Makalah Manajemen Logistik
Makalah Manajemen Logistik
DI SUSUN OLEH :
ANISYA MARTA KINANTI
10822006
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.1.1 Rumusan Masalah
1) Jelaskan apa pengertian dari replenishment atau pengisian Kembali
persediaan?
2) Apa tujuan dari replenishment atau pengisian kembali persediaan?
3) Apa manfaat dari replenishment atau pengisian kembali persediaan?
4) Apa contoh kegiatan replenishment atau pengisian Kembali
persediaan di rumah sakit?
1.2 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari replenishment atau pengisian
kembali persediaan.
2) Untuk mengetahui tujuan dari replenishment atau pengisian kembali
persediaan
3) Untuk mengetahui manfaat dari replenishment atau pengisian kembali
persediaan
4) Untuk mengetahui contoh kegiatan replenishment atau pengisian
kembali persediaan
BAB II
ISI
3
Mulcahy, 1994). Replenishment size merupakan ukuran atau jumlah dari
pesanan/orderuntuk diterima dalam persediaan (Tersine, 1994).
Replenishment atau Pengisian stok persediaan logistik rumah sakit
adalah proses penyediaan kembali stok barang-barang medis dan farmasi di
gudang rumah sakit. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa
persediaan barang selalu terjaga pada tingkat yang optimal, sehingga
kebutuhan pasien dapat terpenuhi dengan baik. Dalam konteks logistik
rumah sakit, replenishment mengacu pada proses pengisian kembali
persediaan barang medis dan farmasi yang digunakan untuk mendukung
proses perawatan pasien. Replenishment merupakan aspek penting dari
logistik rumah sakit yang perlu dikelola dengan baik untuk memastikan
kelancaran operasi dan kualitas perawatan pasien. Perhitungan
menggunakan metode joint replenishment akan dihasilkan waktu reorder
point yang sama untuk semua produknya. Selanjutnya dilakukan perhitungan
jumlah pemesanan optimal, maximum inventory, dan safety stock. Dengan
menerapkan strategi replenishment yang tepat dan memanfaatkan teknologi
yang tersedia, rumah sakit dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya,
dan meningkatkan kepuasan pasien.
Proses replenishment di rumah sakit biasanya melibatkan:
- Perencanaan: Menganalisis kebutuhan barang berdasarkan data
historis, tren penggunaan, dan proyeksi pasien.
- Pemesanan: Barang dipesan dari pemasok yang memenuhi standar
kualitas dan harga.
- Penerimaan: Barang yang diterima diperiksa untuk memastikan
kualitas dan kuantitasnya.
- Penyimpanan: Barang disimpan di tempat yang sesuai dengan
kondisi penyimpanan yang direkomendasikan.
- Distribusi: Barang didistribusikan ke berbagai departemen dan lokasi
di rumah sakit.
- Monitoring: Tingkat persediaan dipantau secara berkala.
Rumah sakit biasanya memiliki sistem replenishment yang terstruktur,
dengan melibatkan berbagai departemen seperti departemen farmasi,
departemen logistik, dan departemen medis. Sistem ini biasanya
menggunakan berbagai metode untuk melacak tingkat persediaan,
4
memprediksi kebutuhan di masa depan, dan memicu proses pemesanan
kembali.
2.2 Tujuan dari Replenishment atau Pengisian Kembali Persediaan
Dalam konteks manajemen logistik, replenishment memiliki tujuan utama
untuk menjaga keseimbangan persediaan barang di gudang atau pusat
distribusi. Hal ini dilakukan dengan cara:
5
- Menurunkan biaya persediaan: Dengan menjaga tingkat persediaan
yang optimal, perusahaan dapat meminimalisir biaya penyimpanan,
asuransi, dan kerusakan barang.
- Meningkatkan tingkat layanan pelanggan: Replenishment yang efektif
memastikan ketersediaan barang sehingga pesanan pelanggan dapat
dipenuhi dengan cepat dan akurat, meningkatkan kepuasan
pelanggan.
- Meningkatkan efisiensi rantai pasokan: Replenishment yang
terkoordinasi dengan baik membantu melancarkan arus barang dalam
rantai pasokan, dari pemasok hingga ke pelanggan akhir.
- Meningkatkan profitabilitas: Dengan mengoptimalkan biaya dan
meningkatkan efisiensi, perusahaan dapat meningkatkan
keuntungannya.
- Secara keseluruhan, replenishment merupakan strategi penting dalam
manajemen logistik untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
menyediakan produk dan layanan terbaik bagi pelanggannya.
6
Rumah Sakit: Mencegah pemborosan persediaan yang kadaluarsa
atau rusak. Pembelian persediaan pada waktu dan jumlah yang tepat
berdasarkan prediksi kebutuhan yang akurat membantu menekan
biaya yang tidak perlu.
7
Obat-obatan: Menjamin ketersediaan obat-obatan yang diresepkan
dokter kepada pasien, baik obat generik maupun obat paten.
Peralatan kesehatan: Menyediakan peralatan kesehatan yang
berfungsi dengan baik untuk mendukung prosedur medis dan
diagnosa pasien.
2. Mencegah Kekurangan Stok:
Kekurangan stok bahan medis: Dapat menunda atau bahkan
membatalkan operasi/prosedur medis, membahayakan keselamatan
pasien, dan menurunkan reputasi rumah sakit.
Kekurangan obat: Dapat menyebabkan pasien tidak mendapatkan
pengobatan yang tepat, memperpanjang waktu pemulihan, dan
meningkatkan risiko komplikasi.
Kerusakan peralatan: Dapat mengganggu proses diagnosa dan
pengobatan pasien, serta meningkatkan biaya perawatan.
3. Mengoptimalkan Biaya dan Efisiensi:
Meminimalisir pemborosan: Mencegah penumpukan stok bahan
medis, obat-obatan, dan peralatan kesehatan yang kadaluarsa atau
rusak.
Membeli pada waktu yang tepat: Membeli persediaan pada saat
harga lebih murah dan menghindari pembelian berlebihan yang
membebani biaya penyimpanan.
Memanfaatkan teknologi: Menggunakan sistem manajemen
persediaan yang terkomputerisasi untuk melacak tingkat stok,
memprediksi kebutuhan, dan memicu proses pemesanan kembali
secara otomatis.
4. Meningkatkan Kepuasan Pasien:
Pelayanan medis yang lancar: Pasien mendapatkan perawatan yang
dibutuhkan tepat waktu tanpa penundaan akibat kekurangan stok.
Ketersediaan obat: Pasien dapat memperoleh obat yang diresepkan
dokter tanpa harus menunggu lama.
Kepercayaan terhadap rumah sakit: Pasien merasa yakin bahwa
rumah sakit memiliki stok yang memadai untuk memberikan
pelayanan terbaik.
8
2.3 Manfaat Replenishment atau Pengisian Kembali Persediaan
Replenishment, secara umum, menawarkan berbagai manfaat bagi bisnis
dan organisasi, khususnya dalam hal pengelolaan persediaan. Beberapa
manfaat utama replenishment:
9
- Bisnis: Pelanggan dapat menerima produk yang mereka inginkan
dengan cepat dan tepat waktu, meningkatkan kepuasan mereka.
- Rumah sakit: Pasien mendapatkan perawatan yang dibutuhkan
tepat waktu tanpa penundaan dan meningkatkan kepercayaan
terhadap rumah sakit.
10
- Menghemat Waktu dan Biaya: Dengan sistem replenishment yang
efektif, staf medis dapat fokus pada pelayanan pasien tanpa
terhambat oleh masalah persediaan.
3. Meningkatkan Keselamatan Pasien:
- Mencegah Kesalahan Medis: Kekurangan stok dapat memaksa
staf medis untuk menggunakan bahan medis atau obat alternatif
yang tidak sesuai, meningkatkan risiko kesalahan medis.
Replenishment meminimalisir risiko ini.
- Menjaga Kebersihan dan Higiene: Replenishment yang terkelola
dengan baik membantu menjaga kebersihan dan higiene di
lingkungan rumah sakit, meminimalisir risiko infeksi dan
komplikasi bagi pasien.
4. Meningkatkan Kepuasan Pasien dan Keluarga:
- Pasien Mendapat Perawatan Tepat Waktu: Pasien dapat
menerima perawatan yang mereka butuhkan dengan cepat dan
tepat waktu, meningkatkan kepuasan dan rasa aman mereka.
- Meningkatkan Kepercayaan Terhadap Rumah Sakit: Rumah sakit
yang mampu menjaga ketersediaan stok dan memberikan
pelayanan yang baik akan membangun kepercayaan pasien dan
keluarga.
11
rumah sakit mencapai tujuannya dalam memberikan pelayanan kesehatan
terbaik bagi pasien.
12
Namun, metode ini memiliki risiko stockout jika terjadi gangguan pada
rantai pasokan.
4. Periodic Review:
13
- Kapasitas dan kapabilitas rumah sakit: Sistem informasi, sumber
daya manusia, dan ruang penyimpanan.
Penting untuk mengevaluasi berbagai metode dan memilih metode yang
paling sesuai dengan kebutuhan dan situasi rumah sakit. Selain metode di
atas, rumah sakit juga dapat menerapkan kombinasi beberapa metode atau
mengembangkan sistem replenishment yang disesuaikan dengan kebutuhan
spesifiknya.
Penerapan replenishment yang efektif di rumah sakit dapat membantu:
- Meningkatkan ketersediaan stok dan memastikan kelancaran
pelayanan kesehatan.
- Meningkatkan efisiensi operasional dan meminimalisir pemborosan.
- Meningkatkan keselamatan pasien dengan mencegah kekurangan
stok barang medis yang krusial.
- Meningkatkan kepuasan pasien dengan pelayanan yang lebih cepat
dan tepat.
- Memperkuat hubungan dengan pemasok dan mendapatkan harga
yang lebih baik.
- Menjaga reputasi rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan
yang terpercaya.
Dengan menerapkan replenishment yang tepat, rumah sakit dapat
mencapai tujuannya dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi
pasien.
1. Persediaan Darah:
Produk: Kantong darah berbagai golongan (A, B, AB, O) dan Rh
(positif, negatif).
Permintaan: Permintaan darah bervariasi tergantung jenis operasi,
kondisi pasien, dan situasi darurat.
Metode: Sistem Kanban dengan perkiraan berbasis data historis dan
tren musiman.
14
Proses:
Setiap ruangan perawatan dan unit gawat darurat memiliki papan
Kanban dengan kolom untuk masing-masing golongan darah dan Rh.
Ketika stok darah di ruangan/unit gawat darurat menipis, kartu
Kanban dipindahkan ke kolom "Perlu Pesan Ulang".
Petugas di unit transfusi darah melihat papan Kanban dan melakukan
pengisian ulang stok darah sesuai kebutuhan.
Perkiraan permintaan darah juga dipantau secara berkala untuk
mengantisipasi lonjakan kebutuhan di musim tertentu, seperti
menjelang libur nasional.
2. Alat Kesehatan Habis Pakai:
Produk: Jarum suntik, spuit, sarung tangan, dan alat kesehatan habis
pakai lainnya.
Permintaan: Permintaan alat kesehatan habis pakai bervariasi
tergantung jenis prosedur medis dan jumlah pasien.
Metode: Sistem Vendor Managed Inventory (VMI).
Proses:
Rumah sakit menjalin kerjasama dengan pemasok alat kesehatan
terpercaya. Pemasok bertanggung jawab untuk memantau stok alat
kesehatan di rumah sakit secara real-time melalui sistem elektronik.
Ketika stok alat kesehatan menipis, pemasok secara otomatis
melakukan pengiriman ulang tanpa perlu dipesan oleh rumah sakit.
Sistem ini membantu memastikan ketersediaan alat kesehatan yang
selalu memadai dan meminimalisir risiko stockout.
3. Obat-obatan:
Produk: Berbagai jenis obat-obatan untuk berbagai penyakit.
Permintaan: Permintaan obat-obatan bervariasi tergantung jenis
penyakit, resep dokter, dan program asuransi pasien.
Metode: Kombinasi Min-Max dan Periodic Review dengan perkiraan
berbasis data historis, pola resep dokter, dan program asuransi.
Proses:
Apotek rumah sakit memiliki sistem Min-Max untuk obat-obatan vital
dengan stok minimum yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan
minimal beberapa hari. Untuk obat-obatan lain, dilakukan review stok
15
secara berkala (mingguan/bulanan) dengan mempertimbangkan data
historis, pola resep dokter, dan program asuransi pasien.Perkiraan
permintaan obat-obatan disesuaikan dengan tren penyakit, musim,
dan kebijakan pemerintah terkait program kesehatan. Pemesanan
ulang obat-obatan dilakukan ke distributor atau apotek besar untuk
mendapatkan harga yang lebih murah dan meminimalisir biaya
penyimpanan.
4. Bahan Medis Sekunder:
Produk: Perban, kasa, kapas, dan bahan medis sekunder lainnya.
Permintaan: Permintaan bahan medis sekunder bervariasi
tergantung jenis prosedur medis dan jumlah pasien.
Metode: Sistem Kanban dengan perkiraan berbasis data historis dan
tren musiman.
Proses:
Setiap ruangan perawatan dan unit gawat darurat memiliki papan
Kanban dengan kolom untuk bahan medis sekunder. Ketika stok
bahan medis sekunder di ruangan/unit gawat darurat menipis, kartu
Kanban dipindahkan ke kolom "Perlu Pesan Ulang". Petugas di
gudang logistik melihat papan Kanban dan melakukan pengisian
ulang stok bahan medis sekunder sesuai kebutuhan. Perkiraan
permintaan bahan medis sekunder juga dipantau secara berkala
untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan di musim tertentu. Penting
untuk dicatat bahwa contoh-contoh ini hanya gambaran umum.
Penerapan replenishment di rumah sakit yang sebenarnya bisa lebih
kompleks dan disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan sumber
daya yang dimiliki oleh masing-masing rumah sakit.
Permintaan:
Rata-rata penggunaan perban kasa per hari adalah 20 buah.
16
Rumah Sakit Harapan Ibu ingin memiliki stok yang cukup untuk setidaknya 7
hari.
BAB III
PENUTUP
17
3.1 Kesimpulan
Replenishment adalah proses pengisian kembali persediaan yang
dilakukan di berbagai sektor industri, termasuk bisnis, manufaktur, dan
logistik. Proses ini sangat penting dalam mengelola persediaan dengan
efisien dan menguntungkan. Dengan menggunakan strategi yang tepat dan
teknologi yang tersedia, bisnis dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi
biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Di rumah sakit,
replenishment juga dilakukan untuk menyediakan kembali stok barang medis
dan farmasi di gudang. Tujuannya adalah untuk menjaga persediaan barang
selalu optimal agar kebutuhan pasien terpenuhi. Proses ini melibatkan
perencanaan, pemesanan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, dan
monitoring. Rumah sakit biasanya memiliki sistem replenishment yang
terstruktur dengan melibatkan departemen farmasi, logistik, dan medis.
Sistem ini menggunakan metode untuk melacak persediaan, memprediksi
kebutuhan masa depan, dan memicu pemesanan kembali.
Replenishment menawarkan manfaat penting bagi bisnis dan organisasi,
terutama dalam pengelolaan persediaan. Manfaat utama replenishment
meliputi memenuhi permintaan pelanggan dan menjaga ketersediaan stok,
mengoptimalkan biaya dan efisiensi operasional, meningkatkan efisiensi
operasional, dan menjaga kepuasan pelanggan. Dalam konteks rumah sakit,
replenishment penting untuk memastikan ketersediaan stok persediaan
medis, memperlancar proses medis, dan meningkatkan keselamatan dan
kepuasan pasien.
Sebagai contoh, Rumah Sakit Harapan Ibu dapat menggunakan sistem
persediaan minimum-maksimum (Min-Max) untuk perban kasa ukuran 10 cm
x 10 cm. Rata-rata penggunaan perban kasa per hari adalah 20 buah dan
rumah sakit ingin memiliki stok untuk 7 hari. Titik minimum adalah 140 buah
dan titik maksimum adalah 280 buah. Ketika stok mencapai titik minimum,
rumah sakit akan melakukan pemesanan ulang.
Dengan sistem replenishment ini, Rumah Sakit Harapan Ibu dapat
memastikan ketersediaan perban kasa, menghindari stockout, dan mencegah
penumpukan stok berlebihan.
3.2 Saran
18
Replenishment di rumah sakit sangat penting untuk memastikan kelancaran
pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien. Berikut beberapa saran untuk
meningkatkan sistem replenishment di rumah sakit:
19
- Perkiraan permintaan yang akurat: Analisa data historis, tren
musiman, pola penyakit, dan program asuransi pasien untuk
membuat perkiraan permintaan yang tepat.
- Pertimbangan faktor eksternal: Perhitungkan faktor eksternal
seperti kebijakan pemerintah, bencana alam, dan wabah penyakit
dalam perkiraan permintaan.
4. Penerapan dan Monitoring:
- Standar prosedur replenishment: Buat standar prosedur
replenishment yang jelas dan mudah dipahami oleh semua staf
yang terlibat.
- Pelatihan dan edukasi: Berikan pelatihan dan edukasi kepada staf
terkait sistem replenishment, termasuk cara menggunakan sistem
informasi dan memahami metode replenishment yang diterapkan.
- Monitoring dan evaluasi: Pantau kinerja sistem replenishment
secara berkala dan lakukan evaluasi untuk mengidentifikasi
potensi masalah dan melakukan perbaikan.
5. Kolaborasi dan Komunikasi:
- Komunikasi antar tim: Pastikan komunikasi yang baik antara tim
terkait replenishment, seperti staf apotek, gudang, bagian
pembelian, dan tim medis.
- Kerjasama dengan pemasok: Jalin kerjasama erat dengan
pemasok untuk memastikan kelancaran arus barang dan
mendapatkan informasi terbaru terkait produk.
- Keterlibatan tim medis: Libatkan tim medis dalam proses
replenishment, terutama dalam menentukan jenis dan jumlah
obat-obatan serta alat kesehatan yang dibutuhkan.
6. Memanfaatkan Teknologi:
- Software manajemen persediaan: Gunakan software yang
dirancang khusus untuk rumah sakit untuk mengelola stok,
memesan ulang barang, dan menghasilkan laporan.
- Teknologi RFID: Terapkan teknologi RFID untuk melacak
pergerakan barang dan mengoptimalkan proses replenishment.
20
- Sistem AI dan Machine Learning: Gunakan sistem AI dan Machine
Learning untuk menganalisa data permintaan dan memprediksi
kebutuhan di masa depan.
Dengan menerapkan saran-saran ini, rumah sakit dapat mengembangkan
sistem replenishment yang efektif dan efisien. Sistem yang baik akan membantu
dalam menjaga ketersediaan stok barang medis, obat-obatan, dan alat
kesehatan, meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya persediaan,
meningkatkan pelayanan, dan mencapai tujuan utama rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien. Penting untuk diingat
bahwa tidak ada solusi universal untuk replenishment di rumah sakit. Metode
dan strategi yang diterapkan harus disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan
sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing rumah sakit.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://journal-nusantara.com/index.php/JIM/article/view/1963
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/engineering/
article/view/2256
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awr49vr0Kylm.dkCF6hXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzMEdnRpZAME
c2VjA3Ny/RV=2/RE=1715183861/RO=10/RU=https%3a%2f%2frepositori.uin-
alauddin.ac.id%2f21936%2f1%2fANDI%2520MERIAM_70200117096.pdf/
RK=2/RS=JuqsMCMgpX.aB0WTmMFYSXXz86c-
https://search.yahoo.com/search?
fr=mcafee&type=E210US885G0&p=latar+belakang+manajemen+logistic+rumah
+sakit
22