Anda di halaman 1dari 41

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang


bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Untuk mencapai tujuan tersebut Departemen Kesehatan RI telah menyusun
rencana strategis yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang
telah ditetapkan melalui keputusan Menteri Kesehatan No
1274/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Rencana Strategis Departemen Kesehatan
Tahun 2005-2009.
Salah satu program pembangunan kesehatan adalah Program Upaya
Kesehatan Perorangan yang bertujuan meningkatkan akses, keterjangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan perorangan. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan
meliputi upaya kesehatan dan kemampuan sumber daya kesehatan yang harus
dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga tercapai tujuan secara
optimal.
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan, disamping
berfungsi memberi pelayanan tetapi juga melakukan pendidikan dan penelitian.
Dalam menjalankan fungsi yang kompleks ini rumah sakit memerlukan sumber
daya yang handal dan professional dengan melibatkan berbagai disiplin
ilmu dan kepakaran bekerja secara kolaborasi dan terpadu untuk mencapai
pelayanan yang bermutu.
Evaluasi mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit selama ini
dilaksanakan melalui survey akreditasi rumah sakit. Dari jumlah 1292 RS di
Indonesia sampai dengan Juni 2007, sebanyak 641 (49,6%) Rumah Sakit telah
terakreditasi (599 terakreditasi penuh, 42 terakreditasi bersyarat), dan 32
Rumah Sakit gagal terakreditasi. Namun demikian, hasil survey akreditasi belum
dapat memberi gambaran pelayanan keperawatan bermutu secara
keseluruhan karena survey hanya berfokus pada evaluasi input dan proses.
Kesehatan adalah hak asasi seluruh manusia di dunia termasuk di Indonesia.
Memberikan pelayanan kesehatan yang layak merupakan tanggung jawab pemerintah

1
yang harus dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan secara komprehensif meliputi
bio psiko sosio spiritual baik kepada individu, keluarga dan masyarakat tanpa
membedakan agama, suku bangsa dan ras. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap
orang yang dijamin dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi – tingginya.
Adanya Undang – Undang tentang Perlindungan Konsumen dan hasil
amandemen kedua UUD 1945, tepatnya pasal 28H ayat I, para penerima jasa pelayanan
kesehatan saat ini mulai menyadari hak-haknya sehingga keluhan, harapan, laporan,
sampai dengan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi suatu bagian dari upaya
mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa tersebut. Munculnya berbagai
Lembaga Perlindungan Konsumen merupakan indikasi kuat bahwa masyarakat sudah
mulai sadar akan hak-haknya, meski belum semua.
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan tekhnologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus
tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. ( Undang –
undang Rumah Sakit 2009 )
Seperti disampaikan Aditama ( 2003 ) bahwa rumah sakit merupakan suatu
organisasi dengan core businessnya sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan
mempunyai tujuan memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bermutu
kepada masyarakat. Tidak seperti industri lainnya, dalam industri rumah sakit
pelanggannya majemuk, dalam arti untuk setiap pasien yang menjadi pelanggan
langsung ada tambahan pelanggan lain berupa kerabat atau handai taulan yang datang
menjenguk atau menunggui pasien baik langsung atau tidak langsung turut merasakan
bagaimana jasa disampaikan di sana.
Menurut Tjiptono (2008), salah satu strategi yang paling tepat dalam
memenangkan persaingan adalah dengan selalu berupaya untuk tercapainya peningkatan
mutu berkelanjutan (Continuous Quality Management), dalam pelayanan kesehatan
memberikan layanan spesifik yang mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan
dalam hal ini adalah pasien dan keluarganya.

2
Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,
persaingan antar rumah sakit semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka
bebas. Ilyas ( 2004 ) menyatakan bahwa saat ini masyarakat mulai menuntut rumah
sakit untuk dapat memberikan pelayanan dengan konsep one step quality service,
artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan
kebutuhan pasien harus dapat dilayani dengan mudah, cepat, akurat, bermutu dan biaya
terjangkau.
Dinamika masyarakat di era globalisasi yang ditandai dengan masuknya
informasi yang demikian pesat, sehingga meningkatkan tuntutan kebutuhan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan di rumah sakit. Untuk memberikan pelayanan tersebut
pemerintah berupaya meningkatkan berbagai bidang pelayanan dan regulasi yang
mendukung pelayanan yang berkualitas.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan, Rumah Sakit wajib
melakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi Rumah
Sakit dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri
berdasarkan Standar akreditasi yang berlaku.
Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan yang diberikan oleh pemerintah
kepada manajemen Rumah Sakit yang telah memenuhi Standar yang telah ditetapkan.
Tujuan utama Akreditasi Rumah Sakit pada dasarnya adalah agar kualitas diintegrasikan
dan dibudayakan ke dalam sistem pelayanan di rumah sakit.
Akreditasi adalah proses dimana suatu lembaga yang terpisan dan berbeda dari
organisasi pelayanan kesehatan, biasanya non pemerintah, melakukan asesmen terhadap
organisasi pelayanan kesehatan. Tujuannya untuk menentukan apakah organisasi
tersebut telah memenuhi seperangkat persyaratan ( Standar ) yang dirancang untuk
memperbaiki keselamatan dan kualitas pelayanan. Akreditasi biasanya bersifat sukarela.
Akreditasi Standar biasanya diyakini sebagai sesuatu yang optimal dan dapat dicapai.
Akreditasi menunjukkan komitmen nyata sebuah organisasi pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien, memastikan bahwa suatu
lingkungan perawatan itu aman, dan terus bekerja untuk mengurangi risiko bagi pasien
dan petugas kesehatan. Seluruh dunia telah memandang perlunya akreditasi sebagai cara
efektif untuk mengevaluasi mutu suatu organisasi pelayanan kesehatan yang sekaligus
juga berperan sebagai sarana manajemen.

3
Keselamatan pasien merupakan isu yang sangat penting dalam mengelola
pelayanan kesehatan. Seiring dengan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan maka
rumah sakit harus selalu meningkatkan pelayanan yang memberikan kenyamanan pada
pasien dan fokus terhadap keselamatan pasien. Rumah sakit dahulu menerapkan
peningkatan mutu dalam manajemen yang terpisah. Sekarang manajemen risiko dan
peningkatan mutu berjalan selaras dengan keselamatan pasien. Perawatan pasien akan
efektif dan efisien apabila peningkatan mutu dan keselamatan pasien berjalan bersama-
sama.
Sejalan dengan nafas akreditasi, maka rumah sakit perlu menetapkan
kebijaksanaan dan langkah-langkah upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien
dengan membentuk pengorganisasian komite mutu dan keselamatan pasien dengan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit lengkap beserta uraian tugas yang jelas. Komite
mutu dan keselamatan pasien merupakan wadah fungsional yang menangani masalah-
masalah peningkatan mutu pelayanan, dimana dalam wadah tersebut duduk unsur
pimpinan rumah sakit.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

1. Nama Pemilik :
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang
2. Alamat Pemilik :
Jl. Prabu Gajah Agung No. 09 Sumedang
3. Nama Rumah Sakit :
RSUD Kabupaten Sumedang
4. Alamat Rumah Sakit :
Jl. Palasari No. 80 –
Jl. P. Geusan UlunNo.41Sumedang
Telepon/Fax : (0261) 201021 FAX. (0261) 204970
Email :
Website : -
5. Nama Direktur : dr. H. Hilman Taufik Ws., M.Kes
Telp/No. HP Direktur : 085222788999
6. Perijinan Rumah Sakit : Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit
a. Pemberi Ijin : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)
Jabar
b. Nomor Ijin : 445/Kep.29/I/ISPRS-BPPT/2012
c. Masa Berlaku Ijin : 5 (Lima) tahun TMT 28 Pebruari 2012
7. Penetapan Kelas :
a. Klasifikasi RS : Kelas B Non Pendidikan
b. No & Tgl. Penetapan Kelas : 1501/MENKES/SK/X/2003 Tanggal 27-10-2003
8. Luas Lahan : 18.309,50 m²
9. Luas Bangunan : 19.313,00 m²

No Unit Kerja LUAS (M2)


1 IGD (1.252 m2)  
  - Lantai 1 608
  - Lantai 2 (evakuasi IBS) 608
  - Lantai 2 (R.Thalasemia) 36
2 Hemodialisa (1.672 m2)
  - Lantai 1 536
  - Lantai 2 536
3 - Apotek Jamkesmas
  - Lantai 1 (apotik) 24
  - Lantai 2 (UMC) 24
4 Inst. Radiologi (192 m2)
  - Lantai 1 156
  - Lantai 2 (SIM/Operator) 36

5
No Unit Kerja LUAS (M2)
5 IRJ (3.301)  
  - Lantai 2 760
  - Lantai 3 760
  - Apotik askes
6 Radiologi 337
7 PONEK (428 m2)
  - VK 211
  - Perinatologi 217
8 Apotek Ranap
  - Lantai 1 (apotek+kntr dahlia) 90
  - Lantai 2 (Dokter jaga, dll) 90
9 IBS (1.216 m2)
  - Lantai 1 608
  - Lantai 2 608
10 Inst. CSSD
  - Lantai 1 (CSSD) 40
  - Lantai 2 (Darwin) 40
11 R. ICU/Kemuning 185
12 Ins. Ranap
  1) R. Dahlia (366 m2)
  - Kls I 68
  - Kls II 68
  - Kls III 230
  2) R. Bedah
  - Kls I (Anggrek) 116
  - Kls II (Anggrek) 144
  - Kls III (Soka) 120
  3) R. Kenanga
  - Kls I 178
  - Kls II 223
  - Kls III 187
  4) R. Cempaka (1.264 m2)
  - Lantai 1 (Cempaka) 632
  - Lantai 2 (Sakura) 632
  5) R. Mawar
  - Lantai 1 (Kenanga) 362
  - Lantai 2 (Bedah) 362
  - Lantai 3 (Bedah) 362
  6) R. Tanjung (406 m2)
  - Kls I
406
  - Kls II
  7) R. Bougenville (Kols III) 166
  8) Paviliun Tandang (5.208 m2)
  - Utility (basement) 780
  - Lantai 1 (VIP C) 1.476
  - Lantai 2 (VIP B) 1.476
  - Lantai 3 (VIP A) 1.476
  9) HCU  
14 IPAL/Inst. Sanitasi 160

6
No Unit Kerja LUAS (M2)
15 Inst. P. Jenazah 90
16 Inst. Laundry (180 m2)
  - Lantai 1 90
  - Lantai 2 90
17 Inst. Logistik (180 m2)
  - Lantai 1 90
  - Lantai 2 90
18 Inst. Farmasi (gudang obat) 170
19 Inst. Gizi 206
20 Incenerator/TPS 72
21 IPSRS 102
22 TPA 101
23 KPRI/PKL 134
24 Mesjid Ibnu Sina/MCK
25 Thalasemia 36
26 Transit 126
Jumlah 19.313 m²
Sumber : Instalasi Sarana

8. STATUS AKREDITASI RS : Penuh Tingkat Lanjut


a. No dan Tanggal : HK.03.01/C.III/SK/976/2010
b. Masa berlaku : 26 Juli 2013
9. ISO/LAINNYA :
a. No dan Tanggal :
b. Masa berlaku :
10. JUMLAH TT YANG TERSEDIA :
a. Paviliun Tandang : 20
b. Utama : 18
c. Kelas I : 28
d. Kelas II : 54
e. Kelas III : 143
f. Isolasi : 2
g. High Care Unit : 3
h. PONEK : 12
i. Intensif :
j. ICCU :
k. ICU : 4
l. HCU : 3
m. PICU :
11. INDIKATOR PELAYANAN RS :
a. BOR : 77.5
b. LOS : 3.1
c. TOI : 0,9
d. BTO : 92.5

7
e. GDR : 35 ‰
f. NDR : 17 ‰
12. Pelayanan Hemodialisa : ada
13. Bank Darah : ada ( MOU Dengan PMI)

1. UNIT / INSTALASI PELAKSANA FUNGSIONAL


a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Bedah Sentral
c. Pelayanan Rawat Jalan
1) Poli Penyakit Dalam
2) Poli Gigi dan Mulut
3) Poli Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4) Poli Penyakit Kulit dan Kelamin
5) Poli THT
6) Poli Mata
7) Poli Jiwa
8) Poli Syaraf
9) Poli Kesehatan Anak
10) Poli DM & DOT
11) Poli PKBRS
12) Poli Bedah Ortopedi
13) Poli Laktasi
14) Bedah Umum
15) Poli Gizi
16) Poli VIP
17) Poli EKG
18) Poli EEG/MRI
19) Poli HIV ( teratai)
d. Pelayanan Rawat Inap

1) Perawatan Penyakit Dalam


 Kenanga ( kelas I,II)
 Sakura ( kelas III)
 Cempaka ( kelas III)

8
2) Perawatan Penyakit Anak
 Tanjung ( kelas I,II)
 Bogenvile ( kelas III)
3) Perawatan Penyakit Bedah
 Angkrek ( kelas I,II dan III)
4) Perawatan Penyakit Kebidanan dan Kandungan
 Dahlia ( kelas I,II dan III)
5) Perawatan Ruang Utama
 Aster
6) Instalasi Paviliun Tandang
 Tulip
e. Pelayanan Penunjang

1) Instalasi Instalasi radiologi


2) Instalasi Patologi Anatomi
3) Instalasi Farmasi
4) Instalasi Gizi
5) Instalasi Radiologi & USG
6) Instalasi Haemodialisa
7) Instalasi Perawatan Intensif/ICU,HCU
8) Perawatan Telasemia
9) Penunjang Medik Lainnya, terdiri dari Pelayanan EKG, dan
talasemia, Pelayanan EEG, EMG, CT Scan dan Rehabilitasi Medik

14. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RS


a. Sudah penetapan dengan SK Bupati / Walikota / Gubernur
Nomor : Nomor 445/Kep.140- RSUD/2009 tanggal 1 April 2009

9
15. Prestasi RS

TAHUN PEMBERI
N PERINGKA
o JENIS PENGHARGAAN PENERIMAA PENGHARGAA
T N N
Human Resources IHRDP Gold
1 Gold Award 2010
Development Program Award
Man Of The IHRDP Gold
2 Has Been Award 2010
Year Award
Penuh Tk
3 Akreditasi Rumah sakit 2010 Kemenkes RI
Lanjut
Gubernur Jawa
4 Pengelolaan Terbaik RSSIB Peringkat 5 2012
Barat
As The Best Hospital In
Indonesian The Winner
5 Service Excellent Of The 2012
Award Indonesian Award
Year
Sumber : Bagian Umum RSUD Kab.Sumedang

10
BAB III
VISI MISI RUMAH SAKIT

A. VISI DAN MISI RUMAH SAKIT

Seiring dengan perkembangan zaman, khususnya tuntutan masyarakat yang semakin


tinggi, kebijakan pemerintah terhadap pasien dalam strata tertentu, serta peluang yang belum
dioptimalkan, serta Sebagai organisasi untuk menjawab tantangan di masa depan, RSU Daerah
Kabupaten Sumedang mempunyai Visi dan Misi yaitu :

1. VISI RUMAH SAKIT


“Mewujudkan RSUD yang Efektif, Maju, Agamis dan Sejahtera (EMAS) tahun
2018.”
2. MISI RUMAH SAKIT
Menyelenggarakan pelayanan prima dengan menyempurnakan manajemen
pengelolaan BLUD, meningkatkan kualitas, kapasitas dan profesionalisme pegawai
yang berbasis keimanan dan ketakwaan.
Dari kalimat misi tersebut, ini dapat diidentifikasi misi yang diemban Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sumedang sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pelayanan prima yang efektif kepada semua pelanggan
b. Meningkatkan dan menyempurnakan manajemen dalam rangka otonomi
pengelolaan rumah sakit untuk mewujudkan RSUD yang maju
c.Meningkatkan manajemen pelayanan yang amanah berbasis keimanan dan
ketaqwaan
d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan RSUD dengan implementasi sistem
remunerasi yang proporsional
3. MOTTO RUMAH SAKIT

Dalam mengemban aplikasi tersebut di atas maka Rumah Sakit Mempunyai motto ”
CERMAT ” artinya Cepat, Efisien, Ramah, Mutu, Aman dan Tertib. Nilai-nilai dan motto
dituangkan dalam pakta intregitas diharapkan manajemen serta karyawan secara sinergi dapat
memberikan pelayanan tidak hanya secara fisik tetapi juga dengan hati, sehingga timbul
motivasi kerja yang optimal, yang pada akhirnya dapat memberikan kepuasan bagi seluruh
pegawai.

11
B. Nilai-nilai (budaya) rumah sakit

Budaya kerja bagi rumah sakit merupakan komitmen dari hati yang tulus dalam
melaksanakan kewajiban sebagai pegawai yang bekerja dan beribadah menjadi senjata strategis
dalam melaksanakan pelayanan kepada pelanggan, sehingga budaya kerja tersebut
diterjemahkan kedalam nilai – nilai organisasi yang telah disepakati bersama dengan penjabaran
sebagai berikut:

1. Disiplin
Adalah senantiasa bekerja bertanggung jawab agar setiap tugas yang diembannya
dapat diselesaikan dengan baik sesuai rencana yang telah ditentukan.
2. Profesionalisme
Adalah tindak-tanduk yang bercirikan suatu profesi atau orang yang ahli dalam
bidangnya dengan memegang teguh etika profesi dan standar mutu keahlian yang
tinggi.
3. Ramah
Adalah sikap dan tutur kata manis, dengan praduga positif serta berbudi bahasa
menarik dan selalu berusaha untuk menolong pelanggan dengan tulus ikhlas.
4. Peduli
Adalah berusaha untuk segera mengetahui atau sangat menghiraukan persoalan
pelanggan dengan sungguh-sungguh dan langsung membantu persoalan tersebut
dengan tuntas dan memuaskan keinginan pelanggan.
5. Jujur
Adalah selalu memegang teguh ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan
informasi atau tidak melakukan kecurangan apapun untuk keuntungan dirinya
ataupun untuk kepentingan pelanggan.

12
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

DIREKTUR

KOMITE
RUMAH SAKIT SPI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

WAKIL DIREKTUR UMUM&KEUANGAN WAKIL DIREKTUR PELAYANAN

BAGIAN PROGRAM BAGIAN KEUANGANBAGIAN UMUM DAN EPEGAWAIAN BIDANG PELAYANAN BIDANG KEPERAWATAN BIDANG PELAYANAN
DAN ANGGARAN MM PENUNJANG MEDIS
MEDIS

SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN VERIFIKASI SUB BAGIAN UMUM SEKSI SEKSI ASUHAN KEPERAWATAN SEKSI
KLINIK MEDIS PENGENDALIAN MUTU PENUNJANG
MEDIS

SUB BAGIAN ANGGARAN SUB BAGIAN PERBENDAHARAANSUB BAGIAN KEPEGAWAIAN SEKSI ETIKA DAN MUTUSEKSI FASILITAS PENUNJANG MEDIS
SEKSI DAL MUTU KEPERAWATAN

SUB BAGIAN AKUNTANSI


DAN M DAERAH INSTALASI

11
SUSUNAN DEWAN PENGAWAS, DIREKSI DAN MANAJERIAL

Susunan Dewan Pengawas RSUD Kab. Sumedang berdasarkan Keputusan


Bupati Sumedang Nomor 445/Kep.140- RSUD/2009 tanggal 1 April 2009
adalah sebagai berikut :

Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang


Anggota : 1. Asisten Pembangunan Setda Kabupaten Sumedang
2. Inspektur Kabupaten Sumedang
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
4. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Sumedang
Sekretaris : Kepala Bidang Akuntansi pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sumedang

Susunan Direksi RSUD Kabupaten Sumedang :

Direktur : dr. H. Hilman Taufik,


WS.,M.Kes

Wadir Umum & Keuangan : Drs. Cecep Suryana,


M.M.Pd

Wadir Pelayanan : dr. H. Dody Farmawan,


MM

Susunan Manajerial RSUD Kabupaten Sumedang

Kabag. Keuangan : H. Pepen Supendi, SKM,


M.Si

Kabag. Umum & Kepegawaian : Julaeha, S.Sos.,MSi


Kabag. Program & Anggaran : H. Bubun
Aliminsyah,S.Sos,MSi

Kabid. Pelayanan Medik : dr. Januar Salman, MSi

Kabid. Keperawatan : Engkur Kuraesih,S.Kp.,


M.Si

Kabid. PPM : Drg. Yusi Ratna Suminar,


M.Kes

Ka.Sub.Bag. Verifikasi : Rd. Ade Syafiartini, SE

Ka.Sub.Bag. Perbendaharaan : Hj. Ade Laela,SE

Ka.Sub.Bag. Akuntansi : Harwanto,SE.AK.MM

Ka.Sub.Bag. Kepegawaian : Hj. Mimin Karmini,


S.IP

Ka.Sub.Bag. Umum : Hj. Ai Siti Atikah,SE

Ka.Sub.Bag. Program : Kanti Surtikanti, S.IP.,


M.Si

Ka.Sub.Bag.Anggaran : Hj. Ani Septiani, SKM.,


MM

Ka.Sie Klinik Medis : dr. Eti


Ratnawati,M.H.Kes

Ka.Sie Pengendalian Mutu medis : dr. Hj.Ninik


Saptalastari, MKes

Ka.Sie Asuhan Keperawatan : Teti Rochmawati,


M.Kep

Ka.Sie Etika dan Mutu Keperawatan : U Ruyani, SKM

Ka.Sie Pengendalian Mutu Penunjang Medis : N.Karwati, SKM., MM

13
Ka.Seksi Fasilitas Penunjang Medis : Dra. Teti Suryeti, Apt.
MSi

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

Untuk melaksanakan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien sebagaimana


tercantum dalam ruang lingkup pelayanan di rumah sakit maka diperlukan pengorganisasian
sumber daya, sarana dan prasarana sedemikian rupa sehingga dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Pengorganisasian komite mutu dan keselamatan pasien sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

DIREKTUR RUMAH SAKIT

dr. H. HILMAN TAUFIK, WS., MKes

KETUA
KOMITE MUTU & KESELAMATAN PASIEN 14
dr. H. MERU PRABOWO, Sp.An
SEKRETARIS

IDA SITI NURPARIDA, S.Gz. MKM

TIM MUTU TIM KPRS DAN MANAJEMEN


B. Uraian Jabatan RISIKO
dr. H. SWASTIKA, Sp.S.,MKes
dr. H. ENCENG, Sp.B.

BAB VI
URAIAN JABATAN

1. Nama Jabatan : Ketua Komite Mutu & Keselamatan asien

Nama Jabatan Atasan Langsung : Direktur

IKHTISAR JABATAN / PEKERJAAN

Mengkoordinir serta bertanggungjawab pada pelaksanaan program peningkatan mutu di


rumah sakit termasuk di dalamnya program keselamatan pasien dan manajemen risiko,
layanan unggulan maupun mutu secara umum agar tercapai pelayanan yang bermutu baik
medis maupun non medis yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di
Rumah Sakit Sumedang

TANGGUNG JAWAB UTAMA

Area Tanggung Jawab Output


Tim Mutu - Mengkoordinasi perumusan dan - Agar mutu pelayanan
penyusunan program kerja mutu sesuai di rumah Sakit baik

15
bidang tugasnya medis maupun non
- Menetapkan rencana strategik dan medis dapat terus
program kerja mutu sesuai dengan visi ditingkatkan
dan misi RS Sumedang
- Mengkoordinir pelaksanaan program
kerja dan kegiatan tim
Tim Keselamatan - Mengkoordinir pelaksanaan program 1. Pasien merasa aman
pasien dan keselamatan pasien di RS termasuk di selama berobat di RS
manajemen risiko dalamnya manajemen risiko 2. Kepercayaan pasien
- Melaporkan pelaksanaan kegiatan meningkat.
program keselamatan pasien di RS 3. Resiko klinis
dan manajemen risiko teridentifikasi,
kemudian dapat
- Mengkoordinir pelaksanaan program
dianalisa penyebab
Manajemen Resiko Klinis di rumah dan dampak bagi
sakit Rumah Sakit
- Mengkoordinir pertemuan untuk 4. Mencegah insiden
membahas pelaporan insiden yang lama tidak terulang
terjadi di Rumah sakit lagi
- Melaporkan pelaksanaan kegiatan 5. Tersusunnya laporan
Manajemen Risiko Klinik triwulan & laporan
tahunan
Monitoring dan - Melakukan monitoring dan evaluasi - Agar tersusun dan
evaluasi penyelenggaraan tugas komite tersedianya laporan
triwulan, dan tahunan
pelaksanaan program
peningkatan mutu dan
keselamatan pasien

WEWENANG

Area Pengambilan Keputusan Pokok Sub pokok Penunjang

Pelaksanaan program 6 Sasaran V


Keselamatan Pasien

Pelaksanaan Program Manajemen Resiko V


Klinis
Pelaksanaan Program Total Quality Hospital V

16
Pelaksanaan Program Peningkatan Mutu baik V
untuk medis & Non Medis

Pengawasan pelaksanaan program V


Pengendalian & Pencegahan Infeksi

HUBUNGAN KERJA

Pihak yang berhubungan Tujuan Interaksi

1. Seluruh unit di RS Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus


menerus

2. Kepala Bagian/Bidang Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus


menerus

3. Komite Medis / SMF Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus
menerus

17
TANTANGAN JABATAN INI

Tantangan Bagaimana mengatasinya Frekwensi


terjadinya
Insiden pada pasien Mengisi Form tindakan Korektif & Pencegahan Kadang-kadang
dicari akar masalah oleh unit
bersangkutan,untuk kemudian diverifikasi
keefektifannya
Prosedur tidak Sosialisasi ke unit yang bersangkutan untuk Kadang-kadang
dijalankan bekerja sesuai prosedur
Pelaksanaan Sasaran Monitoring laporan Sasaran Mutu Setiap bulan
Mutu
Pelaksanaan Total Membuat jadwal tahunan audit dan Sesuai jadwal
Quality Hospital menginformasikannya ke unit terkait masing-masing
( Audit klinis & Audit SMF
Indikator Klinis )

SPESIFIKASI JABATAN

Pendidikan Formal : Dokter umum / spesialis

Kompetensi :
1. Pelatihan Manajemen Resiko Klinis
2. Pelatihan Patient Safety Rumah Sakit
3. Pelatihan Audit Mutu Internal

2. Nama Jabatan : Ketua Tim Mutu

Nama Jabatan Atasan Langsung : Ketua Komite Mutu Keselamatan Pasien

Nama Jabatan Atasan Dari Atasan Langsung: Direktur

IKHTISAR JABATAN / PEKERJAAN

Mengkoordinir serta bertanggungjawab pada Quality Improvement seluruh Rumah Sakit


termasuk di dalamnya pelaksanaan program Total Quality Hospital, Gugus kendali Mutu
serta akreditasi / sertifikasi agar dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien

18
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di Rumah Sakit Sumedang

TANGGUNG JAWAB UTAMA


Area Tanggung Jawab Output
Tanggung
Quality - Memastikan kesinambungan - Sertifikasi / akreditasi
Improvement sertifikat baik untuk akreditasi terus dipertahankan
maupun sertifikasi lain yang - Continuous mprovement
berkaitan dengan mutu Rumah Sakit untuk seluruh unit
- Mengkoordinir kegiatan Gugus - Terciptanya “champion”
Kendali Mutu di masing-masing unit
- Melaksanakan program Total yang memastikan bahwa
Quality Hospital termasuk di masing-masing unit
dalamnya melaksanakan audit klinis memberikan pelayanan
dan pemantauan terhadap indicator yang bermutu
klinis - Pemberian layanan
kepada pasien sesuai
standar pelayanan medis
yang berlaku
- Kepercayaan pasien
terhadap manajemen
mutu yang diterapkan di
RS meningkat.
- Tersusunnya laporan
triwulan & laporan
tahunan

Monitoring dan - Melakukan monitoring dan evaluasi - Agar tersusun dan


evaluasi penyelenggaraan tugas yang tersedianya laporan
berhubungan dengan Quality triwulan, dan tahunan
Improvement pelaksanaan program
Quality Improvement

WEWENANG

Area Pengambilan Keputusan Pokok Sub pokok Penunjang

Pelaksanaan Program Total Quality Hospital V

Pelaksanaan Program Peningkatan Mutu baik V


untuk medis & Non Medis

19
HUBUNGAN KERJA

Pihak yang berhubungan Tujuan Interaksi

1. Seluruh unit di RS Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus


menerus

2. Kepala Bagian/Bidang Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus


menerus

3. Komite Medis / SMF Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus
menerus

TANTANGAN JABATAN INI

Tantangan Bagaimana mengatasinya Frekwensi


terjadinya
Pelaksanaan Sasaran Monitoring laporan Sasaran Mutu Setiap bulan
Mutu
Pelaksanaan Total Membuat jadwal tahunan audit dan Sesuai jadwal
Quality Hospital menginformasikannya ke unit terkait masing-masing
( Audit klinis & Audit SMF
Indikator Klinis )

SPESIFIKASI JABATAN

Pendidikan Formal : Dokter umum / spesialis

Pengalaman Kerja : Minimal 2 tahun

Kompetensi : Pelatihan Audit Mutu Internal

20
3. Nama Jabatan : Ketua Tim KPRS dan Manajemen Risiko

Nama Jabatan Atasan Langsung : Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien

Nama Jabatan Atasan Dari Atasan Langsung: Direktur

IKHTISAR JABATAN / PEKERJAAN

Mengkoordinir serta bertanggungjawab pada pelaksanaan program yang berkaitan dengan


Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko Klinis di seluruh unit agar pasien mendapat
pelayanan yang aman serta nyaman yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan di Rumah Sakit Sumedang

TANGGUNG JAWAB UTAMA


Area Tanggung Jawab Output
Tanggung
Keselamatan - Mengkoordinir pelaksanaan program - Pasien merasa aman
pasien dan keselamatan pasien di RS termasuk selama berobat di RS
manajemen risiko di dalamnya kegiatan keselamatan - Kepercayaan pasien
pasien dan manajemen risiko meningkat.
- Melaporkan pelaksanaan kegiatan - Risiko klinis & non
program keselamatan pasien dan klinis teridentifikasi,
kemudian dapat
manajemen risiko
dianalisa penyebab dan
- Mengkoordinir pelaksanaan program dampak bagi Rumah
manajemen risiko Klinis di rumah Sakit
sakit - Mencegah insiden lama
tidak terulang lagi
- Mengkoordinir pertemuan untuk
- Tersusunnya laporan
membahas pelaporan insiden yang
triwulan & laporan
terjadi di Rumah Sakit
tahunan
- Melaporkan pelaksanaan kegiatan
manajemen risiko klinik

Monitoring dan - Melakukan monitoring dan evaluasi - Agar tersusun dan

21
evaluasi penyelenggaraan tugas yang tersedianya laporan
berhubungan dengan keselamatan triwulan, dan tahunan
pasien dan manajemen risiko pelaksanaan program
keselamatan pasien dan
manajemen risiko

WEWENANG

Area Pengambilan Keputusan Pokok Sub pokok Penunjang

Pelaksanaan program 6 Sasaran V


Keselamatan Pasien

Pelaksanaan Program Manajemen Resiko V


Klinis

HUBUNGAN KERJA

Pihak yang berhubungan Tujuan Interaksi

1. Seluruh unit di RS Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus


menerus

2. Kepala Bagian/Bidang Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus


menerus

3. Komite Medis / SMF Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terus
menerus

KKPRS Pusat Pelaporan insiden dan memperoleh umpan balik

22
TANTANGAN JABATAN INI

Tantangan Bagaimana mengatasinya Frekwensi


terjadinya
Karyawan tidak Sosialisasi secara rutin kepada seluruh Kadang-kadang
memperhatikan segi karyawan
keselamatan pasien
Insiden pada pasien Mengisi Form tindakan Korektif & Pencegahan Kadang-kadang
dicari akar masalah oleh unit
bersangkutan,untuk kemudian diverifikasi
keefektifannya
Prosedur tidak Sosialisasi ke unit yang bersangkutan untuk Kadang-kadang
dijalankan bekerja sesuai prosedur (SPO sasaran
keselamatan pasien)

SPESIFIKASI JABATAN

Pendidikan Formal : Dokter umum / Dokter spesialis / Perawat

Pengalaman Kerja : Minimal 2 tahun

Kompetensi :
1. Pelatihan manajemen risiko klinis
2. Pelatihan keselamatan pasien

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

23
DIREKTUR

KOMITE MUTU DAN


KESELAMATAN PASIEN

TIM MUTU TIM KPRS DAN MANAJEMEN RISIKO

BIDANG BIDANG BIDANG BAGIAN BAGIAN BAGIAN


PELAYANAN PENUNJANG PERAWATAN UMUM,ASET & KEUANGAN PROGRAM &
MEDIK MEDIK KEPEGAWAIAN ANGGARAN

Keterangan :

1. Bidang pelayanan medis meliputi instalasi rekam medis, IBS,


IGD, rawat
jalan
Hubungan kerja dengan Bidang pelayanan medis adalah :

24
 Kebutuhan pelatihan staf untuk menunjang program PMKP
 Penyediaan data indikator klinis dari unit kerja
 Pelaksanaan program PMKP
 Penyediaan Rekam Medik pasien untuk audit klinis
 Pembahasan laporan insiden yang berhubungan dengan insiden kasus medis
 Pembahasan hasil audit klinis SMF terkait untuk dianalisa dan tindak lanjut
temuan
 Penyediaan pedoman klinis, Clinical Pathways dan / atau protokol klinis

2. Bidang penunjang medis meliputi : instalasi radiologi, Laboratorium,


Farmasi, gizi, promkes & HD
Hubungan kerja dengan bidang penunjang medis adalah :
 Kebutuhan pelatihan staf untuk menunjang program PMKP
 Penyediaan data indikator klinis dari unit kerja
 Pelaksanaan program PMKP
 Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya

3. Bidang perawatan meliputi : instalasi rawat inap, ICU, CSSD,


laundry
Hubungan kerja dengan bidang perawatan adalah :
 Kebutuhan pelatihan staf untuk menunjang program PMKP
 Penyediaan data indikator klinis dari unit kerja
 Pelaksanaan program PMKP
 Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya
 Pelaksanaan audit keperawatan

4. Bagian umum, aset dan kepegawaian meliputi : instalasi humas, IPSRS,


logistik, diklat dan pengelolaan lingkungan/kesling
Hubungan kerja dengan bagian umum, aset dan kepegawaian adalah :
 Perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan – pelatihan

25
mutu
 Pengajuan kebutuhan SDM
 Pelaporan penilaian kinerja individu / SKP
 Pengumpulan data indikator area manajemen
 Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya
 Pengadaan barang untuk kebutuhan kegiatan Peningkatan Mutu dan
keselamatan Pasien
 Publikasi data ke masyarakat
 Pengelolaan keluhan pasien dan keluarga, dokter dll

5. Bagian keuangan meliputi : instalasi pengklaiman / manage care


Hubungan kerja dengan bagian keuangan adalah :
 Penyediaan anggaran untuk kebutuhan pendidikan dan pelatihan – pelatihan
dan sarana
 Pengumpulan data indikator area manajemen
 Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya

6. Bagian program dan anggaran meliputi : instalasi SIM RS


Hubungan kerja dengan bagian program dan anggaran adalah :
 Pembuatan rencana program PMKP rumah sakit
 Penyusunan anggaran untuk kebutuhan program PMKP
 Pengumpulan dan analisa data indikator unit kerja / SPM dan data area
manajemen
 Pembuatan laporan program PMKP rumah sakit
 Publikasi data ke masyarakat / website

BAB XV

PERTEMUAN / RAPAT

26
Rapat berkala terdiri dari :

1. Rapat Rutin

Rapat Rutin diselenggarakan pada :

- Rapat tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien


Waktu : Setiap hari selasa
Jam : 09.30 - selesai
Tempat : Ruang Rapat Komite Medik
Peserta : Direktur Utama RS Telogorejo, Tim Quality
Assurance

Materi : Evaluasi kinerja mutu

Masalah dan pemecahannya

Evaluasi dan rekomendasi

- Incident Report

Waktu : Setiap hari Senin


Jam : 12.30 - selesai
Tempat : Ruang Rapat Komite Medik
Peserta : Direktur Utama RS Telogorejo, Tim Quality
Assurance,
ketua Komite Medis, tim manajemen terkait

Materi : pembahasan insiden dan rencana tindak lanjut

1. Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang
perlu dibahas segera

BAB XVI

PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Pencatatan dan Pelaporan

27
1. Pencatatan dan pelaporan program PMKP dilaksanakan setiap akhir kegiatan
dan tiap triwulan pelaporan kegiatan dilaporkan kepada Pimpinan Rumah
Sakit dan Yayasan RS secara periodik tiap TW melalui pelaporan Realisasi
program kerja unit Quality Assurance
2. Pencatatan Indikator mutu , sensus harian dilakukan oleh unit masing –
masing.
Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator klinis,
indikator manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien, dilaporkan
kepada Tim QA untuk direkap dan diterbitkan FTKP ( Form Tidakan Korektif
dan Pencegahan )
3. Pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien :
Setiap terjadi insiden keselamatan pasien unit langsung membuat laporan insiden
untuk dilaporkan kepada Tim QA , kemudian dilakukan RMG oleh Tim QA dan
dilakukan pembahasan dengan Tim KPRS dan Manajemen tiap hari Senin .

B. Pelaporan Program Kerja PMKP


No Kegiatan Pelaporan kepada : Keterangan

QMR Direksi Yayasan

1 Indikator Mutu Tiap bulan max tgl 15 Tiap TW Tahunan Melalui laporan
bulan berikutnya realisasi pencapaia
program kerja QA
Manager

2 Program Patient Tiap selesai Tiap selesai Tahunan Melalui laporan


Safety pelaksanaan program pelaksanaan realisasi pencapaia
program program kerja QA
Manager

Manajemen Tiap senin Tiap senin Tiap senin dilakuka


Resiko Klinik pembahasan lapor
insiden bersama T
QA, Tim KPRS dan
manajemen

28
Hubungan kerja instalasi radiologi melibatkan banyak unit / instalasi
yang saling terkait antara lain:

1. Komite medik
Hubungan kerja dengan komite medik adalah dalam :
a. Membahas perkembangan ilmu kedokteran
b. Membahas perkembangan ilmu radiologi
c. Membahas perkembangan jangka panjang dan jangka pendek baik
RSU maupun radiologi
d. Diskusi disiplin ilmu antara unit kerja yang berhubungan dengan
radiologi
e. Diskusi tentang ketenagaan yang disesuaikan dengan permohonan
pemeriksaan yang diminta oleh para dokter

2. Bidang pelayanan medik


Hubungan kerja dengan bidang pelayanan medik adalah :
a. Pengadaan kebutuhan alat kesehatan
b. Membahas perkembangan jangka panjang dan jangka pendek
baik RSU maupun radiologi
c. Diskusi tentang ketenagaan yang disesuaikan dengan permohonan
pemeriksaan yang diminta oleh para dokter
d. Diskusi disiplin ilmu antara unit kerja yang berhubungan dengan
radiologi

3. Bidang pelayanan penunjang medik


Hubungan kerja dengan bidang penunjang medik adalah Pengadaan kebutuhan
bahan radiologi

29
4. Bidang keperawatan
Hubungan kerja dengan bidang perawatan adalah Diskusi disiplin ilmu antara
unit kerja yang berhubungan dengan radiologi

5. Seksi Medrek
Hubungan kerja dengan seksi Medrek adalah Tentang identitas pasien

6. Bagian umum
Hubungan kerja dengan bidang penunjang medik adalah :
a. Pengadaan bahan penunjang
b. Pengadaan bahan material
c. Pengadaan bahan sarana

7. Instalasi rawat inap


Hubungan kerja dengan Instalasi rawat inap adalah :
a. Pelayanan pemeriksaan radiologi
b. Diskusi disiplin ilmu antara unit kerja yang berhubungan dengan
radiologi

8. Instalasi rawat jalan


Hubungan kerja dengan Instalasi rawat jalan adalah :
a. Pelayanan pemeriksaan radiologi
b. Diskusi disiplin ilmu antara unit kerja yang berhubungan dengan
radiologi

9. Instalasi Farmasi
Hubungan kerja dengan Instalasi Farmasi adalah :
a. Pengadaan alkes Farmasi
b. Pengadaan bahan/ reagen radiologi

10. IPRS
Hubungan kerja dengan IPRS adalah :
a. Pengadaan alat radiologi
b. Pemeliharaan alat radiologi
c. Sarana alat radiologi

11. Instalasi Gizi


Hubungan kerja dengan Instalasi Gizi adalah :
a. Pengadaan makanan pegawai radiologi
b. Pengadaan alat dapur

12. Instalasi laundry

30
Hubungan kerja dengan Instalasi Laundry adalah :
a. Pengadaan alat tenun radiologi
b. Laundry

13. Instalasi logistik


Hubungan kerja dengan Instalasi Logistik adalah :
a. Pengadaan bahan penunjang radiologi
b. Pengadaan material

14. Instalasi sanitasi


Hubungan kerja dengan Instalasi Sanitasi adalah :
a. K3RS

15. Instalasi SIM RS


Hubungan kerja dengan Instalasi SIM RS adalah :
a. Pengadaan perangkat lunak radiologi
b. System jaringan ( Billing )
c. File pengarsipan

16. LITBANG
Hubungan kerja dengan Instalasi SIM RS adalah :
a. Pengembangan dan pendidikan tenaga radiologi
b. PKL di radiologi

31
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

1. Kepala Instalasi Instalasi radiologi


Persyaratan / Klasifikasi :

 Pendidikan dasar kedokteraan umum , ditambah spesialis Instalasi


radiologi
 Memiliki kemampuan memimpin
 Berwibawa
 Sehat jasmani dan rohani
2. Kepala Ruangan Instalasi radiologi
Persyaratan / kualifikasi :

 Sarjana Muda Radiologi atau DIII APRO pengalaman kerja minimal 3


tahun
 D IV Radiologi dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun
 Memiliki kemampuan memimpin
 Berwibawa
 Sehat jasmani dan rohani

3. Wakil Kepala Ruangan Instalasi radiologi


Persyaratan / kualifikasi :

 Sarjana Muda Radiologi atau DIII APRO pengalaman kerja minimal 3


tahun

32
 D IV Radiologi dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun
 Memiliki kemampuan memimpin
 Berwibawa
 Sehat jasmani dan rohani

4. Radiografer
Persyaratan / Kualifikasi :
 Pendidikan Diploma Radiologi
 Pendidikan dasar SLTA dengan memiliki diploma/sertifikat khusus
radiology
 Pendidikan dasar SLTA dengan memiliki Surat Keterangan mengikuti
pelatihan radiology.
5. Tenaga PPR
Persyaratan / Kualifikasi :
 Pendidikan dasar DIII APRO
 Memiliki SIB
 Sehat jasmani dan rohani
6. Pelaksana USG
Persyaratan / kualifikasi :
 Pendidikan dasar kedokteran umum , ditambah spesialis radiologi
 Sehat jasmani dan rohani
7. Petugas Administrasi
Persyaratan / kualifikasi :
 Pendidikan dasar SLTA
 Sehat jasmani dan rohani
8. Petugas Kamar Gelap
Persyaratan / kualifikasi :
 Pendidikan dasar SLTA
 Sehat jasmani dan rohani

33
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

RSUD Kab. Sumedang mempunyai Visi “ Terwujudnya Rumah Sakit


Berkinerja Terbaik di Jawa Barat pada tahun 2015 “. Salah satu stategi untuk
mewujudkan visi tersebut adalah melalui program pengembangan SDM ( sumber
daya manusia ) baik kualitas maupun kuantitas SDM, salah satunya melalui
rekruitmen pegawai baru.
Sebelum ditempatkan di unit tertentu di RSUD Kab.Sumedang, para pegawai
baru perlu mengikuti orientasi yaitu suatu proses pengenalan dan penyesuaian bagi
pegawai baru dengan lingkungan kerja RSUD Kab.Sumedang .
Pelayanan radiologi tidak hanya berfungsi membantu penetapan diagnosa dan
penatalaksanaan pasien, tetapi juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk memastikan
diagnosa. Karena perannya yang penting tersebut, maka tanggungjawab radiologi
baik tanggungjawab profesional, tanggungjawab teknis maupun tanggungjawab
pengelolaan semakin meningkat. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk
menyelenggarakan pelayanan radiologi yang cepat, tepat dan cermat perlu didukung
oleh sarana dan prasarana yang memadai, serta didukung oleh SDM yang
profesional.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan kan maka diperlukan adanya
program orientasi bagi pegawai baru pada Instalasi Radiologi, sehingga diharapkan
petugas baru tersebut selain memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis
pelayanan radiologi yang baik, juga memahami aturan dan kebijakan yang berlaku

34
pada RSUD Kabupaten Sumedang serta memiliki kesadaran yang tinggi akan
tanggungjawab yang dipikulnya.

A. Kegiatan orientasi bagi pegawai baru meliputi :


1. Orientasi secara keseluruhan ( Tingkat RS ) dilaksanakan
oleh Ka. Sub. Bag . Kepegawaian
2. Orientasi pada tingkat Instalasi Radiologi dilaksanakan
oleh Ka. Instalasi dan Ka. Ruangan Radiologi

B. Metode yang digunakan dalam program orientasi meliputi :


a. Ceramah
b. Tanya jawab / diskusi
c. Orientasi / magang pada unit – unit yang ada pada Instalasi
Radiologi

C. SASARAN
Orientasi dilaksanakan untuk setiap pegawai baru atau pindahan, meliputi
tenaga teknis, tenaga administrasi dan tenaga lainnya.
D. EVALUASI
1. Penilaian terhadap peserta orientasi (pegawai baru ) dilakukan
oleh Ka. Instalasi Radiologi
2. Penilaian meliputi aspek :
a. Sikap dan penampilan (performance )
b. Keterampilan
c. Laporan

35
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT RADIOLOGI

Instalasi radiologi sebagai unit pelaksana tentunya dihadapkan kepada


berbagai masalah baik yang bersifat internal maupun eksternal, tentunya masalah
tersebut memerlukan penyelesaian masalah yang harus dilakukan dengan pertemuan
staf. Baik perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasinya.
Rapat intern adalah pertemuan rutin seluruh tenaga radiologi untuk mengevaluasi
hasil kegiatan radiologi dan membahas permasalahan dan tindak lanjutnya.
Instalasi Radiologi harus melaksanakan pertemuan rutin setiap bulan adapun
pelaksanaannya :

1. Rapat rutin dilaksanakan pada minggu pertama setiap bulannya.


2. Radiologi melaksanakan rapat diluar jadwal tersebut diatas apabila ada
permasalahan yang berhubungan dengan pelayanan radiologi
3. Ka. Instalasi membuat undangan melalui bagian administrasi untuk mengadakan
pertemuan rutin intern radiologi.
4. Dalam undangan disampaikan acara atau pokok bahasan yang akan dibahas.
5. Setiap peserta yang mengikuti rapat mengisi dan menandatangani dafar hadir
6. Hasil rapat intern dicatat, dilaporkan dan diarsipkan

36
BAB XI
PELAPORAN

A. LAPORAN HARIAN
Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan :
1. Analis radiologi membuat laporan hasil pemeriksaan pada form laporan hasil
pemeriksaan ( print out ),
2. Laporan diserahkan ke Kepala Instalasi untuk divalidasi dan ditandatangani.
3. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan ke bagian administrasi untuk dicatat di buku
ekspedisi
4. hasil pemeriksaan diserahkan kepada pasien , sedangkan sebagai arsip ada di
softcopy komputer dan bukti fisik formulir permintaan pemeriksaan.

Pengeluaran /Pengiriman Laporan Hasil Pemeriksaan :

Laporan hasil pemeriksaan dikeluarkan pada hari pelaksanaan pemeriksaan sesuai


lamanya waktu pemeriksaan kecuali untuk hasil pemeriksaan rujukan
disesuaikan dengan penerimaan hasil dari radiologi rujukan

Pengiriman Laporan Hasil Pemeriksaan :


1. Laporan hasil pasien rawat inap diambil oleh petugas dari rawat inap ke radiologi.
2. Laporan hasil pemeriksaan pasien rawat jalan dan IGD diambil oleh pasien/keluarga
atau sesuai permintaan rujukan .
3. Penerima hasil pemeriksaan membubuhkan tanda tangan/paraf pada buku ekspedisi
sebagai bukti penerimaan hasil pemeriksaan.

B. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan terdiri dari rekapan pelayanan radiologi yang meliputi hasil
pemerikasan secara kuantitas yang berasal dari unit yang melakukan pemeriksaan
penunjang radiologi. Terdiri dari jumlah pasien, jenis pemeriksaan, jumlah pasien di
luar normal, laporan keuangan, laporan K3, laporan alat habis pakai.sebagian laporan
diserahkan ke bidang pelayanan penunjang medik.

37
C. LAPORAN TAHUNAN
Laporan tahunan merupakan laporan keseluruhan kinerja instalasi radiologi. Yang
terdiri dari laporan bulanan, laporan realisasi kegiatan dan anggaran dan evaluasi
capaian kinerja dan rencana kerja tahun berikutnya.

38

Anda mungkin juga menyukai