
100
100
66
Desa
Desa
Sukaraja
Sukaraja
14
14
11
13
13
93
93
11
100
100
77
Desa
Desa
P.Muntai
P.Muntai
52
52
55
16
16
31
31
22
4040
88
Desa
Desa
Petarikan
Petarikan
18
18
22
88
44
44
11
5050
Sukamara
Sukamara
531
531
51
20
51
20
66
39
39
29
29
5959
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa ta
rget belum tercapai maksimal. Untuk
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa ta
rget belum tercapai maksimal. Untuk
mencapai target, maka
mencapai target, maka
diwajibkan
diwajibkan
bagi petugas pengelola program pengendalian dan
bagi petugas pengelola program pengendalian dan
pencegahan p
pencegahan p
enyakit menular
enyakit menular
TB UPTD
TB UPTD
Puskesmas Sukama
Puskesmas Sukama
ra untuk melaksanak
ra untuk melaksanak
an kegiatan
an kegiatan
pelacakan kasus kontak d
pelacakan kasus kontak d
i wilayah kerjanya.
i wilayah kerjanya.
C.
Tujuan

Tujuan Umum
Pelacakan kasus kontak bertujuan untuk penemuan/det
eksi dini terduga TB.
Setelah dilakukan kegiatan ini diharapkan dapat men
jaring mereka yang memiliki gejala :
1.
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak s
elama 2 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu da
hak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menuru
n, berat badan
menurun,malaise, berkeringat malam hari tanpa kegia
tan fisik, demam meriang lebih
dari satu bulan.
2.
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula p
ada penyakit paru selain TB,
seperti bronkiektasis, bronkitiskronis, asma, kanke
r paru, dan lain-lain. Mengingat
prevalensi
TB
di
Indonesia
saat
ini
masih
tinggi,
maka
setiap
orang
yang
datang
ke
fasyankes dengan gejala tersebut diatas, dianggap s
ebagai seorang terduga pasien TB,
dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikros
kopis langsung.

Tujuan Khusus
Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring dan menentuk
an terduga/suspek TB yang
akan diperiksa dahaknya dalam kegiatan pengambilan
dan pengiriman spesimen
sebanyak 2,1 % dari jumlah penduduk.
D.
Sasaran
Sasaran kegiatan pelacakan kasus kontak adalah masy
arakat dan pasien kontak erat
dengan pasien TB.
E.
Rencana kegiatan
1.
Metode
Kunjungan rumah, Tanya jawab
2.
Media dan alat bantu
Ballpoint, Form Skrining TB
3.
Waktu dan tempat
Waktu : 20 Juli 2017
Tempat : Rumah pasien kontak erat dengan pasien TB
F.
Kegiatan Pelacakan
TAHAP
DURASI
KEGIATAN
PETUGAS
KEGIATAN
PASIEN
METODE MEDIA
I
5
menit
1.
Mengucapkan
salam
2.
Perkenalan
3.
Menjelaskan
maksud dan
tujuan
kunjungan
rumah
4.
Menggali
pengetahuan
masyarakat
1.
Menjawab
salam
2.
Mendengar
dengan
seksama
penjelasan
petugas
3.
Menjawab
pertanyaan
Tanya
jawab
-
II
10
menit
1.
Memberikan
pertanyaan
Menjawab
pertanyaan
Tanya
jawab
Form
skrining
kepada pasien
2.
Mencatat
jawaban pasien
TB,
ATK
III
5
menit Apabila
sesuai
dengan kriteria
terduga TB :
Memberikan saran
kepada pasien
untuk melakukan
pemeriksaan dahak
1.
Mendengar
dengan
seksama
penjelasan
petugas
2.
Mengajukan
pertanyaan
kepada
petugas
Tanya
jawab
Form
TB.05
G.
Sumber Pembiayaan
Adapun sumber dana pelaksanaan kegiatan pelacakan k
asus kontak dari dana BOK
Puskesmas Sukamara tahun 2017.
H.
Evaluasi
Dilakukan skrining TB untuk masyarakat sesuai denga
n form yang telah disediakan.
I.
LAMPIRAN
Lampiran Form Skrining TB
J.
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan. 2
009. Buku Saku 3B Bukan Batuk
Biasa.
Penanggungjawab Program P2P TB
UPTD Puskesmas Sukamara
MUCHAMAD NUR ROKHIM, A.Md., Farm
NIP.19881126 201001 1
002
Pelaksana Kegiatan,
Lampiran 1
Lembar Kuisioner untuk
pasien Kontak Erat
dengan pasien TB dan
pasien dengan gejala
TB
1.
Apakah anda batuk berdahak 2 minggu atau lebih ?
Jawaban :
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Kadang-kadang
2.
Apakah anda sesak nafas ?
Jawaban :
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Kadang-kadang
3.
Apakah nafsu makan anda menurun ?
Jawaban :
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Kadang-kadang
4.
Apakah anda berkeringat malam hari tanpa kegiatan f
isik ?
Jawaban :
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Kadang-kadang
5.
Apakah anda demam meriang lebih dari 1 bulan ?
Jawaban :
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Kadang-kadang
6.
Apakah anda memiliki keluarga/tetangga yang pernah
mendapatkan pengobatan selama 6-8
bulan dan minum obat (petugas men
unjukkan contoh OAT) ini ?
Jawaban :
a.
Ya
b.
Tidak
Nama Pasien/Responden :
Tanda Tangan/Paraf

Anda mungkin juga menyukai