Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT

REPLENISHMENT (PENGISIAN ULANG STOK PERSEDIAAN)


Disusun untuk memenuhi tugas UTS Mata Kuliah Manajemen Logistik Medik dan
Non Medik

Dosen Pengampu: Safari Hasan, S.IP., MMRS

DI SUSUN OLEH :
ANISYA MARTA KINANTI
10822006

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2024

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit melakukan suatu usaha produksi jasa sehingga logistic
dalam rumah sakit bukan logistik pendistribusian barang, tetapi hanya
menyangkut manajemen persediaan bahan barang serta peralatan yang
dibutuhkan untuk memproduksi jasa tersebut. Logistik dalam rumah sakit
berawal dari perolehan (procurement) dan berakhir dengan dokumen penuh
dari usaha pembedahan dan pengobatan. Sehingga manajemen logistic
Rumah Sakit adalah suatu proses pengolahan secara strategi terhadap
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, serta pemantauan. Persediaan
barang (stok, material, supplier, inventory, etc) dalam memberikan pelayanan
jasa Kesehatan yang baik maka diperlukan peranan manajemen logistic
untuk operasional rumah sakit.
Ketersediaan alat Kesehatan sangat berpengaruh penting bagi pelayanan
Kesehatan di rumah sakit. Oleh karena itu perlu dilakukan manajemen
logistic alat Kesehatan di rumah sakit agar alat kesehatan tetap dapat
tersedia dalam kualitas dan jumlah yang cukup, sesuai dengan
perkembangan teknologi dan pemenuhan standard sesuai dengan klasifikasi.
Pembangunan Kesehatan juga dilakukan melalui upaya manajemen
logistic alat Kesehatan di rumah sakit dan pusat Kesehatan masyarakat.
Manajemen logistic dapat menjawab tujuan, untuk bisa focus pada
pencapaian organisasi agar lebih efisien dan efektif serta bagaimana cara
mencapai tuju]an tersebut dengan ketersediaan bahan logistic setiap saat
bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif.
Manajemen logistic sebagai fungsi mempunyai kegiatan-kegiatan yakni
perencanaan, kebutuhan, penganggaran, pegadaan, penyimpanan
pendistribusian, penghapusan dan pengendalian. Manajemen rumah sakit
bukan saja merupakan suatu kegiatan pengelolaan dari pelayanan
Kesehatan semata. Penyediaan suatu daya dukung yang memadai dalam
rangka pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan, sehingga akan dapat
diperoleh suatu hasil pelayanan yang baik pula.

2
1.1.1 Rumusan Masalah
1) Jelaskan apa pengertian dari replenishment atau pengisian Kembali
persediaan?
2) Apa tujuan dari replenishment atau pengisian kembali persediaan?
3) Apa manfaat dari replenishment atau pengisian kembali persediaan?
4) Apa contoh kegiatan replenishment atau pengisian Kembali
persediaan di rumah sakit?

1.2 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari replenishment atau pengisian
kembali persediaan.
2) Untuk mengetahui tujuan dari replenishment atau pengisian kembali
persediaan
3) Untuk mengetahui manfaat dari replenishment atau pengisian kembali
persediaan
4) Untuk mengetahui contoh kegiatan replenishment atau pengisian
kembali persediaan

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Replenishment atau Pengisian Kembali Persediaan Logistik


Replenishment, dalam bahasa Indonesia berarti pengisian kembali
persediaan. Proses ini umum dilakukan di berbagai industri, termasuk bisnis,
manufaktur, dan logistik. Replenishment yang efektif adalah kunci untuk
mengelola persediaan secara efisien dan menguntungkan. Dengan
menerapkan strategi replenishment yang tepat dan memanfaatkan teknologi
yang tersedia, bisnis dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan
meningkatkan kepuasan pelanggan. Replenishment adalah suatu proses
pengisian kembali single item atau carton yang telah di ambil dengan single
item atau carton yang berada posisi cadangan. Proses ini harus dilakukan
tepat waktu agar sebuah perusahaan tidak mengalami lost sales.( David E.

3
Mulcahy, 1994). Replenishment size merupakan ukuran atau jumlah dari
pesanan/orderuntuk diterima dalam persediaan (Tersine, 1994).
Replenishment atau Pengisian stok persediaan logistik rumah sakit
adalah proses penyediaan kembali stok barang-barang medis dan farmasi di
gudang rumah sakit. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa
persediaan barang selalu terjaga pada tingkat yang optimal, sehingga
kebutuhan pasien dapat terpenuhi dengan baik. Dalam konteks logistik
rumah sakit, replenishment mengacu pada proses pengisian kembali
persediaan barang medis dan farmasi yang digunakan untuk mendukung
proses perawatan pasien. Replenishment merupakan aspek penting dari
logistik rumah sakit yang perlu dikelola dengan baik untuk memastikan
kelancaran operasi dan kualitas perawatan pasien. Perhitungan
menggunakan metode joint replenishment akan dihasilkan waktu reorder
point yang sama untuk semua produknya. Selanjutnya dilakukan perhitungan
jumlah pemesanan optimal, maximum inventory, dan safety stock. Dengan
menerapkan strategi replenishment yang tepat dan memanfaatkan teknologi
yang tersedia, rumah sakit dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya,
dan meningkatkan kepuasan pasien.
Proses replenishment di rumah sakit biasanya melibatkan:
- Perencanaan: Menganalisis kebutuhan barang berdasarkan data
historis, tren penggunaan, dan proyeksi pasien.
- Pemesanan: Barang dipesan dari pemasok yang memenuhi standar
kualitas dan harga.
- Penerimaan: Barang yang diterima diperiksa untuk memastikan
kualitas dan kuantitasnya.
- Penyimpanan: Barang disimpan di tempat yang sesuai dengan
kondisi penyimpanan yang direkomendasikan.
- Distribusi: Barang didistribusikan ke berbagai departemen dan lokasi
di rumah sakit.
- Monitoring: Tingkat persediaan dipantau secara berkala.
Rumah sakit biasanya memiliki sistem replenishment yang terstruktur,
dengan melibatkan berbagai departemen seperti departemen farmasi,
departemen logistik, dan departemen medis. Sistem ini biasanya
menggunakan berbagai metode untuk melacak tingkat persediaan,

4
memprediksi kebutuhan di masa depan, dan memicu proses pemesanan
kembali.
2.2 Tujuan dari Replenishment atau Pengisian Kembali Persediaan
Dalam konteks manajemen logistik, replenishment memiliki tujuan utama
untuk menjaga keseimbangan persediaan barang di gudang atau pusat
distribusi. Hal ini dilakukan dengan cara:

1. Memenuhi Permintaan Pelanggan:


- Menjaga agar stok barang selalu tersedia untuk memenuhi
permintaan pelanggan.
- Mencegah terjadinya stockout (kehabisan stok) yang dapat
mengganggu proses pemenuhan pesanan dan berakibat pada
kekecewaan pelanggan.
2. Mengoptimalkan Biaya dan Efisiensi:
- Menghindari overstocking (kelebihan stok) yang dapat membebani
biaya penyimpanan, meningkatkan risiko kerusakan barang, dan
mengikat modal yang bisa digunakan untuk keperluan lain.
- Menjaga agar tingkat persediaan tidak terlalu rendah sehingga
meminimalisir biaya pemesanan ulang yang sering dan dalam jumlah
kecil.
3. Meningkatkan Efisiensi Operasional:
- Memperlancar proses picking, packing, dan pengiriman barang.
- Meminimalisir kesalahan dalam proses pemenuhan pesanan.
- Meningkatkan utilisasi ruang gudang dan peralatan logistik.
4. Menjaga Kepuasan Pelanggan:
- Pelanggan dapat menerima pesanannya dengan cepat dan tepat
waktu.
- Meningkatkan reputasi dan citra positif perusahaan di mata
pelanggan.

Secara lebih rinci, tujuan replenishment dalam manajemen logistik dapat


dijabarkan sebagai berikut:

5
- Menurunkan biaya persediaan: Dengan menjaga tingkat persediaan
yang optimal, perusahaan dapat meminimalisir biaya penyimpanan,
asuransi, dan kerusakan barang.
- Meningkatkan tingkat layanan pelanggan: Replenishment yang efektif
memastikan ketersediaan barang sehingga pesanan pelanggan dapat
dipenuhi dengan cepat dan akurat, meningkatkan kepuasan
pelanggan.
- Meningkatkan efisiensi rantai pasokan: Replenishment yang
terkoordinasi dengan baik membantu melancarkan arus barang dalam
rantai pasokan, dari pemasok hingga ke pelanggan akhir.
- Meningkatkan profitabilitas: Dengan mengoptimalkan biaya dan
meningkatkan efisiensi, perusahaan dapat meningkatkan
keuntungannya.
- Secara keseluruhan, replenishment merupakan strategi penting dalam
manajemen logistik untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
menyediakan produk dan layanan terbaik bagi pelanggannya.

Tujuan utama dari replenishment adalah untuk menjaga keseimbangan


persediaan barang agar tercapai situasi yang ideal, yaitu:
1. Permintaan Terpenuhi:
Bisnis: Stok barang selalu tersedia untuk memenuhi permintaan
pelanggan. Hal ini meminimalisir kemungkinan kehabisan stok yang
dapat mengganggu proses penjualan dan menurunkan kepuasan
pelanggan.
Rumah Sakit: Tersedianya stok bahan medis, obat-obatan, dan
peralatan kesehatan yang memadai untuk kelancaran pelayanan
medis tanpa penundaan atau pembatalan operasi/prosedur medis
akibat kekurangan stok.
2. Biaya dan Efisiensi Optimal:
Bisnis: Terhindarnya penumpukan stok barang yang berlebihan. Stok
berlebihan dapat membebani biaya penyimpanan dan menghabiskan
ruang gudang. Replenishment yang baik membantu meminimalisir
biaya pembelian dan menjaga arus kas.

6
Rumah Sakit: Mencegah pemborosan persediaan yang kadaluarsa
atau rusak. Pembelian persediaan pada waktu dan jumlah yang tepat
berdasarkan prediksi kebutuhan yang akurat membantu menekan
biaya yang tidak perlu.

Secara lebih rinci, tujuan replenishment dapat dijabarkan sebagai berikut:


1. Meningkatkan kepuasan pelanggan: Dengan ketersediaan stok
barang yang terjaga, pelanggan dapat dengan mudah menemukan
dan membeli produk yang mereka inginkan, sehingga meningkatkan
kepuasan mereka terhadap layanan bisnis.
2. Meningkatkan efisiensi operasional: Replenishment yang efektif dapat
membantu memperlancar proses produksi dan distribusi barang,
sehingga meningkatkan efisiensi operasional bisnis secara
keseluruhan.
3. Menurunkan biaya penyimpanan: Dengan menjaga tingkat persediaan
yang optimal, bisnis dapat meminimalisir biaya penyimpanan barang
yang berlebihan.
4. Meningkatkan keuntungan: Dengan mengoptimalkan biaya dan
efisiensi operasional, bisnis dapat meningkatkan keuntungannya.
5. Memperlancar pelayanan medis: Di rumah sakit, replenishment
memastikan kelancaran pelayanan medis dengan menyediakan stok
bahan medis, obat-obatan, dan peralatan kesehatan yang dibutuhkan
secara tepat waktu.
6. Meningkatkan keselamatan pasien: Dengan ketersediaan stok yang
memadai, rumah sakit dapat meminimalisir risiko penundaan atau
pembatalan operasi/prosedur medis yang dapat membahayakan
keselamatan pasien.

Replenishment di rumah sakit memiliki tujuan utama untuk menjaga


kelancaran pelayanan kesehatan dengan cara:
1. Memastikan Ketersediaan Stok:
Bahan medis: Menjaga stok bahan medis yang dibutuhkan untuk
berbagai prosedur medis, seperti alat operasi, obat-obatan, dan
perlengkapan medis lainnya.

7
Obat-obatan: Menjamin ketersediaan obat-obatan yang diresepkan
dokter kepada pasien, baik obat generik maupun obat paten.
Peralatan kesehatan: Menyediakan peralatan kesehatan yang
berfungsi dengan baik untuk mendukung prosedur medis dan
diagnosa pasien.
2. Mencegah Kekurangan Stok:
Kekurangan stok bahan medis: Dapat menunda atau bahkan
membatalkan operasi/prosedur medis, membahayakan keselamatan
pasien, dan menurunkan reputasi rumah sakit.
Kekurangan obat: Dapat menyebabkan pasien tidak mendapatkan
pengobatan yang tepat, memperpanjang waktu pemulihan, dan
meningkatkan risiko komplikasi.
Kerusakan peralatan: Dapat mengganggu proses diagnosa dan
pengobatan pasien, serta meningkatkan biaya perawatan.
3. Mengoptimalkan Biaya dan Efisiensi:
Meminimalisir pemborosan: Mencegah penumpukan stok bahan
medis, obat-obatan, dan peralatan kesehatan yang kadaluarsa atau
rusak.
Membeli pada waktu yang tepat: Membeli persediaan pada saat
harga lebih murah dan menghindari pembelian berlebihan yang
membebani biaya penyimpanan.
Memanfaatkan teknologi: Menggunakan sistem manajemen
persediaan yang terkomputerisasi untuk melacak tingkat stok,
memprediksi kebutuhan, dan memicu proses pemesanan kembali
secara otomatis.
4. Meningkatkan Kepuasan Pasien:
Pelayanan medis yang lancar: Pasien mendapatkan perawatan yang
dibutuhkan tepat waktu tanpa penundaan akibat kekurangan stok.
Ketersediaan obat: Pasien dapat memperoleh obat yang diresepkan
dokter tanpa harus menunggu lama.
Kepercayaan terhadap rumah sakit: Pasien merasa yakin bahwa
rumah sakit memiliki stok yang memadai untuk memberikan
pelayanan terbaik.

8
2.3 Manfaat Replenishment atau Pengisian Kembali Persediaan
Replenishment, secara umum, menawarkan berbagai manfaat bagi bisnis
dan organisasi, khususnya dalam hal pengelolaan persediaan. Beberapa
manfaat utama replenishment:

1. Ketersediaan Stok Terjaga:


- Memenuhi permintaan pelanggan: Replenishment memastikan
persediaan barang selalu tersedia untuk memenuhi permintaan
pelanggan. Ini meminimalisir stockout (kehabisan stok) yang dapat
mengganggu kelancaran bisnis dan kepuasan pelanggan.
- Rumah sakit: Replenishment menjamin ketersediaan stok bahan
medis, obat-obatan, dan peralatan kesehatan yang dibutuhkan
untuk kelancaran pelayanan medis.
2. Optimalisasi Biaya dan Efisiensi:
- Menghindari biaya penyimpanan berlebihan: Replenishment
membantu menjaga level persediaan yang optimal sehingga biaya
penyimpanan barang di gudang dapat ditekan.
- Mengurangi risiko barang kadaluarsa: Dengan perputaran barang
yang lancar, meminimalisir risiko penumpukan barang kadaluarsa
yang merugikan.
- Membeli pada waktu yang tepat: Replenishment memungkinkan
pembelian barang dilakukan pada saat harga lebih baik dan
menghindari pembelian berlebihan yang membebani modal
usaha.
3. Peningkatan Efisiensi Operasional:
- Bisnis: Replenishment dapat memperlancar proses produksi dan
distribusi barang.
- Rumah sakit: Replenishment membantu kelancaran pelayanan
medis dengan menghindari penundaan akibat kekurangan stok.
4. Kepuasan Pelanggan Terjaga:

9
- Bisnis: Pelanggan dapat menerima produk yang mereka inginkan
dengan cepat dan tepat waktu, meningkatkan kepuasan mereka.
- Rumah sakit: Pasien mendapatkan perawatan yang dibutuhkan
tepat waktu tanpa penundaan dan meningkatkan kepercayaan
terhadap rumah sakit.

Manfaat lain dari replenishment:


- Meningkatkan akurasi perkiraan permintaan: Dengan sistem
replenishment yang baik, data persediaan yang akurat dapat
membantu membuat perkiraan permintaan yang lebih baik di masa
mendatang.
- Meningkatkan profitabilitas: Dengan mengoptimalkan biaya dan
efisiensi operasional, bisnis dapat meningkatkan keuntungannya.
- Memperkuat hubungan dengan pemasok: Replenishment yang
terkelola dengan baik dapat membantu membangun hubungan yang
lebih kuat dan kolaboratif dengan pemasok.

Replenishment di rumah sakit menawarkan berbagai manfaat penting


untuk kelancaran pelayanan kesehatan dan kesejahteraan pasien. Berikut
beberapa poin pentingnya:
1. Menjaga Ketersediaan Stok:
- Memastikan Pelayanan Medis Lancar: Replenishment
memastikan ketersediaan stok bahan medis, obat-obatan, dan
peralatan kesehatan yang dibutuhkan untuk berbagai prosedur
medis. Hal ini meminimalisir penundaan atau pembatalan
operasi/prosedur medis akibat kekurangan stok.
- Menyelamatkan Nyawa: Dalam situasi kritis, ketersediaan stok
yang memadai dapat menyelamatkan nyawa pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera.
2. Meningkatkan Efisiensi Operasional:
- Memperlancar Proses Medis: Replenishment membantu
melancarkan proses diagnosa, pengobatan, dan perawatan
pasien dengan menghindari penundaan akibat kekurangan stok.

10
- Menghemat Waktu dan Biaya: Dengan sistem replenishment yang
efektif, staf medis dapat fokus pada pelayanan pasien tanpa
terhambat oleh masalah persediaan.
3. Meningkatkan Keselamatan Pasien:
- Mencegah Kesalahan Medis: Kekurangan stok dapat memaksa
staf medis untuk menggunakan bahan medis atau obat alternatif
yang tidak sesuai, meningkatkan risiko kesalahan medis.
Replenishment meminimalisir risiko ini.
- Menjaga Kebersihan dan Higiene: Replenishment yang terkelola
dengan baik membantu menjaga kebersihan dan higiene di
lingkungan rumah sakit, meminimalisir risiko infeksi dan
komplikasi bagi pasien.
4. Meningkatkan Kepuasan Pasien dan Keluarga:
- Pasien Mendapat Perawatan Tepat Waktu: Pasien dapat
menerima perawatan yang mereka butuhkan dengan cepat dan
tepat waktu, meningkatkan kepuasan dan rasa aman mereka.
- Meningkatkan Kepercayaan Terhadap Rumah Sakit: Rumah sakit
yang mampu menjaga ketersediaan stok dan memberikan
pelayanan yang baik akan membangun kepercayaan pasien dan
keluarga.

Replenishment membantu mengoptimalkan proses pengadaan bahan


medis, obat-obatan, dan peralatan kesehatan, sehingga meminimalisir
pemborosan dan memaksimalkan sumber daya. Replenishment yang terkelola
dengan baik dapat membantu membangun hubungan yang lebih kuat dan
kolaboratif dengan pemasok perlengkapan memadai. Replenishment yang efektif
berkontribusi pada reputasi positif rumah sakit sebagai penyedia layanan
kesehatan yang terpercaya dan berkualitas.
Kesimpulan replenishment di rumah sakit merupakan strategi penting
untuk memastikan kelancaran pelayanan kesehatan, keselamatan pasien, dan
kepuasan pasien. Manfaatnya tidak hanya berdampak pada efisiensi operasional
dan penghematan biaya, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pasien dan
reputasi rumah sakit. Penerapan replenishment yang tepat dapat membantu

11
rumah sakit mencapai tujuannya dalam memberikan pelayanan kesehatan
terbaik bagi pasien.

2.4 Metode Replenishment atau Pengisian Kembali Persediaan Barang


Dalam dunia bisnis dan manajemen persediaan, ada beberapa metode
replenishment yang umum digunakan. Masing-masing metode memiliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri, dan pemilihan metode yang tepat
tergantung pada faktor-faktor seperti jenis barang, pola permintaan, dan
biaya terkait. Berikut beberapa metode replenishment yang perlu diketahui:

1. Economic Order Quantity (EOQ):


Metode ini menggunakan pendekatan matematis untuk menentukan
jumlah optimal barang yang harus dipesan setiap kali melakukan
pemesanan kembali. EOQ mempertimbangkan biaya pesan (ordering
cost), biaya penyimpanan (holding cost), dan tingkat permintaan
(demand rate) untuk mencapai jumlah pesanan yang meminimalkan
total biaya persediaan. Metode EOQ cocok untuk barang dengan
permintaan stabil dan biaya penyimpanan yang jelas.
2. Minimum-Maximum (Min-Max):
Metode ini menetapkan dua titik kontrol persediaan: titik minimum
(reorder point) dan titik maksimum. Ketika level persediaan mencapai
titik minimum, maka akan dilakukan pemesanan kembali untuk
mencapai titik maksimum.
Metode Min-Max sederhana dan mudah diterapkan, namun
membutuhkan pengawasan stok secara berkala dan penyesuaian titik
kontrol jika pola permintaan berubah.
3. Just-in-Time (JIT):
Metode JIT bertujuan untuk meminimalisir persediaan dengan
memesan barang hanya pada saat dibutuhkan. Membutuhkan
koordinasi yang baik antara perusahaan dengan pemasok untuk
memastikan pengiriman tepat waktu. Metode JIT cocok untuk barang
dengan umur simpan pendek atau permintaan yang sulit diprediksi.

12
Namun, metode ini memiliki risiko stockout jika terjadi gangguan pada
rantai pasokan.
4. Periodic Review:

Metode ini melibatkan peninjauan level persediaan secara berkala


(mingguan, bulanan) dan melakukan pemesanan kembali
berdasarkan perkiraan permintaan untuk periode mendatang. Metode
ini cocok untuk barang dengan permintaan yang beragam atau sulit
diprediksi. Namun, metode ini membutuhkan perkiraan permintaan
yang akurat untuk menghindari stockout atau kelebihan stok.
5. Kanban:
Metode Kanban menggunakan sistem kartu visual untuk mengelola
aliran persediaan. Kartu Kanban ditempatkan pada lokasi
penyimpanan barang dan lini produksi. Ketika persediaan menipis
hingga mencapai level tertentu yang tertera pada kartu, maka akan
memicu proses pemesanan kembali. Metode Kanban efektif untuk
produksi berkelanjutan (continuous flow production) dan membantu
mengurangi kelebihan stok.

Selain metode di atas, beberapa metode replenishment lain juga bisa


digunakan, seperti:
1. Metode Forecast Based Replenishment: Menggunakan perkiraan
permintaan untuk menentukan jumlah pemesanan kembali.
2. Vendor Managed Inventory (VMI): Pemasok mengelola persediaan
barang di lokasi pelanggan.

Pemilihan metode replenishment yang tepat di rumah sakit tergantung


pada beberapa faktor, seperti:
- Jenis barang: Apakah mudah rusak? Memiliki umur simpan
pendek?
- Pola permintaan: Stabil, musiman, atau sulit diprediksi?
- Biaya: Biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya stockout.
- Struktur rantai pasokan: Keandalan pemasok, lead time
pengiriman.

13
- Kapasitas dan kapabilitas rumah sakit: Sistem informasi, sumber
daya manusia, dan ruang penyimpanan.
Penting untuk mengevaluasi berbagai metode dan memilih metode yang
paling sesuai dengan kebutuhan dan situasi rumah sakit. Selain metode di
atas, rumah sakit juga dapat menerapkan kombinasi beberapa metode atau
mengembangkan sistem replenishment yang disesuaikan dengan kebutuhan
spesifiknya.
Penerapan replenishment yang efektif di rumah sakit dapat membantu:
- Meningkatkan ketersediaan stok dan memastikan kelancaran
pelayanan kesehatan.
- Meningkatkan efisiensi operasional dan meminimalisir pemborosan.
- Meningkatkan keselamatan pasien dengan mencegah kekurangan
stok barang medis yang krusial.
- Meningkatkan kepuasan pasien dengan pelayanan yang lebih cepat
dan tepat.
- Memperkuat hubungan dengan pemasok dan mendapatkan harga
yang lebih baik.
- Menjaga reputasi rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan
yang terpercaya.
Dengan menerapkan replenishment yang tepat, rumah sakit dapat
mencapai tujuannya dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi
pasien.

2.5 Contoh Replenishment atau Pengisian Kembali Persediaan


Berikut beberapa contoh penerapan replenishment di rumah sakit:

1. Persediaan Darah:
Produk: Kantong darah berbagai golongan (A, B, AB, O) dan Rh
(positif, negatif).
Permintaan: Permintaan darah bervariasi tergantung jenis operasi,
kondisi pasien, dan situasi darurat.
Metode: Sistem Kanban dengan perkiraan berbasis data historis dan
tren musiman.

14
Proses:
Setiap ruangan perawatan dan unit gawat darurat memiliki papan
Kanban dengan kolom untuk masing-masing golongan darah dan Rh.
Ketika stok darah di ruangan/unit gawat darurat menipis, kartu
Kanban dipindahkan ke kolom "Perlu Pesan Ulang".
Petugas di unit transfusi darah melihat papan Kanban dan melakukan
pengisian ulang stok darah sesuai kebutuhan.
Perkiraan permintaan darah juga dipantau secara berkala untuk
mengantisipasi lonjakan kebutuhan di musim tertentu, seperti
menjelang libur nasional.
2. Alat Kesehatan Habis Pakai:
Produk: Jarum suntik, spuit, sarung tangan, dan alat kesehatan habis
pakai lainnya.
Permintaan: Permintaan alat kesehatan habis pakai bervariasi
tergantung jenis prosedur medis dan jumlah pasien.
Metode: Sistem Vendor Managed Inventory (VMI).
Proses:
Rumah sakit menjalin kerjasama dengan pemasok alat kesehatan
terpercaya. Pemasok bertanggung jawab untuk memantau stok alat
kesehatan di rumah sakit secara real-time melalui sistem elektronik.
Ketika stok alat kesehatan menipis, pemasok secara otomatis
melakukan pengiriman ulang tanpa perlu dipesan oleh rumah sakit.
Sistem ini membantu memastikan ketersediaan alat kesehatan yang
selalu memadai dan meminimalisir risiko stockout.
3. Obat-obatan:
Produk: Berbagai jenis obat-obatan untuk berbagai penyakit.
Permintaan: Permintaan obat-obatan bervariasi tergantung jenis
penyakit, resep dokter, dan program asuransi pasien.
Metode: Kombinasi Min-Max dan Periodic Review dengan perkiraan
berbasis data historis, pola resep dokter, dan program asuransi.
Proses:
Apotek rumah sakit memiliki sistem Min-Max untuk obat-obatan vital
dengan stok minimum yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan
minimal beberapa hari. Untuk obat-obatan lain, dilakukan review stok

15
secara berkala (mingguan/bulanan) dengan mempertimbangkan data
historis, pola resep dokter, dan program asuransi pasien.Perkiraan
permintaan obat-obatan disesuaikan dengan tren penyakit, musim,
dan kebijakan pemerintah terkait program kesehatan. Pemesanan
ulang obat-obatan dilakukan ke distributor atau apotek besar untuk
mendapatkan harga yang lebih murah dan meminimalisir biaya
penyimpanan.
4. Bahan Medis Sekunder:
Produk: Perban, kasa, kapas, dan bahan medis sekunder lainnya.
Permintaan: Permintaan bahan medis sekunder bervariasi
tergantung jenis prosedur medis dan jumlah pasien.
Metode: Sistem Kanban dengan perkiraan berbasis data historis dan
tren musiman.
Proses:
Setiap ruangan perawatan dan unit gawat darurat memiliki papan
Kanban dengan kolom untuk bahan medis sekunder. Ketika stok
bahan medis sekunder di ruangan/unit gawat darurat menipis, kartu
Kanban dipindahkan ke kolom "Perlu Pesan Ulang". Petugas di
gudang logistik melihat papan Kanban dan melakukan pengisian
ulang stok bahan medis sekunder sesuai kebutuhan. Perkiraan
permintaan bahan medis sekunder juga dipantau secara berkala
untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan di musim tertentu. Penting
untuk dicatat bahwa contoh-contoh ini hanya gambaran umum.
Penerapan replenishment di rumah sakit yang sebenarnya bisa lebih
kompleks dan disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan sumber
daya yang dimiliki oleh masing-masing rumah sakit.

Contoh Replenishment di Rumah Sakit Harapan Ibu


Misalkan Rumah Sakit Harapan Ibu membutuhkan perban kasa ukuran 10 cm x
10 cm.

Permintaan:
Rata-rata penggunaan perban kasa per hari adalah 20 buah.

16
Rumah Sakit Harapan Ibu ingin memiliki stok yang cukup untuk setidaknya 7
hari.

Sistem Persediaan Minimum-Maksimum (Min-Max):


Titik Minimum (Reorder Point): 140 buah (20 penggunaan/hari x 7 hari
persediaan).
Titik Maksimum: 280 buah (2 x titik minimum). Ketika jumlah stok perban kasa
mencapai 140 buah, maka Rumah Sakit Harapan Ibu akan melakukan
pemesanan ulang untuk mencapai kembali titik maksimum yaitu 280 buah.
Proses Replenishment:
Staf perawat mencatat penggunaan harian perban kasa.
Ketika stok mencapai titik minimum (140 buah), staf yang berwenang melakukan
pemesanan ke pemasok alat kesehatan.
Pemasok mengirimkan 140 buah perban kasa hingga stok mencapai titik
maksimum (280 buah).

Dengan sistem replenishment ini, Rumah Sakit Harapan Ibu dapat:


- Memastikan ketersediaan perban kasa selama 7 hari ke depan untuk
menangani kebutuhan pasien.
- Menghindari stockout yang dapat mengganggu pelayanan medis.
- Mencegah penumpukan stok yang berlebihan dan berpotensi kadaluarsa.
Catatan: Ini adalah contoh sederhana. Di dunia nyata, sistem replenishment
rumah sakit bisa lebih kompleks. Mereka mungkin menggunakan:
- Perkiraan permintaan yang lebih canggih: Mempertimbangkan faktor
musiman, libur nasional, atau prosedur medis tertentu yang
membutuhkan banyak perban kasa.
- Sistem Kanban: Menggunakan kartu visual untuk melacak penggunaan
perban kasa di tiap ruangan perawatan.
- Vendor Managed Inventory (VMI): Membiarkan pemasok mengelola stok
perban kasa di rumah sakit secara langsung.

BAB III
PENUTUP

17
3.1 Kesimpulan
Replenishment adalah proses pengisian kembali persediaan yang
dilakukan di berbagai sektor industri, termasuk bisnis, manufaktur, dan
logistik. Proses ini sangat penting dalam mengelola persediaan dengan
efisien dan menguntungkan. Dengan menggunakan strategi yang tepat dan
teknologi yang tersedia, bisnis dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi
biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Di rumah sakit,
replenishment juga dilakukan untuk menyediakan kembali stok barang medis
dan farmasi di gudang. Tujuannya adalah untuk menjaga persediaan barang
selalu optimal agar kebutuhan pasien terpenuhi. Proses ini melibatkan
perencanaan, pemesanan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, dan
monitoring. Rumah sakit biasanya memiliki sistem replenishment yang
terstruktur dengan melibatkan departemen farmasi, logistik, dan medis.
Sistem ini menggunakan metode untuk melacak persediaan, memprediksi
kebutuhan masa depan, dan memicu pemesanan kembali.
Replenishment menawarkan manfaat penting bagi bisnis dan organisasi,
terutama dalam pengelolaan persediaan. Manfaat utama replenishment
meliputi memenuhi permintaan pelanggan dan menjaga ketersediaan stok,
mengoptimalkan biaya dan efisiensi operasional, meningkatkan efisiensi
operasional, dan menjaga kepuasan pelanggan. Dalam konteks rumah sakit,
replenishment penting untuk memastikan ketersediaan stok persediaan
medis, memperlancar proses medis, dan meningkatkan keselamatan dan
kepuasan pasien.
Sebagai contoh, Rumah Sakit Harapan Ibu dapat menggunakan sistem
persediaan minimum-maksimum (Min-Max) untuk perban kasa ukuran 10 cm
x 10 cm. Rata-rata penggunaan perban kasa per hari adalah 20 buah dan
rumah sakit ingin memiliki stok untuk 7 hari. Titik minimum adalah 140 buah
dan titik maksimum adalah 280 buah. Ketika stok mencapai titik minimum,
rumah sakit akan melakukan pemesanan ulang.
Dengan sistem replenishment ini, Rumah Sakit Harapan Ibu dapat
memastikan ketersediaan perban kasa, menghindari stockout, dan mencegah
penumpukan stok berlebihan.
3.2 Saran

18
Replenishment di rumah sakit sangat penting untuk memastikan kelancaran
pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien. Berikut beberapa saran untuk
meningkatkan sistem replenishment di rumah sakit:

1. Analisa Kebutuhan dan Klasifikasi Barang:


- Identifikasi produk: Kenali produk yang perlu dikelola melalui
sistem replenishment, seperti obat-obatan, alat kesehatan habis
pakai, bahan medis sekunder, dan darah.
- Klasifikasi produk: Kelompokkan produk berdasarkan karakteristik
permintaan (stabil, fluktuatif, musiman) dan jenis produk (vital,
non-vital).
- Pertimbangkan faktor khusus: Perhitungkan faktor seperti umur
simpan obat, ketersediaan pemasok, dan kebutuhan darurat
dalam klasifikasi produk.
2. Pilih Metode Replenishment yang Tepat:
Sesuaikan dengan jenis produk dan pola permintaan:
- Min-Max: Cocok untuk produk vital dengan permintaan stabil,
seperti obat-obatan esensial dan alat kesehatan kritis.
- Periodic Review: Dapat digunakan untuk produk dengan
permintaan beragam, seperti obat-obatan non-esensial dan bahan
medis sekunder.
- Kanban: Efektif untuk mengelola stok di ruangan perawatan dan
unit gawat darurat.
- Vendor Managed Inventory (VMI): Membantu menjalin kerjasama
erat dengan pemasok terpercaya untuk produk dengan demand
tinggi.
- Evaluasi sumber daya: Sesuaikan metode dengan keterbatasan
sumber daya manusia, sistem informasi, dan kapasitas
penyimpanan.
3. Manajemen Data Persediaan dan Perkiraan Permintaan:
- Sistem informasi terintegrasi: Gunakan sistem informasi yang
terintegrasi antara gudang, apotek, dan unit perawatan untuk
memantau stok secara real-time.

19
- Perkiraan permintaan yang akurat: Analisa data historis, tren
musiman, pola penyakit, dan program asuransi pasien untuk
membuat perkiraan permintaan yang tepat.
- Pertimbangan faktor eksternal: Perhitungkan faktor eksternal
seperti kebijakan pemerintah, bencana alam, dan wabah penyakit
dalam perkiraan permintaan.
4. Penerapan dan Monitoring:
- Standar prosedur replenishment: Buat standar prosedur
replenishment yang jelas dan mudah dipahami oleh semua staf
yang terlibat.
- Pelatihan dan edukasi: Berikan pelatihan dan edukasi kepada staf
terkait sistem replenishment, termasuk cara menggunakan sistem
informasi dan memahami metode replenishment yang diterapkan.
- Monitoring dan evaluasi: Pantau kinerja sistem replenishment
secara berkala dan lakukan evaluasi untuk mengidentifikasi
potensi masalah dan melakukan perbaikan.
5. Kolaborasi dan Komunikasi:
- Komunikasi antar tim: Pastikan komunikasi yang baik antara tim
terkait replenishment, seperti staf apotek, gudang, bagian
pembelian, dan tim medis.
- Kerjasama dengan pemasok: Jalin kerjasama erat dengan
pemasok untuk memastikan kelancaran arus barang dan
mendapatkan informasi terbaru terkait produk.
- Keterlibatan tim medis: Libatkan tim medis dalam proses
replenishment, terutama dalam menentukan jenis dan jumlah
obat-obatan serta alat kesehatan yang dibutuhkan.
6. Memanfaatkan Teknologi:
- Software manajemen persediaan: Gunakan software yang
dirancang khusus untuk rumah sakit untuk mengelola stok,
memesan ulang barang, dan menghasilkan laporan.
- Teknologi RFID: Terapkan teknologi RFID untuk melacak
pergerakan barang dan mengoptimalkan proses replenishment.

20
- Sistem AI dan Machine Learning: Gunakan sistem AI dan Machine
Learning untuk menganalisa data permintaan dan memprediksi
kebutuhan di masa depan.
Dengan menerapkan saran-saran ini, rumah sakit dapat mengembangkan
sistem replenishment yang efektif dan efisien. Sistem yang baik akan membantu
dalam menjaga ketersediaan stok barang medis, obat-obatan, dan alat
kesehatan, meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya persediaan,
meningkatkan pelayanan, dan mencapai tujuan utama rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien. Penting untuk diingat
bahwa tidak ada solusi universal untuk replenishment di rumah sakit. Metode
dan strategi yang diterapkan harus disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan
sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing rumah sakit.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://journal-nusantara.com/index.php/JIM/article/view/1963
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/engineering/
article/view/2256
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awr49vr0Kylm.dkCF6hXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzMEdnRpZAME
c2VjA3Ny/RV=2/RE=1715183861/RO=10/RU=https%3a%2f%2frepositori.uin-
alauddin.ac.id%2f21936%2f1%2fANDI%2520MERIAM_70200117096.pdf/
RK=2/RS=JuqsMCMgpX.aB0WTmMFYSXXz86c-
https://search.yahoo.com/search?
fr=mcafee&type=E210US885G0&p=latar+belakang+manajemen+logistic+rumah
+sakit

22

Anda mungkin juga menyukai