Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN PRAKTIKUM FECAL ANALYSIS (PSIK)

Oleh : Avini (Asisten Patologi Klinik 2020)

A. INTRODUCTION Sedotan kecil akan digunakan untuk


mengambil sampel, dengan cara
1. Pemeriksaan Feses
menusukkannya ke beberapa bagian yang
 Indikasi melakukan pemeriksaan feses
berbeda dari sampel, lalu sedotan yang sudah
Pemeriksaan feses rutin dilakukan untuk
terisikan feses disimpan dalam suhu rendah
- Mengevaluasi penyakit pada gastrointestinal,
- Spoon
skrining keganasan (kanker), dan gangguan pada
hepatobilier.
- Mendeteksi adanya perdarahan atau obstruksi
gastrointestinal, infeksi parasit (seperti cacing),
dan gangguan pada digesti.
 Ekskresi feses
100-200 gram/hari (dewasa)
Hanya perlu membuka sample collection
Kandungan air 100 100mL/hari (75% dari feses)
device, dan mengambil sampel secukup lalu
Waktu transit di colon 24-48 jam
dimasukkan ke dalam sample collection device
 Komposisi feses
 Waktu
- Residu substansi yang tidak dapat dicerna
Sampel diambil paling tidak setelah 48 jam tidak
- Bilus (empedu)
mengkonsumsi zat yang dapat mengganggu
- Sekresi usus
pemeriksaan, seperti bismuth, anti-biotik (dapat
- Air dan elektrolit
mengubah komponen flora dalam usus) atau
- Sel epithel
makanan yang mengandung banyak zat besi
- Bakteri
(mengganggu hasil pemeriksaan FOBT).
- Substansi anorganik (Kalsium, Fosfat)
3. Nilai referensi
2. Pengambilan Spesimen
 Kontainer

Bersih, kering, tidak mudah bocor dan tidak


mudah terkontaminasi. Sampel jangan mengenai
bagian luar container atau terlalu banyak.
 Pengumpulan sampel
Hindari adanya kontaminasi urin dan air toilet
karena dapat mengganggu pemeriksaan.
- Straw
B. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK 4. Mukus
1. Warna  Normalnya tidak ada
Coklat Normal  Sering ditemukan pada infeksi bakteri
Hijau - Tinggi konsumsi sayuran (Entamoeba hystolitica, Shigella)
- Peningkatan biliverdin  Apabila disertai darah  penanda keganasan
Kuning - Konsumsi lemak berlebih atau inflamasi rectum
- Malabsorpsi/maldigesti lemak  Apabila disertai darah dan nanah (pus) 
- Bayi yang masih mengonsumsi ASI penanda disentri, ulcerative colitis
Dempul - Obstruksi post-hepatik  Apabila massif  penanda adenoma villus usus
Hitam - Perdarahan pada GIT atas 5. Bau
- Ingesti arang Normalnya, bau feses berasal dari zat skatol dan indol
- Konsumsi daging merah berlebih Bau busuk - Lemak tidak tercerna dengan baik
Merah - Perdarahan GIT bawah (foul) - Infeksi amoeba atau disentri
- Konsumsi makanan berwarna Bau tengik - Volatile fatty acid
merah/pewarna (bit, tomat, obat dan asam - Laktosa yang tidak tercerna
rifampicin) Bau amis - Infeksi Vibrio cholera

2. Konsistensi C. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK


Pengujian dilakukan dengan menusukkan stik ke
1. Pemeriksaan leukosit
feses kemudian dilihat kecepatan stik tersebut jatuh.
Pemeriksaan leukosit pada feses dilakukan untuk
Stik sulit untuk menusuk feses
Hard Stool menentukan penyebab dari diare.
(Obstipasi)
Stik bisa menusuk feses namun a. Alat dan bahan
Formed Stool akan tetap tegak apabila dilepas - Spesimen feces cair segar
(Normal) - Slide kaca
Stik bisa menusuk feses dan - Coverslip
Soft Stool akan jatuh secara perlahan - Pewarnaan methylene blue
apabila dilepas
b. Prosedur
Feses bisa ditusuk dengan stik
(1) Letakkan satu tetes feses cair di atas slide
Loose Stool dan stik akan segera jatuh
apabila dilepaskan kaca
Watery Stool Feses sangat cair (Diare) (2) Tambahkan dua tetes methylene blue pada
spesimen feses
3. Bentuk (3) Aduk hingga merata
Normal : bentuk silinder (type 3-4) (4) Tutup menggunakan coverslip
(5) Letakkan tepi kertas filter di ujung coverslip
untuk menyerap pewarna methylene blue
yang berlebihan
(6) Periksa di bawah mikroskop menggunakan
perbesaran lensa objektif 10x untuk
memindai spesimen kemudian
menggunakan perbesaran 40x dan 100x
untuk mengidentifikasi leukosit spesifik
c. Hasil pemeriksaan d. Interpretasi hasil
Normalnya, leukosit tidak ditemukan pada Diferensiasi penyakit berdasarkan ditemukan
pemeriksaan feses. Munculnya leukosit (1- atau tidaknya leukosit
3/HPF) merupakan respon terhadap infeksi atau Ditemukan Tidak ditemukan
inflamasi pada dinding usus pasien - Ulcerative colitis - Amebic colitis
- Bacillary dysentry (infeksi amoeba)
(infeksi Shigella) - Diare karena virus
- Ulcerative - Cholera
diverculitis
- Abses atau fistula

2. Pemeriksaan lemak (fecal fat)


Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat adanya
lemak (baik yang belum terdigesti maupun yang
sudah) dalam feses. Adanya lemak dapat dilihat
menggunakan pewarnaan Sudan III, IV atau Oil red O,
Bintang biru : Leukosit dan akan tampak sebagai globul oranye-merah di
Bintang merah: Eritrosit bawah mikroskop. Steatorrhea (>6g/hari)
Selain leukosit, dapat ditemukan struktur- menandakan adanya maldigesti dan malabsorbsi
struktur lain pada pemeriksaan mikroskopik, a. Prosedur
seperti :  Neutral Fat (Undigested/Belum dicerna)
 Serat Sayuran (1) Letakkan sampel diatas slide
(2) Tambahkan satu tetes reagen sudan III
atau IV, lalu amati dibawah mikroskop
untuk melihat adanya globul oranye
(undigested fat)
 Total Fat
Berbentuk serat/fiber memanjang (1) Letakkan sampel diatas slide
 Serat Daging/Otot (2) Tambahkan satu tetes reagen sudan III
atau IV dan satu tetes asam asetat 36%
ke kaca objek
(3) Panaskan specimen diatas api (agar
lemak yang digested/sudah tercerna
akan saling berkumpul dan menyatu),
lalu tutup dengan cover glass
(4) Lihat dibawah mikroskop dengan
- Sampel diwarnai dengan Sudan III atau
perbesaran lensa objektif 40X (terlihat
Eosin dalam alkohol 10% kemudian
total fat, yaitu undigested + digested
diamkan selama 3 menit
fat/asam lemak)
- Serat otot berbentuk hampir persegi
b. Hasil pemeriksaan
dengan serabut melintang
- Apabila ditemukan >10 serat/HPD maka
mengindikasikan adanya maldigesti dan
hipermotilitas
- Peningkatan serat otot = creatorrhea
c. Interpretasi hasil D. PEMERIKSAAN KIMIAWI
Neutral - Menghitung undigested fat 1. Fecal Occult Blood Test (FOBT)
Fat - Normal : <60 globul/HPF
Pengujian ini digunakan untuk melihat adanya
- Tingginya undigested fat =
maldigesti pendarahan yang tersembunyi/tidak terlihat (occult)
Total - Menghitung undigested + pada gastrointestinal tract kita. Pada penyakit
Fat digested fat/asam lemak gastrointestinal tahap awal, tidak terlihat tanda-
- Normal : <100 globul/HPF dan tanda perdarahan pada pemeriksaan makroskopik
diameternya <40mm (setengah maka diperlukan pemeriksaan kimiawi FOBT untuk
diameter eritrosit)
mendeteksi adanya darah tersembunyi dalam feses.
- Tingginya digested fat/asam
Normalnya, jumlah darah yang dikeluarkan melalui
lemak = malabsorpsi
- Fungsi asam asetat : hidrolisis feses adalah 2.5mL atau <2mg hemoglobin per hari.
garam asam lemak a. Prinsip
- Fungsi pemanasan : agar asam Hemoglobin memiliki sifat pseudo peroxidase
lemak dapat terwarnai sehingga dapat mengoksidasi zat indicator
- Peningkatan jumlah dan/atau dalam FOBT dan hasilnya dapat terukur. Prinsip
ukuran fat globule menandakan
inilah yang digunakan di dalam FOBT
adanya steatorrhea

3. Pemeriksaan mikroskopik rutin (Saline) b. Prosedur


Pemeriksaan ini hanya mencampurkan sampel feses
dengan larutan saline, lalu sampel dibuat preparat
dan dilihat dibawah mikroskop.

Tujuan : melihat adanya parasite dalam feses


(1) Buka tutup sample collection device dan
gunakan sample collection stick untuk
mengumpulkan sample, dengan
mencelupkannya pada 3 tempat yang
berbeda pada sampel feses yang sama
(2) Taruh kembali sample collection stick
kedalam collection device, tutup dengan
kencang lalu kocok hingga merata
(3) Patahkan ujung sample collection device,
dan teteskan 2 tetes sampel ke area sampel
pada alat penguji
Kelebihan pemeriksaan ini adalah:
(4) Baca hasil pada 5 -10 menit kemudian
 Simpel
c. Hasil pemeriksaan
 Mudah dibuat
Normal : negatif
 Cepat
d. Interpretasi hasil
 Tidak memerlukan peralatan yang sulit
Hasil positif pada pemeriksaan ini menunjukkan
Kekurangan:
adanya perdarahan pada gastrointestinal,
 kurang sensitive
contoh pada gastric ulcer.
 akan ditemukan banyak debris
Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk 3. Manakah pemeriksaan di bawah ini yang merupakan
skrining kanker kolon karena dapat mendeteksi pemeriksaan microscopic fecal exam?
penyakit ini saat masih tahap awal (terlokalisir) a. Serat daging
dan apabila segera diterapi akan meningkatkan b. Warna
survival rate. c. Bentuk
Konsumsi daging, ikan maupun obat d. Konsistensi
mengandung besi dapat mengakibatkan positif e. Bau
palsu, sedangkan asam askorbat (vitamin C) 4. Berapakah perbesaran lensa objektif yang
karena dapat mengakibatkan negatif palsu. digunakan untuk memeriksa fecal fat secara
mikroskopik?
E. LATIHAN SOAL a. 10x
b. 40x
1. Kasus
c. 100x
Seorang pria berusia 50 tahun datang ke poliklinik
d. 1000x
dengan keluhan nyeri abdomen dan gangguan BAB
e. 50x
sejak beberapa bulan yang lalu. Berdasarkan hasil
5. Struktur apakah yang dapat terlihat dengan
anamnesis diketahui bahwa pasien sering mengalami
penambahan asam asetat dan pemanasan pada
diare tanpa penyebab yang jelas, namun beberapa
spesimen neutral fat?
kali juga mengalami konstipasi. Pasien mengatakan
a. Glukosa
bahwa ia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan
b. Serat daging
cepat saji. Keluhan pasien disertai dengan penurunan
c. Serat sayuran
berat badan sekitar 10 kg dalam tiga bulan terakhir.
d. Digested fat
Pasien juga mengatakan bahwa dua tahun yang lalu
e. Undigested fat
saudara laki-lakinya meninggal dunia karena kanker
6. Di antara pernyataan di bawah ini, manakah
kolorektal.
pernyataan yang tepat mengenai pemeriksaan
a) Apa saja yang dapat dinilai dari pemeriksaan
mikroskopis feses?
makroskopis feses?
a. Pewarnaan sudan III digunakan untuk
b) Apa saja yang dapat dinilai dari pemeriksaan
mengamati leukosit pada sampel feses
mikroskopis feses?
b. Serat tumbuhan berbentuk persegi dengan
c) Jelaskan edukasi persiapan pasien sebelum
lurik-lurik
penngambilan sampel feses!
c. Globul lemak akan tampak berwarna oranye
d) Jelaskan langkah pemeriksaan dan interpretasi
kemerahan pada pemeriksaan dengan
hasil pemeriksaan FOBT!
pewarnaan sudan III/IV
e) Hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi hasil
d. Penambahan asam asetat 36% bertujuan untuk
pemeriksaan FOBT?
mengamati neutral fat
2. Manakah di antara berikut ini yang TIDAK perlu
e. Globul lemak dapat diamati di bawah mikroskop
dihindari oleh pasien selama 48 jam sebelum
dengan perbesaran total 40x
pengambilan sampel feses?
7. Manakah di antara ini yang paling mungkin
a. Antibiotik
menyebabkan hasil FOBT yang positif?
b. Ikan
a. Irritable Bowel Syndrome
c. Daging
b. Kolik
d. Sayur
c. Appendisitis
e. Bismuth
d. Konsumsi NSAID
e. Konsumsi vitamin C
8. Pada pemeriksaan fecal occult blood test, berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk membaca hasil
setelah sampel diteteskan?
a. segera setelah sampel diteteskan
b. 3 menit
c. 5 menit
d. 15 menit
e. 20 menit
9. Bahan makanan berikut ini yang jika dikonsumsi
dapat merubah hasil pada pengujian FOBT?
a. Daging merah
b. Gandum
c. Telur
d. Nasi putih
e. Udang
10.Manakah di antara ini yang tidak termasuk dalam
kategori pemeriksaan makroskopis feses?
a. Bau
b. Warna
c. Berat
d. Konsistensi
e. Mukus
11.Pada percobaan FOBT terdpat formula dibawah
apakah zat di huruf A?
a. Peroksidase
b. Hemoglobin
c. Bile Pigment
d. Hidrochlrone
e. Fecal Fat
12.Pada pengambilan specimen feces selam 48 jam
apakah yang boleh dikonsumsi pasien apabila akan
menjalani tes FOBT?
a. Tetracycline
b. Bismuth Dismutase
c. Daging sapi
d. Nasi Panas
e. Bayam
13.Pada pemeriksaan mikroskopis feses ditemukan
adanya suatu tampakan persegi dan berstriasi
silang, apakah tampakan yang mungkin ditemukan?
a. Telur cacing
b. Serat tumbuhan
c. Serat daging
d. Epitel saluran pencernaan
e. Fecal fat

Anda mungkin juga menyukai