Anda di halaman 1dari 3

1.

Jenis kontrasepsi /pembagian metode kontrasepsi beserta indikasi dan kontraindikasinya


(cari metode natural terkait metode calendarbagaimana tanda/ciri subur,dll)
Sumber : n.d. Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Keluarga Berencana. Program
Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo, pp.3-6.
 Metode amenorhe laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandakan pemberian
Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan
makanan atau minuman apapun lainnya.
 Cara kerja Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau menekan
terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah
prolaktin dan oksitosin. yang menyusui eksklusif, konsentrasi prolaktin tetap tinggi
karena isapan bayi yang merangsang hipofisis anterior memproduksi prolaktin
sehingga prolaktin meningkat menekan konsentrasi LH sehingga menghambat
ovulasi.
 Indikasi Dan Kontraindikasi
Indikasi MAL
- Ibu yang menyusui secara eksklusif
- Bayi yang berumur kurang dari 6 bulan
- Ibu yang belum mendapat haid setelah melahirkan

Kontraindikasi MAL

- Sudah mendapat haid setelah melahirkan


- Ibu yang tidak menyusui secara eksklusif
- Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan

2. Peran perawat dalam pengaturan kehamilan


Sumber : Lhospital M. (1993). Un centre de planification familiale: place et rôle de
l'infirmière [A family planning center: role of the nurse]. Soins. Gynecologie,
obstetrique, puericulture, pediatrie, (141), 36–37. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov
Fungsi utama perawat di pusat keluarga berencana adalah memberikan perawatan,
meyakinkan klien, dan memberikan informasi. Perawat dengan hati-hati menjelaskan
resep setelah konsultasi medis dan menginstruksikan klien jika diperlukan tes atau
prosedur tambahan. Dengan menggunakan alat bantu visual dan kalender, perawat
menjelaskan cara kerja berbagai metode kontrasepsi dan menjelaskan jadwal penggunaan
kontrasepsi oral. Perawat harus memberikan instruksi individual tentang metode
kontrasepsi, dengan memperhatikan keadaan kegagalan kontrasepsi yang dapat
menyebabkan aborsi. Nasihat harus diberikan kepada klien yang lupa minum pil atau
menggunakan metode mereka. Penggunaan kondom dan metode vagina harus dijelaskan,
terutama untuk klien muda dan mereka dengan kehidupan seks sporadis. Klien harus
diberi tahu tentang kemungkinan metode "morning after" dalam kasus hubungan seksual
tanpa pelindung. Selama wawancara dg klien, perawat harus memberi tahu klien tentang
perawatan lanjutan, penggunaan kondom bersama dengan metode kontrasepsi untuk
mencegah AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, perlunya kebersihan seksual yang
baik, dan masalah yang mungkin akan timbul.

3. Faktor yang memengaruhi keberhasilan pengaturan kehamilan


Sumber : Trussell, J., 2014. Contraceptive Efficacy | GLOWM. [online] Glowm.com.
Available at: <https://www.glowm.com/section-view/heading/contraceptive-
efficacy/item/374#.YHexUugzbb1> [Accessed 14 April 2021].
a. Sifat yang permanen
Untuk beberapa metode, seperti sterilisasi, implan, dan kontrasepsi intrauterin,
khasiat yang melekat sangat tinggi dan penggunaan yang tepat dan konsisten dijamin
akan berhasil. sehingga tingkat kehamilan yang sangat rendah ditemukan di semua
penelitian, dan kisaran angka kehamilan yang dilaporkan cukup sempit. . Untuk
metode lain, seperti pil dan suntik, kemanjuran yang melekat tinggi, tetapi masih ada
ruang untuk potensi penyalahgunaan (misalnya lupa minum pil atau gagal kembali
tepat waktu untuk suntikan), sehingga masih ada kisaran probabilitas kehamilan yang
dilaporkan. Secara umum studi tentang sterilisasi, suntik, implan, pil, dan penggunaan
IUD telah dilaksanakan dan dianalisis secara kompeten. Studi tentang pantang
berkala, spermisida, dan metode penghalang menunjukkan berbagai kemungkinan
kehamilan yang dilaporkan karena potensi penyalahgunaan tinggi, kemanjuran yang
melekat relatif rendah, dan kompetensi para peneliti beragam.
b. Frekuensi bersetubuh/ melakukan hubungan seksual
Dalam sebuah penelitian di mana pengguna secara acak menggunakan diafragma
atau spons, pengguna diafragma yang melakukan hubungan seksual empat kali atau
lebih dalam seminggu menjadi hamil pada tahun pertama dua kali lebih sering
daripada mereka yang melakukan hubungan seksual kurang dari empat kali.
seminggu.Dalam uji klinis tersebut, di antara wanita yang menggunakan diafragma
setiap kali berhubungan badan, hanya 3,4% dari mereka yang melakukan hubungan
badan kurang dari tiga kali seminggu menjadi hamil pada tahun pertama
dibandingkan dengan 9,7% dari mereka yang melakukan hubungan seksual. tiga kali
atau lebih per minggu

Anda mungkin juga menyukai