Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN LOGISTIK

“Penganggaran Manajemen Logistik”

OLEH:

Kelompok 2

Fitri (1810104077)
Efrida Yenti (1810104041)
Telzi Karmila (1810104033)
Noor Syafikah (1810104024)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) ALIFAH PADANG

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Penganggaran Manajemen Logistik”,
yang mana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen
logistic.
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan
keterbatasan pengetahuan penyusun, serta sumber yang penyusun miliki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di harapkan untuk perbaikan penyusunan
selanjutnya.

Solok Selatan, 03 Desember 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pengertian Manajemen Logistik.............................................................
B. Fungsi Manajemen Logistik....................................................................
C. Rencana Penganggaran Logistik Rumah Sakit.......................................
D. Alur Penganggaran Rumah Sakit............................................................
E. Anggaran Logistik Rumah Sakit.............................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan POAC (planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Roymond, 2009) .
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen
juga merupakan proses pengumpulan dan mengorganisasi sumber-sumber dalam
mencapai tujuan (melalui kerja orang lain) yang mencerminkan dinamika suatu
organisasi.tujuan ditetapkan berdasarkan misi, filosofi dan tujuan organisasi. proses
manajemen meliputi kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan
organisasi, pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia, fisik, dan
teknologi. Semua perawat yang terlibat dalam manajemen keperawatan dianggap perlu
memahami misi, Filosofi dan tujuan pelayanan keperawatan serta kerangka konsep
kerjanya.
Manajemen logistik adalah serangkaian kegiatan taua perencanaan,
perorganisasian pengawaasan terhadap kegiatanpengadaan, pencataan, pendistribusian,
penyimpanan, pemeliharaan, dan penguanaan logistik guna mendukung produktifitas dan
efisiensi dalam upaya pencapain tujuan organisasi.
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan didukung oleh pengelolaan factor-faktor
antara lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan yang seimbang
dan baik dari kelima factor tersebut akan memberikan kepauasan kepada kostumer baik
kostumer internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah terakreditasi seharusnya
telah memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk lima factor tersebut. Pada
kesempatan ini, akan membahas secara khusus tentang pengelolaan Material atau logistic
keperawatan.
 Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari
manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi
antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga
mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat
yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien
sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat
skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas.
Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan pemborosan,
kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki dampak kepada
pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit (Syafrudin 2009).
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit
dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik,
peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.

B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana penganggaran manajemen
logistik.

C. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Pengertian Manajemen Logistik
2. Fungsi Manajemen Logistik
3. R e n c a n a p e n g a n g g a r a n l o g i s t i c r u m a h s a k i t
4. A l u r p e n g a n g g a r a n r u m a h s a k i t
5. Anggaran logistik rumah sakit.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Logistik
Logistik adalah segala sesuatu atau benda yang berwujud dan dapat diperlakukan
secara fisik, baik yang digunakan  untuk menyelenggarakan kegiatan pokok maupun
kegiatan penunjang dalam organisasi ( Donald, 2006).
Nama lain logistik : perbekalan, barang, material, peralatan, perlengkapan,
saranan, dan prasarana.
Manajemen logistik adalah serangkaian kegiatan taua perencanaan,
perorganisasian pengawaasan terhadap kegiatanpengadaan, pencataan, pendistribusian,
penyimpanan, pemeliharaan, dan penguanaan logistik guna mendukung produktifitas dan
efisiensi dalam upaya pencapain tujuan organisasi (Syafrudin 2009).

B. Fungsi Manajemen Logistik


Menurut Syafrudin (2009), Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema
siklus kegiatan logistik sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan
menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah
merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua
calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di
masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007). Subagya menyatakan
perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan,
pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara
terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman
tindakan
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya
sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh
perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem
monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan
balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pencapaian tujuan ( Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara
pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh
kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi.

Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:


a. Rencana jangka panjang (Long range)
b. Rencana jangka menengah (Mid range)
c. Rencana jangka pendek (Short range)

2. Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk
merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala
standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari).
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi
perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan
besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-
hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut
merupakan anggaran yang reliable.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang
kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya
keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali
dalam keadaan terpaksa.
Pengaturan keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit akan sangat
membantu kegiatan.
Dalam menyususan anggaran terdapat beberapa hal yang harus di
perhatikan antara lain adalah:
a. Peraturan–peraturan terkait
b. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan teknologi
c. Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
d. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan
logistic
Sumber anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada
institusi yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit
Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi (Bappenas,
Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit
swasta sumber anggaran berasal dari  Dana Subsidi (Yayasan dan Donatur),
Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak ketiga (Mustikasari).
Alokasi anggaran  logistik Rumah Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk obat-
obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan
makanan, alat kebersihan dan suku cadang.

3. Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan
memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan
menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk
dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-
batas efisiensi. Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan
kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan
atau telah disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi
didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk
kepentingan organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan
fungsi pengadaan adalah:
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian ( hibah )
e. Penukaran
f. Pembuatan
g. Perbaikan

4. Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan
pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. Penyimpanan berfungsi
untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi
sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya.
Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan
penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah: Kualitas barang dapat
dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih
mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor – faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan
adalah:
a. Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung
barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
 Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi
roda dll.
 Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.

c. Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan
ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d. Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan,
cara pengambilan barang, pengawetan dll.
e. Penggunaan alat bantu
f. Pengamanan dan keselamatan
g. Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan,
gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.

5. Fungsi Penyaluran (Distribusi)


Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk
mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya  (Subagya:
1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain:
a. Proses Administrasi
b. Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c. Proses pengeluaran fisik barang
d. Proses angkutan
e. Proses pembongkaran dan pemuatan
f. Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan

Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran


merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

6. Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari
pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku. Alasan penghapusan barang antaralain:
a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi
yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
b. Teknis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya.
Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat
diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu
suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang
ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap
atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak
dapat dipergunakan lagi.
c. Surplus dan ekses
d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara

7. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian,
pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang
sedang atau telah berlangsung. Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
a. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi
dan prosedur lain.
b. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna
mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya
pelaksanaan dari rencana
c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam
rangka pencapaian tujuan
d. Melakukan supervise

C. R e n c a n a P e n g a n g g a r a n L o g i s t i k R u m a h S a k i t
Ketika rumah sakit berupa menjadi suatu Badan Layanan
Umum (BLU), maka mekanisme keuangannya tentu mengalami
perubahan yang sangat mendasar, berbagai kebijakan dalam
mengatur pola pengelolaan keuangan rumah sakit telah
banyak diterbitkan. Badan Layanan Umum (BLU) ini adalah
instansi di lingkungan pemerintah pusat, yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan jasa yang dijual tanpa mengutamakan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip – prinsip
efisien dan [roduktifitas.
Seperti halnya sebuah organisasi atau unit kerjalainnya,
maka rumah sakit yang dalam hal ini sudah menjadi BLU,
melakukan penyusunan anggaran pada setiap periode tertentu
dalam rangka untuk membiayai seluruh operasional pelayanan
kesehatan. Pada setiap BLU ada yang dinamakan rencana
bisnis dan anggaran atau disingkat menjadi RBA. RBA adalah
suatu dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan,
yang berisi program, bisnis, target kinerja serta anggaran
dari BLU yang bersangkutan.
BLU juga menyusun rencana strategis bisnis untuk kurun
waktu 5 (lima) tahunan dengan mengacu pada rencana
strategis kementrian Negara/lembaga (Renstra-KL). Dari
rencana lima tahunan itulah dilakukan breakdown menjadi
rencana tahunan, dan disusun berdasarkan basis kinerja dan
perhitungan akuntasi biaya menurut jenis layanan. Selain itu
juga memperhitungkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan
yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat (sebagai
jasa layanan kesehatan), dari badan lain dan APBN.
RBA yang bersumber dari pendapatandisusun menjadi
pola fleksibelitas (flexible budget) dengan suatu ambang
batas tertentu, dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan
operasional BLU. Ketika RBA yang dilampiri juga usulan
standar pelayanan minimum dan biaya dari keluaran (output)
yang telah dihasilkan, telah siap, maka pimpinan BLU
mengajukan kepada mentri/pimpinan lembaga untuk dibahas
sebagai bagian dari RKA-KL. RBA yang telah disetujui
mentri/pimpinan lembaga, selanjutnya diajukan kepada mentri
keuangan dirjen anggaran, sebagai bagian dari RKKA-KL.
Hasil kajiam atas RBA akan menjadi dasar dalam rangka
pemprosesan RKA-KL sebagai bagian dari mekanisme
pengajuan dan penempatan APBN departemen/lembaga.
Setelah APBN ditetapkan, maka RBA BLU akan menjadi
RBA definitive tetntunya setelah dilakukan penyesuaian
seperlunya. RBA definitive selanjutnya akan digunakan
sebagai acuan dalam menyusun DIPA-BLU untuk diajukan
kepada Menkeu Cq dirjen perbendaharaan. DIPA-BLU ini
akan berisi seluruh pendapatan dan belanja, proyeksi harus
kas jumlah dan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan,
rencana penarikan dana yang bersumber dari APBN serta
besarab presentasi dari ambang batas dari fleksibel budget
tersebut. DIPA-BLU ini selambat-lambatnya diterima pada
tanggal 31 Desember tentunya setelah disahkan oleh Menkeu
cq ditjen perbendaharaan.

Berdasarkan hal tersebut, maka pimpinan BLU selaku


kuasa pengguna anggaran mengajukan surat perintah
membayar langsung (SPM-LS) kepada kantor pelayanan
perbendaharaan Negara (KPPN) untuk digunakan sebagai
operasional kegiatan, antara lain gaji pegawai, belanja
barang dan belanja modal. Pendapatan yang diperoleh BLU
dari hasil jasa pelayanan dari masyarakat, hibah tidak terikat
sertahasil kerja sama BLU dengan pihak lain/hasil usaha
lainnya dapat langsung dikelola untuk membiayai belanja
operasional BLU. Pertanggung jawaban untuk itu adalah
setiap triwulan BLU membuat SPM pengesahan dan
disampaikan ke KPPN, dilampiri dengan surat pernyataan
tanggung jawab belanja, disertai kuitansi pengeluaran secara
kumulatif yang ditanda tangani oleh pimpinan BLU.
D. Alur Penganggaran Logistik Rumah Sakit

Renstra Renstra KL
BLU 5th 5th
Menkeu

DIPA
BLU
APBN

RBA Menteri/pimp RKA


Lemb KL

E. Anggaran Logistik Rumah Sakit


Dalam dokumen DIPA-BLU dapat secara garis besar 3, yaitu:

No Jenis Pengeluaran Uraian


1 Belanja Pegawai Digunakan untuk membayar gaji, tunjangan,
lembur dll yang berhubungan dengan pegawai
2 Belanja barang Digunakan untukbelanja alat/ barang yang
dipakai sebagai operasional kegiatan rutin
dalam rangka pelkes
3 Belanja modal Digunaka untuk belanja alat/barang yang
mengakibatkan alat/barang tersebut akan
menjadi asset/barang inventaris BLU

Alokasi anggaran logistic Eumah Sakit 40-50% dalambentuk obat dan farmasi,
alat tulis kantor, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dansuku cadang.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendapatan BLU harus sesuai dengan jumlah anggaran BLU yang akan
dikeluarkan. Namun jika jumlah atau besarnya anggaran melampaui perkiraan besarnya
pendapatan, maka harus diadakan upaya untuk meningkatkan pendapatan dan atau
meningkatkan efisiensi, oleh karena itu perlu dilakukan analisa kembali, belanja apa saja
yang bisa dikurangi atau dihilangkan.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penyusun sampaikan dan presentasikan.
Tentunya dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan yang
perlu dibenahi, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari dosen dan para
audien sangat penyusun harapkan guna memperbaiki makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/mobile/yonesputra90/konsep.anggaran

http://rsmybengkulu.blogspot.co.id/2009/02/manajemenlogistik.html
Imron TA Moch, DRS, MM.Manajemen Logistik Rumah Sakit.Sagung Seto.Jakarta 2009

Anda mungkin juga menyukai