Anda di halaman 1dari 8

PERAN PERAWAT DALAM KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU

DAN KESELAMATAN PASIEN


Muhaini Atmayana Purba / 181101131
muhainipurba21@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien perawat harus
menerapkan prinsip pasien sebagai pusat layanan kesehatan, dan keselamatan pasien sebagai
indikator utamanya. Tujuan : Tujuan penulisan ini yaitu mengidenifikasi peran perawat dalam
menerapkan peningkatan mutu dan keselamatan pasien dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
Metode : Metode yang digunakan merupakan literatur review atau suatu perbandingan atau
analisis antara satu jurnal dengan jurnal lainnya dari berbagai sumber seperti referensi jurnal,
buku teks dan e-book. Hasil : Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa keselamatan pasien
adalah tanggung jawab dari tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Komunikasi antara
petugas pemberi layanan kesehatan dengan pasien terjadi saat pasien aktif bertanya tentang
informasi layanan kesehatan yang mereka butuhkan. Bentuk nyata dari pelaksanaan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien berfokus pada perbaikan lingkungan dan sarana saja. Kesimpulan
: Penyedia layanan kesehatan perlu menyediakan standar operasional prosedur pelaksanaan
keselamatan pasien dengan rincian yang jelas dari baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah sehingga dapat diimplementasikan untuk semua penyedia layanan kesehatan.
Kata Kunci : peran perawat, kebijakan, peningkatan mutu, keselamatan pasien.

ABSTRACT
Background : To improve the quality and safety of patients nurses must apply patient principles
as a center for health services, and patient safety as the main indicator. Purpose : The purpose
of this paper is to identify the role of nurses in implementing quality improvement and patient
safety in improving service quality. Method : The method used is a literature review or a
comparison or analysis of one journal with other journals from various sources such as journal
references, textbooks and e-books. Results : The results of this analysis indicate that patient
safety is the responsibility of the quality improvement and patient safety team. Communication
between health care providers and patients occurs when patients actively ask about the health
service information they need. The tangible form of implementing quality improvement and
patient safety focuses on improving the environment and facilities only. Conclusion : Health
service providers need to provide standard operational procedures for implementing patient
safety with clear details from both the central and local governments so that they can be
implemented for all health care providers.
Keywords : the role of nurses, policy, quality improvement, patient safety
Latar Belakang diberikan oleh institusi pelayanan

Peningkatan kesehatan mencakup kesehatan tersebut (WHO, 2005).

berbagai perilaku yang membantu Keselamatan pasien menurut

mencegah terjadinya penyakit dan Permenkes RI No. 11 Tahun 2017

melindungi kesehatan. Meningkatkan tentang Keselamatan Pasien adalah

kesehatan dan menyediakan pelayanan sistem yang membuat asuhan pasien

kesehatan utama adalah fungsi lebih aman, meliputi asesmen risiko,

keperawatan yang vital. Klien mencari identifikasi dan pengelolaan risiko

informasi dan bantuan dari berbagai pasien, pelaporan dan analisis insiden,

pemberi pelayanan kesehatan dengan kemampuan belajar dari insiden dan

tujuan untuk memelihara kesehatannya tindak lanjutnya, serta implementasi

(Potter & Perry, 2005). solusi untuk meminimalkan timbulnya

Keselamatan pasien merupakan risiko dan mencegah terjadinya cedera

salah satu indikator manajemen mutu yang disebabkan oleh kesalahan akibat

dalam institusi pelayanan kesehatan. melaksanakan suatu tindakan atau tidak

Keselamatan pasien berhubungan mengambil tindakan yang seharusnya

dengan banyak hal, baik secara diambil.

langsung maupun tidak langsung, mulai Pasien berhak mendapatkan

dari infeksi nosokomial, jumlah hari pendidikan, informasi, dan komunikasi

perawatan, biaya perawatan, sampai mengenai pelayanan kesehatan sesuai

kepuasan pasien. Terjaminnya dengan kebutuhan. Pelayanan kesehatan

keselamatan pasien di sebuah pelayanan yang berpusat pada pasien bukan berarti

kesehatan, akan berdampak pada pasien mendapatkan semua yang

minimnya penularan infeksi mereka minta, melainkan pasien bekerja

nosokomial. Minimnya kejadian infeksi sama dengan petugas penyedia

nosokomial, maka jumlah hari dan pelayanan kesehatan untuk berusaha

biaya perawatan juga akan berkurang. mencapai tujuan kesehatan yang

Jumlah hari perawatan yang wajar dan realistis dan dapat dicapai dengan

biaya perawatan yang terjangkau, akan mudah (Rosenbaum, 2010).

memberikan nilai baik pada kepuasan Di Indonesia, penerapan

pasien terhadap layanan kesehatan yang keselamatan pasien sudah menjadi


sebuah wacana sejak tahun 2001, dan
kemudian tertulis dalam Keputusan Tujuan
Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tujuan penulisan ini yaitu
tentang Standar Pelayanan Minimal mengidenifikasi peran perawat dalam
Rumah Sakit. Peraturan terbaru menerapkan peningkatan mutu dan
mengenai keselamatan pasien di rumah keselamatan pasien dalam
sakit adalah Peraturan Menteri meningkatkan kualitas pelayanan baik
Kesehatan No. 1691 Tahun 2011 di klinik, puskesmas, maupun di rumah
tentang Keselamatan Pasien. Tidak sakit.
hanya pelayanan kesehatan di rumah
sakit, masyarakat di Indonesia juga Metode
memperoleh pelayanan kesehatan Metode yang digunakan adalah
primer di pusat kesehatan masyarakat. metode literatur review ataupun suatu
upaya keselamatan pasien menjamin perbandingan dan analisis antara satu
bahwa seluruh tindakan dalam jurnal dengan jurnal lainnya dari
pelayanan kesehatan dilaksanakan berbagai sumber seperti referensi jurnal,
sesuai dengan standar pelayanan buku teks dan e-book. Penulisan jurnal
minimal dan kode etik profesi tenaga ini melakukan metode perbandingan
kesehatan. dan isi yang akan di bandingkan
Banyak faktor yang menyebabkan berhubungan dengan peran perawat
tingginya angka Insiden Keselamatan dalam kebijakan peningkatan mutu dan
Pasien (IKP) di fasilitas pelayanan keselamatan pasien.
kesehatan. Selain faktor penyebab,
dampak yang ditimbulkan dari Insiden
Hasil
Keselamatan Pasien juga beragam salah
Hasil dari analisis ini menunjukkan
satunya adalah menurunnya kepuasan
bahwa keselamatan pasien adalah
pasien sehingga berpengaruh terhadap
tanggung jawab dari tim peningkatan
mutu dari pelayanan kesehatan tersebut.
mutu dan keselamatan pasien.
Pelayanan yang aman dapat
Komunikasi antara petugas pemberi
meningkatkan kepuasan pasien
layanan kesehatan dengan pasien terjadi
sehingga memberikan pengaruh yang
saat pasien aktif bertanya tentang
baik terhadap citra dari sebuah fasilitas
informasi layanan kesehatan yang
pelayanan kesehatan.
mereka butuhkan. Bentuk nyata dari
pelaksanaan peningkatan mutu dan sistem pelayanan kesehatan negara dan
keselamatan pasien berfokus pada dari pengembangan sosial ekonomi
perbaikan lingkungan dan sarana saja masyarakat.
Menurut (Supriyanto & Wulandari, 1. Lingkungan perawatan primer
2011), mutu merupakan keseluruhan Untuk memberikan perawatan di
karakteristik dan gambaran dari barang lingkungan perawatan primer, perawat
atau jasa yang menunjukkan harus mengetahui kebutuhan
kemampuannya dalam memuaskan masyarakat, sistem pemberian asuhan
kebutuhan pelanggan. Sehingga dapat primer, harapan klien dan keluarga, dan
dikatakan bahwa mutu adalah sesuatu ketersediaan sumber teknologis.
yang digunakan untuk menjamin tujuan 2. Masyarakat
atau luaran yang diharapkan dan mutu Pengaruh masyarakat pada
harus selalu mengikuti perkembangan peningkatan kesehatan dan pelayanan
pengetahuan professional terkini agar utama berada seputar hak-hak dasar
dapat memuaskan pelanggan. klien untuk mendapat standar kehidupan
Mutu pelayanan kesehatan adalah yang adekuat untuk kesehatan dan
derajat atau tingkat kesempurnaan kesejahteraan yang optimal.
pelayanan kesehatan yang 3. Sistem pemberi perawatan utama
diselenggarakan sesuai dengan standar Pelayanan perawatan utama harus
pelayanan yang berlaku. Menurut menjadi komponen utama dalam sistem
(Azwar, 1996), mutu pelayanan pelaksanaan perawatan utama. Sistem
kesehatan bersifat multidimensi sebab pelaksanaan perawatan utama terdiri
mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari tempat pelayanan kesehatan di
dari tiga sudut pandang yaitu dari pihak masyarakat dan dapat di akses dengan
pemakai jasa pelayanan, pihak mudah, seperti tempat praktik dokter,
penyelenggara pelayanan, dan pihak organisasi pemeliharaan kesehatan
dan pihak penyandang dana mutu. (HMO), pusat keperawatan komunitas,
Pelayanan kesehatan utama didasarkan dan pusat kesehatan komunitas.
pada metode dan teknologi yang praktis, 4. Pemberi pelayanan kesehatan
ilmiah dan dapat diterima oleh utama
masyarakat. Pelayanan kesehatan utama Pemberi pelayanan kesehatan
harus menjadi bagian integral dari utama adalah generalis perawatan
utama, dan mereka harus memiliki untuk menurunkan resiko terjadinya
kompetensi dalam peningkatan penyakit. Perilaku peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, kesehatan dan pencegahan penyakit
pengkajian dan evaluasi terhadap gejala merupakan perilaku yang saling
dan tanda-tanda fisik, pengelolaan melengkapi satu sama lain untuk
kondisi kronis dan akut yang umum memperoleh hasil kesehatan optimal
terjadi, dan mengidentifikasi dan yang diinginkan dari klien. Oleh karena
memberi rujukan yang tepat kepada itu, perilaku peningkatan kesehatan dan
pelayanan kesehatan lain yang pencegahan penyakit termasuk dalam
dibutuhkan klien. subkategori perilaku sehat.
5. Klien dan keluarga 8. Perlindungan kesehatan
Pada tempat perawatan utama, Perilaku perlindungan kesehatan
seperti juga pada tempat pelayanan kadang disusun secara terpisah dan
kesehatan lainnya, yang dimaksud dapat dianggap sebagai subkategori
dengan klien adalah orang yang mencari ketiga dari perilaku sehat. Pengkajian
pelayanan kesehatan dan anggota menyeluruh dapat mengungkap
keluarga atau orang yang berarti bagi kebutuhan terhadap keselamatan
orang yang mencari pelayanan berkendaraan, keamanan rumah tinggal,
kesehatan tersebut pengenalan terhadap kekerasan rumah
6. Peningkatan kesehatan tangga, keamanan tempat rekreasi, dan
Perilaku peningkatan kesehatan keselamatan kerja dan pendidikan
adalah perilaku di mana klien kesehatan. Perawat dapat memilih untuk
memandang kesehatan sebagai suatu menggunakan berbagai pedoman
tujuan dan mengikuti program pengkajian yang telah tersedia untuk
pelayanan kesehatan atau melaksanakan membantu mengkaji perilaku klien
aktivitas yang ditujukan untuk mencapai dalam beberapa kategori tersebut.
atau mempertahankan kesehatan yang
optimal. Pembahasan
7. Pencegahan penyakit Segala bentuk kejadian musibah
Perilaku pencegahan penyakit seperti kecelakaan sering terjadi dan
adalah perilaku di mana klien dapat mengancam keselamatan pasien.
melakukan aktivitas yang bertujuan Hal tersebut dikarenakan kurangnya
komitmen penuh terhadap segala usaha rinci mengenai penyakitnya, pilihan
untuk meminimalisasikan resiko pasien pengobatan, risiko yang menyertai jika
mengalami insiden atau kecelakaan memilih suatu pengobatan, bahkan juga
yang dapat mengancam untuk biaya yang harus dikeluarkan
keselamatannya. Perawat maupun sang pasien.
tenaga kesehatan lainnya harus Pelatihan komunikasi bagi petugas
memiliki komitmen dalam pelayanan kesehatan khususnya pelatihan
yang diberikannya dengan membuat komunikasi bagi paramedis wajib untuk
sebuah tim khusus yang disebut Tim dilakukan demi menjamin keselamatan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien (ACSQHC, 2010).
Pasien. Tugas mereka mencatat dan
melaporkan kondisi potensial cedera Penutup
dan nyaris cedera untuk kemudian 1. Kesimpulan
diidentifikasi sebagai data awal untuk Penyedia layanan kesehatan perlu
dilakukannya sebuah tindakan menyediakan standar operasional
penyelesaian masalah yang tepat prosedur pelaksanaan keselamatan
sasaran dan sesuai dengan tujuan. pasien dengan rincian yang jelas dari
Komunikasi juga sangat penting antara baik pemerintah pusat maupun
perawat atau pelayanan kesehatan pemerintah daerah sehingga dapat
dengan pasien untuk meningkatkan diimplementasikan untuk semua
kualitas kehidupan pasien. Komunikasi penyedia layanan kesehatan.
dua arah yang dilakukan antara petugas Dari hasil observasi perbandingan
kesehatan dengan pasien, terbukti dalam pengkajian di atas perawat maupun
beberapa penelitian dapat meningkatkan tenaga kesehatan lainnya harus mampu
kualitas kehidupan pasien (ACSQHC, memberikan pelayanan yang aman,
2010). Misalnya pasien berhak nyaman dan bermutu agar dapat
menentukan obat dan fasilitas pelayanan mencapai tujuan pembangunan yaitu
kesehatan, serta biaya kesehatan yang mewujudkan keselamatan pasien sehat.
harus dikeluarkannya untuk berobat. Upaya keselamatan pasien merupakan
Hal tersebut dapat dicapai jika petugas bentuk upaya peningkatan mutu
kesehatan secara aktif berkomunikasi pelayanan kesehatan yang tercantum
dengan pasien, menjelaskan dengan Permenkes No. 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, quality and safety by focusing
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan care on patients and consumers.
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi. ACSQHC.
Azwar, A. (1996) Menuju Pelayanan
2. Saran Kesehatan Yang Lebih Bermutu.

Saran untuk pemerintah pusat, yaitu Jakarta: Yayasan Penerbitan

agar segera melakukan konsensus Ikatan Dokter Indonesia.

umpan balik semua pasien terhadap Cahyono, J. B. S. B. (2008).

layanan dan fasilitas yang didapatkan Membangun Budaya Keselamatan

selama berkunjung di klinik, puskesmas Pasien dalam Praktik Kedokteran.

maupun rumah sakit. Yang nantinya Yogyakarta: Kanisius.

akan menjadi patokan pembuatan SOP Clinton, H.R., & Obama, B. (2006).

implementasi pelaksanaan keselamatan Making Patient Safety the

pasien yang bisa diterapkan di seluruh Centerpiece of Medical Liability

penyediaan pelayanan kesehatan di Reform. The New England

Indonesia. Hal tersebut perlu dilakukan Journal of Medicines, 354(21),

untuk menghindari macam-macam 2205-2208.

tindakan solusi terhadap keselamatan Firawati, Aumas Pabuty, A. S. P. (2012)

pasien dan uji coba SOP pada pasien ‘Pelaksanaan Program

yang bisa saja mengancam keselamatan Keselamatan Pasien di RSUD

pasien itu sendiri. Solok’, Jurnal kesehatan


Masyarakat, 6(2), pp. 73–79.

Daftar Pustaka Available at:


http://jurnal.fkm.unand.ac.id/inde
Australian Commission on Safety and
x.php/jkma/article/view/93.
Quality in Health Care. (2010).
Gunawan, Fajar Yuli Widodo, T. H.
Patient Safety in Primary Care:
(2015) ‘Analisis Rendahnya
Discussion Paper. Sydney:
Laporan Insiden Keselamatan
ACSQHC.
Pasien di Rumah Sakit’, Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 28(2), pp.
Australian Commision on Safety and
206–213. Available at:
Quality in Health Care. (2010).
Patient-Centred Care: Improving
jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/ Indonesia, 5(2), pp. 91–99. doi:
download/962/479. http://dx.doi.org/10.21927/jnki.20
Kementerian Kesehatan Republik 17.5(2).91-99.
Indonesia (2017) Peraturan Supriyanto, S dan Ratna Wulandari.
Menteri Kesehatan Republik (2011). Menajemen Mutu
Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Pelayanan Kesehatan. Surabaya
tentang Keselamatan Pasien. Health Advocacy.
Indonesia. World Health Organization. Global
Pertiwiwati, Endang dan Alfianur. Patient Safety Challenge: 2005-
(2018). Peran Komite 2006. WHO, 2005.
Keperawatan Dalam Peningkatan
Mutu Pelayanan Keperawatan.
Dunia Keperawatan Vol (6). No
(1) 57-62.
Potter dan Perry. (2005). .Fundamental
Keperawatan Konsep Proses dan
Praktik,Volume 1, Edisi 4. Jakarta
: EGC.
Rosenbaum, S. (2010). Law and the
Public’s Health: The patient
protection and affordable care act.
Public Health Reports, 126, 131-
135.
Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar
Keselamatan Pasien Melalui
Timbang Terima Pasien Berbasis
Komunikasi Efektif : SBAR.
Sumarni (2017) ‘Analisis Implementasi
Patient Safety Terkait
Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit’,
Jurnal Ners dan Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai