yang tersedia berupa gedung dengan luas 25.244,81 M2 sudah selesai dibangun dan
berfungsi antara lain bangunan IRD, poliklinik, rawat inap, paviliun Mangusada,
sarana penunjang seperti farmasi, laboratorium, radiologi, PMI, endoscopy,
hemodialisa, laundry, gizi dan ruangan jenazah serta kantor manajemen. Sarana
komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan antar gedung di RSD Kabupaten
Badung yaitu telepon, rig dan HT, website dan PABX yang sangat menunjang bagi
sistem informasi dan komunikasi di lingkungan rumah sakit.
Saat ini, RSD Mangusada dipimpin oleh dr. I Nyoman Gunarta, MPH selaku
direktur RSD Mangusada Kabupaten Badung. Adapun Sumber Daya Manusia (SDM)
yang bertugas di RSD Kabupaten Badung adalah sebanyak 808 orang, yang terdiri
dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 475 orang, Tenaga Harian Lepas (THL)
sebanyak 5 orang, dan pegawai kontrak sebanyak 328. Selain itu berdasarkan jumlah
tenaga kesehatan yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan di RSD
Mangusada yaitu terdiri dari 55 orang dokter spesialis, 5 orang dokter gigi, 15 orang
dokter umum, 272 orang perawat, 20 orang bidan, 3 orang psikolog, dan 5 orang
fisioterapis.
RSD Kab. Badung Mangusada menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) secara penuh berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2010, tentang
Penetapan RSD Kabupaten Badung Mangusada sebagai Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD), yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011. Dengan status
tersebut RSD Kab. Badung Mangusada dapat melakukan pengelolaan keuangan
secara lebih fleksibel.
Seiring dengan upaya peningkatan dan pengembangan kualitas SDM, fasilitas
pelayanan dan mutu pelayanan RSD Kab. Badung telah melakukan upaya untuk
7
meningkatkan kelas Rumah Sakit dari kelas C ke kelas B. Terhitung sejak tanggal 21
Juni 2013 telah menjadi RSD kelas B berdasarkan SK Menkes no
HK.02.03/I/1127/2013. Keberhasilan meraih perubahan kelas rumah sakit tersebut
berimplikasi kepada tuntutan peningkatan pelayanan yang lebih profesional dan
pengembangan struktur organisasi. Berdasarkan nSurvei Akreditasi yang
dilaksanakan pada tanggal 06 - 08 Desember 2016, RSD Kabupaten Badung
Mangusada kembali lulus Akreditasi Versi 2012 di tingkat Paripurna. RSD Kab.
Badung Mangusada juga telah melaksanakan Audit Sertifikasi ISO 9001:2008 oleh
Tim Surveior Audit Sertifikasi ISO 9001 : 2008. Selain itu, pada tanggal 12
Desember 2017 diumumkan bahwa RSD Kab. Badung Mangusada berhasil meraih
predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan menjadi satu-satunya rumah sakit
daerah di Bali yang berhasil memperoleh predikat tersebut.
a. Visi
b. Misi
8
c. Motto dan Prinsip Pelayanan
Adapun motto yang dijunjung oleh RSD Mangusada adalah “Kesehatan Anda
adalah Kebahagiaan Kami” dengan prinsip pelayanan yang diterapkan adalah
dengan “4S” (Senyum, Sapa, Servis, Simpati).
a. Fasilitas Unggulan
9
5. Cath Lab adalah suatu pelayanan yang dilakukan di laboratorium
kateterisasi jantung & angiografi untuk menentukan Diagnostik penyakit
jantung dan pembuluh darah dan untuk selanjutnya dilakukan Intervensi
Non Bedah sesuai indikasi secara invasive melalui pembuluh darah
dengan menggunakan kateter atau elektroda.
b. Rawat Jalan
1. Poliklinik reguler
2. Poliklinik eksekutif
c. Rawat Inap
1. Rawat inap reguler terdiri dari 5 ruang rawat inap yaitu Ruang Oleg,
Ruang Margapati, Ruang Cilinaya, Ruang Janger, dan Ruang Kecak.
Rawat inap terdiri dari Kelas I, Kelas II, dan Kelas III.
2. Rawat intensif terdiri dari :
- NICU (Neonatal Intensive Care Unit), dengan 6 (enam) incubator dan
10 box bayi. Ruang NICU memiliki 13 orang perawat, 12 bidan, dan 1
orang tenaga administrasi.
- HCU (High Care Unit) merupakan ruangan yang difungsikan untuk
perawatan pasien yang memerlukan pengawasan lebih intensif dengan
jumlah tempat tidur sejumlah 7 buah. Ruang HCU memiliki 19 tenaga
kerja yang terdiri dari 18 perawat dan 1 orang administrator.
- ICU (Intensive Care Unit) adalah ruangan yang difungsikan untuk
perawatan pasien bayi – dewasa yang memerlukan perawatan intensif,
dengan jumlah tempat tidur sejumlah 4 buah. Ruang ICU memiliki
tenaga perawat sebanyak 18 orang, tenaga bidang 1 orang dan tenaga
administrasi 1 orang.
- ICCU (Intensive Coronary Care Unit) merupakan ruangan yang
difungsikan untuk perawatan pasien yang memerlukan perawatan
intensif di bagian jantung dengan jumlah tempat tidur sejumlah 4 TT.
Ruang ICCU memiliki tenaga perawat sebanyak 22 orang, dan tenaga
10
administrasi 1 yang orang. Petugas ICCU juga merangkap untuk
pelayanan di cath lab.
3. Rawat Inap Pavilliun terdiri dari 32 kamar V.I.P, 5 kamar V.V.I.P, dan 2
kamar Super V.V.I.P
d. Penunjang Medis
1. Pemeriksaan radiologi yang terdiri dari
- Ultrasonografi (USG 3D/4D), digunakan dalam pemeriksaan organ
abdomen (ginjal, buli-buli, prostat, hepar, lien, gallblader, payudara
dan pembuluh darah pada extremitas atas I bawah) dengan
menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak dapat di
dengar oleh telinga kita dan tidak ada efek radiasi.
- Automated Breast Volume Scanning (ABVS) digunakan dalam
pemeriksaan payudara yang menggunakan gelombang ultrasonik yang
mampu memberikan citra tiga dimensi dari anatomi payudara sebingga
diagnosis panyudara lebih akurat dan komprehensif. Alat ini dapat
digunakan untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara.
- X-Ray Stationer Multi Fusiion yang digunakan dalam pemeriksaan
radiologi konvensional tanpa kontras.
- CT Scan 16 Slice yang digunakan dalam pemeriksaan diagnostik yang
menggunakan sinar-X sebagai sarana untuk menghasilkan gambaran
bagian tubuh yang berupa irisan organ tubuh secara tiga dimensi
(axial, coronal dan sagital).
- X-Ray Flouroscopy yang digunakan dalam pemeriksaan radiologi
konvensional dengan kontras untuk mengevaluasi dan mengobservasi
fungsi fisiologis tubuh yang bergerak, seperti proses menelan, jalannya
barium di dalam traktus digestivus, penyuntikan zat kontras pada
sistem biliari dan lain-lain.
- Panoramic yang digunakan dalam pemeriksaan radiologi dental gigi
secara keseluruhan dengan satu kali pemeriksaan.
11
- Magnetic Resonance Imaging (MRI) 1,5 Tesla digunakan dalam
pemeriksaan diagnostik yang menghasilkan gambaran irisan dengan
menggunakan medan magnet tanpa menggunakan sinar-X.
e. Penunjang Klinik
1. Pelayanan bank darah
2. Rawat intensif
3. Kamar bersalin
4. Ruang operasi
5. Instalasi farmasi
6. Instalasi gizi
7. CSSD (Central Supply Sterile Department)
8. Rekam medis.
3. Gudang
5. Pemulasaraan Jenazah
6. Ambulans 24 Jam
12
Ruangan HCU Puspanjali berada di lantai satu Gedung E Rumah Sakit Daerah
Mangusada Kabupaten Badung. Ruangan HCU Puspanjali saat ini hanya bersifat
sementara karena menunggu ruangan tetap yang akan diletakan pada Gedung baru
yang masih sedang dalam tahap pembangunan. Di ruangan ini terdapat tenaga kerja
sebanyak 19 orang yang terdiri dari 18 orang perawat (7 perawat PNS dan 11
perawat kontrak) dan 1 administrator. Adapun kualifikasi dari perawat adalah
sebanyak 4 perawat sudah berkualifikasi S1 Ners dan 14 orang masih D3
Keperawatan. Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien, petugas di
Ruang HCU masih menggunakan metode penugasan tim yang terdiri dari 4 anggota
untuk setiap timnya.
Adapun fasilitas dan Alat Kesehatan yang terdapat di Ruang HCU Puspanjali RSD
Mangusada Kabupaten Badung adalah sebagai berikut:
1. Fasilitas Ruang HCU
a. Telepon sebanyak 1 buah.
b. Komputer dan printer sebanyak 1 buah.
c. Meja nursestation sebanyak 1 buah.
d. Kursi plastik sebanyak 7 buah.
e. Tabung pemadam kebakaran sebanyak 1 buah.
f. Kulkas sebanyak 2 buah
g. Almari loker sebanyak 1 buah.
h. Tong sampah injak sebanyak 4 buah.
i. Instrument cabinet rool door sebanyak 1 buah.
j. Bed pasien sebanyak 7 buah.
k. Bedside cabinet sebanyak 7 buah
l. Bedside monitor sebanyak 7 buah.
m. Infus stand sebanyak 8 buah.
n. AC sebanyak 2 buah.
o. Korden sebanyak 4 buah.
p. Jam dinding sebanyak 1 buah
13
q. Kursi tunggu 3 seat sebanyak 2 buah.
r. Wastafel dan kaca sebanyak 1 buah.
s. Tirai pemisah sebanyak 7 buah.
14
Tabel 2.1 Data Pengkajian Management Approach
No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan
Ya Tidak
Fungsi Perencanaan
1. Merencanakan jumlah, jenis dan mutu tenaga perawatan, serta √
tenaga lain sesuai kebutuhan ruang rawat yang berada di
wilayah tanggung jawabnya.
15
Hasil perhitungan yaitu :
AxBxC = 9,25 x 5 x 365 = 16881,25 = 8,402 orang
(C-D) x E (365-78) x 7 2009
Ditambah dengan koreksi 25% menjadi 10,50 atau 10 orang perawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat di HCU serta dengan
perawat yang bertugas dalam manajemen inventaris di ruang HCU, perencanaan
jumlah dan jenis peralatan keperawatan biasanya akan dilakukan oleh perawat
untuk mempersiapkan pengajuan peralatan yang perlu disediakan maupun yang
rusak atau perlu dikalibrasi. Biasanya perawat di ruangan akan merencanakan dan
mengusulkan pengadaan alat kesehatan tahunan setiap bulan Januari.
16
berjenjang.
Berdasarkan observasi bahwa pengadaan SAK dan SOP minimal 10 kasus besar di
ruangan sudah tersedia dan diterapkan oleh seluruh ketua tim dan perawat
pelaksana, yang dibuktikan dengan berdasarkan dokumentasi yang ada di ruang
HCU.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara serta studi dokumen
didapatkan bahwa penilaian kualitas pelayanan keperawatan di ruangan dengan
menggunakan indikator mutu seperti BOR, ALOS, NDR, GDR dan TOI telah
17
diterapkan terbukti berdasarkan dokumentasi yang ada di ruang HCU. Pendataan
indikator mutu berupa BOR, ALOS, NDR, GDR, dan TOI tersebut telah
terdokumentasi dengan baik di ruangan dengan rentang waktu selama 6 bulan
terakhir. Adapun rata-rata dari masing-masing indikator mutu tersebut mulai dari
bulan Juli – Desember 2018 adalah :
BOR = 87% + 87% + 88% + 79% + 82% + 88% = 511% : 6 = 84,67%= 85%
ALOS = 3,4 +6,12 + 10 + 4,15+ 8,5 + 9 = 41,17 : 6 = 6,86
NDR = 800 +625 + 769 +737 +875+777 =4.583 : 6 = 763,83
GDR = 900 + 812,5 + 769 + 895 + 1000 + 888 = 5264,5 : 6 = 877,41
TOI = 1,4 +1,5 + 2 + 2,3 + 5 + 3 = 15,2 : 6 = 2,53
Berdasarkan observasi dan wawancara bahwa pertemuan rutin dengan ketua tim dan
perawat pelaksana secara terjadwal.misal dalam kegiatan timbang terima
18
yang diperlukan di unit rawat inap.
Fungsi Pengorganisasian
19
berlaku terbukti dari jadwal dokter yang berjaga tiap hari nya di rekam medis setiap
pasien
20
menggunakan standar Depkes, Gillies atau Dougla namun tergantung dari
kebutuhan RSD Mangusada atau SK yang telah ada.
Fungsi Kepersonaliaan
Fungsi Pengarahan
21
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pelayanan keperawatan di ruang HCU
selalu bekerjasama dengan dokter-dokter spesialis yang menangani pasien, bagian
psikioterapi, farmasi dan juga perawat-perawat yang ada di ruang lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat di ruang HCU,
pemeliharaan alat-alat yang ada diruangan selalu di atur dengan baik dan diperiksa
setiap operan jaga, biasanya 1 tempat tidur tersedia 1 fasilitas untuk keperluan
pasien. Jika ada alat yang rusak, jatuh dan habis, akan dikoordinasikan dengan
teknisi rumah sakit (IPSRS) dan dilaporkan dalam bentuk bukti nyata maupun
tertulis.
22
selalu mendokumentasikan.
Berdasarkan hasil wawancara, jika ada konflik antar staf perawat, kepala ruangan
akan mengumpulkan bawahanya dan melakukan diskusi untuk menanyakan masalah
yang terjadi. Kemudian kepala ruangan akan mengambil keputusan dan tindakan
yang tepat agar tidka terjadi lagi konflik antar perawat. Biasanya bentuk konflik
yang terjadi antar petugas kesehatan misalnya miskomunikasi mengenai kondisi
pasien, biasanya strategi penyelesaian konflik yang dilakukan adalah berupa strategi
kolaborasi maupun kompromi sehingga kedua belah pihak dapat terpuaskan.
23
mengklasifikasi membuang sampah.
Fungsi Pengendalian
Berdasarkan hasil observasi, kepala ruangan di ruang HCU selalu memantau tata
tertib yang ada di ruangan. Seperti jam datang perawat, suasana diruangan, dan
membuat jadwal jam masuk keluarga untuk bertemu dengan pasien.
24
baik karena masih berada pada rentang 60-85%, ALOS yaitu sebesar 7 hari, NDR
yaitu sebesar 763,83%, GDR yaitu sebesar 877,41% dan TOI yaitu sebesar 2 hari
yang masih dalam kategori baik karena idealnya berada pada rentang 1-3 hari.
Catatan mengenai dekubitus maupun flebitis sudah ada disetiap ruangan termasuk
di ruang HCU Puspanjali. Bila kejadian memang terjadi sebelum pasien dirawat di
HCU maka data tersebut akan masuk ke kejadian ruang sebelumnya dan bukan
termasuk data kejadian di HCU. Angka kejadian dekubitus maupun flebitis masuk
pada standar pelayanan minimal (SPM) yang nantinya akan masuk ke dalam
surveylan program PPL oleh PIC. Masing-masing ruang memiliki PIC mengenai
kejadian ini dan khusus diruang HCU Puspanjali PIC mengenai kejadian ditanggung
jawabi oleh Ibu Luh De Eka selaku perawat di ruang HCU. Selain itu bukti nyata
yang dapat diobservasi kelompok adalah sudah adanya dokumentasi pelaporan
kejadian dekubitus dan flebitis di ruangan HCU Puspanjali dengan data kejadian
flebitis terbaru adalah pada bulan Februari.
25
9. Mengendalikan fungsi alat agar tetap sesuai dengan √
melakukan kalibrasi alat secara rutin.
Pengecekan kalibrasi alat merupakan program dari bagian sarana dan prasarana
rumah sakit kegiatan rutin dilakukan setiap tahunnya. Di ruangan HCU sudah
terdapat perawat yang bertugas dalam manajemen inventaris, sehingga perencanaan
jumlah dan jenis peralatan keperawatan biasanya akan dilakukan oleh perawat
untuk mempersiapkan pengajuan peralatan yang perlu disediakan maupun yang
rusak atau perlu dikalibrasi. Adapun alurnya adalah pertama perawat akan
berkoordinasi dengan petugas IPSRS, selanjutnya perawat akan mendampingi
petugas kalibrasi dan mendokumentasikan hasol kalibrasi yang telah dilakukan.
26
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat yang bekerja di
ruangan tersebut, kepuasan kerja tersebut juga diakibatkan karena adanya gaji yang
dirasa sepadan dengan beban kerja mereka yaitu gaji perawat PNS adalah Rp
3.500.000 sedangkan untuk perawat kontrak adalah Rp 2.700.000.
27
baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, dalam melakukan tindakan
keperawatan ke pasien perawat di ruang HCU sangat ditekankan untuk selalu
melakukan five moment cuci tangan. Jika perawat tidak melakukannya akan
diberikan teguran oleh perawat senior yang berada di ruangan HCU yang bertugas
sebagai pemantau five moment cuci tangan. Jika perawat tidak melaksanakan five
moment berkali-kali atau membantah teguran yang sudah diberikan maka perawat
tersebut akan dilaporkan ke kepala ruangan. Jika masalah tidak bisa diatasi oleh
kepala ruangan maka akan dilaporkan juga ke atasan. Penilaian kinerja perawat
dalam ruangan HCU dilaksanakan pada bulan September.
28
Berdasarkan hasil observasi, perawat di ruangan sudah menjalin hubungan baik
dengan semua staff dan pegawai di lingkungan rumah sakit dibuktikan dengan hasil
pengamatan bahwa perawat di ruangan HCU menerima dengan baik ketika salah
satu kepala ruangan menanyakan sesuatu hal seperti apakah ada bed kosong melalui
telepon maupun datang langsung ke ruangan.
4. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara √
petugas, klien, keluarga sehingga memberi ketenangan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan perawat, karu, wakaru, dokter dan staff
pegawai di ruangan terlihat saling menghormati satu sama lain. Mereka terlihat
sangat dekat dan tidak ada rasa canggung dalam berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi yang digunakan sangat terbuka.
5. Mengadakan pendekatan kepada tiap klien yang dirawat √
untuk mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, perawat yang bertugas di HCU tidak
hanya mengetahui pasien kelolaannya saja tetapi hampir semua perawat di ruangan
ini mengetahui semua kondisi pasien. Perawat akan sering menanyakan keluhan
pasien terutama pada pasien yang kesadarannya CM, jika pasien mengalami
penurunan kesadaran maka perawat akan sering memonitor pasien melalui alat
monitor. Komunikasi yang digunakan oleh perawat sangat baik dan tidak ada yang
bernada tinggi sehingga pasien tidak segan untuk mengatakan keluhan yang
dirasakan pasien.
6. Menjaga perasaan klien agar merasa aman dan terlindungi √
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
Perawat dalam ruangan ini menggunakan bahasa yang sangat halus kepada semua
pasien, sehingga pasien merasa terlindungi. Ketika melakukan tindakan apapun
pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran perawat tetap
mengkomunikasikan apa yang akan dilakukan ke pasien sehingga hal tersebut akan
berdampak positif bagi pasien maupun keluarga yang mendengar.
7. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi √
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi, perawat akan menyambut hangat siapapun petugas
29
medis lain yang datang ke ruangan seperti dokter, fisioterapi, analis, dan tenaga
medis lainnya yang akan melakukan pemeriksaan pada pasien-pasien tertentu yang
tidak bisa dilakukan mobilisasi dengan cepat. Sehingga para medis yang datang ke
ruangan HCU dapat melakukan tugasnya masing-masing dengan baik. Bahkan
perawat membantu para medis dalam melakukan beberapa tindakan ke pasien.
8. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan √
di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Berdasarkan hasil observasi, perawat di ruangan ini sudah bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pelayanan yang ada di ruangan. Perawat di ruangan ini
bertanggung jawab terhadap 1-2 pasien. Pada saat melakukan timbang terima,
perawat akan menjelaskan secara jelas tentang kondisi pasien dan tindakan apa
yang harus dilakukan oleh perawat yang bertugas selanjutnya. Selain itu, perawat
dalam ruangan ini juga turut serta menjaga kebersihan lingkungan kerja dan sudah
membuang sampah medis maupun non medis di tempat sampah yang sudah
disediakan di ruangan.
30
sehingga perawat akan saling bekerjasama dalam merawat pasien walaupun 1
perawat bertanggung jawab terhadap 1-2 pasien dalam setiap shift perawat.
3. Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap klien dalam √
batas wewenangnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, perawat akan memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga pasien tentang masalah kesehatan pasien, serta hal-hal
yang bisa dilakukan keluarga. Perawat juga akan memberikan kesempatan keluarga
bertemu dengan dokter ketika dokter melakukan visite untuk memperjelas hal-hal
yang perlu diketahui keluarga terkait kondisi pasien.
4. Mendampingi visite dokter untuk memeriksa klien dan √
mencatat program pengobatan serta menyampaikan kepada
staf untuk melaksanakannya.
Berdasarkan hasil observasi, perawat di ruangan ini selalu mendampingi dokter
melakukan visite ke pasien. Sebelum ke pasien, perawat menjelaskan terkait kondisi
pasien pada saat itu kemudian perawat akan mengantarkan dokter ke pasien sambil
mendampingi dokter melakukan visite. Setelah itu, perawat akan mengklarifikasi
kembali tindakan ataupun terapi medis yang diberikan kepada pasien. Sehingga
proses perawatan berjalan dengan baik.
4. Mendampingi visite dokter untuk memeriksa klien dan √
mencatat program pengobatan serta menyampaikan kepada
staf untuk melaksanakannya.
Berdasarkan hasil observasi, perawat di ruangan ini selalu mendampingi dokter
melakukan visite ke pasien. Sebelum ke pasien, perawat menjelaskan terkait kondisi
pasien pada saat itu kemudian perawat akan mengantarkan dokter ke pasien sambil
mendampingi dokter melakukan visite. Setelah itu, perawat akan mengklarifikasi
kembali tindakan ataupun terapi medis yang diberikan kepada pasien. Sehingga
proses perawatan berjalan dengan baik.
6. Menerapkan protokol risiko jatuh pada pasien sesuai dengan √
SOP
Ruang HCU rutin melakukan pengkajian mengenai risiko jatuh pada pasien yang
biasanya didokumentasikan di flipchart pasien. Rata-rata pasien yang dirawat di
HCU merupakan pasien yang berada pada kategori penurunan kesadaran ataupun
31
perubahan kesadaran sehingga sering gaduh gelisah atau secara tidak sadar
berusaha untuk melepaskan alat-alat yang dipasang di tubuhnya sehingga biasanya
untuk mengantisipasi hal tersebut pasien akan dilakukan tindakan restrain. Selain
itu, untuk mencegah pasien jatuh, bedrail pasien biasanya akan selalu dipastikan
dalam kondisi terpasang. Selain itu, untuk SOP yang mengatur tentang pencegahan
risiko jatuh pada pasien juga telah tersedia di ruangan HCU.
32
Alat yang ada diruang HCU dijaga dengan baik. Ruang HCU memiliki lemari khusus
penyimpanan alat, dokumen,bahan, obat, sehingga semuanya terjaga dengan baik
dan sangat rapi. Selain itu setelah menggunakan alat, perawat nampak
membersihkannya dahulu sebelum di letakkan sesuai dengan tempatnya.
4. Melaksanakan program orientasi kepada klien tentang ruang √
rawat inap dan lingkungannya, peraturan/tata tertib yang
berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari-hari.
Perawat melakukan orientasi pada keluarga, karena pasien diruang HCU banyak
yang dalam kondisi penurunan kesadaran. Keluarga diorientasi mengenai tempat
penyimpanan barang agar aman, kamar mandi yang dapat digunakan, waktu jenguk
kedalam ruang rawat, jam-jam penting seperti pemberian makan, memandikan
pasien yang biasanya ada jam khusus bagi keluarga untuk memandikan pasien,
namun sebelumnya perawat yang menyiapkan baskom yang sudah berisi air hangat
terlebih dahulu.
5. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik (therapeutic √
relationship) dengan klien dan keluarganya.
Hubungan perawat dengan keluarga pasien sudah nampak baik. Dalam menunjang
kesembuhan pasien, perawat bekerjasama dengan keluarga terutama dalam menjaga
kebersihan tubuh pasien yang melibatkan keluarga untuk membantu tindakan.
6. Mengkaji kebutuhan dan masalah klien sesuai standar. √
Kondisi atau masalah pada pasien selalu dikaji oleh perawat. Ada perawat yang
mengunjungi bed pasien setiap 30 menit untuk melihat kondisinya. Selain itu perawat
juga rutin mengkaji kebutuhan dan masalah pasien saat pemberian obat maupun
ketika ada alat pasien yang berbunyi.
7. Menyusun rencana keperawatan sesuai standar √
Rencana keperawatan selalu lebih dahulu ditulis oleh perawat untuk mengingatkan
sekaligus sebagai dokumentasi keperawatan. Pada ruang HCU selain ada rekam
medis seperti diruang lain, namun diruang HCU memiliki kertas dokumentasi besar
yang diletakkan dimeja depan bed pasien. Kertas tersebut bernama flipchart yang
berisikan seluruh informasi mengenai tindakan, kondisi, perubahan, rencana tentang
pasien.
8. Memberikan intervensi keperawatan kepada klien sesuai √
33
kebutuhan dengan cara:
a. Memberikan rasa aman kepada klien yang meliputi
mencegah terjadinya bahaya kecelakaan, luka,
komplikasi khususnya kepada klien yang mengalami
gangguan kesadaran.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai dengan
program pengobatan.
c. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien dan
keluarga mengenai penyakitnya.
a. Perawat memberi rasa aman pada klien, hal ini nampak ketika perawat selalu
melakukan tindakan pengkajian risiko jatuh agar pasien terhindar dari
bahaya sehingga perawat menaikkan bed rell pada bed pasien. Selain itu
pasien yang nampak gelisah akan dilakukan restrain untuk mencegah
timbulnya gerak berlebih pada pasien seperti mencabut alat yang dapat
membahayakan kondisi pasien maupun menjatuhkan alat. Sebelumnya di
ruang HCU pernah terjadi kejadian tersebut hingga menimbulkan kerusakan
alat.
b. Tindakan pengobatan di ruang HCU dilakukan sesuai dengan rencana yang
memang sudah ditulis. Selain itu perawat sudah memiliki lembar flipchart
yang dapat mengingatkan tindakan perawat serta waktu agar terhindar
kesalahan tindakan pada pasien.
c. Khusus pasien baru keluarga akan diorientasi tentang ruangan, jam
kunjungan, dll selain itu perawat juga memberikan penjelasan mengenai
penyakit pasien. Biasanya saat dokter visite perawat juga akan memanggil
keluarga agar mengetahui lebih dalam lagi mengenai penyakit pasien.
9. Melaksanakan tindakan rehabilitasi klien agar dapat segera √
mandiri
Tindakan ini tidak dilakukan pada semua pasien yang di rawat, namun pasien yang
kondisinya sudah pulih mulai dimandirikan oleh perawat seperti melepas alat bantu
makan dan mulai dilatih makan lewat mulut agar bisa kembali lebih mandiri tanpa
alat bantu. Untuk tindakan memandirikan terkadang sulit dilakukan karena pasien
diruang HCU dipasang banyak alat.
34
10. Membantu merujuk klien kepada petugas kesehatan atau √
institusi pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan atau menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak dapat ditanggulanginya.
Pasien yang masalahnya belum teratasi biasanya akan dikonsultasikan pada dokter
spesialis atau dokter penanggungjawab pasien. Ruang HCU juga memiliki lembar
konsultasi yang ditulis bila sudah ada hasil konsultasi antara perawat dengan dokter.
11. Melakukan pertolongan pertama kepada klien dalam keadaan √
darurat secara tepat dan benar. Selanjutnya segera melaporkan
tindakan yang telah dilakukan kepada dokter penanggung
jawab ruangan.
Saat observasi nampak ada pasien yang mengalami kejang dan dengan spontan
perawat yang bertanggung jawab segera memberikan pertolongan pada pasien
dengan memberikan injeksi. Selain itu tindakan dan kejadian tersebut nampak
dilaporkan pada dokter yang melakukan visite pada pasien tersebut.
12. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan √
standar
Evaluasi tindakan keperawatan biasanya dilakukan ketika timbang terima. Perawat
akan menyampaikan pada perawat yang berjaga selanjutnya untuk tindakan apa saja
yang sudah dilakukan, bagaimana kondisi pasien dan apa yang harus dilakukan oleh
perawat yang bertugas selanjutnya.
13. Memantau dan menilai kondisi pasien. Selanjutnya √
melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan
tersebut.
Perawat rutin memantau kondisi pasien setiap pemberian obat bahkan ada perawat
yang rutin ke bed pasien setiap 30 menit untuk menilai kondisi pasien yang
dirawatnya.
14. Membantu petugas yang lain dalam memelihara lingkungan √
yang sehat.
Selain ada perawat yang bertugas, di ruang HCU juga terdapat petugas khusus
kebersihan. Namun perawat tidak hanya menghandalkan petugas tersebut saja,
contohnya saat ada cairan yang jatuh kelantai perawat tidak menunggu petugas
kebersihan untuk mengelapnya. Selain itu pemilahan sampah juga disiplin dilakukan
35
saat perawat membuang sampah medis maupun non medis agar tidak tercampur.
15. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan anggota √
tim kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pekarya kesehatan,
dll) di unit kerjanya.
Perawat diruang HCU tidak hanya bekerjasama antar perawat saja, namun
komunikasi yang baik juga dilakukan dengan anggota tim kesehatan maupun petugas
lain yang terlibat di rumah sakit tersebut. Hubungan kerjasama antara perawat
dengan dokter sangat tampak ketika kedatangan dokter untuk visite dan perawat
akan bercerita kondisi pasien selama dirawat. Hubungan perawat juga kami lihat
dengan petugas gizi yang membawa makanan pasien dan mereka selalu saling
bertegur sapa. Selain itu kerjasama juga dilakukan dengan baik bersama petugas
kebersihan yang nampak sesekali bercanda atau mengingatkan perawat ketika urine
bag pasien sudah penuh.
16. Membantu tim kesehatan dalam membahas kasus pelayanan √
keperawatan dan upaya peningkatan mutu di unit kerjanya.
Perawat ruang HCU tidak hanya peduli pada pasien yang menjadi tanggung jawab
pribadinya. Untuk meingkatkan mutu kerjanya perawat juga sesekali mengingatkan
pada perawat lainnya saat timbang terima saat ada beberapa yang lupa disampaikan
pada perawat yang akan berjaga selanjutnya. Selain itu untuk membahas kasus
pelayanan keperawatan seperti halnya ada pasien yang sulit dipasang infus, namun
setelah dokter dpjp datang maka perawat menyampaikan keluhan dan ikut bersama-
sama mencari solusi untuk pasien.
17. Melaksanakan tugas, pagi, sore, malam dan libur secara √
bergilir sesuai jadwal dinas.
Perawat diruang HCU memiliki jadwal dinas sesuai yang sudah disepakati ruangan.
Jadwal dinas mereka yaitu pagi, sore, malam, lepas. Dimana shift pagi dilakukan
dari ja m 07:30-13:30 wita. Shift siang dari jam 13:30-19:30 wita serta shift malam
dilakukan dari jam 19:30-07:30 wita. Berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa perawat yang bertugas di ruangan HCU Puspanjali, pembagian jadwal
dinas dirasa telah adil. Selain itu, apabila terdapat salah satu perawat yang memiliki
kesibukan lain di jadwal jaganya dan ingin menukar dengan perawat yang lain telah
diperbolehkan oleh kepala ruangan, yang penting tetap berkoordinasi dengan kepala
36
ruangan apabila terdapat perubahan jadwal dinas perawat. f
18. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar √
petugas, klien, dan keluarganya sehingga tercipta ketenangan.
Setiap perawat pelaksana mampu menciptakan serta memelihara suasana kerja yang
optimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya hasil observasi yang telah
dilakukan kelompok ketika melihat proses komunikasi perawat dengan tenaga
kesehatan lain. Untuk mencegah kesalahpamahan akan kondisi klien yang dirawat,
perawat selalu mendampingi dokter yang melakukan visite untuk mengkaji kemajuan
kondisi pasien, serta perawat dengan detail menjelaskan mengenai tindakan –
tindakan yang telah dilakukan serta selalu melakukan komunikasi yang bersifat dua
arah. Selain itu, komunikasi perawat dengan pasien dan keluarga sudah sangat baik
berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Setiap perawat melakukan
tindakan keperawatan seperti prosedur invasive maupun pemberian obat, perawat
tetap melakukan komunikasi dengan pasien walaupun pasien dalam kondisi
penurunan kesadaran. Selain itu, ketika pasien yang memiliki kesadaran
komposmentis mengalami nyeri saat prosedur invasive, perawat memberikan
instruksi untuk melakukan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri atau
sebagai distraksi dari rasa sakit yang dirasakan. Perawat juga telah selalu
menyampaikan kondisi pasien yang terkini serta apabila melakukan suatu prosedur
tindakan, akan selalu dikomunikasikan dengan keluarga untuk mendapatkan
persetujuan untuk dilakukannya tindakan tersebut.
19. Mengikuti pertemuan berkala yang dilaksanakan oleh kepala √
ruangan.
Pertemuan berkala yang dilaksanakan oleh kepala ruangan biasanya berupa bentuk
timbang terima keperawatan untuk memastikan semua perawat mengetahui kondisi
pasien yang dirawat. Selain itu pertemuan berkala juga sering dilakukan oleh kepala
ruangan biasanya rutin setiap 3 bulan sekali yaitu pada bulan Januari, April, Juli
dan Oktober sebagai wadah pengumpulan aspirasi dari perawat, membahas dan
mengevaluasi standar perawatan yang diberikan oleh petugas kesehatan serta
merencanakan fasilitas kesehatan yang diperlukan oleh ruangan, serta sebagai
tempat untuk saling memotivasi perawat untuk meningkatkan jenjang pendidikannya.
37
20. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang √
keperawatan, misalnya melalui pertemuan ilmiah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan HCU Puspanjali serta
beberapa staf perawat di ruangan, dikatakan bahwa setiap staf perawat secara rutin
akan mendapatkan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan skill keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pelatihan-pelatihan yang didapatkan seperti
pelatihan BHD, pelatihan BTCLS 118, serta yang terbaru adalah 2 orang perawat di
ruangan tersebut mendapatkan pelatihan ACLS di Bandung pada September 2018.
Biasanya pembagian pelatihan pada masing-masing perawat akan dilakukan
berdasarkan kesadaran dari diri perawat itu sendiri akan kekurangan keterampilan
yang dimilikinya atau untuk mengumpulkan SKP serta apabila dirasa tidak ada yang
mengajukan diri biasanya akan didasarkan atas saran dari kepala ruangan dengan
mempertimbangkan kinerja dari perawat tersebut mengenai perawatan yang
diberikan pada pasien.
21. Melaksanakan dan memelihara sistem pencatatan dan √
pelaporan pelayanan keperawatan yang tepat dan benar,
sehingga tercipta suatu sistem informasi yang dapat
dipercaya/akurat.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan setiap adanya perkembangan
kondisi dari pasien maupun tindakan – tindakan yang telah dilakukan kepada pasien
akan selalu dilakukan pencatatan di flip chart pasien. Selain itu, berdasarkan hasil
observasi, hal tersebut telah terbukti dilakukan oleh setiap perawat yang melakukan
tindakan atau bertugas pada saat itu yang terlihat selalu menuliskan tindakan yang
telah dilakukan di flip chart pasien. Selain perawat, tenaga kesehatan lainnya seperti
dokter yang melakukan visite pada pasien juga selalu mendokumentasikan kegiatan
yang dilakukan serta hasil pengkajian dan kegiatan yang dilakukan sehingga
informasi mengenai perkembangan kondisi dan perawatan pasien dapat kontinyu.
22. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti √
secara lisan mupun tertulis saat pergantian dinas.
Serah terima tugas kepada petugas pengganti sering dilakukan secara lisan maupun
tulisan melalui proses timbang terima. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
38
observasi yang telah dilakukan oleh kelompok yang mengobservasi proses timbang
terima keperawatan yang dilakukan ketika pergantian shift. Perawat yang bertugas
akan menjelaskan secara lisan data-data mengenai kondisi pasien dengan bantuan
flipchart pasien yang dibuat dalam bentuk tertulis kepada perawat pengganti yang
bertugas di jam dinas selanjutnya, sehingga akan membantu dalam mengurangi
miskomunikasi mengenai kondisi pasien yang menjadi tanggung jawabnya karena
proses serah terima tugas dilakukan secara lisan sekaligus juga dalam bentuk
tertulis.
23. Melaksanakan perawatan klien yang dalam keadaan sakaratul √
maut dan merawat jenazah sesuai prosedur dan peraturan
yang berlaku.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa staf perawat terkait dengan
pelaksanaan perawatam pasien dengan kondisi sakaratul maut ataupun perawatan
jenasah belumlah didasarkan atas SOP yang digunakan rumah sakit. Hal tersebut
disebabkan karena belum adanya SOP mengenai perawatan klien dalam keadaan
sakaratul maut maupun manajemen perawatan paliatif pada klien. Biasanya perawat
yang merawat jenasah akan melakukan prosedur perawatan seperti menutup kelopak
mata pasien, mengikat bagian kepala pasien, kedua ibu jari tangan pasien, kedua
lutut pasien serta kedua jempol kaki pasien, serta menaruh kapas seperlunya pada
lubang hidung dan telinga pasien. Selanjutnya pasien akan dikafani dengan kain
yang telah dibawakan oleh pihak keluarga.
24. Menyiapkan klien yang pulang, meliputi: √
a. Menyediakan formulir untuk penyelesaian
administratif, seperti:
Surat izin pulang
Surat keterangan istirahat rumah sakit
Petunjuk diet
Resep obat untuk dirumah jika diperlukan
Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
Surat keterangan lunas pembayaran dan lain-
lain
b. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada kilien dan
keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
39
jlien mengenai :
Diet
Pengobatan yange perlu dilanjutkan dan cara
penggunaannya
Pentingnya pemeriksaan ulang di rujmah sakit,
Puskesmas, atau istitusi pelayanan kesehatan
lainnya.
Cara hidup sehat seperti pengaturan istirahat,
makanan yang bergizi, atau bahan pengganti
sesuai dengan keadaan social ekonomi.
c. Melatih klien menggunakan alat bantu yang
dibutuhkannya, seperti:
Rolstoel
Tonggal penyangga
Protesa
d. Melatih klien melaksanakan tindakan keperawatan di
rumah, misalnya:
Merawat luka
Melatih anggota gerak
Pengaturan diet
e. Mengantar klien yang akan pulang sampai di pintu
keluar ruang perawatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat di ruangan, dikatakan
bahwa pasien-pasien yang dirawat di ruangan HCU Puspanjali, biasanya jarang
untuk segera dipulangkan, karena biasanya pasien akan selanjutnya dirawat di
ruang rawat inap biasa atau apabila terdapat perburukan kondisi maka pasien akan
dipindahkan untuk dirawat di ruang ICCU, sehingga persiapan klien untuk pulang
jarang dilakukan. Akan tetapi berdasarkan hasil observasi, terdapat beberapa pasien
yang mendapatkan persiapan berupa pemberian ROM pasif ketika akan dipindahkan
ke ruang rawat inap pasca operasi fraktur. Bentuk pelatihan ROM pasif tersebut
dilakukan oleh tenaga fisioterapi yang dalam pelaksanaannya akan didampingi oleh
perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut. Selain itu, pasien yang
dipindahruangkan ke ruangan lain, biasanya akan diantar oleh perawat menuju ke
ruangan yang dirujuk baik menggunakan bedrail bagi pasien yang mengalami
40
penurunan kesadaran ataupun yang mengalami hambatan mobilitas fisik. Tujuannya
selain untuk memastikan kondisi pasien selamat sampai di ruangan yang dirujuk
juga sekaligus melakukan serah terima tugas perawatan pasien dengan menjelaskan
kondisi pasien selama dirawat di ruang HCU Puspanjali
25. Memegang teguh rahasia jabatan. √
Perawat ataupun tenaga kesehatan lainnya selalu menjamin kerahasiaan kondisi
pasien guna memaksimalkan privasi klien. Biasanya yang dapat mengakses kondisi
atau perkembangan perawatan pasien hanyalah keluarga ataupun kerabat terdekat
pasien saja.
26. Menerapkan komunikasi dengan Metode SBAR antar perawat √
maupun dengan petugas kesehatan lainnya.
Komunikasi SBAR diterapkan diruang HCU untuk membuat komunikasi yang efektif
antar perawat maupun antara perawat dengan petugas lainnya yang terlibat di RSD
Mangusada. Selain itu SOP mengenai komunikasi SBAR juga terdapat di ruang HCU
Puspanjali.
27. Adanya evaluasi dari Tim KKPRS √
di rumah sakit Mangusada ada tim PKRS yang berada dibawah naungan Humas.
Masing-masing ruangan memiliki pelaksana PKRS biasanya kegiatannya diadakan
setiap bulan dengan tema-tema tertentu dan lebih sering kegiatan yang dilakukan
yaitu penyuluhan. Adapun alur dari evaluasi tim KKPRS ini adalah pertama
menentukan tema penyuluhan, kemudian mempersiapkan peserta penyuluhan, sarana
dan prasarana, selanjutnya berkoordinasi dengan Humas RSD Mangusada setelah
itu baru akan dilakukan penyuluhan.
41
dilakukan bila ada perawat yang tertusuk jarum maka kejadian dilaporkan dulu pada
kepala ruangan dan kemudian perawat bersangkutan mengisi blangko yang
kemudian di bawa ke bagian VCT untuk cross cek HIV dan perawat tersebut akan
diberikan pengobatan selama 1 bulan serta segera disarankan untuk vaksin hepatitis
setelah itu perawat akan kembali dicek mengenai kondisinya. Akan tetapi untuk
memperjelas alur pelaporan insiden yang dituangkan dalam bentuk dokumen tertulis
belumlah tersedia di ruangan.
Strength (Kekuatan)
42
Internal 1. Pengadaan jumlah tenaga kerja perawat 0,2 3 0,6
Factors yang bertugas di ruangan HCU
Puspanjali RSD Mangusada telah
disesuaikan dengan tingkat perawatan
yang perlu diberikan kepada pasien
berdasarkan pada tingkat
ketergantungan pasien yaitu intensive
care sehingga tidak melebihi kapasitas
kemampuan perawat serta mencegah
terjadinya kelelahan kerja pada perawat
akibat beban kerja yang berlebih.
Berdasarkan perhitungan dengan
metode Gillies yang telah dilakukan
oleh kelompok, kebutuhan minimal
perawat yang bertugas di ruangan HCU
berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien intensive care dengan jumlah
pasien sebanyak 5 orang adalah
sebanyak 10 orang perawat, sedangkan
di ruangan HCU telah disediakan
jumlah perawat sebanyak 18 orang
perawat.
43
2. Kepala ruangan serta petugas kesehatan 0,1 3 0,3
yang bertugas di ruangan HCU
Puspanjali telah mampu merencanakan
jumlah dan jenis peralatan keperawatan
yang diperlukan sebagai penunjang
dalam pemberian pelayanan kesehatan
kepada pasien dibuktikan dengan telah
ditunjuknya salah satu perawat yang
bertugas dalam memanajemen
pengajuan peralatan penunjang atau
inventaris ruangan apabila dirasa kurang
tersedia di ruangan maupun bila alat
telah rusak atau perlu dikalibrasi dengan
berkoordinasi dengan petugas IPSRS.
Selain itu, perawat juga telah mampu
melakukan penyusunan permintaan
kebutuhan alat dan bahan untuk
kebutuhan rutin berupa mengamprah
BHP (Bahan Habis Pakai) setiap minggu
pada hari Jumat ke gudang farmasi dan
ke IPSRS. Alur pengajuan mengenai
pemenuhan kebutuhan alat penunjang
pelayanan kesehatan serta pemenuhan
kebutuhan alat dan bahan habis pakai
yang jelas akan dapat membantu kerja
perawat serta mempermudah koordinasi
perawat di ruangan dengan tenaga kerja
lainnya.
44
penilaian kualitas pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh pasien yang dirawat
inap di ruang HCU Puspanjali dengan
menggunakan indikator mutu seperti
BOR, ALOS, NDR, GDR, dan TOI yang
dari hasil perhitungan rata-rata data
indikator mutu tersebut dalam 6 bulan
terakhir masih dalam rentang yang baik.
Pendokumentasian dari penilaian
indikator mutu tersebut setiap 6 bulan
terakhir juga telah terdokumentasi
secara tertulis dan secara kontinyu
dilakukan. Selain itu, data mengenai
mutu pelayanan kesehatan seperti angka
kejadian flebitis/dekubitus yang masuk
ke dalam Standar Pelayanan Minimal
(SPM) yang nantinya akan masuk ke
dalam surveylan program PPL oleh PIC
juga telah terdokumentasi dengan baik
dengan data terbaru yang tersedia dalam
bentuk dokumen tertulis adalah data
pada bulan Februari.
45
5. Kepala ruangan maupun perawat senior 0,1 2 0,2
di ruangan HCU Puspanjali telah
melakukan supervise atau bentuk
tindakan pengendalian pada perawat
pelaksana di ruangan agar menerapkan
five moment cuci tangan dengan 6
langkah cuci tangan yang tepat
sehingga mampu membantu dalam
mengurangi terjadinya infeksi
nosokomial atau infeksi silang pada
pasien maupun perawat pelaksana itu
sendiri. Selain itu, bentuk supervise
lainnya yang juga sering dilakukan
adalah berupa kebiasaan pemilahan
sampah medis dan non medis serta
penggunaan APD pada perawat ketika
melakukan perawatan pada pasien.
adanya pelaksanaan kegiatan supervise
tersebut akan membantu dalam
menjaga mutu pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh perawat maupun
petugas kesehatan lainnya tetap
berkualitas.
46
diperlukan oleh ruangan serta sebagai
tempat untuk saling memotivasi
perawat untuk meningkatkan jenjang
pendidikannya. Rapat bulanan di
ruangan HCU Puspanjali telah
terjadwal setiap tahunnya yaitu pada
bulan bulan Januari, April, Juli dan
Oktober.
47
komunikasi dengan pasien,keluarga
serta tenaga kesehatan lainnya.
Total 1 20 2,3
Weakness (Kelemahan)
48
serta dalam melakukan seleksi dalam
penerimaan petugas kesehatan baru
karena telah menyerahkan wewenang
tersebut ke pihak manajemen RSD
Mangusada.
49
sebanyak 40% perwakilan keluarga
pasien menyatakan merasa puas
selama mendapatkan perawatan di
HCU Puspanjali, sedangkan sebanyak
60% menyatakan cukup puas dengan
perawatan yang diberikan tetapi
mengeluhkan mengenai waktu
berkunjung serta fasilitas yang
didapatkan oleh penunggu pasien
dirasa kurang memadai.
Total 1 10 2,5
50
ruangan yang dirasakan belum tersedia
atau memerlukan perbaikan maupun
proses kalibrasi alat.
Total 1 6 3,0
Threat (Ancaman)
51
pengelompokkan dalam penempatan
pasien yang memiliki penyakit infeksi
maupun non infeksius yang
memerlukan pendanaan yang cukup
dari pihak RSD Mangusada sehingga
mempersulit terealisasinya
pengelompokkan penempatan pasien
tersebut.
Total 1 5 2,6
Strength (Kekuatan)
52
Internal 1. Kepala ruangan telah menyediakan 0,5 3 1,5
Factors fasilitas berupa kesempatan bagi tenaga
kesehatan salah satunya perawat untuk
mendapatkan pelatihan maupun
seminar ilmiah yang rutin diadakan
baik oleh pihak RSD Mangusada
maupun pihak lainnya sehingga dapat
membantu perawat dalam
meningkatkan skill keterampilannya
dalam memberikan asuhan keperawatan
yang optimal pada pasien. Selain itu,
pemberian kesempatan mengikuti
pelatihan dan seminar tersebut juga
akan membantu perawat dalam
memenuhi kewajiban pemenuhan SKP
minimal 4 SKP setiap tahunnya.
Pembiayaan dari mengikutsertakan
perawat dalam pelatihan maupun
seminar ini juga telah ditanggung oleh
RSD bagian diklat sehingga semakin
memudahkan serta meningkatkan
motivasi perawat untuk ikut serta dalam
kegiatan tersebut.
53
2. Telah diberikannya reward berupa 0,25 2 0,5
remunasi pada perawat yang
mendapatkan kinerja terbaik di
ruangan, sehingga dapat
membangkitkan motivasi dan semangat
perawat dalam menampilkan kinerja
terbaiknya dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dan
keluarga.
Total 1 7 2,5
Weakness (Kekurangan)
54
Total 1 2 2,0
Total 1 3 3,0
Threat (Ancaman)
Total 1 2 2,0
55
Kategori Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x
Faktor Rating
56
2. Perawat yang bertugas di ruangan telah 0,5 3 1,5
mampu melakukan komunikasi dengan
metode SBAR yang ditunjukkan dengan
adanya SOP tertulis mengenai teknik
penggunaan komunikasi metode SBAR.
Selain itu, hasil tersebut juga telah
dibuktikan dari hasil observasi
kelompok yang melihat bahwa perawat
dalam berkomunikasi dengan perawat
maupun dengan tenaga kesehatan
lainnya telah menerapkan metode SBAR
tersebut.
Total 1 7 2,5
Weakness (Kekurangan)
57
dengan perubahan tingkat kesadaran
sehingga perawat akan mengalami
kesulitan dalam mengkaji perkembangan
kondisi pasien secara subjektif dari
pasien tersebut.
Total 1 4 2,0
58
Total 1 3 3,0
Threat (Ancaman)
Total 1 2 2,0
59
Kategori Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x
Faktor Rating
60
2. Perawat yang bertugas selalu 0,2 1 0,2
mendampingi visite dari dokter
penanggung jawab pasien sehingga
mempermudah dalam berkoordinasi
serta berkomunikasi mengenai
perkembangan kondisi pasien serta
perkembangan perawatan yang
diperlukan oleh pasien.
61
Total 1 6 1,6
Weakness (Kekurangan)
Total 1 2 2,0
62
dalam mendapatkan pelayanan maupun
perawatan bagi pasien, sehingga dapat
membantu dalam meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan oleh perawat
dan rumah sakit.
Total 1 6 3,0
Threat (Ancaman)
Total 1 3 3,0
63
analisis SWOT yang telah ditentukan oleh kelompok didapatkan hasil nilai X dan Y
yaitu :
Nilai X = Jumlah total antara hasil pengurangan strength (kekuatan) dengan
weakness (kelemahan) pada setiap pilar MPKP.
= (-0,2) + 0,5 + 0,5 + (-0,4)
= -0,5
Nilai Y = Jumlah total hasil opportunity (peluang) – jumlah total threat (ancaman)
setiap pilar MPKP.
= 12,0 – 9,6
= 2,4
Gambar 2.1 Diagram Cartesius Hasil Analisis SWOT di Ruangan HCU Puspanjali
2,4
(x,y) = ( -0,5 ; 2,4 )
x
-0,5
64
Sehingga adanya bentuk-bentuk inovasi yang dilakukan akan membantu
dalam memperkecil kelemahan-kelemahan internal yang ada serta dapat
memanfaatkan peluang-peluang yang ada secara efektif dan efisien.
65