Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN TINGKAT KESELAMATAN PASIEN DENGAN

AKREDITASI SEBUAH RUMAH SAKIT

Einjel Tiyo Marlina Damanik/181101079


Email: einjeldamanik13@gmail.com

ABSTRAK
Akreditasi adalah langkah untuk menjamin rumah sakit agar mengutamakan pelayanan, keselamatan
dan perlindungan masyarakat, sehingga akreditasi wajib bagi pelayanan kesehatan. Asuhan
keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang paling banyak dinilai dalam akreditasi.
Keselamatan pasien dibutuhkan ketika melaksanakan kegiatan pemberian asuhan keperawatan di
rumah sakit sehingga kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin berkualitas. Dengan
terlaksananya hal ini dengan baik maka kenyamanan pasien akan pelayanan ini semakin meningkat.
Kajian ini membahas tentang bagaimana hubungan tingkat keselamatan pasien dengan akreditasi
sebuah rumah sakit. Kajian ini dilakukan dengan metode mengumpulkan berbagai informasi dari
berbagai sumber mengenai pelaksanaan komunikasi efektif melalui buku, artikel, maupun hasil-hasil
penelitian terdahulu dalam bentuk jurnal. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
hubungan tingkat keselamatan pasien dengan akreditasi sebuah rumah sakit. Hasil Pengkajian ini
menjelaskan bahwa dengan semakin tingginya tingkat keselamatan pasien maka semakin bagus juga
akreditasi sebuah rumah sakit.
Kata kunci: keselamatan pasien, akreditasi, rumah sakit

ABSTRACT
Accreditation is a step to guarantee hospitals to prioritize services, safety and community protection,
so accreditation is mandatory for health services. Nursing care is one of the most valued services in
accreditation. Patient safety is needed when carrying out nursing care activities in the hospital so
that the quality of health services provided is more qualified. With this well implemented the
patient's comfort in this service is increasing. This study discusses how the level of patient safety
correlates with the accreditation of a hospital. This study was conducted by the method of gathering
various information from various sources regarding the implementation of effective communication
through books, articles, and the results of previous research in the form of journals. This study aims
to determine how the relationship between the level of patient safety and accreditation of a hospital.
The results of this study explain that the higher the level of patient safety the better the accreditation
of a hospital.
Keywords: patient safety, accreditation, hospital
PENDAHULUAN
Akreditasi adalah langkah untuk menjamin rumah sakit agar mengutamakan pelayanan,
keselamatan dan perlindungan masyarakat, sehingga akreditasi wajib bagi pelayanan
kesehatan. Akreditasi rumah sakit ini seringkali dijadikan tolak ukur untuk menyatakan suatu
rumah sakit tersebut berkualitas atau tidak. Kualitas suatu rumah sakit dapat dilihat dari
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. Rumah sakit diwajibkan untuk melakukan
akreditasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong agar rumah sakit
mengutamakan pelayanan, keselamatan dan perlindungan kepada masyarakat
Menurut Permenkes No 12 tahun 2012, akreditasi ialah pengakuan yang diberikan kepada
rumah sakit karena telah berupaya meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan.
Pengakuan ini diberikan oleh lembaga independen yang bertugas melakukan akreditasi dan
sudah memperoleh pengakuan dari Menteri Kesehatan. Lembaga independen yang bertugas
melakukan akreditasi terhadap rumah sakit di Indonesia adalah Komisi Akreditasi Rumah
sakit (KARS).
Ketika seseorang sakit dan harus ditangani lebih lanjut oleh tenaga kesehatan profesional
maka seseorang tersebut akan dilarikan ke rumah sakit. Di rumah sakit seseorang tersebut
akan menerima tindakan medis untuk mempercepat penyembuhannya. Ketika pasien tersebut
menerima tindakan medis termasuk di dalamnya perawatan, maka dibutuhkan aturan
kebijakan sebagai standar yang harus dipenuhi dalam bekerja sehingga keselamatan pasien
terjaga. Keselamatan pasien menjadi penting dan prioritas dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Pasien datang untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyakit atau cedera
yang dirasakan, tetapi bagaimana jadinya jika kebijakan keselamatan pasien di rumah sakit
tertentu tidak baik bisa saja pelayanan kesehatan yang diberikan bukan mengurangi rasa sakit
yang diderita tetapi hal sebaliknya yang terjadi dengan mencederai pasien. Keselamatan
pasien ini juga mempengaruhi kualitas sebuah rumah sakit karena Keselamatan pasien selama
dilakukannya tindakan merupakan salah satu cerminan dari kualitas pelayanan yang
diberikan. Semakin berkualitasnya sebuah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien
maka semakin sedikit kemungkinan untuk mencederai pasien. Oleh karena itu sebuah rumah
sakit membutuhkan kebijakan keselamatan sebagai sistem asuhan yang lebih aman terhadap
pasien. Adapun sistem yang dimaksud antara lain, penilaian risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindakan lanjutannya serta penerapan solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko cedera terhadap pasien.
Kualitas sebuah rumah sakit ini sering dilihat melalui akreditasi yang dimiliki rumah sakit
tersebut. Adapun dampak positif akreditasi dapat berupa peningkatan kepedulian perawat
akan keselamatan pasien dengan perbaikan pada alur pelaporan masalah, tindakan sesuai
dengan standar operasional prosedur, komunikasi efektif dalam pelayanan kesehatan,
pendokumentasian, fasilitas pelayanan, pendidikan kesehatan, lingkungan kerja dan adanya
pendidikan profesional.

METODE
Metode yang digunakan pengkajian ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai
referensi termasuk di dalamnya hasil-hasil penelitian terdahulu dalam bentuk karya tulis

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengertian akreditasi rumah sakit
Akreditasi adalah langkah untuk menjamin rumah sakit agar mengutamakan pelayanan,
keselamatan dan perlindungan masyarakat, sehingga akreditasi wajib bagi pelayanan
kesehatan. Pengertian akreditasi menurut KBBI yaitu pengakuan terhadap lembaga
pendidikan yang diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu
memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu; pengakuan oleh suatu jawatan tentang
adanya wewenang seseorang untuk melaksanakan atau menjalankan tugasnya. Akreditasi
rumah sakit ini seringkali dijadikan tolak ukur untuk menyatakan suatu rumah sakit tersebut
berkualitas atau tidak. Menurut Permenkes No 12 tahun 2012, akreditasi ialah pengakuan
yang diberikan kepada rumah sakit karena telah berupaya meningkatkan mutu pelayanan
secara berkesinambungan. Rumah sakit diwajibkan untuk melakukan akreditasi merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk mendorong agar rumah sakit mengutamakan pelayanan,
keselamatan dan perlindungan kepada masyarakat.
Model asuhan keperawatan yang berkualitas untuk meningkatkan mutu pelayanan
Kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan dapat dipengaruhi oleh model asuhan yang
kita berikan dengan praktek keperawatan profesional. Di dalam mengemban tugas pekerjaan
seseorang diharapkan untuk mampu bersikap profesional termasuk di dalamnya pekerjaan
sebagai perawat. Bekerja secara profesional dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang
diberikan dan kemudahan dalam bekerja khususnya perawat yang memerlukan kolaborasi
dengan tim medis lainnya dalam merawat pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan Putra,
Prabowo, & Setiawan (2013) yang menyebutkan bahwa model praktek keperawatan
profesional memberikan dampak positif terhadap kepuasan pasien, keluarga, dan perawat,
selain itu model praktek keperawatan profesional juga berdampak terhadap kepuasan kerja
profesi lain, dalam penelitian ini adalah dokter yang menyimpulkan bahwa dokter lebih puas
bekerja sama dengan perawat pada model praktek keperawatan profesional. Nursalam (2011)
mengatakan bahwa dalam pengembangan model asuhan keperawatan profesional ada tiga
aspek yang perlu dikembangkan yaitu ketenagaan, sistem pemberian asuhan keperawatan,
dan dokumentasi keperawatan. Dokumentasi keperawatan dalam bentuk dokumen asuhan
keperawatan merupakan salah satu alat pembuktian atas perbuatan perawat selama
menjalankan tugas pelayanan keperawatan.
Di dalam melakukan tindakan keperawatan diperlukan konsep yang menjadi kerangka
mendasar secara bertahap yang berpengaruh terhadap kualitas layanan yang diberikan.
Penerapan konsep ini akan terlihat melalui implikasi dari konsep dasar tersebut. Adapun
implikasi penerapan proses keperawatan berdampak pada profesi keperawatan, klien dan
perawat. Dampak dari pelaksanaan ini mampu meningkatkan kualitas asuhan yang diberikan.
Dengan adanya kerangka proses keperawatan ini profesi menjadi lebih profesional dalam
bekerja sehingga klien merasa lebih puas dan nyaman dengan asuhan yang diberikan.
Demikian halnya dengan perawat akan mampu bekerja lebih baik. Bagi perawat proses
keperawatan ini akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan
perkembangan profesional. Proses oleh masing-masing pihak maka akan semakin berkualitas
asuhan keperawatan yang diberikan.
Hubungan tingkat keselamatan pasien dengan akreditasi rumah sakit

Akreditasi rumah sakit mempunyai dampak positif terhadap kualitas perawatan yang
diberikan kepada pasien dan kepuasan pasien (Yildiz, 2014). Penerapan standar akreditasi
mendorong perubahan pelayanan rumah sakit yang lebih berkualitas dan peningkatan kerja
sama antara displin profesi dalam perawatan pasien (Manzo, 2012). Implementasi standar
akreditasi rumah sakit versi 2012 mempunyai manfaat yang antara lain, rumah sakit lebih
mendengarkan keluhan/kritik dan saran dari pasien dan keluarganya. Di samping itu rumah
sakit juga akan berusaha menghormati hak-hak pasien dan melibatkan pasien dalam proses
perawatan sebagai mitra. Pasien dan keluarganya diajak berdialog dalam menentukan
perawatan yang terbaik. Dampak yang diharapkan bahwa rumah sakit yang melakukan upaya
peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien, dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat. Keselamatan pasien menjadi penting dan prioritas dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Pasien datang untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyakit atau cedera
yang dirasakan, tetapi bagaimana jadinya jika kebijakan keselamatan pasien di rumah sakit
tertentu tidak baik bisa saja pelayanan kesehatan yang diberikan bukan mengurangi rasa sakit
yang diderita tetapi hal sebaliknya yang terjadi dengan mencederai pasien. Keselamatan
pasien ini juga mempengaruhi kualitas sebuah rumah sakit karena Keselamatan pasien selama
dilakukannya tindakan merupakan salah satu cerminan dari kualitas pelayanan yang
diberikan. Semakin berkualitasnya sebuah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien
maka semakin sedikit kemungkinan untuk mencederai pasien. Oleh karena itu sebuah rumah
sakit membutuhkan kebijakan keselamatan sebagai sistem asuhan yang lebih aman terhadap
pasien. Adapun sistem yang dimaksud antara lain, penilaian risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindakan lanjutannya serta penerapan solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko cedera terhadap pasien.
Sebuah rumah sakit yang telah terakreditasi baik merupakan rumah sakit yang telah berusaha
untuk memenuhi kebutuhan keselamatan pasien. Oleh karena itu, semakin berkualitasnya
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat dilihat melalui tingkat keselamatan pasien ketika
menerima asuhan keperawatan di rumah sakit. Semakin tingginya tingkat keselamatan pasien
sebuah rumah sakit lebih menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut telah terakreditasi atau
belum. Dengan kata lain tingkat keselamatan pasien ketika menerima pelayanan kesehatan di
sebuah rumah sakit berbanding lurus dengan tingkatan akreditasi rumah sakit tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Akreditasi adalah langkah untuk menjamin rumah sakit agar mengutamakan pelayanan,
keselamatan dan perlindungan masyarakat, sehingga akreditasi wajib bagi pelayanan
kesehatan. Rumah sakit diwajibkan untuk melakukan akreditasi merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mendorong agar rumah sakit mengutamakan pelayanan, keselamatan dan
perlindungan kepada masyarakat. Sebuah rumah sakit yang terakreditasi baik akan berusaha
untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik dengan menerapkan model asuhan
keperawatan yang berkualitas dan profesional. Sebuah rumah sakit yang telah terakreditasi
baik merupakan rumah sakit yang telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan keselamatan
pasien. Oleh karena itu, semakin berkualitasnya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
dilihat melalui tingkat keselamatan pasien ketika menerima asuhan keperawatan di rumah
sakit. Semakin tingginya tingkat keselamatan pasien sebuah rumah sakit lebih menunjukkan
bahwa rumah sakit tersebut telah terakreditasi atau belum. Dengan kata lain tingkat
keselamatan pasien ketika menerima pelayanan kesehatan di sebuah rumah sakit berbanding
lurus dengan tingkatan akreditasi rumah sakit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Trisniawati dan Richa Nopryanti. (2018). Phenomenolgi study: risk factors related to
faal incidenxe in hospitaliced pedaiatric patient with theory Faye G Abdellah.
Nurseline journal. Vol. 3
H Simamora Roymond. (2019). Documentation of Patient Identification into the Electronic
System to Improve the Quality of Nursing Services. International Journal of
Scientific & Technology Research. 8 (9). 1884-1886
H Simamora Roymond. (2019). Buku Ajar Pelaksanaan Indentifikasi Pasien. Uwais :
Inspirasi Indonesia
H Simamora Roymond., Fathi Achmad. (2019). The Influence of Training Handover based
SBAR Communication for Improving Patients Safety. Indian Journal of Public
Health Research & Development. 9. 1280-1285
Hidayat, Azis Alimul. (2007). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Kusmanto. (2004). Pengantar profesi dan praktek keperawatan profesional. Jakarta: EGC.
Nursalam, 2015. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Professional Edisi IV. Jakarta: Salemba Medika
Permenkes. Tahun 2012. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 12 tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit.
Poster dan Perry. (2010). Fundamental keperawatan (Ed.7). Jakarta: Salemba Medika.
Priharjo,R. (2000). Praktik keperawatan profesional. Jakarta: EGC.
Purwanto, H. (1994). Komunikasi untuk perawat. Jakarta: EGC.
Purwanto. (2012). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rifai, Fridayanti, dkk. (2016). Faktor yang berhubungan dengan implementasi kesehatan
pasien di RSUD ajjappannge Soppeng tahun 2015. Jurnal kebijakan kesehatan
Indonesia, vol.5. 152-157
Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar Keselamatan Pasien Melalui Timbang Terima Pasien
Berbasis Komunikasi Efektif: SBAR.
Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat yang: CIH’HUY. Surakarta: Kekata Publisher.
Sitorus, R dan Yulia. (2006). Model praktik keperawatan profesional di rumah sakit. Jakarta:
EGC.
Sujatmiko. (2012). Hubungan komunikasi verbal dan non verbal perawat dengan tingkat
kepuasan pasoen di ruang rawat inap RSUD kab. Madiun. Jurnal kesehatan, vol.
2,No.1
Supranto, J. (1997). Pengukuran tingkat kepuasan pasien. Jakarta: Rineka Cipta.
Theo, D.(2009). Pengaruh Persepsi Pimpinan tentang Mutu Instalasi Gawat Darurat terhadap
Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit di Kota Medan. USU Institutional Repository
(USU-IR).

Anda mungkin juga menyukai