Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT

“DISTRIBUSI SISTEM LOGISTIK RUMAH SAKIT”

Disusun untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Manajemen Logistik Medis
dan Non Medis

Dosen Pengampu : Safari Hasan, S.IP., M.MRS

Disusun oleh:

Septina Andansari

(10822031)

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2024/2025
Daftar Isi

BAB I...................................................................................................................... 2
Pendahuluan.......................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 4
BAB II..................................................................................................................... 5
Pembahasan.......................................................................................................... 5
2.1 Konsep dan Prinsip Distribusi Sistem Logistik?......................................... 5
2.2 Strategi dan Implementasi Distribusi Manajemen Logistik yang Efektif..... 8
2.3 Tantangan dan Solusi dalam Menerapkan Distribusi Manajemen Logistik
di Sektor Medis dan Non Medis......................................................................10
2.4 Cara Mencegah dan Meminimalkan Risiko Kegagalan Dalam
Implementasi Distribusi Manajemen Logistik................................................. 12
2.6 Penerapan Teknologi Dalam Distribusi Sistem Logistik Rumah Sakit?....14
BAB III.................................................................................................................. 16
Penutup................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan................................................................................................ 16
B. Saran..........................................................................................................17

1
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Logistik merupakan bagian penting dalam kegiatan bisnis, termasuk


dalam bidang medis dan non medis. Dalam industri medis, logistik memainkan
peran krusial dalam memastikan ketersediaan dan distribusi obat-obatan,
peralatan medis, dan supplies lainnya secara tepat waktu dan efisien. Di sisi lain,
logistik di bidang non medis juga tak kalah penting, di mana kelancaran distribusi
barang dan produk menjadi kunci utama dalam menjaga kepuasan pelanggan
dan kelancaran operasional perusahaan.

Sistem logistik rumah sakit memainkan peran penting dalam memastikan


kelancaran operasi dan kualitas layanan kesehatan. Sistem ini bertanggung
jawab atas aliran barang dan jasa di seluruh rumah sakit, mulai dari pengadaan
hingga pendistribusian ke pasien.

Manajemen logistik merupakan aspek penting dalam menunjang


kelancaran operasi di berbagai sektor, termasuk bidang kesehatan. Distribusi,
sebagai salah satu elemen kunci dalam logistik, memainkan peran krusial dalam
memastikan ketersediaan barang medis dan non medis secara tepat waktu, tepat
tempat, dan dalam kondisi yang baik.

Industri kesehatan terus berkembang dengan pesat, menuntut sistem


logistik yang efisien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan pasien dan staf
medis. Distribusi barang medis dan non medis menjadi elemen penting dalam
rantai pasokan kesehatan, memastikan ketersediaan produk yang tepat pada
waktu yang tepat. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji konsep distribusi dalam
logistik medis dan non medis, dengan meninjau strategi, metode, dan tantangan
yang dihadapi.

Manajemen logistik yang efektif dan efisien dalam kedua bidang ini
memiliki dampak signifikan terhadap berbagai aspek, seperti:

2
- Ketersediaan barang: Logistik yang baik memastikan ketersediaan
barang yang dibutuhkan pada waktu yang tepat, baik di sektor medis
maupun non medis. Hal ini penting untuk menghindari kelangkaan
supplies medis yang dapat membahayakan pasien, serta mencegah
kehabisan stok produk yang dapat mengganggu operasional bisnis.
- Efisiensi biaya: Logistik yang efisien dapat membantu menekan biaya
penyimpanan, transportasi, dan distribusi barang. Hal ini tentunya akan
berdampak positif pada profitabilitas perusahaan di sektor medis maupun
non medis.
- Kepuasan pelanggan: Distribusi barang yang lancar dan tepat waktu
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di sektor non medis. Di bidang
medis, logistik yang efektif juga berkontribusi pada kelancaran pelayanan
pasien dan peningkatan rasa percaya diri pasien terhadap layanan
kesehatan yang diberikan.

Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen logistik yang


tepat di sektor medis dan non medis menjadi kunci utama untuk mencapai
kesuksesan dalam kedua bidang ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dan prinsip distribusi sistem logistik?


2. Bagaimana strategi dan implementasi manajemen logistik yang efektif di
sektor medis dan non medis?
3. Apa saja tantangan dan solusi dalam distribusi manajemen logistik di
sektor medis dan non medis?
4. Bagaimana cara mencegah dan meminimalkan risiko kegagalan dalam
distribusi manajemen logistik?
5. Apa saja penerapan teknologi dalam distribusi sistem logistik rumah
sakit?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami konsep dan prinsip-prinsip dasar manajemen logistik.


2. Mempelajari strategi dan implementasi manajemen logistik yang efektif di
sektor medis dan non medis.

3
3. Mengidentifikasi tantangan dan solusi dalam menerapkan manajemen
logistik di sektor medis dan non medis.
4. Memahami cara mencegah dan meminimalkan risiko kegagalan dalam
implementasi manajemen logistik
5. Mengetahui penerapan teknologi dalam distribusi manajemen sistem
logistik.

BAB II

Pembahasan

2.1 Konsep dan Prinsip Distribusi Sistem Logistik?

Manajemen logistik adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian aliran barang

4
dan informasi dari titik asal hingga ke konsumen. Tujuan utama manajemen
logistik adalah untuk memastikan ketersediaan barang yang tepat, dalam jumlah
yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan biaya yang optimal. Tujuan utama
manajemen logistik adalah untuk mendeliver barang dan jasa yang tepat, kepada
pelanggan yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan biaya yang minimal.

Prinsip-prinsip dasar manajemen logistik meliputi:

1. Perencanaan:

- Menentukan kebutuhan barang berdasarkan permintaan pasar dan


prediksi penjualan.
- Memilih sumber barang yang tepat dan terpercaya.
- Menyusun strategi distribusi yang efektif dan efisien.

2. Pengorganisasian:

- Menyusun struktur organisasi logistik yang jelas dan efisien.


- Menetapkan tugas dan tanggung jawab setiap individu dalam organisasi
logistik.
- Memastikan koordinasi dan komunikasi yang efektif antar departemen
dalam organisasi logistik.

3. Pelaksanaan:

- Melakukan kegiatan pengadaan barang, seperti pembelian, penerimaan,


dan penyimpanan barang.
- Mengelola persediaan barang dengan baik agar tidak terjadi overstock
atau understock.
- Melakukan kegiatan transportasi barang dari gudang ke konsumen
dengan aman dan tepat waktu.
- Memastikan distribusi barang ke konsumen yang tepat sasaran.

4. Pengendalian:

- Memantau dan mengevaluasi kinerja logistik secara berkala.

5
- Mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses
logistik.
- Melakukan koreksi dan perbaikan terhadap proses logistik agar menjadi
lebih efektif dan efisien.

Penerapan prinsip-prinsip dasar manajemen logistik secara efektif dapat


membantu perusahaan untuk:

- Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menyediakan barang yang


tepat, dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat.
- Mengurangi biaya logistik dengan mengoptimalkan proses distribusi dan
transportasi barang.
- Meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokan perusahaan.
- Meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan mengurangi waste dan
meningkatkan efisiensi operasional.

Manajemen logistik merupakan salah satu faktor penting dalam


pencapaian keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Dengan menerapkan
prinsip-prinsip dasar manajemen logistik secara efektif, perusahaan dapat
meningkatkan kinerja dan profitabilitasnya.

Beberapa contoh penerapan prinsip-prinsip dasar manajemen logistik


dalam praktek:

- Perusahaan menggunakan sistem Enterprise Resource Planning (ERP)


untuk mengelola persediaan barang dan memantau proses distribusi.
- Perusahaan menggunakan teknologi barcode untuk melacak pergerakan
barang dan meningkatkan efisiensi proses logistik.
- Perusahaan membangun gudang pintar yang dilengkapi dengan teknologi
sensor dan robot untuk mengotomatiskan proses penyimpanan dan
pengambilan barang.
- Perusahaan menjalin kerjasama dengan mitra logistik untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokan.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan manajemen logistik di berbagai


sektor:

6
- Sektor manufaktur: Manajemen logistik di sektor manufaktur mencakup
kegiatan seperti pengadaan bahan baku, manajemen persediaan barang
jadi, dan pengiriman produk ke pelanggan.
- Sektor retail: Manajemen logistik di sektor retail mencakup kegiatan
seperti penerimaan barang dari pemasok, penyimpanan barang di
gudang, dan pengiriman barang ke toko.
- Sektor logistik dan transportasi: Manajemen logistik di sektor logistik dan
transportasi mencakup kegiatan seperti pengiriman barang melalui
berbagai moda transportasi, seperti darat, laut, dan udara.
- Sektor kesehatan: Manajemen logistik di sektor kesehatan mencakup
kegiatan seperti pengadaan obat-obatan dan peralatan medis,
penyimpanan barang di rumah sakit, dan pengiriman obat-obatan ke
pasien.

2.2 Strategi dan Implementasi Distribusi Manajemen Logistik yang Efektif

Strategi dan implementasi manajemen logistik yang efektif di sektor medis


dan non medis bergantung pada beberapa faktor, antara lain:

1. Jenis produk:

Karakteristik produk yang ditangani harus dipertimbangkan dalam


pemilihan strategi dan implementasi logistik.

- Contohnya, produk medis yang mudah rusak memerlukan penanganan


khusus selama proses logistik, seperti penyimpanan dalam kondisi suhu
terkontrol dan pengiriman yang cepat.
- Sedangkan produk non medis yang lebih tahan lama mungkin
memerlukan strategi logistik yang berbeda, seperti penyimpanan dalam
gudang standar dan pengiriman yang lebih fleksibel.

2. Rantai pasokan:

Struktur rantai pasokan harus dianalisa untuk mengidentifikasi inefisiensi


dan peluang untuk perbaikan.

7
- Contohnya, jika rantai pasokan terlalu panjang dan kompleks, hal ini
dapat menyebabkan keterlambatan dan peningkatan biaya.
- Dengan menganalisa rantai pasokan, perusahaan dapat mengidentifikasi
cara untuk menyederhanakannya dan meningkatkan efisiensi.

3. Teknologi:

Teknologi informasi dan otomatisasi dapat digunakan untuk meningkatkan


efisiensi dan efektivitas logistik.

- Contohnya, sistem manajemen inventaris dapat membantu melacak


persediaan dan mengoptimalkan proses pemesanan.
- Robot dan peralatan otomatis lainnya dapat digunakan untuk melakukan
tugas-tugas berulang, seperti pemindahan dan pengemasan barang.

4. Manusia:

Keterampilan dan pengetahuan karyawan logistik sangat penting untuk


keberhasilan implementasi strategi logistik.

- Karyawan harus dilatih untuk menangani produk dengan benar dan


mematuhi prosedur keselamatan yang tepat.
- Mereka juga harus memiliki pengetahuan tentang teknologi dan proses
logistik yang digunakan oleh perusahaan.

Berikut adalah beberapa contoh strategi dan implementasi distribusi manajemen


logistik yang efektif di sektor medis dan non medis:

Sektor medis:

- Rumah sakit menggunakan sistem manajemen inventaris khusus untuk


melacak obat-obatan dan persediaan medis lainnya. Sistem ini dapat
terintegrasi dengan sistem informasi rumah sakit lainnya untuk
meningkatkan efisiensi.
- Rumah sakit menggunakan sistem transportasi khusus untuk
mengantarkan obat-obatan dan persediaan medis ke berbagai

8
departemen dan lokasi. Sistem transportasi ini harus dirancang untuk
memastikan keamanan dan integritas produk.
- Rumah sakit melatih karyawan logistik mereka tentang cara menangani
produk medis dengan benar dan mematuhi prosedur keselamatan yang
tepat.

Sektor non medis:

- Toko ritel menggunakan sistem point-of-sale (POS) untuk melacak


penjualan dan inventaris. Sistem POS dapat terintegrasi dengan sistem
manajemen rantai pasokan untuk mengoptimalkan proses pemesanan
dan pengiriman.
- Toko ritel menggunakan gudang otomatis untuk menyimpan dan
mengambil barang. Gudang otomatis dapat meningkatkan efisiensi dan
mengurangi biaya logistik.
- Toko ritel melatih karyawan logistik mereka tentang cara menggunakan
teknologi dan proses logistik yang digunakan oleh perusahaan.

2.3 Tantangan dan Solusi dalam Menerapkan Distribusi Manajemen Logistik di


Sektor Medis dan Non Medis

Tantangan yang dihadapi dalam menerapkan manajemen logistik di


sektor medis dan non medis meliputi:

1. Kompleksitas rantai pasokan:

- Rantai pasokan di sektor medis dan non medis seringkali kompleks dan
melibatkan banyak pihak yang berbeda, seperti produsen, distributor,
pengecer, dan pelanggan.
- Hal ini dapat membuat logistik menjadi sulit untuk dikelola dan dikontrol.
- Kompleksitas rantai pasokan dapat menyebabkan keterlambatan,
inefisiensi, dan peningkatan biaya.

2. Perubahan permintaan:

- Permintaan produk di sektor medis dan non medis dapat berubah secara
cepat dan tidak terduga.

9
- Hal ini dapat membuat logistik menjadi sulit untuk direncanakan dan
diprediksi.
- Perubahan permintaan dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan
persediaan, yang dapat berdampak negatif pada profitabilitas
perusahaan.

3. Persaingan:

- Persaingan di sektor medis dan non medis semakin ketat, sehingga


perusahaan perlu meningkatkan efisiensi logistik untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif.
- Perusahaan yang memiliki logistik yang tidak efisien mungkin akan
kehilangan pelanggan kepada pesaing yang memiliki logistik yang lebih
baik.

Solusi untuk mengatasi tantangan tersebut meliputi:

1. Penerapan teknologi informasi:

- Teknologi informasi dapat digunakan untuk meningkatkan visibilitas dan


kontrol atas rantai pasokan.
- Sistem informasi logistik dapat membantu melacak pergerakan barang,
mengoptimalkan rute pengiriman, dan mengelola persediaan.
- Teknologi informasi juga dapat digunakan untuk berkolaborasi dengan
pemasok dan pelanggan untuk meningkatkan efisiensi logistik.

2. Kolaborasi dengan pemasok dan pelanggan:

- Kolaborasi dengan pemasok dan pelanggan dapat membantu


meningkatkan efisiensi dan efektivitas logistik.
- Dengan bekerja sama dengan pemasok, perusahaan dapat
meningkatkan visibilitas ke dalam rantai pasokan dan mengoptimalkan
proses pemesanan dan pengiriman.
- Dengan bekerja sama dengan pelanggan, perusahaan dapat
meningkatkan perkiraan permintaan dan mengurangi risiko kelebihan
atau kekurangan persediaan.

10
3. Pengembangan sumber daya manusia:

- Karyawan logistik harus dilatih dan dibekali dengan keterampilan yang


diperlukan untuk mengimplementasikan strategi logistik yang efektif.
- Karyawan harus memiliki pengetahuan tentang teknologi informasi,
proses logistik, dan peraturan yang relevan.
- Karyawan juga harus memiliki keterampilan interpersonal yang baik untuk
dapat bekerja sama dengan pemasok, pelanggan, dan kolega lainnya.

Berikut adalah beberapa contoh tantangan dan solusi dalam menerapkan


manajemen logistik di sektor medis dan non medis:

Sektor medis:

- Tantangan: Rumah sakit harus memastikan bahwa obat-obatan dan


persediaan medis disimpan dan didistribusikan dalam kondisi yang tepat
untuk menjaga kualitas dan efektivitasnya.
- Solusi: Rumah sakit dapat menggunakan sistem manajemen inventaris
khusus untuk melacak obat-obatan dan persediaan medis, dan
menggunakan teknologi seperti pendingin ruangan dan sensor suhu
untuk memastikan bahwa produk disimpan dalam kondisi yang tepat.

Sektor non medis:

- Tantangan: Toko ritel harus memastikan bahwa produk tersedia di rak-rak


toko dalam jumlah yang tepat pada waktu yang tepat.
- Solusi: Toko ritel dapat menggunakan sistem point-of-sale (POS) untuk
melacak penjualan dan inventaris, dan menggunakan teknologi seperti
analisis prediktif untuk memperkirakan permintaan produk.

2.4 Cara Mencegah dan Meminimalkan Risiko Kegagalan Dalam Implementasi


Distribusi Manajemen Logistik

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan


meminimalkan risiko kegagalan dalam implementasi distribusi manajemen
logistik:

11
Perencanaan yang Matang:

- Melakukan analisis kebutuhan dan kelayakan: Sebelum memulai


implementasi, penting untuk melakukan analisis kebutuhan dan
kelayakan yang menyeluruh. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa
sistem logistik yang akan diterapkan sesuai dengan kebutuhan bisnis dan
memiliki potensi untuk berhasil.
- Menentukan tujuan yang jelas dan terukur: Tujuan implementasi
manajemen logistik harus jelas, terukur, dan dapat dicapai. Hal ini akan
membantu dalam memantau kemajuan dan mengevaluasi efektivitas
implementasi.
- Membuat rencana yang komprehensif: Rencana implementasi harus
komprehensif dan mencakup semua aspek, seperti struktur organisasi,
proses, teknologi, dan anggaran. Rencana tersebut juga harus fleksibel
dan dapat diadaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Komunikasi yang Efektif:

- Melibatkan semua pihak yang berkepentingan: Penting untuk melibatkan


semua pihak yang berkepentingan dalam proses implementasi, termasuk
manajemen, karyawan, pelanggan, dan pemasok. Komunikasi yang
efektif akan membantu memastikan bahwa semua pihak memahami
tujuan dan manfaat implementasi, serta peran mereka dalam mencapai
tujuan tersebut.
- Memberikan pelatihan yang memadai: Karyawan yang terlibat dalam
implementasi manajemen logistik harus diberikan pelatihan yang
memadai tentang sistem dan proses baru. Pelatihan ini akan membantu
mereka untuk memahami peran mereka dan cara kerja sistem baru.
- Membuat saluran komunikasi yang terbuka: Saluran komunikasi yang
terbuka harus dibuat untuk memungkinkan semua pihak yang
berkepentingan untuk menyampaikan pertanyaan, concerns, dan
masukan mereka.

Manajemen Risiko yang Proaktif:

12
- Mengidentifikasi potensi risiko: Penting untuk mengidentifikasi semua
potensi risiko yang dapat menghambat implementasi manajemen logistik.
Potensi risiko ini dapat berupa faktor internal, seperti kurangnya sumber
daya atau resistensi dari karyawan, atau faktor eksternal, seperti
perubahan ekonomi atau peraturan baru.
- Mengembangkan rencana mitigasi risiko: Untuk setiap potensi risiko,
rencana mitigasi risiko harus dikembangkan. Rencana ini harus
menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah atau
meminimalkan dampak risiko tersebut.
- Memantau dan mengevaluasi risiko: Risiko harus dipantau dan dievaluasi
secara berkala untuk memastikan bahwa rencana mitigasi risiko masih
efektif.

Pengukuran dan Evaluasi:

- Membuat indikator kinerja utama (KPI): KPI harus dibuat untuk mengukur
efektivitas implementasi manajemen logistik. KPI ini dapat mencakup
metrik seperti tingkat layanan pelanggan, biaya logistik, dan waktu
tunggu.
- Memantau kinerja: Kinerja implementasi manajemen logistik harus
dipantau secara berkala terhadap KPI yang telah ditetapkan.
- Melakukan evaluasi: Evaluasi harus dilakukan secara berkala untuk
menilai efektivitas implementasi manajemen logistik dan mengidentifikasi
area yang dapat ditingkatkan.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi risiko


yang proaktif, serta dengan melakukan pengukuran dan evaluasi secara berkala,
risiko kegagalan dalam implementasi manajemen logistik dapat diminimalkan.

Berikut adalah beberapa tips tambahan:

- Memilih vendor yang tepat: Penting untuk memilih vendor yang memiliki
pengalaman dan reputasi yang baik dalam implementasi manajemen
logistik.

13
- Menggunakan teknologi yang tepat: Teknologi dapat membantu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen logistik. Penting untuk
memilih teknologi yang tepat untuk kebutuhan bisnis.
- Membuat budaya yang mendukung: Budaya perusahaan yang
mendukung implementasi manajemen logistik akan membantu
meningkatkan peluang keberhasilan.

2.6 Penerapan Teknologi Dalam Distribusi Sistem Logistik Rumah Sakit?

Teknologi memainkan peran krusial dalam meningkatkan efisiensi dan


efektivitas distribusi sistem logistik rumah sakit. Berikut beberapa contoh
penerapan teknologi yang umum digunakan:

1. Sistem Identifikasi:

- Barcode: Digunakan untuk melacak dan mengidentifikasi barang dan jasa


di seluruh rumah sakit. Barcode dicetak pada label, kemasan, atau
barang itu sendiri. Pembaca barcode kemudian digunakan untuk
memindai kode dan mencatat informasi tentang barang tersebut, seperti
jenis barang, lokasi, dan tanggal kedaluwarsa.
- RFID (Radio Frequency Identification): Menggunakan tag RFID yang
disematkan pada barang untuk melacak pergerakannya secara real-time.
Tag RFID memancarkan sinyal radio yang dapat dibaca oleh pembaca
RFID, sehingga lokasi dan status barang dapat diketahui dengan akurat.

2. Otomasi dan Robotika:

- Sistem Otomasi: Mengotomatiskan tugas berulang seperti pengambilan


dan pengemasan barang, sorting, dan transportasi. Meningkatkan
efisiensi dan akurasi, serta mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.
- Robotika: Mengangkut barang dan jasa di sekitar rumah sakit. Diprogram
untuk mengikuti jalur, mengambil dan mengantarkan barang, bahkan
melakukan tugas kompleks seperti sterilisasi peralatan medis.

3. Manajemen Persediaan:

14
- Perangkat Lunak Manajemen Persediaan: Melacak tingkat persediaan
barang, mengoptimalkan pemesanan barang, dan mencegah kehabisan
stok. Membantu rumah sakit menghemat biaya dan memastikan
persediaan barang yang cukup untuk kebutuhan pasien.
- Sensor Tingkat Persediaan: Memantau tingkat persediaan barang secara
real-time dan memberikan peringatan ketika tingkat persediaan mulai
rendah. Membantu rumah sakit segera memesan barang dan mencegah
kehabisan stok.

4. Pelacakan dan Monitoring:

- Sistem Pelacakan GPS: Melacak pergerakan kendaraan yang


mengangkut barang dan jasa ke rumah sakit. Membantu rumah sakit
memantau pengiriman barang dan memastikan tiba tepat waktu.
- Sistem Monitoring Suhu: Memantau suhu barang yang mudah rusak
seperti obat-obatan dan bahan biologis. Memastikan barang disimpan
pada suhu yang tepat dan tidak rusak.

5. Komunikasi dan Kolaborasi:

- Sistem Komunikasi Real-time: Memfasilitasi komunikasi antar staf di


berbagai departemen yang terlibat dalam distribusi logistik. Meningkatkan
koordinasi dan kolaborasi, serta mempercepat penyelesaian masalah.
- Platform Kolaborasi Online: Berbagi informasi dan dokumen terkait
distribusi logistik. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta
memudahkan pengambilan keputusan.

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Manajemen logistik merupakan suatu proses yang penting bagi


perusahaan untuk memastikan kelancaran aliran barang dan informasi

15
dari titik asal hingga ke konsumen. Dengan menerapkan prinsip-prinsip
dasar manajemen logistik secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan
kinerja dan profitabilitasnya. Manajemen logistik merupakan proses
kompleks yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian aliran barang dan informasi dari titik asal
hingga ke konsumen. Tujuan utama manajemen logistik adalah untuk
memastikan ketersediaan barang yang tepat, dalam jumlah yang tepat,
pada waktu yang tepat, dengan biaya yang optimal.

B. Saran

Manajemen logistik merupakan salah satu faktor kunci dalam


pencapaian keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Dengan menerapkan
prinsip-prinsip dasar manajemen logistik secara efektif, perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan profitabilitasnya

Daftar Pustaka

Haszlinna Mustaffa, N, and Potter, A, Healthcare supply chain management in


Malaysia: a case study, Supply Chain Management: An International
Journal, vol.14, no.3, pp.234–243, 2009

Dacosta-claro, I, The performance of material management in health care


organizations, International Journal of Health Planning and Management,

16
vol.17, no.1, pp. 69–85, 2002.

Dacosta-Claro, I, and Lapierre, S. D, Benchmarking as a tool for the improvement


of health services’ supply departments, Health Services Management
Research, vol.16, no.4, pp.211–223, 2003.

Marriott, L., Renault, V., Fillaire, F., Kauffmann, A. and Trttin, F. ‘L’externalisation
dans les établissements de santé : Enquête ISLI / EXEL LOGISTICS’,
Logistique & Management, vol.6, no.1, pp. 107–114, 1998.

Michelon, P, Cruz, M. D and Gascon, V, Using the tabu search method for the
distribution of supplies in a hospital, Annals of Operations Research,
vol.50, no.1, pp. 427–435, 1994.

17

Anda mungkin juga menyukai