Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

IDENTIFIKASI KEGIATAN SURVEILANCE

PENYAKIT DIARE

Disusun Oleh:
Sri Yanti Lestiowati
NIM.P1337424519105

PRODI D.IV KEBIDANAN MAGELANG JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi hidayah, kekuatan, kesehatan, dan ketabahan kepada kami
sehingga penyusunan Laporan ini terselesaikan. Laporan ini disusun dengan
tujuan untuk mendeskripsikan, dan mengidentifikasi langkah kegiatan
surveillance penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Candimulyo. Dalam
kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan yang tak dapat kami sebutkan satu persatu dan semoga penyusunan
laporan ini dapat bermanfaat. Apa yang telah penyusun tuangkan dalam
penyusunan laporan, kemungkinan masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik
yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional, yang pada hakekatnya merupakan upaya
penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pembangunan
nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita bangsa jika
diselenggarakan oleh manusia yang cerdas dan sehat. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya
sumber-daya manusia yang sehat, trampil dan ahli, serta memiliki
perencanaan kesehatan dan pembiayaan terpadu dengan justifikasi
kuat dan logis yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi
yang valid.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan IPTEK serta majunya
sarana transportasi akan mempengaruhi gaya hidup, kondisi
lingkungan dan perkembangan berbagai pola penyakit, terutama
penyakit menular yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)
serta penyakit-penyakit tidak menular yang terkait dengan gaya hidup
masyarakat yang tidak sehat. Berbagai penyakit yang semula tidak
menjadi masalah disuatu wilayah dengan cepat akan menjadi
masalah di wilayah yang lain atau sebaliknya.
Salah satu masalah kesehatan di Indonesia saat ini adalah Kejadian
Luar Biasa KLB adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia
untuk mengklasifikasikan peristiwa peningkatan suatu penyakit.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyelenggaraan surveilans epidemiologi KLB Diare di
Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo?
2. Bagaimana komponen-komponen surveilans epidemiologi KLB
Diare di Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo?
3. Apakah surveilans epidemiologi KLB Diare di Desa Trenten,
Kecamatan Candimulyo sesuai dengan Keputusan Menteri
kesehatan No.1116 tentang Pedoman Penyelenggaraan Surveilans
Epidemiologi Kesehatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui penyelenggaraaan surveilans epidemiologi KLB Diare
di Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo.
2. Mengetahui komponen-komponen surveilans epidemiologi KLB
Diare di Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo.
3. Mengetahui kekurangan laporan surveilans epidemiologi KLB Diare
di Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo.
BAB II
IDENTIFIKASI PENYELENGGARAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
LAPORAN PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DIARE DI DESA
TRENTEN, KECAMATAN CANDIMULYO, DESEMBER 2019

A. Pengorganisasian
Pada tanggal 5 Desember 2019 petugas surveilans Puskesmas
Candimulyo melaporkan terjadi peningkatan kasus diare sebanyak 8
orang di Desa Trenten. Berdasarkan laporan tersebut pada tanggal 6
Desember 2019 petugas surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten
Magelang bersama-sama petugas surveilans puskesmas Candimulyo
yakni seorang bidan desa, 1 perawat penanggungjawab program
PTM melakukan penyedikan epidemiologi terhadap kasus tersebut.
Hasil pelacakan ditemukan tambahan kasus diare sebanyak 8 orang
dan tersebar di 3 RT di Kelurahan Trenten.

B. Mekanisme Kerja
1. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan cara
melakukan kunjungan ke RT yang menjadi lokasi KLB
2. Pengambilan sampel air minum dan dikirim ke laboratorium
kesehatan masyarakat (Labkesmas). Hasilnya adalah kadar E coli
dalam sampel air minum yang dibawa adalah diatas normal yakni
10 per 100 ml air
3. Penyampaian informasi kepada masyarakat terkait hasil
pemeriksaan sampel air minum
4. Tatalaksana kasus dengan :
a. Penyelidikan Epidemiologi
b. Pemberian oralit dan zink pada kasus
c. Posko pengobatan masal
d. Penyuluhan

C. Jenis Penyelenggaraan
1. Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
Pada tanggal 5 Desember 2019, Desa Trenten Puskesmas
Candimulyo melaporkan terjadi peningkatan kasus diare sebanyak 8
orang. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi diketahui bahwa
telah terjadi KLB Diare, sehingga diperlukan upaya penanggulangan
segera untuk mencegah meningkatnya jumlah penderita dan
penyebaran penyakit ke wilayah lain.
KLB Diare adalah Adanya 5 atau lebih kasus klinis dalam waktu 4
minggu berturut-turut di satu wilayah kerja puskesmas yang terjadi
secara kluster dan dibuktikan adanya hubungan epidemiologi.
Sumber air yang digunakan warga di daerah KLB serta sanitasi yang
masyarakat pada warga di daerah KLB
2. Penyelenggaraan Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara kunjungan rumah ke
rumah dan kunjungan ke pelayanan kesehatan, pengumpulan data
dilakukan dalam rangka mencari informasi tentang kasus, informasi
faktor resiko dan mereview sumber air minum, dan sanitasi
masyarakat pada popuasi di daerah KLB..
3. Penyelenggaraan Berdasarkan Kualitas Pemerikasaan
Pada tanggal 11 Desember 2019 dilakukan pengambilan sampel air
minum dan feses pada 8 penderita diare. Kemudian laboratorium
Kesehatan Masyarakat Magelang melaporkan hasil pemeriksaan
laboratorium tersebut positif bakteri E coli
D. Sasaran Penyelenggaraan
Sasaran Penyelidikan Kejadian Luar Biasa Diare Di Desa Trenten,
Kecamatan Candimulyo, Desember 2019 merupakan Surveilans
Epidemiologi Penyakit Menular. Prioritas sasaran penyelenggaraan yaitu
surveilans penyakit potensial wabah atau kejadian luar biasa penyakit
menular. Dalam kasus ini KLB diare.
E. Komponen Surveilans
1. Tujuan Umum
Mengetahui penyebab terjadinya KLB, luas wilayah terjangkit dan
mencegah penyebaran yang lebih luas.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui karakteristik epidemiologi KLB menurut umur, waktu,
tempat dan status air minum, status gizi serta risiko kematiannya.
b. Mengidentifikasi populasi dan desa risiko tinggi untuk
mengevaluasi dan merumuskan strategi program sanitasi.
c. Meramalkan terjadinya KLB yang akan datang untuk segera
diambil tindakan.
d. Memastikan terlaksananya penyelidikan KLB sesuai pedoman
yang ditetapkan.
e. Mengidentifikasi dan merekomendasikan tindak lanjut
3. Kegiatan
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data
b. Pengambilan sampel air minum dan feses warga
c. Tatalaksana kasus
4. Perundang-undangan
Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan
sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu.
5. Unit Surveilans Epidemiologi
Petugas surveilans Puskesmas Candimulyo
6. Sarana
Jumlah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Candimulyo
dengan rincian : 9 polindes dan 33 Posyandu, dari jumlah tersebut
terdapat 1 sarana pelayanan kesehatan yang melakukan pelayanan
gadar (1 Puskesmas)
7. Anggaran
Puskesmas Candimulyo mendapat anggaran biaya tahun 2019 sejumlah
Rp. 180.397.209.

F. Sumber Data, Pelaporan, dan Penyebaran Data - Informasi


1. Sumber Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara kunjungan rumah kerumah
dan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Berdasarkan penyelidikan
epidemiologi di lapangan, kasus yang paling awal ditemukan pada
tanggal 3 Desember 2019
Penetapan KLB diare melalui kurve epidemik diare yang mulai
meningkat pada tanggal 5 Desember 2019.
2. Pelaporan
Pada tanggal 5 Desember 2019 petugas surveilans Puskesmas
Candimulyo melaporkan terjadi peningkatan kasus diare sebanyak 8
orang di Desa Trenten
3. Penyebaran Data dan Informasi
Dilakukan dalam bentuk pemberian umpan balik dan sosialisasi
advokasi pada pertemuan lintas program dan lintas sektor. Umpan
balik bulanan berisikan hasil analisis dan interpretasi data surveilans
dan kelengkapan dan ketepatan waktu laporan serta saran-saran
untuk tindaklanjut. Pertemuan direncanakan pada bulan Januari 2020

G. Peran Unit Surveilans Epidemiologi


Pada tanggal 5 Desember 2019 petugas surveilans Puskesmas
Candimulyo melaporkan terjadi peningkatan kasus diare sebanyak 8
orang di Desa Trenten. Berdasarkan laporan tersebut pada tanggal 6
Desember 2019 petugas surveilans dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Magelang Bersama petugas surveilans puskesmas melakukan
penyedikan epidemiologi terhadap kasus tersebut. Hasil pelacakan
ditemukan tambahan kasus diare sebanyak 3 orang dan tersebar di 3 RT
di desa Trenten
Pada tanggal 11 Mei 2019 dilakukan pengambilan sampel air minum dan
feses pada 8 penderita diare. Kemudian laboratorium Kesehatan
Masyarakat Magelang melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium
tersebut positif bakteri E coli

H. Sumber Daya
1. Sumber Daya manusia
Jenis tenaga Kualifikasi pendidikan jumlah
Epidemiolog S 1 Kesehatan 2
Masyarakat
Bidan desa Diploma III kebidanan 1
Penanggungjawab S 1 Keperawatan + 1
program PTM profesi ners

2. Sarana
Jumlah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Candimulyo
sebanyakbuah dengan rincian : 9 polindes dan 33 Posyandu, dari
jumlah tersebut terdapat 1 sarana pelayanan kesehatan yang
melakukan pelayanan gadar yakni pada Puskesmas. Sarana
komunikasi yang digunakan yakni sebuah HT, dan pedoman kajian
epidemiologi
3. Pembiayaan
Puskesmas Candimulyo mendapat anggaran biaya tahun 2019
sejumlah Rp. 180.397.209 yang berasal dari sumber sebagai berikut :
Alokasi Anggaran Kesehatan
Sumber Biaya
Rupiah %
APBD Kota (Rutin) Operasional 27.900.000 15,3 %
APBD Provinsi 26.510.000 14,5 %
APBN 13.475.000 8,5 %
Sumber lain :
a. Askes 10.871.909 6,0 %
b. BPJS 79.887.300 44,0 %
c. Jamkesda Maret s.d. November 2019 21.753.000 12,0 %
d. Pendapatan Puskesmas
Jumlah 180.397.209 100

I. Indikator
1. Kelengkapan Data dan Laporan
Data dan laporan diambil dari pengamatan langsung petugas
surveilence didukung dengan data kunjungan pasien yang
meningkat dengan keluhan diare sebanyak 8 orang pada 5
Desember 2019 dan tambahan kasus 3 orang saat dilakukan
kunjungan surveillance. Pelaporan dengan menggunakan laporan
epidemiologi dan form survey
2. Ketepatan Waktu
Kunjungan dilakukan segera setelah dilaporkannya kasus diare.
Pelaporan dilakukan maksimal 2 bulan setelah kunjungan
3. Keterwakilan (Representativeness)
KLB diare Puskesmas Candimulyo dengan menggunakan Sistem
surveilans yang berbasis pada komunitas (Community Based
Surveillance) adalah sistem surveilans dimana kasus ditangkap
langsung di masyarakat dan sistem surveilans yang berbasis
pelayanan kesehatan (Health Facility Based Surveillance) adalah
sistem yang menangkap kasus di pelayanan kesehatan.

BAB III
TINDAK LANJUT
A. Rencana Tindak Lanjut
Dari pelaporan adanya kejadian luar biasa Diare di 3 RT Desa Trenten
di wilayah kerja Puskesmas Candimulyo, dilakukan perencanaan
1. Melakukan kunjungan epidemiologi
2. Mengidentifikasi masalah
3. Melakukan pengambilan sampel air
4. Tata laksana kasus
B. Tindak Lanjut
tindak lanjut yang dilakukan yakni :
Kunjungan epidemiologi di 3 RT di Desa Trenten yang terjangkit KLB
pada 6 Desember 2019 dengan melibatkan 4 oran petugas yakni 1
orang bidan desa, 1 oran PJ program PTM dan 2 orang petugas dari
Dinas kesehatan Kabupaten Magelang. Pengambilan sampel air
minum dilakukan tanggal 11 Desember 2019 dan menemukan hasil
bahwa air minum di daerah KLB tercemar dengan E coli. Oleh
karenanya dilakukan tata laksana berupa koordinasi pihak terkait
untuk menyalurkan air bersih untuk konsumsi warga sambal
menganjurkan warga untuk waspada dan memberikan penyuluhan
mengenai diare.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tanggal 5 Desember 2019 petugas surveilans Puskesmas
Candimulyo melaporkan terjadi peningkatan kasus diare sebanyak 8
orang di Desa Trenten. Berdasarkan laporan tersebut pada tanggal 6
Desember 2019 petugas surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten
Magelang bersama-sama petugas surveilans puskesmas Candimulyo
yakni seorang bidan desa, 1 perawat penanggungjawab program
PTM melakukan penyedikan epidemiologi terhadap kasus tersebut.
Hasil pelacakan ditemukan tambahan kasus diare sebanyak 8 orang
dan tersebar di 3 RT di Kelurahan Trenten.
Kegiatan yang dilakukan yakni :
1. Penyelidikan Epidemiologi
2. Pemberian oralit dan zink pada kasus
3. Posko pengobatan masal
Jumlah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Candimulyo
dengan rincian : 9 polindes dan 33 Posyandu, dari jumlah tersebut
terdapat 1 sarana pelayanan kesehatan yang melakukan pelayanan
gadar (1 Puskesmas)
Puskesmas Candimulyo mendapat anggaran biaya tahun 2019
sejumlah Rp. 180.397.209.
B. Saran
Koordinasi lintas program dan lintas sector terkait sebelum
pelaksanaan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai