Anda di halaman 1dari 6

BAB III

ANALISIS SWOT
A. Analisis SWOT
Kategori Bobot x
Analisis SWOT Bobot Rating
Faktor Rating
Internal Strengh (Kekuatan)
Intervensi pada jurnal yaitu Information- 0,3 4 1,2
Factors
Motivation-Behavioral skills (IMB) merupakan
intervensi yang memberikan tiga komponen
yang akan berkontribusi dalam pemeliharaan
kesehatan yaitu informasi yang akurat mengenai
kesehatan, kepribadian dan motivasi sosial dan
kemampuan memodifikasi gaya hidup.
IMB diberikan dengan metode yang menarik 0,3 4 1,2
dan sederhana oleh perawat dan tenaga
kesehatan masyarakat yang professional.
Kegiatan IMB diberikan dengan bantuan media
berupa materi edukasi dengan booklet dan video
mengenai hipertensi.
Terdapat delapan item yang dinilai pre dan post 0,2 3 0,6
dalam penelitian ini yaitu mengenai
pengetahuan hipertensi, pencegahan hipertensi,
aktivitas fisik, kualitias tidur, konsumsi rokok
dan alcohol, diet sehat, kepatuhan minum obat
dan monitoring tekanan.
Hasil penelitian menunjukan hasil bahwa IMB 0,2 3 0,6
terbukti secara significant meningkatkan
kedelapan item yang dianalisis melalui pre dan
post test yang telah dilakukan.
Total 3,6
Weakness (Kelemahan)
Terdapat kelemahan dalam intervensi jurnal 0,5 4 2
yaitu tidak ada penyamaan jumlah jenis kelamin
antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi. Jenis kelamin dapat mempengaruhi
hasil dari penelitian ini karena tingkat
pengetahuan dan sikap antara laki – laki
perempuan berbeda.
Waktu untuk melakukan evaluasi hanya dua 0,5 3 1,5
bulan setelah diberikan intervensi, tidak ada
evaluasi jangka panjang atau berulang yang
dilakukan dalam penelitian ini.
Total 3,5
S-W
3,6 – 3,5 = 0,1
External Opportunity (Peluang)
Factors
Angka harapan hidup di Indonesia setiap tahun 0,5 4 2
selalu mengalami peningkatan, hal ini
menunjukan semakin banyak masyarakat yang
hidup diatas uasia 60 tahun. Salah satu faktor
yang mempengaruhi hipertensi adalah usia
sehingga kegiatan IMB sangat berpeluang
diterapkan.
Berdasarkan Rikesdas 2017 jumlah masyarakat 0,3 3 0,9
Indonesia yang menderita hipertensi merupakan
penyakit kedua tertinggi yang dialami oleh
masyarakat sehinnga IMB dapat dijadikan
sebagai salah satu strategi untuk mencegah
ataupun perawatan bagi masyarakat yang
hipertensi serta mencegah komplikasi yang
dapat terjadi.
Total 3,5
Threat (Ancaman)
Adanya penolakan tindak lanjut karena 0,5 3 1,5
permasalahan keluarga seperti kejadian berduka,
migrasi dan lain sebagainya dari responden
dapat menjadi ancaman dalam proses pemberian
intervensi karena membutuhkan waktu selama
16 minggu.
Tidak adanya dukungan keluarga atau 0,5 2 1
lingkungan sekitar responden dapat menjadi
ancaman keberlangsungan intervensi.
Total 2,5
O-T
3,5 – 2,5 = 1

B. PEMBAHASAN

X, Y (0,1 ; 1)
Berdasarkan diagram hasil analisis SWOT diatas dapat disimpulkan bahwa perpotongan sumbu
X dan Y berada pada kuadran I yang berarti intervensi jurnal bernilai positif dan besarnya
peluang yang prosesif. Situasi atau peluang yang berada di kuadran I merupakan peluang yang
sangat menguntungkan untuk menerapkan intervensi tersebut. Strategi yang digunakan adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dan menggunakan kekuatan internal untuk
meraih peluang – peluang yang ada. Intervensi yang diberikan merupakan intervensi yang
berpeluang diterapkan dengan memperhatikan kekuatan internal yang ada untuk dapat
menjalankan intervensi.

Intervensi yang diterapkan pada jurnal adalah Information-Motivation-Behavioral skills (IMB)


yang terdiri dari tiga komponen dasar yang berkontribusi dalam meningkatkan perilaku
kesehatan dalam masyarakat yaitu informasi yang akurat mengenai kesehatan, kepribadian dan
motivasi sosial dan kemampuan memodifikasi gaya hidup. Model intervensi IMB menjelaskan
faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi seperti informasi dan pengetahuan yang
berhubungan dengan perilaku, kepercayaan dan sikap terhadap perilaku kesehatan, kemampuan
diri, dan skill negosiasi melakukan perilaku pencegahan. Standar konten intervensi pendidikan
kesehatan yang akan diberikan mencakup pengertian hipertensi, faktor risiko hipertensi, tanda
dan gejala, penghitungan tekanan darah dan intepretasinya, pencegahan, manajemen diri dan
pengobatan untuk mengontrol tekanan darah. Media yang digunakan dalam intervensi yaitu
booklet hipertensi, video, dan diskusi yang mencakup semua topik. Hasil intervensi pada jurnal
didapatkan bahwa pendidikan kesehatan dengan model Information-Motivation-Behavioral skills
(IMB) efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi khususnya
pada lansia dalam melakukan manajemen hipertensi.

Penelitian lain yang mendukung yaitu (Roopa & Rama, 2014), menjelaskan bahwa pemberian
intervensi pendidikan kesehatan juga dapat meningkatkan pengetahuan mengenai hipertensi,
sikap dan manajemen diri terkait hipertensi. Hal ini didukung oleh penelitian (Babaee et al,
2014), menjelaskan bahwa program edukasi kesehatan dapat efektif meningkatkan pengetahuan,
meningkatkan manajemen diri terkait hipertensi, dan mengontrol kebiasaan merugikan yang
dapat menyebabkan hipertensi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Wang, 2012),
didapatkan hasil bahwa hal penting dalam pengontrolan tekanan darah yaitu edukasi mengenai
modifikasi gaya hidup, monitoring tekanan darah yang dilakukan dirumah, dan memberikan
pujian atas perilaku sehat yang diterapkan. Menurut penelitian (Yuwono, Ridwan & Hanafi,
2017), Pendidikan kesehatan mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang yang menderita
hipertensi karena sebelum dilakukan pendidikan kesehatan, perasaan cemas muncul akibat dari
penyakit dialaminya yang disebebkan karena kurangnya pengetahuan seseorang tentang
hipertensi sehingga mereka khawatir dan berpikiran buruk tentang apa yang akan terjadi
selanjutnya tanpa mengetahui cara mencegah, mengontrol dan menanganinya. Akan tetapi,
setelah mendapatkan pendidikan kesehatan para penderita hipertensi menjadi lebih mengerti
akan penyakitnya bagaimana mencegahnya dan mengobatinya supaya tidak terjadi komplikasi
yang lebih lanjut dan hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga kecemasan yang dialaminya bisa
menurun ke tingkat yang lebih rendah bahkan merasa tidak cemas lagi.

Penelitian lain menyebutkan (Ostovan et al, 2013), setelah pemberian pendidikan kesehatan
keterlibatan pasien dalam manajemen dan monitoring diri sangat diperlukan dalam manajemen
diri terkait perilaku kesehatan. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan sebaiknya perlu
dilakukan follow up pada pasien secara berkelanjutan guna untuk memonitor dan mengetahui
adanya perubahan pada status kesehatan pasien. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Babaei
et al, 2016), pemberian pendidikan kesehatan juga dapat meningkatkan kepatuhan dalam terapi
pengobatan, modifikasi gaya hidup, peningkatan aktivitas fisik, meningkatkan manajemen
pengontrolan berat badan, manajemen nutrisi dan stress yang dapat menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi. Pemberian informasi yang relevan dari tenaga kesehatan dapat mencegah
masyarakat mendapatkan informasi yang belum diketahui kebenarannya.

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan


kesehatan yang diberikan secara berkelanjutan dapat meningkatkan pengetahuan, perubahan
perilaku dan peningkatan manajemen diri terkait kesehatan serta menurunkan kecemasan.
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan perlu dilakukan monitoring dan follow up secara
berkelanjutan guna mengetahui perubahan status kesehatan pasien.
Dapus

Babaei-Sis M, Ranjbaran S, Mahmoodi H, Babazadeh T, Moradi F, Mirzaeian K. (2016). The


Effect of Educational Intervention of Life Style Modification on Blood Pressure Control in
Patients with Hypertension. J Educ Community Health. 3 (1) :12-19. DOI: 10.21859/jech-03012

Roopa KS, Rama Devi G. (2014). Impact of intervention programme on knowledge, attitude,
practices in the management of hypertension among elderly. Stud Home Community Sci. (1):11–
6. https://doi.org/10.1080/09737189.2014.11885411

Babaee Beigi MA, Zibaeenezhad MJ, Aghasadeghi K, Jokar A, Shekarforoush S, Khazraei H.


(2014). The effect of educational programs on hypertension management. Int Cardiovasc Res J. ;
8(3):94–8.

Wang YR, Alexander GC, Stafford RS. (2012). Outpatient hypertension treatment, treatment
intensification, and control in Western Europe and the United States. Archives of internal
medicine. [Comparative StudyResearch Support, N.I.H., Extramural Research Support, Non-
U.S. Gov’t Research Support, U.S. Gov’t, P.H.S.].167(2):141–7. doi:
10.1001/archinte.167.2.141.

Ostovan MA, Zibaeenezhad MJ, Keshmiri H, Shekarforoush S. (2013). The impact of education
on weight loss in overweight and obese adults. International cardiovascular research journal.
7(3):79–82.

Yuwono, G. A., Ridwan, M., Hanafi, M. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Hipertensi Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Penderita Hipertensi Di Kabupaten Magelang.
Jurnal Keperawatan Sudirman. 12 (1) DOI: http://dx.doi.org/10.20884/1.jks.2017.12.1.687

Anda mungkin juga menyukai