A. INTRODUCTION Sedotan kecil akan digunakan untuk
mengambil sampel, dengan cara 1. Pemeriksaan Feses menusukkannya ke beberapa bagian yang Indikasi melakukan pemeriksaan feses berbeda dari sampel, lalu sedotan yang sudah Pemeriksaan feses rutin dilakukan untuk terisikan feses disimpan dalam suhu rendah - Mengevaluasi penyakit pada gastrointestinal, - Spoon skrining keganasan (kanker), dan gangguan pada hepatobilier. - Mendeteksi adanya perdarahan atau obstruksi gastrointestinal, infeksi parasit (seperti cacing), dan gangguan pada digesti. Ekskresi feses 100-200 gram/hari (dewasa) Hanya perlu membuka sample collection Kandungan air 100 100mL/hari (75% dari feses) device, dan mengambil sampel secukup lalu Waktu transit di colon 24-48 jam dimasukkan ke dalam sample collection device Komposisi feses Waktu - Residu substansi yang tidak dapat dicerna Sampel diambil paling tidak setelah 48 jam tidak - Bilus (empedu) mengkonsumsi zat yang dapat mengganggu - Sekresi usus pemeriksaan, seperti bismuth, anti-biotik (dapat - Air dan elektrolit mengubah komponen flora dalam usus) atau - Sel epithel makanan yang mengandung banyak zat besi - Bakteri (mengganggu hasil pemeriksaan FOBT). - Substansi anorganik (Kalsium, Fosfat) 3. Nilai referensi 2. Pengambilan Spesimen Kontainer
Bersih, kering, tidak mudah bocor dan tidak
mudah terkontaminasi. Sampel jangan mengenai bagian luar container atau terlalu banyak. Pengumpulan sampel Hindari adanya kontaminasi urin dan air toilet karena dapat mengganggu pemeriksaan. - Straw B. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK 4. Mukus 1. Warna Normalnya tidak ada Coklat Normal Sering ditemukan pada infeksi bakteri Hijau - Tinggi konsumsi sayuran (Entamoeba hystolitica, Shigella) - Peningkatan biliverdin Apabila disertai darah penanda keganasan Kuning - Konsumsi lemak berlebih atau inflamasi rectum - Malabsorpsi/maldigesti lemak Apabila disertai darah dan nanah (pus) - Bayi yang masih mengonsumsi ASI penanda disentri, ulcerative colitis Dempul - Obstruksi post-hepatik Apabila massif penanda adenoma villus usus Hitam - Perdarahan pada GIT atas 5. Bau - Ingesti arang Normalnya, bau feses berasal dari zat skatol dan indol - Konsumsi daging merah berlebih Bau busuk - Lemak tidak tercerna dengan baik Merah - Perdarahan GIT bawah (foul) - Infeksi amoeba atau disentri - Konsumsi makanan berwarna Bau tengik - Volatile fatty acid merah/pewarna (bit, tomat, obat dan asam - Laktosa yang tidak tercerna rifampicin) Bau amis - Infeksi Vibrio cholera
2. Konsistensi C. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
Pengujian dilakukan dengan menusukkan stik ke 1. Pemeriksaan leukosit feses kemudian dilihat kecepatan stik tersebut jatuh. Pemeriksaan leukosit pada feses dilakukan untuk Stik sulit untuk menusuk feses Hard Stool menentukan penyebab dari diare. (Obstipasi) Stik bisa menusuk feses namun a. Alat dan bahan Formed Stool akan tetap tegak apabila dilepas - Spesimen feces cair segar (Normal) - Slide kaca Stik bisa menusuk feses dan - Coverslip Soft Stool akan jatuh secara perlahan - Pewarnaan methylene blue apabila dilepas b. Prosedur Feses bisa ditusuk dengan stik (1) Letakkan satu tetes feses cair di atas slide Loose Stool dan stik akan segera jatuh apabila dilepaskan kaca Watery Stool Feses sangat cair (Diare) (2) Tambahkan dua tetes methylene blue pada spesimen feses 3. Bentuk (3) Aduk hingga merata Normal : bentuk silinder (type 3-4) (4) Tutup menggunakan coverslip (5) Letakkan tepi kertas filter di ujung coverslip untuk menyerap pewarna methylene blue yang berlebihan (6) Periksa di bawah mikroskop menggunakan perbesaran lensa objektif 10x untuk memindai spesimen kemudian menggunakan perbesaran 40x dan 100x untuk mengidentifikasi leukosit spesifik c. Hasil pemeriksaan d. Interpretasi hasil Normalnya, leukosit tidak ditemukan pada Diferensiasi penyakit berdasarkan ditemukan pemeriksaan feses. Munculnya leukosit (1- atau tidaknya leukosit 3/HPF) merupakan respon terhadap infeksi atau Ditemukan Tidak ditemukan inflamasi pada dinding usus pasien - Ulcerative colitis - Amebic colitis - Bacillary dysentry (infeksi amoeba) (infeksi Shigella) - Diare karena virus - Ulcerative - Cholera diverculitis - Abses atau fistula
2. Pemeriksaan lemak (fecal fat)
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat adanya lemak (baik yang belum terdigesti maupun yang sudah) dalam feses. Adanya lemak dapat dilihat menggunakan pewarnaan Sudan III, IV atau Oil red O, Bintang biru : Leukosit dan akan tampak sebagai globul oranye-merah di Bintang merah: Eritrosit bawah mikroskop. Steatorrhea (>6g/hari) Selain leukosit, dapat ditemukan struktur- menandakan adanya maldigesti dan malabsorbsi struktur lain pada pemeriksaan mikroskopik, a. Prosedur seperti : Neutral Fat (Undigested/Belum dicerna) Serat Sayuran (1) Letakkan sampel diatas slide (2) Tambahkan satu tetes reagen sudan III atau IV, lalu amati dibawah mikroskop untuk melihat adanya globul oranye (undigested fat) Total Fat Berbentuk serat/fiber memanjang (1) Letakkan sampel diatas slide Serat Daging/Otot (2) Tambahkan satu tetes reagen sudan III atau IV dan satu tetes asam asetat 36% ke kaca objek (3) Panaskan specimen diatas api (agar lemak yang digested/sudah tercerna akan saling berkumpul dan menyatu), lalu tutup dengan cover glass (4) Lihat dibawah mikroskop dengan - Sampel diwarnai dengan Sudan III atau perbesaran lensa objektif 40X (terlihat Eosin dalam alkohol 10% kemudian total fat, yaitu undigested + digested diamkan selama 3 menit fat/asam lemak) - Serat otot berbentuk hampir persegi b. Hasil pemeriksaan dengan serabut melintang - Apabila ditemukan >10 serat/HPD maka mengindikasikan adanya maldigesti dan hipermotilitas - Peningkatan serat otot = creatorrhea c. Interpretasi hasil D. PEMERIKSAAN KIMIAWI Neutral - Menghitung undigested fat 1. Fecal Occult Blood Test (FOBT) Fat - Normal : <60 globul/HPF Pengujian ini digunakan untuk melihat adanya - Tingginya undigested fat = maldigesti pendarahan yang tersembunyi/tidak terlihat (occult) Total - Menghitung undigested + pada gastrointestinal tract kita. Pada penyakit Fat digested fat/asam lemak gastrointestinal tahap awal, tidak terlihat tanda- - Normal : <100 globul/HPF dan tanda perdarahan pada pemeriksaan makroskopik diameternya <40mm (setengah maka diperlukan pemeriksaan kimiawi FOBT untuk diameter eritrosit) mendeteksi adanya darah tersembunyi dalam feses. - Tingginya digested fat/asam Normalnya, jumlah darah yang dikeluarkan melalui lemak = malabsorpsi - Fungsi asam asetat : hidrolisis feses adalah 2.5mL atau <2mg hemoglobin per hari. garam asam lemak a. Prinsip - Fungsi pemanasan : agar asam Hemoglobin memiliki sifat pseudo peroxidase lemak dapat terwarnai sehingga dapat mengoksidasi zat indicator - Peningkatan jumlah dan/atau dalam FOBT dan hasilnya dapat terukur. Prinsip ukuran fat globule menandakan inilah yang digunakan di dalam FOBT adanya steatorrhea
3. Pemeriksaan mikroskopik rutin (Saline) b. Prosedur
Pemeriksaan ini hanya mencampurkan sampel feses dengan larutan saline, lalu sampel dibuat preparat dan dilihat dibawah mikroskop.
Tujuan : melihat adanya parasite dalam feses
(1) Buka tutup sample collection device dan gunakan sample collection stick untuk mengumpulkan sample, dengan mencelupkannya pada 3 tempat yang berbeda pada sampel feses yang sama (2) Taruh kembali sample collection stick kedalam collection device, tutup dengan kencang lalu kocok hingga merata (3) Patahkan ujung sample collection device, dan teteskan 2 tetes sampel ke area sampel pada alat penguji Kelebihan pemeriksaan ini adalah: (4) Baca hasil pada 5 -10 menit kemudian Simpel c. Hasil pemeriksaan Mudah dibuat Normal : negatif Cepat d. Interpretasi hasil Tidak memerlukan peralatan yang sulit Hasil positif pada pemeriksaan ini menunjukkan Kekurangan: adanya perdarahan pada gastrointestinal, kurang sensitive contoh pada gastric ulcer. akan ditemukan banyak debris Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk 3. Manakah pemeriksaan di bawah ini yang merupakan skrining kanker kolon karena dapat mendeteksi pemeriksaan microscopic fecal exam? penyakit ini saat masih tahap awal (terlokalisir) a. Serat daging dan apabila segera diterapi akan meningkatkan b. Warna survival rate. c. Bentuk Konsumsi daging, ikan maupun obat d. Konsistensi mengandung besi dapat mengakibatkan positif e. Bau palsu, sedangkan asam askorbat (vitamin C) 4. Berapakah perbesaran lensa objektif yang karena dapat mengakibatkan negatif palsu. digunakan untuk memeriksa fecal fat secara mikroskopik? E. LATIHAN SOAL a. 10x b. 40x 1. Kasus c. 100x Seorang pria berusia 50 tahun datang ke poliklinik d. 1000x dengan keluhan nyeri abdomen dan gangguan BAB e. 50x sejak beberapa bulan yang lalu. Berdasarkan hasil 5. Struktur apakah yang dapat terlihat dengan anamnesis diketahui bahwa pasien sering mengalami penambahan asam asetat dan pemanasan pada diare tanpa penyebab yang jelas, namun beberapa spesimen neutral fat? kali juga mengalami konstipasi. Pasien mengatakan a. Glukosa bahwa ia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan b. Serat daging cepat saji. Keluhan pasien disertai dengan penurunan c. Serat sayuran berat badan sekitar 10 kg dalam tiga bulan terakhir. d. Digested fat Pasien juga mengatakan bahwa dua tahun yang lalu e. Undigested fat saudara laki-lakinya meninggal dunia karena kanker 6. Di antara pernyataan di bawah ini, manakah kolorektal. pernyataan yang tepat mengenai pemeriksaan a) Apa saja yang dapat dinilai dari pemeriksaan mikroskopis feses? makroskopis feses? a. Pewarnaan sudan III digunakan untuk b) Apa saja yang dapat dinilai dari pemeriksaan mengamati leukosit pada sampel feses mikroskopis feses? b. Serat tumbuhan berbentuk persegi dengan c) Jelaskan edukasi persiapan pasien sebelum lurik-lurik penngambilan sampel feses! c. Globul lemak akan tampak berwarna oranye d) Jelaskan langkah pemeriksaan dan interpretasi kemerahan pada pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan FOBT! pewarnaan sudan III/IV e) Hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi hasil d. Penambahan asam asetat 36% bertujuan untuk pemeriksaan FOBT? mengamati neutral fat 2. Manakah di antara berikut ini yang TIDAK perlu e. Globul lemak dapat diamati di bawah mikroskop dihindari oleh pasien selama 48 jam sebelum dengan perbesaran total 40x pengambilan sampel feses? 7. Manakah di antara ini yang paling mungkin a. Antibiotik menyebabkan hasil FOBT yang positif? b. Ikan a. Irritable Bowel Syndrome c. Daging b. Kolik d. Sayur c. Appendisitis e. Bismuth d. Konsumsi NSAID e. Konsumsi vitamin C 8. Pada pemeriksaan fecal occult blood test, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membaca hasil setelah sampel diteteskan? a. segera setelah sampel diteteskan b. 3 menit c. 5 menit d. 15 menit e. 20 menit 9. Bahan makanan berikut ini yang jika dikonsumsi dapat merubah hasil pada pengujian FOBT? a. Daging merah b. Gandum c. Telur d. Nasi putih e. Udang 10.Manakah di antara ini yang tidak termasuk dalam kategori pemeriksaan makroskopis feses? a. Bau b. Warna c. Berat d. Konsistensi e. Mukus 11.Pada percobaan FOBT terdpat formula dibawah apakah zat di huruf A? a. Peroksidase b. Hemoglobin c. Bile Pigment d. Hidrochlrone e. Fecal Fat 12.Pada pengambilan specimen feces selam 48 jam apakah yang boleh dikonsumsi pasien apabila akan menjalani tes FOBT? a. Tetracycline b. Bismuth Dismutase c. Daging sapi d. Nasi Panas e. Bayam 13.Pada pemeriksaan mikroskopis feses ditemukan adanya suatu tampakan persegi dan berstriasi silang, apakah tampakan yang mungkin ditemukan? a. Telur cacing b. Serat tumbuhan c. Serat daging d. Epitel saluran pencernaan e. Fecal fat