TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang harus dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan secara komprehensif meliputi
bio psiko sosio spiritual baik kepada individu, keluarga dan masyarakat tanpa
membedakan agama, suku bangsa dan ras. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap
orang yang dijamin dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi – tingginya.
Adanya Undang – Undang tentang Perlindungan Konsumen dan hasil
amandemen kedua UUD 1945, tepatnya pasal 28H ayat I, para penerima jasa pelayanan
kesehatan saat ini mulai menyadari hak-haknya sehingga keluhan, harapan, laporan,
sampai dengan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi suatu bagian dari upaya
mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa tersebut. Munculnya berbagai
Lembaga Perlindungan Konsumen merupakan indikasi kuat bahwa masyarakat sudah
mulai sadar akan hak-haknya, meski belum semua.
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan tekhnologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus
tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. ( Undang –
undang Rumah Sakit 2009 )
Seperti disampaikan Aditama ( 2003 ) bahwa rumah sakit merupakan suatu
organisasi dengan core businessnya sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan
mempunyai tujuan memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bermutu
kepada masyarakat. Tidak seperti industri lainnya, dalam industri rumah sakit
pelanggannya majemuk, dalam arti untuk setiap pasien yang menjadi pelanggan
langsung ada tambahan pelanggan lain berupa kerabat atau handai taulan yang datang
menjenguk atau menunggui pasien baik langsung atau tidak langsung turut merasakan
bagaimana jasa disampaikan di sana.
Menurut Tjiptono (2008), salah satu strategi yang paling tepat dalam
memenangkan persaingan adalah dengan selalu berupaya untuk tercapainya peningkatan
mutu berkelanjutan (Continuous Quality Management), dalam pelayanan kesehatan
memberikan layanan spesifik yang mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan
dalam hal ini adalah pasien dan keluarganya.
2
Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,
persaingan antar rumah sakit semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka
bebas. Ilyas ( 2004 ) menyatakan bahwa saat ini masyarakat mulai menuntut rumah
sakit untuk dapat memberikan pelayanan dengan konsep one step quality service,
artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan
kebutuhan pasien harus dapat dilayani dengan mudah, cepat, akurat, bermutu dan biaya
terjangkau.
Dinamika masyarakat di era globalisasi yang ditandai dengan masuknya
informasi yang demikian pesat, sehingga meningkatkan tuntutan kebutuhan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan di rumah sakit. Untuk memberikan pelayanan tersebut
pemerintah berupaya meningkatkan berbagai bidang pelayanan dan regulasi yang
mendukung pelayanan yang berkualitas.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan, Rumah Sakit wajib
melakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi Rumah
Sakit dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri
berdasarkan Standar akreditasi yang berlaku.
Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan yang diberikan oleh pemerintah
kepada manajemen Rumah Sakit yang telah memenuhi Standar yang telah ditetapkan.
Tujuan utama Akreditasi Rumah Sakit pada dasarnya adalah agar kualitas diintegrasikan
dan dibudayakan ke dalam sistem pelayanan di rumah sakit.
Akreditasi adalah proses dimana suatu lembaga yang terpisan dan berbeda dari
organisasi pelayanan kesehatan, biasanya non pemerintah, melakukan asesmen terhadap
organisasi pelayanan kesehatan. Tujuannya untuk menentukan apakah organisasi
tersebut telah memenuhi seperangkat persyaratan ( Standar ) yang dirancang untuk
memperbaiki keselamatan dan kualitas pelayanan. Akreditasi biasanya bersifat sukarela.
Akreditasi Standar biasanya diyakini sebagai sesuatu yang optimal dan dapat dicapai.
Akreditasi menunjukkan komitmen nyata sebuah organisasi pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien, memastikan bahwa suatu
lingkungan perawatan itu aman, dan terus bekerja untuk mengurangi risiko bagi pasien
dan petugas kesehatan. Seluruh dunia telah memandang perlunya akreditasi sebagai cara
efektif untuk mengevaluasi mutu suatu organisasi pelayanan kesehatan yang sekaligus
juga berperan sebagai sarana manajemen.
3
Keselamatan pasien merupakan isu yang sangat penting dalam mengelola
pelayanan kesehatan. Seiring dengan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan maka
rumah sakit harus selalu meningkatkan pelayanan yang memberikan kenyamanan pada
pasien dan fokus terhadap keselamatan pasien. Rumah sakit dahulu menerapkan
peningkatan mutu dalam manajemen yang terpisah. Sekarang manajemen risiko dan
peningkatan mutu berjalan selaras dengan keselamatan pasien. Perawatan pasien akan
efektif dan efisien apabila peningkatan mutu dan keselamatan pasien berjalan bersama-
sama.
Sejalan dengan nafas akreditasi, maka rumah sakit perlu menetapkan
kebijaksanaan dan langkah-langkah upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien
dengan membentuk pengorganisasian komite mutu dan keselamatan pasien dengan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit lengkap beserta uraian tugas yang jelas. Komite
mutu dan keselamatan pasien merupakan wadah fungsional yang menangani masalah-
masalah peningkatan mutu pelayanan, dimana dalam wadah tersebut duduk unsur
pimpinan rumah sakit.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
1. Nama Pemilik :
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang
2. Alamat Pemilik :
Jl. Prabu Gajah Agung No. 09 Sumedang
3. Nama Rumah Sakit :
RSUD Kabupaten Sumedang
4. Alamat Rumah Sakit :
Jl. Palasari No. 80 –
Jl. P. Geusan UlunNo.41Sumedang
Telepon/Fax : (0261) 201021 FAX. (0261) 204970
Email :
Website : -
5. Nama Direktur : dr. H. Hilman Taufik Ws., M.Kes
Telp/No. HP Direktur : 085222788999
6. Perijinan Rumah Sakit : Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit
a. Pemberi Ijin : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)
Jabar
b. Nomor Ijin : 445/Kep.29/I/ISPRS-BPPT/2012
c. Masa Berlaku Ijin : 5 (Lima) tahun TMT 28 Pebruari 2012
7. Penetapan Kelas :
a. Klasifikasi RS : Kelas B Non Pendidikan
b. No & Tgl. Penetapan Kelas : 1501/MENKES/SK/X/2003 Tanggal 27-10-2003
8. Luas Lahan : 18.309,50 m²
9. Luas Bangunan : 19.313,00 m²
5
No Unit Kerja LUAS (M2)
5 IRJ (3.301)
- Lantai 2 760
- Lantai 3 760
- Apotik askes
6 Radiologi 337
7 PONEK (428 m2)
- VK 211
- Perinatologi 217
8 Apotek Ranap
- Lantai 1 (apotek+kntr dahlia) 90
- Lantai 2 (Dokter jaga, dll) 90
9 IBS (1.216 m2)
- Lantai 1 608
- Lantai 2 608
10 Inst. CSSD
- Lantai 1 (CSSD) 40
- Lantai 2 (Darwin) 40
11 R. ICU/Kemuning 185
12 Ins. Ranap
1) R. Dahlia (366 m2)
- Kls I 68
- Kls II 68
- Kls III 230
2) R. Bedah
- Kls I (Anggrek) 116
- Kls II (Anggrek) 144
- Kls III (Soka) 120
3) R. Kenanga
- Kls I 178
- Kls II 223
- Kls III 187
4) R. Cempaka (1.264 m2)
- Lantai 1 (Cempaka) 632
- Lantai 2 (Sakura) 632
5) R. Mawar
- Lantai 1 (Kenanga) 362
- Lantai 2 (Bedah) 362
- Lantai 3 (Bedah) 362
6) R. Tanjung (406 m2)
- Kls I
406
- Kls II
7) R. Bougenville (Kols III) 166
8) Paviliun Tandang (5.208 m2)
- Utility (basement) 780
- Lantai 1 (VIP C) 1.476
- Lantai 2 (VIP B) 1.476
- Lantai 3 (VIP A) 1.476
9) HCU
14 IPAL/Inst. Sanitasi 160
6
No Unit Kerja LUAS (M2)
15 Inst. P. Jenazah 90
16 Inst. Laundry (180 m2)
- Lantai 1 90
- Lantai 2 90
17 Inst. Logistik (180 m2)
- Lantai 1 90
- Lantai 2 90
18 Inst. Farmasi (gudang obat) 170
19 Inst. Gizi 206
20 Incenerator/TPS 72
21 IPSRS 102
22 TPA 101
23 KPRI/PKL 134
24 Mesjid Ibnu Sina/MCK
25 Thalasemia 36
26 Transit 126
Jumlah 19.313 m²
Sumber : Instalasi Sarana
7
e. GDR : 35 ‰
f. NDR : 17 ‰
12. Pelayanan Hemodialisa : ada
13. Bank Darah : ada ( MOU Dengan PMI)
8
2) Perawatan Penyakit Anak
Tanjung ( kelas I,II)
Bogenvile ( kelas III)
3) Perawatan Penyakit Bedah
Angkrek ( kelas I,II dan III)
4) Perawatan Penyakit Kebidanan dan Kandungan
Dahlia ( kelas I,II dan III)
5) Perawatan Ruang Utama
Aster
6) Instalasi Paviliun Tandang
Tulip
e. Pelayanan Penunjang
9
15. Prestasi RS
TAHUN PEMBERI
N PERINGKA
o JENIS PENGHARGAAN PENERIMAA PENGHARGAA
T N N
Human Resources IHRDP Gold
1 Gold Award 2010
Development Program Award
Man Of The IHRDP Gold
2 Has Been Award 2010
Year Award
Penuh Tk
3 Akreditasi Rumah sakit 2010 Kemenkes RI
Lanjut
Gubernur Jawa
4 Pengelolaan Terbaik RSSIB Peringkat 5 2012
Barat
As The Best Hospital In
Indonesian The Winner
5 Service Excellent Of The 2012
Award Indonesian Award
Year
Sumber : Bagian Umum RSUD Kab.Sumedang
10
BAB III
VISI MISI RUMAH SAKIT
Dalam mengemban aplikasi tersebut di atas maka Rumah Sakit Mempunyai motto ”
CERMAT ” artinya Cepat, Efisien, Ramah, Mutu, Aman dan Tertib. Nilai-nilai dan motto
dituangkan dalam pakta intregitas diharapkan manajemen serta karyawan secara sinergi dapat
memberikan pelayanan tidak hanya secara fisik tetapi juga dengan hati, sehingga timbul
motivasi kerja yang optimal, yang pada akhirnya dapat memberikan kepuasan bagi seluruh
pegawai.
11
B. Nilai-nilai (budaya) rumah sakit
Budaya kerja bagi rumah sakit merupakan komitmen dari hati yang tulus dalam
melaksanakan kewajiban sebagai pegawai yang bekerja dan beribadah menjadi senjata strategis
dalam melaksanakan pelayanan kepada pelanggan, sehingga budaya kerja tersebut
diterjemahkan kedalam nilai – nilai organisasi yang telah disepakati bersama dengan penjabaran
sebagai berikut:
1. Disiplin
Adalah senantiasa bekerja bertanggung jawab agar setiap tugas yang diembannya
dapat diselesaikan dengan baik sesuai rencana yang telah ditentukan.
2. Profesionalisme
Adalah tindak-tanduk yang bercirikan suatu profesi atau orang yang ahli dalam
bidangnya dengan memegang teguh etika profesi dan standar mutu keahlian yang
tinggi.
3. Ramah
Adalah sikap dan tutur kata manis, dengan praduga positif serta berbudi bahasa
menarik dan selalu berusaha untuk menolong pelanggan dengan tulus ikhlas.
4. Peduli
Adalah berusaha untuk segera mengetahui atau sangat menghiraukan persoalan
pelanggan dengan sungguh-sungguh dan langsung membantu persoalan tersebut
dengan tuntas dan memuaskan keinginan pelanggan.
5. Jujur
Adalah selalu memegang teguh ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan
informasi atau tidak melakukan kecurangan apapun untuk keuntungan dirinya
ataupun untuk kepentingan pelanggan.
12
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
DIREKTUR
KOMITE
RUMAH SAKIT SPI
BAGIAN PROGRAM BAGIAN KEUANGANBAGIAN UMUM DAN EPEGAWAIAN BIDANG PELAYANAN BIDANG KEPERAWATAN BIDANG PELAYANAN
DAN ANGGARAN MM PENUNJANG MEDIS
MEDIS
SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN VERIFIKASI SUB BAGIAN UMUM SEKSI SEKSI ASUHAN KEPERAWATAN SEKSI
KLINIK MEDIS PENGENDALIAN MUTU PENUNJANG
MEDIS
SUB BAGIAN ANGGARAN SUB BAGIAN PERBENDAHARAANSUB BAGIAN KEPEGAWAIAN SEKSI ETIKA DAN MUTUSEKSI FASILITAS PENUNJANG MEDIS
SEKSI DAL MUTU KEPERAWATAN
11
SUSUNAN DEWAN PENGAWAS, DIREKSI DAN MANAJERIAL
13
Ka.Seksi Fasilitas Penunjang Medis : Dra. Teti Suryeti, Apt.
MSi
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
KETUA
KOMITE MUTU & KESELAMATAN PASIEN 14
dr. H. MERU PRABOWO, Sp.An
SEKRETARIS
BAB VI
URAIAN JABATAN
15
bidang tugasnya medis maupun non
- Menetapkan rencana strategik dan medis dapat terus
program kerja mutu sesuai dengan visi ditingkatkan
dan misi RS Sumedang
- Mengkoordinir pelaksanaan program
kerja dan kegiatan tim
Tim Keselamatan - Mengkoordinir pelaksanaan program 1. Pasien merasa aman
pasien dan keselamatan pasien di RS termasuk di selama berobat di RS
manajemen risiko dalamnya manajemen risiko 2. Kepercayaan pasien
- Melaporkan pelaksanaan kegiatan meningkat.
program keselamatan pasien di RS 3. Resiko klinis
dan manajemen risiko teridentifikasi,
kemudian dapat
- Mengkoordinir pelaksanaan program
dianalisa penyebab
Manajemen Resiko Klinis di rumah dan dampak bagi
sakit Rumah Sakit
- Mengkoordinir pertemuan untuk 4. Mencegah insiden
membahas pelaporan insiden yang lama tidak terulang
terjadi di Rumah sakit lagi
- Melaporkan pelaksanaan kegiatan 5. Tersusunnya laporan
Manajemen Risiko Klinik triwulan & laporan
tahunan
Monitoring dan - Melakukan monitoring dan evaluasi - Agar tersusun dan
evaluasi penyelenggaraan tugas komite tersedianya laporan
triwulan, dan tahunan
pelaksanaan program
peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
WEWENANG
16
Pelaksanaan Program Peningkatan Mutu baik V
untuk medis & Non Medis
HUBUNGAN KERJA
3. Komite Medis / SMF Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus
menerus
17
TANTANGAN JABATAN INI
SPESIFIKASI JABATAN
Kompetensi :
1. Pelatihan Manajemen Resiko Klinis
2. Pelatihan Patient Safety Rumah Sakit
3. Pelatihan Audit Mutu Internal
18
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di Rumah Sakit Sumedang
WEWENANG
19
HUBUNGAN KERJA
3. Komite Medis / SMF Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus
menerus
SPESIFIKASI JABATAN
20
3. Nama Jabatan : Ketua Tim KPRS dan Manajemen Risiko
Nama Jabatan Atasan Langsung : Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
21
evaluasi penyelenggaraan tugas yang tersedianya laporan
berhubungan dengan keselamatan triwulan, dan tahunan
pasien dan manajemen risiko pelaksanaan program
keselamatan pasien dan
manajemen risiko
WEWENANG
HUBUNGAN KERJA
3. Komite Medis / SMF Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus
menerus
22
TANTANGAN JABATAN INI
SPESIFIKASI JABATAN
Kompetensi :
1. Pelatihan manajemen risiko klinis
2. Pelatihan keselamatan pasien
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
23
DIREKTUR
Keterangan :
24
Kebutuhan pelatihan staf untuk menunjang program PMKP
Penyediaan data indikator klinis dari unit kerja
Pelaksanaan program PMKP
Penyediaan Rekam Medik pasien untuk audit klinis
Pembahasan laporan insiden yang berhubungan dengan insiden kasus medis
Pembahasan hasil audit klinis SMF terkait untuk dianalisa dan tindak lanjut
temuan
Penyediaan pedoman klinis, Clinical Pathways dan / atau protokol klinis
25
mutu
Pengajuan kebutuhan SDM
Pelaporan penilaian kinerja individu / SKP
Pengumpulan data indikator area manajemen
Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya
Pengadaan barang untuk kebutuhan kegiatan Peningkatan Mutu dan
keselamatan Pasien
Publikasi data ke masyarakat
Pengelolaan keluhan pasien dan keluarga, dokter dll
BAB XV
PERTEMUAN / RAPAT
26
Rapat berkala terdiri dari :
1. Rapat Rutin
- Incident Report
1. Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang
perlu dibahas segera
BAB XVI
27
1. Pencatatan dan pelaporan program PMKP dilaksanakan setiap akhir kegiatan
dan tiap triwulan pelaporan kegiatan dilaporkan kepada Pimpinan Rumah
Sakit dan Yayasan RS secara periodik tiap TW melalui pelaporan Realisasi
program kerja unit Quality Assurance
2. Pencatatan Indikator mutu , sensus harian dilakukan oleh unit masing –
masing.
Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator klinis,
indikator manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien, dilaporkan
kepada Tim QA untuk direkap dan diterbitkan FTKP ( Form Tidakan Korektif
dan Pencegahan )
3. Pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien :
Setiap terjadi insiden keselamatan pasien unit langsung membuat laporan insiden
untuk dilaporkan kepada Tim QA , kemudian dilakukan RMG oleh Tim QA dan
dilakukan pembahasan dengan Tim KPRS dan Manajemen tiap hari Senin .
1 Indikator Mutu Tiap bulan max tgl 15 Tiap TW Tahunan Melalui laporan
bulan berikutnya realisasi pencapaia
program kerja QA
Manager
28
Hubungan kerja instalasi radiologi melibatkan banyak unit / instalasi
yang saling terkait antara lain:
1. Komite medik
Hubungan kerja dengan komite medik adalah dalam :
a. Membahas perkembangan ilmu kedokteran
b. Membahas perkembangan ilmu radiologi
c. Membahas perkembangan jangka panjang dan jangka pendek baik
RSU maupun radiologi
d. Diskusi disiplin ilmu antara unit kerja yang berhubungan dengan
radiologi
e. Diskusi tentang ketenagaan yang disesuaikan dengan permohonan
pemeriksaan yang diminta oleh para dokter
29
4. Bidang keperawatan
Hubungan kerja dengan bidang perawatan adalah Diskusi disiplin ilmu antara
unit kerja yang berhubungan dengan radiologi
5. Seksi Medrek
Hubungan kerja dengan seksi Medrek adalah Tentang identitas pasien
6. Bagian umum
Hubungan kerja dengan bidang penunjang medik adalah :
a. Pengadaan bahan penunjang
b. Pengadaan bahan material
c. Pengadaan bahan sarana
9. Instalasi Farmasi
Hubungan kerja dengan Instalasi Farmasi adalah :
a. Pengadaan alkes Farmasi
b. Pengadaan bahan/ reagen radiologi
10. IPRS
Hubungan kerja dengan IPRS adalah :
a. Pengadaan alat radiologi
b. Pemeliharaan alat radiologi
c. Sarana alat radiologi
30
Hubungan kerja dengan Instalasi Laundry adalah :
a. Pengadaan alat tenun radiologi
b. Laundry
16. LITBANG
Hubungan kerja dengan Instalasi SIM RS adalah :
a. Pengembangan dan pendidikan tenaga radiologi
b. PKL di radiologi
31
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
32
D IV Radiologi dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun
Memiliki kemampuan memimpin
Berwibawa
Sehat jasmani dan rohani
4. Radiografer
Persyaratan / Kualifikasi :
Pendidikan Diploma Radiologi
Pendidikan dasar SLTA dengan memiliki diploma/sertifikat khusus
radiology
Pendidikan dasar SLTA dengan memiliki Surat Keterangan mengikuti
pelatihan radiology.
5. Tenaga PPR
Persyaratan / Kualifikasi :
Pendidikan dasar DIII APRO
Memiliki SIB
Sehat jasmani dan rohani
6. Pelaksana USG
Persyaratan / kualifikasi :
Pendidikan dasar kedokteran umum , ditambah spesialis radiologi
Sehat jasmani dan rohani
7. Petugas Administrasi
Persyaratan / kualifikasi :
Pendidikan dasar SLTA
Sehat jasmani dan rohani
8. Petugas Kamar Gelap
Persyaratan / kualifikasi :
Pendidikan dasar SLTA
Sehat jasmani dan rohani
33
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
34
pada RSUD Kabupaten Sumedang serta memiliki kesadaran yang tinggi akan
tanggungjawab yang dipikulnya.
C. SASARAN
Orientasi dilaksanakan untuk setiap pegawai baru atau pindahan, meliputi
tenaga teknis, tenaga administrasi dan tenaga lainnya.
D. EVALUASI
1. Penilaian terhadap peserta orientasi (pegawai baru ) dilakukan
oleh Ka. Instalasi Radiologi
2. Penilaian meliputi aspek :
a. Sikap dan penampilan (performance )
b. Keterampilan
c. Laporan
35
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT RADIOLOGI
36
BAB XI
PELAPORAN
A. LAPORAN HARIAN
Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan :
1. Analis radiologi membuat laporan hasil pemeriksaan pada form laporan hasil
pemeriksaan ( print out ),
2. Laporan diserahkan ke Kepala Instalasi untuk divalidasi dan ditandatangani.
3. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan ke bagian administrasi untuk dicatat di buku
ekspedisi
4. hasil pemeriksaan diserahkan kepada pasien , sedangkan sebagai arsip ada di
softcopy komputer dan bukti fisik formulir permintaan pemeriksaan.
B. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan terdiri dari rekapan pelayanan radiologi yang meliputi hasil
pemerikasan secara kuantitas yang berasal dari unit yang melakukan pemeriksaan
penunjang radiologi. Terdiri dari jumlah pasien, jenis pemeriksaan, jumlah pasien di
luar normal, laporan keuangan, laporan K3, laporan alat habis pakai.sebagian laporan
diserahkan ke bidang pelayanan penunjang medik.
37
C. LAPORAN TAHUNAN
Laporan tahunan merupakan laporan keseluruhan kinerja instalasi radiologi. Yang
terdiri dari laporan bulanan, laporan realisasi kegiatan dan anggaran dan evaluasi
capaian kinerja dan rencana kerja tahun berikutnya.
38