Pertama, bina manusia yaitu tahap pertama yang dilakukan oleh tim penggerak
kelompok kerja adalah sosialisasi mengenai potensi alam yang ada kepada masyarakat
desa, potensi alam yang dapat diberdayakan agar menghasilkan fungsi ekonomi bagi
masyarakat. Proses sosialisasi dilakukan oleh tim penggerak melalui rapat-rapat desa,
kementerian perikanan, dan pertanian dengan memberikan pemahaman kepada
masyarakat tentang program pemberdayaan masyarakat di lingkungan tempat tinggal
mereka. Tahap pertama ini bertujuan untuk menumbuhkan motivasi di dalam diri
masyarakat desa, bahwa mencari uang tidak selamanya bekerja di orang lain, tidak
selamanya bekerja di kota, tetapi uang itu dapat di cari di desa sendiri yang begitu kaya
akan potensi yang dapat dikembangkan. Sebagian peserta kelompok kerja adalah
wanita, karena suami mereka bekerja sebagai nelayan kolam jaring apung, petani,
tukang ojek, dan wirasawasta. Sehingga hal ini biasa mempengaruhi pola pikir mereka
untuk menerima suatu inovasi baru maupun melakukan suatu pembaharuan. Motivasi
mereka untuk maju sangat kurang sehingga diperlukan waktu untuk menanamkan
kesadaran pada masyarakat. Kemudian pembinaan kepada masyarakat ditujukan untuk
memberikan wawasan bahwa Desa Margalaksana mempunyai potensi yang sangat
besar dan tentunya masyarakat di desa tersebut bisa lebih berkembang. Dari situ
muncullah motivasi dari masyarakat untuk maju, setelah merubah pola pikir yang
tradisional melalui berbagai sosialisasi dan pelatihan. Peran pelaku pemberdayaan
akan efektif dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat jika masyarakat
sebelumnya meningkatkan pemberdayaannya.
Keempat, bina kelembagaan yaitu hal ini ditandai dengan terbentuknya kelompok kerja
mulai dari Kelompok Kolam Jaring Apung, Kelompok Cinta Cirata, dan Kelompok Cirata
Mulia. Peranan kelembagaan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan suatu organisasi. Faktor yang mempengaruhi peranan suatu lembaga
adalah tujuan yang jelas, struktur organisasi, dukungan atau partisipasi masyarakat,
dan sistem nilai yang dianut. Menurut Hutapea (2008), peranan organisasi dapat
dievaluasi dengan dua hal, yaitu pencapaian sasaran dan proses pelaksanaan
organisasi yang tercermin dalam perilaku organisasi ketika berinteraksi dengan
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Baik pencapaian sasaran maupun proses
pelaksanaan organisasi memiliki peran yang sangat penting karena pencapaian
sasaran yang tidak disertai dengan prosespelaksanaan organisasi yang baik akan
mengakibatkan usaha pencapaian sasaran tidak berlangsung lama.
Keterlibatan kelembagaan
pertama adalah hambatan internal. Hambatan yang terjadi pada awal mula
pembentukan kelompok kerja ada pada pola pikir masyarakatnya. Masyarakat desa
yang tingkat pendidikannya rendah sulit untuk diajak berkreasi dan berusaha membuat
sebuah kegiatan baru. Sekarang sudah terbentuk beberapa kelompok kerja di Cirata
mulai dari Kelompok Cinta Cirata, Cirata Mulya, dan Cirata lestari. Selain itu, hambatan
yang terjadi adalah memperoleh izin dari suami-suami mereka ketika ikut pelatihan
dalam kelompok kerja. Akan tetapi, dengan semakin banyak percontohan kelompok
kerja yang sukses maka keanggotan kelompok kerja tersebut semakin banyak.
Berdasarkan uraikan di atas, dapat dikatakan bahwa masih banyak masyarakat desa
yang berpendidikan rendah dan kurang memiliki keterampilan. Hal tersebut
menyebabkan banyaknya masyarakat yang memilih pekerjaan sebagai buruh tani, juga
banyak masyarakat desa yang berusia produktif lebih memilih mencari pekerjaan di
kota, terutama di Jakarta. Faktor-faktor tersebut menjadikan Desa Margalaksana sulit
berkembang karena warganya lebih memilih bekerja di kota dibanding bekerja di desa
sendiri untuk membangun desa. Menurut sekretaris desa yang peneliti wawancarai
bahwa solusi untuk menangani permasalahan tersebut adalah dengan sering
diadakannya pelatihan atau kursus-kursus yang dapat meningkatkan keahlian dari
masyarakat desa. Untuk mengadakan pelatihan atau kursus-kursus tersebut perlu
mendapat dukungan dari pihak pemerintah ataupun pihak swasta. Diharapkan nantinya
ada bantuan dari pihak desa ataupun pihak luar yang memberikan pelatihan-pelatihan
sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa. Selain pelatihan-
pelatihan, solusi lain untuk meningkatkan kualitas SDM adalah dengan diperbanyaknya
sekolahsekolah menengah kejuruan dari pemerintah. Sampai pada saat ini masih
terbilang minim untuk jumlah sekolah kejuruan yang ada di sekitar desa Margalaksana.